Pengantar Mitigasi Bencana Geologi
Pengantar Mitigasi Bencana Geologi
GEMPABUMI 2
2.1 Pendahuluan
Gempabumi adalah getaran dalam bumi yang terjadi sebagai akibat dari
terlepasnya energi yang terkumpul secara tiba-tiba dalam batuan yang mengalami
deformasi. Gempabumi dapat didefinisikan sebagai rambatan gelombang pada masa
batuan/tanah yang berasal dari hasil pelepasan energi kinetik yang berasal dari
dalam bumi. Sumber energi yang dilepaskan dapat berasal dari hasil tumbukan
lempeng, letusan gunungapi, atau longsoran masa batuan/tanah. Hampir seluruh
kejadian gempa berkaitan dengan suatu patahan, yaitu satu tahapan deformasi batuan
atau aktivitas tektonik dan dikenal sebagai gempa tektonik. Sebaran pusat-pusat
gempa (epicenter) di dunia tersebar di sepanjang batas-batas lempeng (divergent,
convergent, maupun transform), oleh karena itu terjadinya gempabumi sangat berkaitan
dengan teori Tektonik Lempeng.
33
MITIGASI BENCANA 201
GEMPABUMI 2
aktif dengan beberapa bangunan rumah sebelum terjadi gempa. Pada kondisi ini
batuan berada dalam keadaan tegang (strained). Gambar bagian tengah menjelaskan
saat terjadi pergeseran disepanjang jalur
34
patahan yang diakibatkan oleh gaya yang bekerja dengan arah yang berlawanan dan
energi yang terhimpun di dalam masa batuan akan dilepas dan merambat kesegala
arah sebagai gelombang longitudinal (gelombang P) dan gelombang transversal
(gelombang S). Rambatan gelombang yang menjalar didalam batuan inilah yang
menghancurkan bangunan bangunan yang ada disekitarnya. Gambar bagian bawah
mengilustrasikan kondisi setelah terjadi gempa dimana batuan kembali berada pada
keadaan seperti semula.
Intensitas dan magnitude gempa yang terjadi di permukaan bumi dapat diketahui
melalui alat seismograf, yaitu suatu alat pencatat getaran seismik yang sangat
peka yang ditempatkan diberbagai lokasi di bumi. Alat seismograf akan mencatat
setiap getaran seismik yang sampai ke alat tersebut. Pada gambar 2-3 diperlihatkan
bagaimana alat seismograf mencatat gelombang seismik melaui suatu bandul yang
digantung pada pegas dan dilengkapi dengan jarum pena sebagai alat pencatat getaran
seismik diatas kertas yang ada pada tabung silinder yang berputar. Pusat gempa dapat
diketahui dengan cara menghitung selisih waktu tiba dari gelombang P dan
gelombang S,
sedangkan untuk mengetahui lokasi dari epicenter gempa melalui perpotongan 3 lokasi
alat seismograf yang mencatat getaran seismik tersebut (gambar 2-4). Untuk
menentukan magnitute gempa didasarkan atas besarnya amplitudo gelombang seismik
yang tercatat pada alat seismograf.
Skala Richter adalah satuan yang dipakai untuk mengukur besarnya magnitute
gempa. Satuan besaran gempa berdasarkan satuan skala Richter adalah 1 hingga
10. Satuan intensitas dan magnitute gempabumi dapat juga diukur berdasarkan
dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh getaran gelombang seismik dan satuan ini
dikenal dengan satuan Intensitas Modifikasi Mercalli (MMI), nilai satuan ini berkisar
dari 1 s/d 12 (lihat Tabel 2-1).
Bencana gempa yang secara langsung terasa dan berdampak sangat serius
adalah runtuhnya bangunan-bangunan yang disebabkan oleh getaran/guncangan
gempa yang merambat pada media batuan/tanah. Pada umumnya bangunan-bangunan
yang berada diatas lapisan batuan yang padat (firm) dampaknya tidak terlalu parah
bila dibandingkan dengan bangunan-bangunan yang berada diatas batuan sedimen
jenuh. Gambar 2-6 menunjukkan bangunan yang roboh akibat goncangan gempa yang
merusak kota San Francisco pada tahun 1906 adalah gempa yang epicenter-nya berada
di sepanjang jalur patahan (sesar) San Andreas dan bagian dari segmen lepas pantai
yang terletak
disisi luar Golden Gate merupakan segmen yang bertanggung jawab terhadap kerusakan
kota San
Francisco.
Berbagai jenis luncuran dan longsoran tanah umumnya dapat terjadi bersamaan
dengan terjadinya gempa. Hampir semua longsoran tanah dapat terjadi pada radius 40
km dari pusat gempa (epicenter) dan untuk gempa yang sangat besar dapat mencapai
radius 160 km dan salah satu contoh adalah gempabumi Alaska tahun 1964 yang
memicu terjadinya longsoran-longsoran tanah
yang terletak jauh dari epicenter gempa. Pada dasarnya getaran gempa lebih
bersifat sebagai pemicu terjadinya longsoran atau gerakan tanah. Dalam hal ini
gempa bersifat meng-induksi terjadinya gerakan tanah, sedangkan longsoran dan
gerakan tanah baru akan terjadi apabila daya ikat antar butiran lemah, kejenuhan
batuan/sedimen, porositas dan permiabilitas batuan/tanah tinggi.
Gambar 2-7 Gempa California tahun 1995 yang menyebabkan longsoran tanah
4.
Kebakaran
Kerusakan yang utama dan sering terjadi pada saat terjadinya gempabumi adalah
bahaya kebakaran. Hampir sembilan puluh persen kerusakan yang terjadi di kota San
Francisco pada tahun
1906 adalah disebabkan oleh kebakaran yang berasal dari material bahan bangunan
yang mudah terbakar, kerusakan peralatan yang berkaitan dengan listrik serta pecah
dan patahnya saluran pipa gas, listrik, dan air. Pada umumnya gempa meng-induksi api
yang berasal dari putusnya saluran listrik, gas, dan pembangkit listrik yang sedang
beroperasi yang pada akhirnya menyebabkan kebakaran.
Regim air bawah tanah dapat mengalami perubahan oleh perpindahan yang
disebabkan oleh sesar atau oleh goncangan. Contoh kasus dari perubahan air bawah
tanah adalah gempa yang terjadi disepanjang suatu patahan yang mengakibatkan
terjadinya offset batuan di kedua sisi permukaan tanah dan aliran air bawah tanah di
wilayah Santa Clara County, California, yaitu suatu wilayah yang terletak di bagian
selatan teluk San Francisco. Dalam kasus ini kipas aluvial yang sangat luas yang
terletak di Alameda Creek mengalami offset/perpindahan sejauh 2 km ke arah barat
perbukitan. Gawir yang terbentuk oleh sesar setinggi 8 meter menutup saluran-saluran
sungai yang menuju ke teluk San Francisco sehingga membentuk kolam-kolam yang
sangat luas. Patahan ini juga berimbas pada air yang berada dibawah tanah, offset yang
terjadi pada batuan yang berada di bawah tanah telah menyebabkan lapisan batuan
yang permeabel tertutup oleh lapisan batuan impermeabel sehingga mengakibatkan
daerah yang berada diantara gawir dan perbukitan mendapat air bawah tanah yang
melimpah sebaliknya daerah yang lain sedikit menerima air bawah tanah.
7. Tsunami
Tsunami adalah suatu pergeseran naik atau turun yang terjadi secara tiba-tiba
pada dasar samudra pada saat terjadi gempabumi bawah laut, kondisi ini akan
menimbulkan gelombang laut pasang yang sangat besar yang lazim disebut tidal
waves. Tsunami berasal dari bahasa Jepang. "tsu" berarti pelabuhan, "nami" berarti
gelombang sehingga secara umum diartikan sebagai pasang laut yang besar di
pelabuhan. Istilah tsunami telah digunakan secara luas, baik untuk gelombang pasang
(tidal waves) maupun gelombang yang disebabkan oleh gempabumi atau yang
lebih dikenal dengan istilah seismic sea waves.
Tsunami dapat diartikan sebagai gelombang laut dengan periode panjang yang
ditimbulkan oleh gangguan impulsif dari dasar laut. Gangguan impulsif tersebut
bisa berupa gempa bumi tektonik, erupsi vulkanik atau longsoran? Kecepatan
tsunami yang naik ke daratan berkurang menjadi sekitar 25-100 Km/jam. Ketinggian
tsunami yang pernah tercatat terjadi di Indonesia adalah
36 meter yang terjadi pada saat letusan gunung api Krakatau tahun 1883.
1. Gelombang air laut datang secara mendadak dan berulang dengan energi yang sangat
kuat.
2. Kejadian mendadak dan pada umumnya di Indonesia didahului dengan gempa bumi
besar dan susut laut.
3. Terdapat selang waktu antara waktu terjadinya? gempa bumi sebagai sumber
tsunami dan waktu tiba tsunami di pantai mengingat kecepatan gelombang gempa
jauh lebih besar dibandingkan kecepatan tsunami.
4. Metode pendugaan secara cepat dan akurat memerlukan teknologi tinggi.
5. Di Indonesia pada umumnya tsunami terjadi dalam waktu kurang dari 40
menit setelah terjadinya gempa bumi besar di bawah laut?
1. Diawali dengan terjadinya gempa yang disertai oleh pengangkatan sebagai akibat
kompresi.
2. Gelombang bergerak keluar ke segala arah dari daerah yang terangkat
3. Panjang gelombang berkurang tetapi tingginya meningkat saat mencapai bagian
yang dangkal, kemudian melaju ke arah darat dengan kecepatan +/-100 km/jam
setelah sebelumnya surut dulu untuk beberapa saat (gambar 2-9).
Gambar 2-10 s/d 2-12 memperlihatkan pembentukan, sebaran, dan dampak dari gelombang
tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 dengan pusat gempa berada disebelah barat
pantai Sumatra, propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Adanya tsunami tidak bisa diramalkan dengan tepat kapan terjadinya, akan tetapi
kita bisa menerima peringatan akan terjadinya tsunami sehingga kita masih ada waktu
untuk menyelamatkan diri. Sebesar apapun bahaya tsunami, gelombang ini tidak
datang setiap saat. Janganlah ancaman bencana alam ini mengurangi kenyamanan
menikmati pantai dan lautan. Namun jika berada di sekitar pantai, terasa ada
guncangan gempa bumi, air laut dekat pantai surut secara tiba-tiba sehingga dasar laut
terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yang tinggi (perbukitan atau bangunan tinggi)
sambil memberitahukan teman-teman yang lain. Jika sedang berada di dalam perahu
atau kapal di tengah laut serta mendengar berita dari pantai telah terjadi tsunami,
jangan mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut. Jika gelombang pertama telah
datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerah yang rendah. Biasanya
gelombang berikutnya akan menerjang. Jika gelombang telah benar-benar mereda,
lakukan pertolongan pertama pada korban.
Mitigasi bencana gempabumi adalah hal yang paling sulit diatasi, hal ini
dikarenakan berbagai faktor yang sangat komplek seperti:
i. Interval kejadian yang tidak pasti. Karena interval kejadian gempa yang
tidak pasti disepanjang suatu patahan sehingga menyulitkan dalam perencanaan.
Data yang sangat minim akan menyulitkan dalam penyesuaian peruntukan lahan
secara spesifik serta dalam pembuatan aturan yang berkaitan dengan pemanfaatan
lahan di sekitar dan di sepanjang suatu patahan. Peraturan yang dibuat dengan data
yang sangat minim secara politis akan sulit memperoleh dukungan.
ii. Penetapan lebar zona patahan. Di perbagai instansi, data tentang lebar suatu
zona patahan dapat berbeda beda. Tanpa suatu dasar yang pasti maka untuk
memprediksi patahan mana yang berikutnya yang akan bergerak/patah sangat sulit
dilakukan, sehingga penyesuaian peruntukan lahan dan penyusunan aturan yang
berkaitan dengan lahan juga menjadi sulit dipertahankan.
iii. Bangunan yang sudah terlanjur ada. Pembangunan yang dilaksanakan di tempat
tempat yang berdekatan dengan zona patahan dan disepanjang jalur patahan akan
sulit dilarang dan untuk menyadarkan masyarakat agar tidak melakukan
pembangunan di tempat tempat tersebut akan menjadi sia-sia, hal ini disebabkan
karena pemerintah / lembaga yang berwenang tidak memiliki data yang memadai dan
akurat terhadap kemungkinan bencana yang mungkin terjadi.
Berkaitan dengan ketidak pastian dan waktu terjadinya gempa, maka bencana
gempa harus diposisikan dalam perhitungan dan pengambilan keputusan yang tepat
didasarkan atas data-data yang tersedia. Oleh karena itu untuk bangunan bangunan,
seperti perumahan, rumah sakit, sekolahan dilarang dibangun di zona patahan. Untuk
itu diperlukan suatu peraturan yang melarang warga masyarakat membangun
bangunan di tempat tempat yang berada di zona patahan aktif.
Dalam persitiwa bencana alam gempa bumi dapat menimbulkan bencana ikutan
seperti tanah longsor seperti di Garut, tsunami di Aceh dan kebakaran di San
Francisco AS. Jadi sistem komunikasi dan peringatan dini bertujuan untuk menilai
efektivitas sebuah informasi peramalan potensi bencana dapat
dikomunikasikan hingga ke tingkat komunitas yang terancam. Sehingga saat
terjadi sebuah bencana komunitas memiliki waktu untuk menyelamatkan aset-aset
kehidupannya. Tantangan yang seringkali muncul dalam sistem peringatan dini adalah
bagaimana menterjemahkan informasi teknis menjadi informasi yang mudah diterima
dan dipahami oleh masyarakat, sehingga masyarakat dapat bertindak pada saat yang
tepat. Tantangan tersebut sebenarnya dapat di reduksi melalui keterlibatan komunitas
yang terancam dan pihak yang berwenang dalam memberikan informasi tersebut.
Untuk itu maka sebuah sistem informasi peringatan dini harus memiliki parameter
sebagai berikut: pertama menjangkau sebanyak mungkin anggota masyarakat, kedua
segera, ketiga tegas, jelas dan tidak membingungkan dan keempat bersifat resmi
atau disepakati oleh semua pihak. Sistem peringatan dini biasanya melalui jalur
komunikasi yang menginformasikan ramalan ancaman dari suatu lembaga yang
berwenang hingga ke satuan kelompok masyarakat terkecil. Penyampaian informasi
peringatan dini harus mempertimbangkan hal-hal:
Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang
dapat dijadikan pegangan di manapun anda berada.
1. Di dalam rumah
Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus
mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah ke bawah
meja untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak
memiliki meja, lindungi kepala anda dengan bantal. Jika anda sedang menyalakan
kompor, maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.
2. Di sekolah
Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan
panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke
pintu, carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang dan pohon.
3. Di luar rumah
Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah
perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca
dan papan-papan reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan, tas
atau apapun yang anda bawa.
6. Di kereta api
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh
seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti
penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta
atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
7. Di dalam mobil
Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda
gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah
mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan dan
berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka keluarlah
dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
8. Di gunung/pantai
Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat
aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan
getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang
tinggi.
9. Beri pertolongan
Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempa bumi
besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan
datang ke tempat kejadian, maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama
kepada orang-orang yang berada di sekitar anda.