01 GDL Ratihswari 549 1 Skripsi H PDF
01 GDL Ratihswari 549 1 Skripsi H PDF
SKRIPSI
untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Oleh :
Ratih Swarihadiyanti
NIM. S10036
SKRIPSI
untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Oleh :
Ratih Swarihadiyanti
NIM. S10036
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME, yang selalu
Instrumental Dengan Musik Klasik Terhadap Nyeri Saat Wound Care Pada
menyelesaikan proposal ini. Oleh karena itu, atas selesainya skripsi ini tidak lupa
1. Dra Agnes Sriharti M.Si selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta
bimbingan, arahan, dan saran dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.
hingga selesai.
5. Segenap dosen Prodi S-1 dan Staf pengajar STIKes Kusuma Husada
iv
6. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr.Soediran Mangun Sumarso
penelitian.
7. Adi, S.Kep selaku kepala ruang rawat inap mawar RSUD dr.Soediran
9. Kedua Orang Tua yang telah memberikan semangat, dorongan, dan doa
10. Teman-teman prodi S-1 yang telah memberikan dorongan baik material dan
masih jauh dari kesempurnaan, maka dengan ini penulis mengharapkan saran dan
Peneliti
v
DAFTAR ISI
vi
3.4. Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran ...... 43
3.5. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data....................... 43
1.5.1. Alat Penelitian ......................................................... 43
1.5.2. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................... 45
1.5.3. Cara Pengumpulan Data .......................................... 46
3.6. Teknik Pengolahan dan Analisa Data .................................. 48
3.6.1. Tehnik Pengolahan Data .......................................... 48
3.6.2. Analisa Data............................................................. 49
3.7. Etika Penelitian .................................................................... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Hasil 52
4.1.1. Karakteristik Responden 52
4.1.2. Analisa Univariat 54
4.1.3. Analisa Bivariat ....................................................... 57
BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN
5.1. Nyeri Post Op Terapi Musik Instrumental .......................... 58
5.2. Nyeri Post Op Terapi Musik Klasik .................................... 60
5.3. Pengaruh Musik Instrumental Dan Musik Klasik ............... 61
5.4. Keterbatasan Penelitian 63
BAB VI PENUTUP
6.1. Simpulan 64
6.2. Saran 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
No
Gambar Judul Gambar Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Mangun Sumarso
Wonogiri
x
Lampiran 19 :Data Responden Penelitian
Lampiran 23 :Dokumentasi
xi
DAFTAR SINGKATAN
xii
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2014
Ratih Swarihadiyanti
Abstrak
Terapi musik adalah suatu terapi yang menggunakan musik yang bertujuan
untuk berbagai masalah dalam aspek fisik, psikologis, kognitif dan kebutuhan
sosial, sedangkan nyeri merupakan masalah psikologis. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh musik instrumental dan musik klasik terhadap nyeri
saat wound care pada pasien post op .
Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksprimen dengan
menggunakan post only without control design group. Besar sampel 40
responden, menggunakan analisa data u mann whitney. Berdasarkan hasil
penelitian kelompok terapi musik instrumental sebagian besar responden
mengalami nyeri ringan 75% sedangkan kelompok terapi musik klasik mengalami
nyeri sedang 60%. Hasil dari uji bivariat menunjukkan nilai p 0.017 sehingga ada
pengaruh pemberian terapi musik instrumental dan musik klasik terhadap nyeri
saat wound care pada pasien post op.
Kesimpulan penelitian ini adalah terapi musik instrumental lebih
berpengaruh terhadap nyeri saat wound care pada pasien post op di ruang Mawar
RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. Peneliti menyarankan untuk
menerapkan terapi musik instrumental ini sebagai tindakan mandiri perawat di
lingkungan RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.
Kata Kunci : Terapi Musik Instrumental, Terapi Musik Klasik, Wound Care,
Nyeri Post Op
Daftar Pustaka :60 (2001-2014)
xiii
BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE
KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA
2014
Ratih Swarihadiyanti
Abstract
Keywords: Instrumental music therapy, pain, wound care, and post operative
clients
References: 60 (2001-2014)
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis kulit normal akibat
proses yang berasal dari internal dan eksternal dan mengenai organ tertentu
(Potter & Perry 2006). Menurut para ahli berpendapat bahwa penyembuhan
luka akan sangat baik bila luka dibiarkan tetap kering. Mereka berpikir bahwa
infeksi bakteri dapat dicegah apabila seluruh cairan yang keluar dari luka
itu menyakitkan. Luka akut dan kronis beresiko terkena infeksi. Luka akut
akut adalah luka jahit karena pembedahan, luka trauma dan luka lecet. Angka
infeksi untuk luka bedah di Indonesia mencapai 2,30 sampai dengan 18,30 %
(Depkes RI 2001). Jenis luka kronis yang paling banyak adalah luka
dan struktur kulit telah utuh dan melakukan wound care secara rutin.
meningkatkan intensitas nyeri. Nyeri tersebut timbul dari luka insisi dan
tindakan operasi bedah. Rasa nyeri pada saat wound care bedah dapat
1
2
mekanik akibat pembersihan luka, dan larutan pencuci luka atau agen yang
digunakan untuk antiseptik luka, selain itu nyeri dapat juga disebabkan
RSU) Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar wound care bedah pertama
kali dilaksanakan mulai dari hari ke-5 pasca bedah, dimana waktu ini luka
masih dalam fase inflamasi, dengan menggunakan agen pencuci luka berupa
yang dirasakan pasien dapat terjadi, hal ini dimungkinkan karena kemamuan
oleh pasien. Mekanisme terjadinya nyeri akibat adanya stimulasi nyeri pada
aktual. Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi
tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu (Potter & Perry 2005). Rasa
menimbulkan respon fisik dan psikis (Mander 2003). Respon fisik meliputi
perubahan keadaan umum, wajah, denyut nadi, pernafasan, suhu badan, sikap
mengarah pada ancaman merusak diri sendiri. Nyeri pasca operasi muncul
Intensitas bervariasi mulai dari nyeri ringan sampai nyeri berat namun
relaksasi progresif, quided imagery, terapi musik dan meditasi (Greer 2003).
4
sejak jaman Yunani kuno dan mulai diterapkan pada masa Perang Dunia I
dan II. Terapi musik dalam bidang kedokteran dapat digunakan untuk
positif terhadap kondisi suasana hati dan emosi meningkatkan memori, serta
2006). Terapi musik juga sangat efektif untuk penurunan intensitas nyeri
bedah abdomen (Shocker 2007). Terapi musik juga dapat menurunkan tingkat
intervensi alami non invasif yang dapat diterapkan secara sederhana tidak
musik klasik, instrumental, jazz, dangdut, pop rock, dan keroncong. Salah
badan, pikiran, dan mental menjadi lebih sehat. Semakin banyak hasil riset
5
kepala sebelah) juga telah banyak yang dilatih dengan menggunakan musik,
(Aditia 2012).
Musik klasik adalah komposisi musik yang lahir dari budaya Eropa
gembira dan sedih, menurunkan tingkat kecemasan pasien pra operasi dan
melepaskan rasa sakit dan menurunkan tingkat stress (Musbikin 2009). Hal
pasien post-op dari bulan Oktober sampai November, dari 2 pasien wound
meningkat selama wound care dengan peningkatan 2-3 skala nyeri, dan
terhadap skala nyeri saat wound care pada pasien post op di RSUD
Beberapa pasien masih mengeluhkan nyeri pada saat wound care. Nyeri
menimbulkan respon fisik dan psikis yang hebat (Smeltzer & Bare 2002).
adalah adakah pengaruh terapi musik instrumental dan klasik terhadap nyeri
saat Wound Care pada pasien post op di RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso
Wonogiri.
instrumental terhadap nyeri saat wound care pada pasien post op.
7
musik instrumental dan klasik terhadap intensitas nyeri saat wound care
(p=0,000<0,05). Uji
beda tingkat
kecemasan pasien
dengan terapi
murotal diperoleh
nilai thitung sebesar
10,920 (p=
0,000<0,05), Uji
beda tingkat
kecemasan dengan
terapi musik dan
murotal diperoleh
nilai thitung sebesar
2,946
(p=0,000<0,05)
artinya pemberian
terapi murotal lebih
efektif menurunkan
tingkat kecemasan
pasien dibandingkan
dengan terapi musik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Konsep Teori
terjadi kurang dari enam bulan dan biasanya kurang dari satu
10
11
macam luka:
singkat.
ada batasnya.
3. Skala Nyeri
nyeri,
Gambar 2.1
12
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Perry 2006).
rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata (Potter & Perry
2006).
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Gambar 2.5
oleh klien. Intensitas nyeri sangat berat pada skala 10 nyeri tidak
terkontrol.
sedikit nyeri, nyeri hebat atau sangat hebat atau 0 : tidak ada
mengatasi nyerinya.
dengan depresi.
nyeri.
nyeri akut dan nyeri kronis. Pasien dengan nyeri kronis yang
nyeri kronis.
ibuprofen bukan saja melegakan sakit, malah obat ini juga bisa
seperti opoid dan opidium bisa menekan sistem saraf utama dan
dan ekspresi dari emosi dalam alur waktu dan ruang tertentu.
suara berasal dari vibrasi dan vibrasi adalah esensi dari segala
menyenangkan.
dalam otak.
c. Mempengaruhi pernafasan.
manusia.
koordinasi tubuh.
simbolisme.
otonom bereaksi langsung pada otot polos dan organ internal yang
menginspirasikan kehidupan.
dalam menulis musik, yaitu ditulis dalam bentuk notasi musik dan
simultan.
2013). Definisi Luka adalah sebuah injuri pada jaringan yang mengganggu
1. Klasifikasi Luka
Gambar 2.6
waktu kejadiannya, luka dapat dibagi menjadi luka akut dan luka
kronik:
31
a. Luka Akut
sepakati.
ahli bedah.
b. Luka kronis
timbul kembali.
luar/integritas luka:
adalah luka bedah tak terinfeksi yang mana luka tersebut tidak
berkisar 1%-5%
(Smeltzer 2002).
mengganti balutan dan membersihkan luka baik pada luka yang bersih
maupun luka yang kotor. Merawat luka adalah untuk mencegah trauma
pada kulit, membran mukosa atau jaringan lain yang disebabkan oleh
adanya trauma, fraktur, luka operasi yang dapat merusak permukaan kulit
(Diska 2013).
34
2. Pembersihan Luka
luka yaitu :
c. Berikan antiseptik.
3. Penjahitan luka
dibiarkan sembuh.
4. Penutupan Luka
5. Pembalutan
6. Pemberian Antibiotik
antibiotik.
7. Pengangkatan Jahitan
a. Infeksi
b. Perdarahan
(Maryunani 2013).
38
b. Kerangka Teori
Luka
Post operasi
Wound care
Komplikasi
Keronco
Keronco dang jazz pop musik instrumental musik klasik
ng
ng dut rock
Gambar 2.7
(Maryunani 2013; Djohan 2006; Diska 2013; Smeltzer 2002; Greer 2003)
39
c. Kerangka Konsep
Musik Instrumental
Nyeri
Musik Klasik
Gambar 2.8
d. Hipotesis
H0: tidak ada pengaruh pemberian terapi musik instrumental dan musik
klasik terhadap nyeri saat wound care pada pasien post op.
Ha: Ada pengaruh pemberian terapi musik instrumental dan musik klasik
METODOLOGI
3. Jenis Penelitian
4. Rancangan Penelitian
R X1 O1
R X2 O2
40
41
Keterangan :
1. Populasi
pada penelitian ini adalah seluruh pasien post op yang dirawat di ruang
2. Sampel
1. Kriteria Inklusi
sebagai berikut:
klasik
2. Kriteria Eklusi
1. Tempat Penelitian
Sumarso Wonogiri.
2. Waktu Penelitian
a. Musik Instrumental
b. Musik Klasik
in d Major Pachelbel.
5) Membereskan alat
2. Kuesioner A.
nyeri Numerical Rating Scale (NRS). Alat ukur ini suatu garis
mules
menggunakan alat ukur NRS yang telah dilakukan uji validitas dan
reliabilitas sebelumnya.
1. Uji Validitas
penelitian yang dilakukan Li, Liu, & Herr (2007), penelitian ini
dan reliabilitas yang baik. Pada uji validitasnya skala nyeri NRS
menunjukkan r= 0,90.
2. Uji Reliabilitas
1. Pengumpulan Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
penelitian ini.
dahulu.
musik instrumental.
musik klasik.
penelitian.
a. Tidak nyeri :1
b. Nyeri ringan :2
c. Nyeri sedang :3
d. Nyeri berat :4
komputer.
4. Analisa (Analiting)
5. Cleaning
SPSS.
1. Informed consent
persetujuan.
mencantumkan nama responden dan tanda tangan pada lembar alat ukur,
tetapi hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data. Kode yang
HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil
op, belum pernah dilakukan terapi musik instrumental atau musik klasik,
52
53
Berdasarkan tabel 4.1 dan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden yang
terbanyak pada kedua kelompok adalah berjenis kelamin laki-laki dengan rincian
Berdasarkan tabel 4.3 dan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden dari
kedua kelompok rata-rata kategori umur 52 -71 tahun dengan rincian pada
Berdasarkan tabel 4.5 dan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa responden yang
terapi musik klasik akibat Wound care pada pasien post op diruang
Tabel 4.7 skala nyeri dengan terapi musik instrumental diruang Mawar RSUD
Dr.Soediran Mangun Sumarso Wonogiri tahun 2014
L P
Tidak nyeri 0 0 0 0%
Nyeri ringan 10 5 15 75%
Nyeri sedang 2 3 5 25%
Nyeri berat 0 0 0 0%
Jumlah 12 8 20 100%
mengalami nyeri ringan sebanyak 15 orang (75%) dan nyeri sedang sebanyak 5
Tabel 4.8 skala nyeri dengan terapi musik klasik diruang Mawar RSUD Dr.Soediran
Mangun Sumarso Wonogiri tahun 2014
L P
Tidak nyeri 0 0 0 0%
Nyeri ringan 5 1 6 30%
Nyeri sedang 6 6 12 60%
Nyeri berat 0 2 2 10%
Jumlah 11 9 20 100%
56
mengalami nyeri sedang sebanyak 12 orang (60%) dan nyeri ringan sebanyak 6
orang (30%), sedangkan yang mengalami nyeri berat sebanyak 2 orang (10%).
Tabel 4.9. Distribusi skala nyeri dengan terapi musik instrumental dan musik klasik
diruang Mawar RSUD Dr.Soediran Mangun Sumarso Wonogiri tahun 2014
Klasifikasi Musik
Nyeri Instrumental Klasik
Jumlah % Jumlah %
Tidak nyeri 0 0% 0 0%
Nyeri ringan 15 75% 6 30%
Nyeri sedang 5 25% 12 60%
Nyeri berat 0 0% 2 10%
Jumlah 20 100% 20 100%
Care pada pasien post op diruang Mawar RSUD Dr.Soediran Mangun Sumarso
Wonogiri setelah diberikan terapi musik dibagi dalam beberapa kategori tingkat
nyeri, pada hasil penelitian ini tingkat nyeri responden lebih banyak terdapat pada
kategori tingkat nyeri ringan, hal itu dapat terlihat dari presentase yang diperoleh
yaitu 52%, untuk nyeri sedang dapat diperoleh 43% dan untuk berat yaitu 5%.
wound care hanya terdapat nyeri ringan dan nyeri sedang. Nyeri ringan sebanyak
Wound Care terbagi dalam beberapa kategori yaituu nyeri ringan, nyeri sedang
dan nyeri berat. Nyeri ringan sebanyak 6 orang (30%), yang merasakan nyeri
57
sedang saat dilakukan terapi musik klasik lebih banyak yaitu 12 orang (60%) dan
nyeri_instrumen nyeri_klasik
instrumental 0,016 di mana < 0,05 yang artinya data berdistribusi tidak
normal, sedangkan dari nyeri klasik 0,727 dimana >0,05 yang artinya
tabel hasil Statistik pada nilai p 0,017, yang berarti < 0,05 maka terdapat
yang artinya ada pengaruh pemberian terapi musik instrumental dan musik
klasik terhadap penurunan nyeri saat wound care pada pasien post op.
BAB V
PEMBAHASAN PENELITIAN
responden yang mengalami nyeri ringan ada 15 orang (75%) dan yang
intensitas nyeri akibat wound care pada pasien post op dipengaruhi dari
vibrasi dan harmonisasi irama musik yang dihasilkan. Efektifitas dari terapi
harmonisasi, dan menggunakan suara alam seperti suara air. Vibrasi dan
lembut dan teratur mempengaruhi keadaan fisik dan mental seseorang. Jika
vibrasi dan harmonisasi musik yang digunakan sesuai maka pendengar akan
karena vibrasi musik menghasilkan getaran atau hantaran udara pada organ
dampak dari musik, sehingga seseorang menjadi lebih rileks. Selain dari
58
59
dalam sistem saraf tubuh dan kelenjar otak yang selanjutnya mereorganisasi
2004).
yang lebih baik, tubuh akan mampu membangun sistem kekebalan yang lebih
baik, dan dengan sistem kekebalan yang lebih baik menjadi lebih tangguh
dan mental terhadap kesehatan dan kesegaran fisik (Aditia 2012). Sebagian
Cabang simpatis saraf otonom bereaksi langsung pada otot polos dan organ
tidak langsung melalui aksinya pada kelenjar hipofisis melepaskan gula dari
(salah satu yang utama adalah kortisol) yang meregulasi kadar glukosa dan
mengatasi nyeri saat wound care pada pasien post op dan didukung dengan
korteks serebri bersamaan dengan impuls nyeri akan berefek pada distraksi
2013).
61
yang mendapatkan terapi musik klasik yang mengalami nyeri ringan terdapat
6 orang (30%), untuk nyeri sedang terdapat 12 orang (60%) dan nyeri berat
luas luka dan seseorang dalam merasakan nyeri sehingga walaupun dilakukan
perlakuan yang sama tetap nyeri yang dirasakan akan berbeda. Musik klasik
mempunyai dinamika dari keras menjadi lembut dan nada peralihan tempo
saat wound care pada pasien post op kurang efektif dan didukung oleh hasil
penelitian yang menyatakan musik klasik memiliki suara yang indah tetapi
gejala atau mekanisme koping sebagai upaya untuk melawan nyeri. Salah
satu contoh respon untuk melawan nyeri adalah ekspresi melawan nyeri
nyeri saat wound care pada pasien post op dimana hasil dari uji u mann
whitney menunjukkan nilai p 0,04 < 0,05, yang artinya dari kedua kelompok
terapi musik tersebut yang lebih berpengaruh dalam nyeri saat wound care
adalah terapi musik instrumental karena dalam uji statistik nilai mean pada
terapi musik instrumental yaitu 15,75 sedangkan untuk nilai mean terapi
instrumental lebih berpengaruh terhadap nyeri saat wound care pada pasien
post op. Hasil penelitian lain yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
serta bebas dari sakit. Langkah ini untuk menciptakan kesembuhan dan
musik instrumental yang tidak ada pada musik klasik yaitu dapat digunakan
sebagai relaksasi yang banyak digunakan oleh para ahli hypnoterapi karena
63
berimajinasi.
1. Peneliti menyadari masih banyak yang harus digali dari penelitian ini,
nyeri saat wound care pada pasien post op di ruang Mawar karena
2. Adanya faktor yang tidak dikendalikan pada penelitian ini yaitu: luas luka
PENUTUP
6.1 Simpulan
instrumental dan musik klasik terhadap nyeri saat wound care pada pasien
5. Nyeri sesudah pemberian musik klasik saat wound care pada pasien
6.2 Saran
terapi musik instrumental dan musik klasik terhadap nyeri saat wound care
64
65
instrumental terhadap nyeri saat wound care pada pasien post op.
musik instrumental terhadap nyeri saat wound care pada pasien post op.
dengan luka bersih maupun luka kotor dan dapat dikembangkan untuk
Agustina, Tri, 2009, Gambaran Sikap Pasien Diabetes Militus Di Poli Penyakit
Dalam RSUD Dr. Moewardi Surakarta Terhadap Kunjungan Ulang
Konsultasi Gizi, Surakarta: karya Tulis Ilmiah
Amsila,N 2011, Pengaruh Terapi Musik Klasik Dan Pop Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Spasial Ditin njau Dari Dimensi Kepribadian
Ekstrovert Dan Introver.Skripsi, Universitas Sumatera Utara.
Dunn, K, 2004, Music and the reduction of Postoperative Pain, Nursing Standard
18(36), 33-39
Farida,A 2010, E fektivitas Terapi Musik Terhadap Penurunan Nyeri Post Operasi
Pada Anak Usia Sekolah Di RSUP Haji Adam Malik Medan.
Hus, A, 2007, The relationship between music therapy and post operative pain
management. Music is an analgesic: health and psychology home page
(http://healthpsych.psy.vanderbilt.edu/web2007/musicpain.htm, diperoleh
pada tanggal 02 juni 2014
Kate & Richard Mucci, 2002, The Healing Sound of Music Manfaat Musik untuk
Kesembuhan, kesehatan, Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
Li, Liu & Herr, (2007), Post Operatif Pain Intensity Assessment: A Comparison
Of Four Scale In Chinese adult. Diunduh tanggal 26 desember 2014 dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/
Maharani,Anjar 2013, Durasi Pemberian Terapi Musik Klasik Mozart Terhadap
Tingkat Kecemasan Pada Anak. Skripsi, Universitas Jenderal Soedirman.
Novita, Dian 2012, Pengaruh Terapi Musik Terhadap Nyeri Post Operasi Open
Reduction And Internal Fixation (ORIF) Di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung.
Prabowo, H & Regina ,H.S 2007, Tritmen meta musik untuk menurunkan stress,
http://repository.gunadarma.ac.id
Samuel,2007,http://www.fortunecity.com/skyscraper/proxy/596/imdonesia/depres
i/terapi_tanpa_obat.htm
Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal-
Bedah Brunner& Suddarth (Edisi 8), Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G 2004, Buku Ajar Keperawatan Medikal-
Bedah Brunner& Suddarth (Edisi 8), Jakarta: EGC.
Sub Bidang Rekam Medik dan Pelaporan 2007, Laporan Tahunan
Penyelenggaraan Rumah Sakit, BPKM RSU Ngudi Waluyo Wlingi
Kabupaten Blitar, tidak dipublikasikan.
Widyanto, F.C, 2012, Perbedaan Injeksi IM Gluteal Pada Posisi Lateral Dan
Tengkurap Terhadap Tingkat Nyeri Akseptor KB Suntik Di Bidan Praktik
Swasta Nastiti Wilayah Kerja Puskesmas Kebasen Banyumas, Skripsi
Universitas Andalas Soedirman