Anda di halaman 1dari 37

D.

SUPERVISOR SEBAGAI TENAGA KEPENDIDIKAN

Salah satu tenaga kependidikan yang juga berperan penting dalam bidang
pendidikan adalah supervisor. Hal ini karena tenaga kependidikan ini dapat
membantu meningkatkan mutu guru, terutama dalam melaksanakan tugas
pembelajaran. Pada bab ini akan dijelaskan supervisor tenaga kependidikan.

1. PENGERTIAN SUPERVISI DAN SUPERVISOR

Dari sudut pandang etimologi, istilah supervisi dialihbahasakn dari bahasa


inggris, yaitu supervision, terdiri atas kata super, berarti atas atau lebih dan
vision, berarti lihat atau awasi. Jadi, supervisi diartikan melihat dari atas atau
pengawasan. Pengertian ini hampir sama dengan istilah inspeksi. Akan, tetapi
menurut Ngalim Purwanto, pengertian inspeksi cenderung pada pengawasan yang
bersifat otoriter dan mencari-cari kesalahan, sedangkan supervisi mengandung
pengertian yang lebih demokratis.1 Sementara itu, Moh. Rifai2 memetakan
perbedaan antara inspeksi dan supervisi sebagai berikut.
No INSPEKSI SUPERVISI
.
1. Memeriksa, yaitu memeriksa Meneliti, yaitu mengumpulkan data
apakah segala sesuatu telah secara objektif, tanpa
dilaksanakan menurut ketentuan dilatarbelakangi oleh ukuran atau
yang telah digariskan. ketentuan mengenai hal-hal yang
benar dan salah.

1. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, 1987, hlm. 85.

2. Moh. Rifai, Supervisi Pendidikan, hlm. 20.

2. Memvonis, yaitu mengadakan Menilai, yaitu berdasarkan data yang


keputusan hasil penilaian sepihak, dikumpulkan, menentukan bersama
dengan ukuran yang ditentukan secara kooperatif, hal-hal yang baik
oleh inspektur. dan yang kurang.
3. Membetulkan, yaitu mengoreksi Meningkatkan, yaitu bersama-sama
hal-hal yang tidak sesuai dengan menemukan cara-cara untuk
semestinya, agar sesuai dengan mengadakan perbaikan dan
ketentuan-ketentuan yang peningkatan.
seharusnya.
4. Mengarahkan, yaitu menjelaskan Membantu, yaitu memberikan
peraturan-peraturan yang perlu saran, nasihat dan informasi, kepada
diperhatikan sepagai pedoman guru dalam usahanya meningkatkan
kerja, dan memberikan instruksi diri.
yang perlu untuk menjamin
pelaksanaan peraturan-peraturan
itu.

Sementara iti, M. Ngalim Purwanto merumuskan supervisi sebagai aktivitas


pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah
lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. 3 berdasarkan pendapat
ini, jelas bahwa supervisi lebih menekankan pada pengembangan kemampuan dari
para guru dan pegawai lainnya untuk lebih meningkatkan kinerjannya. Hal ini
dilakukan dengan mengadakan aktivitas pembinaan sehingga guru dan personel
sekolah lainnya diharapkan memiliki kompetensi yang baik dan kegiatan sekolah
berjalan dengan baik. Pendapat senada dikemukakan oleh Piet A. Sahertian yang
mengatakan, Supervisi adalah usaha memberi layanan kepada guru baik secara
individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran.4

3. Ngalim Purwanto, 1987, hlm. 84.


4. Piet Suhartian, Supervisi Pendidikan, 1986, hlm. 24.
Made Pidarta dalam bukunya Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan
menyebutkan beberapa pendapat tentang pengertian supervisi, yaitu sebagai
berikut.
1. Negley (1980: 20): supervisi adalah layanan kepada guru-guru yang
bertujuan menghasilkan perbaikan instruksional, belajar, dan kurikulum.
2. Jones (1969: 302): supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
seluruh proses administrasi pendidikan yang ditunjukan, terutama untuk
mengembangkan efektivitas performan (personalia sekolah) yang
berhubungan dengan tugas-tugas utama dalam usaha-usaha pendidikan.
3. Robbins (1982: 332): supervisi merupakan suatu aktivitas pengarahan
langsung terhadap aktivitas-aktivitas bawaan.5

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa supervisi


merupakan bagian dari kegiatan administrasi yang diorientasikan kepada para
guru dan tenaga kependidikan lainnya untuk meningkatkan pembelajaran dan
mencapai mutu pendidikan . hal ini sejalan dengan pendapat Made Pidarta yang
menyatakan bahwa hakikat supervisi adalah proses pembinaan dari pihak atasan
kepada guru-guru dan para personalia sekolah lainnya yang langsung menangani
belajar para siswa, untuk memperbaiki situasi belajar mengajar, agar para siswa
dapat belajar secara efektif dengan prestasi belajar yang semangkin meningkat. 6
Definisi lain dikutip Oteng Sutisna dalam Carter Goods Dictionary of Education,
supervisi adalah usaha pejabat sekolah yang diangkat dan diarahkan kepada
penyediaan kepemimpinan bagi para guru dan tenaga pendidikan lain dalam
perbaikan pengajaran; melibatkan stimulasi pertumbuhan profesional dan
perkembangan dari para guru, seleksi dan revisi tujuan pendidikan, bahkan
pengajaran dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran.7

5. Made Pidarta, Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan, Sarana Press 1986, hlm. 4-5.
6. Made Pidarta, 1986, hlm. 4.
7. Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan, 1989, hlm. 13.
Merujuk pada pengertian supervisi di atas, dapat dirumuskan istilah
supervisor, yaitu orang yang memberikan bantuan, pembimbingan, pengarahan
terhadap gurudan/atau tenaga kependidikan lainnya untuk meningkatkan belajar
mengajar. Dalam sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa supervisor adalah
pengawasan sekolah atau madrasah dan penilik.
Pengawas sekolah adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang diberi tugas,
tangungjawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. 8
Sementara itu, menurut Peraturan Pemerintahan Nomor 19 tahun 2005 Bab VI
Pasal 39 dan 40 disebutkan bahwa pengawasan adalah orang yang melakukan
pengawasan pada pendidikan formal, sedangkan pengawasan pada pendidikan non
formal dilakukan oleh penilik satuan pendidikan. Istilah penilik diartikan
sebagai tenaga kependidikan dengan tugas utama melakukan kegiatan
pengendalian mutu dan evaluasi program dampak PAUD, pendidikan kesetaraan
dan keaksaraan serta kursus pada jalur Pendidikan Nonformal dan informal
(PNFI).9

A. KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI PENGAWAS SEKOLAH DAN


PENILIK
1. Kualifikasi Pengawas Sekolah/Madrasah dan Penilik
a. Kualifikasi Pengawas Sekolah/Madrasah
Kriteria minimal untuk menjadi pengawas satuan pendidikan adalah sebagai
berikut.
1. Berstatus sebagai guru sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun atau kepala
sekolah sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun pada jenjang pendidikan yang
sesuai dengan satuan pendidikan yang diawasi;

8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tahun 2010 tentang
Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.
9. Permendiknas dan Badan Kepegawaian Negara Nomor 7 tahun 2011 tentang Petunjuk Jabatan Fungsional
Penilik dan Angka Kreditnya.
2. Memiliki sertifikat pendidikan fungsional sebagai pengawas satuan
pendidikan.10
Secara terperinci, kualifikasi pengawasan sekolah/madrasah disebutkan
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2007, yaitu
sebagai berikut.
1) Kualifikasi Pengawasan Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA)
dan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) adalah sebagai berikut:
a) Berpendidikan minimum sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV)
kependidikan dari perguruan tinggi terakreditasi;
b) Guru TK/RA bersertifikat pendidikan sebagai guru TK/RA dengan
pengalaman kerja minimum delapan tahun di TK/RA atau kepala
sekolah TK/RA dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk
menjadi pengawas TK/RA;
c) Guru SD/MI bersetifikat pendidikan guru SD/MI dengan pengalaman
kerja minimum delapan tahun di SD/MI atau kepala sekolah SD/MI
dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas
SD/MI;
d) Memiliki pangkat minimum penata, golongan ruang III/c;
e) Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak diangkat sebagai pengawas
satuan pendidikan;
f) Memenuhi kompetensi sebagai pengawas satuan pendidikan yang dapat
diperoleh melalui uji kompetensi dan atau pendidikan dan pelatihan
fungsional pengawas, pada lembaga yang ditetapkan pemerintah; dan
g) Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan.
2) Kualifikasi Pengawas Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), dan
Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK)
adalah sebagai berikut:

10. Peraturan Pemerintas Nomor 19 tahun 2005 tantang Standar Nasional Pendidikan.
a) Memiliki pendidikan minimum magister (S2) kependidikan dengan
berbasis sarjana (S1) dalam rumpuan mata pelajaran yang relevan pada
perguruan tinggi terakreditasi;
b) Guru SMP/MTs bersetifikat pendidik sebagai guru SMP/MTs dengan
pengalaman kerja minimum delapan tahun dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di SMP/MTs atau kepala sekolah SMP/MTs
dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas
SMP/MTs sesuai dengan rumpun mata pelajarannya;
c) Memiliki pangkat minimum penata, golongan ruang III/c;
d) Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak diangkat sebagai pengawas
satuan pendidikan;
e) Memenuhi kompetensi sebagai pengawas satuan pendidikan yang dapat
diperoleh melalui uji kompetensi dan atau pendidikan dan pelatihan
fungsional pengawasan, pada lembaga yang ditetapkan pemerintah; dan
f) Lulus seleksi pengawasan satuan pendidikan.11
b. Kualifikasi Penilik
Untuk menjadi tenaga penilik diperlukan kualifikasi secara umum sebagai
berikut:
1. Berstatus sebagai pamong belajar atau jabatan sejenis di lingkungan luar
sekolah dan pemuda sekurang-kurangnya lima tahun, atau pernah menjadi
pengawas satuan pendidikan formal;
2. Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
3. Memilikiki sertifikat pendidik fungsional sebagai penilik; dan
4. Lulus seleksi sebagai penilik.12

11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2007.


12. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Adapun dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara


dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 tahun 2010 dijelaskan bahwa persyaratan
untuk diangkat menjadi penilik diatur sebagia berikut.
1. Berstatus sebagai pamong belajar, pamong atau jabatan sejenis di
lingkungan pendidikan nonformal dan informal sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun, atau pernah menjadi pengawas satuan pendidikan formal;
2. Berijazah paling rendah SIID-IV sesuai dengan kualifikasi pendidikan
bidang kependidikan yang ditentukan;
3. Pangkat paling rendah Penata Muda Tingkat I, golongan Ruang III/b;
4. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu)
tahun terakhir; dan
5. Lulus seleksi sebagai penilik.
6. Pengangkatan dalam jabatan Penilik dari jabatan pamong belajar, jabatan
pengawas sekolah dan jabatan Guru, berusia paling tinggi 54 tahun.
7. Pengangkatan dalam jabatan Penilik dari jabatan pamong atau jabatan
sejenis di lingkungan pendidikan nonformal dan informal, berusia paling
tinggi 50 tahun;
8. Pegawai Negeri Sipil yang diangkat paling lama 2 (dua) tahun setelah
diangkat harus mengikuti dan lulus diklat fungsional Penilik;
9. Penetapan jabatan fungsional Penilik ditetapkan berdasarkan angka kredit
yang diperoleh dari unsur utama dan unsur penunjang setelah ditetapkan
oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit;
10. Pamong belajar, pamong atau jabatan sejenis di lingkungan pendidikan
nonformal dan informal atau pengawas satuan pendidikan formal yang
diangkat dalam jabatan fungsional Penilik menggunakan angka kredit
terakhir yang dimiliki sebagai dasar penetapan jenjang jabatan fungsional
Penilik;
11. Di samping persyaratan sebagaimana di atas, pengangkatan Pegawai Negeri
Sipil dalam jabatan Penilik dilaksanakan sesuai formasi jabatan Penilik yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah masing-masing setelah mendapat
persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang
Pendayagunaan Aparatur Negara berdasarkan pertimbangan Kepala Badan
Kepegawaian Negara;
12. Formasi jabatan fungsional Penilik sebagaimana ditetapkan satu kecamatan
paling banyak 6 (enam) orang.13

2. Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah (Supervisor)


Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2007 tentang
Standar Pengawas Sekolah/Madrasah menjelaskan bahwa kopetensi Pengawasan
sekolah atau madrasah, meliputi:
a. Kompetensi kepribadian;
b. Kompetensi supervisi manajerial;
c. Kompetensi supervisi akademik;
d. Kompetensi supervisi evaluasi pendidikan;
e. Kompetensi penelitian pengadian;
f. Kompetensi sosial.
Untuk lebih memperjelas perincian kompetensi tersebut, perhatikan tabel
berikut:
a) Kompetensi Pengawas Taman Kanak-Kanak/Raudatul Athfal (TK/RA)
dan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI)
DIMENSI KOMPETENSI KOMPETENSI
1. Kompetensi Kepribadian a. Memiliki tanggung jawab sebagai
pengawas satuan pendidikan.
b. Kreatif dalam bekerja dan
memecahkan masalah, baik yang
berkaitan dengan kehidupan
pribadinya maupun tugas-tugas
jabatannya

13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2007.


DIMENSI KOMPETENSI KOMPETENSI
c. Memiliki rasa ingin tahu terhadap
hal-hal baru tentang pendidikan dan
ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni yang menunjang tugas pokok
dan tanggung jawabnya.
d. Menumbuhkan motivasi kerja pada
dirinya dan pada stakeholder
pendidikan.
2. Kompetensi Supervisi a. Menguasai metode, teknik dan
Manajerial prinsip-prinsip supervisi dalam
rangka meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah.
b. Menyusun program kepengawasan
berdasarkan visi-misi-tujuan dan
program pendidikan di sekolah.

c. Menyusun metode kerja dan


instrumen yang diperlukan untuk
melaksankan tugas pokok dan fungsi
pengawasan di sekolah.

d. Menyusun laporan hasil-hasil


pengawasan dan menindaklanjutinya
untuk perbaikan program
pengawasan berikutnya di sekolah.

e. Membina kepala sekolah dalam


pengelolaan dan administrasi satuan
pendidikan berdasarkan manajemen

DIMENSI KOMPETENSI KOMPETENSI


peningkatan mutu pendidikan di
sekolah.
f. Membina kepala sekolah dan guru
dalam melaksanakan bimbingan
konseling di sekolah.
g. Mendorong guru dan kepala sekolah
dalam merefleksikan hasil-hasil
yang dicapainya untuk menemukan
kelebihan dan kekurangan dalam
melaksanakan tugas pokoknya di
sekolah.

h. Memantau pelaksanaan standar


nasional pendidikan dan
memanfaatkan hasil-hasilnya untuk
membantu kepala sekolah dalam
mempersiapkan akreditasi sekolah.
3. Kompetensi Supervisi a. Memahami konsep, prinsip, teori
Akademik dasr, karakteristik, dan
kecenderungan perkembangan tiap
bidang pengembangan di TK/RA
atau mata pelajaran di SD/MI.

b. Memahami konsep, prinsip,


teori/teknologi, karakteristik, dan
kecenderungan perkembangan
proses pembelajaran/bimbingan tiap
bidang pengembangan di TK/RA

DIMENSI KOMPETENSI KOMPETENSI


atau mata pelajaran di SD/MI.
c. Membimbing guru dalam menyusun
silabus tiap bidang pengembangan di
TK/RA ata mata pelajaran di SD/MI
berlandaskan standar isi, standar
kompetensi dan kompetensi dasar,
dan prinsip-prinsip pengembangan
KTSP.
d. Membimbing guru dalam memilih
dan menggunakan strategi/ metode/
teknik pembelajaran/bimbingan yang
dapat mengembangkan berbagai
potensi siswa melalui bidang
pengembangan di TK/RA atau mata
pelajaran di SD/MI.

e. Membimbing guru dalam menyusun


rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) untuk tiap bidang
pengembangan di TK/RA atau mata
pelajaran di TK/RA atau Mata
pelajaran di SD/MI.

f. Membimbing guru dalam


melaksanakan kegiatan
pembelajaran/ bimbingan (di kelas,
laboratorium, dan/atau di lapangan)
untuk mengembangkan potensi
siswa tiap bidang pengembangan di

DIMENSI KOMPETENSI KOMPETENSI


TK/RA atau mata pelajaran SD/MI.
g. Membimbing guru dalam mengelola,
merawat, mengembangkan dan
menggunakan media pendidikan dan
fasilitas pembelajaran/ bimbingan
tiap bidang pengembangan di
TK/RA atau mata pelajaran di
SD/MI.
h. Memotivasi guru untuk
memanfaatkan teknologi informasi
untuk pembelajaran/ bimbingan tiap
bidang pengembangan di TK/RA
atau mata pelajaran di SD/MI.
4. Kompetensi Evaluasi a. Menyusun kriteria dan indikator
Pendidikan keberhasilan pendidikan dan
pembelajaran/ bimbingan di sekolah.
b. Membimbing guru dalam
menentukan aspek-aspek yang
penting dinilai dalam pembelajaran/
bimbingan tiap bidang
pengembangan di TK/RA atau mata
pelajaran di SD/MI.

c. Menilai kinerja kepala sekolah, guru


dan staf sekolah dalam
melaksanakan tugas pokok dan
tanggung jawabnya untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan

DIMENSI KOMPETENSI KOMPETENSI


pembelajaran/ bimbingan tiap
bidang pengembangan di TK/RA
atau mata pelajaran di SD/MI.
d. Memantau pelaksanaan
pembelajaran/ bimbingan dan hasil
belajar siswa serta menganalisisnya
untuk perbaikan mutu pembelajaran/
bimbingan tiap bidang
pengembangan di TK/RA atau mata
pelajaran di SD/MI.
e. Membina guru dalam memanfaatkan
hasil penilaian untuk perbaikan mutu
pendidikan dan pembelajaran/
bimbingan tiap bidang
pengembangan di TK/RA atau mata
pelajaran di SD/MI.
f. Mengelola dan menganalisis data
hasil penilaian kinerja kepala
sekolah, kinerja guru dan staf
sekolah.
5. Kompetensi Penelitian a. Menguasai berbagai pendekatan,
pengembangan jenis, dan metode penelitian dalam
pendidikan.
b. Menentukan masalah kepengawasan
yang penting diteliti baik untuk
keperluan tugas pengawasan
maupun untuk pengembangan
karirnya sebagai pengawas.

DIMENSI KOMPETENSI KOMPETENSI


c. Menyusun proposal penelitian
pendidikan baik proposal penelitian
kualitatif maupun penelitian
kuantitatif.
d. Melaksanakan penelitian pendidikan
untuk pemecahan masalah
pendidikan, dan perumusan
kebijakan pendidikan yang
bermanfaat bagi tugas pokok
tanggung jawabnya.
e. Mengelola dan menganalisis data
hasil penelitian pendidikan, baik
data kualitatif maupun data
kuntitatif.
f. Menulis karya tulis ilmiah (KTI)
dalam bidang pendidikan dan atau
bidang kepengawasan dan
memanfaatkannya untuk perbaikan
mutu pendidikan.
g. Menyusun pedoman/ panduan dan
atau buku/ modul yang diperlukan
untuk melaksanakan tugas
pengawasan di sekolah.
h. Memberikan bimbingan kepada guru
tentang penelitian tindakan kelas,
baik perencanaan maupun
pelaksanaannya disekolah.
DIMENSI KOMPETENSI KOMPETENSI
6. Kompetensi Sosial a. Bekerja sama dengan berbagai pihak
dalam rangka meningkatkan kualitas
diri untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya.
b. Aktif dalam kegiatan asosiasi
pengawas satuan pendidikan.

b) Kompetensi Pengawas Sekolah Menengah Pertama/Madrasah


Tsanahwiyah (SMP/MTs) dan Pengawas Sekolah Mengengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) dalam Rumpuan Mata Pelajaran
yang Relevan (MIPA dan TIK, IPS, Bahasa, Olahraga Kesehatan, atau
Seni Budaya)
Dimensi Kompetensi Kompetensi
1. Kompetensi Kepribadian a. Memiliki tanggung jawab sebagai
pengawas satuan pendidikan.
b. Kreatif dalam bekerja dan
memecahkan masalah, baik yang
berkaitan dengan kehidupan
pribadinya maupun tugas-tugas
jabatannya.
c. Memiliki rasa ingin tahu terhadap
hal-hal baru tentang pendidikan dan
ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni yang menunjang tugas pokok
dan tanggung jawabnya.

d. Menumbuhkan motivasi kerja pada


dirinya dan pada Stakeholder
pendidikan.
Dimensi Kompetensi Kompetensi
1. Kompetensi Supervisi a. Menguasai metode, teknik dan
Manajerial prinsip-prinsip supervisi dalam
rangka meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah mengah yang
sejenis.
b. Menyusun program kepengawasan
berdasarkan visi-misi-tujuan dan
program pendidikan di sekolah
menengah yang sejenisnya.

c. Menyusun metode kerja dan


instrumen yang diperlukan untuk
melaksankan tugas pokok dan fungsi
pengawasan di sekolah mengah yang
sejenis.

d. Menyusun laporan hasil-hasil


pengawasan dan menindaklanjutinya
untuk perbaikan program
pengawasan berikutnya di sekolah
mengah yang sejenis.

e. Membina kepala sekolah dalam


pengelolaan dan administrasi satuan
pendidikan berdasarkan manajemen
peningkatan mutu pendidikan di
sekolah mengah yang sejenis.

f. Membina kepala sekolah dan guru


dalam melaksanakan bimbingan
konseling di sekolah menengah yang
Dimensi Kompetensi Kompetensi
sejenisnya.
g. Mendorong guru dan kepala sekolah
dalam merefleksikan hasil-hasil
yang dicapainya untuk menemukan
kelebihan dan kekurangan dalam
melaksanakan tugas pokoknya di
sekolah menengah yang sejenisnya.

h. Memantau pelaksanaan standar


nasional pendidikan dan
memanfaatkan hasil-hasilnya untuk
membantu kepala sekolah dalam
mempersiapkan akreditasi sekolah
menengah yang sejenisnya.
2. Kompetensi Supervisi a. Memahami konsep, prinsip, teori
Akademik dasr, karakteristik, dan
kecenderungan perkembangan tiap
mata pelajaran dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di sekolah
menengah yang sejenisnya.

b. Memahami konsep, prinsip,


teori/teknologi, karakteristik, dan
kecenderungan perkembangan
proses pembelajaran/bimbingan tiap
mata pelajaran dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di sekolah
menengah yang sejenisnya.

Dimensi Kompetensi Kompetensi


c. Membimbing guru dalam menyusun
silabus tiap mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaran yang relevan
di sekolah menengah yang
sejenisnya berlandaskan standar isi,
standar kompetensi dan kompetensi
dasar, dan prinsip-prinsip
pengembangan KTSP.
d. Membimbing guru dalam memilih
dan menggunakan strategi/ metode/
teknik pembelajaran/bimbingan yang
dapat mengembangkan berbagai
potensi siswa melalui mata-mata
pelajaran dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di sekolah
menengah yang sejenisnya.

e. Membimbing guru dalam menyusun


rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) untuk tiap mata pelajaran
dalam rumpun mata pelajaran yang
relevan di sekolah menengah yang
sejenisnya.

f. Membimbing guru dalam


melaksanakan kegiatan
pembelajaran/ bimbingan (di kelas,
laboratorium, dan/atau di lapangan)
untuk tiap mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaran yang relevan

Dimensi Kompetensi Kompetensi


di sekolah menengah yang
sejenisnya.
g. Membimbing guru dalam mengelola,
merawat, mengembangkan dan
menggunakan media pendidikan dan
fasilitas pembelajaran/ bimbingan
tiap mata pelajaran dalam rumpun
mata pelajaran yang relevan di
sekolah menengah yang sejenisnya.
h. Memotivasi guru untuk
memanfaatkan teknologi informasi
untuk pembelajaran/ bimbingan tiap
mata pelajaran dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di sekolah
menengah yang sejenisnya.
3. Kompetensi Evaluasi a. Menyusun kriteria dan indikator
Pendidikan keberhasilan pendidikan dan
pembelajaran/ bimbingan tiap mata
pelajaran dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di sekolah
menengah yang sejenisnya.
b. Membimbing guru dalam
menentukan aspek-aspek yang
penting dinilai dalam pembelajaran/
bimbingan tiap mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaran yang relevan
di sekolah menengah yang

Dimensi Kompetensi Kompetensi


sejenisnya.
c. Menilai kinerja kepala sekolah,
kinerja guru dan staf sekolah lainnya
dalam melaksanakan tugas pokok
dan tanggung jawabnya untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan
pembelajaran/ bimbingan tiap mata
pelajaran dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di sekolah
menengah yang sejenisnya.
d. Memantau pelaksanaan
pembelajaran/ bimbingan dan hasil
belajar siswa serta menganalisisnya
untuk perbaikan mutu pembelajaran/
bimbingan tiap mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaran yang relevan
di sekolah menengah yang
sejenisnya.
e. Membina guru dalam memanfaatkan
hasil penilaian untuk perbaikan
kepentingan pendidikan dan
pembelajaran/ bimbingan tiap mata
pelajaran dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di sekolah
menengah yang sejenisnya.
f. Mengelola dan menganalisis data
hasil penilaian kinerja kepala
sekolah, kinerja guru dan staf
Dimensi Kompetensi Kompetensi
sekolah di sekolah menengah yang
sejenisnya.
4. Kompetensi Penelitian a. Menguasai berbagai pendekatan,
pengembangan jenis, dan metode penelitian dalam
pendidikan.
b. Menentukan masalah kepengawasan
yang penting diteliti, baik untuk
keperluan tugas pengawasan
maupun untuk pengembangan
kariernya sebagai pengawas.
c. Menyusun proposal penelitian
pendidikan baik proposal penelitian
kualitatif maupun penelitian
kuantitatif.
d. Melaksanakan penelitian pendidikan
untuk pemecahan masalah
pendidikan, dan perumusan
kebijakan pendidikan yang
bermanfaat bagi tugas pokok
tanggung jawabnya.
e. Mengelola dan menganalisis data
hasil penelitian pendidikan baik data
kualitatif maupun data kuntitatif.
f. Menulis karya tulis ilmiah (KTI)
dalam bidang pendidikan dan atau
bidang kepengawasan dan
memanfaatkannya untuk perbaikan
mutu pendidikan.

Dimensi Kompetensi Kompetensi


g. Menyusun pedoman/ panduan dan
atau buku/ modul yang diperlukan
untuk melaksanakan tugas
pengawasan di sekolah menengah
yang sejenisnya.
h. Memberikan bimbingan kepada guru
tentang penelitian tindakan kelas,
baik perencanaan maupun
pelaksanaannya disekolah menengah
yang sejenisnya.
5. Kompetensi Sosial a. Bekerja sama dengan berbagai pihak
dalam rangka meningkatkan kualitas
diri untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya.
b. Aktif dalam kegiatan asosiasi
pengawas satuan pendidikan.

c) Kompetensi Pengawas Sekolah Menengah Kejuruan (SMK/MAK)


dalam Rumpuan Mata Pelajaran yang Relevan (MIPA dan TIK, IPS,
Bahasa, Olahraga Kesehatan, Seni Budaya, Teknik dan Industri,
Pertanian dan Kehutanan, Bisnis dan Manajemen, Pariwisata,
Kesejahteraan Masyarakat, atau Seni dan Kerajinan)
Dimensi Kompetensi Kompetensi
1. Kompetensi Kepribadian a. Memiliki tanggung jawab sebagai
pengawas satuan pendidikan.
b. Kreatif dalam bekerja dan
memecahkan masalah, baik yang
Dimensi Kompetensi Kompetensi
berkaitan dengan kehidupan
pribadinya maupun tugas-tugas
jabatannya.
c. Memiliki rasa ingin tahu terhadap
hal-hal baru tentang pendidikan dan
ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni yang menunjang tugas pokok
dan tanggung jawabnya.

d. Menumbuhkan motivasi kerja pada


dirinya dan pada Stakeholder
pendidikan.
2. Kompetensi Supervisi a. Menguasai metode, teknik dan
Manajerial prinsip-prinsip supervisi dalam
rangka meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah mengah
kejuruan.
b. Menyusun program kepengawasan
berdasarkan visi-misi-tujuan dan
program pendidikan di sekolah
menengah kejuruan.

c. Menyusun metode kerja dan


instrumen yang diperlukan untuk
melaksankan tugas pokok dan fungsi
pengawasan di sekolah mengah
kejuruan.

d. Menyusun laporan hasil-hasil


pengawasan dan menindaklanjutinya

Dimensi Kompetensi Kompetensi


untuk perbaikan program
pengawasan berikutnya di sekolah
mengah kejuruan.

e. Membina kepala sekolah dalam


pengelolaan dan administrasi satuan
pendidikan berdasarkan manajemen
peningkatan mutu pendidikan di
sekolah mengah kejuruan.

f. Membina kepala sekolah dan guru


dalam melaksanakan bimbingan
konseling di sekolah menengah
kejuruan
g. Mendorong guru dan kepala sekolah
dalam merefleksikan hasil-hasil
yang dicapainya untuk menemukan
kelebihan dan kekurangan dalam
melaksanakan tugas pokoknya di
sekolah menengah kejuruan.

h. Memantau pelaksanaan standar


nasional pendidikan dan
memanfaatkan hasil-hasilnya untuk
membantu kepala sekolah dalam
mempersiapkan akreditasi sekolah
menengah kejuruan.
3. Kompetensi Supervisi a. Memahami konsep, prinsip, teori
Akademik dasr, karakteristik, dan
kecenderungan perkembangan tiap
Dimensi Kompetensi Kompetensi
mata pelajaran dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di sekolah
menengah kejuruan.

b. Memahami konsep, prinsip,


teori/teknologi, karakteristik, dan
kecenderungan perkembangan
proses pembelajaran/bimbingan tiap
mata pelajaran dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di sekolah
menengah kejuruan.
c. Membimbing guru dalam menyusun
silabus tiap mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaran yang relevan
di sekolah menengah kejuruan
berlandaskan standar isi, standar
kompetensi dan kompetensi dasar,
dan prinsip-prinsip pengembangan
KTSP.
d. Membimbing guru dalam memilih
dan menggunakan strategi/ metode/
teknik pembelajaran/bimbingan yang
dapat mengembangkan berbagai
potensi siswa melalui mata-mata
pelajaran dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di sekolah
menengah kejuruan.

e. Membimbing guru dalam menyusun

Dimensi Kompetensi Kompetensi


rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) untuk tiap mata pelajaran
dalam rumpun mata pelajaran yang
relevan di sekolah menengah
kejuruan.

f. Membimbing guru dalam


melaksanakan kegiatan
pembelajaran/ bimbingan (di kelas,
laboratorium, dan/atau di lapangan)
untuk tiap mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaran yang relevan
di sekolah menengah kejuruan
g. Membimbing guru dalam mengelola,
merawat, mengembangkan dan
menggunakan media pendidikan dan
fasilitas pembelajaran/ bimbingan
tiap mata pelajaran dalam rumpun
mata pelajaran yang relevan di
sekolah menengah kejuruan.
h. Memotivasi guru untuk
memanfaatkan teknologi informasi
untuk pembelajaran/ bimbingan tiap
mata pelajaran dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di sekolah
menengah kejuruan.
4. Kompetensi Evaluasi a. Menyusun kriteria dan indikator
Pendidikan keberhasilan pendidikan dan
pembelajaran/ bimbingan tiap mata

Dimensi Kompetensi Kompetensi


pelajaran dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di sekolah
menengah kejuruan.
b. Membimbing guru dalam
menentukan aspek-aspek yang
penting dinilai dalam pembelajaran/
bimbingan tiap mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaran yang relevan
di sekolah menengah kejuruan
c. Menilai kinerja kepala sekolah,
kinerja guru dan staf sekolah lainnya
dalam melaksanakan tugas pokok
dan tanggung jawabnya untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan
pembelajaran/ bimbingan pada tiap
mata pelajaran dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di sekolah
menengah kejuruan.
d. Memantau pelaksanaan
pembelajaran/ bimbingan dan hasil
belajar siswa serta menganalisisnya
untuk perbaikan mutu pembelajaran/
bimbingan tiap mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaran yang relevan
di sekolah menengah kejuruan.
e. Membina guru dalam memanfaatkan
hasil penilaian untuk perbaikan
Dimensi Kompetensi Kompetensi
kepentingan pendidikan dan
pembelajaran/ bimbingan tiap mata
pelajaran dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di sekolah
menengah kejuruan.
f. Mengelola dan menganalisis data
hasil penilaian kinerja kepala
sekolah, kinerja guru dan staf
sekolah di sekolah menengah
kejuruan.
5. Kompetensi Penelitian a. Menguasai berbagai pendekatan,
pengembangan jenis, dan metode penelitian dalam
pendidikan.
b. Menentukan masalah kepengawasan
yang penting diteliti, baik untuk
keperluan tugas pengawasan
maupun untuk pengembangan
kariernya sebagai pengawas.
c. Menyusun proposal penelitian
pendidikan, baik proposal penelitian
kualitatif maupun penelitian
kuantitatif.
d. Melaksanakan penelitian pendidikan
untuk pemecahan masalah
pendidikan, dan perumusan
kebijakan pendidikan yang
bermanfaat bagi tugas pokok
tanggung jawabnya.

Dimensi Kompetensi Kompetensi


e. Mengelola dan menganalisis data
hasil penelitian pendidikan baik data
kualitatif maupun data kuntitatif.
f. Menulis karya tulis ilmiah (KTI)
dalam bidang pendidikan dan atau
bidang kepengawasan dan
memanfaatkannya untuk perbaikan
mutu pendidikan.

g. Menyusun pedoman/ panduan dan


atau buku/ modul yang diperlukan
untuk melaksanakan tugas
pengawasan di sekolah menengah
kejuruan.
h. Memberikan bimbingan kepada guru
tentang penelitian tindakan kelas,
baik perencanaan maupun
pelaksanaannya disekolah menengah
kejuruan.
6. Kompetensi Sosial a. Bekerja sama dengan berbagai pihak
dalam rangka meningkatkan kualitas
diri untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya.
b. Aktif dalam kegiatan asosiasi
pengawas satuan pendidikan.

3 Kompetensi Penilik
Kualifikasi dan kompetensi penilik secara khusus sampai tulisan ini disusun
permendiknasnya belum diterbitkan. Sekalipun demikian, untuk menjadi penilik
atau kenaikan jenjang jabatan penilik tetap dilakukan ujian kompetensi. Ini
artinya, profesionalisme penilik memerlukan persyaratan kompetensi. Dalam
peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sudah dijelaskan bahwa kriteria untuk menjadi penilik adalah: pertama, berstatus
sebagai pamong belajar/pamong atau jabatan sejenis di lingkungan pendidikan
luar sekolah dan pemuda sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun, atau pernah menjadi
pengawas satuan pendidikan formal. Kedua, memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai ketentuan perundang-undangan
yang berlaku. Ketiga, memiliki sertifikat pendidikan fungsional sebagai penilik;
dan keempat, lulus seleksi sebagai penilik.
C TUGAS POKOK PENGAWAS SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR
Supervisor sebagai tenaga kependidikan bertugas melaksanakan
administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis
untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Secara khusus,
supervisor memiliki tugas membantu guru untuk meningkatkan kemampuan
keguruannya, meliputi hal berikut.
1 Membantu guru untuk lebih memahami dan menghayati tujuan-tujuan
pendidikan atau standar kompetensi dan kompetensi dasar sehingga
pencapaian tujuan pendidikan berjalan dengan baik.
2 Membantu guru untuk lebih memahami kebutuhan-kebutuhan dan masalah-
masalah yang dihadapi peserta didik.
3 Membantu guru dalam menerapkan kepemimpinan efektif dalam rangka
meningkatkan professional guru.
4 Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya di dalam kelas.
5 Membantu guru dalam mendesain program pembelajaran.
6 Membantu guru meningkatkan kompetensi, baik kompetensi kepribadian,
pedagogic, professional maupun sosial.
7 Mendorong guru untuk meningkatkan jabatan kariernya.
Adapun fungsi supervise dijelaskan oleh Afifuddin dalam bukunya
Administrasi pendidikan, yaitu sebagai berikut:
1 Supervisi sebagai kepemimpinan, yaitu supervisor sebagai pemimpin harus
mampu menunjukkan kepemimpinannya. Oleh karena itu, supervisor harus
mampu memengaruhi guru dalam meningkatkan kemampuannya.
2 Supervisi sebagai inspeksi, yaitu supervisor harus mampu mengontrol bahwa
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dapat dijalankan.
3 Supervisi sebagai penelitian, yaitu supervisor dalam usahanya memperoleh
data-data lebih lengkap, lebih objektif dan relevan untuk menemukan
penyebab problem dan kesalahan dan dapat meningkatkan proses
pembelajaran.
4 Supervisi sebagai latihan dan bimbingan, yaitu supervisor harus memberikan
bimbingan dan dorongan kepada guru-guru sehingga bersedia dan mampu
melaksanakan hasil peningkatannya untuk kepentingan belajar siswa.
5 Supervisi sebagai evaluasi, yaitu mengevaluasi secara kooperatif keberhasilan
proses pembelajaran secara terus-menerus.14
Sementara itu, khusus untuk pengawas sekolah sebagai supervisor menurut
Peraturan Menteri Nomor 21 tahun 2010 menyebutkan tugas pokok pengawas
sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial pada
satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan
pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan,
penilaian, pembimbingan dan pelatihan professional Guru, evaluasi hasil
pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di
daerah khusus.
Adapunbeban kerja pengawas sekolah adalah 37,5 (tiga puluh tujuh
setengah) jam per minggu termasul di dalamnya pelaksanaan pembinaan,
pemantauan, penilaian dan pembimbingan di sekolah binaan.15
14. Afifuddin, Administrasi Pendidikan, Insan Mandiri 2005, hlm. 228-230.
15. Menpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 tahun 2010.
Sasaran pengawasan bagi setiap Pengawas Sekolah adalah sebagai berikut.
a Untuk taman kanak-kanak/raudathul athfal dan sekolah dasar/madrasah
ibtidaiyah paling sedikit 10 satuan pendidikan dan/atau 60 (enam puluh)
Guru.
b Untuk sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah dan sekolah
menengah atas/madrasah aliyah kejuruan paling sedikit 7 satuan pendidikan
dan/atau 40 (empat puluh) Guru mata pelajaran/ kelompok mata pelajaran.
c Untuk sekolah luar biasa palin sedikit 5 satuan pendidikan dan/atau 40
(empat puluh) Guru.
d Untuk pengawas bimbingan dan konseling palin sedikit 40 (empat puluh)
Guru bimbigan dan konseling.
e Untuk daerah khusus, beban kerja pengawas sekolah sebagaimana dimaksud
pada ayah (2) paling sedikit 5 (lima) satuan pendidikan secara lintas tingkat
satuan dan jenjang pendidikan.
Secara terperinci kegiatan pengawas sekolah dapat dibedakan sebagai
berikut.
a Pengawas Sekolah Muda:
1 menysun program pengawasan;
2 melaksanakan pembinaan guru;
3 memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar penilaian;
4 melaksanakan penilaian kinerja guru;
5 melaksanakan evaluasi hasil pelaksaan program pengawasan pada
sekolah binaan;
6 menyusun program pembimbingan dan pelatihan professional Guru di
KKG/MGMP/MGP dan sejenisnya;
7 melaksanakan bimbingan dan pelatihan professional Guru; dan
8 mengevaluasi hasil bimbingan dan pelatihan professional Guru.

b Pengawas Sekolah Madya:


1 menyusun program pengawasan;
2 melaksanakan pembinaan Guru dan/atau kepala sekolah;
3 memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar
penilaian pendidikan;
4 melaksanakan penilaian kinerja Guru dan/atau kepala sekolah;
5 melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada
sekolah binaan;
6 menyusun program pembimbingan dan pelatihan professional Guru
dan/atau kepala sekolah di KKG/MGMP/MGP dan/atau KKS/MKKS
dan sejenisnya;
7 melaksanakan pembimbingan dan pelatihan professional Guru dan/atau
kepala sekolah;
8 melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam
menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi,
kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan manajemen;
9 mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan professional Guru
dan/atau kepala sekolah;
10 membimbing pengawas sekolah muda dalam melaksanakan tugas
pokok.

c Pengawas Sekolah Utama:


1 menyusun program pengawasan;
2 melaksanakan pembinaan Guru dan/atau kepala sekolah;
3 memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar
penilaian pendidikan;
4 melaksanakan penilaian kinerja Guru dan/atau kepala sekolah;
5 melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada
sekolah binaan;
6 mengevaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan tingkat
kabupaten/kota atau provinsi;
7 menyusun program pembimbingan dan pelatihan professional Guru
dan/atau kepala sekolah di KKG/MGMP/MGP dan/atau KKS/MKKS
dan sejenisnya;
8 melaksanakan pembimbingan dan pelatihan professional Guru dan/atau
kepala sekolah;
9 melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam
menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi,
kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan manajemen;
10 mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan professional Guru
dan/atau kepala sekolah;
11 membimbing pengawas sekolah muda dalam melaksanakan tugas
pokok; dan
12 melaksanakan pembimbingan dan pelatihan professional Guru dan
kepala sekolah dalam pelaksanaan penelitian tindakan.

D TUGAS POKOK PENILIK


Penilik berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional pengendalian
mutu dan evaluasi dampak program PAUD, pendidikan kesetaraan dan
keaksaraan, serta kursus pada jalur Pendidikan nonformal dan informal di Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota atau Dinas yang bertanggung jawab dalam bidang
pendidikan nonformal dan informal (PNFI). Tugas pokok penilik adalah
melaksanakan kegiatan pengendalian mutu dan evaluasi dampak program PNFI.16
Secara terperinci, kegiatan atau tugas penilik dapat dibedakan sebagai
berikut.
1 Penilik Pertama, yaitu meliputi:
a menyusun rencana kerja tahunan pengendalian mutu sebagai anggota;
b menyusun rencana kerja triwulan pengendalian mutu satuan PNFI;
16. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 tahun 2010.
c membuat instrument pemantauan program PNFI;
d mengumpulkan data pemantauan pelaksanaan program PNFI;
e menganisis hasil pemantauan pelaksanaan program PNFI;
f melaksanakan diskusi terfokus hasil pemantauan sebagai anggota;
g menyusun laporan hasil pemantauan;
h membuat instrument penilaian program pada satuan PNFI berdasarkan
standar pendidikan;
i melaksanakan, menganalisis, dan melaporkan hasil penilaian program
pada satuan PNFI;
j melakukan pembimbingan dan pembinaan kepada pendidik dan tenaga
kependidikan berdasarkan standar kependidikan dengan sasaran
perseorangan;
k menyusun laporan triwulan; dan menyusun laporan tahunan sebagai
anggota.
2 Penilik Muda meliputi:
a menyusun rencana kerja tahunan pengendalian mutu sebagai anggota;
b menyusun rencana kerja triwulan pengendalian mutu satuan PNFI;
c membuat instrument pemantauan program PNFI;
d mengumpulkan data pemantauan pelaksanaan program PNFI;
e menganisis hasil pemantauan pelaksanaan program PNFI;
f membuat desain diskusi terfokus hasil pemantauan;
g melaksanakan diskusi terfokus hasil pemantauan sebagai anggota;
h menyusun laporan hasil pemantauan;
i membuat instrument penilaian program pada satuan PNFI berdasarkan
standar pendidikan;
j melaksanakan, menganalisis, dan melaporkan hasil penilaian program
pada satuan PNFI;
k melakukan pembimbingan dan pembinaan kepada pendidik dan tenaga
kependidikan berdasarkan standar kependidikan dengan sasaran
perseorangan;
l menyusun laporan triwulan; dan
m menyusun laporan tahunan sebagai anggota.
3 Penilik Madya, meliputi:
a menyusun rencana tahunan pengendalian mutu sebagai ketua atau
anggota;
b menyusun rencana kerja triwulan pengendalian mutu program satuan
PNFI;
c membuat instrument pemantauan program PNFI;
d mengumpulkan data program PNFI;
e menganisis hasil pemantauan pelaksanaan program PNFI;
f melaksanakan diskusi terfokus hasil pemantauan sebagai ketua atau
anggota;
g menyusun laporan hasil pemantauan;
h membuat instrument penilaian program pada satuan PNFI berdasarkan
standar pendidikan;
i melaksanakan, menganalisis, dan melaporkan hasil penilaian program
pada satuan PNFI;
j melakukan pembimbingan dan pembinaan kepada pendidik dan tenaga
kependidikan berdasarkan standar kependidikan dengan sasaran
kelompok;
k melakukan pembimbingan dan pembinaan kepada pendidik dan tenaga
kependidikan PNF dalam melakukan penelitian atau pengembangan,
pembelajaran, pelatihan, dan/atau pembimbingan dengan sasaran
perseorangan;
l melakukan pembimbingan dan pembinaan kepada pendidik dan tenaga
kependidikan PNF dalam menggunakan dan mengembangkan media
pembelajaran dan teknologi informasi untuk kegiatan pembelajaran,
pelatihan, dan bimbingan dengan sasaran perseorangan;
m menyusun laporan triwulan.

4 Penilik Utama, meliputi:


a menyusun rencana tahunan pengendalian mutu sebagai ketua atau
anggota;
b menyusun rencana kerja triwulan pengendalian mutu program satuan
PNFI;
c melaksanakan diskusi terfokus hasil pemantauan sebagai anggota;
d membuat instrument penilaian program pada satuan PNFI berdasarkan
standar pendidikan;
e melaksanakan, menganalisis, dan melaporkan hasil penilaian program
pada satuan PNFI;
f melakukan pembimbingan dan pembinaan kepada pendidik dan tenaga
kependidikan berdasarkan standar kependidikan dengan sasaran
kelompok;
g melakukan pembimbingan dan pembinaan kepada pendidik dan tenaga
kependidikan PNF dalam melakukan penelitian atau pengembangan,
pembelajaran, pelatihan, dan/atau pembimbingan dengan sasaran
kelompok;
h melakukan pembimbingan dan pembinaan kepada pendidik dan tenaga
kependidikan PNF dalam menggunakan dan mengembangkan media
pembelajaran dan teknologi informasi untuk kegiatan pembelajaran,
pelatihan, dan bimbingan dengan sasaran kelompok;
i menyusun laporan triwulan;
j menyusun laporan tahunan sebagai ketua atau anggota;
k menyusun desain evaluasi dampak program PNFI;
l menyusun instrumen evaluasi dampak program PNFI;
m melaksanakan dan menyusun laporan hasil evaluasi dampak program
PNFI;
n menyiapkan bahan presentasi; dan
o melakukan presentasi hasil evaluasi dampak program PNFI.

E KEPANGKATAN JABATAN PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH


DAN PENILIK
Jenjang Jabatan dan Pangkat Pengawas Sekolah
Jenjang jabatan fungsional Pengawas Sekolah dari yang terendah sampai
dengan yang tertinggi, yaitu:
a Pengawas Sekolah Muda;
b Pengawas Sekolah Madya; dan
c Pengawas Sekolah Utama.

Jenjang pangkat Pengawas Sekolah sebagaimana dimaksud sesuai dengan


jenjang jabatannya, yaitu sebagai berikut.
a Pengawas Sekolah Muda:
1 Penata, golongan ruang III/c; dan
2 Penata Tingkat I, golongan ruang III/d
b Pengawas Sekolah Madya:
1 Pembina, golongan ruang IV/a;
2 Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b; dan
3 Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.
c Pengawas Sekolah Utama:
1 Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d; dan
2 Pembina Utama, golongan ruang IV/c.

Jabatan dan pangkat penilik adalah sebagai berikut:


a Penilik Pertama;
b Penilik Muda;
c Penilik Madya; dan
d Penilik Utama.

Jenjang pangkat penilik adalah:


a Penilik Pertama:
Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.

17. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 21 tahun 2010.

b Penilik Muda:
1 Penata, golongan ruang IV/c; dan
2 Penata Tingkat I, golongan ruang III/d
c Penilik Madya:
1 Pembina, golongan ruang IV/a;
2 Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b; dan
3 Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.
d Penilik Utama.
Pembiana Utama Madya, golongan ruang IV/d.

Anda mungkin juga menyukai