Salah satu tenaga kependidikan yang juga berperan penting dalam bidang
pendidikan adalah supervisor. Hal ini karena tenaga kependidikan ini dapat
membantu meningkatkan mutu guru, terutama dalam melaksanakan tugas
pembelajaran. Pada bab ini akan dijelaskan supervisor tenaga kependidikan.
5. Made Pidarta, Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan, Sarana Press 1986, hlm. 4-5.
6. Made Pidarta, 1986, hlm. 4.
7. Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan, 1989, hlm. 13.
Merujuk pada pengertian supervisi di atas, dapat dirumuskan istilah
supervisor, yaitu orang yang memberikan bantuan, pembimbingan, pengarahan
terhadap gurudan/atau tenaga kependidikan lainnya untuk meningkatkan belajar
mengajar. Dalam sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa supervisor adalah
pengawasan sekolah atau madrasah dan penilik.
Pengawas sekolah adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang diberi tugas,
tangungjawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. 8
Sementara itu, menurut Peraturan Pemerintahan Nomor 19 tahun 2005 Bab VI
Pasal 39 dan 40 disebutkan bahwa pengawasan adalah orang yang melakukan
pengawasan pada pendidikan formal, sedangkan pengawasan pada pendidikan non
formal dilakukan oleh penilik satuan pendidikan. Istilah penilik diartikan
sebagai tenaga kependidikan dengan tugas utama melakukan kegiatan
pengendalian mutu dan evaluasi program dampak PAUD, pendidikan kesetaraan
dan keaksaraan serta kursus pada jalur Pendidikan Nonformal dan informal
(PNFI).9
8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tahun 2010 tentang
Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.
9. Permendiknas dan Badan Kepegawaian Negara Nomor 7 tahun 2011 tentang Petunjuk Jabatan Fungsional
Penilik dan Angka Kreditnya.
2. Memiliki sertifikat pendidikan fungsional sebagai pengawas satuan
pendidikan.10
Secara terperinci, kualifikasi pengawasan sekolah/madrasah disebutkan
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2007, yaitu
sebagai berikut.
1) Kualifikasi Pengawasan Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA)
dan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) adalah sebagai berikut:
a) Berpendidikan minimum sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV)
kependidikan dari perguruan tinggi terakreditasi;
b) Guru TK/RA bersertifikat pendidikan sebagai guru TK/RA dengan
pengalaman kerja minimum delapan tahun di TK/RA atau kepala
sekolah TK/RA dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk
menjadi pengawas TK/RA;
c) Guru SD/MI bersetifikat pendidikan guru SD/MI dengan pengalaman
kerja minimum delapan tahun di SD/MI atau kepala sekolah SD/MI
dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas
SD/MI;
d) Memiliki pangkat minimum penata, golongan ruang III/c;
e) Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak diangkat sebagai pengawas
satuan pendidikan;
f) Memenuhi kompetensi sebagai pengawas satuan pendidikan yang dapat
diperoleh melalui uji kompetensi dan atau pendidikan dan pelatihan
fungsional pengawas, pada lembaga yang ditetapkan pemerintah; dan
g) Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan.
2) Kualifikasi Pengawas Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), dan
Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK)
adalah sebagai berikut:
10. Peraturan Pemerintas Nomor 19 tahun 2005 tantang Standar Nasional Pendidikan.
a) Memiliki pendidikan minimum magister (S2) kependidikan dengan
berbasis sarjana (S1) dalam rumpuan mata pelajaran yang relevan pada
perguruan tinggi terakreditasi;
b) Guru SMP/MTs bersetifikat pendidik sebagai guru SMP/MTs dengan
pengalaman kerja minimum delapan tahun dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di SMP/MTs atau kepala sekolah SMP/MTs
dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi pengawas
SMP/MTs sesuai dengan rumpun mata pelajarannya;
c) Memiliki pangkat minimum penata, golongan ruang III/c;
d) Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak diangkat sebagai pengawas
satuan pendidikan;
e) Memenuhi kompetensi sebagai pengawas satuan pendidikan yang dapat
diperoleh melalui uji kompetensi dan atau pendidikan dan pelatihan
fungsional pengawasan, pada lembaga yang ditetapkan pemerintah; dan
f) Lulus seleksi pengawasan satuan pendidikan.11
b. Kualifikasi Penilik
Untuk menjadi tenaga penilik diperlukan kualifikasi secara umum sebagai
berikut:
1. Berstatus sebagai pamong belajar atau jabatan sejenis di lingkungan luar
sekolah dan pemuda sekurang-kurangnya lima tahun, atau pernah menjadi
pengawas satuan pendidikan formal;
2. Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
3. Memilikiki sertifikat pendidik fungsional sebagai penilik; dan
4. Lulus seleksi sebagai penilik.12
3 Kompetensi Penilik
Kualifikasi dan kompetensi penilik secara khusus sampai tulisan ini disusun
permendiknasnya belum diterbitkan. Sekalipun demikian, untuk menjadi penilik
atau kenaikan jenjang jabatan penilik tetap dilakukan ujian kompetensi. Ini
artinya, profesionalisme penilik memerlukan persyaratan kompetensi. Dalam
peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sudah dijelaskan bahwa kriteria untuk menjadi penilik adalah: pertama, berstatus
sebagai pamong belajar/pamong atau jabatan sejenis di lingkungan pendidikan
luar sekolah dan pemuda sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun, atau pernah menjadi
pengawas satuan pendidikan formal. Kedua, memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai ketentuan perundang-undangan
yang berlaku. Ketiga, memiliki sertifikat pendidikan fungsional sebagai penilik;
dan keempat, lulus seleksi sebagai penilik.
C TUGAS POKOK PENGAWAS SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR
Supervisor sebagai tenaga kependidikan bertugas melaksanakan
administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis
untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Secara khusus,
supervisor memiliki tugas membantu guru untuk meningkatkan kemampuan
keguruannya, meliputi hal berikut.
1 Membantu guru untuk lebih memahami dan menghayati tujuan-tujuan
pendidikan atau standar kompetensi dan kompetensi dasar sehingga
pencapaian tujuan pendidikan berjalan dengan baik.
2 Membantu guru untuk lebih memahami kebutuhan-kebutuhan dan masalah-
masalah yang dihadapi peserta didik.
3 Membantu guru dalam menerapkan kepemimpinan efektif dalam rangka
meningkatkan professional guru.
4 Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya di dalam kelas.
5 Membantu guru dalam mendesain program pembelajaran.
6 Membantu guru meningkatkan kompetensi, baik kompetensi kepribadian,
pedagogic, professional maupun sosial.
7 Mendorong guru untuk meningkatkan jabatan kariernya.
Adapun fungsi supervise dijelaskan oleh Afifuddin dalam bukunya
Administrasi pendidikan, yaitu sebagai berikut:
1 Supervisi sebagai kepemimpinan, yaitu supervisor sebagai pemimpin harus
mampu menunjukkan kepemimpinannya. Oleh karena itu, supervisor harus
mampu memengaruhi guru dalam meningkatkan kemampuannya.
2 Supervisi sebagai inspeksi, yaitu supervisor harus mampu mengontrol bahwa
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dapat dijalankan.
3 Supervisi sebagai penelitian, yaitu supervisor dalam usahanya memperoleh
data-data lebih lengkap, lebih objektif dan relevan untuk menemukan
penyebab problem dan kesalahan dan dapat meningkatkan proses
pembelajaran.
4 Supervisi sebagai latihan dan bimbingan, yaitu supervisor harus memberikan
bimbingan dan dorongan kepada guru-guru sehingga bersedia dan mampu
melaksanakan hasil peningkatannya untuk kepentingan belajar siswa.
5 Supervisi sebagai evaluasi, yaitu mengevaluasi secara kooperatif keberhasilan
proses pembelajaran secara terus-menerus.14
Sementara itu, khusus untuk pengawas sekolah sebagai supervisor menurut
Peraturan Menteri Nomor 21 tahun 2010 menyebutkan tugas pokok pengawas
sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial pada
satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan
pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan,
penilaian, pembimbingan dan pelatihan professional Guru, evaluasi hasil
pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di
daerah khusus.
Adapunbeban kerja pengawas sekolah adalah 37,5 (tiga puluh tujuh
setengah) jam per minggu termasul di dalamnya pelaksanaan pembinaan,
pemantauan, penilaian dan pembimbingan di sekolah binaan.15
14. Afifuddin, Administrasi Pendidikan, Insan Mandiri 2005, hlm. 228-230.
15. Menpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 tahun 2010.
Sasaran pengawasan bagi setiap Pengawas Sekolah adalah sebagai berikut.
a Untuk taman kanak-kanak/raudathul athfal dan sekolah dasar/madrasah
ibtidaiyah paling sedikit 10 satuan pendidikan dan/atau 60 (enam puluh)
Guru.
b Untuk sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah dan sekolah
menengah atas/madrasah aliyah kejuruan paling sedikit 7 satuan pendidikan
dan/atau 40 (empat puluh) Guru mata pelajaran/ kelompok mata pelajaran.
c Untuk sekolah luar biasa palin sedikit 5 satuan pendidikan dan/atau 40
(empat puluh) Guru.
d Untuk pengawas bimbingan dan konseling palin sedikit 40 (empat puluh)
Guru bimbigan dan konseling.
e Untuk daerah khusus, beban kerja pengawas sekolah sebagaimana dimaksud
pada ayah (2) paling sedikit 5 (lima) satuan pendidikan secara lintas tingkat
satuan dan jenjang pendidikan.
Secara terperinci kegiatan pengawas sekolah dapat dibedakan sebagai
berikut.
a Pengawas Sekolah Muda:
1 menysun program pengawasan;
2 melaksanakan pembinaan guru;
3 memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar penilaian;
4 melaksanakan penilaian kinerja guru;
5 melaksanakan evaluasi hasil pelaksaan program pengawasan pada
sekolah binaan;
6 menyusun program pembimbingan dan pelatihan professional Guru di
KKG/MGMP/MGP dan sejenisnya;
7 melaksanakan bimbingan dan pelatihan professional Guru; dan
8 mengevaluasi hasil bimbingan dan pelatihan professional Guru.
b Penilik Muda:
1 Penata, golongan ruang IV/c; dan
2 Penata Tingkat I, golongan ruang III/d
c Penilik Madya:
1 Pembina, golongan ruang IV/a;
2 Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b; dan
3 Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.
d Penilik Utama.
Pembiana Utama Madya, golongan ruang IV/d.