Anda di halaman 1dari 38

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................1
BAGIAN 1 EXECUTIVE SUMMARY............................................................ ..................2
BAGIAN 2 RENCANA ORGANISASI ..............................................................................2
2. 1 Visi dan Misi .............................................................................................................2
2. 2 Gambaran Singkat Bisnis.............................................................................................2
2. 3 Bentuk Bisnis ............................................................................................................4
2. 4 Gambaran Produk ....................................................................................................................4
2. 5 Analisis SWOT...........................................................................................................5
BAGIAN 3 MANAJEMEN APOTEK..................................................................................6
3. 1 Manajemen.................................................................................................................6
3.2 Deskripsi Kerja............................................................................................................7
BAGIAN 4 RENCANA PEMASARAN...............................................................................9
4. 1 Tinjauan dan Tujuan ...................................................................................................9
4. 2 Analisis Pasar ...........................................................................................................10
BAGIAN 5 ANALISIS FINANSIAL .................................................................................16
5.1 Prakiraan Penjualan ....................................................................................................16
5.2 Investasi dan Permodalan.............................................................................................17
BAGIAN 6 ANALISIS BREAK EVEN POINT....................................................................18
BAGIAN 7 KESIMPULAN ...........................................................................................19
BAGIAN 1
EXECUTIVE SUMMARY

Badan usaha yang akan didirikan adalah sebuah apotek. Apotek tersebut bernama apotek
Seodirman. Logo apotek dapat dilihat pada gambar berikut:

Visi dari apotek soedirman adalah Menjadi Apotek yang Mengutamakan Pelayanan dan
Konseling Kefarmasian dengan Harga Obat yang Terjangkau dan Kualitas Terjamin di Kota
Baja.
Adapun untuk mencapai visi tersebut, Soedirman menetapkan misi sebagai berikut :
1. Melayani penjualan menekankan pada pelayanan yang ramah
2. Melayani kegiatan Home Visit untuk pasien dengan kondisi tertentu
3. Terdiri dari Apoteker Pendamping yang berkualitas sehingga dapat melakukan kegiatan
konseling
4. Apoteker yang selalu ada dan siap sedia untuk melakukan konseling selama jam buka
apotek
5. menyediakan obat dan perbekalan farmasi dengan harga yang terjangkau
6. obat dan perbekalan farmasi lainnya yang dijual di Soedirman terjamin kualitasnya
Tujuan didirikannya Apotek Soedirman ini adalah memberikan pelayanan kesehatan,
khususnya pelayanan kefarmasian yang terbaik untuk meningkatkan kualitas hidup pelanggan
serta mengenalkan lebih dalam tentang profesi Apoteker yang selama ini masih kurang dikenal di
Masyarakat. Bentuk bisnis di Soedirman adalah perseorangan.
Lokasi apotek soedirman terletak di jalan KH. Tubagus Ismail 152 Kavling Blok I,
Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon. Pada awal berdiri, Apotek Soedirman buka selama 25 hari
kerja setiap bulan dari pukul 09.00 15.00 dan hanya dikelola oleh seorang Apoteker Pengelola
Apotek (APA), seorang asisten apoteker dan seorang tenaga administrasi. 6 bulan selanjutnya
waktu buka diperpanjang menjadi 2 shift dari pukul 09.00-21.00 dimana pemilik sarana apoteker
bertindak sebagai apoteker pendamping. Investasi total untuk apotek Soedirman Sebesar Rp.
277.500.000,- (status tanah sewa) yang diperoleh dari pemilik saham. Breakeven point dapat
dicapai apabila penjualan perbulan sebesar Rp. 50.000.000,- yang dapat dicapai setelah 6 bulan
beroperasi. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Feby Fitria Noor melalui email:
febychom@ymail.com
BAGIAN 2
RENCANA ORGANISASI

2. 1 Visi dan Misi


Visi
Visi memiliki peran yang sangat penting bagi setiap badan usaha. Keberadaan visi secara
formal dapat memberikan arahan dan petunjuk bagi operasional badan usaha. Sebuah pernyataan
visi harus mampu menjawab pertanyaan what do we want to become ?. Oleh karena itu apotek
Soedirman memiliki visi

Menjadi Apotek yang Mengutamakan Pelayanan dan Konseling Kefarmasian dengan Harga
Obat yang Terjangkau dan Kualitas Terjamin Di Kota Baja

Logo apotek ini adalah sebagai berikut:

Penjelasan logo Apotek Soedriman adalah sebagai berikut: logo gelas piala yang dililit
oleh ular menandakan lambang farmasi, warna kuning dipilih karena melambangkan perdamaian
dan keceriaan. Warna ini mempunyai sifat leluasa, penuh harapan, mempunyai cita-cita setinggi
langit dan semangatnya juga tinggi. Gambar siluet soedirman merupakan ilustrasi dari pahlawan
jenderal soedirman yang digunakan namanya sebagai nama pada apotek ini. Tulisan Pharmacy
Soedirman dapat diartikan apotek soedirman. Tulisan ditulis dalam warna merah yang artinya
produktivitas, perjuangan, persaingan dan keberanian.
Motto dari apotek soedirman yaitu Kesehatan Anda, Tujuan Kami. Motto tersebut
menyampaikan kepada masyarakat bahwa apotek soedirman akan melayani dengan sepenuh hati,
berkualitas dan memberikan pelayanan terbaik demi kesehatan pasien. Pelayanan berkualitas
tersebut tentu juga diwujudkan dalam setiap proses, mulai dari pengadaan sampai proses akhir ke
konsumen.

Misi
Pengembangan misi dilakukan setelah penetapan visi telah selesai. untuk membuat
sebuah misi, organisasi harus menjawab pertanyaan what is our business ?. Hal ini menjadi
penting karena misi diperlukan untuk menetapkan tujuan dan merumuskan strategi apa yang
dipilih dan dijalankan.untuk mencapai visi tersebut, maka apotek soedirman menetapkan misi
sebagai berikut:
1. Melayani penjualan menekankan pada pelayanan yang ramah
2. Melayani kegiatan Home Visit untuk pasien dengan kondisi tertentu
3. Terdiri dari Apoteker Pendamping yang berkualitas sehingga dapat melakukan kegiatan
konseling
4. Apoteker yang selalu ada dan siap sedia untuk melakukan konseling selama jam buka
apotek
5. Menyediakan obat dan perbekalan farmasi dengan harga yang terjangkau
6. Obat dan perbekalan farmasi lainnya yang dijual di Soedirman terjamin kualitasnya

2. 2 Gambaran Singkat Bisnis


Apotek Soedirman yang akan didirikan di jalan KH. Tubagus Ismail 152 Kavling Blok I
merupakan pendirian baru sarana pelayanan apotik sekaligus klinik dokter jaga 12 jam dengan
apoteker penanggung jawab Apotek Soedirman adalah Feby Fitria Noor. Sediaan farmasi akan
ditaruh didalam etalase, customer yang datang akan ditanya terlebih dahulu megenai keluhan,
kemudian dipilihkan obat yang sesuai dengan kebutuhan dan pemberian informasi mengenai
obat tersebut. Dalam pelayanan yang akan diberikan, apoteker akan memberikan pelayanan KIE
(Konseling, Informasi, Edukasi) mengenai obat yang dapat dilakukan saat penyerahan obat atau
dapat dilakukan di ruang konseling yang tersedia untuk informasi yang lebih komplek misalnya
cara penggunaan insulin, inhaler, menyediakan layanan delivery service; layanan home care;
layanan pemeriksaan gula darah, tekanan darah, kolesterol, asam urat, trigliserida dan adanya
praktek dokter yang disediakan untuk mempermudah pasien mendapat layanan kesehatan.
Apotek Soedirman melayani permintaan obat resep dan obat bebas bagi semua kelompok
masyarakat.
2.3. Strategi
Menurut Porter (1980) dalam David (2011), strategi dibagi menjadi tiga yaitu cost
leadership, diferensiasi, dan focus. Apotek Soedirman menggunakan strategi diferensiasi.
Menurut David (2011), strategi dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu integrasi, intensif dan
diversifikasi. Strategi yang digunakan Apotek Soedirman adalah intensif yaitu market
penetration.

2.4. Kondisi Keuangan dan Sumber Pendanaan


Sumber pendanaan berasal dari pendiri Apotek Soedirman sendiri yaitu Nandya Ardya
Gharini (60%) dan Feby Fitria Noor (40%). Karena dana yang dibutuhkan dan perputaran uang
untuk bisnis apotek ini tidak terlalu besar, sehingga tidak menggunakan utang yang dibebani
suku bunga. Total modal yang digunakan untuk mendirikan Apotek Soedirman Rp. 500.000.000,
besarnya WACC 8,45%, dengan periode perencanaan selama 5 tahun. Hasil NVP sebesar Rp.
528,869,734 dengan IRR sebesar 37,28%. Sedangkan payback periode adalah 2 tahun 4 bulan.

2.5. Produk
Produk yang akan diberikan oleh Apotek Soedirman adalah produk farmasi dan jasa
pelayanan kefarmasian. Kedua produk tersebut dikemas dalam sistem pelayanan yang terpadu
dan profesional :
1. Produk farmasi
Produk yang disediakan berupa obat yang termasuk ke dalam obat wajib apotek, obat
etikal (obat dengan resep dokter), obat bebas terbatas dan obat bebas.
2. Jasa pelayanan kefarmasian
Apotek Soedirman memberikan jasa pelayanan kefarmasian berupa konsultasi, informasi,
edukasi dan monitoring dalam hal penggunaan obat, penyediaan obat-obatan, dan
delivery service dan home visit.

Sistem pelayanan di Apotek Soedirman merupakan sistem pelayanan yang berorientasi


pada kepuasan konsumen dengan cara memberikan lingkungan (baik tempat, fasilitas maupun
personal) apotek yang kondusif bagi kenyamanan konsumen, pelayanan yang cepat, serta
berusaha menjaga hubungan baik yang berkelanjutan dengan konsumen.
2.6. Analisis SWOT
Menurut David (2011), dengan analisis SWOT diharapkan sebuah badan usaha dapat
mengetahui apa yang menjadi major strengths dan berkonsentrasi pada major opportunities yang
ada sebagai peluang usaha. Selain itu juga diharapkan dengan mengetahui apa yang menjadi
major weakness-nya, maka dapat dengan segera mengubahnya menjadi major strength. Badan
usaha juga diharapkan siap untuk menghadapi major threats yang ada.
Seperti yang telah dijelaskan, analisis SWOT dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu
faktor internal (strengths dan weaknesses) serta faktor eksternal (opportunities dan threats).
Kekuatan (Strength)
1. Apotek Soedirman telah memiliki perizinan, kewajiban pajak serta retribusi usaha sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, sehingga bila ada pemeriksaan dari petugas maka Apotek
Soedirman telah mengantongi izin usaha.
2. Pemilihan Lokasi
Lokasi yang dipilih untuk mendirikan usaha Apotek Soedirman adalah kota Cilegon-
Banten, tepatnya jalan KH. Tubagus Ismail 152 Kavling Blok I, Kecamatan Cilegon,
Kota Cilegon, Provinsi Banten. Pemilihan lokasi ini karena lokasi ini merupakan
pemukiman padat penduduk, padat usaha, dekat dengan kompleks sekolah, pasar,
perusahaan serta kantor kejaksaan. Lokasi Apotek Soedirman ini juga mudah diakses oleh
pelanggan karena letaknya di depan jalan raya.
3. Terdapat beberapa sarana kesehatan di sekitar apotek seperti praktek dokter puskesmas,
dan rumah sakit.
4. Tempat/ruang tunggu pasien yang nyaman, ruangan tertutup dilengkapi Air Conditioner
dan televisi serta dilengkapi dengan tempat parkir kendaraan roda dua.
5. Tenaga profesional yang kompeten.
Latar belakang pendidikan serta persyaratan sebagai apoteker yang dimiliki oleh pemilik,
dapat menjadi kekuatan dalam mengembangkan apotek yang berkompeten. Posisi
pemiliki sarana apotek (PSA) yang juga berperan sebagai Apoteker Pengelola Apotek
akan memberikan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan operasional apotek,
misalnya dalam hal pembelian obat-obatan, perizinan, dan sebagainya. Tenaga pembatu
dalam apotek ini juga diusahakan merupakan lulusan setidaknya SMK Farmasi ataupun
Mahasiswa Farmasi magang sehingga setidaknya memahami mengenai masalah
kefarmasian dan solusinya.
6. Apotek dengan konsep layanan Pharmaceutical Care yang baik yang berbasis layanan
kefarmasian.
Melalui pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya, pemberian konseling dan
Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) jarang dilakukan oleh apotek di kota Cilegon.
Bahkan dapat dibilang sangat langka sehingga konsep apotek seperti ini sangat ditunggu-
tunggu oleh masyarakat sehingga hal ini dapat menjadi peluang bagi apotek Soedirman.
7. Apoteker yang siap stand by di apotek, siap memberikan layanan dan konsultasi seputar
obat.
8. Mempunyai karyawan yang ramah dan memiliki pengetahuan umum di bidang obat -
obatan.
9. Menyediakan obat dan perbekalan farmasi dengan harga yang terjangkau dan terjamin
kualitasnya.
10. Menyediakan pembayaran kredit bagi pelanggan yang telah memenuhi persyaratan.
11. Melayani kegiatan Home Visit untuk pasien dengan kondisi tertentu.
12. Tersedia layanan delivery resep yaitu pengiriman obat ke tempat pasien dengan jarak
tertentu sehingga pelanggan tidak harus datang ke apotek.

Kelemahan (Weakness)
1. Pengalaman yang minim dalam menjalankan bisnis Apotek
Ilmu pendidikan yang dimiliki selama pendidikan di bangku kuliah sebagus apapun itu
tentunya tidak berarti bnayak tanpa adanya pengalaman yang cukup. Seperti kita ketahui,
semua yang kita pelajari hanyalah teori saja dan pada dunia nyata, khususnya dunia
bisnis, ada banyak hal diluar kendali kita yang kadang kala dapat menjadikan sebuah
teori tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Hal inilah yang menjadi salah satu titik kelemahan bagi apotek soedirman, penulis selaku
pemilik usaha belum memiliki banyak pengalaman dalam menjalankan bisnis apotek.
Meskipun selama duduk di bangku kuliah, sudah cukup dibekali ilmu serta pengalaman
praktek kerja profesi apoteker.
2. Belum dikenalnya Apotek Soedirman
Apotek soedirman merupakan apotek baru akan berdiri, begitupun klinik dokternya. Oleh
karena itu dibutuhkan usaha untuk membngaun image yang baik di benak masyarakat
serta loyalitas masyarakat terhadap apotek soedirman.
3. Sistem pengelolaan keuangan professional belum terbentuk
Sebagai badan usaha yang baru saja berdiri, maka menjadi kewajiban perusahaan untuk
memiliki sistem pengelolaan keuangan yang baik untuk keberlangsungan usaha
kedepannya.
4. Modal yang terbatas.
5. Masih kurang lengkapnya sediaan obat obatan pada resep yang sering dibutuhkan oleh
pasien.
6. Waktu tutupnya apotek terlalu cepat sehingga mempengaruhi penghasilan apotek, selain
itu juga pada hari libur apotek tutup.
7. Seringnya keteteran dalam pekerjaan karena masih kurangnya tenaga kerja sehingga
pelanggan harus seringkali menunggu cukup lama.

Peluang (Opportunity)
1. Apotek Soedirman mempunyai tempat usaha yang cukup strategis dan terletak ditempat
yang ramai sehingga mudah dijangkau kendaraan umum dari arah manapun.
2. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang kesehatan meningkat
Saat ini kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan makin meningkat, hal ini
membuka peluang bagi apotek untuk berkembang sehingga mendorong penjualan
produk-produk kesehatan lainnya, seperti: multivitamin, suplemen.
3. Dekat dengan fasilitas kesehatan
4. Belum ada competitor di daerah dimana apotek akan didirikan
Belum ada competitor di sekitar apotek menjadi peluang pasar, sehingga pasar masih
menjanjikan.
5. Penawaran pembayaran kredit dati PBF (Produsen Besar Farmasi) dengan bunga bersaing
dan juga diskon.
6. Potensi industri farmasi masih besar
Dengan melihat pada situasi seperti ini makin banyaknya jenis-jenis penyakit atau
perkembangan penyakit semakin cepat, hal ini menuntut industri-industri farmasi untuk
melakukan penelitian-penelitian untuk menciptakan obat-obat baru yang lebih baik guna
mengatasi perkembangan penyakit tersebut.
7. Tingkat perekonomian masyarakat kota Cilegon yang mengalami peningkatan, hal ini
terlihat dari Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Cilegon yang Meningkat mencapai 3,8
Trilyun Pada Tahun 2006. Pada tahun 2009 PDRB Kota Cilegon mencapai Rp51
juta/kapita dan melebihi angka rata-rata pendapatan perkapita masyarakat Indonesia pada
umumnya. Hal ini dikarenakan Kota Cilegon ditopang oleh sektor perindustrian berat
yang bertumpu pada penggunaan teknologi dan kimia dan bukan berbasis pada industri
manufaktur ringan (Sumber: BPS Cilegon). Peningkatan ekonomi tersebut meningkatkan
daya beli masyarakat khususnya dibidang pengobatan dan kesehatan.

Ancaman (Threat)
1. Pesaing yang telah lama berpengalaman dalam bisnis apotek
Di kota Cilegon sudah ada kurang lebih 50 apotek yang telah berdiri dan terpencar di
beberapa wilayah kota Cilegon, hal ini diwaspadai sebagai ancaman bagi apotek
Soedirman.
2. Tuntutan pelanggan untuk mendapatkan perbekalan farmasi yang terjamin kualitasnya
dengan harga yang murah
Suatu hal yang wajar apabila kebanyakan orang menginginkan harga murah dengan
kualitas yang terbaik ketika membei suatu barang. Sama juga halnya dalamm bisnis
apotek, pelanggan seringkali meminta harga perbekalan farmasi yang murah dengan
kualitas tejamin. Tidak sedikit pelanggan yang rela berpindah dari apotek satu ke apotek
lainnya hanya untuk mendapatkan harga perbekalan farmasi yang murah, apalagi
pelanggan tersebut menderita penyakit kronis yang harus terus menerus mengkonsumsi
perbekalan farmasi sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan. Kadangkala harga
yang murah menjadi alasan utama pelanggan memilih sebuah apotek, tanpa
memperhatikan kualitas perbekalan farmasi dan kualitas pelayanan yang seharusnya
menjadi pertimbangan utama dalam membeli perbekalan farmasi. Tentunya hal ini
menjadi tentangan bagi apotek Soedirman agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan
dengan menyediakan perbekalan farmasi dengan harga yang terjangkau bagi pelanggan,
namun juga terjamin kualitasnya.
3. Adanya kemungkinan dokter atau bidan yang melakukan dispensing
4. Perkembangan Teknologi. Terdapat banyak Situs internet Apotek online sehingga
promosi yang mudah di akses melihat daftar barang dan harganya.
5. Sosial Budaya. Dengan adanya Puskesmas gratis, merubah pemikiran masyarakat bila
merasakan sakit ringan untuk langsung periksa ke puskesmas dari pada membeli obat di
apotek sebagai penggobatan pertama.
BAGIAN 3
MANAJEMEN APOTEK
3. 1 Manajemen
Apotek Soedirman adalah suatu usaha yang dimiliki oleh 2 orang. Apotek ini menaruh
perhatian besar terhadap pelayanan kefarmasian yang menyeluruh meliputi informasi, konsultasi,
edukasi, dan monitoring terhadap pasien. Hal ini dilakukan dalam rangka menjamin penggunaan
obat yang rasional dan aman sehingga diharapkan Apotek Soedirman ini dapat menjadi apotek
kepercayaan bagi semua kalangan masyarakat.
Untuk memenuhi tujuan tersebut, maka dalam pelaksanaannya diperlukan:
1. Keterlibatan langsung apoteker dalam pelayanan kefarmasian dari mulai pengadaan obat,
pemberian informasi, konsultasi, edukasi maupun monitoring penggunaan obat
2. Informasi obat yang tepat dan jelas kepada pasien
3. Penyediaan buku-buku kesehatan
4. Monitoring penggunaan obat untuk kasus tertentu
5. Mengadakan fasilitas data base pasien dan data pengggunaan obat
6. Staf yang ramah dengan pelayanan berkualitas
7. Ruangan dan suasana apotek yang nyaman
Apotek Soedirman ini dibuka tiap hari senin sampai sabtu selama 25 hari dalam tiap bulan
dari mulai pukul 09.00-21.00, oleh sebab itu dilakukan pembagian jam kerja menjadi 2 shift
yaitu shift pagi (09.00-15.00) dan shift sore (15.00-21.00).
Dalam menjalankan usaha ini, diperlukan sejumlah karyawan dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Apoteker penanggung jawab apotek (APA): sejumlah satu orang yang memiliki
kemampuan dalam hal manajemen perapotekan yang mencakup manajemen personel,
administrasi, keuangan, produk dan penguasaan informasi obat
2. Apoteker pendamping: sejumlah satu orang dengan pembagian tugas berdasarkan shift
yang ditentukan
3. Asisten apoteker: sejumlah dua orang yang merupakan lulusan SMF dengan pengalaman
minimal satu tahun dan memiliki kemampuan teknis dalam penyiapan dan peracikan obat
4. Tenaga administrasi: sejumlah satu orang yang merupakan lulusan minimal Sekolah
Menengah Atas (SMA)/sederajat dan memiliki kemampuan dalam bidang administrasi
dan keuangan seperti menjadi kasir dan sebagai biro rumah tangga.

Pada pembukaan Apotek Soedirman di 6 bulan yang pertama, hanya diperlukan APA dan satu
asisten apoteker, karena diperkirakan di 6 bulan pertama pengunjung apotek masih berniat untuk
berobat ke klinik sukasehat, sehingga dapat ditangani dengan APA dan 1 asisten apoteker. 6
Bulan selanjutnya, PSA yang juga seorang apoteker menjadi apoteker pendamping dan
pembagian tugas berdasarkan waktu shift kerja. Selanjutnya penambahan karyawan disesuaikan
dengan kemajuan yang dicapai.

Struktur organisasi Apotek Soedirman


3.2 Deskripsi Kerja
1. PSA/Pemilik Saham
Pemilik saham berkoordinasi dengan apoteker dalam pelaksanaan operasional dan program-
program apotek terutama dalam hal penyediaan modal.
2. Apoteker penanggung jawab apotek
APA berkoordinasi dengan pemilik saham dan apoteker pendamping mermiliki wewenang
penuh dalam pengelolaan apotek, memiliki tugas melaksanankan tanggungjawab profesional
kefarmasian di apotek, yang mencakup :
pengelolaan perbekalan kesehatan dan mengontrol persediaan barang
Administrasi keuangan
meneriama resep dari pasien dan memberikannya secara langsung disertai
dengan pemberian informasi obat
memberikan layanan kefarmasian berupa informasi obat, konsultasi, edukasi dan
monitoring penggunaan obat kepada pasien
mengawasi dan mengontrol kinerja semua karyawan apotek
3. Apoteker Pendamping
Apoteker pendamping memiliki tugas yaitu menggantikan tugas APA apabila berhalangan
hadir, yaitu dalam hal penerimaan resep dan pemberian obat, memberikan layanan informasi,
konseling, edukasi dan monitoring obat serta mengontrol dan mengawasi kinerja bawahannya.
3. Asisten Apoteker
Asisten apoteker bertugas membantu APA dan Apoteker pendamping dalam peracikan resep
dan penyediaan obat ke pasien, bertanggung jawab juga terhadap terpeliharanya sarana dan
prasarana apotek
4. Tenaga Administrasi
Tenaga administrasi bertugas melaksanakan kegiatan operasional apotek sehari hari,
termasuk kasir dan membantu delivery service ke konsumen serta bertanggung jawab terhadap
terpeliharanya sarana dan prasarana apotek.
BAGIAN 4
RENCANA PEMASARAN

4. 1 Tinjauan dan Tujuan


Tinjauan
Apotek Soedriman merupakan bidang usaha yang bergerak pada pelayanan kesehatan,
khususnya pelayanan kefarmasian yaitu apotek. Konsep yang dipakai adalah menekankan pada
adanya KIE yang baik dan konseling. Apotek soedirman menekankan pada kedua hal tersebut
karena pada saat ini pelayanan kefarmasian telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien yang
mengacu kepada Pharmaceutical Care. Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya
berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien sesuai dengan KEPMENKES RI
Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 mengenai Standa Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, apoteker dituntut untuk
meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku agar dapat melaksanakan interaksi
langsung dengan pasien. Salah satu interaksi antara apoteker dengan pasien melalui konseling
obat, konseling obat sebagai salah satu metode edukasi pengobatan secara tatap muka atau
wawancara merupakan usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien dalam
penggunaan obat.
Apotek Soedirman merupakan usaha baru yang terdiri dari apotik dan klinik dengan
harapan dapat memberikan kontribusi yang saling menguntungkan. Suatu badan usaha harus
dapat melekat pada strategi dan rencana, namun juga harus dapat mencari cara-cara baru untuk
dapat berkembang secara konstan. Rencana pemasaran memegang peranan yang sangat penting
dalam permulaan, keberlangsungan dan masa depan suatu bisnis. Rencana pemasaran
membutuhkan sebuah pemahaman yang jelas tentang bagaimana pemasaran itu berkerja.
Rencana pemasaran mencakup potensi pasar, segmentasi, targeting, positioning, peluang pasar,
dan strategi promosi apotek.
Berdasarkan hal tersebut diatas. Maka rencana pemasaran Apotek Soedirman adalah
menekankan terhadap peningkatan pharmaceutical care yaitu pemberian informasi, edukasi dan
konseling kepada pasien disamping mengusahakan omset maksimal demi keberlanjutan dan
pengembangan apotek Soedirman.

Tujuan
Tujuan dikembangkannya rencana pemasaran adalah :
1. Mengetahui potensi dan peluang pasar yang dapat dicapai oleh Apotek Soedirman,
melalui metode analisis lokasi.
2. Mensegmentasi pasar berdasarkan variabel demografi.
3. Mengoptimalkan pasar dengan cara menetapkan target market dan mengetahui pelanggan
yang potensial.
4. Membangun image yang kuat di masyarakat bahwa Apotek Soedirman merupakan apotek
dengan pelayanan pharmaceutical care yang baik. Sehingga mampu memberikan
perhatian dan pelayanan yang lebih baik kepada kesehatan masyarakat.
5. Mengetahui strategi promosi yang paling efektif bagi Apotek Soedirman.

4. 2 Analisis Pasar
1. Potensi Pasar
Kota Cilegon merupakan kota yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan apotik
yang cukup lambat dapat dilihat pada tabel 4.1. bahwa jumlah apotik dikota Cilegon berdasarkan
data Kemenkeu Banten hanya berjumlah 50 buah. Sangat rendah apabila dibandingkan dnegan
kota tenggeran ataupun tanggerang selatan yang jumlahnya mencapat 5x lipat jumlah apotik
dikota Cilegon. Sangat jarang ditemui adanya apotik yang dijaga secara langsung oleh apoteker
pengelola apotik dengan gelar Apt. melainkan apotik dijaga oleh seseorang yang bukan ahli
dibidangnya sehingga pemberian informasi, edukasi dan konseling kepada pasien ataupun
pelangggan tidak terjadi. Karena hal itulah apotik Soedirman hadir sebagai solusi dan sebagai
apotik pertama di kota Cilegon yang melayani pelayanan pharmaceutical care kepada pasien.
Diharapkan dengan layanan ini tujuan pendirian apotek serta omset yang diharapkan dapat
tercapai.
Gambar 4.1 perbandingan jumlah pelayanan kesehatan di Banten tahun 2010
(www.djpk.kemenkeu.go.id)

Rencana lokasi yang dipilih untuk mendirikan usaha Apotek Soedirman adalah di jalan
KH. Tubagus Ismail 152 Kavling Blok I, Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon. Lokasi ini dianggap
strategis untuk dijadikan apotek dengan pertimbangan-pertimbangan berikut :
1) Posisi apotek berada dekat dengan 3 kelurahan yang berbeda yaitu kelurahan Ciwedus,
Kelurahan Bendungan dan Kelurahan Ciwaduk
2) Tidak ada apotik lain yang berada didaerah tersebut
3) Dekat dengan pasar yaitu pasar Kelapa kec. Cilegon ( 600 m)
4) Dekat dengan sekolah yaitu beberapa sekolah dasar, SMP (SMP Negeri 7 Cilegon 300
m dan SMP Negeri 2 Cilegon 400 m) dan SMA yaitu SMA Negeri 1 Cilegon 440 m.
5) Terletak dipinggir jalan raya yang bisa ditemukan dengan mudah dan diakses kendaraan.
6) Letaknya strategis, berada dekat pemukiman perumahan yaitu perumahan BBS (Bukit
Baja Sejahtera) dan Kavling Blok E-J.
7) Jauh dari rumah sakit (rumah sakit terdekat yaitu RSUD Kota Cilegon berjarak 3,70
km, Rumah Sakit Karakatau Steel berjarak 6,7 km dan RS ibu dan anak Kurnia berjarak
2 km) sehingga meningkatkan kemungkinan ramainya kunjungan masyarakat untuk ke
klinik dan Apotik Soedirman.
Lokasi Ruko Kosong yang akan dijadikan Apotek dan Klinik Soedirman

Lokasi Apotek Soedirman Tapak Atas Google Map

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, dapat disimpulkan bahwa lokasi apotek


cukup strategis, dan secara keseluruhan dapat ditentukan target market yang potensial bagi
apotek tersebut adalah :
1) Penduduk pemukiman sekitar lokasi
2) Pasien-pasien dari sarana kesehatan umum seperti dokter-dokter yang berpraktek di
sekitar lokasi dan puskesmas.
3) Masyarakat non penduduk yang melintas disekitar lokasi.
2. Segmentasi
Lokasi apotek berada di kelurahan Bendungan Kecamatan Cilegon. Segementasi pasar
dilakukan berdasarkan data demografi penduduk yang meliputi pembagian berdasarkan usia,
jenis kelamin, dan pekerjaan.
Berikut adalah tabel mengenai jumlah penduduk di kota Cilegon tahun 2014:

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan Tahun


2014

Jenis Kelamin
Kecamatan Jumlah
Laki-Laki Perempuan

Ciwandan
23 633 22 255 45 888
Citangkil
36 498 34 985 71 483
Pulomerak
22 770 21 911 44 681
Purwakarta
20 499 19 183 39 682
Grogol
21 735 20 769 42 504
Cilegon
21 765 21 034 42 799
Jombang
33 188 31 740 64 928
Cibeber
26 914 26 424 53 338
KOTA
CILEGON 207 002 198 301 405 303
(Sumber: BPS Cilegon)

Kecamatan Cilegon memiliki jumlah penduduk total 42.799 jiwa. Kelurahan bendungan
memiliki jumlah penduduk total 8579 jiwa, dengan segmentasi sebagai berikut:
a. Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki : 4492 jiwa
Perempuan : 4087 jiwa

b. Berdasarkan usia
0-3 Tahun : 493 jiwa
4- 6 tahun : 489 jiwa
7-12 Tahun : 564 jiwa
13-15 tahun : 681 jiwa
16-18 tahun : 486 jiwa
> 19 tahun : 4016 jiwa

c. Berdasarkan pekerjaan
PNS : 372 jiwa
TNI/POLRI : 196 jiwa
Pegawai swasta : 1003 Jiwa
Petani : 246 Jiwa
Pertukangan : 98 jiwa
Pensiunan : 226 jiwa
Pemulung : 21 Jiwa
Jasa : 80 Jiwa

3. Peluang pasar
Lokasi yang strategis membuat Apotek Soedirman memilki peluang pasar yang cukup
baik, selain itu ditambah dengan adanya kelebihan yang dimiliki oleh Apotek Soedirman yaitu
adanya klinik umum dan gigi dengan laboratorium klinik juga berbagai kelebihan pelayanan
kefarmasian yang diberikan dibandingkan dengan apotek lain di sekitar lokasi. Besar kecilnya
peluang pasar juga dapat dilihat dari faktor pendukung lain seperti keberadaan sarana kesehatan
dan tingkat kepadatan pemukiman penduduk.
Tabel 4.1
Data Praktek Dokter Terdekat Lokasi Apotek Soedirman
No Nama Dokter Alamat Praktek
1. Klinik Soedirman Senin-Jumat
dr. Nining
09.00-16.00
Hendriningsih

2. Klinik Anggrek Senin-Jumat


dr. Shinta
08.00-16.00
3. dr. Desianti Pudjiastuti Klinik Gigi Soedirman Senin-Jumat
09.00-16.00

a. Data sarana kesehatan lain


Puskesmas Cilegon
Jl. Pesut Kav. Blok C Cilegon Kecamatan Cilegon Kota Cilegon Banten
RSIA Kasih Insani
Jl. Lumba lumba Kav Blok C No 20 Cilegon
(Fasilitas periksa ibu hamil, imunisasi, KB, persalinan, klinik umum untuk anak)
Klinik Anggrek
Jl. Anggrek No.31, Kavling Blok I, Cilegon, Banten
Klinik dr.Agus H & Bd.Dewi
Jalan Bukit Baja (Jalan Bukit Baja Ciwaduk), Cilegon Banten
(Ahli bedah dan klinik umum)
Bidan

b. Data Apotek lain disekitar lokasi


Tabel 4.2
Apotek Lain disekitar Lokasi
No. Apotek Lokasi
1. Apotik GAMA CILEGON PLAZA BLOK C-14 Kota Cilegon
BANTEN ( 1,2 km)
2. Apotik Kimia Farma Jl. SA Tirtayasa No. 12 C Cilegon Banten ( 1,6 km)
3. Apotik Kota Baja Jl. SA Tirtayasa Cilegon Banten ( 1,6 km)
4. Gama Apotik Jl. Arjuna Kav. Blok J Kec. Cilegon ( 550 m)
5. Apotek Hendra Farma

Kelima apotek diatas merupakan apotek yang telah lama berdiri (kecuali Apotek Hendra
Farma) dan cukup ramai khususnya 4 apotek diatas yaitu apotik GAMA, Apotik Kimia Farma,
Apotik Kota Baja dan Gama Apotik, hal ini bisa menjadi pesaing bagai apotik Soedirman dengan
pertimbangan bahwa kelima paotik ini memiliki pengunjung banyak dibandingkan dengan
apotek yang lainnya sehingga dengan melihat bagaimana cara apotek tersebut berkembang maka
akan membantu memberikan gambaran untuk mendirikan apotek yang memiliki daya saing
tersendiri. Berikut dua apotek yang menjadi pesaing (dengan pertimbangan memiliki lokasi yang
paling dekat dengan apotek yang akan didirikan dengan kepadatan penduduk yang tinggi serta
terletak di pusat kota):
Tabel 4.3
Pesaing Apotek Soedriman
Pesaing Jenis Pesaing
1. Gama Apotik Pesaing potensial
2. Apotik Hendra Farma Pesaing actual

1) Gama Apotik
Merupakan apotek dengan konsep seperti apotik lainnya, dimana obat-obat yang dijual
tersimpan dalam etalase dan setiap ada transaksi, pembeni dilayani sepenuhnya oleh petugas
apotek apotek ini telah berdiri sejak tahun 2005 buka hari senin-minggu dengan jam kerja yang
sama yaitu mulai pukul 09.00-21.00, bisa dikatakan bahwa apotek ini adalah apotik teramai dan
terlengkap bagi warga kelurahan Cibeber dan Bendungan.

Tabel 4.4
Keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh Gama Apotek
Keunggulan Kelemahan
Jam buka yang cukup panjang Tidak memberikan pelayanan KIE dan
konseling
Cukup lama berdiri Tidak ada fasilitas home care
Letaknya yang sangat strategis di Tidak dilengkapi dengan klinik
pinggiran jalan ramai
Harga yang terjangkau Apoteker tidak selalu ada di apotek
Kelengkapan obat Tidak menerima obat racikan

2) Apotek Hendra Farma


Merupakan apotek dengan konsep seperti apotik lainnya, dimana obat-obat yang dijual
tersimpan dalam etalase dan setiap ada transaksi, pembeni dilayani sepenuhnya oleh petugas
apotek apotek ini telah berdiri sejak tahun 2007 buka hari senin-sabtu dengan jam kerja Senin-
Jumat pukul 09.00-20.00. Sedangkan hari Sabtu pukul 09.00-15.00.
Keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh Apotek Hendra Farma yaitu:

Tabel 4.5
Keunggulan dan kelemahan apotek Henra Farma Hendra Farma
Keunggulan Kelemahan
Apotik tersebut sekaligus rumah Apoteker Letaknya tidak strategis
sehingga Apoteker sering dapat ditemui untuk
menanyakan sesuatu
Pelayanan baik Kurang lengkap
Menerima obat racikan Tidak dilengkapi dengan klinik
Lokasi Kecil, Fasilitas ruangan kurang
Tidak ada fasilitas home care dan pesan
antar

Keunggulan bersaing dari apoek Soedirman adalah letaknya yang berada di jalan raya yang
banyak dilalui kendaraan, merupakan daerah yang padat penduduk dengan banyak fasilitas
umum (sekolah, Kejaksaan Agung, perkantoran dan pasar)., belum ada apotek yang berdiri di
sekitar lokasi terlebih lagi fasilitas utama yang ditawarkan adalah memberikan pelayanan
konseling dan KIE yang belum pernah ditemui di kota Cilegon khususnya kelurahan Bendungan,
Ciwedus dan sekitarnya. Dengan asumsi ini apotek soedirman optimis dapat bersaing dengan
apotek-apotek yang telah lama berdiri di kota Cilegon terutama daerah yang terdekat dengan
lokasi apotek (Gama Apotek dan Apotek Hendra Farma). Dari segi fisik dan fasilits yang lainnya,
apotek Soedirman menyediakan ruang tunggu yang nyaman dan bersih, persediaan obat yang
lengkap dan pelayannan yang berkualitas patient oriented) serta kecepatan pelayanan akan
menjadi nilai tambah tersendiri dalam bersaing.

c. Data kepadatan lalu-lintas


Data kepadatan lalu-lintas tiap jam :
- Motor : 450
- Mobil selain angkot : 257
- Angkot : -

4. Produk yang Ditawarkan


Apotek Soedirman merupakan bisnis yang berupa apotek, menyediakan produk yang
berupa barang, yaitu perbekalan farmasi terdiri dari sediaan farmasi, alat kesehatan; dan jasa
yaitu pelayanan kefarmasiaan.
Yang dimaksud dengan sediaan farmasi menurut Keputusan Mentri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek
adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik.
Pada saat mendirikan apotek, minimal yang harus ada dalam sebuah apotek adalah obat-
obatan yang terdapat dalam daftar obat esensial. Seiring waktu, macam dan jumlah obt yang di
jual semakin banyak dan dikenal adanya obat fast moving dan slow moving. Untuk obat-obat
fast moving, persediaan obat tersebut dalam apotek harus ada dan pemesanannya dilakukan
secara berkelanjutan dalam jumlah yang cukup banyak. Sebaliknya untuk obat-obat slow moving
persediaannya dilakukan dalam periode waktu yang lama. Obat-obat yang dijual yaitu:
1) Obat Bebas
Ini merupakan tanda obat yang paling "aman". Obat bebas, yaitu obat yang bisa dibeli bebas
di apotek, bahkan di warung, tanpa resep dokter, ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi
hitam. Obat bebas ini digunakan untuk mengobati gejala penyakit yang ringan. Misalnya :
vitamin/multi vitamin (Livron B Plex,).
2) Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas (dulu disebut daftar W) yakni obat-obatan yang dalam jumlah tertentu
masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter, memakai tanda lingkaran biru bergaris tepi hitam.
Contohnya, obat anti mabuk (Antimo), anti flu (Noza). Pada kemasan obat seperti ini biasanya
tertera peringatan yang bertanda kotak kecil berdasar warna gelap atau kotak putih bergaris tepi
hitam, dengan tulisan sebagai berikut :
P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.
P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan
3) Obat keras
Obat Keras adalah obat yang hanya boleh diserahkan dengan resep dokter, dimana pada
bungkus luarnya diberi tanda bulatan dengan lingkaran hitam dengan dasar merah yang
didalamnya terdapat huruf K yang menyentuh garis tepi. Obat yang masuk ke dalam golongan
obat keras ini adalah obat yang dibungkus sedemikian rupa yang digunakan secara parenteral,
baik dengan cara suntikan maupun dengan cara pemakaian lain dengan jalan merobek jaringan,
obat baru yang belum tercantum dalam kompendial/farmakope terbaru yang berlaku di Indonesia
serta obat-obat yang ditetapkan sebagai obat keras melalui keputusan Menteri kesehatan
Republik Indonesia.
4) Obat Wajib Apotek
Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apotekerdi apotek tanpa
resep dokter.Menurut keputusan mentri kesehatan RI Nomor 347/Menkes/SK/VIII/1990 yang
telah diperbaharui Mentri Kesehatan Nomor 924/Menkes/Per/X/1993 dikeluarkan dengan
pertimbangan sebagai berikut :
1. Pertimbangan utama untuk obat wajib apotek ini sama dengan pertimbangan obat yang
diserahkan tanpa resep dokter, yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan, dengan meningkatkan
pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional.
2. Pertimbangan yang kedua untuk meningkatkatkan peran apoteker di apotek dalam
pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi serta pelayanan obat kepada masyarakat.
3. Pertimbangan ketiga untuk peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk
pengobatan sendiri. Obat yang termasuk kedalam obat wajib apotek misalnya : obat
saluran cerna (antasida), ranitidine, clindamicin cream dan lain-lain.
5) Narkotika
Obat narkotik adalah obat yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Pada kemasan ditandai
dengan lingkaran warna putih dan tanda palang merah, garis tepi warna hitam.
Kemasan obat golongan ini ditandai dengan lingkaran yang di dalamnya terdapat palang
(+) berwarna merah. Obat narkotika bersifat adiksi dan penggunaannya diawasi dengan ketat,
sehingga obat golongan narkotika hanya dapat diperoleh dengan resep dokter yang asli (tidak
dapat menggunakan kopi resep). Contoh dari obat narkotika antara lain: Opium, coca,
ganja/marijuana, morfin, heroin.

Logo obat-obatan
6) Psikotropika
Psikotropika adalah suatu zat atauobat, baik alamiah maupun sintetisbukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
7) Obat Generik Berlogo
Obat generik berlogo adalah obat paten yanng telah habis masa patennya yang dijual
memakai nama generik obat sebagai merek dagangnya. Misalnya amoksisilin tetap dijual dengan
nama amoksisilin. Yang membedakan antara amoksisilin produksi perusahaan obat satu dengan
yang lain adalah logo perusahan produsen yang tercantum di kemasan.
8) Obat paten
Obat Paten atau obat inovator adalah obat yang baru ditemukan berdasarkan riset dan
memiliki masa paten yang tergantung dari jenis obatnya. Menurut UU No. 14 Tahun 2001 masa
berlaku paten di Indonesia adalah 20 tahun.
9) Obat Tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Obat tradisional dibagi menjadi tiga yaitu jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka.
Contoh obat tradisional yang akan dijual adalah; Diapet, Tolak Angin, Lelap, Stimuno dll.

Logo Obat-obat tradisional


10) Non-Obat
Di apotek selain menjual obat juga menjual alat kesehatan, kosmetik, dan perbekalan
rumah tangga. Kosmetikadalahsediaanataupaduanbahanyanguntukdigunakanpada bagian
luarbadan(kulit,rambut,kuku,bibirdanorgankelaminbagianluar),gigi danronggamulut
untukmembersihkan,menambahdayatarik,mengubah penampakan,melindungisupayatetap
dalmkeadaanbaik,memperbaikibau badantetapitidakdimaksudkanuntukmengobatiatau
menyembuhkansuatu penyakit.
ContohkosmetikyangdijualdiApotekSoedirmanadalah:
kosmetik untuk bayi, Misalnya, minyak bayi, bedak bayi, dan sebagainya;
kosmetik untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dan sebagainya;
Kosmetik untuk mata, misalnya mascara, eye shadow, dan sebagainya;
wangi wangian, misalnya parfum, toilet water, dan sebagainya;
kosmetik untuk rambut, misalnya cat rambut, hair spray, dan sebagainya ;
make up, (kecuali mata) misalnya bedak, lipstik, dan sebagainya,
kosmetik untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouth washes, dan sebagainya,
kosmetik kebersihan badan, misalnya deodorant, dan sebagainya,
kosmetik untuk perawatan kuku, misalnya cat kuku, lation kuku, dan sebagainya,
kosmetik perwatan kulit, misalnya pembersih , pelembab, pelindung dan sebagainya,
kosmetik untuk cukur, misalnya, sabub cukur, dan sebagainya,
kosmetik untuk suntan dan sunscreen, misalnya sunscreen foundation, dan sebagainya,
Selain kosmetik produk non-obat yang dijual di apotek Soedirman adalah alat-alat
kesehatan. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1998 Tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan, Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus,
mesin, implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan
pada manusia dan atau untuk membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
Alat kesehatan dibagi menjadi dua yaitu alat kesehatan yang berupa PKRT (Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga) dan bukan termasuk PKRT. Contoh alat yang termasuk PKRT yaitu
kapas, tissue, deterjen pembersih, rapelan, antinyamuk bakar dan alcohol. Sedangkan alat
kesehatan non PKRT contohnya adalah wadah untuk obat dan injeksi, peralatan kedokteran dan
peralatan rumah sakit.

5. Harga: Penetapan Harga Produk Apotek Soedirman


Untuk menetapkan harga jual perbekalan farmasi, pada umumnya apotek menggunakan
rumus berikut :

Harga jual = HNA + PPN diskon + profit + biaya lain-lain

Keterangan:
Harga jual = Harga jual perbekalan farmasi kepada pelanggan (dalam rupiah per satuan
terkecil penjualan).
HNA = Harga Netto Apotek (dalam rupiah per satuan terkecil penjualan)
PPN = Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10 %.
Diskon = Diskon yang diberikan PBF (Pedagang Besar Farmasi) kepada apotek (dalam
persen).
Profit = Keuntungan yang diinginkan oleh apotek (dalam persen).
Biaya lain = Tambahan biaya untuk jasa peracikan resep.

PBF sebagai sebagai sarana distribusi perbekalan farmasi dari industri farmasi kepada
apotek, memberikan harga jual yang sama kepada semua apotek, yaitu berupa : HNA + PPN
(10%). Harga tersebut berlaku sama untuk setiap apotek yang berada di daerah yang sama, sesuai
dengan ketentuan yang dipersyaratkan PBF.
Yang membedakan dalam penentuan harga jual perbekalan farmasi oleh tiap apotek
adalah
1. Diskon dari PBF
Besarnya diskon yang diberikan oleh PBF berbeda-beda presentasenya untuk tiap apotek,
hal ini didasarkan pada jumlah perbekalan farmasi yang dipesan oleh setiap apotek dan
setiap PBF memiliki kebijakan tersendiri tentang besarnya diskon yang akan diberikan
kepada apotik selaku pelanggan.
2. Profit apotek
Setiap apotek memiliki kewajiban tertentu untuk menentukan seberapa besarnya
persentase keuntungan yang diinginkan dan penjualan perbekalan farmasi.
Dalam menentukan harga jual perbekalan farmasi, Apotek Soedirman memakai metode
yang sama atau rumus yang sama, yaitu :
Harga jual = HNA + PPN diskon + profit + biaya lain-lain

Namun Apotek Soedirman memiliki kebijakan kebijakan tambahan dalam menentukan


harga jual perbekalan farmasi. Adapun kebijakan tersebut adalah sebagai berikut :
1. HET (Harga Eceran Tertinggi)
HET adalah harga eceran tertinggi yang tidak boleh dilampaui oleh Apotek Soedirman dalam
menentukan harga jual perbekalan farmasi (contoh : dus atau kotak pengemas).
2. Besarnya persentase dan sharing profit
Secara umum, Apotek Soedirman menginginkan profit sebesar 27 % terhadap penjualan
perbekalan farmasi. Ketentuan dan syarat yang berlaku sebagai berikut :
a. Apabila diskon perbekalan farmasi yang diberikan oleh PBF kepada Apotek Soedirman
adalah kurang dari 27 %, Apotek Soedirman tidak melakukan sharing profit kepada
pelanggan. Artinya, diskon yang diberikan oleh PBF seluruhnya diambil oleh Apotek
Soedirman, ditambah dengan persentase profit yang disesuaikan dengan diskon tersebut,
sehingga didapat persentase profil total sebesar 27 %
b. apabila diskon perbekalan farmasi yang diberikan oleh PBF kepada Apotek Soedirman
adalah sama dengan 27 %, maka Apotek Soedirman tidak melakukan sharing profit
kepada pelanggan, namun Apotek Soedirman juga tidak menambahkan persentase profit
kedalam harga penjualan perbekalan farmasi. Hal ini dikarenakan Apotek Soedirman
sudah mendapatkan profit sebesar 27 % dari diskon yang diberikan oleh PBF.
c. apabila diskon perbekalan farmasi yang diberikan oleh PBF kepada Apotek Soedirman
adalah lebih besar dari 27 %, maka Apotek Soedirman melakukan sharing profit kepada
pelanggan.
d. apabila harga jual perbekalan farmasi per satuan terkecil penjualan lebih besar atau sama
dengan Rp. 20.000,00 (dua puluh ribu rupiah) maka Apotek Soedirman tidak mengambil
profit sebesar 27 %, namun persentase profit yang ditambahkan hanya sebesar 5 %. Hal
ini dikarenakan harga jual perbekalan farmasi sudah terlalu tinggi, sehingga persentase
sebesar 5 % dianggap sebagai solusi terbaik bagi Apotek Soedirman dan customer.
e. Biaya lain lain adalah biaya tambahan untuk peracikan resep, antara lain biaya resep
Rp. 2.000,00

6. Targeting
Apotek Soedirman melayani permintaan obat resep dan obat bebas bagi semua kelompok
masyarakat. Market potensial yang menjadi target pemasaran adalah penduduk kecamatan
Cilegon, utamanya kelurhan bendungan dan ciwaduk selaku kelurahan terdekat. Market efektif
yang menjadi target awal pemasaran adalah penduduk perumahan.
Untuk lebih meningkatakan kualitas dari apotek, maka apotek Soedirman memberikan berbagai
pelayanan, antara lain:
a. Keberadaan apoteker selama apotek buka
b. Pelayanan Pharmaceutical care, yang meliputi
Pemberian informasi obat pada konsumen yang membeli obat baik obat resep ataupun
obat bebas.
Konsultasi pribadi untuk pasien-pasien tertentu yang membutuhkan konsultasi
penggunaan obat.
Pendidikan (Edukasi) kesehatan kepada konsumen dan masyarakat sekitar, melalui
penyediaan buku-buku ataupun leaflet-leaflet.
Delivery service.
Monitoring atau kontroling perkembangan kesehatan konsumen dengan kasus tertentu.
c. Pelayanan praktek dokter (dokter gigi dan dokter umum)

5. Positioning
Image yang ingin dibangun adalah bahwa Apotek soedirman merupakan apotek dengan
pelayanan pharmaceutical care yang baik sehingga mampu memberikan perhatian yang lebih
pada pelayanan kesehatan masyarakat.
Pelayanan kepada konsumen mencakup:
Memberikan pelayanan konsultasi, informasi, edukasi dan monitoring dalam
penggunaan obat.
Menyediakan staf apotek yang kompeten.
Menyediakan obat yang lengkap dan bermutu dengan harga rasional.
Positioning dinyatakan dalam motto apotek ;
Kesehatan Anda, Tujuan Kami
Motto tersebut menunjukkan bahwa apotek ini berusaha memberikan pelayanan yang terbaik
bagi konsumen dan klinik Soedirman. Sehingga dalam strategi pelayanannya kami berusaha
memberikan pelayanan menyeluruh di samping penyediaan obat, yaitu pelayanan konsultasi,
informasi dan edukasi tentang obat dan cara penggunaannya. Di samping itu kami menyediakan
juga layanan monitoring bagi konsumen pengguna obat-obatan jenis tertentu.

6. Promosi apotek
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, pasal 11 ayat 2 disebutkan bahwa, Pelaku usaha dilarang
menawarkan, mempromosikan, atau mengiklankan obat, obat tradisional, suplemen, alat
kesehatan, dan jasa pelayanan kesehatan dengan cara menjanjikan hadian berupa barang dan/atau
jasa lain. Karena Apotek Soedirman adalah apotek yang termasuk sebagai penyedia layanan
jasa kesehatan, maka apotek Soedirman dilarang melakukan promosi layaknya toko retail.
Cara promosi yang dapat dilakukan Apotek Soedirman adalah dengan cara memberikan
pelayanan kefarmasian yang berkualitas oleh apoteker langsung, serta menawarkan berbagai
kemudahan dalam berbelanja perbekalan farmasi di apotek (obat non resep) seperti kelengkapan
obat dan non obat serta kenyamanan pembeli. Sehingga customer puas dengan pelayanan yang
diberikan sehingga dapat menjadi sarana romosi bagi apotek soedirman. Karena apabila
pelanggan puas maka pelanggan akan merekomendasikan kepada orang lain baik teman, kolega
atau keluarga unutk datang ke Apotek Soedirman. Apotek Soedirman juga mengadakan program
baksos dan cek kesehatan gratis yang diadakan setiap dua kali setahun pada bulan ramadhan dan
hari jadi Apotek Soedirman sehingga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat dan
mengenalkan apotek soedirman dimata masyarakat.
Selain itu proses promosi apotek yang bisa dilakukan yang lain adalah :
a. Spanduk yang dipasang di pinggir jalan dekat lokasi.
b. Penyebaran brosur dan leaflet untuk disebar ditempat umum dan keperumahan-
perumahan.
c. Promosi cinderamata dalam bentuk kalender.
d. Berkerja Sama dengan tempat pelayanan kesehatan lain seprti klinik soedirman dan
klinik anggrek.
e. BAGIAN 5
f. ANALISIS FINANSIAL
g.
h. 5.1 Prakiraan Penjualan
i. Dalam pembuatan bussiness plan ini, prakiraan penjualan apotek Soedirman
didasarkan atas :
Lokasi didirikannya apotek
Data omset dan lokasi apotek kompetitor
Data pasien yang datang ke praktek dokter umum, dokter anak dan kandungan di sekitar
apotek
Klinik bersalin dan bidan di sekitar apotek
Pertumbuhan pemukiman penduduk di sekitar lokasi apotek
Praktek dokter umum dan gigi yang akan diadakan di dalam apotek
Klinik mitra kerja Anggrek
j.
k. Secara keseluruhan telah disebutkan sebelumnya mengenai jumlah, sebaran dan
kepadatan penduduk kelurahan Bendungan-kota Cilegon.
l. Tabel 5.1.
m. Jumlah Penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kota Cilegon
n. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan
Tahun 2014
o. p. q. r.
t. Jenis Kelamin
s. Kec
w. Laki- x. Peremp u. Jumlah
amatan
Laki uan
z. Ciw aa. ab. ac.
andan 23 633 22 255 45 888
ad. Cita ae. af. ag.
ngkil 36 498 34 985 71 483
ah. Pulo ai. aj. ak.
merak 22 770 21 911 44 681
al. Pur am. an. ao.
wakarta 20 499 19 183 39 682
ap. Gro aq. ar. as.
gol 21 735 20 769 42 504
at. Cile au. av. aw.
gon 21 765 21 034 42 799
ax. Jom ay. az. ba.
bang 33 188 31 740 64 928
bb. Cibe bc. bd. be.
ber 26 914 26 424 53 338
bf. KOT bg. bh. bi.
A 207 002 198 301 405 303
CILEGON
bj.
bk. Maka, dapat dihitung potensi pasar untuk apotek soedirman yang fokus kepada penduduk
kecamatan Cilegon:
Jumlah total penduduk kotaCilegon
bl. x 100
jumlah total penduduk
42799
bm. x 100 =10.56
405.303
bn.
bo. Tabel 5.2.
bp. Jumlah Penduduk berdasarkan kelompok Umur dan jenis kelamin di Kota Cilegon
bq. Banyaknya Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin di Kota Cilegon Tahun 2014
br. bs. bt. bu.
bv. Kelom bx. Perempu
bw. Laki-Laki by. Jumlah
pok Umur an
ca. cb. cc.
bz. 0-4
22 044 20 766 42 810
ce. cf. cg.
cd. 5-9
19 273 18 145 37 418
ci. cj. ck.
ch. 10-14
17 844 17 421 35 265
cm. cn. co.
cl. 15-19
18 345 17 942 36 287
cq. cr. cs.
cp. 20-24
19 292 18 358 37 650
cu. cv. cw.
ct. 25-29
18 807 18 446 37 253
cy. cz. da.
cx. 30-34
18 454 18 379 36 833
dc. dd. de.
db. 35-39
17 348 17 108 34 456
dg. dh. di.
df. 40-44
16 024 15 359 31 383
dk. dl. dm.
dj. 45-49
13 423 12 042 25 465
do. dp. dq.
dn. 50-54
10 087 8 886 18 973
ds. dt. du.
dr. 55-59
7 306 6 019 13 325
dw. dx. dy.
dv. 60-64
4 147 3 727 7 874
ea. eb. ec.
dz. 65-69
2 367 2 566 4 933
ee. ef. eg.
ed. 70-74
1 184 1 623 2 807
ei. ej. ek.
eh. 75+
1 057 1 514 2 571
el. Jumla em. en. eo.
h 207 002 198 301 405 303
ep.
eq. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah terbesar dari penduduk kotas Cilegon
berada pada usia produktif, hal ini berlaku bagi perempuan maupun laki-laki. Jumlah penduduk
usia produktif di kota Cilegon pada tahun 2014 berjumlah 111.734 dari total jumlah penduduk
kota Cilegon 405.303.
er. Tabel 5.3.
es. Jumlah pertumbuhan penduduk kota Cilegon dari tahun 1992-2002

et.
eu. Dari tabel 5.3, maka yang menjadi target apotek Soedirman dihitung dari rata-rata
pertumbuhan penduduk kota Cilegon yaitu sebesar 2.78 %. Jumlah penduduk kota cilegon yaitu
2.78% x 42799 = 1.189 orang.
ev. Berdasarkan hasil prakiraan, potensi 1 orang datang ke apotek di Cilegon adalah
5-10 kali/bulan, diambil angka tengahnya yaitu 8 kali/bulan atau 8 x 12 bulan= 96 kali per tahun
per orang. Maka penjualan sebanyak 96 x 1.189= 114.144 obat/tahun.
ew. Dengan laju pertumbuhan penduduk kota Cilegon tahun 1992-2002 sebesar
2.78%. maka proyeksi penjualan (obat) tahun 2016-2021 di kota Cilegon adalah sebagai berikut :
ex. Tabel 5.4.
ey. Proyeksi penjualan obat dari tahun 2016-2021
ez. Tahun fa. Penjualan (obat)
fb. 2016 fc. 114.144
fd. 2017 fe. 117.317
ff. 2018 fg. 120.578
fh. 2019 fi. 123.930
fj. 2020 fk. 127.375
fl. 2021 fm. 130.916
fn.
fo. Presentase pertumbuhan penduduk di kota Cilegon ini menjadi acuan apotek
soedirman untuk memproyeksi kenaikan penjualan pertahunnya Namun, ditahun ke-4 dan ke-5
apotek soedirman mengharapkan presentase penjualan ini dapat meningkat 10% dari tahun
sebelumnya.
fp. Untuk menentukan ukuran pasar apotek Soedirman yang ada, diasumsikan penjualan obat
dengan resep yang mencapai 42 resep/hari, namun apotek Soedirman mengasumsikan jumlah
resep yang masuk perharinya diawal pembukaan adalah 30 resep.
fq. Untuk diawal apotek Soedirman melakukan pembelian 1000 pcs dari seluruh total
kategori obat dan perbekalan farmasi lainnya yang akan dijual (obat keras generic dan non
generic, obat bebas, alkes, nutrisi, kosmetik) untuk mengisi apotek. Presentase jumlah pembelian
tersebut berdasarkan tingkat probabilitas % barang yang dibeli pembeli adalah:
Obat bebas 32% x 1000 x 10 = 3200
Alkes 20% x 1000 x 10 = 2000
Kosmetik 20% x 1000 x 10 = 2000
Obat keras non-generik 11% x 1000 x 10 = 1100
Obat keras generic 9% x 1000 x 10 = 900
Nutrisi 8% x 1000 x 10 = 800
fr. Asumsi: pembelian dan penjualan pada tahun pertama sebanyak 10 kali dari nilai
pertama.
fs.
ft. Selain itu, Berdasarkan pertimbangan sebelumnya apotek Soedirman melakukan
perkiraan market share dengan membagi resep ke dalam dua kelompok; resep dalam (resep yang
didapat dari dokter yang berpraktek di dalam apotek) dan resep luar (resep yang didapat dari
dokter yang berpraktek di luar apotek Soedirman).
fu. 1) Prakiraan Tahun Pertama
fv. A. Prakiraan Resep Luar
fw. Data
fx. Jumlah resep yang diterima oleh kompetitor per bulan
fy. o Apotek Gama : 100 lembar
fz. Tumpang tindih market share antara apotek Soedirman diperkirakan sebesar 80%.
ga. o Apotek Kimia Farma : 250 lembar
gb. Tumpang tindih market share antara apotek Soedirman diperkirakan sebesar 90%.
gc. o Apotek Kota Baja : 50 lembar
gd. Tumpang tindih market share antara apotek Soedirman diperkirakan sebesar 25%.
ge.
gf. Bila apotek Soedirman dibandingkan dengan apotek kompetitor dalam masalah
bangunan apotek dan lokasi maka dapat diurut posisi dari yang terunggul adalah Kimia Farma,
Gama, Kota Baja, Soedirman, Gama Apotek, Hardi Farma.
gg.
gh. Prakiraan
gi. Dihitung berdasarkan data empat apotek kompetitor, maka perhitungan untuk
tahun pertama apotek Soedirman dapat merebut pasar adalah sebagai berikut :
gj. Dari apotek Kimia Farma mampu merebut 50% dari tumpang tindih market share
gk. = 50% (80%100) = 5
gl. Dari apotek Kota Baja mampu merebut 20% dari tumpang tindih market share
gm. = 20% (25%50) = 3
gn. Dari apotek Gama mampu merebut 40% dari tumpang tindih market share
go. = 40% (25%250) = 4
gp. Sehingga perkiraan jumlah resep yang mampu diperoleh oleh apotek Soedirman dari
dokter di luar apotek adalah sebanyak 15 lembar perbulan hal ini dikarenakan masing-masing
apotek kompetitor tidak memiliki praktik dokter.
gq.
gr. B. Prakiraan Resep Dalam
gs. Data
gt. Jumlah pasien dokter umum per hari :
gu. Klinik Soedirman
gv. dr. Nining Hendriningsih = 26 pasien
gw. Klinik Anggrek
gx. dr. Shinta = 20 pasien
gy. Jumlah total pasien dokter umum 46 pasien/ hari
gz. Jumlah pasien dokter gigi per hari
ha. Klinik Soedirman
hb. dr. Desianti Pudjiastuti = 20 Pasien
hc.
hd. Prakiraan
Dokter umum (mulai praktek di apotek dari bulan pertama)
he. Dari 2 dokter diperoleh 46 lembar resep. Sehingga pada akhir tahun pertama
diperkirakan dokter umum di apotek Soedirman mampu mendapat pasien 46 : 7 = ~ 6, yang
berarti mampu memberikan masukan resep ke apotek sebanyak 6 lembar/ hari. Bila dokter
umum berpraktek 20 hari sebulan dan pengali lembar 2,5 R/ maka pada bulan ke-12 jumlah
resep yang dapat diperoleh per bulan adalah 300R/.
Dokter gigi (mulai praktek pada bulan ke-4 apotek buka)
hf. Dari 1 dokter diperoleh 20 lembar resep. Sehingga pada akhir tahun pertama
diperkirakan dokter anak di apotek Soedirman mampu mendapat pasien (20:4) 2/3 = ~ 3,
yang berarti mampu memberikan masukan resep ke apotek sebanyak 3 lembar/ hari. Tetapi
dengan kemungkinan dokter belum terlalu dikenal di awal-awal praktek maka diperkirakan
jumlah resep yang mampu diperoleh pada bulan ke-12 (dari apotek buka) dari dokter anak
adalah 5 lembar/ hari. Bila dokter gigi berpraktek 20 hari sebulan dan pengali lembar 2,5 R/
maka pada bulan ke-12 jumlah resep yang dapat diperoleh per bulan adalah 100 R/.
hg.
hh. Sehingga perkiraan total resep yang mampu diperoleh apotek pada bulan ke-12
dari dokter yang berpraktek di apotek adalah sebanyak 400 R/ per bulan. Meskipun pada tabel
sales forecasting jumlah resep per bulan tidak persis sama dengan perhitungan di atas, tapi
jumlah resep per bulan pada sales forecasting telah menggambarkan prakiraan resep di atas.
Pertumbuhan resep luar dan resep dalam dari bulan ke-1 hingga bulan ke-6 diasumsikan sama.
Kemudian pada bulan ke-7 hingga ke -12 pertumbuhan resep dari dalam lebih besar
dibandingkan resep luar dengan asumsi praktek 2 dokter di dalam apotek sudah cukup dikenal
oleh masyarakat.
hi.
hj. Jumlah total penjualan resep pada akhir tahun ke-1 berjumlah 4661 R/. Dengan
perbandingan penjualan resep lebih kecil terhadap obat bebas :
hk. o 30:70 pada bulan ke-1 hingga bulan ke-5
hl. Dengan pertimbangan saat itu praktek dokter yang berada di dalam apotek belum cukup
dikenal
hm. o 40: 60 pada bulan ke-6 hingga bulan ke-9
hn. Dengan pertimbangan adanya praktek dokter anak mulai bulan ke-4, dimana pasien
dokter anak tersebut mulai meningkat pada bulan ke-6.
ho. o 45:55 pada bulan ke-10 hingga bulan ke-12
hp. Dengan pertimbangan adanya praktek dokter anak mulai bulan ke-7, dimana pasien
dokter anak tersebut mulai meningkat pada bulan ke-10.
hq.
hr. C. Klinik Soedirman dan mitra kerja Anggrek
hs. a. Data :
ht. Pada Klinik Anggrek Setiap bulan, rata-rata pembelian obat etika Rp. 10 juta
hu. b. Prakiraan :
hv. Omzet untuk suplai ke klinik total Rp. 10 juta, akan tetapi keuntungan yang didapat
relatif kecil 2-5%, dikarenakan harga jual bersaing dengan penyuplai lainnya.
hw. c. Prakiraan tahunan
hx. Jumlah kenaikan resep pada tahun kedua adalah 3% perbulan. Dengan asumsi
masa promosi pertama selama 1 tahun pertama cukup mengenalkan apotek Soedirman dan
praktek dokter pada masyarakat sekitarnya. Pertumbuhan 3% per bulan juga diasumsikan berasal
dari pembelian konsumen pemukiman baru yang terus di bangun di sekitar lokasi.
hy. Persentase obat resep pada akhir tahun pertama diperkirakan mencapai 45% dan
diperkirakan stabil pada tahun-tahun selanjutnya hingga tahun ke-7. Perkiraan ini didasarkan
pada pola umum apotek kompetitor yang menjual obat bebas dan resep dengan perbandingan
hampir sama. Diperkirakan di sekitar lokasi apotek masih akan berkembang pemukiman baru.
Hal ini membuat prakiraan penjualan pada tahun-tahun berikutnya meningkat terus.
hz.
ia. KESIMPULAN
ib. Badan usaha yang akan didirikan berupa sebuah apotek bernama Apotek
Soedirman. Apotek Soedirman terletak di sebuah lokasi yang sangat strategis, yaitu di jalan KH.
Tubagus Ismail 152 Kavling Blok I, Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon, Provinsi Banten. Pemilik
Sarana Apotek (PSA) Apotek Soedirman adalah seorang Apoteker yang juga berprofesi sebagai
Apoteker Penanggung Jawab (APA) Apotek. Tujuan didirikannya apotek ini adalah memberikan
pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kefarmasian yang terbaik untuk meningkatkan
kualitas hidup pelanggan serta mengenalkan lebih dalam tentang profesi apoteker yang selama
ini masih kurang dikenal di masyarakat, khususnya di Kota Cilegon.
ic. Apotek Soedirman ini disertai dengan klinik dokter jaga 12 jam. Produk yang
akan diberikan oleh Apotek Soedirman adalah produk farmasi dan jasa pelayanan kefarmasian.
Rencana pemasaran Apotek Soedirman menekankan terhadap peningkatan pharmaceutical care
yaitu pemberian informasi, edukasi dan konseling kepada pasien disamping mengusahakan
omset maksimal demi keberlanjutan dan pengembangan apotek.
id.
ie.

Anda mungkin juga menyukai