Disusun Oleh :
JOKO IRWANTO
D 0104083
M engetahui,
Pembimbing Skripsi
Drs. H. Marsudi, MS
NIP. 195508231983031001
PENGESAHAN
Surakarta
Pada Hari :
Tanggal :
Panitia ujian :
1. Drs. Pramono, SU. ( )
NIP. 194904071980031001 Ketua
3. Drs. H. M arsudi, M S. ( )
NIP. 195508231983031001 Penguji
M engetahui Dekan
Surakarta
Tak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang lebih baik
menyemangatiku
UNS
KATA PENGANTAR
Segala puji sy ukur terucap kepada Tuhan Yang M aha Esa yang
senantiasa melimpahkan rahmatNy a kepada kita semua sehingga kita masih diberi
kesempatan untuk melakukan banyak hal yang berguna bagi diri sendiri dan
berguna orang lain. Selain itu, rasa sy ukur juga penulis ucapkan kepada Tuhan
Penyusunan skripsi ini tidak akan selesai dan berhasil tepat pada
waktunya tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak yang ada. Oleh karena itu
pihak yang telah membantu penyelesaian laporan ini. Adapun penghargaan dan
3. Drs. Sudarto, M .Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi FISIP UNS,
yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyusun skripsi ini
4. Drs. Supriyadi SN. SU. selaku Dekan FISIP, yang telah memberikan
5. Segenap Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP UNS, yang telah
Kota Surakarta dan juga merangkap sekretaris KPA Kota Surakarta, yang
Surakarta.
7. Bpk. Tomy Prawoto dan M bak Haryanti selaku program officer dan staf
kesempurnaan. M aka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya, penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Joko Irwanto
DAFTAR ISI
HALAM AN PERSETUJUAN................................................................................ ii
MOTTO.................................................................................................................. iv
HALAM AN PERSEMBAHAN.............................................................................. v
KATA PENGANTAR............................................................................................ ix
ABSTRACT..........................................................................................................xix
BAB I PENDAHULUAN
3. Strategi penunjang...................................................................75
Surakarta......................................................................................84
1. Reliability .................................................................................84
2. Responsiveness........................................................................87
3. Tangibility ................................................................................89
4. Assurance.................................................................................90
5. Empaty.....................................................................................92
A. Kesimpulan..................................................................................104
B. Saran............................................................................................109
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Resiko................................................................................................ 9
Gambar III.1 Alur Pelaksanaan Pro gram Perawatan dan Dukungan .............. 99
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kewenangan, fungsi dan tugas dengan semua kelembagaan negara. Sistem ini
hukum bagi keabsahan sistem dan proses administrasi negara serta bagi keabsahan
atas daerah besar dan kecil dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan
dengan masy arakat, y ang akan mencerminkan proses demokratisasi dalam rangka
kepentingan masyarakat.
publik. Dimensi reformasi sektor publik tersebut tidak saja sekedar perubahan
format lembaga, akan tetapi mencakup pembaharuan alat- alat yang digunakan
suatu pemerintahan.
pelayanan kepada masy arakat, dituntut untuk selalu inovatif dan responsif
pemerintahan yang baru yang sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman. Hal
tersebut menuntut manajemen sektor publik untuk lebih berorientasi pada kinerja
terhadap masy arakat. Hal inilah yang sering disebut dengan manajemen pelayanan
pelayanan yang diharapkan masy arakat sesuai dengan pelayanan yang diterima
oleh masy arakat atau ada kesesuaian antara expected quality dan experienced
merupakan perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masy arakat
semua bidang. Bidang kesehatan juga harus mendapat perhatian karena inti dari
masy arakat suatu bangsa yang baik adalah masy arakat yang sehat. Dan juga dari
obatny a. Dan sebagai negara berkembang Indonesia juga harus wasp ada karena
memprihatinkan. Jumlah kasus AIDS yang tercatat hingga saat ini Di Indonesia
mencapai 11141 kasus dengan 2369 meninggal dunia. Jumlah ini terhitung
sebagai jumlah yang sangat besar dan sangat mengkhawatirkan. M aka dari itu
masy arakat.
jumlah kasus yang yang tercatat sejak tahun 1999 sampai dengan desember 2008
dilaporkan sebanyak 209 yang terdiri dari HIV 106 kasus dan AIDS 103 kasus.
salah satu dari 100 Kabupaten atau Kota yang menjadi prioritas program
M oewardi.
ketiga di Jawa Tengah dalam jumlah kasus HIV/AIDS dan dimungkinkan terjadi
tentu banyak pendatang yang keluar masuk baik pendatang lokal maupun turis
mancanegara yang sekedar berbelanja dan berwisata di Kota Surakarta, sehingga
penanggulangan AIDS di Kota Surakarta. M aka dari itu dibentuklah KPA Kota
2006 tentang KPA Nasional, PERM ENDAGRI No.20 Tahun 2007 tentang
1 2005 2 2
2 2006 27 19
3 2007 23 30
4 2008 54 52
M elihat dari jumlah kasus yang terdapat di atas KPA Kota Surakarta
yang baik juga dari KPA Kota Surakarta. Untuk itu KPA Kota Surakarta
Keberadaan KPA juga sangat terbantu dengan adanya dua buah klinik
VCT (Voluntary Conseling & Testing). VCT adalah sebuah proses konseling yang
berlangsun g sebelum, selama dan sesudah seseorang menjalani test darah untuk
mengetahui apakah ia mengidap HIV atau tidak. VCT merupakan cara dini untuk
terdapat dua buah Klinik VCT yakni di RS Dr. M oewardi dan RS Dr. OEN.
behaviour (perubahan perilaku). Hal ini dilihat dari data pengidap HIV/AIDS
narkoba suntik, homo/biseks, WPS (wanita penjaja seks) atau orang-arang yang
bergelut dengan seks bebas. Pekerjaan ini menyangkut antara lain mengubah
misalnya dari seks tanpa kondom menjadi seks dengan memakai kondom,
penggunaan jarum suntik secara steril (selalu ganti baru tiap sekali pakai).
Tabel 1.2 Distribusi Klien HIV/AIDS Kota Surakarta
1 Hetero 1 10 12 13 1 8 13 18
2 Homoseksual/ biseks 9 4 24 1 7 12 20
3 IDUS 1 2 4 5 0 1 3 2
4 Transfusi 1 2 5 0 1 0 4
5 Dan Lain-lain 5 1 7 2 2 8
jumlah 2 27 23 54 2 19 30 52
Untuk mengoptimalkan fokus tujuan dari KPA Kota Surakarta ini maka
peran serta LSM sangatlah penting karena tanpa LSM , KPA akan sangat kesulitan
HIV/AIDS. Untuk itu KPA Kota Surakarta melakukan kerja sama dengan
HIV/AIDS yang ada di Kota Surakarta. Antara lain LSM Spek HAM menangani
komunitas WPS (wanita Penjaja Seks) dan HRM (High Risk Man), LSM M itra
Alam (menangani Harm Reduction, IDUs (p engguna napza suntik)), LSM Gesang
M enangani komunitas waria dan Guy , LSM Kaka Menangani Kekerasan seksual
Surakarta dan menyediakan akses test darah melalui klinik-klinik VCT yang
berada di Surakarta. M eski terlihat sangat sederhana namun kegiatan ini cukup
rumit karena objek sasaran utama dari KPA Kota Surakarta cenderung sulit untuk
dijangkau.
250
200
150
100
50
0
<15 15 - 24 25 - 34 35 - 44 >45 Total
HIV 3 21 54 21 7 106
AIDS 5 7 48 29 14 103
HIV AIDS
perempuan
perempuan
37 :35%
26: 25%
lakilaki 69:
laki-laki 77:
65%
75%
menjangkau semua umur. Dan juga terlihat bahwa kaum lelaki lebih banyak yang
ditemukan mengidap penyakit menular ini. Perlu adanya kerja keras secara gotong
royong dengan masy arakat dan LSM untuk menanggulangi penyakit ini yang
menciptakan kualitas layanan yang cukup memuaskan. Hal ini wajib dilakukan
oleh setiap organisasi pemerintah sup aya dalam setiap pemberian pelayanan
terhadap masy arakat dapat berlangsung secara maksimal. Dan juga tujuan dari
setiap pelayanan yang dilakukan tercapai. Untuk ini KPA Kota Surakarta dituntut
pemerintah dalam hal ini khususnya anggota KPA Kota Surakarta dalam
melakukan penanggulangan HIV/AIDS. M asyarakat cenderung kurang percaya
terhadap aparat pemerintah sehingga sulit bagi KPA Kota Surakarta untuk
HIV/AIDS yang terdapat di wilayah kota Surakarta. Hal ini terlihat jelas dimana
banyak masy arakat yang tidak mengenal apa itu KPA, bagaimana melakukan test
HIV/AIDS, gratiskah hal itu, masyarakat cenderung kurang tahu dan menyadari
slogan, pamflet, media massa dan elektronik tetap saja masy arakat kurang
dengan adanya berbagai macam kendala lapangan di atas. Kendala ini berasal dari
internal maupun dari eksternal KPA Kota Surakarta sendiri. Hal ini tentu menjadi
Kota Surakarta.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Op erasional
b. Tujuan Fungsional
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan masukan bagi KPA
pelayanan.
c. Tujuan Individual
pelayanan.
di Kota Surakarta.
1. Kajian Pustaka
manajemen pelayanan yang diberikan pihak KPA Kota Surakarta dalam rangka
berikut:
a. M anajemen
Dalam hal mengatur, akan timbul berbagai masalah, problem proses dan
pertanyaan tentang apa yang diatur dan apa yang menjadi tujuan dari
pengaturan. M anajemen juga menganalisa, menetapkan tujuan/sasaran, serta
ditata dan dikelola dengan baik oleh seorang ataupun sekelompok orang
serta diawasi dan dipantau agar dapat mencapai sasaran dan tujuan yang
suatu proses yang dilakukan oleh suatu atau lebih individu untuk
tidak bisa dicapai apabila individu bertindak sendiri. (Ratminto dan Atik
b. Pelayanan
perihal atau cara melayani yang terkait dengan servis atau jasa dan adanya
kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa.
Dari segi medis, pelayanan merupakan sesuatu yang diterima oleh seseorang
bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba ) yang terjadi sebagai akibat
adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang
disediakan oleh pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan
2005:2)
adalah produk-produk yang tidak kasat mata ( tidak dapat diraba ) yang
lain maupun suatu peralatan. Dapat pula digambarkan bahwa ciri pokok dari
pelayanan adalah tidak kasat mata (tidak dapat diraba) dan melibatkan upaya
penyelenggara pelayanan.
First Century Public Sector Management: The way forward for the
Caribbean, berikut :
(2006:8) diperoleh :
Gambar 1.3
Model Kualitas Pelayanan
Gap 5
Gap 3
M anajemen
(penyedia Layanan) Penjabaran jasa
Gap 1
Gap 2
Persepsi M anajemen
Sumber :Zeithaml, Parasuraman & Berry dalam Ratminto dan Atik Septi
Winarsih (2005:83)
Dari gambar tersebut dapat dijelaskan
penyusunan tujuan.
dan komunikasi eksternal, selain itu kesenjangan ini sering terjadi karena
c. M anajemen Pelayanan
pelayanan dapat diartikan sebagai suatu proses penerapan ilmu dan rencana,
M enurut Ratminto dan Atik Septi winarsih (2005 : 13), ada beberapa
daerah dan masy arakat menjadi lebih intens. Hal ini semakin
yang sangat tinggi untuk dapat tetap eksis dan mampu bersaing.
Sehingga dari kedua definisi antara manajemen dan pelayanan yang dikutip
tidak.
Sistem dan prosedur merupakan dwi tunggal yang tak dapat dipisahkan
karena antara satu dengan yang lain saling melengkapi. Prosedur diartikan
Hal ini merupakan nilai-nilai yang muncul dan menjadi akar dalam proses
Gambar 1.4
Mekanism e voice
*Media *LSM *Organisasi Profesi *Ombudsmen
Kultur
Pelayan an
Pengguna
Jasa
Pelayanan
Sistem SDM
Pelayanan Pelayanan
Mekanism e voice
*Media *LSM *Organisasi Profesi *Ombudsmen
Septiwinarsih, 2005 : 80 )
pelanggan. Interaksi antara strategi, sistem serta orang di garis depan serta
Gambar 1.5
Segitiga Pelayanan ( Service Triangle )
2 3
dan harapan pelanggan. Selanjutny a model ini menurut Tjiptono dinamakan Total
mencapai tujuan.
berupa kebijakan untuk mencapai apa yang menjadi tujuan dan sasaran
pelayanan.
Strategi hendaknya harus dapat membahas masalah yang
diperkirakan akan timbul diwaktu yang akan datang yang mungkin dapat
adalah
secara berkesinambungan.
d. HIV/AIDS
Setelah sistem kekebalan tubuh semakin lama hilang maka akan terinfeksi
semata-mata disebabkan oleh virus AIDS, tetapi juga oleh penyakit lain
yang sebenarnya bisa ditolak, seandainya sistem kekebalan tubuh tidak rusak
narkotika (10%). Dengan kata lain bila setiap manusia berperilaku sehat,
1999:102)
c. Yang terakhir melalui ibu yang hidup dengan HIV kepada janin
1999:11)
Sampai saat ini penyakit ini belum dapat ditemukan obatny a dan
penyakit ini juga menjadi salah satu isu global yang harus diperangi oleh
Selain itu banyak remaja sudah mulai mencoba berhubungan seks atau
sudah banyak sekali beredar, terutama dalam bentuk materi cetak. Namun
Indonesia mencapai 11141 kasus d engan 2369 meninggal dunia. Jumlah ini
M aka dari itu p erlu segera ditanggulangi secara serius baik oleh pemerintah
dengan jumlah penduduk yang cukup padat dan juga sebagai suatu wilayah
yang sedang menuju ke bentuk kota besar tak luput dari ancaman bahaya
AIDS. Terlihat data dari bulan Oktober 2005-Desember 2008 yang didapat
dari KPAD Kota Surakarta tercatat 106 kasus HIV dan 103 kasus AIDS.
dikemudian hari.
Kota Surakarta ini. Tak luput pula dari berbagai LSM juga membantu untuk
Surakarta
menghadapi ancaman dari penyakit ini. Hal ini dikarenakan Kota Surakarta
Bantuan dari berbagai elemen masy arakat juga menjadi poin penting
dalam penaggulangan HIV/AIDS yang ada di kota ini. Karena sangat tak
mungkin rasanya jika KPA bekerja secara sendirian. Hal ini dilakukan
dengan media massa yang ada serta berbagai LSM yang khususnya
terarah, pembangunan sumber daya manusia KPA y ang handal serta sistem
yang dikandungnya.
h. Pembangunan klinik IMS.
d. M anajemen Kasus
3. Program Penunjang
KPA.
melaksanakan pekerjaan
pelanggan..
perhatian yang serius dari KPA Kota Surakarta karena dengan adanya
2. Kerangka pikir
Dalam kerangka pemikiran ini akan dijelaskan mengenai alur berpikir
pelayanan. Faktor-faktor itupun tidak hanya faktor internal tetapi juga faktor
eksternal yang punya peranan sangat penting. Dan juga adanya koordinasi
penanggulangan HIV/AIDS semisalnya saja LSM atau media massa yang juga
dan efektif menjadi salah satu kunci pokok pemberian pelayanan yang
layanan penanggulangan HIV/AIDS. Dan juga hal ini akan sangat mendukung
Kota Surakarta.
MANAJEMEN PELAYANAN
v STRATEGI KPA KOTA
SURAKARTA
v SISTEM DAN PROSEDUR
PELAYANAN
v SDM KPA
G. M etode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Kota Surakarta.
Jenis data dalam penelitian ini dibedakan dalam dua kelompok, yaitu;
a. Data primer
sumber data primer yaitu data-data yang didapat dari data aslinya
akan diteliti, yaitu dari anggota KPA Kota Surakarta dan pihak-
b. Data skunder
skunder ini berasal dari sumber data skunder, yaitu data-data yang
melengkapi satu sama lain. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan:
a. Wawancara ( interview )
b. Observasi non-partisipan
c. Dokumentasi
yang tahu dan dapat dipercaya menjadi sumber data yang mengetahui
bahwa informan tersebut mengetahui tentang objek yang akan diteliti. Adapun
Kota Surakarta)
M oewadi)
Alam)
benar-benar sesuai dan tepat untuk menggali data yang benar diperlukan oleh
dapat dicapai dengan beberapa jenis trianggulasi yang merupakan cara umum
trianggulasi data atau trianggulasi sumber. Cara ini akan mengarahkan peneliti
agar dalam pengumpulan data wajib menggunakan beragam sumber data yang
tersedia, artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya
1. Reduksi data
2. Sajian data
3. Penarikan kesimpulan
Gambar 1.7
Analisis Penelitian
Pengumpulan data
Penarikan
kesimpulan
Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Propinsi Jawa Tengah
atau lebih dikenal dengan nama Kota Solo merupakan dataran rendah dengan
pusat perdagangan bagi daerah sekitarnya. Kota Surakarta dibatasi oleh beberapa
daerah yaitu :
sedang kelembaban udara berkisar antara 71% - 87%. Hari hujan terbanyak pada
bulan Februari dengan jumlah hujan sebanyak 23, sedang curah hujan terbanyak
sebesar 484 M m jatuh pada bulan Januari. Sedangkan secara administratif Kota
2. Kecamatan Laweyan
3. Kecamatan Serengan
4. Kecamatan Jebres
5. Kecamatan Banjarsari
Kecamatan Banjarsari merupakan wilayah yang paling luas mencapai 33,63% dari
mencapai 61 %. Sebagai daerah perdagangan, industri dan jasa maka luas lahan
untuk kegiatan ekonomi pada sektor tersebut jauh lebih luas dibandingkan dengan
lahan pertanian. Sebesar 18% dari seluruh luas tanah Di Kota Surakarta
relatif lengkap dan tersebar, sehingga layak untuk disebut sebagai Kota
pendidikan juga. Aset pendidikan tersebut merupakan sarana dan prasarana yang
penduduk Kota Surakarta sebesar 534.540 jiwa. Terdiri dari 251.099 jiwa
sex ratio, yaitu perbandingan penduduk laki-laki terhadap perempuan. Angka sex
ratio pendudduk tahun 2005 sebesar 96 %. Ini berarti bahwa setiap ada 100 orang
perbedaan keyakinan dalam hal memeluk agama. Hal itu terlihat jelas dengan
adanya berbagai macam tempat-tempat peribadatan yang lebih dari satu jenis
Pelayanan Kesehatan
SDM . Indikator utama derajad kesehatan penduduk adalah Angka Harapan Hidup,
Angka Kematian Bayi baru lahir (AKB) dan An gka Kematian Ibu melahirkan
(AKI). Angka rata-rata harapan hidup adalah 68 tahun bagi pria dan 72 tahun bagi
wanita. Angka Kematian Bayi lahir (AKB) 18,35 perseribu kelahiran, sedang
angka Kematian Ibu M elahirkan (AKI) 11 perseribu kelahiran. Selain itu, status
gizi baik telah mencapai 91,8%. M eningkatny a angka harapan hidup serta
kesehatan dan gizi daerah. Kondisi ini sangat kondusif bagi kelangsun gan
pembangunan.
Indonesia mencapai 11141 kasus dengan 2369 meninggal dunia. Jumlah ini
M aka dari itu perlu segera ditanggulangi secara serius baik oleh pemerintah
Indonesia yang didasari oleh kesadaran penuh bahwa HIV dan AIDS bukan
1999. jumlah kasus yang yang tercatat sejak tahun 1999 sampai dengan
desember 2008 dilaporkan sebanyak 209 yang terdiri dari HIV 106 kasus dan
menjadikan Kota Surakarta sebagai salah satu dari 100 Kabupaten atau Kota
yang tentu banyak pendatang yang keluar masuk baik pendatang lokal
penularan HIV/AIDS.
ruangan pada Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Karena KPA Kota Surakarta
orang pengurus harian yang bekerja sebagai pegawai kantor sekretariat KPA
Kota Surakarta.
3. M isi
menanggulangi HIV/AIDS
yang dikandungnya.
6. Program Penunjang
5. Kebijakan
c. Fungsi
a. Tujuan
1). Umum
2). Khusus
pengidap HIV/AIDS.
HIV/AIDS.
M eningkatkan koordinasi dan kerjasama antar sektor
penyelenggaraan kegiatan.
penanggulangan HIV/AIDS.
8. Struktur Organisasi
Penaggulangan HIV/AIDS.
Pokja IV Pemberdayaan
atas.
g. Tenaga Office KPA Kota Surakarta
hubungan dengan pihak lain yang menjalin kerja sama dalam rangka
Gambar II.1
Sekretaris KPA
Kota Surakarta
sumber daya pemberi pelayanan, dan sistem pelayanan. Dari pengertian tersebut
jalannya proses pemberian pelayanan apakah berlangsung dengan baik atau tidak.
memilih alternatif terbaik dalam upaya memberikan pelayanan kepada masy arakat
HIV/AIDS yang dilaksanakan oleh KPA Kota Surakarta adalah mengacu pada
kebijakan rencana strategis KPA Kota Surakarta. Adapun Rencana Strategis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Rencana Strategis KPA Kota Surakarta
tahun 2007-2011.
pelayanan yang baik adalah ia harus dapat memberikan pelayanan secara tulus
akan dilihat dari strategi apakah yang dilakukan KPA Kota Surakarta, bagaimana
satu aspek penting yang harus diperhatikan. Tercapainya tujuan organisasi akan
Strategi juga harus memuat masalah-masalah yang diperkirakan akan dapat timbul
pada masa yang akan datang yang mungkin akan bisa berubah-ubah. Strategi juga
KPA Kota Surakarta adalah mengacu pada strategi yang tertuang dalam rencana
strategis KPA Kota Surakarta dan mengacu pula pada tugas dari KPA Kota
digunakan dalam penelitian ini adalah Rencana Strategis KPA tahun 2007-2011.
Strategi yang diterapkan KPA Kota Surakarta mencakup beberapa hal
HIV/AIDS pada masy arakat y ang dalam keadaan umum belum paham benar
mengenai bahaya yang dapat ditimbulkan oleh penyakit ini. Strategi program
banyak juga stiker, poster dan spanduk tentang bahaya dari HIV/AIDS
HIV dan AIDS dengan nara sumber Andy Susanto. (wawancara 2 Juli
2009)
NO program pelaksanaan
penanggulangan HIV/AIDS.
HIV/AIDS
cetak atau media elektronik seperti radio swasta, Tatv, harian Solopos dan
Kota Surakarta.
kami banyak bekerja sama dengan media massa baik cetak maupun
Surakarta ini seperti TA tv, Solopos dan lainnya ,,, ungkap Pak Tommy
HIV/AIDS di TV, radio maupun koran atau majalah. Dari hal ini dapat
diketahui bahwa kerja sama dengan media massa berlangsun g dengan baik
Hal ini sesuai dengan tanggapan dari masy arakat sekitar yang
HIV/AIDS :
,,,, ada kok mas iklan pencegahan HIV/AIDS, di tv, radio ato majalah.
Saya sering liat kok... paling sering pas liat Mtv pasti ada......
narkoba suntik. M ereka diarahkan agar tidak lagi memakai jarum suntik
Reduction LSM M itra Alam yang juga merupakan anggota dari POKJA III
reduction ini. ,,, ada LSM khusus yang menangani ini. Semoga saja
2009)
Hal ini juga senada dengan apa yang dilihat masy arakat Kota
,,, iya mas, ada pamflet, tulisan berkenaan dengan bahaya HIV/AIDS di
.... ga cuma di puskesmas atau rumah sakit mas, saya juga melihatnya di
hati dalam mengecek darah yang masuk melalui PMI jangan sampai ada
darah yang tidak sehat. Ini kaitannya juga dalam rangka penanggulangan
darahnya,:
mengetahui berbagai penyakit yang mungkin ada mas, tapi untunglah saya
lainnya.
Senada dengan hal ini Pak Tommy selaku Program officer KPA
hubungan sex yang lebih cenderung safety dan terhindar dari berbagai
2009)
,,, sewaktu periksa ke klinik IMS saya juga dianjurkan untuk sex secara
kepada kaum yang beresiko sudah berjalan dengan baik dan lebih
menyentuh pada kaum beresiko yang bergelut dibidang sex bebas dan
homoseks.
dikandungnya.
terhadap anak oleh sang ibu. Sepertihalnya yang diungkapkan Dr. Tatar
HIV/AIDS kepada buah hatinya. Mengingat kaum ibu cukup banyak yang
Tak banyak yang diketahui dari masy arakat dan orang yang
dapat diketahui bahwa sudah ada proses dan pelaksanaan program PMTC
utama bagi para WPS, guy, PPS untuk memeriksakan dirinya apakah
Ada dua klinik IMS dan dua klinik VCT yang menjadi rujukan bagi
Hal ini juga dibenarkan oleh salah seorang WPS yang pernah
Sudah dibangun kok mas, itu loh di puskesmas manahan sama puskesmas
2009)
yang telah dibuat dapat diketahui bahwa semua program telah mempunyai
dengan baik.
HIV/AIDS.
Fasilitas ini berupa dua buah klinik IMS (pada puskesmas sangkrah
dan puskesmas manahan) dan dua buah Kinik VCT yang terdapat di RS
Ada dua klinik IMS dan dua klinik VCT yang menjadi rujukan bagi
IM S, :
saya mendapat pelayanan IMS pada klinik IMS yang telah ada, jadi saya
merasa cukup lega dengan adanya klinik ini.... (wawancara 7 Juli 2009)
dan AIDS.
Klinik vct ini ada 2 (dua) yaitu klinik VCT yang terdapat pada RS
Dr. M oewardi dan juga klinik VCT yang terdapat di RS Dr. Oen
ini buka jam 08.00- 12.00 hari senin-sabtu. Untuk klinik VCT di RS Dr.
klinik VCT di RS Dr. Oen buka pada Senin Sabtu : 08.00 14.00 WIB.
maupun VCT tentang sudah buka atau belum kedua klinik tersebut.
,,sudah dibuka kok mas, mas mau cek HIV/AIDS pa? Datang ja langsung
senin sampe jumat waktu jam kerja kantor pasti dilayani,, (wawancara 7
Juli 2009)
Dari wawancara tersebut diketahui bahwa klinik VCT untuk
Hal ini juga mendapat perhatian serius karena selama ini pendanaan obat
dan lain sebagainya sebagian besar ditanggung oleh Global Fund, yakni
,,, dari dokter dan orang dari LSM yang pernah mengajak saya cek
Juli 2009)
h. M anajemen Kasus
bagaimana upaya dari KPA Kota Surakarta dan LSM terkait agar mampu
HIV/AIDS.
dukungan terhadap ODHA sudah cukup terlaksana dengan baik hanya saja
perlu adanya dukungan pendanaan yang lebih serius dari pemerintah kota
surakarta.
Surakarta ini.
dari kaum LSM selaku pihak-pihak yang mudah untuk mendekati mereka
dalam hal ini kaum yang memiliki resiko tinggi untuk tertular HIV/AIDS.
LSM , mereka menilai LSM lebih peka terhadap mereka dari pada orang-
2009)
Juli 2009)
AIDS telah dilakukan oleh LSM dengan intensitas yang lumayan sering
HIV/AIDS.
penyebaran HIV/AIDS.
2009)
penanggulangan HIV/AIDS.
mumpuni karena dilihat dari data yang ada di propinsi Jawa tengah
menambahkan:
Juni 2009)
lebih terperinci.
HIV/AIDS yang kami lakukan lebih afdhol istilahnya,,, ini dalam arti
HIV/AIDS. Masa mau mencegah kok ga tahu apa tentang yang mau
kota Surakarta :
Tabel III.2
Hasil Penelitian S trategi Pelayanan Penanggulangan HIV/AIDS
KPA Kota Surakarta
terdiri dari :
masyarakat.
penularan HIV/AIDS
KPA.
Penerapan Universal Pr ecaution Sudah terdapat penerapan dari universal
Kota Surakarta
safety sex.
ibu hamil yang terin feksi yakni di klinik VCT Dr. Moewardi dan
Manahan.
untuk kasus IMS, HIV dan AIDS. Puskesmas Sangkrah dan Puskesmas
Manahan
kelangsungan perawatan ODHA, bantuan dana d ari Global Fund dan dana
koordinasi.
3. Program Penunjang
Surveilans Kasus IMS, HIV dan Dilakukan kerja sama antara KPA
evaluasi kerja.
B. Sumber Daya Pemberi Pelayanan
pelayanan terhadap masy arakat karena tanpa adanya SDM pelayanan tidak akan
bergantung sangat terhadap SDM yang dimilikinya. SDM dapat dinilai dari
indikator-indikator :
1. Reliability (kehandalan)
terhadap penerima layanan secara tepat dan cepat. KPA Kota Surakarta dalam
diberikan oleh masy arakat Kota Surakarta terhadap KPA Kota Surakarta
Menurut saya KPA Kota Surakarta telah efektif dalam rangka pencegahan
kami-kami ini para WTS yang cenderung tertutup dengan masyarakat lain.
Itulah mengapa saya katakan KPA Kota Surakarta telah cukup efektif dalam
saya rasa belum optimal karena kebanyakan masyarakat secara umum saja
tidak mengetahui apa itu KPA?,,, tujuannya terus fungsinya buat apa?
kalo optimal tidaknya saya juga ga tahu persis, tapi kalo dilihat dari
yang tergolong beresiko tinggi mau memeriksakan dirinya apakah positif atau
Saya rasa belum optimal mas, orang masih banyak yang bergelut dengan
Kesehatan Kota Surakarta dan juga menjabat sebagai Sekertaris KPA kota
Surakarta :
cukup optimal karena masyarakat yang cenderung tertutup dan malu untuk
sebagai salah satu dari orang yang sangat rawan terjangkit virus ini.
atau tidaknya pelayanan yang diberikan oleh KPA Kota Surakarta dalam hal
2. Responsiveness (Ketanggapan)
pelayanan secara cepat dan tepat. Ketanggapan atau responsiveness ini juga
dapat dilihat dari sejauh mana pegawai dalam meresp on apa yang menjadi
kebutuhan dari pengguna layanan dan keluhan yang ada selama proses
Surakarta dan adanya rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan yang telah
dilakukan.
saat melakukan cek darah petugas itu dengan sigap dan ramah dalam
adanya sikap tanggung jawab karena dengan adanya kesigapan maka petugas
saat melakukan tes ditemani anggota LSM, saya terus didampingi dalam
setiap hal sampai selesai, terlihat sekali tanggung jawab mereka tho?
saya senang mas, melihat tanggung jawab dan dukungan mereka terhadap
M engenai tanggung jawab ini juga ditanggapi Dr. Tatar Sumanjar di klinik
ataupun pengobatan jangan sampai ada yang menganggap kami ini tidak
Dari berbagai pernyataan masy arakat dan juga dari anggota KPA
KPA sendiri.
3. Tangibility (Keberwujudan)
(petugas) karena dengan penampilan ini maka akan memperkuat image dari
kalau seseorang merupakan anggota dari KPA Kota Surakarta namun dalam
pencegahan HIV/AIDS.
7 Juli 2009 )
,,,yang namanya dokter pastilah terampil dan tahu apa yang harus
7 Juli 2009 )
para anggota KPA Kota surakarta cukup mampu dan terampil dalam
Surakarta ini.
keahliannya.
yang memuaskan terhadap masy arakat. Oleh karena itu asp ek kesop anan juga
sangat bekerja sama dengan kami ini yang tak lain sangat rawan bergelut
Ketika saya diperiksa di klinik VCT itu, mereka ramah melayani saya,
perawatan.
5. Empathy (perhatian yang tulus dari pemberi pelayanan)
oleh KPA Kota Surakarta dapat dilihat dari perhatian anggota KPA Kota
dari keluhan ataupun saran-saran yang masuk kami tindak lanjuti dengan
Juni 2009)
ataupun mengadukannya ke mass media selain itu juga KPA Kota Surakarta
bekerja sama dengan LSM (lembaga swadaya masy arakat) yang berkaitan
1. Reliability (Kehandalaan)
kerjanya.
2. Responsiveness (Ketanggapan)
Sikap tanggung jawab pegawai Telah ada tanggung jawab dari anggota
melakukan pemeriksaan.
4. assurance (Jaminan)
bersangkutan.
petugas)
maupun tidak.
C. Sistem Pelayanan
dilakukan melalui media massa baik cetak maupun elektronik. Bentukny a pun
sewaktu menerima kondom gratis bagi para WTS dan semua program
2009)
dengan sosialisasi hal-hal yang dapat menjadi sebab dan awal penularan virus
hal menjaga kesehatan. M eskipun acara-acara ini tidak rutin tiap bulan tetapi
Kami lihat juga ada iklan tentang penghapusan stigma pada penderita
dan HIV/AIDS yang berupa penyuluhan dari pejabat beberapa bulan yang
Klinik ini juga dibantu dua buah klinik IM S yang terdapat pada puskesmas
PDP diharapkan akan dapat memulihkan keadaan fisik, psikologis dan sosial
mereka yang terinfeksi HIV. Adapun pelaksanaan program PDP ini yaitu
meliputi:
secara teratur.
v Pintu masuk layanan klinik dimulai sejak seorang pasien datang untuk
mendapatkan layanan tes HIV dengan konseling di klinik KTS ataupun tes
bawah ini :
9. Keluarga ( Family )
v PDP HIV meliputi perawatan akut dan perawatan kronik, dimulai sejak
1. Triase
2. Pendidikan dan dukungan
3. Penilaian
8. Terapi ARV
sebagai berikut:
Gambar III.1
5000
4000
3000
2000
1000
0
Pre Test Ambil Rujuk
Post HIV +
test HIV Hasil ARV
Jumlah 4676 4625 3281 3281 209 113
Untuk klinik IMS ini buka jam 08.00- 12.00 hari senin-sabtu.
Untuk klinik VCT di RS Dr. M oewardi buka Senin Jumat : 08.00 14.00
WIB, sedangkan untuk klinik VCT di RS Dr. Oen buka pada Senin Sabtu :
Kita memiliki Kelompok Kerja (Pokja) yang terdiri dari mucikari, atau
pemeriksaan termasuk obat. Dengan cara gerakan menabung ini jadi mereka
menuturkan:
dorongan untuk hidup bagi mereka yang mengidap HIV/AIDS. Seperti halnya
Kadarsih:
dengan :
v Konseling dan tes HIV harus dilaksanakan atas dasar sukarela dari klien
Dari salah seorang narasumber WPS yang pernah ikut dalam tes HIV
ini menuturkan:
saya dilayani dengan baik kok mas, mereka ramah tidak merasa beda dalam
sekali, saya juga merasa nyaman karena prosesnya yang mudah dan
dilihat bahwa proses pelayanan yang dilakukan KPA Kota Surakarta telah
jelas melalui berbagai macam media baik cetak maupun elektronik. Terlihat
juga bahwa prinsip keterbukaan dijalankan dengan sangat baik yakni tentang
keterbukaan hasil tes terhadap klien dan juga penjaminan kerahasiaan dari
Tabel III.4
HIV/AIDS
jaminan gratis.
Prinsip keterbukaan Hasil dari tes sangat terbuka bagi klien tetapi
ODHA.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kota Surakarta dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS dapat dilihat dari ketiga
(Service system) yang diterapkan pada KPA Kota Surakarta serta kelompok kerja
komponen yang satu dengan yang lain tidak bisa dipisahkan karena keempat
komponen tersebut saling berkaitan demi tercapainya tujuan dari suatu organisasi
pencegahan dan penjangkauan lapangan. Penilaian yang telah baik ini didasarkan
pada hasil penelitian terhadap tiga aspek manajemen pelayanan yang terdiri dari
masy arakat yang dalam keadaan umum belum paham benar mengenai
bahaya yang dapat ditimbulkan oleh penyakit ini. Yang kegiatannya terdiri
dari :
institusi.
yang dikandungnya.
Surakarta yakni di klinik VCT Dr. M oewardi dan Klinik VCT Dr.
Oen.
Puskesmas M anahan
Dari data diatas dapat terlihat bahwa Program pencegahan sudah berjalan
Pembukaan klinik VCT di Dr. M oewardi dan Dr. Oen serta klinik
buka jam 08.00- 12.00 hari senin-sabtu. Untuk klinik VCT di RS Dr.
klinik VCT di RS Dr. Oen buka pada Senin Sabtu : 08.00 14.00
WIB.
bergantung pada bantuan dana dari Global Fund dan anggaran dari
l. M anajemen Kasus
Dari data diatas dapat terlihat bahwa Program p engobatan dan perawatan
HIV/AIDS.
11. Penilaian terhadap sumber daya pemberi pelayanan (service people) sudah
menangani keluhan maka semua hal yang berkaitan dengan kinerja petugas
terhadap dinas.
cukup jelas dan sederhana. Hal ini terbukti dengan sudah terdapat kejelasan
Surakarta.
dipaparkan diatas, maka dapat dikatakan bahwa KPA Kota Surakarta dalam
dari wawancara dengan masy arakat yang sebagian besar menyatakan puas
terhadap apa yang telah dilakukan oleh KPA Kota Surakarta dalam pencegahan,
masy arakat melalui sistem pengaduan yang telah disediakan, sehingga pelayanan
kesehatan yang diberikan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masy arakat.
B. S aran
Surakarta dalam Pro gram Penanggulangan HIV/AIDS dinilai telah baik. Namun
sekiranya masih terdapat saran yang harus disampaikan kepada KPA Kota
Surakarta. Saran yang perlu disampaikan berdasarkan hasil penelitian adalah
sebagai berikut :
1. KPA Kota Surakarta dalam hal pencegahan sudah cukup efektif melakukan
daerah.
AIDS karena masih terlihat jelas adanya stigma dan diskriminasi dari
jika ada kekurangan atau keluhan dari masy arakat bisa segera diperbaiki.
4. KPA Kota Surakarta bergantung terhadap bantuan dari Global Fund dalam
pembiayaan yang berasal dari APBD agar lebih ditambahi atau lainnya
sup aya tidak terjadi kekacauan jika bantuan dana Global Fund berhenti untuk
sementara.
DAFTAR PUSTAKA
Djorban, Zubairi. 1999. Membidik AIDS Ikhtiar Memahami HIV dan ODHA.
Yogyakarta : Galang Press.
Widodo, Djoko. 2001. Good Governance (Telaah Dari Dimensi Akuntabilitas dan
Kontrol Birokrasi pada Era Desentralisasi dan Otonomi Daerah).
Surabaya : Insan Cendikia
Zamit, Zulian. 2001. Manajemen Kualitas Produk Dan Jasa. Ogyakarta : Ekonsia
Jurnal Internasional :
Sumber lain :
www.ssrn.com
www.inderscience.com