Anda di halaman 1dari 2

Anak-Anak di Perbatasan NTT: Kembalikan Sekolah Kami

27 Feb 2017, 19:33 WIB

Liputan6.com, Kupang - Salah satu penyebab tingginya angka buta huruf dan angka putus
sekolah di wilayah perbatasan adalah persoalan jarak sekolah yang sangat jauh. Jarak sekolah
yang sulit dijangkau membuat banyak siswa SD enggan bersekolah, bahkan membuat mereka
memilih putus sekolah.

Hal ini yang dialami warga Dusun Wetalas, Desa Weulun, Kecamatan Wewiku, Kabupaten
Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebab, anak-anak di sana terancam putus sekolah usai
Pemerintah Kabupaten Malaka belum lama ini menutup SDN Oevetnai.

Sejak tahun 2017, Pemkab Malaka memang sudah menutup empat sekolah yakni SDN Oevetnai
di desa Weulun-Kecamatan Wewiku, SDN Kelas Jauh Kaberan Rai di Malaka Barat, SDN Neti
Mataus di Haitimuk Kecamatan Weliman, dan SMAN Weliman di Kecamatan Weliman. Padahal
sekolah-sekolah itu menjadi solusi dalam mengentaskan kurangnya pendidikan di sana.

Kini dengan ditutupnya sekolah itu, banyak warga yang enggan merelakan anak-anaknya
menempuh jarak sangat jauh untuk bersekolah. "Apalagi saat musim hujan, mereka otomatis
tidak ke sekolah. Jarak itu yang membuat mereka malas. Saat ini tidak ada seorangpun sarjana di
kampung Wetalas, ujar Barnabas Bani, seorang sesepuh di kampung Wetalas kepada
Liputan6.com, Senin (27/2/2017).

Dia menuturkan, pada tahun 2012 lalu warga desa berupaya merintis SDN Oevatnai dengan
status sekolah induk SDN Loro Bauna. Pembangunan SDN Oevatnai itu itu sebagai solusi atas
akses jarak ke sekolah yang cukup jauh dari Wetalas.
Tahun 2015 SDN Oevetnai mendapatkan Izin operasional dari pemerintah daerah dengan surat
keputusan Nomor: 63/HK/2015. Sejak saat itu, angka partisipasi siswa yang bersekolah
mengalami peningkatan, meski keadaan fisik bangunan sekolah tersebut masih darurat.

Setelah lima tahun beroperasi, memasuki tahun 2017, SDN Oevetnai ditutup oleh Pemkab
Malaka dengan alasan gedung sekolah yang tidak layak. Keputusan Pemda dalam menutup
sekolah itu, kata Barnabas, tidak melalui dialog terlebih dahulu dengan warga atau dengan surat
keputusan resmi.

"Tiba-tiba saja mereka tutup sekolah kami. Kami minta penjelasan ternyata alasannya jika tidak
ditutup akan menjadi momok dan preseden buruk bagi pendidikan Kabupaten Malaka," kata
Bernabas.

Alamat akses:

http://m.liputan6.com/regional/read/2869999/anak-anak-di-perbatasan-ntt-kembalikan-sekolah-
kami. Diakses pada Selasa, 09 Mei 2017, pukul 22.11 WIB.

Anda mungkin juga menyukai