Ditetapkan oleh:
STANDAR PROSEDUR Nomor Dokumen: Direktur Bhakti Rahayu
OPERASIONAL ..../RSBR.DPS/HPK/VI/2
(S P O) 015
dr. Made Sukanegara
b. Menanyakan keadaannya
c. Menepuk bahu pasien/menekan bagian sternum pasien
6. Buka jalan nafas dengan head tilt chin lift atau jaw thrust dan
bersihkan jalan nafas dari sumbatan
7. Menilai pernafasan dengan cara :
a. Melihat pergerakan dada/perut
b. Mendengar suara keluar/masuk udara dari hidung
c. Merasakan adanya udara dari mulut/hidung pipi atau
punggung tangan
8. Jika pasien tidak bernafas, berikan nafas buatan dengan
ambubag sebanyak 2 kali dalam waktu 1 detik setiap
hembudan.
9. Periksa denyut jantung pasien dengan cara meraba arteri
karotis, penilaian pulsasi dilakukan kurang dari 10 detik, jika
dalam 10 detik penolong belum bias meraba pulsasi arteri,
maka segera lakukan kompresi dada. Jika arteri carotis teraba
cukup berikan nafas buatan setiap 5-6 detik sekali
10. Pemeriksaan arteri besar pada bayi tidak dilakukan pada arteri
karotis, melainkan pada arteri brakialis atau arteri femoralis.
Sedangkan untuk anak berumur lebih dari satu tahun dapat
dilakukan mirip pada orang dewasa.
11. Jika arteri carotis tidak teraba lakukan kombinasi nafas buatan
dan kompresi jantung luar dengan perbandingan 30: 2 untuk
dewasa baik 1 atau 2 penolong dan untuk anak dan bayi 30:2
bila 1 penolong, atau 15:2 bila 2 penolong.
12. Komponen yang perlu diperhatikan saat melakukan kompresi
dada:
a. frekuensi minimal 100 kali per menit
b. untuk dewasa kedalaman minimal 5 cm (2 inch)
c. pada bayi dan anak kedalaman minimal sepertiga diameter
dinding anteroposterior dada, atau 4 cm (1.5 inch) pada
bayi dan sekitar 5 cm (2 inch) pada anak.
d. Berikan kesempatan untuk dada mengembang kembali
secara sempurna setelah setiap kompresi
e. Seminimal mungkin melakukan interupsi