Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK :

CELINE DIKA R

DEWI FITRIA

FEBRI

SMF YPF

BANDUNG

KATA PENGANTAR
Alangkah baik bila karya ini dimulai dengan ucapan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan nikmat dan hidayah kepada hamba-hamba-Nya sehingga bias
melakukan aktifitas sehari-hari. Shalawat salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad saw, yang telah berjasa menghantarkan umat manusia menuju akhlak yang mulia.
Shalawat salam semoga pula dilimpahkan kepada keluarga, para sahabat dan pengikutnya yang
setia hingga akhir hayat.

Makalah yang kami beri judul Larutan Asam dan Larutan Basa Serta dilengkapi dengan
lembar kerja siswa dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas Kimia dan untuk memenuhi
nilai.

Kami sadar bahwa makalah ini masih memiliki kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu,
kami memohon maaf atas kekurangan tersebut. Kami juga senantiasa membuka tangan untuk
menerima kritik dan saran yang membangun agar kelak kami bisa berkarya lebih baik lagi.

Harapan kami, semoga karya kecil ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Semoga pula
makalah ini dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Bandung17 Desember 2010

PENYUSUN

ASAM DAN BASA


Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki rasa asam, dapat
merusak permukaan logam juga lantai marmer atau sering disebut dengan korosif. Asam juga
dapat bereaksi dengan logam dan menghasilkan gas hydrogen, sebagai indicator sederhana
terhadap senyawa asam, dapat dipergunakan kertas lakmus, dimana asam dapat mengubah kertas
lakmus biru menjadi merah.

Basa merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, seperti licin jika mengenai kulit dan
terasa getir serta dapat merubah kertas lakmus merah menjadi biru.

Konsep asam-basa telah berkembang dan sampai dengan saat ini tiga konsep sangat membantu
kita dalam memahami reaksi kimia dan pembentukan molekul-molekul baru. Asam menurut
Arhenius, zat dikatakan sebagai asam jika dalam bentuk larutannya dapat melepaskan ion H+,
dan ion hydrogen merupakan pembawa sifat asam. Perhatikan bagan 8.9,

Bagan 8.9. Konsep Asam Arhenius

dibawah ini diberikan dua contoh asam ;

HCl H+ + Cl-

H2SO4 H+ + HSO4-

Sedangkan basa adalah zat yang alam bentuk larutannya dapat melepaskan ion OH-, dan ion
hidroksida merupakan pembawa sifat basa.
.

Dibawah ini diberikan dua contoh basa, perhatikan juga bagan 8.10.

Bagan 8.10. Konsep Basa Arhenius

NaOH Na+ + OH-

NH4OH NH4+ + OH-

Dari pengertian tersebut dapat kita cermati bahwa air merupakan gabungan dari ion hydrogen
pembawa sifat asam dan ion hidroksida pembawa sifat basa, kehadiran kedua ion ini saling
menetralisir sehingga air merupaka senyawa yang bersifat netral.

H2O H+ + OH-

Persamaan diatas menunjukkan adanya ion hydrogen [H+] yang bermuatan positif dan ion
hidroksida [OH-] yang bermuatan negatif. Selanjutnya reaksi-reaksi yang melibatkan kedua ion
tersebut dikenal dengan reaksi netralisasi.

Menurut Lowry dan Bronsted, zat dikayakan sebagai asam karena memiliki kemampuan untuk
mendonorkan protonnya, sedangkan basa adalah zat yang menerima proton, sehingga dalam
sebuah reaksi dapat melibatkan asam dan basa.

Perhatikan contoh reaksi pelarutan amoniak dalam air.


Reaksi kekanan NH3 berperan sebagai aseptor proton (basa) dan H2O sebagai donor proton
(asam). Sedangkan reaksi ke kiri, ion amonium (NH4+) dapat mendonorkan protonnya, sehingga
berperan sebagai asam, sering disebut dengan asam konyugasi

Untuk ion hidroksida (OH-) dapat menerima proton dan berperan sebagai basa dan disebut
dengan basa konyugasi.

Reaksi diatas menghasilkan pasangan asam basa konyugasi, yaitu asam 1 dengan basa
konyugasinya, dan basa 2 dengan asam konyugasinya. Untuk lebih jelasnya contoh lain
diberikan seperti pada bagan 8.11, dua molekul NH3 dapat bereaksi, dimana salah satu
molekulnya dapat bertindak sebagai donor proton dan molekul lain bertindak sebagai penerima
proton. Hasil reaksi dua molekul tersebut menghasilkan asam konyugasi dan basa konyugasi.

Bagan 8.11. Konsep Asam-basa menurut Lowry dan Bronsted

Perkembangan selanjutnya adalah konsep asam-basa Lewis, zat dikatakan sebagai asam karena
zat tersebut dapat menerima pasangan elektron bebas dan sebaliknya dikatakan sebagai basa jika
dapat menyumbangkan pasangan elektron. Konsep asam basa ini sangat membantu dalam
menjelaskan reaksi organik dan reaksi pembentukan senyawa kompleks yang tidak melibatkan
ion hidrogen maupun proton. Reaksi antara BF3 dengan NH3, dimana molekul NH3 memiliki
pasangan elektron bebas, sedangkan molekul BF3 kekurangan pasangan elektron (Bagan 8.12).

Bagan 8.12. Konsep Asam menurut Lewis

NH3 + BF3 F3B-NH3

Pada reaksi pembentukan senyawa kompleks, juga terjadi proses donor pasangan elektron bebas
seperti;

AuCl3 + Cl- Au(Cl4)-

ion klorida memiliki pasangan elektron dapat disumbangkan kepada atom Au yang memiliki
orbital kosong (ingat ikatan kovalen koordinasi). Dalam reaksi ini senyawa AuCl3, bertindak
sebagai asam dan ion klorida bertindak sebagai basa.

Definisi asam basa telah berubah dengan waktu. Hal ini bukan masalah definisi yang
ketinggalan zaman, namun lebih karena kemudahan menerapkan konsep untuk masalah kimia
yang khusus. Oleh karena itu, mengurutkan kekuatan asam basa juga bergantung pada definisi
asam basa yang digunakan.

a. Asam basa Arrhenius

Di tahun 1884, Arrhenius mendefinisikan asam adalah zat yang menghasilkan H+ dan basa
adalah zat yang menghasilkan OH-. Bila asam adalah HA dan basa BOH, maka HA H+ + A-
dan BOH B+ + OH-. Bila asam dan basa bereaksi akan dihasilkan air.

b. Asam basa Bronsted Lowry

Dalam teori baru yang diusulkan tahun 1923 secara independen oleh Brnsted dan Lowry, asam
didefinisikan sebagai molekul atau ion yang menghasilkan H+ dan molekul atau ion yang
menerima H+ merupakan partner asam yakni basa. Basa tidak hanya molekul atau ion yang
menghasilkan OH-, tetapi yang menerima H+. Karena asam HA menghasilkan H+ ke air dalam
larutan dalam air dan menghasilkan ion oksonium, H3O+, air juga merupakan basa menurut
definisi ini.

HA(asam) + H2O(basa) H3O+(asam konjugat) + A- (basa konjugat)

Di sini H3O+ disebut asam konjugat dan A- adalah basa konjugat. Namun, karena air juga
memberikan H+ ke amonia dan menghasilkan NH4+, air juga merupakan asam, seperti
diperlihatkan persamaan berikut:

H2O(asam) + NH3 (basa) NH4+(asam konjugat) + OH- (basa konjugat)

Jadi air dapat berupa asam atau basa bergantung ko-reaktannya. Walaupun definisi Bronsted
Lowry tidak terlalu berbeda dengan definisi Arrhenius, definisi ini lebih luas manfaatnya karena
dapat digunakan ke sistem asam-basa dalam pelarut non-air.

Sifat Asam :

a. Rasanya asam
b. Termasuk larutan elektrolit
c. Dalam air dapat menghasilkan ion hydrogen (H+)
d. Bersifat korosif
e. Mempunyai pH <7
f. Dapat memerahkan lakmus biru
g. Bereaksi dengan sebagian besar logam dan menghasilkan gas hydrogen
h. Bereaksi dengan basa menghasilkan garam dan air

Sifat Basa :

a. Rasanya pahit
b. Termasuk larutan elektrolit
c. Dalam air dapat menghasilkan ion hidoksi(OH-)
d. Bersifat kaustik (licin)
e. Bersifat korosif (dapat merusak kulit)
f. Mempunyai ph >7
g. Dapat membirukan lakmus merah
h. Bereaksi denagan asam menghasilkan garam dan air

Jenis-jenis asam

Asam askorbat
Asam karbonat

Asam sitrat

Asam etanoat

Asam laktat

Asam klorida

Asam nitrat

Asam fosfat

Asam sulfat

Reaksi asam

Reaksi asam dengan logam

Asam dapat bereaksi dengan logam menghasilkan zat lain dan menghasilkan gas hidrogen.
Contohnya adalah reaksi antara asam sulfat dengan logam magnesium.

Reaksi asam dengan senyawa karbonat


Asam dapat bereaksi dengan senyawa karbonat menghasilkan zat lain, gas CO2 dan air. Sebagai
contoh, reaksi antara kalsium karbonat dengan larutan HCl. Pada reaksi ini terbentuklah kalsium
klorida.

Reaksi asam dengan oksida logam


Asam dapat bereaksi dengan oksida logam menghasilkan zat lain dan air. Sebagai contoh, reaksi
antara asam sulfat dengan tembaga oksida.

Jenis-jenis basa
Amonia

Kalsium hidroksida

Kalsium oksida

Magnesium hidroksida

Natrium hidroksida

pH

Alat pengukur
Alat untuk mengukur skala keasaman atau pH adalah pH meter dan indikator universal. Skala
pHnya adalah antara 0-14. Jika memakai indikator universal, maka zat yang cenderung asam
cenderung berwarna merah. dan zat yang cenderung basa, cenderung ke biru atau hijau.

PROSEDUR PERCOBAAN

Bahan dan alat :


a. 10 mL cuka
b. 10 mL larutan sabun
c. 10 mL larutan kapur
d. 10 mL sprite
e. 10 mL air (aqua)
f. Ekstrak bunga sepatu (10 bunga sepatu dihaluskan + air, lalu diperas/disaring)*
g. 1 buah pipet

Prosedur :
1. Tuang semua larutan pada 5 gelas yang bening, beri nama masing-masing larutan, kemudian
amati warna masing-masing dan catatlah.
2. Ambil ekstrak bunga sepatu dengan pipet kemudian teteskan pada kelima gelas tadi, masing-
masing empat kali pipet. Amati warna yang dihasilkan, kemudian tentukan sifat dari bahan2 tadi!

Hasil :
Bila larutan berwarna ungu atau bening, berarti bersifat netral
Bila larutan berwarna hijau - biru, berarti bersifat basa
Bila larutan berwarna kuning - merah, berarti bersifat asam
*Ekstrak bunga sepatu berwarna ungu

I. Standar Kompetensi:
4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya

II. Kompetensi Dasar:


4.2 Menghitung banyaknya pereaksi dan hasil reaksi dalam larutan elektrolit dari hasil titrasi asam
basa.

III. Indikator:
1) Menentukan konsentrasi asam atau basa dengan titrasi

IV. Tujuan Pembelajaran:


1) Menuliskan persamaan reaksi asam dan basa;
2) Menghitung konsentrasi zat berdasarkan data hasil titrasi;

V. Kegiatan Pembelajaran:
1) Perhatikan reaksi asam basa berikut:
a) H2SO4 + 2NaOH Na2SO4 + 2H2O, jika dituliskan dalam reaksi ion-ion, maka:
2H+ + SO42- + 2Na+ + 2OH- 2Na+ + SO42- + 2H2O, dalam hal ini: (2H+)+(2OH-)2H2O,
sedangkan: (2Na+)+( SO42-) Na2SO4
Jika pada reaksi di atas, H2SO4 yang tersedia 1 mol, maka NaOH yang bereaksi adalah:

b) 2HCl + Ba(OH)2 BaCl2 + 2H2O


Bagaimana dengan reaksi ini? Jawaban . . . .

2) Tulislah persamaan reaksi berikut:


H3PO4 + NaOH . . . .
Jika tersedia 0,5 mol NaOH, berapa mol H3PO4 yang bereaksi . . . .

3) Mereaksikan larutan asam dan basa disebut reaksi netralisasi. Untuk menentukan konsentrasi
suatu larutan asam/basa dengan larutan basa/asam yang diketahui konsentrasinya digunakan
metode titrasi. Dalam hal ini berlaku hokum stoikiometri. Perhatikan percobaan berikut:

Sebanyak 500 mL larutan NH4OH 0,1 M dititrasi dengan larutan HCl 0,05 M. tentukan volume
HCl yang diperlukan!
Jawaban:
NH4OH + HCl NH4Cl + H2O, di mana 500 mL, 0,1 M NH4 = 50 mmol, maka HCl yang
diperlukan adalah: 1/1 x 50 mmol = 50 mmol, sehingga volume HCl, yaitu: 50 mmol/0,05 M =
1000 mL.
Jika sebanyak 200 mL larutan H2S dititrasi dengan 200 mL larutan NaOH 0,1 M. hitunglah
konsentrasi larutan H2S.

Anda mungkin juga menyukai