BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Tumor testis cukup penting, banyak mengenai pria dewasa muda dan
merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada kelompok ini. Banyak
diantaranya mempunyai tingkat keganasan yang tinggi walaupun, kemajuan
kemoterapi akhir-akhir ini telah mampu memperbaiki prognosis penderita. 3
1. Seminoma :
Spermatositik
Anaplastik
2. Non Seminoma
Karsinoma embrional
Sekitar 20% dari kanker testis, terjadi pada usia 20-30 tahun dan sangat
ganas. Pertumbuhannya sangat cepat dan menyebar ke paru-paru dan hati.
Teratokarsinoma
o Berdiferensiasi
o ganas intermedia
o ganas trofoblastik
3. Koriokarsinoma
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Tumor testis adalah tumor yang berasal dari sel germinal atau jaringan
stroma testis. Dimana terjadi pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah
zakar), yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya
benjolan di dalam skrotum (kantung zakar).6
Sebagian besar (+ 95%) tumor testis primer, berasal dari sel germinal
sedangkan sisanya berasal dari non germinal. Tumor germinal testis terdiri atas
seminoma dan non seminoma. Seminoma berbeda sifat-sifatnya dengan non
seminoma, antara lain sifat keganasannya, respon terhadap radioterapi, dan
prognosis tumor. Tumor yang bukan berasal dari sel-sel germinal atau non
germinal diantaranya adalah tumor sel Leydig, sel sertoli dan gonadoblastoma.
Selain berada di dalam testis, tumor sel germinal juga bisa berasa di luar testis
sebagai Extragonadal Germ Cell Tumor antara lain di mediastinum,
retroperitoneum, daerah sakrokoksigeus, dan glandula pineal.7
Seminoma testis adalah tumor testis yang paling umum sekitar 45% dari
semua tumor testis. Biasanya ditemukan pada pria berusia 30-40 tahun dan
terbatas pada testis. Seminoma berasal dari sel benih yang tumbuh dari epitel
tubulus seminiferus. Testis membesar berupa tumor solid berwarna putih,
homogen dan keras. Tumor ini mengganti seluruh bagian tubuh testis.
Sekelompok kecil sisa testis terdesak pada salah satu tepi tumor.7
Klasikal
Spermatositik
Anaplastik
Struktur reproduksi pria terdiri dari penis, testis dalam kantong skrotum,
sistem duktus yang terdiri dari epididimis, vas deferens, duktus ejakulatorius, dan
urethra; dan glandula asesoria yang terdiri dari vesikula seminalis kelenjar prostat
dan kelenjar bulbouretralis.
Testis adalah organ genitalia pria yang terletak di skrotum. Ukuran testis
pada orang dewasa adalah 4 x 3 x 2,5 cm, dengan volume 15 25 ml, berbentuk
uvoid.8
Kedua buah testis terbungkus oleh jaringan tunika albuginea yang melekat
pada testis. Di luar tunika albuginea terdapat tunika vaginalis yang terdiri atas
lapisan viseralis dan parietalis, serta tunika dartos. Otot kremaster yang berada di
sekitar testis memungkinkan testis dapat digerakkan mendekati rongga abdomen
untuk mempertahankan temperatur testis agar tetap stabil. Testis bagian dalam
terbagi atas lobulus yang berjumlah + 250 lobuli.8
Tiap lobulus terdiri dari tubulus seminiferus, sel-sel sertoli dan sel-sel
leydig. Produksi sperma atau spermatogenesis terjadi pada tubulus seminiferus. Di
dalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel spermatogonia dan sel-sel sertoli,
sedang diantara tubuli seminiferi terdapat sel-sel Leydig.8
Testis mendapatkan pasokan darah dari beberapa cabang arteri, yaitu (1)
arteri spermatika interna yang merupakan cabang dari aorta, (2) arteri
deferensialis cabang dari arteri vesikalis inferior, dan (3) arteri kremastika yang
merupakan cabang dari arteri epigastrika. Pembuluh vena yang meninggalkan
testis berkumpul membentuk pleksus pampiniformis. Pleksus ini pada beberapa
orang mengalami dilatasi dan dikenal sebagai varikokel.8
2.3. Insiden
Insiden kanker testis di Eropa meningkat, dengan dua kali lipat setiap 20
tahun. Insiden saat ini adalah 63/100 000/tahun, dengan tingkat tertinggi di
negara-negara Eropa Utara (68/100 000/tahun). Angka kematian sangat rendah
(3,8 cases/100 000/tahun). Tumor testis, 40% adalah seminoma dan 60% non-
seminoma. Kanker testis invasif berkembang dari karsinoma in situ (CIS) /
intraepithelial neoplasia testis (TIN), sering ditemukan dalam jaringan testis sisa
nonmalignant. Pada biopsi acak, 2% -5% pasien kanker testis memiliki CIS di
testis kontralateral. Hal ini sesuai dengan tingkat 2% -3% dari kanker testis
kontralateral sinkron atau metachronous.
2.4. Etiologi 6
2.5. Patofisiologi 6
albugenia merupakan barrier yang sangat kuat bagi penjalaran tumor testis ke
organ sekitarnya, sehingga kerusakan tunika albugenia oleh invasi tumor
membuka peluang sel-sel tumor untuk menyebar keluar testis.6
2.6. Patologi 7
Seminoma
Makroskopik : Permukaan homogen putih kotor, lobuler, perdarahan/nekrosis.
Mikroskopik : Membran sel berbeda, sitoplasma jernih tampak berair, inti
ditengan dan besar dengan 1-2 nukleoli prominen, mitosis jarang, tidak
mengandung AFP.
Nonseminoma
Mikroskopik :
Ukuran sel kecil (6-8 m).Sitoplasma eosinofilik dengan tepi tipis mirip
spermatosit sekunder.
Ukuran sel sedang (15-18 m).Mengandung banyak inti bulat dan sitoplasma
eosinofilik
Ukuran sel besar (50-100 m). Sel-sel tumor menunjukan gambaran
sitoplasma eosinofilik dengan inti spermatositik matur.
2.7.Gambaran Klinis7
Gambaran khas tumor testis ialah benjolan di dalam skrotum yang tidak
nyeri. Biasanya tumor terbatas di dalam testis sehingga mudah dibedakan dari
epidimis pada palpasi yang dilakukan dengan telunjuk ibu jari.
Pembesaran testis yang seringkali tidak nyeri. Namun 30% mengeluh nyeri
dan terasa berat pada kantung skrotum, sedangkan 10% mengeluh nyeri akut
pada skrotum.
2.8.Diagnosa9
Anemnesa
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisis testis terdapat benjolan padat keras, tidak nyeri pada
palpasi tetapi kadang-kadang nyeri pada perabaan dan konturnya bisa sangat
ireguler atau sedikit ireguler dan tidak menunjukkan tanda transiluminasi.
Pemeriksaan penunjang
1. USG
Seminoma biasanya muncul sebagai massa testis homogen echogenicity
rendah dibandingkan dengan jaringan testis normal. Massa biasanya oval dan
didefinisikan dengan baik tanpa adanya invasi lokal. Aliran darah Internal
terlihat. Daerah fibrosis dan kalsifikasi kurang umum daripada non-
seminomatous tumor sel kuman. Seminoma lebih besar dapat tampil lebih
beragam.
2. CT Scan
bening pada tingkat pembuluh ginjal adalah situs pertama khas karena menyebar
ke drainase limfatik dari testis berhubungan dengan penurunan testis embriologi.
Metastasis nodal sering besar, kepadatan homogen dan cenderung untuk
membungkus vessles sekitarnya. Metastasis kelenjar getah inguinalis atau iliaka
simpul menyarankan limfatik menyebar melalui skrotum dan ekstensi tumor itu
lokal di luar tunika vaginalis. Metastasis visceral terlihat di sekitar 5% pasien pada
presentasi (paru-paru, hati, tulang, otak). Staging CT dada hanya ditunjukkan
ketika daerah getah bening para-aorta penyebaran simpul hadir atau jika ada Foto
toraks abnormal. Setelah metastasis kelenjar getah terapi simpul mengurangi
nyata dalam ukuran tetapi beberapa jaringan abnormal tidak aktif tetap ada yang
dapat sulit dibedakan dari penyakit sisa dan pemantauan sementara diperlukan.
3. MRI
Biasanya muncul sebagai tumor multinodular intensitas uniformsignal 3-4.
T2: hipo intens untuk jaringan testis yang normal
C+ (Gd) : band seperti struktur mewakili fibro-vaskular septa dapat
menunjukkan enhancment
Testis kanker. Signalpoor proses di testis kiri, sedangkan testis kanan memiliki
sinyal homogen tinggi pada gambar T2-tertimbang
Gambar. Tumor Testis Sel Leydig (nonseminoma) (a) belum berkembang (b)
stage tumor T1 dengan lokasi perifer di parenkim testis (c) stage tumor T2 di
area sentral bekas luka dengan sinyal yang tinggi (d) Gambaran patologi
menunjukkan tumor berbentuk lobus dengan ukuran 2 cm. Jaringan parut
terlihat.
1. Stadium A atau I :
2. Stadium B atau II :
Stadium IIA (untuk pembesaran limfonodi para aorta yang belum teraba)
Stadium IIB (untuk pembesaran limfonodi yang telah teraba > 10 cm)
Untuk tumor yang telah menyebar keluar dari kelenjar retroperitoneum atau
telah mengadakan metastasis supradiafragma.
2.10.Diagnosa Banding7
1. Torsio testis
Doppler ultrasonografi adalah pemeriksaan yang paling tepat untuk
melakukan ketika torsi testis diduga. Demonstrasi aliran darah pada
mediastinum testis hampir selalu mengesampingkan torsi testis, karena
torsi yang paling sering terjadi di sumsum spermate hanya proksimal ke
tingkat ini. Atau MRI atau skintigrafi dapat dilakukan, yang terakhir akan
menunjukkan daerah kekurangan foton di lokasi testis torsed.
2. Hidrokel
3. Epididimitis
2.11.Penatalaksanaan6
3. Stadium III: kanker telah menyebar ke luar kelenjar getah bening, bisa
sampai ke hati atau paru-paru.
Kanker testikuler adalah salah satu tumor padat yang dapat disembuhkan.
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk menyingkirkan penyakit dan mencapai
penyembuhan. Pemilihan pengobatan tergantung pada tipe sel dan keluasan
Prosthesis yang terisi dengan jel dapat ditanamkan untuk mengisi testis yang
hilang. setelah orkhioektomi unilateral untuk kanker testis, sebagian besar pasien
tidak mengalami fungsi endokrin. Namun demikian, pasien lainnya mengalami
penurunan kadar hormonal, yang menandakan bahwa testis yang sehat tidak
berfungsi pada tingkat yang normal. Diseksi nodus limfe retroperineal (RPLND)
untuk mencegah penyebaran kanker melalui jalur limfatik mungkin dilakukan
setelah orkhioektomi.6
2.12.Prognosis7
Pada beberapa tahun terakhir ini terlihat adanya peningkatan yang nyata dari
prognosis penderita tumor testis. Seminoma merupakan tumor yang radiosensitif
yang mempunyai prognosis sangat baik. Peningkatan utama, terdapat pada
penderita tumor sel benih yang non-seminoma yang disebaban oleh tiga faktor,
yaitu perkembangan teknik imaging yang lebih cepat yang memperbaiki ketepatan
penilaian stadium; peningkatan teknik pemeriksaan pertanda tumor; dan
peningkatan obat kemoterapi yang digunakan. Akibatnya, sekarang ditemukan
angka kesembuhan yang sama dengan angka kesembuhan pada seminoma.7
BAB III
PENUTUP
Tumor testis merupakan tumor yang berasal dari sel germinal atau jaringan
stroma testis. Tumor testis cukup penting, banyak mengenai pria dewasa muda
dan merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada kelompok ini.
pemeriksaan radiologi.
dan USG. CT-Scan berguna untuk menentukan stadium pada tumor testis.
yang dapat teraba ketika dicurigai adanya tumor pada testis. Biasanya, lesi
ekstratestikular yang dapat diraba bersifat jinak. Pada sisi lain, massa
intratestikular, terutama jika teraba, bersifat ganas dan harus segera dioperasi.
Sedangkan MRI dapat melihat gambaran jaringan dari tumor testis tersebut.
penyakit agar lebih ditingkatkan. Dan sebagai tenaga kesehatan ilmu radiologi
TUGAS TAMBAHAN
memungkinkan dan secara luas diterima sebagai metode pilihan untuk skrining
dan diagnosis spektrum patologi skrotum. Karena lokasinya skrotum dangkal dan
kemajuan teknologi yang cepat dan sonografi resolusi tinggi Doppler warna
memberikan rincian yang sangat baik dari anatomi dinding skrotum, testis,
epididimis dan testis perfusi. Hal ini secara luas diterima sebagai metode pilihan
untuk skrining dan diagnosis penyakit skrotum. Dalam ulasan bergambar ini,
temuan sonografi dari berbagai lesi skrotum disajikan, pencitraan temuan tumor
intratesticular, lesi intratesticular jinak, tumor testis ekstra, lesi inflamasi dan
dilengkapi dengan resolusi tinggi dan warna Doppler penyelidikan linear dari 7,5-
diposisikan antara kaki pasien untuk mendukung skrotum. Gambar melintang dan
sagital Serial dari masing-masing testis dan epididimis diperoleh dan kedua testis
11
Berikut gambaran normal CDUSG Testis:
TESTIS 1
A. Malignant Testicular Tumors 10
1. Seminoma
Sekitar 95% tumor testis ganas germ cell tumor, yang seminoma adalah subtipe
nonseminomatous, seminoma terjadi pada populasi pasien yang lebih tua, dengan
usia rata-rata sekitar 40 tahun. Pada Gray Scale scan USG, muncul sebagai lesi
hypoechoic homogen, yang sesuai dengan tampilan seragam dari spesimen bruto
[Gambar 1 A]. Pada lesi berwarna Doppler lebih besar menunjukkan vaskularisasi
koriokarsinoma dan tumor germ cell campuran. Campuran tumor germcell adalah
echotexture, dengan kedua komponen padat dan kistik dan fokus echogenic,
dengan margin tidak teratur atau tidak jelas [Gambar 2A, 2B, 2C]. Fokus
Gambar 2A. Mixed germ cell tumor of testis. Longitudinal USG scan in a 24
yrs old man with painless right scrotal mass showed enlarged testis(arrow),
with heterogenicity with cystic areas (C) and solid areas (S).
Gambar 2B. Mixed germcell tumor of testis. Gross specimen after high
inguinal orchiectomy specimen shows corresponding, large mass in testis.(M)
and cystic areas(c).
3. Lymphoma 10
Ini adalah tumor testis yang paling umum setelah usia 60, dengan
keterlibatan bilateral di 40% dari pasien. Limfoma testis yang paling utama adalah
pembesaran hadir atau difus dapat terjadi [Gambar 3A, 3B]. Colour Doppler USG
Gambar 3A. Lymphoma. Longitudinal USG scan of right testis in a 60 year old
man shows hypoehoic area with increased vascularity.
adalah jinak, yang dapat hadir sebagai massa testis menyakitkan, diagnosis yang
benar ini dapat mencegah eksplorasi bedah yang tidak perlu.Cysts of the tunica
albuginea.
Mereka dapat unilokular atau multilocular ukuran 2-5 mm. Mereka sering
diketahui, tetapi kista ini diyakini mesothelial berasal. Kista ini kadang-kadang
Gambar 4. Tunica albugineal cyst. Longitudinal USG scan of right testis shows
well defined anechoic cyst arising from tunica albugenia.
1. Simple cysts 10
Simple cysts sering kebetulan terdeteksi pada pria sekitar 40 tahun, biasanya
soliter, bervariasi dalam ukuran dari 2 mm sampai 2 cm. Pada AS, mereka muncul
sebagai anechoic, tanpa dinding jelas dan dengan ditingkatkan melalui transmisi
[Gambar 5].
Gambar 5. Simple cysts of testis. Longitudinal USG of testis shows a well defined
small cystic area in testis of 40 yr old man.
Tubular ectasia dari retetestis adalah kondisi jinak, terjadi pada pria lebih
tua dari 55 tahun dan sering bilateral. Temuan dilatasi kistik di atau berdekatan
membedakannya dari tumor ganas testis kistik, yang dapat terjadi di mana saja di
Gambar 6. Tubular ectasia of rete testis. Longitudinal scan of both testes shows
multiple tubular anechoic structures with absent vascularity on colour doppler
suggestive of dilated rete testis.
3. Intratesticular abscess 10
dari abses intratesticular termasuk gondok, trauma, dan infark testis. Fitur AS
termasuk hypoechoic testis intra, dinding tidak teratur shaggy, unifocal atau
multifokal, dengan tingkat rendah gema internal, dan, pada warna Doppler,
retroperitoneum kiri. Massa tampaknya terpisah dari ginjal kiri dan terlantar itu
anterolaterally (Gambar 2a, 2b). Aorta dan vena cava inferior yang terbungkus
oleh massa dan pengungsi anterior. Void aliran normal terlihat dalam aorta dan
retroperitoneal, dan karsinoma sel ginjal. Karena dari lokasi massa dan usia
pasien, USG skrotum dilakukan untuk mengevaluasi untuk kanker testis utama
dalam testis kiri yang diukur 1,8 cm dalam dimensi terbesar. Microcalcifications
tersebar juga terlihat dalam testis kiri (Gambar 3) dan testis kontralateral, yang
Gambar 2a Gambar 2b
Gambar 2c Gambar 2d
Gambar 3. Sagital citra AS dari testis kiri menunjukkan massa di inferior. Massa
adalah hypoechoic, dan microcalcifications tersebar terlihat. Sifat hypervascular
dari massa terlihat di Doppler AS (inset).
parenkim paru penyakit yang disebabkan oleh kanker testis dicurigai. Ini
modalitas atau magnetic resonance imaging (MRI) juga diindikasikan pada pasien
dengan tanda-tanda atau gejala neurologis. Situs yang paling umum kekambuhan
untuk mendeteksi kekambuhan. False positif / negatif Limfoma bisa sulit untuk
membedakan dari kanker testis metastasis. Gunakan sampel jaringan dari testis
DAFTAR PUSTAKA
1. Umbas, R., Tumor Ganas dalam Bidang Urologi, (Kumpulan Kuliah Ilmu
Bedah Ed: Reksoprodjo, S, dkk), Bagian Bedah Staf Pengajar Universitas
Indonesia, Ed. 2 Jakarta, 2000.
2. Coup. A.J., Traktus Genitalia Pria, (Patologi umum dan sistemik, Ed.
Sarjadi), EGC, Ed. 2 Jakarta, 2000.
3. Anonim, 2004, Tumor Genitalia Pria, www.satumed.com
4. Purnomo, B.B., Dasar-dasar Urologi, Sagung Seto, Ed. 2, Jakarta. 2003.
5. Sjamsuhidajat, R., De Jong, W., Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Ed. 2, 1997.
6. http://kapukpkusolo.blogspot.com/2010/10/askep-tumor-testis.html
7. http://medlinux.blogspot.com/2008/12/tumor-testis.html
8. Piehl. EJ., Gangguan Sistem Reproduksi Pria (Patofisiologi, Ed: Price, S.A.
Wilson, L.M). EGC. Ed. 2, Jakarta, 1999.
9. http://www.scribd.com/doc/97554401/76750231-REFERAT-RADIOLOGI
10. http://www.ispub.com/journal/the-internet-journal-of-radiology/volume-12-
number-2/pictorial-essay-of-high-resolution-and-colour-doppler-
sonography-of-scrotal-pathologies.html
11. http://emedicine.medscape.com/article/381204-overview
12.
http://radiographics.rsna.org/content/29/7/2177.full
13. http://emedicine.medscape.com/article/381007-overview#a20
14. http://www.kantrowitz.com/cancer/staging.html