Anda di halaman 1dari 43

Refarat Radiologi Tumor Testis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Tumor traktus urogenetalia merupakan keganasan yang sering dijumpai di


tempat praktek sehari-hari yang mungkin terlewatkan karena kekurang waspadaan
dokter dalam mengenali penyakit ini. Tumor urogenetalia dapat tumbuh di seluruh
organ urogenetalia mulai dari ginjal beserta salurannya, ureter, buli-buli, prostat,
uretra, testis dan penis. 1

Semua gambaran atau manifestasi klinis tumor urogenital tergantung dari


letak tumor, stadium, dan penyulit yang disebabkan oleh tumor. Metastasis pada
paru, otak, tulang dan liver dapat menyebabkan gangguan organ tersebut dan
memberikan manifestasi klinis sesuai dengan gejala organ yang terkena. Diantara
keganasan urogenetalis, karsinoma kelenjar prostat merupakan keganasan yang
angka kejadiannya paling banyak, kemudian disusul oleh keganasan buli-buli. 2

Tumor testis relatif jarang ditemukan, walaupun insidennya menunjukkan


peningkatan pada tahun-tahun terakhir ini. Di Inggris ditemukan kurang dari 1 %
dari seluruh kematian akibat kanker. 2

Tumor testis cukup penting, banyak mengenai pria dewasa muda dan
merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada kelompok ini. Banyak
diantaranya mempunyai tingkat keganasan yang tinggi walaupun, kemajuan
kemoterapi akhir-akhir ini telah mampu memperbaiki prognosis penderita. 3

Menurut Purnomo, tumor testis merupakan keganasan terbanyak pada pria


yang berusia diantara 15 35 tahun dan merupakan 1 2% semua neplasma pada
pria, dipaparkan juga bahwa akhir-akhir ini terdapat perbaikan usia harapan hidup
pasien yang mendapatkan terapi jika dibandingkan dengan 30 tahun yang lalu,
karena sarana diagnosis yang lebih baik, diketemukannya penanda tumor,

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
2

diketemukannya regimen kemoterapi dan radiasi, serta teknik pembedahan yang


lebih baik. Angka mortalitas menurun dari 50% (1970) menjadi 5%. 4

Dalam Sjamsuhidajat dan Wim de Jong (1997), klasifikasi organisasi


kesehatan dunia (World Health Organisation / WHO) tentang tumor testis ganas :5

1. Seminoma :

Spermatositik

Anaplastik

2. Non Seminoma

Karsinoma embrional

Sekitar 20% dari kanker testis, terjadi pada usia 20-30 tahun dan sangat
ganas. Pertumbuhannya sangat cepat dan menyebar ke paru-paru dan hati.

Teratokarsinoma

Asal dari sel benih.Insiden puncak 20 30 tahun. Lebih agresif


dibandingkan dengan seminoma.HCG dan alfa-fetoprotein berguna
sebagai pertanda tumor.Teratoma terdiri atas berbagai jenis jaringan dari
endoderm, ektoderm dan mesoderm. Pendapat pada saat ini, teratoma sel
benih, dan bukan berasal dari sel totipoten yang terlepas dari keikutsertaan
pengorganisasian dalam embrio. Insidensi puncak teratoma antara umur 20
sampai 30 tahun dan dibandingkan dengan seminoma, teratoma lebih
agresif. Klasifikasi yang digunakan di Inggris dan negara manapun,
terdapat empat kelompok histologis dari teratoma, yaitu :

o Berdiferensiasi

o ganas intermedia

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
3

o ganas tanpa berdiferensiasi

o ganas trofoblastik

Teratom matur dan imatur

3. Koriokarsinoma

Disini penulis hanya membahas tentang tumor seminoma

Gambar Klasifikasi Tumor Testis

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Tumor testis adalah tumor yang berasal dari sel germinal atau jaringan
stroma testis. Dimana terjadi pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah
zakar), yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya
benjolan di dalam skrotum (kantung zakar).6

Tumor testikuler menempati peringkat pertama dalam kematian akibat


kanker diantara pria dalam kelompok umur 20 sampai 35 tahun, adalah kanker
yang paling umum pada pria yang berusia 15 tahun hingga 35 tahun dan
merupakan malignansi yang paling umum kedua pada kelompok usia 35 tahun
hingga 39 tahun.6

Sebagian besar (+ 95%) tumor testis primer, berasal dari sel germinal
sedangkan sisanya berasal dari non germinal. Tumor germinal testis terdiri atas
seminoma dan non seminoma. Seminoma berbeda sifat-sifatnya dengan non
seminoma, antara lain sifat keganasannya, respon terhadap radioterapi, dan
prognosis tumor. Tumor yang bukan berasal dari sel-sel germinal atau non
germinal diantaranya adalah tumor sel Leydig, sel sertoli dan gonadoblastoma.
Selain berada di dalam testis, tumor sel germinal juga bisa berasa di luar testis
sebagai Extragonadal Germ Cell Tumor antara lain di mediastinum,
retroperitoneum, daerah sakrokoksigeus, dan glandula pineal.7

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
5

Seminoma testis adalah tumor testis yang paling umum sekitar 45% dari
semua tumor testis. Biasanya ditemukan pada pria berusia 30-40 tahun dan
terbatas pada testis. Seminoma berasal dari sel benih yang tumbuh dari epitel
tubulus seminiferus. Testis membesar berupa tumor solid berwarna putih,
homogen dan keras. Tumor ini mengganti seluruh bagian tubuh testis.
Sekelompok kecil sisa testis terdesak pada salah satu tepi tumor.7

Lima jenis seminoma berdasarkan gambaran histologis ialah :

Klasikal

Spermatositik

Anaplastik

Disertai sel raksasa sinsitiotrofoblas

Campuran dengan jenis lain tumor sel benih

Pada pemeriksaan kasar , seminoma berwarna pucat abu-abu untuk nodul


kuning yang seragam atau sedikit lobulated dan sering tonjolan dari permukaan
potongan.7

2.2. Anatomi dan Fisiologi Testis 8

Struktur reproduksi pria terdiri dari penis, testis dalam kantong skrotum,
sistem duktus yang terdiri dari epididimis, vas deferens, duktus ejakulatorius, dan
urethra; dan glandula asesoria yang terdiri dari vesikula seminalis kelenjar prostat
dan kelenjar bulbouretralis.

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
6

Gambar Sistem Reproduksi Pria

Testis adalah organ genitalia pria yang terletak di skrotum. Ukuran testis
pada orang dewasa adalah 4 x 3 x 2,5 cm, dengan volume 15 25 ml, berbentuk
uvoid.8

Gambar Anatomi Testis (Pandangan Sagital)

Kedua buah testis terbungkus oleh jaringan tunika albuginea yang melekat
pada testis. Di luar tunika albuginea terdapat tunika vaginalis yang terdiri atas
lapisan viseralis dan parietalis, serta tunika dartos. Otot kremaster yang berada di
sekitar testis memungkinkan testis dapat digerakkan mendekati rongga abdomen
untuk mempertahankan temperatur testis agar tetap stabil. Testis bagian dalam
terbagi atas lobulus yang berjumlah + 250 lobuli.8

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
7

Tiap lobulus terdiri dari tubulus seminiferus, sel-sel sertoli dan sel-sel
leydig. Produksi sperma atau spermatogenesis terjadi pada tubulus seminiferus. Di
dalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel spermatogonia dan sel-sel sertoli,
sedang diantara tubuli seminiferi terdapat sel-sel Leydig.8

Sel-sel spermatogonium pada prosis spermatogenesis menjadi sel


spermatozoa. Sel-sel sertoli berfungsi memberi makan pada bakal sperma,
sedangkan sel-sel Leydig atau disebut sel-sel interstitial testis berfungsi dalam
menghasilkan hormon testosteron.8

Gambar Anatomi Testes (Potongan Sagital)

Pada bagian posterior tiap-tiap testis, terdapat duktus melingkar yang


disebut epididimis. Sel-sel spermatozoa yang diproduksi di tubuli seminiferi testis
disimpan dan mengalami pematangan atau maturasi di epididimis. Setelah matur
(dewasa) sel-sel spermatozoa bersama-sama dengan getah dari epididimis dan vas
deferens disalurkan menuju ampula vas deferens. Sel-sel itu setelah bercampur
dengan cairan-cairan epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, serta cairan
prostat membentuk cairan semen atau mani.8

Vas deferens adalah duktus ekskretorius testis yang membentang hingga ke


duktus vesikula seminalis, kemudian bergabung membentuk duktus ejakulatorius.
Duktus ejakulatorius selanjutnya bergabung dengan uretra yang merupakan
saluran keluar bersama baik untuk sperma maupun kemih.8

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
8

Testis mendapatkan pasokan darah dari beberapa cabang arteri, yaitu (1)
arteri spermatika interna yang merupakan cabang dari aorta, (2) arteri
deferensialis cabang dari arteri vesikalis inferior, dan (3) arteri kremastika yang
merupakan cabang dari arteri epigastrika. Pembuluh vena yang meninggalkan
testis berkumpul membentuk pleksus pampiniformis. Pleksus ini pada beberapa
orang mengalami dilatasi dan dikenal sebagai varikokel.8

Gambar Anatomi Testis dan Hubungan Vaskuler

2.3. Insiden

Insiden kanker testis di Eropa meningkat, dengan dua kali lipat setiap 20
tahun. Insiden saat ini adalah 63/100 000/tahun, dengan tingkat tertinggi di
negara-negara Eropa Utara (68/100 000/tahun). Angka kematian sangat rendah
(3,8 cases/100 000/tahun). Tumor testis, 40% adalah seminoma dan 60% non-
seminoma. Kanker testis invasif berkembang dari karsinoma in situ (CIS) /
intraepithelial neoplasia testis (TIN), sering ditemukan dalam jaringan testis sisa
nonmalignant. Pada biopsi acak, 2% -5% pasien kanker testis memiliki CIS di
testis kontralateral. Hal ini sesuai dengan tingkat 2% -3% dari kanker testis
kontralateral sinkron atau metachronous.

2.4. Etiologi 6

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
9

Kebanyakan kanker testis terjadi pada usia di bawah 40 tahun. Penyebabnya


yang pasti tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang menunjang terjadinya
kanker testis:

Testis undesensus (testis yang tidak turun ke dalam skrotum) atau


kriptorkismus
Kriptorkismus merupakan faktor resiko timbulnya karsinoma testis. Dikatakan
bahwa 7 10% pasien karsinoma testis, menderita kriptorkismus. Proses
tumorigenesis pasien maldensus 48 kali lebih banyak daripada testis normal.
Meskipun sudah dilakukan orkidopeksi, resiko timbulnya degenerasi maligna
tetap ada. Pria dengan testis undesenden mempunyai risiko 10 kali untuk
mendapat tumor dibandingkan dengan mereka yang mempunyai testis
intraskrotal.
Atrofi Testis.
Kagagalan testis untuk bertumbuh menjadi matur atau mencapai ukuran
normal. Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi mumps, torsi atau trauma.
Terpapar dengan bahan kimia dan polutan.
Terpapar dengan substansi/zat toksin dapat menyebabkan perkembangan yang
abnormal dari testis. Hal ini meningkatkan frekuensi tumor testis pada usia 30-
40 tahun.
Pemaparan Dietilstilbesterol (DES).
Pada anak-anak yang lahir dari wanita dengan level estrogen yang tinggi
selama hamil sangat beresiko untuk terdapatnya tumor testis dan
kriptorkidisme.
Sindroma Klinefelter (suatu kelainan kromosom seksual yang ditandai dengan
rendahnya kadar hormon pria, kemandulan, pembesaran payudara
(ginekomastia) dan testis yang kecil).
Ada riwayat kanker testis dalam keluarga

2.5. Patofisiologi 6

Tumor testis pada mulanya berupa lesi intratestikuler yang akhinya


mengenai seluruh parenkim testis. Sel-sel tumor kemudian menyebar ke rate
testis, epididimis, funikulus spermatikus, atau bahkan ke kulit scrotum. Tunika

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
10

albugenia merupakan barrier yang sangat kuat bagi penjalaran tumor testis ke
organ sekitarnya, sehingga kerusakan tunika albugenia oleh invasi tumor
membuka peluang sel-sel tumor untuk menyebar keluar testis.6

Kecuali kariokarsinoma, tumor testis menyebar melalui pembuluh limfe


menuju ke kelenjar limfe retroperitoneal (para aorta) sebagai stasiun pertama,
kemudian menuju ke kelenjar mediastinal dan supraclavikula, sedangkan
kariokarsinoma menyebar secara hematogen ke paru, hepar, dan otak. 6

2.6. Patologi 7

Seminoma
Makroskopik : Permukaan homogen putih kotor, lobuler, perdarahan/nekrosis.
Mikroskopik : Membran sel berbeda, sitoplasma jernih tampak berair, inti
ditengan dan besar dengan 1-2 nukleoli prominen, mitosis jarang, tidak
mengandung AFP.

Nonseminoma

Makroskopik : Warna abu-abu pucat, lunak.

Mikroskopik :

Ukuran sel kecil (6-8 m).Sitoplasma eosinofilik dengan tepi tipis mirip
spermatosit sekunder.
Ukuran sel sedang (15-18 m).Mengandung banyak inti bulat dan sitoplasma
eosinofilik
Ukuran sel besar (50-100 m). Sel-sel tumor menunjukan gambaran
sitoplasma eosinofilik dengan inti spermatositik matur.

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
11

2.7.Gambaran Klinis7

Gambaran khas tumor testis ialah benjolan di dalam skrotum yang tidak
nyeri. Biasanya tumor terbatas di dalam testis sehingga mudah dibedakan dari
epidimis pada palpasi yang dilakukan dengan telunjuk ibu jari.

Gejala pada umum dapat diakibatkan oleh metastasis. Pembesaran testis


tanpa nyeri adalah temuan yang paling umum dijumpai tetapi mungkin juga tidak
ditemukan gejala sama sekali. Gejala timbul dengan sangat bertahap dengan
massa atau benjolan pada testis yang tidak nyeri. Pasien dapat mengeluh rasa
sesak pada skrotum, area inguinal, atau abdomen dalam. Sakit pinggang (akibat
perluasan nodus retroperineal), nyeri pada abdomen, penurunan berat badan, dan
kelemahan diagnostik yang signifikan.7

Satu-satunya metode deteksi dini yang efektif adalah pemeriksaan testis


mandiri. Suatu bagian penting dari promosi kesehatan untuk pria harus mencakup
pameriksaan mandiri. Pengajaran tentang pemeriksaan mandiri adalah intervensi
penting untuk deteksi dini penyakit ini. 7

Berikut beberapa gejala dari tumor testis adalah7

Pembesaran testis yang seringkali tidak nyeri. Namun 30% mengeluh nyeri
dan terasa berat pada kantung skrotum, sedangkan 10% mengeluh nyeri akut
pada skrotum.

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
12

Testis membesar atau teraba aneh (tidak seperti biasanya)


Benjolan atau pembengkakan pada salah satu atau kedua testis
Nyeri tumpul di punggung atau perut bagian bawah
Ginekomastia
Ginekomastia adalah manifestasi dari beredarnya kadar bHCG di dalam
sirkulasi sistematik yang banyak terdapat pada koriokarsinoma.
Rasa tidak nyaman/rasa nyeri di testis atau skrotum terasa berat

2.8.Diagnosa9

Anemnesa

Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisis testis terdapat benjolan padat keras, tidak nyeri pada
palpasi tetapi kadang-kadang nyeri pada perabaan dan konturnya bisa sangat
ireguler atau sedikit ireguler dan tidak menunjukkan tanda transiluminasi.

Pemeriksaan penunjang

1. USG
Seminoma biasanya muncul sebagai massa testis homogen echogenicity
rendah dibandingkan dengan jaringan testis normal. Massa biasanya oval dan
didefinisikan dengan baik tanpa adanya invasi lokal. Aliran darah Internal
terlihat. Daerah fibrosis dan kalsifikasi kurang umum daripada non-
seminomatous tumor sel kuman. Seminoma lebih besar dapat tampil lebih
beragam.

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
13

Testis kanker. Ultrasonografi menunjukkan tumor gema miskin di testis


kanan,dan testis kiri normal.

Gambar Ultrasonografi dari Testis Kanan.

Sebuah gambar melintang melalui testis kanan (Panel A) menunjukkan


massa intratesticular kompleks dengan cysticcomponent (panah) dan komponen
padat (panah). Jaringan testis normal terlihat di sepanjang aspectof anterior massa.
Sebuah gambar Doppler (Panel B) mengungkapkan minimalvascularity dalam
komponen padat (panah)

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
14

Longitudinal testis dengan seminoma pada seorang pria yang mengalami


infertilitas, oligospermia berat dan testis yang besar sebelah kanan keras

Pandangan longitudinal testis menunjukkan suatu massa padat homogen


hypoechoic khas sebuah seminoma

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
15

2. CT Scan

CT abdomen dan panggul yang penting dalam memvisualisasikan metastasis


baik sebagai bagian dari seminoma stadium primer tetapi juga dalam diagnosis
utama ketika massa testis tidak diketahui. Metastasis ke para-aorta kelenjar getah

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
16

bening pada tingkat pembuluh ginjal adalah situs pertama khas karena menyebar
ke drainase limfatik dari testis berhubungan dengan penurunan testis embriologi.
Metastasis nodal sering besar, kepadatan homogen dan cenderung untuk
membungkus vessles sekitarnya. Metastasis kelenjar getah inguinalis atau iliaka
simpul menyarankan limfatik menyebar melalui skrotum dan ekstensi tumor itu
lokal di luar tunika vaginalis. Metastasis visceral terlihat di sekitar 5% pasien pada
presentasi (paru-paru, hati, tulang, otak). Staging CT dada hanya ditunjukkan
ketika daerah getah bening para-aorta penyebaran simpul hadir atau jika ada Foto
toraks abnormal. Setelah metastasis kelenjar getah terapi simpul mengurangi
nyata dalam ukuran tetapi beberapa jaringan abnormal tidak aktif tetap ada yang
dapat sulit dibedakan dari penyakit sisa dan pemantauan sementara diperlukan.

3. MRI
Biasanya muncul sebagai tumor multinodular intensitas uniformsignal 3-4.
T2: hipo intens untuk jaringan testis yang normal
C+ (Gd) : band seperti struktur mewakili fibro-vaskular septa dapat
menunjukkan enhancment

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
17

Testis kanker. Signalpoor proses di testis kiri, sedangkan testis kanan memiliki
sinyal homogen tinggi pada gambar T2-tertimbang

Gambar. Campuran GCT (seminoma digabungkan dan koriokarsinoma) dari


testis pada pria 31 tahun dengan testis membesar berisi massa teraba. (A)
Coronal T2-tertimbang gambar MR menunjukkan tumor, lancar marginated
bulat. Meskipun bagian atas tumor muncul secara homogen padat, bagian
bawah adalah fibrosis. (B) Coronal kontras ditingkatkan T1-tertimbang
gambar MR menunjukkan beberapa septa fibrovascular (panah), yang adalah
indikasi dari sebuah seminoma. Pada analisis patologis dari spesimen resected,
bagian atas tumor didiagnosis sebagai sebuah seminoma. (C)

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
18

Gambar. Tumor Testis Sel Leydig (nonseminoma) (a) belum berkembang (b)
stage tumor T1 dengan lokasi perifer di parenkim testis (c) stage tumor T2 di
area sentral bekas luka dengan sinyal yang tinggi (d) Gambaran patologi
menunjukkan tumor berbentuk lobus dengan ukuran 2 cm. Jaringan parut
terlihat.

4. Pemeriksaan darah atau penanda tumor 7


Untuk menandai tumor seminoma atau non seminoma
Yang dilihat adalah jumlah AFP (alfa fetoprotein), HCG (human
chorionic gonadotrophin)
aFP (Alfa Feto Protein) adalah suatu glikoprotein yang diproduksi oleh
karsinoma embrional, teratokarsinoma, atau tumor yolk sac, tetapi tidak
diproduksi oleh koriokarsinoma murni dan seminoma murni. Penanda
tumor ini mempunyai masa paruh 5-7 hari.
HCG (Human Chorionic Gonadotropin) adalah suatu glikoprotein yang
pada keadaan normal diproduksi oleh jaringan trofoblas. Penanda tumor
ini meningkat pada semua pasien koriokarsinoma, pada 40% - 60%
pasien karsinoma embrional, dan 5% - 10% pasien seminoma murni.
HCG mempunyai waktu paruh 24-36 jam

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
19

Tabel. Nilai Penanda Tumor pada Beberapa Jenis Tumor Testis

2.9. Stadium Tumor Testis 4

Berdasarkan sistem klasifikasi TNM, penentuan T dilakukan setelah


orkidektomi berdasarkan atas pemeriksaan histopatologik. Beberapa cara
penentuan stadium klinis yang lebih sederhana dikemukakan oleh Boden dan
Gibb, yaitu :

1. Stadium A atau I :

Untuk tumor testis yang masih terbatas pada testis.

2. Stadium B atau II :

Untuk tomur yang telah mengadakan penyebaran ke kelenjar regional (para


aorta). Stadium B atau II dibagi menjadi 2 :

Stadium IIA (untuk pembesaran limfonodi para aorta yang belum teraba)

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
20

Stadium IIB (untuk pembesaran limfonodi yang telah teraba > 10 cm)

3. Stadium C atau III :

Untuk tumor yang telah menyebar keluar dari kelenjar retroperitoneum atau
telah mengadakan metastasis supradiafragma.

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
21

Tabel Stadium dan Tingkat Penyebaran Tumor Testis

2.10.Diagnosa Banding7

Diagnosis banding meliputi setiap benjolan di dalam skrotum yang


berhubungan dengan testis seperti hidrokel, epididimitis, torsio testis.

1. Torsio testis
Doppler ultrasonografi adalah pemeriksaan yang paling tepat untuk
melakukan ketika torsi testis diduga. Demonstrasi aliran darah pada
mediastinum testis hampir selalu mengesampingkan torsi testis, karena
torsi yang paling sering terjadi di sumsum spermate hanya proksimal ke
tingkat ini. Atau MRI atau skintigrafi dapat dilakukan, yang terakhir akan
menunjukkan daerah kekurangan foton di lokasi testis torsed.

2. Hidrokel

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
22

Gambar. Hidrokel (panah), spematocele (panah) dan varikokel (panah terbuka)


pada ultrasonografi skrotum.

3. Epididimitis

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
23

2.11.Penatalaksanaan6

Pengobatan tergantung kepada jenis, stadium dan beratnya penyakit. Setelah


kanker ditemukan, langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan jenis sel
kankernya, selanjutnya ditentukan stadiumnya:

1. Stadium I: kanker belum menyebar ke luar testis

2. Stadium II: kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di perut

3. Stadium III: kanker telah menyebar ke luar kelenjar getah bening, bisa
sampai ke hati atau paru-paru.

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
24

Ada 4 macam pengobatan yang bisa digunakan:6

1. Pembedahan: pengangkatan testis (orkiektomi) dan pengangkatan kelenjar


getah bening (limfadenektomi).

2. Terapi penyinaran: menggunakan sinar X dosis tinggi atau sinar energi


tinggi lainnya, seringkali dilakukan setelah limfadenektomi pada tumor non-
seminoma.
Juga digunakan sebagai pengobatan utama pada seminoma, terutama pada
stadium awal.

3. Kemoterapi: digunakan obat-obatan (misalnya cisplastin, bleomycin dan


etoposid) untuk membunuh sel-sel kanker.Kemoterapi telah meningkatkan
angka harapan hidup penderita tumor non-seminoma.

4. Pencangkokan sumsum tulang: dilakukan jika kemoterapi telah


menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang penderita.

Terapi yang dilakukan jika tumor seminoma berdasarkan stadium adalah: 6

1. Stadium I diobati dengan orkiektomi dan penyinaran kelenjar getah bening


perut.
2. Stadium II diobati dengan orkiektomi, penyinaran kelenjar getah bening
dan kemoterapi dengan sisplastin.
3. Stadium III diobati dengan orkiektomi dan kemoterapi multi-obat.

Jika kankernya merupakan kekambuhan dari kanker testis sebelumnya,


diberikan kemoterapi beberapa obat (ifosfamide, cisplastin dan etoposid atau
vinblastin).

Kanker testikuler adalah salah satu tumor padat yang dapat disembuhkan.
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk menyingkirkan penyakit dan mencapai
penyembuhan. Pemilihan pengobatan tergantung pada tipe sel dan keluasan

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
25

anatomi penyakit. Testis diangkat dengan orkhioektomi melalui suatu insisi


inguinal dengan ligasi tinggi korda spermatikus.6

Prosthesis yang terisi dengan jel dapat ditanamkan untuk mengisi testis yang
hilang. setelah orkhioektomi unilateral untuk kanker testis, sebagian besar pasien
tidak mengalami fungsi endokrin. Namun demikian, pasien lainnya mengalami
penurunan kadar hormonal, yang menandakan bahwa testis yang sehat tidak
berfungsi pada tingkat yang normal. Diseksi nodus limfe retroperineal (RPLND)
untuk mencegah penyebaran kanker melalui jalur limfatik mungkin dilakukan
setelah orkhioektomi.6

Meskipun libido dan orgasme normal tidak mengalami gangguan setelah


RPLND, pasien mungkin dapat mengalami disfungsi ejakulasi dengan akibat
infertilitas. Menyimpan sperma di bank sperma sebelum operasi mungkin menjadi
pertimbangan.6

Iradiasi nodus limfe pascaoperasi dari diagfragma sampai region iliaka


digunakan untuk mengatasi seminoma dan hanya diberikan pada tempat tumor
saja. Testis lainnya dilindungi dari radiasi untuk menyelamatkan fertilitas. Radiasi
juga digunakan untuk pasien yang tidak menunjukkan respon terhadap kemoterapi
atau bagi mereka yang tidak direkomendasikan untuk dilakukan pembedahan
nodus limfe.6

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
26

2.12.Prognosis7

Pada beberapa tahun terakhir ini terlihat adanya peningkatan yang nyata dari
prognosis penderita tumor testis. Seminoma merupakan tumor yang radiosensitif
yang mempunyai prognosis sangat baik. Peningkatan utama, terdapat pada
penderita tumor sel benih yang non-seminoma yang disebaban oleh tiga faktor,
yaitu perkembangan teknik imaging yang lebih cepat yang memperbaiki ketepatan
penilaian stadium; peningkatan teknik pemeriksaan pertanda tumor; dan
peningkatan obat kemoterapi yang digunakan. Akibatnya, sekarang ditemukan
angka kesembuhan yang sama dengan angka kesembuhan pada seminoma.7

Sampai saat ini, pengelolaan biasanya berupa orkidektomi yang kemudian


diikuti radioterapi profilakstik pada kelenjar limfe para-aorta. Cara ini
menghasilkan angka kesembuhan sebesar 90-95% pada seminoma. Pengelolaan
paling akhir yang sekarang telah diterima untuk seminoma dan teratoma ialah
orkidemtomi diikuti pengawasan dengan menggunakan teknik imaging dan
pertanda tumor dalam serum. Kekambuhan yang terjadi kemudian diobati dengan
pemberian kemoterapi. Apabila penderita tetap hidup dalam jangka waktu dua

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
27

tahun setelah pemberian lengkap kemoterapi tanpa adanya proses kekambuhan,


penderita dinyatakan telah sembuh.7

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan Dan Saran

Tumor testis merupakan tumor yang berasal dari sel germinal atau jaringan

stroma testis. Tumor testis cukup penting, banyak mengenai pria dewasa muda

dan merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada kelompok ini.

Dalam diagnosa penyakit diperlukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang. Salah satu pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah

pemeriksaan radiologi.

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
28

Pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan antara lain : CT Scan, MRI,

dan USG. CT-Scan berguna untuk menentukan stadium pada tumor testis.

Ultrasonografi pada testis digunakan untuk menentukan penempatan suatu massa

yang dapat teraba ketika dicurigai adanya tumor pada testis. Biasanya, lesi

ekstratestikular yang dapat diraba bersifat jinak. Pada sisi lain, massa

intratestikular, terutama jika teraba, bersifat ganas dan harus segera dioperasi.

Sedangkan MRI dapat melihat gambaran jaringan dari tumor testis tersebut.

Ketiga macam pemeriksaan radiologi tersebut penting dalam menegakkan

diagnosis tumor testis.

Saran dari penulis adalah pemeriksaan radiologi dalam mendiagnosa suatu

penyakit agar lebih ditingkatkan. Dan sebagai tenaga kesehatan ilmu radiologi

harus dipelajari dengan baik.

TUGAS TAMBAHAN

1. Penjelasan Seputar Colour Doppler USG (CDUSG)10


Sonografi Resolusi Tinggi adalah evaluasi yang cepat sederhana, tersedia

secara luas, murah dan non-penyinaran, noninvasif, praktis, berulang,

memungkinkan dan secara luas diterima sebagai metode pilihan untuk skrining

dan diagnosis spektrum patologi skrotum. Karena lokasinya skrotum dangkal dan

kemajuan teknologi yang cepat dan sonografi resolusi tinggi Doppler warna

memberikan rincian yang sangat baik dari anatomi dinding skrotum, testis,

epididimis dan testis perfusi. Hal ini secara luas diterima sebagai metode pilihan

untuk skrining dan diagnosis penyakit skrotum. Dalam ulasan bergambar ini,

temuan sonografi dari berbagai lesi skrotum disajikan, pencitraan temuan tumor

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
29

intratesticular, lesi intratesticular jinak, tumor testis ekstra, lesi inflamasi dan

iskemik, dan kondisi seperti hematoma. Semua kasus yang dilakukan

menggunakan standar mesin USG (Philips Envisor PJK, Belanda USA)

dilengkapi dengan resolusi tinggi dan warna Doppler penyelidikan linear dari 7,5-

12 MHz. Pemeriksaan dilakukan dalam posisi terlentang dengan handuk dilipat

diposisikan antara kaki pasien untuk mendukung skrotum. Gambar melintang dan

sagital Serial dari masing-masing testis dan epididimis diperoleh dan kedua testis

dibandingkan tekstur gema dan aliran warna.10

11
Berikut gambaran normal CDUSG Testis:

Gambar 1. Normal testis. Transverse color Doppler image demonstrates


uniform echogenicity and flow throughout the testicle

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
30

Gambar 2. Normal testes. Transverse color Doppler images of both


testes demonstrate symmetric echogenicity and flow.

Gambar 3. Normal testis and epididymis. Longitudinal color Doppler


image shows diffuse, normal flow to the testis and epididymis.2

2. GAMBARAN CDUS PADA MALIGNA DAN BENIGNA PADA

TESTIS 1
A. Malignant Testicular Tumors 10
1. Seminoma

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
31

Sekitar 95% tumor testis ganas germ cell tumor, yang seminoma adalah subtipe

histologis yang paling umum. Dibandingkan dengan tumor germ cell

nonseminomatous, seminoma terjadi pada populasi pasien yang lebih tua, dengan

usia rata-rata sekitar 40 tahun. Pada Gray Scale scan USG, muncul sebagai lesi

hypoechoic homogen, yang sesuai dengan tampilan seragam dari spesimen bruto

[Gambar 1 A]. Pada lesi berwarna Doppler lebih besar menunjukkan vaskularisasi

meningkat. Ada dapat lesi multifokal atau unifocal [Gambar 1 B].

Gambar 1A. Seminoma.Longitudinal scan of both testis shows well defined


hypoechoic area replacing entire testis, lobulated contour with enlarged testis. On
color Doppler shows increased flow.

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
32

Gambar 1B. Multifocal seminoma.Longitudinal Ultrasonography (USG) of right


testis shows multiple hypo echoic areas in right testis.

2. Nonseminomatous Germ Cell Tumor (NSGCT) 10


Ini termasuk yolk sac tumor, cellcarcinoma embrional, teratoma, dan

koriokarsinoma dan tumor germ cell campuran. Campuran tumor germcell adalah

NSGCT paling umum. Sonographicaly, NSGCT cenderung lebih heterogen dalam

echotexture, dengan kedua komponen padat dan kistik dan fokus echogenic,

dengan margin tidak teratur atau tidak jelas [Gambar 2A, 2B, 2C]. Fokus

echogenic dapat disebabkan oleh pengapuran, perdarahan fibrosis, atau.

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
33

Gambar 2A. Mixed germ cell tumor of testis. Longitudinal USG scan in a 24
yrs old man with painless right scrotal mass showed enlarged testis(arrow),
with heterogenicity with cystic areas (C) and solid areas (S).

Gambar 2B. Mixed germcell tumor of testis. Gross specimen after high
inguinal orchiectomy specimen shows corresponding, large mass in testis.(M)
and cystic areas(c).

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
34

Gambar 2C. Mixed germcell tumor of testis. histological picture.

3. Lymphoma 10

Ini adalah tumor testis yang paling umum setelah usia 60, dengan

keterlibatan bilateral di 40% dari pasien. Limfoma testis yang paling utama adalah

non-Hodgkin limfoma. Namun, keterlibatan sekunder jauh lebih umum daripada

neoplasma primer. Pada AS, beberapa massa hypoechoic focal mungkin

pembesaran hadir atau difus dapat terjadi [Gambar 3A, 3B]. Colour Doppler USG

menunjukkan vaskularisasi meningkat terlepas dari ukuran lesi.

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
35

Gambar 3A. Lymphoma. Longitudinal USG scan of right testis in a 60 year old
man shows hypoehoic area with increased vascularity.

Gambar 3B. Lymphoma. Gross specimen showing corresponding findings.

B. Benign Testicular Lesions 10


Kebanyakan tumor ganas intratesticular, mayoritas lesi kistik intratesticular

adalah jinak, yang dapat hadir sebagai massa testis menyakitkan, diagnosis yang

benar ini dapat mencegah eksplorasi bedah yang tidak perlu.Cysts of the tunica

albuginea.
Mereka dapat unilokular atau multilocular ukuran 2-5 mm. Mereka sering

terdeteksi ketika pasien menyajikan dengan massa teraba. etiologinya tidak

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
36

diketahui, tetapi kista ini diyakini mesothelial berasal. Kista ini kadang-kadang

kapur, yang melemparkan sebuah bayangan akustik [Gambar 4].

Gambar 4. Tunica albugineal cyst. Longitudinal USG scan of right testis shows
well defined anechoic cyst arising from tunica albugenia.

1. Simple cysts 10
Simple cysts sering kebetulan terdeteksi pada pria sekitar 40 tahun, biasanya

soliter, bervariasi dalam ukuran dari 2 mm sampai 2 cm. Pada AS, mereka muncul

sebagai anechoic, tanpa dinding jelas dan dengan ditingkatkan melalui transmisi

[Gambar 5].

Gambar 5. Simple cysts of testis. Longitudinal USG of testis shows a well defined
small cystic area in testis of 40 yr old man.

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
37

2. Tubular ectasia of rete testis 10

Tubular ectasia dari retetestis adalah kondisi jinak, terjadi pada pria lebih

tua dari 55 tahun dan sering bilateral. Temuan dilatasi kistik di atau berdekatan

dengan testis mediastinum merupakan karakteristik tubular ektasia dan membantu

membedakannya dari tumor ganas testis kistik, yang dapat terjadi di mana saja di

parenkim testis. Penampilan AS berisi cairan struktur tubular [Gambar 6].

Gambar 6. Tubular ectasia of rete testis. Longitudinal scan of both testes shows
multiple tubular anechoic structures with absent vascularity on colour doppler
suggestive of dilated rete testis.

3. Intratesticular abscess 10

Abses biasanya sekunder untuk epididymo-orchitis, namun penyebab lain

dari abses intratesticular termasuk gondok, trauma, dan infark testis. Fitur AS

termasuk hypoechoic testis intra, dinding tidak teratur shaggy, unifocal atau

multifokal, dengan tingkat rendah gema internal, dan, pada warna Doppler,

menunjukkan hiper vaskular margin [Gambar 7A, 7B].

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
38

Gambar 7A. Intratesticular abscess. Longitudinal power Doppler USG of left


testis right shows irregular hypoehoic area, with irregular margins (arrow), on
shows peripheral vascularity.

Gambar 7B. Intratesticular multifocal abscess. Longitudinal USG in a patient


with acute EO, shows multiple hypoechoic areas with internal echoes.

3. GAMBARAN MRI PADA SEMINOMA 12


MRI mengungkapkan massa multilobular sekitar 18-cm, dengan pusat di

retroperitoneum kiri. Massa tampaknya terpisah dari ginjal kiri dan terlantar itu

anterolaterally (Gambar 2a, 2b). Aorta dan vena cava inferior yang terbungkus

oleh massa dan pengungsi anterior. Void aliran normal terlihat dalam aorta dan

arteri ginjal bilateral. Massa menyerang tubuh L1 vertebral dan diperpanjang

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
39

melalui foramen L1 kiri saraf (Gambar 2c, 2d). Pertimbangan diagnostik

diferensial, dalam rangka preferensi, termasuk metastasis, limfoma, sarkoma

retroperitoneal, dan karsinoma sel ginjal. Karena dari lokasi massa dan usia

pasien, USG skrotum dilakukan untuk mengevaluasi untuk kanker testis utama

dari testis kiri. Gray-skala dan Doppler AS mengungkapkan massa hypervascular

dalam testis kiri yang diukur 1,8 cm dalam dimensi terbesar. Microcalcifications

tersebar juga terlihat dalam testis kiri (Gambar 3) dan testis kontralateral, yang

tidak mengandung massa intratesticular.

Gambar 2a Gambar 2b

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
40

Gambar 2c Gambar 2d

Gambar (a, b) Axial (185/2.1 [pengulangan waktu msec / gema waktu


msec]) (a) dan koronal (160/1.3) (b) gradientecho MR gambar
menunjukkan perpindahan anterolateral dari ginjal kiri polikistik oleh
retroperitoneal besar soft-jaringan massa. Massa menyelubungi arteri
aorta dan ginjal, dan aorta normal dan void arteri ginjal aliran terlihat
(panah pada b). (c) Aksial cepat spin-echo citra MR (2367/87)
menunjukkan perpanjangan massa retroperitoneal ke dalam tubuh vertebral
L1 (panah). (d) Axial gambar MR diperoleh pada tingkat yang lebih rendah
menunjukkan tumor memperluas melalui foramen saraf kiri dan berbatasan
kantung teka (panah).

Gambar 3. Sagital citra AS dari testis kiri menunjukkan massa di inferior. Massa
adalah hypoechoic, dan microcalcifications tersebar terlihat. Sifat hypervascular
dari massa terlihat di Doppler AS (inset).

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
41

4. GAMBARAN CT SCANT SEMINOMA

Kedua computed tomography (CT) scan dan ultrasonografi telah digunakan

untuk mencari limfadenopati retroperitoneal metastasis, namun CT scan lebih

umum digunakan. CT scan dada sangat berguna ketika mediastinum atau

parenkim paru penyakit yang disebabkan oleh kanker testis dicurigai. Ini

modalitas atau magnetic resonance imaging (MRI) juga diindikasikan pada pasien

dengan tanda-tanda atau gejala neurologis. Situs yang paling umum kekambuhan

penyakit adalah retroperitoneum, dengan demikian, CT scan adalah alat terbaik

untuk mendeteksi kekambuhan. False positif / negatif Limfoma bisa sulit untuk

membedakan dari kanker testis metastasis. Gunakan sampel jaringan dari testis

yang abnormal untuk membuat perbedaan ini.13

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
42

Gambar 1. Chest CT Scan. This image shows a 5 mm tumor in the right


cardiophrenic lymph node adjacent to the heart. The existence of a tumor in the
chest indicates stage III testicular cancer.14

Gambar 2. Chest CT Scan. This image shows a 1 cm tumor in the right


retrocrural lymph node. The existence of a tumor in the chest indicates stage III
testicular cancer.14

DAFTAR PUSTAKA

1. Umbas, R., Tumor Ganas dalam Bidang Urologi, (Kumpulan Kuliah Ilmu
Bedah Ed: Reksoprodjo, S, dkk), Bagian Bedah Staf Pengajar Universitas
Indonesia, Ed. 2 Jakarta, 2000.

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI


Refarat Radiologi Tumor Testis
43

2. Coup. A.J., Traktus Genitalia Pria, (Patologi umum dan sistemik, Ed.
Sarjadi), EGC, Ed. 2 Jakarta, 2000.
3. Anonim, 2004, Tumor Genitalia Pria, www.satumed.com
4. Purnomo, B.B., Dasar-dasar Urologi, Sagung Seto, Ed. 2, Jakarta. 2003.
5. Sjamsuhidajat, R., De Jong, W., Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Ed. 2, 1997.
6. http://kapukpkusolo.blogspot.com/2010/10/askep-tumor-testis.html
7. http://medlinux.blogspot.com/2008/12/tumor-testis.html
8. Piehl. EJ., Gangguan Sistem Reproduksi Pria (Patofisiologi, Ed: Price, S.A.
Wilson, L.M). EGC. Ed. 2, Jakarta, 1999.
9. http://www.scribd.com/doc/97554401/76750231-REFERAT-RADIOLOGI
10. http://www.ispub.com/journal/the-internet-journal-of-radiology/volume-12-
number-2/pictorial-essay-of-high-resolution-and-colour-doppler-
sonography-of-scrotal-pathologies.html
11. http://emedicine.medscape.com/article/381204-overview
12.
http://radiographics.rsna.org/content/29/7/2177.full
13. http://emedicine.medscape.com/article/381007-overview#a20
14. http://www.kantrowitz.com/cancer/staging.html

KKS Bagian Radiologi RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI

Anda mungkin juga menyukai