Disusun Oleh :
Mila Avifah 134150068
Wachyu Nur Hidayat 134150069
Eva Vanodya 13415007
Jasmine Adiba ZZ13415007
Lintang Yahya Larasati 134150077
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teknik pemanenan kelapa ?
2. Bagaimana pengolahan pasca panen kelapa ?
C. Tujuan
1. Mengetahui cara pemanenan kelapa.
2. Mengetahui pengolahan pasca panen kelapa.
BAB II
PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA
A. Panen Kelapa
1. Ciri dan Umur Panen
Waktu pemanenan atau pemetikakn hasil buah kelapa berbeda-beda,
tergantung dari varietas kelapa, factor tanah, iklim serta baik buruknya
pemeliharaan. Pada umumnya tanaman kelapa varietas genjah mulai
menghasilkan buah pada umur 3-4 tahun. Untuk varietas dalam, kelapa
mulai menghasilkan buah pada umur 6-8 tahun. Masa puncak produksi
kelapa juga berbeda-beda. Untuk kelapa dalam masa puncak produksinya
pada umur antara 15-20 tahun. Setelah berumur 20 tahun produksinya
berangsur turun dan setelah berumur 40 tahun produksinya merosot.
Sedang kelapa genjah/hibrida, masa produksi puncak antara umur 10-18
tahun. Setelah berumur 18 tahun produksi mulai berangsur turun dan
merosot setalah umur 30 tahun. Saat pemungutan hasil, selain ditentukan
oleh beberapa factor di atas (varietas kelapa, tanah dll), juga masih di
tentukan oleh kegunaannya, misalnya untuk keperluan minuman.
Di daerah-daerah yang berdekatan kota besar, umumnya penduduk
memungut hasil berupa buah yang masih muda (degan), dan dipasarkan
dengan harga yang lebih tinggi daripada kelapa masak. Beberapa minuman
segar yang berasal dari kelapa muda, sangat digemari terutama didaerah
hawa panas dan kota besar yang selalu ramai dan padat dengan penduduk.
Pemungutan buah muda selain sebagai minuman segar, juga dipergunakan
sebagai obat penyakit trtentu, misalnya degan (kelapa muda) dari jenis
kelapa hijauu dan lain-lain.
Untuk kopra buah kelapa tua (masak) ditandai dengan :
a. Penampakan sabut mulai mengering,
b. Tempurung sudah berwarna hitam,
c. Air kelapa mulai berkurang,bila dikocok berbunyi,
d. Berat buah menurun (rata-rata perbuah berat kelapa genjah tinggal 1,5
kg dan kelapa dalam 2 kg),
e. Pembentukan putih lembaga sempurna (padat) dan jika tidak dipetik
buah yang masak akan jatuh dengan sendirinya.
Kebaikan buah masak adalah kadar kopra dan kadar minyaknya
maksimal, kualitas kopra dan kualitas minyaknya tinggi, kegunaannya
sangat banyak, baik sebagai bahan konsumsi maupun industry. Untuk
benih buah yang masak benar dan jatuh dengan sendirinya, diperkirakan
umurnya menjelang bulan ke 16. Pemungutan buah untuk benih,
diharapkan adalah buah yang masaknya benar, tetapi belum sampai jatuh
dengan sendirinya dari pohon. Pemanenan buah kelapa dilakukan terhadap
buah yang berumur 11-12 bulan. Buah yang tidak dipanen pada umur
tersebut akan jatuh dengan sendirinya, sedangkan jika panen dilakukan
lebih awal buah akan sukar dilepas dari tangkainya.
2. Rotasi / periode Pemanenan
Pemetikan buah kelapa tidak dilakukan setiapa hari, sebab akan labih
banyak memerlukan pengawasan dan penghamburan baiya. Oleh karena
itu, untuk menghemat biaya dan waktu dilakukan suatu pergiliran
pemetikan, umumnya berkisar 1-2 bulan. Di daerah dengan jumlah tenaga
kerja banyak dan ongkos yang murah dapat melakukan pemanenan 1 bulan
sekali. Sedangkan daerah dengan tenaga kerja sedikit dan upah yang tinggi
dapat melakukan panen 2 bulan sekali. Jika rotasi pemanenan dilakukan
lebih dari 2 bulan, kemungkinan besar sudah banyak buah kelapa yang
jatuh ke tanah dan pembersihan tajuk akan terlambat. Sebaliknya jika
rotasi pemetikan dilakukan kurang dari satu bulan, efisiensi tenaga kerja
berkurang karena buah kelapa yang benar-benar masak baru sedikit.
Frekuensi panen dapat dilakukan sebulan sekali dengan menunggu
jatuhnya buah kelapa yang telah masak, tetapi umumnya panenan
dilakukan terhadap 2 bahkan 3 tandan sekaligus. Hal ini tidak begitu
berpengaruh terhadap mutu buah karena menurut Padua Resurrection dan
Banson (1979) kadar asam lemak pada minyak kelapa yang berasal dari
tandan berumur tiga bulan lebih muda sama dengan buah dari tandan yang
dipanen sehingga biaya panen dapat dihemat. Waktu panen dapat
dilakukan pagi hari sampai sore hari asal keadaan lingkuangan mendukung
misalnya cuaca tidak hujan.
3. Teknik Pemanenan
Cara panen buah kelapa di berbagai daerah dan berbagai negara
berbeda-beda sesuai dengan adat, kebiasaan dan kondisi masing-masing
tempat, misalnya :
a. Buah kelapa dibiarkan jatuh
Kekurangan, yaitu buah yang jatuh sudah lewat masak, sehingga
tidak sesuai untuk bahan baku kopra atau bahan baku kelapa parutan
kelapa kering (desiccated coconut).
b. Cara Dipanjat
Dilakukan pada musim kemarau saja. Alat yang digunakan adalah
sabit atau parang. Keuntungan dari pemanenan dengan cara dupanjat
yaitu :
Dengan memanjat pohon kelapa, dapat dipilih buah kelapa yang
siap panen (criteria panen) sekaligus dilakukan pembersihan
mahkota daun.;
Dapat memilih buah kelapa siap panen dengan kemampuan rata-
rata 25 pohon per-orang.
Kelemahan adalah merusak pohon, karena harus membuat tataran
untuk berpijak. Namun, pemotongan dilakukan untuk membangun
langkah-langkah dalam bagasi di negara-negara tertentu untuk
memudahkan memanjat pohon membuat kurang cocok untuk tujuan
kayu dan patah tulang berfungsi sebagai pintu masuk untuk hama.
c. Panen Dengan Galah
Menggunakan bambu yang disambung dan ujungnya dipasang
pisau tajam berbentuk pengait. Kemampuan pemetikan rata-rata 100
pohon/orang/hari. Pemanenan menggunakan tiang bambu umumnya
lebih cepat, lebih efisien, kurang membosankan, dan kurang berbahaya
bila dibandingkan dengan memanjat.
d. Bantuan Binatang
Selain tenaga manusia, pemetikan dapat menggunakan bantuan
binatang (kera/beruk).Di beberapa daerah di Pulau Sumatera, sering kali
pemetikan dilakukan oleh kera (beruk). Kecepatan pemetikan oleh
beruk 400 butir sehari dengan masa istirahat 1 jam, tetapi beruk tidak
dapat membersihkan mahkota daun dan selektivitasnya kurang. Metode
ini adalah hanya dipraktekkan di Thailand, Malaysia dan Indonesia.
Pemanenan kelapa dengan menggunakan monyet terlatih dianggap
efisien dan efektif biaya terutama di daerah di mana tenaga kerja
menjadi langka.
4. Produksi Buah
Kuantitas hasil panen buah kelapa dipengaruhi oleh varietas tanaman
kelapa, teknik budidaya yang dilakukan, keadaan tanah dan iklim, keadaan
air tanah, serangan hama dan penyakit serta umur tanaman. Kelapa jenis
genjah dapat menghasilkan buah antara 9.000-11.000 butir/ha/tahun atau
setara dengan 1,5-2 ton kopra. Kelapa jenis dalam dapat menghasilkan
buah sekitar 4.000-5.000 butir/ha/tahun atau setara dengan 1-1,25 ton
kopra. Produktivitas kelapa dapat ditingkatkan dengan pemeliharaan yang
intensif.
Widiyanto, Indra. 2014. Kriteria Panen dan Pasca Panen Kelapa. http://indrawi
diy.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 19 November 2016.