merupakan tumor ganas yang berasal dari kelenjar ludah yang tumbuhnya lambat,
lokasinya menunjukkan tumor ini terdapat pada 3 % dari seluruh tumor parotis, 15
struktur di atas atau di bawahnya. Tumor ini berbeda dari tumor-tumor lainnya
lokal yang sering, dan kekambuhan dapat terjadi setelah 15 tahun. Penderita
dengan karsinoma adenoid kistik mempunyai angka harapan hidup tinggi hingga
sitoplasma yang jelas, dan tumbuh dalam suatu massa yang padat atau berupa
kelompok kecil, kelompok sel yang beruntai atau membentuk suatu kolum-kolum.
rongga kistik menghasilkan suatu kelompok tumor yang solid, tubulus, atau
Tumor ini kemungkinan berasal dari sel-sel yang berdiferensiasi ke sel-sel duktus
adenoid kistik tidak menunjukan metastasis dalam beberapa tahun setelah eksisi,
tetapi
dalam jangka waktu yang panjang menunjukan prognosis yang buruk (Syafriadi,
2008).
Terapi tumor ganas derajat tinggi meliputi reseksi bedah radikal tumor
primer, jika perlu struktur vital yang berdekatan seperti mandibula, maksila, dan
saraf fasialis tersebut. Jika telah menunjukkan paralisis saraf fasialis, maka
Adams, L.G., Boies, R.L., dan Paparella, M.M. 1997. Buku Ajar Penyakit THT
Edisi 6. Jakarta : EGC.
Karsinoma Sel Basal adalah suatu tumor kulit yang bersifat ganas, berasal dari sel
pluripotensial di lapisan dasar epidermis, atau dari selubung akar folikel rambut.
Beberapa sinonim dari karsinoma sel basal dikenal antara lain : Basal cell
epithelioma (BCE),Basalioma,Ulkus rodens,Ulkus jacob,Dan Tumor
Komprecher.1,2,3
PATOFISIOLOGI
Tumor ini disangka berasal dari sel epidermal pluripotensial atau dari lapisan
sel basal dari kulit. Pajanan UV terutama spectrum UVB (290-320 nm) yang
menginduksi mutasi gen tumor supresor menyebabkan kerusakan dari DNA dan
menyebabkan mutagenesis dari sel tumor yang baru. Sel. mutasi
yang terutama diinduksi sinar UV pada tumor suppressor gene TP53. Gen ini
terletak di kromosom 17 lengan pendek (17p). Bisa juga terjadi karena mutasi gen
pada pita 9q22. KSB diakibatkan kelainan inhibisi gen yang mengkode protein
untuk kaskade proses pertumbuhan sel dan adneksanya sejak fetus. Homolog gen
ini ialah Sonic Hedgehog (SHH), Patched (PTCH), dan Smoothened (SMO), tiga
ini yang paling banyak pada manusia. Pada sebagian besar KSB terdapat
abnormalitas gen PTCH atau SMO.1,2,4,5,6
ETIOLOGI
Insiden karsinoma sel basal berbanding lurus
dengan usia pasien dan berbanding terbalik
dengan jumlah pigmen melanin pada epidermis.
Ada juga korelasi langsung keadaan ini dengan lama total pajanan terhadap sinar
matahari seumur hidup pasien.Sekitar 80% dari kanker sel basal terjadi pada
daerah terbuka yang biasanya terpapar sinar matahari seperti wajah,kepala dan
leher. Spektrum sinar matahari yang bersifat karsinogenik adalah sinar yang
panjang gelombangnya berkisar antara 280-320 nm , spektrum inilah yang
membakar dan membuat kulit menjadi coklat.
GEJALA KLINIS
Tumor ini umumnya ditemukan didaerah berambut ,bersifat infasif ,jarang
mempunyai metastasis.Dapat merusak jaringan di sekitarnya serta cenderung
untuk residif .
Bentuk ini paling sering ditemukan . Pada tahap permulaan sangat sulit ditentukan
malah dapat berwarna seperti kulit normal atau menyerupai kutil.Gambaran klinis
yang khas berupa gambaran keganasan dini seperti : Tidak berambut,bewarna
coklat hitam ,tidak berkilat.Bila sudah berdiameter 0,5 cm sering ditemukan
pada bagian pinggir berbentuk papular ,meninggi ,anular ,di bagian tengah
cekung.Pada perabaan terasa keras dan berbatas tegas .Dapat melekat didasarnya
bila berkembang lebih lanjut . Dengan trauma ringan atau bila krustanya diangkat
mudah terjadi perdarahan.
2.Bentuk Kista
3.Bentuk superfisial
Bentuk ini menyerupai penyakit bowen,lupus eritematosus,psoriasis atau
dermatomikosis.Ditemukan dibadan serta umumnya multipel.Biasanya terdapat
faktor-faktor etiologi berupa faktor arsen atau sindrom nevoid basal sel
karsinoma.Ukuranya dapat berupa plakat dengan eritema,skuamasi halus dengan
pinggir yang agak keras seperti kawat dan agak meninggi.Warnanya dapat hitam
berbintik-bintik atau hematogen yang kadang-kadang menyerupai melanoma
maligna.
4.Bentuk morfea
DIAGNOSA
Diagnosis seringkali bisa ditegakkan
melalui gejala-gejalanya. Sebagai
prosedur standar untuk memperkuat diagnosis biasanya dilakukan biopsi kulit.
Karakteristik sel KSB ialah memiliki nukleus besar, oval, uniform, serta
nonanaplastik dengan sitoplasma yang sedikit. Nukleus ini terlihat mirip sel-sel
basal epidermis (besar-besar dan oval) namun sel-sel KSB memiliki lebih banyak
jembatan intersel.
Secara ringkas, hubungan tipe klinis dan tipe histologis KSB yakni KSB
noduloulseratif (ulkus roden) terdiri dari pulau-pulau tumor yang bulat atau oval
dalam dermis, kadang sampai ke perlekatan epidermal dan memperlihatkan
retraksi artifisial stroma. KSB mikronodular mirip dengan noduloulseratif namun
ukuran pulau-pulau tumornya relatif lebih kecil daripada tipe noduloulseratif (<15
sel per lapang pandang). KSB pigmentasi terdiri dari pulau-pulau tumor yang
besar, bulat, atau oval berisi melanin dalam jumlah banyak di dalam melanosit dan
melanofag. KSB kista secara histologis akan memperlihatkan pulau-pulau tumor
yang besar, bulat, atau oval di dalam dermis disertai musin di bagian tengah pulau
tersebut. KSB morfeaform atau sklerosis terdiri dari jejaring sel tumor basaloid
yang memanjang, mengakibatkan jaringan stroma akan terlihat bertumpuk-
tumpuk. KSB superfisial terdiri dari tunas-tunas sel basofilik di dalam papil dan
sering terlihat superfisial di dermis, namun mereka melekat ke epidermis.2,3,5,6,7
DIAGNOSA BANDING
1.Keratosis aktinik
2.Penyakit Bowen
3.Papul fibrosa pada wajah
4.Keratocanthoma
5.Nevi (melanocytic)
6.Hiperplasia sebasea
7.Keratosis seboroik
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan KSB dapat digolongkan kedalam 2 kelompok :
Terapi yang menjadi primadona tentunya ialah dioperasi saja agar lesi lekas
hilang, pasien tidak terlalu repot, dan kekambuhannya relatif sangat rendah.
Modalitas operasi ini ialah electrodesiccation dan curettage, bedah eksisi, bedah
mikro kimiawi (Mohs) terkontrol, serta bedah beku. Ada satu lagi, yakni radiasi
ionisasi, meskipun bukan prosedur bedah, namun termasuk dalam pertimbangan
tindakan yang interventif.
Satu cara konservatif namun tetap dipakai sampai sekarang ialah bedah skalpel.
Dengan ukuran nomor 15 atau 10, skalpel digunakan untuk insisi hingga ke
subkutis. Nah, umumnya karena invasi tumor sering tidak terlihat sama dengan
tepi lesi dari permukaan, sebaiknya bedah ini dilebihkan 3-4 mm dari tepi lesi
agar yakin bahwa seluruh isi tumor bisa terbuang. Keuntungan prosedur ini ialah
tingkat kesembuhan yang tinggi serta perbaikan kosmetis yang sangat baik.
Sayangnya, harus dikerjakan oleh tenaga yang memang sangat ahli, selain itu
tidak terlalu cocok untuk tumor dengan tepi lesi yang benar-benar tidak jelas,
misalnya pada KSB infiltratif, mikronodular, dan morfeaform. Lebih-lebih tidak
efektif lagi untuk KSB yang berulang.
Untuk lesi-lesi sulit yang tersebut di atas, misalnya KSB infiltratif, mikronodular,
morfeaform, dan yang berulang, pilihan prosedur bedah yang tepat ialah bedah
Mohs. Sebenarnya prosedur bedah ini relatif sama dengan kuret dan
elektrodesikasi, namun sesudah dilakukan kuretase dan elektrodesikasi, sebagian
jaringan epidermis diambil lagi setebal kira-kira 1mm untuk diperiksa di bawah
mikroskop, kemudian jika masih ada tumornya, tentu akan dikuret dan desikasi
lagi sampai tuntas. Kedengaran sangat komprehensif, namun pada kenyataannya
prosedur ini sangat makan waktu, cepat membuat lelah, sangat butuh ketelitian
tinggi, dan anestesi pun mau tak mau harus diberikan secara lebih kepada pasien.
Wajar saja kalau tarifnya pun berbeda dengan prosedur biasa.
Bedah beku dilakukan untuk tumor yang memang sudah jelas-jelas timbul di
permukaan kulit. Prosedur ini sangat praktis, namun tetap membutuhkan keahlian
tersendiri, terutama untuk membasmi sel-sel tumor di tepi lesi dan infiltrasinya di
dalam kulit. Seperti biasa, N2 disemprotkan pada lesi hingga temperatur mencapai
-600C dan lesi tumor akan mati perlahan-lahan. Tidak perlu anestesi, namun akan
sedikit membuat rasa sakit pada pasien.
Meski hampir semua KSB akan sembuh dengan mudah melalui prosedur operatif,
kadang kita memerlukan terapi topikal untuk kasus yang berulang, multipel, atau
untuk penelitian jangka panjang. 5-fluorourasil dioleskan dua kali sehari selama
dua hingga dua belas pekan untuk KSB yang bersifat superfisial. Pasalnya, obat
ini memang tidak mampu menembus hingga ke lapisan dermis secara efektif,
bahkan jika dioleskan banyak-banyak di lesi, tetap saja tidak mampu penetrasi
dalam, malah hanya membuat kulit menjadi iritasi dan tidak nyaman.
Ada juga krim Imiquimod tiga kali perminggu atau interferon alfa-2b 1,5 juta IU
intralesi tiga kali seminggu selama tiga pekan yang kini sedang tren digunakan
untuk KSB. Keduanya mampu mengobati KSB tipe superfisial bahkan tipe
nodular .2,3,4,5,6,7
Dari beberapa, cara pengobatan, eksisi dengan bedah skalpel memberikan hasil
paling baik secara kosmetik.
PROGNOSIS
Prognosis cukup baik, bila diobati dengan baik (angka kesembuhan 97%).
Pengobatan pada KSB primer biasanya memberikan angka kesembuhan sekitar
95%; sedangkan pada KSB rekuren sekitar 92%. Dijumpai angka kekambuhan 5
tahun pada metode kuretase dan elektrodesikasi sebesar 7,7%; bedah mosh 1%.
KEPUSTAKAAN
1.Basal Cell Carcinoma Available From : www.Wikipedia .com.