Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Edwin Saunders, dokter gigi dari Inggris, pada 1837 merupakan orang yang
pertama kali mengenalkan bahwa gigi dapat digunakan untuk menentukan usia
seseorang dengan mempublikasikannya dalam tulisan berjudul Teeth A Test of Age
1. Morphological methods
2. Biochemical methods
3. Radiological methods
1. Morphological methods
a. Gustafson Method
1 = tahap inisial, tidak ada bone loss 3 = bone loss lebih dari 2/3 akar
Resorpsi akar (R) yang berhbungan dengan trauma, periodontitis, dan gaya
mekanik yang berlebihan
Transparansi akar (T) yang dipengaruhi oleh infeksi periodontal dan penyakit
pada pulpa
Rumus :
Y=11.43 + 4.56x
Kemungkinan kesalahan dari metode ini adalah sekitar 3.6 tahun dan
kekurangan dari metode ini adalah tidak dapat dilakukan pada orang yang masih
hidup
b. Dalitz Method
Mengubah 4 point menjadi 5 point (0-4) untuk memberikan hasil yang lebih
akurat
Kekurangan : tidak dapat digunakan pada gigi premolar dan molar, karena
kriteria transparansi akar hanya menghitung 12 gigi anterior saja
Bang dan Ramn mengemukakan bahwa dentin akan menjadi lebih transparan
pada decade ketiga dimulai dari ujung akar hingga ke mahkota Keuntungan metode
ini adalah hasilnya lumayan baik walau hanya mengujinya dari akar saja, tetapi hanya
dapat digunakan pada akar yang sudah lengka. Kesalahan rata-rata metode ini adalah
4.7 tahun
d. Johanson Method
Perubahan usia dibagi menjadi 7 tahap (A0-A3) dan kriteria yang digunakan
sama dengan metode Gustafson. Johanson mengatakan bahwa transparansi akar akan
lebih jelas ketika ketebalan ground section of the tooth (kandungan anorganik gigi)
adalah 0,25 mm
Rumus :
e. Maples Method
Mengatakan bahwa seharusnya hanya menggunakan dua dari enam kriteria
Gustafson, yaitu pembentukan dentin sekunder dan transparansi akar agar lebih
simple dan akurat. Dia juga mengatakan sebaiknya menggunakan gigi molar kedua
f. Solheim Method
Solheim menggunakan lima kriteria Gustafson (atrisi, dentin sekunder,
periodontitis, penebalan sementum, dan transparansi akar) dan menambahkan tiga
perubahan sesuai dengan jenis gigi, yaitu kekasaran permukaan, warna, dan jenis
kelamin
2. Biochemical methods
Didasarkan pada racemization asam amino, yaitu reaksi reversible dan cepat
pada jaringan hidup ketika metabolism yang terjadi lambat. Asam aspartate
merupakan asam dengan racemization tertinggi dan jumlahnya meningkat seiring
bertambahnya usia. Asam aspartate dapat ditemukan di enamel, dentin dan sementum
Dibuat dengan memotong gigi dengan instrument low speed dengan ketebalan
1 mm, ambil bagian yang diperlukan (enamel, dentin, sementum), lalu bilas
menggunakan gelombang ultrasonic dalam 0.2 M HCl, air distilasi 3x, ethanol, dan
ethyl ether selama 5 menit. Lalu specimen tadi dilumatkan dengan mortar dan 10 mg
dari hasil tumbukan tadi dipakai untuk melihat rasio racemization
sumber :
C. Priyadarshini, Manjunath P. Puranik, S. R. Uma. April.2015. Dental Age
Estimation Methods : A Review. International Journal of Health Sciences, Vol 1
Issues 12
Alkass, K., Buchholz, B. A., Ohtani, S., Yamamoto, T., Druid, H., & Spalding, K. L. (2010). Age
Estimation in Forensic Sciences: APPLICATION OF COMBINED ASPARTIC ACID
RACEMIZATION AND RADIOCARBON ANALYSIS. Molecular & Cellular Proteomics:
MCP, 9(5), 10221030. http://doi.org/10.1074/mcp.M900525-MCP200
Singh, N., Grover, N., Puri, N., Singh, S., & Arora, S. (2014). Age estimation from
physiological changes of teeth: A reliable age marker? Journal of Forensic Dental
Sciences, 6(2), 113121. http://doi.org/10.4103/0975-1475.132541