B
AB I
PENDAHULUAN
dapat mencapai hasil belajar yang lebih optimal (Erman, 2004:141). Model
pemebelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif
yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil,
seperti yang diungkapkan Lie ( 1993: 73), bahwa pembelajaran kooperatif model
jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam
kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara heterogen
dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara
mandiri.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian tentang
Peningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Peserta Didik dalam Pelajaran Ekonomi
materi Indeks Harga dengan Metode Kooperatif Jig Saw pada Kelas XI IPS 2
Semester 2 SMA N 2 Brebes Tahun Pelajaran 2014/2015
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif Jig Saw dapat
meningkatkan aktivitas belajar peserta didik pada pokok bahasan
indeks harga?
2. Apakah penggunaan model pembelajaran dengan metode kooperatif Jig Saw
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pokok bahasan indeks
harga ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan aktivitas peserta didik pada pokok bahasan indeks
harga dengan model pembelajaran kooperatif Jig Saw pada peserta didik kelas
XI IPS 2 semester 2 SMA Negeri 2 Brebes Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Untuk mendeskripsikan hasil belajar peserta didik dengan model pembelajaran
kooperatif Jig Saw pada pokok bahasan indeks harga pada kelas XI IPS 2
SMA Negeri 2 Brebes Tahun Pelajaran 2014/2015.
D. Manfaat Penelitian
Adapun beberapa manfaat penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagi guru, hasil penelitian ini :
a. Meningkatkan guru dalam memilih metode pelajaran yang bermacam-macam sesuai
dengan pokok bahasan yang akan dibahas.
3
BAB II
A. Landasan Teoritis
keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi
baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Menurut Sriyono aktivitas
adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani.
4
Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator
Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses
tugas tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa
a. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan
siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas
menjadi segar dan kondusif, dimana masing - masing siswa dapat melibatkan
dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan
sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi
Depdiknas(2005 : 31), belajar aktif adalah Suatu sistem belajar mengajar yang
menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna
5
memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif dan
psikomotor.
sekitarnya.
Paul B. Diedrich yang dikutip dalam Nanang hanafiah dan Cucu suhana
interupsi.
maksimal.
belajar, yaitu:
belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar
sikap.
Belajar sangat dibutuhkan adanya aktivitas,dikarenakan tanpa adanya
aktivitas proses belajar belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Pada
dengan cepat, tepat,mudah dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif
proses belajar kedua aktivitas itu harus salaing berkaitan.Lebioh lanjut Piaget
menerangkan dalam buku Sardiman bahwa jika seorang anak berfikir tanpa
dapat memberikan nilai tambah (added value) bagi peserta didik,berupa hal-
hal berikut:
1. Pesrta didik memiliki kesadaran ( awareness) untuk belajar sebagai wujud
terjadinya verbalisme.
6. Menumbuh kembangkan sikap kooperatif dikalangan peserta didik
masyarakat sekitarnya.
9
itu, kiranya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa akitivitas belajar itu telah
Jawabannya adalah karena belajar itu salah satu kebutuhan manusia. Bahkan
dirinya terdapat potensi untuk diajar. Pada masa sekarang ini, belajar menjadi
kegiatan lain yang bukan belajar. Oleh karena itu, tidak semua kegiatan yang
tahu atau yang sekarang ini dikenal dengan guru. Orang yang banyak
belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang
relatif menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman. Selain itu, ahliahli
ini antara lain : Pavlov, Watson, Gutrie dan Skinner.Teori kondisioning ini
dan atau diri sendiri seseorang dapat dilakukan melalui latihan mereaksi
(trial and error). Mencoba coba ini dilakukan, manakala seseorang tidak
11
coba ini seseorang mungkin akan menemukan respons yang tepat berkaitan
perubahan pada dirinya dan melalui pengalaman yang dilaluinya oleh interaksi
tumbuh dan berjalan tidak termasuk perubahan akibat belajar, karena biasanya
pada kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil
tertentu dan pada daya tarik hasil itu bagi orang bersangkutan. Howard L
belajar adalah proses dimana tingkah laku dalam arti luas ditumbuhkan atau
tingkah laku seseorang menandakan telah terjadi belajar dalam diri orang
tersebut.
13
adalah perubahan yang relatif menetap dalam potensi tigkah laku yang terjadi
sebagai akibat dari latihan dengan penguatan yang tidak termasuk perubahan-
atau dengan kata lain mengetahui dan memahami sesuatu sehingga terjadi
Dari teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses perubahan di dalam kepribadian dan tingkah laku manusia dalam bentuk
Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri atas dua kata yaitu
hasil dan belajar yang memiliki arti yang berbeda. Oleh karena itu
45), hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak
dalam perbuatan yang dapat diaamati,dan dapat diukur. Nasution ( 1995 : 25)
individu tersebut. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar
berikut:
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama
memperoleh hasil dari apa yang telah dipelajari selama proses belajar itu.
Hasil belajar yaitu suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar,
Hasil penillaian ini pada dasarnya adalah hasil belajar yang diukur. Hasil
penilaian dan evaluasi ini merupakan umpan balik untuk mengetahui sampai
perubahan tingkah laku yang diperoleh sebagai hasil dari belajar adalah
sebagaia berikut:
maksudnya adalah bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan
bersifat menetap.
berikut:
Minimal (KKM).
17
Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Secara umum hasil
1. Aspek Fisiologis.
2. Aspek Psikologis
2. Tes Sub Sumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu
tingkat prestasi belajar siswa. Hasil tes sub sumatif ini dimanfaatkan
3. Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap peserta
semester . satu adatu dua bahan pelajaran. hasil tes sumatif ini
19
ukuran sekolah
Dari sisi etimologi Jigsaw berasal dari bahasa ingris yaitu gergaji ukir
dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah Fuzzle, yaitu sebuah teka teki
ini juga mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji ( jigsaw), yaitu siswa
melakukan sesuatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa
belajar kooperatif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam
bentuk kelompok kecil, seperti yang diungkapkan Lie ( 1993: 73), bahwa
kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas
empat sampai dengan enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama
( Rusman, 2008.203).
1. Pengertian indeks harga adalah rasio yang pada umumnya dinyatakan dalam
sebuah persentase yang mengukur satu variabel pada suatu waktu tertentu
atau lokasi relatif terhadap besarnya variabel yang sama pada waktu atau
lokasi lainnya. Indeks harga dapat diartikan sebagai suatu ukuran yang
adalah angka perbandingan perubahan harga barang dan jasa yang dihitung
masyarakat.
juga jasa yang dibeli oleh para produsen pada kurun waktu tertentu, yang
setengah jadi. Perbedaannya antara IHP dan IHK adalah kalau IHP mengukur
tingkat harga pada saat awal sistem distribusi, IHK mengukur harga secara
langsung yang dibayar oleh konsumen pada tingkat harga eceran yang
ditentukan. Indeks harga produsen dapat disebut dengan indeks harga grosir.
3. Indeks harga yang dibayar dan diterima petani. Indeks harga berbagai jenis
barang yang harus dibayar oleh petani baik itu untuk biaya hidup ataupun
dimasukkan unsur jumlah biaya hipotek, pajak, dan upah pekerja yang harus
dibayar oleh petani, indeks yang diperoleh dapat disebut indeks paritas.
Rasio perbandingan antara indeks harga yang dibayar petani dengan indeks
waktu ke waktu.
2. Penetapan indeks harga didasarkan pada oleh yang relevan.
3. Indeks harga ditetapkan oleh sampel, bukan dari populasi.
4. Indeks harga dihitung dengan berdasarkan waktu yang memiliki
sebagai berikut :
perdagangan.
bersangkutan.
harus diperhatikan:
Periode dasar atau dapat disebut sebagai tahun dasar (base year)
given year.
relative stabil.
atau weight dan angka-angka penimbang. Pada jenis barang yang dianggap
24
yang tepat yang tujuan agar angka indeks yang ditetapkan dapat
tercapai.
lain:
1. Angka indeks sederhana ( simple aggregative method ) dibagi
Pn
IA= Pn X 100
Keterangan:
Qn
IA= Qn x 100
Keterangan:
IA = indeks kuantitas tidak ditimbang
Qn = kuantitas yang mau dihitung angka indeks
Qo = kuantitas pada tahun dasar Keterangan:
IA = indeks kuantitas tidak ditimbang
Qn = kuantitas yang mau dihitung angka indeks
Qo = kuantitas pada tahun dasar
Pn. Qn V n
IA = x 100 atau IA = x 100
Po . Qo Vo
Keterangan:
kuantitas satuan barang, maka yang terjadi angka indeksnya juga akan ikut
berubah.
Pn .
P
.W )
(o
IA
(. W ) x 100
Keterangan:
IA = indeks harga yang ditimbang
Pn = nilai yang dihitung angkanya
Po = harga pada tahun dasar
W = faktor penimbang.
1. Metode Laspeyres
Keterangan:
IL = Angka indeks Laspeyers
Pn = Harga tahun dasar yang dihitung angka indeksnya
Po = Harga tahun dasar
Qo = Kuantitas tahun dasar
2. Metode Paasche
b. Kerangka Berpikir
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan
sengaja oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik
berubah ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, pembelajaran bertujuan
bisa mempengaruhi tingkah laku peserta didik menjadi lebih baik, baik
dan bagaimana hidup serasi dengan sesama atau sesuatu hasil yang diinginkan
(Sujana, 2007:12).
Menurut Slameto (2010:7), pengetahuan konkrit lebih mudah diterima
peserta didik dari pada pengetahuan yang bersifat abstrak. Dalam kondisi
pembelajaran yang kondusif yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam
disertai dengan diskusi diharapkan peserta didik dapat bangkit sendiri untuk :
kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah
memberikan kesempatan kepada peserta didik agar dapat terlibat secara aktif
28
dalam proses berfikir dan dalam kegiatan belajar, dalam hal ini mempelajari
Skema kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
TINDAKAN Siklus 1
Menggunakan
(ACTION) mengunakan
model
model
pembelajaran
pembelajaran
Kooperatif jig saw
Diduga menggunakan
KONDISI Siklus 2
model pembelajaran
AKHIR mengguna-kan
Kooperatif jig saw dapat model pembe-
meningkatkan keaktifan lajaran
dan hasil belajar siswa Kooperati jig
7. Hipotesis Tindakan
dan hasil belajar peserta didik kelas XI IPS 2 Semester 1 SMA Negeri 2 Brebes
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI IPS 2 SMA
Januari 2014 sampai Maret 2014 tahun pelajaran 2014 / 2015. Penelitian
Brebes tahun pelajaran 2014 /2015. Jumlah peserta didik kelas XI IPS 2
sebanyak 30 peserta didik yang terdiri dari peserta didik laki-laki berjumlah
(sedang).
c. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPS 2 SMA
Negeri 2 Brebes. Data yang digali berupa angka dan skor hasil penelitian.
a. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
harus dijawab dan atau daftar isian yang harus diisi kepada sejumlah subjek
dan berdasarkan atas jawaban atau isian ini penyelidik mengambil kterhadap
2. Observasi
kolaborator.
31
3. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada pokok
kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Brebes tahun pelajaran 2014/2015. Pada setiap
dalam penguasaan materi pada pokok bahasan Indeks harga. Tes dilaksanakan
b. Validasi Data
1. Data aktivitas belajar pokok bahasan indeks harga yang diperoleh melalui
2. Data hasil belajar pokok bahasan indeks harga supaya valid perlu dibuat
c. Analisa Data
1. Data Kualitatif
kualitatif adalah :
Kategori skor :
b. Kinerja Guru
Data kinerja guru yang diperoleh dianalisis menggunakan rumus
guru yaitu :
Skor yamg diperoleh
Presentase A= Skor total x 100%
Kategori skor :
33
Data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik kemudian dihitung
nilai 80 ke atas dibagi dengan jumlah peserta didik dalam satu kelas
St
Pk = S x 100%
Keterangan :
Pk = Persentase ketuntasan
d. Indikator Kinerja
yang menguasai dan memahami lebih baik terhadap materi indeks harga.
tindakan).
adalah jumlah peserta didik kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Brebes yang
gambar berikut :
Penerapan Observasi I
tindakan I
Perencanaan 1
Penerapan Perencanaan II
Refleksi I
Tindakan II
Refleksi II Simpulan
Observasi II
dan saran
35
2. Rencana Tindakan
c. Siklus I
1) Perencanaan (Planning)
digunakan dalam CAR adalah selama 1 minggu , yaitu minggu ke dua bulan
2) Pelaksanaan (Akting)
(Pn) dengan jumlah tahun sebelum (Qo) dan jumlah tahun sesudah
bagian yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk
sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan
dengan seksama.
11) Tiap tem ahli mempresentasikan hasil diskusi
12) Guru memberi evaluasi
13) Penutup
3) Pengamatan (observing)
bahasan indeks harga. Hal ini dipantau dengan ulangan harian. 2) data
4) Refleksi (Reflecting)
Data yang diperoleh dari observasi dan dari tes hasil belajar peserta
data kuantitatif yang berupa nilai ulangan harian peserta didik secara
37
deskriptif, yaitu dicari ratarata nilai kelas. Jika 85 % peserta didk telah
didik .
c) Mencari kelemahan dalam pekerjaan siklus I sebagai dasar penyusunan
2) Tindakan (Akting)
3) Pengamatan (Observing)
peserta didik mencapai tuntas belajar pada pokok bahasan indeks harga.
4) Refleksi (reflecting)
perbaikan yang ditetapkan. Bila hasil analisis dan refleksi tidak dapat
masalah.
yang berupa hasil ulangan harian siswa. Jika 85% siswa telah mencapai
tuntas belajar.
39
b) Data kualitatif yang berupa keaktifan peserta didik dalam proses belajar
BAB IV
karena pada saat mengalikan butuh ketelitan. Jika terdapat satu kesalahan
dalam mengalikan maka jumlah yang diperoleh akan berbeda. Oleh karena itu
untuk memperoleh hasil yang benar maka jangan sampai tejadi dalam
diam, dan pasif. Jika ada soal ataupun tugas mereka hanya meniru jawaban
teman yang dianggap pandai. Akibatnya ketika ulangan nilai mereka belum
sesuai yang diharapkan. Hal ini tergambar dalam hasil ulangan harian sebelum
penelitian (pra siklus) nilai rata-rata peserta didik 68 dengan ketuntasan belajar
didik dan melihat kondisi pembelajaran di kelas. Pada tahap ini dilakukan
perencanaan antara lain : menyusun RPP, membuat soal indeks harga dengan
b. Pelaksanaan (Akting)
pembelajaran dan memotivasi peserta didik akan pentingnya materi yang akan
dengan metode Laspeyers. Anggota dari team yang berbeda yang telah
mempelajari bagian sub bagian yang sama bertemu dalam kelompok baru
(kelompok ahli) untuk mendiskusiksn sub bab mereka. Setelah selesai diskusi
sebagai tem ahli tiap anggota kembali kedalam kelompok asli dan bergantian
mengajar teman satu tem mereka tentang sub bab yang mereka kusai dan
selama KBM, b) wawancara dengan peserta didik pada akhir pelajaran dan c)
Siklus I terdiri dari dua pertemuan yang dilaksanakan pada hari Rabu,
Tabel.1
Perolehan
Diponegoro 14 20 70
Hasanudin 16 20 80
Imam Bonjol 18 20 90 Tertinggi
Patimura 15 20 75
CutNyak Dien 17 20 85
Teuku Umar 13 20 65 Terendah
sedangkan skor idealnya adalah 44. Hal ini terjadi karena lebih banyak
jigsaw.
pembelajaran.
50%.
43
berikut:
dan antusias dalam belajar. Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi
yang telah ditentukan. Hal ini karena anggota kelompok tersebut kurang
telah dicapai pada siklus I, maka pada pelaksanaan siklus II dapat dibuat
siswa.
b. Pelaksanaan (Acting)
Pelaksanaan tindakan siklus II didasarkan pada rencana sebagai
tercipta.
c. Observasi dan Evaluasi (ObservingandEvaluation)
Hasil observasi dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus II
Hasanudin 17 20 85
Imam Bonjol 18 20 90
Patimura 16 20 80
CutNyak Dien 17 20 85
Teuku Umar 14 20 70
berikut:
tugas yang diberikan guru. Pesta didik mulai mampu berpartisipasi dalam
kegiatan dan tepat waktu dalam melaksanakannya.Hal ini dapat dilihat dari
data hasil observasi terhadap aktivitas siswa meningkat dari 50% pada
mengalami kesulitan dalam PBM. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi
aktivitas guru dalam PBM meningkat dari 50% pada siklus I menjadi 83%
harga dinilai 50%. Hal ini terjadi karena peserta didk belum terbiasa dalam
dampak dari guru lebih banyak berdiri di depan kelas dan kurang memberikan
menggunakan metode jigsaw , sehingga masih ada kelompok yang belum bisa
kelompok tersebut kurang serius dalam belajar, dan masih ada kelompok
diberikan guru. Peserta didik mulai mampu berpartisipasi dalam kegiatan dan
Hal ini dapat dilihat dari data hasil observasi terhadap aktivitas peserta didik
meningkat dari 50% pada siklus I menjadi 83% pada siklus II. Hasil evaluasi
yakni dari nilai skor ideal 100 nilai rerata skor perolehan adalah 82 atau 82%.
BAB V
PENUTUP
ekonomi materi indeks harga pada kelas XI IPS 2 SMA negeri 2 Brebes,
dilakukan guru maupun peserta didik tidak lepas dari ketentuan yang
pembelajaran ini, tetapi juga hasil yang didapat pun secara bertahap
antusias saat berbagi ide dan bertanya jawab, tetapi juga santun dalam
dan hasil belajar peserta didik dalam materi indeks harga (menghitung indeks harga
dengan metode Laspeyers dan metode paashe). Selain aktivitas belajar peserta didik
ide, saling berbagi dan menerima gagasan sehubungan dengan materi ajar, bertanya
jawab dengan teman dan guru, kreatif dalam prakarsa dan tindakan dengan tidak
49
melukai perasaan satu sama lain, hal ini terjadi pada saat proses pembelajaran ini
berlangsung.
Dengan sendirinya, hasil belajar masing-masing siswa setelah
menempuh proses aktivitas belajar secara terlatih ini, meningkat. Hal ini
aktivitas yang pada siklus I hanya rata-rata 77,5% menjadi 81,67% pada
hasil ulangan harian, yakni siklus I mencapai 5,0 menjadi 8,3 pada siklus II.
mencari penyelesaian dari suatu materi yang harus dikuasai oleh peserta
berikut:
1. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru diharapkan menjadikan strategi
menghitung indeks harga, yaitu peserta didik aktif dalam belajar dan
dan tindak lanjut, akan menjadi lebih baik apabila direnungkan secara
H. Sumber Rujukan
Amin, dkk. 1986. Pengajaran Membaca dan Pengelolaan KBM di Kelas. Jakarta: Depdikbud.
Akhadiah, Sabarti, dkk. 1992/1993. Bahasa Indonesia III. Jakarta. Proyek Pembinaan Tenaga
Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas, 2003. Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.
Husein, Umar. 2003. Metodologi Penelitian dalam Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Harjasujana, Ahmad Slamet. 1983. Membaca dalam Kehidupan. Bandung: Geger Sunten.
Iskandarwassid dan Sunendar, Dadang. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. Badnung: Rosda.
Natsir, Idris. 2003. Strategi Pengelolaan KBM. Jakarta: Raja Grafindo.
3. Siklus III
1) Perencanaan (Planning)
Perencanaan (planning) pada siklus III berdasarkan replanning siklus II, yaitu sebagai
berikut.
(1) Memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam merespon tuntutan
pembelajaran.
(2) Lebih intensif membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi ajar
pemodelan (modeling strategy) yang lebih baik lagi agar makin mudah dipahami oleh siswa.
2) Pelaksanaan (Acting)
Pelaksanaan tindakan siklus III didasarkan pada rencana sebagai konsekuensi hasil dari
(1) Suasana pembelajaran membaca dongengsudah lebih mengarah pada langkah-langkah strategi
pemodelan (modeling strategy). Tugas yang diberikan guru kepada kelompok dengan
menggunakan lembar kerja akademik mampu dikerjakan dengan lebih baik lagi. Siswa dalam
satu kelompok menunjukkan saling membantu untuk menguasai materi pelajaran yang telah
kelompok lain.
(3) Suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sudah lebih tercipta.
3) Observasi dan Evaluasi (Observing and Evaluation)
Hasil observasi selama siklus III dapat dilihat seperti pada uraian berikut.
(1) Hasil observasi aktivitas siswa dalam PBM membaca dongeng yang disajikan dengan
menggunakan strategi pemodelan (modeling strategy) pada siklus 3 tertuang pada tabel
berikut.
Tabel 3
Perolehan Skor Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus III
Kelompo Skor Sko Persenta Keterang
k Peroleha r se an
n Ide
al
Diponego 14 16 88
ro
Hasanudi 14 16 88
n
Imam 15 16 94 Tertinggi
Bonjol
Patimura 13 16 81
Cut Nyak 12 16 75 Terendah
Dien
Teuku 13 16 81
Umar
Kartini 14 16 88
Dewi 14 16 88
Sartika
Rerata 12 16 85
2. Diskusi kelompok ahli. Siswa yang telah mendapatka topik permasalahan yang sama
bertemu dalam satu kelompok atau kita sebut dengan kelompok ahli untuk membicaran
topik permasalahan tersebut.
3. Laporan kelompok, kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskan dari
hasil yang didapat dari diskusi tim ahli.
Sedangkan menurut Stepen, Sikes and Snapp (1978 ) yang dikutip Rusman (2008),
mengemukakan langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw sebagai berikut:
4. Anggota dari team yang berbeda yang telah mempelajari bagian sub bagian yang sama
bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusiksn sub bab mereka.
53
5. Setelah selesai diskusi sebagai tem ahli tiap anggota kembali kedalam kelompok asli
dan bergantian mengajar teman satu tem mereka tentang sub bab yang mereka kusai
dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan seksama.
8. Penutup
7. LATAR BELAKANG
54
4
55
5
c. Menurut H. Carl. Witherington dalam bukunya Drs.Mahfud
Shalahuddin yang berjudul "pengantar psikologi pendidikan",
belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian, yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa
kecakapan,sikap,kebiasaan,kepandaian, atau suatu pengertian.
6
Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula
terbentuknya pengetahuan ketrampilan yang akan mengarah pada
peningkatan prestasi. Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang
sangat penting didalam interaksi belajar-mengajar. Dalam aktivitas
belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu
jiwa, yakni menurut pandangan ilmu jiwa lama dan ilmu jiwa modern.
7
4. Kegiatan-kegiatan Menulis (Writing Activities).
Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat
rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket.
8
3. Pelaksanaan aktivitas pembelajaran dengan
pendekatan Cara Belajar SiswaAktif (CBSA )
Pembelajaran dititik beratkan pada keaktifan
siswa dan guru bertindak sebagai fasilitator dan
nara sumber, yang memberikan kemudahan bagi
siswa untuk belajar.
a. F a k t o r fi s i o l o g i s
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang
berhubungan dengankondisi fisik individu. Faktor-
faktor ini dibedakan menjadi dua macam.
10
1. Keadaan jasmani
, Keadaan jasmani pada umumnya sangat
mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi
fisik yang sehat dan bugar akan memberikan
pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu.
Sebaliknya,kondisi fisik yang lemah atau sakit akan
menghambat tercapainya hasil belajar yang
maksimal.
b . Fa k t o r p s i ko l o g i s
Faktor psikologis adalah keadaan psikologis
seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar.
Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi
proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi,
minat, sikap dan bakat.
11
a. Kecerdasan/intelegensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan
sebagai kemampuan psiko-fisik dalam
mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri
dengan lingkungan melalui cara yang tepat.
Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya
berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga
organ-organ tubuh lainnya. Namun bila dikaitkan
dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan
organ yang penting dibandingkan organ yang lain,
karena fungsi otak itu sebagai organ pengendali
tertinggi (executivecontrol) dari hampir seluruh
aktivitas manusia.
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang
paling penting dalam proses belajar siswa, karena
itu menentukan kualitas belajar siswa.
62
12
Dari tabel tersebut, dapat diketahui ada tujuh
penggolongan kecerdasan manusia, yaitu:
a. Kelompok Rata-rata tinggi 90 kecerdasan amat
superior (very superior), antara IQ 140 - 169
b. Kelompok kecerdasan superior merentang antara
IQ 120 139
c. Kelompok rata-rata tinggi (high average)
merentang antara IQ 110 119
63
b.Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa.
Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan
kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan
motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang
aktif,mendorong,memberikan arah, dan menjaga
perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi juga
diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan
keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku
seseorang.
Dari sudut sumbernya motivasi dibagi menjadi
dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal
dari dalam diri individu dan memberikan dorongan
untuk melakukan sesuatu.
64
13
c. Ingatan
Secara teoritis, ada 3 aspek yang berkaitan
dengan berfungsinya ingatan,yakni menerima kesan,
menyimpan kesan, dan memproduksi kesan.
Mungkin karena fungsi-fungsi inilah, istilah ingatan
selalu didefinisikan sebagai kecakapan untuk
menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan.
65
15
Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap
yang negatif dalam belajar, guru sebaiknya
berusaha untuk menjadi guru yang profesional
dan bertanggung jawab terhadap profesi yang
dipilihnya. Dengan profesionalitas , seorang guru
akan berusaha memberikan yang terbaik bagi
siswanya,berusaha mengembangkan kepribadian
sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan
tulus kepada muridnya; berusaha untuk menyajikan
pelajaran yang diampunya dengan baik dan
menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti
pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan,
meyakinkan siswa bahwa bidang studi yang
dipelajarinya bermanfaat bagi diri siswa.
d. Bakat
Faktor psikologis lain yang mempengaruhi
proses belajar adalah bakat. Secara umum, bakat
67
17
Maka, guru sebaiknya mendorong
keberanian siswa secara terus menerus,
memberikan bermacam
macam penguat dan memberikan pengakuan dan
kepercayaan bagi siswa.
5. Kebiasaan Belajar
Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan
adanya kebiasaan belajar yang kurang baik.
Kebiasaan belajar tersebut antara lain: a. Belajar
pada akhir semester
b. Belajar tidak teratur
c. Menyia - nyiakan kesempatan belajar
d. Bersekolah hanya untuk bergengsi
e. Dating terlambat bergaya seperti pemimpin
f. Bergaya jantan seperti merokok, sok menggurui
teman lain g. Bergaya minta belas
kasihan tanpa belajar.
6. Cita-cita Siswa.
Pada umumnya, setiap anak memiliki suatu
cita- cita dalam hidup. Cita-cita itu merupakan
motivasi instrinsik. Tetapi, ada kalanya gambaran
yang jelas tentang tokoh teladan bagi siswa belum
ada. Akibatnya, siswa hanya berprilaku ikut-ikutan.
Cita-cita sebagai motivasi instrinsik perlu dididikan.
Penanaman memiliki cita-cita harus dimulai sejak
sekolah dasar.
Di sekolah menengah didikan pemilikan
dan pencapaian cita cita sudah semakin terarah.
Cita-cita merupakan wujud eksplorasi dan
70
18
2. Faktor-faktor eksogen/eksternal
Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor
endogen, faktor- faktor eksternal jugadapat
memengaruhi proses belajar siswa.dalam hal ini,
Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor-faktor
eksternal yang memengaruhi balajar dapat
digolongkanmenjadi dua golongan, yaitu faktor
lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
a. Lingkungan social
19
b. Lingkungan non sosial.
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non
sosial adalah;
a. Lingkungan alamiah, seperti kondisi
udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin,
sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu
lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang.
Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-
faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar
siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam
tidak mendukung, proses belajar siswa akan
terlambat.
b. Faktor instrumental,yaitu perangkat
belajar yang dapat digolongkan dua macam.
Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-
alat belajar,fasilitas belajar, lapangan olah raga dan
lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum
sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku
panduan, silabi dan lain sebagainya.
A. Metode Drill
1.Pengertian Metode Drill
Sebelum mendefinisikan tentang metode drill , ada
baiknya terlebih dahulu mengetahui tentang metode
mengajar. Metode mengajar adalah cara guru memberikan
pelajaran dan cara murid menerima pelajaran pada waktu
pelajaran berlangsung, baik dalam bentuk memberitahukan
atau membangkitkan.Dengan metode pembelajaran yang tepat
diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa,dengan
kata lain terciptalah interaksi pembelajaran yang baik antara
guru dengan siswa.
Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau
pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau
yang dibimbing.
20
Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika siswa lebih
aktif dibandingkan dengan gurunya. Oleh karena itu metode
mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan
kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan materi pembelajaran.
Dari uraian definisi metode mengajar, dapat
disimpulkan bahwa metode mengajar adalah suatu cara
mengajar siswa melakukan kegiatan-kegiatan latihan, agar
siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi
dari apa yang dipelajari.
21
b.
Latihan yang selalu diberikan di
bawah bimbingan guru, perintah guru
dapat melemahkan inisiatif maupun kreatifitas siswa.
c.
Kadang-kadang latihan yang dilaks
anakan secara berulang-ulang
merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.
21
Maka dari itu, guru yang
ingin mempergunakan metode ini ada baiknya
memahami karakteristik metode ini terl
ebih dahulu. Akan te
tapi ada beberapa
cara untuk mengatasi kelemahan-
kelemahan tersebut, yaitu:
a.
Janganlah seorang guru menuntut dari
murid suatu respons yang sempurna.
b.
Jika terdapat kesulitan pada muri
d pada saat merespon, hendaknya guru
segera meneliti penyebabnya.
c.
Berikanlah segera penjelasan-penjela
san, baik respon yang betul maupun
yang salah.
d.
Usahakan murid memiliki ketepatan merespon kemudian kecepatan
merespon.
e.
Istilah-istilah baik berupa kata
maupun kalimat yang digunakan dalam
latihan hendaknya dimengerti oleh murid.
22
78
6
Abu Ahmad, Metode Khusus Pendidikan
Agama (Bandung: CV. Amrico, 1986), 152.
11
.
11
7
Abu Ahmad, Metode Khusus Pendidikan
Agama (Bandung: CV. Amrico, 1986), 125.
8
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Stra
tegi Belajar Mengajar
(Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 1996), 108.
9
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar
(Jakarta: Bina Aksara, 1985), 125.
10
Zuhairini, dkk, Metodik
Khusus Pendidikan Agama
(Suarabaya: Usaha Nasional, 1983),
106.
11
Shalahuddin, Metodologi Pengajaran Agama
(Surabaya: Bina Ilmu, 1987), 100.
12
.
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengaja
r
(Bandung: Sinar Baru, 1991), 86.
13
Winarno Surakhmad, Pengantar
Interaksi Belajar Mengajar
(Bandung: Tarsito, 1994), 76.
13
Muhaimin Abdul Mujib, Pemikiran Pendidika
n Islam (Bandung: Trigenda Karya, 1993),
226-228.
14
79
surat Al-Kafirun, Al
-Maun, Al-Fiil.
3.
15
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar
(Jakarta: Bina Aksara, 1985), 125-126.
16
Pasaribu dan Simandjuntak, Didaktikda
n Metodik (Bandung: Tarsito, 1986), 112.
15
b.
Tentukan dengan jelas kebiasaan
yang dilatihkan sehingga siswa
mengetahui apa yang harus dikerjakan.
c.
Lama latihan disesuaikan dengan kemampuan siswa.
d.
Selingilah latihan agar tidak membosankan.
e.
Perhatikan kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan.
17
Guru perlu memperhatikan nilai dari
latihan itu sendiri serta kaitannya
dengan keseluruhan pembelajaran di
sekolah. Dalam persiapan sebelum
memasuki latihan, guru harus memberik
an pengertian dan perumusan tujuan
yang jelas kepada siswa, sehingga mereka
mengetahui tujuan latihan yang akan
diterimanya. Persiapan yang baik sebelu
m latihan dapat memotivasi siswa agar
menjadi aktif dalam melaksanakan pembelajaran.
.
17
Winarno Surakhmad, Pengantar
Interaksi Belajar Mengajar
(Bandung: Tarsito, 1994), 92.
16
d.
Siswa akan memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan
80
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Metode Drill
1.
Pengertian Metode Drill
Sebelum mendefinisikan tenta
ng metode drill, ada baiknya
terlebih
dahulu mengetahui tentang metode menga
jar. Metode mengajar adalah cara
guru memberikan pelajaran dan cara mu
rid menerima pelajaran pada waktu
pelajaran berlangsung, baik da
lam bentuk memberitahukan atau
membangkitkan.
6
Dengan metode pembelajaran yang tepat diharapkan
tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa,
dengan kata lain terciptalah interaksi
pembelajaran yang baik antara guru de
ngan siswa. Dalam interaksi ini guru
berperan sebagai penggerak atau pe
mbimbing, sedangkan siswa berperan
sebagai penerima atau yang dibimbing.
Proses interaksi ini akan berjalan
dengan baik jika siswa le
bih aktif dibandingkan denga
n gurunya. Oleh karena
83
yang lain.
d.
Untuk memperoleh suatu ketangkasan,
keterampilan tentang sesuatu yang
dipelajari siswa dengan melakukannya
secara praktis pengetahuan yang
telah dipelajari. Dan siap diperguna
kan bila sewaktu-
waktu diperlukan.
16
4.
Hal yang Harus Diperhatikan
Ada beberapa hal yang harus dipe
rhatikan bagi seorang guru dalam
menggunakan metode drill ini, yaitu:
a.
Tujuan harus dijelaskan kepada sisw
a sehingga selesai latihan mereka
dapat mengerjakan dengan tepa
t sesuai apa yang diharapkan.
15
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar
(Jakarta: Bina Aksara, 1985), 125-126.
16
Pasaribu dan Simandjuntak, Didaktikda
n Metodik (Bandung: Tarsito, 1986), 112.
15
b.
Tentukan dengan jelas kebiasaan
yang dilatihkan sehingga siswa
mengetahui apa yang harus dikerjakan.
c.
Lama latihan disesuaikan dengan kemampuan siswa.
d.
Selingilah latihan agar tidak membosankan.
e.
Perhatikan kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan.
17
Guru perlu memperhatikan nilai dari
latihan itu sendiri serta kaitannya
dengan keseluruhan pembelajaran di
sekolah. Dalam persiapan sebelum
88
DAFTAR RUJUKAN
Nurnamawi, Eko. 2013. Aktivitas
Belajar Siswa.http://ekokhoeruln.blogspot.com/2013/02/aktivitas-belajar-
siswa.html
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011.
P s i k o l o g i B e l a j a r.
Jakarta : Rineka Cipta
http://sherlyrachmasanie.blogspot.com/2012/12/faktorfaktor-yang-
mempengaruhi- belajar.html
metode drill dan penggunaannya
Pujiono (202008062)
Metode pembelajaran
Metode mengajar adalah cara yang ditempuh guru untuk
menciptakan suasana pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan
mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar
anak yang memuaskan. (Sunaryo, 1995).
Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang
telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan
mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga
antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha
melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut
respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan.
Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada yang
membutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja
kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan pengertian dasar.
Alat Penilaian
Untuk mengetahui hasil pembelajaran digunakan tes sebagai
tolak ukurnya.
Tes adalah latihan keterampilan dan kemampuan atau bakat
yang dimiliki individu atau kelompok.
Kelebihan :
o Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang.
o Siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan.
93
Kelemahan :
o Siswa cenderung belajar secara mekanis.
o Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada
penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
o Dapat rnenyebabkan kebosanan.
o Mematikan kreasi siswa.
o Menimbulkan verbalisme (tahu kata-kata tetapi tak tahu arti).
13
2. Faktor-faktor eksogen/eksternal
Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-faktor
eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa.dalam hal ini,
Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal yang
95
A. Lingkungan sosial
a. Lingkungan sosial sekolah, seperti guru , administrasi, dan teman-
teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa.
Hubungan harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi
siswa untuk belajar lebih baik disekolah.Perilaku yang simpatik dan
dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat menjadi
pendorong bagi siswa untuk belajar.
14
B. Lingkungan non sosial.
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah;
a. Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas
dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak
terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan
alamiah tersebut merupakan factor-faktor yang dapat
memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi
lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan
terlambat.
BAGAIMANA
MENGUKUR AKTIVITAS SISWA DALAMPEMBELAJARAN
?
Oleh: Dr. Supinah(Widyaiswara PPPPTK Matematika)
A. PENDAHULUAN
Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan
menengahharus interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, dan memotivasipeserta didik untuk berpartisipasi
aktif serta memberikan ruang yang cukupbagi prakarsa,
kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
danperkembangan fisik serta psikologis peserta didik
(Permendiknas RI No. 41,2007: 6). Apabila dicermati apa yang
dikemukakan dalam Permen tersebutmenunjukkan bahwa peran
aktif siswa dalam pembelajaran merupakan suatukeharusan.
Hal ini menunjukkan bahwa mengajar yang didesain guru
harusberorientasi pada aktivitas siswa.Menurut Asari (2000)
perilaku pembelajaran yang diharapkan seharusnyaadalah
97
2
Untuk mengetahui kadar aktifitas siswa didalam pembelajaran,
tentunya perlubagi seorang guru mengetahui tentang penertian
aktifitas dan bagaimanacara mengukurnya.
B. PENGERTIAN AKTIVITAS BELAJAR
Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang
memungkinkansiswa berperan secara aktif dalam proses
pembelajaran itu sendiri baik dalambentuk interaksi antar siswa
maupun siswa dengan guru dalam prosespembelajaran
tersebut. Menurut Sriyono, aktivitas adalah segala kegiatanyang
dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa
selamaproses belajar mengajar merupakan salah satu indikator
adanya keinginansiswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan
kegiatan atau perilaku yangterjadi selama proses belajar
mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksudadalah kegiatan
yang mengarah pada proses belajar seperti
bertanya,mengajukan pendapat, mengerjakan tugastugas,
dapat menjawabpertanyaan guru dan bisa bekerja sama dengan
siswa lain, serta
tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan (http://ipotes.wo
rdpress.com/2008/ 05/24/prestasi-belajar/ , diakses tanggal 19
Agustus 2009).Aktifnya siswa selama proses belajar mengajar
merupakan salah satuindikator adanya keinginan atau motivasi
siswa untuk belajar. Siswadikatakan memiliki keaktivan apabila
ditemukan ciriciri perilaku seperti:sering bertanya kepada guru
atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yangdiberikan oleh
guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi
tugasbelajar, dan lain sebagainya. Semua ciri perilaku tersebut
pada dasarnyadapat ditinjau dari dua segi yaitu segi proses dan
dari segi hasil(.http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-
belajar/, diakses tanggal 19Agustus 2009)
98
3
Trinandita (1984) menyatakan bahwa hal yang paling
mendasar yangdituntut dalam proses pembelajaran adalah
keaktivan siswa. Keaktivansiswa dalam proses pembelajaran
akan menyebabkan interaksi yang tinggiantara guru dengan
siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini
akanmengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif,
dimana masing masing siswa dapat melibatkan
kemampuannya semaksimal mungkin.Aktivitas yang timbul dari
siswa akan mengakibatkan pula terbentuknyapengetahuan dan
keterampilan yang akan mengarah pada peningkatanprestasi
(http://ipotes.wordpress.com/ 2008/05/24/prestasi-belajar/,
diaksestanggal 19 Agustus 2009).Menurut Bonwell (1995),
pembelajaran aktif memiliki karakteristik-karakteristik sebagai
berikut.a. Penekanan proses pembelajaran bukan pada
penyampaian informasioleh pengajar melainkan pada
pengembangan ketrampilan pemikirananalitis dan kritis
terhadap topik atau permasalahan yang dibahas,b. Siswa tidak
hanya mendengarkan kuliah secara pasif
tetapi mengerjakansesuatu yang berkaitan dengan materi
kuliah,c. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap b
erkenaan denganmateri kuliah,d. Siswa lebih banyak
dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa danmelakukan
evaluasi,e. Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi
pada proses pembelajaran.Menurut Streibel, aktivitas belajar
siswa terutama di kelas lebih ditekankankepada interaksi antara
guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa atauantara siswa
dengan media instruksional. Aktivitas belajar siswa yang
baikdapat terjadi apabila guru mengupayakan situasi dan
kondisi pembelajaranyang mendukung. Upaya terebut meliputi:
(a) perencanaan pembelajaran
11
5 = selalu muncul 3 = kadang-kadang muncul 1= tidak pernah
muncul4= sering muncul 2 = jarang muncul
No
Pernyataan 5 4 3 2 1
1 Siswa pada umumnya menggunakan berbagai strategi
berpikir kompleks dengan efektif
99
. E. KESIMPULAN
Untuk mengukur atau mengetahui aktifitas siswa dalam
pembelajaran gurudapat mengidentifikasi aktivitas siswa
selama mengikuti proses pembelajarandi kelas dengan
menggunakan instrumen yang dibuat berdasarkan dimensi-
dimensi yang merupakan indikator dari aktivitas belajar siswa
selamamengikuti proses pembelajaran di kelas. Dimensi
tersebut antara lain adalah:keterampilan berpikir kompleks,
memroses informasi, berkomunikasi efektif,bekerja sama,
berkolaborasi, dan berdaya nalar yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Arief S Sadiman Dr., dkk. 1986.
Media Pendidikan
(Jakarta: CV.Rajawali).Ari Samadhi T.M.A.
Pembelajaran Aktif (Active Learning)
.http://eng.unri. c.id/download/teaching-
improvement/BK2_Teach& Learn_2/Active%20 learning_5.doc.
Diakses tanggal 19Desember 2008.Muhibbin Syah. 1997.
Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru
,Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).Permendiknas RI
No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Jakarta:BSNP.Sumadi
Suryabrata,
Pengembangan Alat Ukur Psikologis
(Jakarta: Andi,2000), h.177