Bahan Bacaan Identifikasi & Antisipasi
Bahan Bacaan Identifikasi & Antisipasi
ANTISIPASI
MASALAH
PELATIHAN FASILITATOR
APBN-P
PROGRAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR
PERDESAAN (PPIP)
TAHUN 2012 PROPINSI
JATIM
Identifikasi & Antisipasi Masalah
KATA PENGANTAR
Penyebab belum tercapainya kondisi partisipasi yang optimal dari masyarakat dalam
proses pembangunan bukan hanya bersumber dari desa saja tetapi juga dari Pemerintah. Di
satu pihak Pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan cenderung menempatkan masyarakat
desa hanya sebagai objek., sementara di pihak lain masyarakat desa belum siap dan belum
mampu mandiri untuk menjadi subjek pelaku pembangungan.
Cakupan tulisan dalam modul ini diharapkan akan bermanfaat untuk dijadikan sebagai
materi pelatihan calon konsultan yang memiliki 2 (dua) bidang kecakapan dan keterampilan ,
yaitu : bidang pemberdayaan masyarakat , dan bidang rekayasa/teknik sipil dasar. Disadari
sepenuhnya bahwa dalam tulisan ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan yang sudah
barang tentu mengharapkan masukan-masukan demi lengkapnya baik isi mapun cakupan
ketrampilan yang diharpkan.
Akhirnya kepada semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam
penyiapan buku atau modul ini , diucapkan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .. .
ii
A. PENDAHULUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .
B. IDENTIFIKASI MASALAH.
1. Mengenal Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .
2
2. Mengapa Masalah Terjadi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4
3. Analisis dan Prioritas Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
C. PENGGALIAN POTENSI
1. Pengertian Potensi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .
8
2. Identifikasi Potensi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .......
8
3. Memahami Peta Potensi Sosial Budaya Masyarakat. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .
10
4. Analisis dan Prioritas Potensi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
10
D. ANTISIPASI MASALAH. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
11
E. PEMECAHAN MASALAH. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
16
A. PENDAHULUAN
Sifat dasar manusia adalah dinamis dan berkembang, yaitu selalu menginginkan
terjadintya perubahan yang meningkat dan berkembang. Dalam mewujudkan sifat dinamis
tersebut manusia berangkat dari realita atau kenyataan menuju harapan yang ideal. Diskripasi
atau kesenjangan antara harapan dan kenyataan disebut sebagai masalah. Masalah dapat
muncul melalui suatu proses yang berawal dari kendala, penyebab, gejala, masalah, dan
berakhir dengan akibat serta memunculkan masalah baru.
Penanganan terhadap masalah dalam suatu kegiatan pemberdayaan meliputi dua hal , yakni:
Suatu masalah yang sudah muncul dapat ditangani secara baik jika setidak-tidaknya :
Mengenali masalah (menyadari adanya masalah);
Mampu menganalisis dan memprioritaskan masalah (identifikasi masalah dan
perumusan masalah) dengan tepat;
Mampu memanfaatkan potensi yang tersedia (sumber daya manusia , sumber daya
alam , maupun sumber daya sosial masyarakat);
Mengantisipasi munculnya masalh ikutan .
B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Mengenal Masalah
Pada dasarnya semua Janis kegiatan tentu akan berhadapan dengan suatu masalah.
Proses mengenali masalah terdidri atas dua tahap :
Mendefinisikan , dan
Mengklasifikasikan masalah berdasarkan pengalaman yang mempunyai kesamaan
analogis .
Kesadaran bahwa ada masalah merupakan hal yang sangat penting untuk memulai
tindakan-tindakan penyelesaian masalah . Untuk mengenali dan mendefisikan masalah dapat
digunakan sumber-sumber informasi dari masyarakat , antara lain :
Menegaskan permasalahan secara tempat merupakan hal yang sangat penting agar
tindakan penyelesaiannya dapat merupakn penyelesaian yang berdayaguna. Apabil kita
mendefinisikan masalah dengan cara yang sistematis, akan terlihat betapa banyak masalah
yang muncul dan harus diselesaikan tanpa disadari sebelumnya, bahwa hal-hal yang demikian
itu sesungguhnya merupakan masalah.
Metode system dalam pennyelesaian permasalahan akan berbeda pada setiap orang,
karena pada dasarnya setiap orang memiliki kiat-kiat yang berbeda dalam menangani suatu
masalah, demikian pula dalam menangani suatu kasus. Kiat-kiat setiap orang sangat
tergantung dari kepekaan dan penghayatan terhadap suatu masalah. Tingkat emosional juga
akan berpengaruh pada proposional atau tidaknya penanganan terhadap suatu masalah. Hal
yang tidak kalah pentingnya adalah tingkat pengalaman serta wawasan seseorang dalam
mendudukkan permasalahan di dalam penanganan.
Perlu disadari bahwa dalam kegiatan fasilitasi dan berhadapan dengan berbagai kendala
yang mempengaruhi sikap atau tindakan yang bersumber pada kondisi social, ekonomi,
norma, dan budaya; yang terkadang tidak mudah dinalar secara logis.
Masalah-masalah dalam proses fasilitasi biasanya muncul sebagai akibat dari hal-hal
sebagai berikut :
Penyebab masalah biasanya suatu perubahan yang telah terjadi melalui beberapa sifat,
mekanisme atau keadaan yang memunculkan akibat yang tidak diharapkan. Memahami dan
menyadari mengapa suatu masalah muncul sangat penting terutama dalam upaya
mengidentifikasi dan menemukan pokok dan akar masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Dengan pemahaman dan penghayatan terhadap situasi dan kondisi lokal, masyarakat akan
Dalam melakukan analisis masalah ada tiga alur penting yang harus diperhatikan, yakni:
Seluruh masalah yang muncul dan mungkin akan muncul harus diorganisir bersama-
sama dengan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
Dalam menganalisis masalah perlu memperhatikan pola hubungan antara sebab dan
akibat, yang antara lain :
Seperti pohon dengan cabang dan akarnya, setiap masalah yang muncul
diakibatkan oleh anak masalah yang sebelumnya .
Dengan menelusuri dan mencari hubungan sebab akibat dengan pola-pola diatas
diharapkan akan mendapatkan akar/pokok permasalahan yanhg sesungguhnya.
Teknik yang dapat ditempuh dalam memfasilitasi masyarakat dalam menetapkan masalah
adalah :
Kriteria untuk menentukan prioritas masalah harus mencermikan aspirasi dan kebutuhan
masyarakat dan harus disepakati bersama. Untuk menetapkan kriteria pemecahan masalah
terkait dengan potensi masyarakat yang tersedia perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai
berikut :
C. PENGGALIAN POTENSI
1. Pengertian Potensi
Dalam proses pemberdayaan masyarakat, potensi menjadi salah satu faktor penentu
yang harus digali dan dikenali untuk menetapkan strategi kegiatan untuk mencapai tujuan.
Potensi adalah suatu kekuatan, kemampuan, kesanggupan, kemauan yang dimiliki dan
memungkinkan untuk dikembangkan di dalam kerangka pemberdayaan . Potensi masyarakat
adalah segala kekuatan dan sumber daya yang dimiliki dan dapat dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan dan aktifitas masyarakat.
2. Identifikasi Potensi
Mengetahui seberapa besar daya dan kapasitas yang telah dimiliki oleh masyarakat
Mengetahui peluang-peluang pemberdayaan masyarakat
Alat untuk melakukan pemberdayaan masyarakat
Membantu masyarakat mengenali potensinya yang tidak dapat ditemukan secara
swadaya
Nilai social dan budaya masyarakat harus diperhatikan dalam melaksanakan pemberdayaan
masyarakatagar betul-betul dapat menumbuhkan partisipasi dan penyadaran tgerhadap nilai-
nilai dinamis manusia dn dinamika social masyarakat . Nilai dan norama yang diant akan
menjadi factor pemicu percepatan dalam memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat .
Keberadaan masyarakat selalu disertai dengan institusi atau pranata yang menopang
aktifitasnya. Mulai dari keluarga , kelompok masyarakat dan masyarakat luas. Potensi
organisasi yang telah tumbuh merupakan unsur masyarakat yang perlu diberdayakan , seperti
organisasi pemuda (karang taruna), seni budaya , lembaga social keagamaan , kelompok
usaha wanita , kopersi , dan sebagainya .
Fasilitator berperan membuka akses informasi secara transparan dengan cara meningkatkan
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya informasi dan hubungan denga pihak lain.
Masyarakat yang telah memiliki pengalaman digunakan sebagai potensi informasi yang terus
berkembang, namun perlu diorganisir dan dibuka peluang penyebaran akses yang lebih luas
dengan melibatkan pihak terkait baik Pemerintah, perusahaan, tokoh masyarakat, dan para
pengambil kebijakan. Keterkaitan antar individu, masyarakat, dan pihak lain dijalin dalam
bentuk pola kemitraan yang mengarah pada kesalingtergantungan dan ketergantungan .
D. ANTISIPASI MASALAH
Model antisipasi masalah (social budaya) dapat digunakanb sebagai pendekatan bagi
fasilitator bersama masyarakat dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang akan muncul
pada saat pelaksanaan program pemberdayaan. Model ini akan membantu menemukan solusi
tindakan antisipsi yang tepat dan menghindari beberapa hambatan dan kendala secara
sistematis .
Daftar semua gejala dan indicator yang akan menimbulkan masalah. Cara terbaik untuk
mengenali dan memastikan gejala masalah dengan mengajak masyarakat untuk
mendefinisikan gejala secara actual.
Salah satu gagasan kunci dari pengalaman terhadap masalah adalah melihat gejala yang
sering timbul untuk mendapatkan sebab-akibat yang nyata (atau akar permasalahan).
Menganalisis sebab-akibat secara efektif dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Kendala
Aturan
Nilai-nilai
Fenomena Sosial , dan
Prosedur yang menyempitkan kemungkinan pilihan untuk melakukan tindakan
antisipasi masalah
Pada langkah keempat keputusan harus diambil dan ditetapkan sebagai pilihan terbaik
untuk mengantisipasi masalah. Pada saat menentukan pilihan yang tepat ajaklah masyarakat
untuk mereflesksikan diri dan menyadari potensi serta organisasi yang dimiliki, sehingga
keluaran keputusan akan berdaya guna dan realistis. Dalam banyak situasi dan antisipasi
masalah, factor-faktor, kriteria, nilai-nilai, budaya, interaksi social menjadi ukuran yang
mengakibatkan setiap keputusan yang diambil akan berbeda-beda. Hal yang perlu ditegaskan
adalah penyamaan persepsi terhadap gejala masalah dan bagaimana antisipasinya. Dalam
memilih tindakan antisipasi dapat ditempuh 3 cara :
Kembangkan dan berikan bobot pada factor, criteria, dan nilai norma
Implementasikan criteria terhadap keputusan yang akan diambil
Pilihlah solusi yang terbaik.
Identifikasi dan pahami keadaan masyarakat yang sebenarnya, hal ini menyangkut
kebutuhan esensial yang harus dipenuhi
Buatlah daftar kemungkinan hambatan
Merefleksikan hambatan yang pernah dialami dengan membandingkan solusi yang
diambil dan pengalaman di masa yang lalu
Pertemukan dan pertemukan antara solusi dan tindakan yang diambil dengan
hambatan yang akan dihadapi
E. PEMECAHAN MASALAH
Setiap alternative harus dapat berfungsi sebagai penyelesaian masalah, namun dapat juga
menawarkan cara untuk mencapai hasil yang diharapkan dalam keadaan yang memekasa.
Alternatif-alternatif mana yang sesuai tergantung pada criteria yang tepat untuk diterapkan
dalam situasi tertentu. Selain itu suatu alternative yang diambil mengandung konsekuensi
pembiayaan materiil yamh harus disediakan. Suatu daftar umum dari cirri-ciri penyelesaian
masalah perlu dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
Mansour Fakih & Roem Topatimasang, Biarkan Kami Bicara !, Perhimpunan Pengembangan
Pesantren dan Masyarakat (P3M) bekerja sama dengan Friedrich-Naumann
Stiftung (FNS), Jakarta, 1988.
Mansour Fakih; Roem Topatimasang; Russ Dilt; dan Utomo Dananjaya, Belajar Dari
Pengalaman, Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M)
bekerja sama dengan Canadian University Service Overseas (CUSO).
Swadamas Jayagiri, Identifikasi dan Antisipasi Masalah, (Hand Out Fasilitator Pemberdayaan
Masyarakat), Swadamas Jayagiri, Bandung, 1999.
Tim Koordinasi Program Pengembangan Kecamatan, Identifikasi dan Antisipasi Masalah,
(Modul Ketrampilan Dasar Konsultan), Tim Koordinasi PPK, Jakarta 2002.