Anda di halaman 1dari 4

MENDESAIN PENGUJIAN AUDIT SUBSTANTIF: AUDIT AKTIVA TETAP

PRAKTIKUM AUDIT CC

DISUSUN OLEH:

Ratna Silvia Devvy A

(1350203011111012)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016
Diskusi
1. Auditor hanya dapat melakukan suatu audit apabila ia memiliki kompetensi yang
diperlukan atau menggunakan bantuan tenaga ahli yang kompeten untuk melaksanakan
tugas-tugasnya secara memuaskan. PSA No. 39 SA Seksi 336 merupakan pengaturan
auditor dalam menggunakan jasa profesional lainnya yang isinya adalah Pengertian
spesialis dalam seksi ini adalah orang (atau perusahaan) yang memiliki keterampilan atau
pengetahuan khusus dalam bidang tertentu selain akuntansi dan auditing. Spesialis
mencakup, namun tidak terbatas pada, aktuaris, appraiser, insinyur, konsultan lingkungan
dan ahli gelogi. Seksi ini juga berlaku untuk penasihat hukum yang ditugasi sebagai
spesialis dalam situasi selain dalam penyediaan jasa kepada klien berkaitan dengan
tuntutan pengadilan, klaim. Sebagai contoh, penasihat hukum dapat ditugasi oleh klien
atau auditor untuk menafsirkan pasal-pasal dalam perjanjian kontrak.

Menurut PSA 39 SA 336.2, auditor mungkin menjumpai masalah-masalah yang


kompleks dan subjektif, yang secara potensial material terhadap laporan keuangan.
Masalah-masalah seperti ini mungkin memerlukan keterampilan atau pengetahuan khusus
dan menurut pertimbangkan auditor memerlukan penggunaan pekerjaan spesialis untuk
mendapatkan bukti audit yang kompeten

Berbagai contoh tipe masalah yang mungkin menurut pertimbangan auditor


memerlukan pekerjaan spesialis meliputi, namun tidak terbatas pada hal-hal berikut
ini:
a) Penilaian (misalnya, sediaan untuk tujuan khusus, bahan atau ekuipmen
teknologi tinggi produk farmasi, instrumen keuangan yang kompleks, real
estat, sekuritas terbatas, karya seni, kontijensi lingkungan)
b) Penentuan karakteristik fisik yang berhubungan dengan kuantitas yang
tersedia atau kondisi (misalnya, kuantitas atau kondisi mineral, cadangan
mineral, atau bahan yang disimpan dalam timbunan).
c) Penentuan nilai yang diperoleh dengan menggunakan teknik atau metode
khusus (misalnya, beberapa perhitungan aktuarial dalam penentuan kewajiban
manfaat pensiun dan dalam penentuan kewajiban manfaat polis masa depan).
d) Penafsiran persyaratan teknis, peraturan atau persetujuan
2. Menurut PSAK no 16 (2011:4) menyatakan bahwa kebijakan akuntansi adalah pilihan
khusus, dasar, konversi, peraturan dan praktek yang diterapkan manajemen perusahaan
dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan.
Dengan pernyataan tersebut, auditor dapat memberikan pertimbangan bahwa dalam
pemilihan aset berwujud perlu disesuaikan dengan kondisi perusahaan karena metode
depresiasi yang digunakan oleh perusahaan akan memberikan hasil yang berbeda pada
laporan keuangan. Beberapa pertimbangan perusahaan yang dipergunakan untuk
menentukan biaya penyusutan per periode di antaranya adalah:
Harga Perolehan (Acquisition Cost)
Harga Perolehan adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap biaya
penyusutan.
Nilai Residu (Salvage Value)
Merupakan taksiran nilai atau potensi arus kas masuk apabila aktiva tersebut dijual
pada saat penarikan/penghentian (retirement) aktiva. Nilai residu tidak selalu ada,
ada kalanya suatu aktiva tidak memiliki nilai residu karena aktiva tersebut tidak
dijual pada masa penarikannya alias di jadikan besi tua, hingga habis terkorosi
Umur Ekonomis Aktiva (Economical Life Time)
Sebagian besar, aktiva tetap memiliki 2 jenis umur, yaitu:
1. Umur fisik: Umur yang dikaitkan dengan kondisi fisik suatu aktiva. Suatu
aktiva dikatakan masih memiliki umur fisik apabila secara fisik aktiva
tersebut masih dalam kondisi baik (walaupun mungkin sudah menurun
fungsinya).
2. Umur Fungsional: Umur yang dikaitkan dengan kontribusi aktiva tersebut
dalam penggunaanya. Suatu aktiva dikatakan masih memiliki umur
fungsional apabila aktiva tersebut masih memberikan kontribusi bagi
perusahaan. Walaupun secara fisik suatu aktiva masih dalam kondisi
sangat baik, akan tetapi belum tentu masih memiliki umur fungsional. Bisa
saja aktiva tersebut tidak difungsikan lagi akibat perubahan model atas
produk yang dihasilkan, kondisi ini biasanya terjadi pada aktiva mesin atau
peralatan yang dipergunakan untuk membuat suatu produk. Atau aktiva
tersebut sudah tidak sesuai dengan jaman (not fashionable), kondisi ini
biasanya terjadi pada jenis aktiva yang bersifat dekoratif (misalnya:
furniture/mebeler, hiasan dinding, dsb). Dalam penentuan beban
penyusutan, yang dijadikan bahan perhitungan adalah umur fungsional
yang biasa dikenal dengan umur ekonomis.
Pola Penggunaan Aktiva
Pola penggunaan aktiva berpengaruh terhadap tingkat ke-aus-an aktiva, yang mana
untuk mengakomodasi situasi ini biasanya dipergunakan metode penyusutan yang
paling sesuai.

Pada laporan keuangan, beban penyusutan akan mempengaruhi jumlah laba yang
dihasilkan. Biaya penyusutan yang terlalu besar pada akhirnya akan mempengaruhi
perolehan laba perusahaan menjadi kecil yang itu artinya nilai perusahaan akan turun
di mata pihak eksternal. Sebaliknya biaya penyusutan yang terlalu kecil juga akan
menimbulkan tanda tanya atau ketidakpercayaan terlebih bila perusahaan
menggunakan metode unit produksi/ jam kerja yang mengindikasikan bahwa biaya
penyusutan yang menurun sama dengan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
barang yang juga menurun. Selain itu Jika perusahaan mengganggap perlu melakukan
perubahan atas metode penyusutan yang diterapkan, hendaknya dicantumkan dalam
penjelasan atas sistem akuntansi yang dipergunakan pada laporan keuangan, disertai
dengan alasannya.

Bagian dalam laporan keuangan yang akan terpengaruh dengan adanya perubahan
kebijakan akuntansi adalah penyajian akun-akun nominal dalam laporan laba-rugi.

Anda mungkin juga menyukai