TUGAS

MEMBUAT PENJABARAN TENTANG PAJAK

Mata Kuliah : EKONOMI PUBLIK

OLEH:
Mahyi Saputra
NPM : 1609200010033

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2017

1
 PAJAK
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya
kemakmuran rakyat.
Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta
Wajib Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan
untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Sesuai falsafah undang-undang
perpajakan, membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari
setiap warga Negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan
negara dan pembangunan nasional.

JENIS PAJAK
Penggolongan pajak berdasarkan lembaga pemungutannya di Indonesia dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu Pajak Pusat dan Pajak Daerah.
Pajak Pusat adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Pusat yang dalam hal
ini sebagian besar dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak - Kementerian keuangan.
Pajak Daerah adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah baik di
tingkat Propinsi maupun Kabupaten/Kota. Segala pengadministrasian yang berkaitan dengan
pajak pusat, akan dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan
Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Pajak serta di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak. Untuk pengadministrasian yang
berhubungan dengan pajak derah, akan dilaksanakan di Kantor Dinas Pendapatan Daerah atau
Kantor Pajak Daerah atau Kantor sejenisnya yang dibawahi oleh Pemerintah Daerah setempat.

Pajak-pajak pusat yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak meliputi:

1. Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi
atau badan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu Tahun
Pajak. Yang dimaksud dengan penghasilan adalah setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak baik yang
berasal baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai
untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun. Dengan demikian maka
penghasilan itu dapat berupa keuntungan usaha, gaji, honorarium, hadiah, dan
lain sebagainya.
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas
konsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean
(dalam wilayah Indonesia). Orang Pribadi, perusahaan, maupun pemerintah
1
 yang mengkonsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak dikenakan
PPN. Pada dasarnya, setiap barang dan jasa adalah Barang Kena Pajak atau
Jasa Kena Pajak, kecuali ditentukan lain oleh Undang-undang PPN.
3. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), selain dikenakan PPN,
atas pengkonsumsian Barang Kena Pajak tertentu yang tergolong mewah, juga
dikenakan PPnBM. Yang dimaksud dengan Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah adalah:
a. Barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok; atau
b. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu; atau
c. Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat
berpenghasilan tinggi; atau
d. Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status; atau
e. Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat,
serta mengganggu ketertiban masyarakat.
4. Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas pemanfaatan dokumen, seperti
surat perjanjian, akta notaris, serta kwitansi pembayaran, surat berharga, dan
efek, yang memuat jumlah uang atau nominal diatas jumlah tertentu sesuai
dengan ketentuan.
5. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak yang dikenakan atas
kepemilikan atau pemanfaatan tanah dan atau bangunan. PBB merupakan
Pajak Pusat namun demikian hampir seluruh realisasi penerimaan PBB
diserahkan kepada Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota.
Mulai 1 Januari 2010, PBB Perdesaan dan perkotaan menjadi Pajak Daerah
sepanjang Peraturan Daerah tentang PBB yang terkait dengan Perdesaan
dan Perkotaan telah diterbitkan. Apabila dalam jangka waktu dari 1 Januari
2010 s.d Paling lambat 31 Desember 2013 Peraturan Daerah belum
diterbitkan, maka PBB Perdesaan dan Perkotaan tersebut masih tetap
dipungut oleh Pemerintah Pusat. Mulai 1 januari 2014, PBB pedesaan dan
Perkotaan merupakan pajak daerah. Untuk PBB Perkebunan, Perhutanan,
Pertambangan masih tetap merupakan Pajak Pusat.

Pajak-pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota
adalah sebagai berikut:
1. Pajak Propinsi, meliputi:
a. Pajak Kendaraan Bermotor;
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;

2
 c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bemotor;
d. Pajak Air Permukaan;
e. Pajak Rokok.
2. Pajak Kabupaten/Kota, meliputi:
a. Pajak Hotel;
b. Pajak Restoran;
c. Pajak Hiburan;
d. Pajak Reklame;
e. Pajak Penerangan Jalan;
f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
g. Pajak Parkir;
h. Pajak Air Tanah;
i. Pajak sarang Burung Walet;
j. Pajak Bumi dan Bangunan perdesaan dan perkotaan;
k. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan.

WAJIB PAJAK

Siapa yang digolongkan sebagai Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi
pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

MANFAAT PAJAK

Sebagaimana halnya perekonomian dalam suatu rumah tangga atau keluarga,

perekonomian negara juga mengenal sumber-sumber penerimaan dan pos-pos pengeluaran.
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan
negara sulit untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari belanja
pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan sarana

3
umum seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai
dengan menggunakan uang yang berasal dari pajak.
Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman
bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat dilahirkan sampai dengan
meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai
dengan uang yang berasal dari pajak. Pajak juga digunakan untuk mensubsidi barang-barang
yang sangat dibutuhkan masyarakat dan juga membayar utang negara ke luar negeri. Pajak
juga digunakan untuk membantu UMKM baik dalam hal pembinaan dan modal. Dengan
demikian jelas bahwa peranan penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi sangat dominan
dalam menunjang jalannya roda pemerintahan dan pembiayaan pembangunan. Disamping
fungsi budgeter (fungsi penerimaan) di atas, pajak juga melaksanakan fungsi redistribusi
pendapatan dari masyarakat yang mempunyai kemampuan ekonomi yang lebih tinggi kepada
masyarakat yang kemampuannya lebih rendah. Oleh karena itu tingkat kepatuhan Wajib Pajak
dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya secara baik dan benar merupakan syarat
mutlak untuk tercapainya fungsi redistribusi pendapatan. Sehingga pada akhirnya kesenjangan
ekonomi dan sosial yang ada dalam masyarakat dapat dikurangi secara maksimal.

Berikut beberapa Peraturan yang terkait dengan Pajak Penghasilan (PPh):

UNDANG-UNDANG MENGENAI PAJAK PENGHASILAN (PPH)
No Nomor Dokumen
1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2008
2 UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2008
3 UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 17 TAHUN
2000
4 UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 10 TAHUN
1994
5 UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 7 TAHUN
1991
6 UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 7 TAHUN
1983
Perihal
PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG
NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN
SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DAI UNDANG-UNDANG
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1983 PAJAK
PENGHASILAN
SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN
UNDANGUNDANG REPUBLIK INDONESIA
PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7
TAHUN 1983
TENTANG PAJAK PENGHASILAN
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983
TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH
DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983
TENTANG PAJAK PENGHASILAN
PAJAK PENGHASILAN

PERATURAN PEMERINTAH (PP) MENGENAI PAJAK PENGHASILAN (PPH

No Nomor Dokumen Perihal

4
1 PERATURAN PEMERINTAH PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI PENGALIHAN
REPUBLIK INDONESIA REAL ESTAT DALAM SKEMA KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF
NOMOR 40 TAHUN 2016 TERTENTU
2 PERATURAN PEMERINTAH PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS
REPUBLIK INDONESIA PENGHASILAN PEGAWAI DARI PEMBERI KERJA DENGAN
NOMOR 41 TAHUN 2016 KRITERIA TERTENTU
3 PERATURAN PEMERINTAH PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 TENTANG FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK
NOMOR 9 TAHUN 2016 PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU
DAN/ATAU DI DAERAH-DAERAH TERTENTU
4 PERATURAN PEMERINTAH PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 131
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2000 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA
NOMOR 123 TAHUN 2015 DEPOSITO DAN TABUNGAN SERTA DISKONTO SERTIFIKAT
BANK INDONESIA
5 PERATURAN PEMERINTAH PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 77
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 TENTANG PENURUNAN TARIF PAJAK
NOMOR 56 TAHUN 2015 PENGHASILAN BAGI WAJIB PAJAK BADAN DALAM NEGERI
YANG BERBENTUK PERSEROAN TERBUKA
6 PERATURAN PEMERINTAH FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL
REPUBLIK INDONESIA DI BIDANG- BIDANG USAHA TERTENTU DAN/ATAU DI DAERAH-
NOMOR 18 TAHUN 2015 DAERAH TERTENTU
7 PERATURAN PEMERINTAH PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 16
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS
NOMOR 100 TAHUN 2013 PENGHASILAN BERUPA BUNGA OBLIGASI
8 PERATURAN PEMERINTAH PENURUNAN TARIF PAJAK PENGHASILAN BAGI WAJIB PAJAK
REPUBLIK INDONESIA BADAN DALAM NEGERI YANG BERBENTUK PERSEROAN
NOMOR 77 TAHUN 2013 TERBUKA
9 PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA
PERATURAN PEMERINTAH YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH WAJIB PAJAK
REPUBLIK INDONESIA NOMOR YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU
46 TAHUN 2013
10 PERATURAN PEMERINTAH PERLAKUAN KEPABEANAN, PERPAJAKAN, DAN CUKAI SERTA
REPUBLIK INDONESIA TATA LAKSANA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG KE
NOMOR 10 TAHUN 2012 DAN DARI SERTA BERADA DI KAWASAN YANG TELAH
DITETAPKAN SEBAGAI KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN
PELABUHAN BEBAS
11 PERATURAN PEMERINTAH PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 1
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2007 TENTANG FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK
NOMOR 52 TAHUN 2011 PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU
DAN/ATAU DI DAERAH-DAERAH TERTENTU
12 PERATURAN PEMERINTAH PENCABUTAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 17 TAHUN
REPUBLIK INDONESIA 2009
NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI
TRANSAKSI DERIVATIF BERUPA KONTRAK BERJANGKA YANG
DIPERDAGANGKAN DI BURSA
13 PERATURAN PEMERINTAH SUMBANGAN PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL,
REPUBLIK INDONESIA SUMBANGAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN,
NOMOR 93 TAHUN 2010 SUMBANGAN FASILITAS PENDIDIKAN, SUMBANGAN

5
 PEMBINAAN OLAHRAGA, DAN BIAYA PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR SOSIAL YANG DAPAT DIKURANGKAN DARI
PENGHASILAN BRUTO
14 PERATURAN PEMERINTAH PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN
REPUBLIK INDONESIA PELUNASAN
NOMOR 94 TAHUN 2010 PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN
15 PERATURAN PEMERINTAH TARIF PEMOTONGAN DAN PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN
REPUBLIK INDONESIA PASAL 21 ATAS PENGHASILAN YANG MENJADI BEBAN
NOMOR 80 TAHUN 2010 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA ATAU
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

16 PERATURAN PEMERINTAH BIAYA OPERASI YANG DAPAT DIKEMBALIKAN DAN

REPUBLIK INDONESIA PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN DI BIDANG USAHA HULU
NOMOR 79 TAHUN 2010 MINYAK DAN GAS BUMI
17 PERATURAN PEMERINTAH ZAKAT ATAU SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA
REPUBLIK INDONESIA NOMOR WAJIB
60 TAHUN 2010 YANG DAPAT DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO
18 PERATURAN PEMERINTAH TARIF PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS PENGHASILAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR BERUPA UANG PESANGON, UANG MANFAAT PENSIUN,
68 TAHUN 2009 TUNJANGAN HARI TUA, DAN JAMINAN HARI TUA YANG
DIBAYARKAN SEKALIGUS
19 PERATURAN PEMERINTAH PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 51
REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2008
40 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI
USAHA JASA KONSTRUKSI
20 PERATURAN PEMERINTAH PAJAK PENGHASILAN KEGIATAN USAHA BERBASIS SYARIAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR
25 TAHUN 2009
21 PERATURAN PEMERINTAH PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA SIMPANAN YANG
REPUBLIK INDONESIA NOMOR DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA ANGGOTA KOPERASI
15 TAHUN 2009 ORANG PRIBADI
22 PERATURAN PEMERINTAH PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI TRANSAKSI
REPUBLIK INDONESIA NOMOR DERIVATIF BERUPA KONTRAK BERJANGKA YANG
17 TAHUN 2009 DIPERDAGANGKAN DI BURSA
23 PERATURAN PEMERINTAH BANTUAN ATAU SUMBANGAN TERMASUK ZAKAT ATAU
REPUBLIK INDONESIA NOMOR SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB YANG
18 TAHUN 2009 DIKECUALIKAN DARI OBJEK PAJAK PENGHASILAN
24 PERATURAN PEMERINTAH PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 1994 TENTANG PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN
71 TAHUN 2008 ATAS PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HAK ATAS TANAH
DAN/ATAU BANGUNAN
25 PERATURAN PEMERINTAH PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 1 TAHUN
REPUBLIK INDONESIA 2007
NOMOR 62 TAHUN 2008 TENTANG FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK
PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU
DAN/ATAU DI DAERAH-DAERAH TERTENTU
26 PERATURAN PEMERINTAH PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA JASA

6
 REPUBLIK INDONESIA NOMOR KONSTRUKSI
51 TAHUN 2008
27 PERATURAN PEMERINTAH PAJAK PENGHASILAN ATAS DISKONTO SURAT
REPUBLIK INDONESIA NOMOR PERBENDAHARAAN NEGARA
27 TAHUN 2008
28 PERATURAN PEMERINTAH PENURUNAN TARIF PAJAK PENGHASILAN BAGI WAJIB PAJAK
REPUBLIK INDONESIA NOMOR BADAN DALAM NEGERI YANG BERBENTUK PERSEROAN
81 TAHUN 2007 TERBUKA

29 PERATURAN PEMERINTAH PEMBERIAN FASILITAS PERPAJAKAN DALAM RANGKA

REPUBLIK INDONESIA NOMOR PENANGANAN BENCANA ALAM DI PROVINSI NANGGROE
32 TAHUN 2007 ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN NIAS PROVINSI
SUMATERA UTARA
30 PERATURAN PEMERINTAH FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL
REPUBLIK INDONESIA NOMOR DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN/ATAU DI DAERAH -
1 TAHUN 2007 DAERAH TERTENTU

PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) MENGENAI PAJAK PENGHASILAN (PPH)

No Nomor Dokumen Perihal
1 PERATURAN PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK INDIA MENGENAI
INDONESIA PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN
NOMOR 6 TAHUN 2016 PENGELAKAN PAJAK YANG BERHUBUNGAN DENGAN PAJAK-
PAJAK ATAS PENGHASILAN (AGREEMENT BETWEEN THE
GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE
GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDIA FOR THE AVOIDANCE
OF DOUBLE TAXATION AND
THE PREVENTION OF FISCAL EVASION WITH RESPECT TO TAXES
ON INCOME)
2 PERATURAN PRESIDEN PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK
REPUBLIK INDONESIA INDONESIA DAN PEMERINTAH KERAJAAN MAROKO TENTANG
NOMOR 31 TAHUN 2012 PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DAN PENCEGAHAN
PENGELAKAN PAJAK YANG BERKENAAN DENGAN PAJAK ATAS
PENGHASILAN (AGREEMENT BETWEEN THE
GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE
GOVERNMENT OF THE KINGDOM OF MOROCCO FOR
THE AVOIDANCE OF DOUBLE TAXATION AND THE
PREVENTION OF FISCAL EVASION WITH RESPECT TO TAXES ON
INCOME)
3 PERATURAN PRESIDEN PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK
REPUBLIK INDONESIA INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK KROASIA TENTANG
NOMOR 19 TAHUN 2012 PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA YANG BERKENAAN
DENGAN PAJAK ATAS PENGHASILAN (AGREEMENT BETWEEN
THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE

7
 GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF CROATIA FOR THE
AVOIDANCE OF DOUBLE TAXATION WITH RESPECT TO TAXES ON
INCOME)

KEPUTUSAN PRESIDEN (KEPPRES) MENGENAI PAJAK PENGHASILAN (PPH)

No Nomor Dokumen Perihal
1 KEPUTUSAN PRESIDEN PENCABUTAN KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 7 TAHUN 1990
REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PAJAK PENGHASILAN YANG TERUTANG OLEH
149 TAHUN 2000 PERUSAHAAN-PERUSAHAAN LUAR NEGERI ATAS
PEMBAYARAN ROYALTI SEHUBUNGAN DENGAN
PENGGUNAAN JASA TEKNIK, JASA MANAJEMEN DAN LISENSI
OLEH PT IPTN, PT PINDAD, DAN PT PAL
2 KEPUTUSAN PRESIDEN PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 71 TAHUN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1996 TENTANG PEMBANGUNAN PULAU NATUNA SEBAGAI
17 TAHUN 1999 KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU

3 KEPUTUSAN PRESIDEN KRITERIA PENILAIAN PEMBERIAN FASILITAS PERPAJAKAN

REPUBLIK INDONESIA NOMOR DIBIDANG USAHA INDUSTRI TERTENTU
7 TAHUN 1999

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN (PMK) MENGENAI PAJAK PENGHASILAN

(PPH)
No Nomor Dokumen Perihal
1 PERATURAN MENTERI PENYESUAIAN BESARNYA PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR
102/PMK.010/2016
2 PERATURAN MENTERI PENETAPAN BAGIAN PENGHASILAN SEHUBUNGAN DENGAN
KEUANGAN REPUBLIK PEKERJAAN DARI PEGAWAI HARIAN DAN MINGGUAN SERTA
INDONESIA NOMOR PEGAWAI TIDAK TETAP LAINNYA YANG TIDAK DIKENAKAN
29/PMK.03/2016 PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN
3 PERATURAN MENTERI PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN
KEUANGAN REPUBLIK NOMOR 191/PMK.010/2015 TENTANG PENILAIAN KEMBALI
INDONESIA NOMOR AKTIVA TETAP UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN BAGI
26/PMK.010/2016 PERMOHONAN
YANG DIAJUKAN PADA TAHUN 2015 DAN TAHUN 2016
4 PERATURAN MENTERI PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTER! KEUANGAN NOMOR

8
 KEUANGAN REPUBLIK 51/KMK.04/2001 TENTANG PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN
INDONESIA NOMOR ATAS BUNGA DEPOSITO DAN TABUNGAN SERTA DISKONTO
16/PMK.010/2016 SERTIFIKAT BANK INDONESIA
5 PERATURAN MENTERI PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN
KEUANGAN REPUBLIK NOMOR 154/PMK.03/2010 TENTANG PEMUNGUTAN PAJAK
INDONESIA NOMOR PENGHASILAN PASAL 22 SEHUBUNGAN DENGAN
233/PMK.03/2015 PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN BARANG DAN KEGIATAN DI
BIDANG IMPOR ATAU KEGIATAN USAHA DI BIDANG LAIN

6 PERATURAN MENTERI PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN

KEUANGAN REPUBLIK NOMOR 191/PMK.010/2015 TENTANG PENILAIAN KEMBALI
INDONESIA NOMOR AKTIVA TETAP UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN BAGI
210/PMK.010/2015 PERMOHONAN YANG DIAJUKAN PADA TAHUN 2015 DAN
TAHUN 2016

7 PERATURAN MENTERI PAJAK PENGHASILAN DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS

KEUANGAN REPUBLIK BUNGA ATAU IMBALAN SURAT BERHARGA NEGARA YANG
INDONESIA NOMOR DITERBITKAN DI PASAR INTERNASIONAL DAN PENGHASILAN
200/PMK.03/2015 PIHAK KETIGA ATAS JASA YANG DIBERIKAN KEPADA
PEMERINTAH DALAM PENERBITAN DAN/ATAU PEMBELIAN
KEMBALI/PENUKARAN SURAT BERHARGA NEGARA DI PASAR
INTERNASIONAL TAHUN ANGGARAN 2015

8 PERATURAN MENTERI PERLAKUAN PERPAJAKAN BAGI WAJIB PAJAK DAN

KEUANGAN REPUBLIK PENGUSAHA KENA PAJAK YANG MENGGUNAKAN SKEMA
INDONESIA NOMOR KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF TERTENTU DALAM RANGKA
191/PMK.010/2015 PENDALAMAN SEKTOR KEUANGAN

9 PERATURAN MENTERI PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP UNTUK TUJUAN

KEUANGAN REPUBLIK PERPAJAKAN
INDONESIA NOMOR BAGI PERMOHONAN YANG DIAJUKAN PADA TAHUN 2015 DAN
186/PMK.03/2015 TAHUN 2016

9
Berikut beberapa Peraturan yang terkait dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN):
UNDANG-UNDANG MENGENAI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)
No Nomor Dokumen
1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 42 TAHUN
2009
2 UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 18 TAHUN
2000
3 UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 11 TAHUN
1994
4 UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 8 TAHUN 1984
5 UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 8 TAHUN
1983
PERATURAN PEMERINTAH (PP) MENGENAI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)
No Nomor Dokumen
1 PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR
106 TAHUN 2015
2 PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR
85 TAHUN 2015
3 PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR
81 TAHUN 2015
4 PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 74 TAHUN 2015
5 PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR
69 TAHUN 2015
6 PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR
40 TAHUN 2015
Perihal
PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 8
TAHUN 1983
TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA
DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH
PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 8
TAHUN 1983
TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA
DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983
TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA
DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH
PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-
UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1984 TENTANG PENANGGUHAN
MULAI BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI 1984 MENJADI UNDANG-UNDANG
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK
PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH
Perihal
PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK TERTENTU YANG
BERSIFAT STRATEGIS YANG TIDAK DIPUNGUT PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32
TAHUN 2009 TENTANG TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT
IMPOR DAN/ATAU PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK
TERTENTU YANG BERSIFAT STRATEGIS YANG DIBEBASKAN
DARI PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERLAKUAN
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS PENYERAHAN JASA
KEPELABUHANAN TERTENTU KEPADA PERUSAHAAN ANGKUT
AN LAUT
YANG MELAKUKAN KEGIATAN ANGKUTAN LAUT LUAR NEGER
I
IMPOR DAN PENYERAHAN ALAT ANGKUTAN TERTENTU DAN
PENYERAHAN JASA KENA PAJAK TERKAIT ALAT ANGKUTAN
TERTENTU YANG TIDAK DIPUNGUT PAJAK PERTAMBAHAN
NILAI
PENYERAHAN AIR BERSIH YANG DIBEBASKAN DARI
PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DENGAN RAHMAT
TUHAN YANG MAHA ESA
10
7 PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR
15 TAHUN 2015
8 PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22
TAHUN 2014
9 PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47
TAHUN 2013
10 PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41
TAHUN 2013
PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) MENGENAI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
(PPN)
No Nomor Dokumen
1 PERATURAN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR
22 TAHUN 2005
PERATURAN MENTERI KEUANGAN (PMK) MENGENAI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
(PPN)
No Nomor Dokumen
1 PERATURAN MENTERI
KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR
207/PMK.010/2016
2 PERATURAN MENTERI
KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR
177/PMK.04/2016
3 PERATURAN MENTERI
KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR
158/PMK.02/2016
PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS PENYERAHAN
BAHAN BAKAR MINYAK UNTUK KAPAL ANGKUTAN LAUT
LUAR NEGERI
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 2013
TENTANG BARANG KENA PAJAK YANG TERGOLONG MEWAH
BERUPA KENDARAAN BERMOTOR YANG DIKENAI PAJAK
PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH
PEMBERIAN PEMBEBASAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH
KEPADA PERWAKILAN NEGARA ASING DAN BADAN INTERNASIONAL
SERTA PEJABATNYA
ARANG KENA PAJAK YANG TERGOLONG MEWAH BERUPA
KENDARAAN BERMOTOR YANG DIKENAI PAJAK PENJUALAN ATAS
BARANG MEWAH
Perihal
HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI
Perihal
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR
174/PMK.03/2015 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN
PEMUNGUTAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS
PENYERAHAN HASIL TEMBAKAU
PEMBEBASAN BEA MASUK DAN TIDAK DIPUNGUT PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN
PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH ATAS IMPOR
BARANG DAN/ATAU BAHAN, DAN/ATAU MESIN YANG
DILAKUKAN OLEH INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DENGAN
TUJUAN EKSPOR
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR
218/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN KEMBALI
(REIMBURSEMENT) PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG
MEWAH ATAS PEROLEHAN BARANG KENA PAJAK DAN/ATAU
JASA KENA PAJAK KEPADA KONTRAKTOR DALAM KEGIATAN
11

4 PERATURAN MENTERI
KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR
56/PMK.03/2016
5 PERATURAN MENTERI
KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR
05/PMK.010/2016
6 PERATURAN MENTERI
KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR
268/PMK.03/2015
7 PERATURAN MENTERI
KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR
267/PMK.010/2015
8 PERATURAN MENTERI
KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR
269/PMK.010/2015
9 PERATURAN MENTERI
KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR
248/PMK.010/2015
10 PERATURAN MENTERI
KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR
206/PMK.010/2015
Berikut beberapa Peraturan yang terkait dengan Bea Materai:
USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI
TATA CARA PEMBERIAN FASILITAS PAJAK PERTAMBAHAN
NILAI TIDAK DIPUNGUT ATAS PENYERAHAN BARANG KENA
PAJAK TERTENTU YANG BERSIFAT STRATEGIS DAN TATA CARA
PEMBAYARAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TIDAK DIPUNGUT
YANG TELAH DIBERIKAN SERTA PENGENAAN SANKSI
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR
267/PMK.010/2015 TENTANG KRITERIA DAN/ ATAU RINCIAN
TERNAK,
BAHAN PAKAN UNTUK PEMBUATAN PAKAN TERNAK DAN
PAKAN IKAN YANG ATAS IMPOR DAN/ATAU PENYERAHANNYA
DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
TATA CARA PEMBERIAN FASILITAS DIBEBASKAN DARI
PENGENAAN
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS IMPOR DAN/ATAU
PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK TERTENTU YANG
BERSIFAT STRATEGIS DAN TATA CARA PEMBAYARAN PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI
BARANG KENA PAJAK TERTENTU YANG BERSIFAT STRATEGIS
YANG TELAH DIBEBASKAN SERTA PENGENAAN SANKSI
KRITERIA DAN/ATAU RINCIAN TERNAK, BAHAN PAKAN
UNTUK PEMBUATAN PAKAN_TERNAK DAN PAKAN IKAN YANG
ATAS IMPOR DAN/ATAU PENYERAHANNYA DIBEBASKAN DARI
PENGENAAN
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
BATASAN HARGA JUAL UNIT HUNIAN RUMAH SUSUN
SEDERHANA MILIK DAN PENGHASILAN BAGI ORANG PRIBADI
YANG MEMPEROLEH UNIT HUNIAN RUMAH SUSUN
SEDERHANA MILIK
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR
162/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT
KETERANGAN BEBAS PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN
PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH KEPADA
PERWAKILAN NEGARA ASING DAN BADAN INTERNASIONAL
SERTA PEJABATNYA
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR
106/PMK.010/2015 TENTANG JENIS BARANG KENA PAJAK YANG
TERGOLONG MEWAH SELAIN KENDARAAN BERMOTOR YANG
DIKENAI PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH
12
UNDANG-UNDANG, PERATURAN PEMERINTAH DAN PERATURAN MENTERI
KEUANGAN MENGENAI BEA MATERAI
No Nomor Dokumen Perihal
1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK BEA METERAI
INDONESIA NOMOR 13 TAHUN
1985
2 PERATURAN PEMERINTAH PERUBAHAN TARIF BEA METERAI DAN BESARNYA BATAS
REPUBLIK INDONESIA NOMOR PENGENAAN HARGA NOMINAL YANG DIKENAKAN BEA
24 TAHUN 2000 METERAI
3 PERATURAN MENTERI TATA CARA PEMETERAIAN KEMUDIAN
KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR
70/PMK.03/2014
4 PERATURAN MENTERI BENTUK, UKURAN DAN WARNA BENDA METERAI
KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR
65/PMK.03/2014

13