Anda di halaman 1dari 15

Pemanfaatan mikroorganisme

Pengembangan sebagai
Inovasi Pertanian 2(3),probiotik ...
2009: 177-191 177

PEMANFAATAN MIKROORGANISME SEBAGAI


PROBIOTIK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI
TERNAK UNGGAS DI INDONESIA1)
I Putu Kompiang
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
Jalan Raya Pajajaran Kav. E-59, Bogor 16143

PENDAHULUAN pupuk organik. Namun, pemanfaatannya


berubah menjadi pupuk utama dan pupuk
Perkembangan dan kemajuan suatu organik sebagai suplemen. Bahkan sering
masyarakat tidak terlepas dari kemajuan dijumpai pupuk anorganik digunakan
dan perkembangan pertanian sebagai sebagai pupuk tunggal dan pupuk organik
penghasil pangan. Sejalan dengan revo- hampir tidak digunakan. Hal ini mengaki-
lusi industri pada tahun 1930-an dan diikuti batkan berubahnya komposisi mikro-
dengan revolusi hijau pada tahun 1950-an, organisme dan menurunnya kandungan
jumlah penduduk dunia berkembang pesat. bahan organik dalam tanah, yang ber-
Jumlah penduduk Indonesia dalam kurun dampak pada penurunan kualitas tanah
waktu 50 tahun terakhir bertambah lebih dan produktivitasnya.
dari tiga kali lipat, dari 60-an juta menjadi Penelitian rumah kaca yang dilakukan
sekitar 200-an juta. Hal ini dapat terjadi Suratmini et al. (2002) menunjukkan bahwa
karena berbagai hal, salah satunya adalah penambahan mikroba tanah Bacillus sp.
peningkatan produksi pertanian melalui dapat meningkatkan kuantitas maupun
penerapan berbagai teknologi yang dimo- kualitas produksi rumput Panicum
tori oleh revolusi industri dan revolusi hi- maximum. Verifikasi di lapangan mem-
jau, seperti teknologi budi daya, bibit ung- berikan hasil serupa (Sajimin et al. 2000).
gul, pupuk anorganik, bahan anorganik Uji coba di rumah kaca dengan meng-
pemacu pertumbuhan, serta dapat diatasi- gunakan tanaman jagung juga memberi
nya berbagai kendala seperti hama, pe- hasil serupa, yaitu hasil meningkat sampai
nyakit, dan cekaman lingkungan. 20% dengan menambahkan mikroba tanah,
Misused atau abused dalam penerapan walaupun takaran urea dikurangi 50% dari
teknologi akan memberikan dampak yang standar yang direkomendasikan. Di
negatif. Pupuk anorganik urea, misalnya, samping itu, mutu jagung yang dihasilkan
semula dikembangkan sebagai suplemen lebih baik, kandungan protein jagung
meningkat dari 7,8% menjadi 9,2%. Dengan
kata lain, terjadi perbaikan ganda, yakni
dalam kuantitas maupun kualitas.
Tersedianya teknologi budi daya, bibit
1)
Naskah disarikan dari bahan Orasi Profesor
unggul, dan pakan yang memadai secara
Riset yang disampaikan pada tanggal 4 Mei
2006 di Bogor. kualitatif maupun kuantitatif, menyebabkan
178 I Putu Kompiang

budi daya ternak dan ikan berkembang 13,7% dari total antibiotik di bidang pe-
lebih intensif. Pada usaha intensif, pakan ternakan adalah sebagai pemacu pertum-
merupakan biaya tertinggi, dapat mencapai buhan. Penggunaan antibiotik sebagai
70% atau lebih dari total biaya produksi. pemacu pertumbuhan (antibiotic growth
Oleh karena itu, berbagai penelitian di- promotor, AGP) pada peternakan mulai
lakukan untuk meningkatkan efisiensi berkembang pada tahun 1950-an. Pada saat
penggunaan pakan atau mencari bahan itu, produksi antibiotik sudah mulai efisien
baku pakan yang lebih murah. Upaya sehingga secara ekonomi dapat digunakan
tersebut antara lain meliputi: untuk peternakan. AGP dapat mening-
1. Mempelajari kebutuhan nutrisi ternak katkan produktivitas ternak, menekan
sehingga bisa diformulasikan pakan angka kematian, dan memperbaiki efisiensi
yang sesuai dengan kebutuhannya. penggunaan pakan. Jenis antibiotik yang
2. Meningkatkan kandungan nutrisi dan digunakan sebagai AGP antara lain adalah
kecernaan bahan baku yang berkuali- zinc-bacitracine, monensin, chloroxy-
tas rendah. Pada onggok atau ampas tetracycline, virginiamycine, benzyl
dari produksi tapioka, proses fermen- penicillin, dan tetracycline (Yeo dan Kim
tasi padat dapat meningkatkan kan- 1997; Greitzer dan Leitgeb 1998).
dungan protein onggok yang kurang Mekanisme kerja AGP belum ada
dari 3% menjadi lebih dari 18% (Kom- kesepakatan. Pemberian AGP tidak ber-
piang et al. 1995a, 1995b). pengaruh pada ternak yang bebas mikroba
3. Menghilangkan antinutrisi yang ter- (germ-free animal). Pada unggas, peng-
dapat dalam bahan baku pakan, seperti aruh AGP bergantung pada tingkat sanitasi
pemanasan (steaming) kedelai untuk peternakan. Dampaknya makin nyata pada
menghancurkan antitripsin. peternakan yang sanitasinya kurang baik.
4. Meningkatkan efisiensi penggunaan Dengan demikian, diperkirakan penekanan
pakan (feed conversion ratio, FCR), populasi mikroba dalam usus merupakan
antara lain dengan menambahkan salah satu cara kerja AGP dalam memacu
berbagai imbuhan pakan seperti enzim pertumbuhan atau produksi.
dan antibiotik. AGP juga ikut terserap dengan nutrien
dan tertimbun pada daging, telur atau
Dari keempat cara tersebut, tiga cara susu, sehingga secara tidak langsung
terakhir banyak dilakukan Balai Penelitian konsumen juga mendapatkan antibiotik
Ternak. dalam jumlah yang rendah. Para ahli
kesehatan masyarakat memperkirakan
penggunaan antibiotik pada level sub-
IMBUHAN PAKAN UNTUK therapeutic sebagai AGP, kemungkinan
MENINGKATKAN EFISIENSI besar merupakan penyebab berkembang-
PENGGUNAAN PAKAN nya populasi bakteri yang resisten ter-
hadap antibiotik. Akibatnya, penggunaan
Dari berbagai jenis imbuhan pakan, yang antibiotik sebagai terapi tidak efektif. Hal
paling banyak digunakan pada skala ko- ini menjadi alasan makin ketatnya regulasi
mersial adalah subtherapeutical, phar- penggunaan antibiotik sebagai AGP dan
maceutical-type antibiotics sebagai diperkirakan penggunaannya sebagai AGP
growth (egg) promotor. Diperkirakan akan dilarang secara menyeluruh.
Pemanfaatan mikroorganisme sebagai probiotik ... 179

Dengan adanya dampak negatif peng- Metschnikoff pada tahun 1908 adalah
gunaan AGP, para peneliti menganjurkan orang yang pertama kali mengadvokasi
untuk melarang penggunaan AGP. Di konsumsi bakteri asam laktat untuk me-
beberapa negara maju, penggunaan AGP ngontrol autointoksikasi yang disebab-
sudah dilarang. Upaya mencari peng- kan oleh perubahan imbangan mikrobiota
gantinya difokuskan pada bahan-bahan dalam usus serta untuk mencegah dan
alami, seperti mikroba maupun hasil mengobati berbagai penyakit. Namun, de-
metabolitnya berupa asam-asam organik. ngan pecahnya Perang Dunia I dan me-
Penggunaan bahan-bahan alami diharap- ninggalnya Metschnikoff pada tahun 1916,
kan dapat menurunkan atau meniadakan perhatian terhadap probiotik, kumpulan
dampak negatif tanpa menurunkan kinerja mikroba yang menguntungkan, meng-
ternak. Kelompok mikroorganisme yang hilang, dan baru pada akhir tahun 1920-an
menguntungkan ini diberi nama probiotik. perhatian mulai timbul kembali dengan
penelitian yang lebih rinci sampai per-
cobaan tingkat klinik pada manusia
PERKEMBANGAN PROBIOTIK (Rettger dan Chepalin 1921; Rettger et al.
1935; Kopeloff 1926 dalam Fuller 1989).
Jasa mikroorganisme sebenarnya telah Kegiatan ini pun kemudian diinterupsi oleh
banyak dimanfaatkan manusia sejak lama. Perang Dunia II, dan baru pada tahun 1950-
Berdasarkan gambar-gambar pada dinding an dilakukan lagi dan yang paling penting
dalam goa dari zaman purba, telah ada oleh kelompok Fretter (1955, 1956).
indikasi yang kuat bahwa bangsa Sumaria Sampai saat ini, telah disepakati bahwa
pada tahun 2500 sebelum Masehi, telah mikrobiota dari sistem pencernaan meru-
mempunyai kebiasaan menambahkan pakan satu sistem ekologi yang sangat
inokulum pada susu untuk menstimulasi esensial untuk kesehatan. Keseimbangan
fermentasi, dan kebiasaan tersebut masih ekologi tersebut selalu mendapat tekanan
dilakukan sampai sekarang (Kroger et al. dari berbagai faktor, yang sering memberi
1989). kesempatan bagi mikroba yang kurang
Hampir semua bangsa di dunia mem- atau tidak diharapkan untuk berkembang
punyai makanan tradisional, yang pembu- biak sehingga memberikan dampak negatif
atannya atau pengawetannya menggu- bagi kesehatan maupun kinerja ternak.
nakan mikroba. Pada umumnya, mereka Disepakati bahwa pengobatan dengan
menggunakan bakteri asam laktat saja atau antibiotik akan mengganggu stabilitas
dikombinasikan dengan mikroba lainnya. ekologi mikrobiota usus, sehingga menu-
Di Indonesia, makanan yang disiapkan runkan pertumbuhan dan daya tahan
menggunakan mikroba antara lain adalah terhadap infeksi, terutama setelah pengo-
tape, asinan, bakasang, tempe, dan oncom. batan dihentikan.
Dengan demikian, konsumsi mikroba dalam Penelitian Metschnikoff dapat diang-
bentuk hidup maupun metabolitnya untuk gap sebagai awal pemanfaatan mikroba
kesehatan telah dilakukan oleh manusia untuk kesehatan. Namun, pada saat itu
sejak zaman dahulu. Namun apakah mereka kurang mendapat sambutan karena pada
sadar atau mengetahui manfaat mengon- saat yang sama juga ditemukan antibiotik
sumsinya, tidak diketahui dengan pasti. neomisin, yang daya kerjanya jauh lebih
180 I Putu Kompiang

cepat dari probiotik untuk mengatasi hadap keseimbangan mikrobiota da-


infeksi sistem pencernaan. Sistem pencer- lam sistem pencernaan (Parker 1974).
naan berperan vital dalam ekstraksi nutrien
dari pakan dan penyerapannya untuk da- Probiotik adalah mikroorganisme hi-
pat digunakan oleh sel tubuh. Kunci utama dup yang bila dikonsumsi oleh inang
yang terjadi dalam sistem pencernaan akan memberikan pengaruh yang
adalah kemampuannya untuk mencerna menguntungkan baginya dengan
pakan yang memungkinkan nutrien ter- memperbaiki lingkungan mikrobiota
sebut diserap tubuh. yang ada dalam sistem pencernaan
Pencernaan merupakan proses kimiawi (Fuller 1989).
dan fermentasi oleh mikrobiota yang ada
di dalam usus. Interaksi antara mikrobiota Dari berbagai definisi tersebut, penulis
dan nutrisi sangat kompleks. Mikrobiota mengartikan probiotik sebagai mikroba
dapat mempengaruhi pencernaan dan hidup atau sporanya yang dapat hidup
penyerapan nutrien. Produk hasil meta- atau berkembang dalam usus; dan dapat
bolisme mikroba juga merupakan nutrien menguntungkan inangnya baik secara
atau mempengaruhi kesehatan inangnya. langsung maupun tidak langsung dari hasil
Dengan kata lain, keseimbangan mikroba metabolitnya. Substrat dapat mengubah
dalam sistem pencernaan berperan penting mikroekologi usus sedemikian rupa sehing-
bagi kesehatan, kecernaan pakan, dan ga mikroba yang menguntungkan dapat
efisiensi produksi. berkembang dengan baik. Akhir-akhir ini,
Kumpulan mikroba yang menguntung- probiotik diberi istilah prebiotik, dan
kan diberi istilah probiotik, satu kata yang kombinasi antara probiotik dan prebiotik
berasal dari kata Yunani yang berarti untuk diberi nama sinbiont.
kehidupan. Di antara para peneliti terdapat Probiotik, mikroba yang menguntung-
sedikit perbedaan pendapat mengenai apa kan, adalah mikroba yang dapat memper-
saja yang dapat disebut sebagai probiotik, baiki mikroekologi usus yang berdampak
antara lain: positif terhadap kesehatan inang. Timbul
pertanyaan, apakah mungkin mengem-
Probiotik adalah suatu senyawa yang bangkan probiotik atau prebiotik untuk
dihasilkan oleh suatu mikroorganis- ternak. Dalam rumen ternak ruminansia,
me yang dapat memacu pertumbuhan dijumpai berbagai jenis mikroba yang
mikroorganisme lainnya, jadi meru- membantu pencernaan. Dengan lain kata,
pakan kebalikan dari antibiotik (Lilly ternak secara alami telah memanfaatkan
dan Stillwell 1965). bantuan mikroba dalam pencernaannya,
dan oleh karenanya mereka telah meng-
Probiotik adalah ekstrak dari ja- gunakan probiotik. Ternak mampu meman-
ringan yang dapat menstimulasi per- faatkan serat kasar karena adanya mikroba
tumbuhan mikroorganisme (Sperti dalam rumen yang mampu memecahnya
1971). menjadi senyawa sederhana yang kemu-
dian diserap tubuh. Pada ternak non-
Probiotik adalah organisme dan sub- ruminansia seperti unggas, dalam ususnya
strat yang mempunyai pengaruh ter- juga dijumpai berbagai mikroba, baik yang
Pemanfaatan mikroorganisme sebagai probiotik ... 181

menguntungkan maupun yang merugikan sebagai imbuhan pakan untuk menggan-


atau patogen (Tabel 1). Namun dalam usus tikan AGP yang diketahui mempunyai
ayam hanya sedikit dijumpai mikroba yang dampak negatif, baik bagi ternak rumi-
mampu mendegradasi serat kasar, sehing- nansia, nonruminansia, perikanan maupun
ga ternak kurang dapat memanfaatkan manusia.
serat sebagai sumber energi atau nutrien Prospek penggunaan probiotik pada
seperti halnya ternak ruminansia. sapi, unggas, dan babi telah banyak diulas
Adanya mikroba yang menguntungkan (Barrow 1992; Goldin dan Gorbach 1992;
yang secara alami ada dalam usus memberi Jonsson dan Conway 1992; Wallace dan
peluang (kemungkinan) untuk mengisolasi Newbold 1992; Huber 1997). Dalam upaya
dan memperbanyaknya, yang kemudian mengembangkan probiotik untuk unggas,
diintroduksi kembali ke sistem pencernaan bila dominasi mikroba yang menguntung-
serta dipakai sebagai probiotik. Agar kan dapat dicapai, diharapkan kinerja ayam
probiotik efektif, mikroorganisme tersebut akan lebih baik. Penambahan kultur
harus dapat aktif dalam berbagai kondisi Lactobacillus (Yeo dan Kim 1997; Jin et
lingkungan yang berbeda dan tetap hidup al. 1998), Saccharomyces cerevisiae (Najib
dalam berbagai bentuk. Mikroba tersebut 1996), Streptococcus faecium (Angelo-
harus memenuhi beberapa kriteria, antara vicova 1996) pada ransum mempunyai
lain: (1) dapat diproduksi secara massal; dampak positif terhadap pertumbuhan,
(2) tetap stabil dan viable dalam waktu lama produksi telur, dan efisiensi penggunaan
dalam kondisi penyimpanan dan di lapang; pakan. Kumprecht dan Zobac (1998) juga
(3) dapat bertahan hidup (akan lebih baik melaporkan bahwa penambahan kultur S.
kalau dapat tumbuh) di dalam saluran cerevisiae dan Enterococcus faecum pada
pencernaan; dan (4) memberikan dampak ransum dapat mencukupi sebagian kebu-
yang menguntungkan pada inang. Bertitik tuhan ayam akan vitamin B.
tolak dari pemikiran tersebut, banyak pe- Beberapa mikroba yang mempunyai
nelitian dilakukan untuk mengkaji peluang potensi sebagai probiotik antara lain adalah
penggunaan mikroba atau metabolitnya Lactobacillus acidophilus, L. casei, L.

Tabel 1. Kandungan mikroba utama yang viable pada saluran pencernaan ayam (Log10 median 5-7
ayam).

Mikroba Tembolok Ampela Usus Sekum Feses

E. coli 1,7 - 2,0 5,6 611


Clostridia - - - 9,0 2,0
Enterococci 4,0 3,7 4,0 6,7 6,5
Lactobacilli 8,7 7,3 8,2 8,7 8,5
Yeast 2,7 - 1,7 2,0 1,7
Nonsporing obligate anaerobe - - - - 10,1
Anaerobe streptococci - - - - 10,0

Sumber: Smith (1965).


182 I Putu Kompiang

fermentum, L. plantarum, L. salivarius, L. 1. Bersifat aerob fakultatif sehingga


reuteri, L. delbrueckti, L. lactis, L. diharapkan mampu hidup dan ber-
cellobiosus, L. brevis, Aspergillus oryzae, kembang dalam usus ternak, dan untuk
Bifidobacterium longum, B. pseudolo- memproduksinya memerlukan peralat-
gum, B. bifidum, B. suis, B. thermophilum, an yang sederhana.
Bacillus subtilis, Enterococcus faecum, 2. Berspora sehingga penyimpanannya
Saccharomyces cerevisiae, Streptococcus lebih sederhana, dan tetap viable pada
faecium, dan S. intermedius. saat proses pembuatan pakan.
3. Menghasilkan enzim pencernaan se-
perti protease dan amilase yang dapat
PENGEMBANGAN PROBIOTIK membantu pencernaan, serta mempro-
UNTUK UNGGAS duksi asam-asam lemak rantai pendek
yang mempunyai sifat antimikroba.
Pada tahun 1999-2000, Balai Penelitian
Ternak mulai mengembangkan probiotik Dari berbagai mikroba yang diisolasi,
untuk unggas (ayam). Untuk memperoleh yang dijadikan kandidat sebagai probiotik
kandidat probiotik, dilakukan isolasi adalah B. apiarius. Uji coba di labo-
mikroba dari ayam ras yang mendapat ratorium dengan menggunakan ayam ras
pakan komersial yang kemungkinan besar menunjukkan bahwa kultur B. apiarius
mengandung AGP, dan ayam kampung yang diberikan melalui air minum maupun
yang kemungkinan besar tidak memperoleh pakan, efektif menggantikan AGP, baik
AGP. Mikroba dari dalam usus ayam dipilih untuk ayam pedaging maupun petelur
dengan harapan mikroba tersebut meru- (Kompiang et al. 2002, 2004). Pemberian
pakan mikroba indigenous, sehingga B. apiarius secara nyata meningkatkan
berpeluang dapat tumbuh dan berkembang produksi, memperbaiki FCR, dan menekan
dalam usus ayam. Dari isolat yang diper- mortalitas (Tabel 2). Laporan senada di-
oleh, perhatian difokuskan pada Bacillus sampaikan oleh Arslan dan Saattci (2004)
sp. karena bakteri tersebut memiliki bebe- dengan menggunakan burung puyuh.
rapa sifat sebagai berikut:

Tabel 2. Pengaruh Bacillus apiarius terhadap penampilan ayam petelur.

Kultur Bacillus sp.


Parameter AGP S.EM
B. apiarius campuran

Konsumsi pakan (g/ekor/hari) 123,50 128,50 122,10 2,45


Persentase produksi harian (% HD) 77,83 88,75 88,58 1,85
Total produksi telur 4,85 5,82 5,64 0,21
(kg/ekor/16 minggu)
Bobot telur (g/butir) 55,58 58,52 56,35 1,78
Rasio konversi pakan 2,86 2,48 2,43
Mortalitas (ekor/400 ekor) 20 9 5

Sumber: Kompiang et al. (2004)


Pemanfaatan mikroorganisme sebagai probiotik ... 183

Kemampuan Hidup Bacillus sp. Begitu pula halnya dengan aktivitas enzim
dalam Saluran Pencernaan amilase meningkat dari 58,92 IU menjadi
69,50 IU (Sjofjan 2003). Sumber enzim ini
Dari observasi tersebut timbul pertanyaan belum jelas, apakah diproduksi ayam itu
mengenai mekanisme kerja kultur B. sendiri atau hasil ekskresi Bacillus sp.
apiarius, apakah yang berfungsi mikro- Bacillus sp. diketahui merupakan peng-
banya atau metabolitnya. Untuk itu, per- hasil protease yang baik, sehingga banyak
kembangan jumlah Bacillus sp. dalam sa- protease komersial yang diproduksi de-
luran pencernaan diteliti. Jumlah Bacillus ngan menggunakan Bacillus sp.
dalam tembolok mencapai 3,2 x 108 coloni Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
forming unit (CFU)/ml, dalam ampela me- probiotik juga mempengaruhi anatomi
nurun menjadi 2,8 x 107 CFU/ml, kemudian usus. Secara makroskopis, usus ayam men-
dalam usus halus meningkat menjadi 8,2 x jadi lebih panjang, dan secara mikroskopis
109 CFU/ml, dalam kloaka menurun menja- probiotik mempengaruhi densitas dan
di 5,7 x 107 CFU/ml, dan dalam feses me- panjang villi. Ayam yang memperoleh
nurun lagi menjadi 2,4 x 104 CFU/ml (Sjofjan Bacillus sp. mempunyai villi yang lebih
2003). Dari observasi ini dapat disimpulkan panjang (78,12 um vs 46,14 um) dan
bahwa Bacillus sp. mampu berkembang densitas lebih padat (16,25 vs 12,00/10 cm2)
dalam saluran pencernaan ayam sehingga daripada ayam yang memperoleh AGP.
memenuhi salah satu kriteria sebagai pro- Dengan kata lain, luas permukaan usus
biotik. untuk menyerap nutrien lebih luas pada
ayam yang memperoleh probiotik Bacillus
sp. dibandingkan dengan yang mendapat
Probiotik dan FCR AGP (Sjofjan 2003; Winarsih 2005).
Perbaikan FCR pada ayam yang mem-
Perbaikan FCR pada ayam yang memper- peroleh probiotik Bacillus sp. kemung-
oleh probiotik juga dilaporkan oleh banyak kinan besar karena kecernaan bahan pakan
peneliti (Yeo dan Kim 1997; Denli et al. lebih sempurna. Hal tersebut tercermin dari
2003; Arslan dan Saattci 2004). Perbaikan meningkatnya aktivitas (kandungan) enzim
FCR menunjukkan bahwa kecernaan dan pencernaan dan penyerapannya lebih
absorbsi pakan lebih baik. Suplementasi sempurna dengan makin luasnya area
E. facium pada pakan ayam akan mening- absorpsi.
katkan kecernaan selulosa. Sjofjan (2003) Dari segi biaya produksi, perbaikan
melaporkan bahwa kecernaan protein me- FCR 10% berarti penekanan biaya sekitar
ningkat dari 65,7% menjadi 71,5% dan kan- 7% dari total biaya. Dengan lain kata,
dungan energi termetabolis pakan mening- dengan modal yang sama, produksi dapat
kat dari 2.558 kkal/kg menjadi 2.601 kkal/ meningkat sampai 7%, yang merupakan
kg pada ayam yang memperoleh probiotik nilai yang cukup signifikan.
Bacillus sp. dibandingkan dengan kontrol
yang memperoleh AGP. Peningkatan terse-
but kemungkinan besar berkaitan erat de- Probiotik dan Mikroflora Usus
ngan meningkatnya aktivitas enzim pro-
tease pada usus halus menjadi 5,28 IU, le- Pada penggunaan AGP, populasi mikroba
bih tinggi dari kontrol yang hanya 1,82 IU. secara menyeluruh ditekan, sedangkan
184 I Putu Kompiang

pada penambahan probiotik, komposisi yang kuat dengan dinding usus, mencegah
mikroflora usus kemungkinan berubah kolonisasi usus oleh mikroba patogen,
sehingga jumlah mikroba yang mengun- sehingga kesempatan Salmonella untuk
tungkan meningkat. Jin et al. (1996) me- menempel pada usus jauh berkurang. De-
laporkan bahwa ayam pedaging yang di- ngan demikian, Salmonella hanya berada
beri probiotik B. subtilis atau kultur dalam lumen dan akan dikeluarkan bersama
laktobasilus, kandungan laktobasilusnya feses.
dalam usus, yang diketahui mempunyai Percobaan in vitro menunjukkan bah-
pengaruh baik terhadap kesehatan, lebih wa kultur Bacillus dapat menekan per-
tinggi dari yang memperoleh AGP. Begitu kembangan Salmonella. Bacillus sp. da-
pula pada ayam petelur, Sjofjan (2003) me- pat menghasilkan asam-asam organik
laporkan peningkatan kandungan lakto- rantai pendek seperti asam asetat, butirat,
basilus pada ayam yang diberi probiotik propionat, dan asam laktat. Asam-asam
campuran Bacillus sp. Pada saat yang organik rantai pendek diketahui mempu-
sama, kandungan E. coli menurun dan nyai sifat antimikroba dan digunakan dalam
Salmonella sp. tidak terdeteksi. produksi silase ikan secara kimiawi untuk
Percobaan pada itik dengan menggu- mencegah pembusukan (Kompiang 1979,
nakan B. circulan sebagai probiotik juga 1981; Kompiang dan Ilyas 1981).
tidak mendeteksi adanya Salmonella sp. Asam organik secara luas digunakan
pada usus maupun telur (Manin 2003). di Eropa untuk menghambat pertumbuhan
Pada percobaan di mana ayam yang mem- bakteri patogen, seperti Salmonella dalam
peroleh kultur Bacillus sp. ditantang de- bahan baku pakan maupun pakan jadi.
ngan Salmonella, ternyata dalam waktu 2 Asam organik dapat melewati dinding sel
minggu pascainfeksi, Salmonella tidak bakteri dalam bentuk tidak terdisosiasi.
terdeteksi dalam sekumnya. Pada ayam Begitu ada di dalam sel, asam tersebut akan
kontrol, sampai minggu keempat masih berdisosiasi menghasilkan ion H+ yang
terdeteksi adanya Salmonella (Kompiang akan menurunkan pH sel, sehingga bakteri
et al. 2004). Penambahan mikroorganisme tersebut akan menggunakan energinya
juga dapat mencegah berbagai penyakit, untuk mengembalikan keseimbangan yang
seperti diare pada babi dengan penambah- normal. Sebaliknya, radikal anion RCOO-
an B. cereus (Zani et al. 1998). Gilberg et akan mengganggu DNA dan sintesis pro-
al. (1997) juga melaporkan bahwa suple- tein sehingga organisme tersebut menjadi
mentasi pakan dengan bakteri asam laktat stres dan tidak mampu bereplikasi (Nursey
dapat meningkatkan daya tahan Atlantic 1997). Nilai keasaman yang lebih rendah
cod (Gadus morhua) terhadap serangan akan melindungi ternak dari infeksi, teruta-
vibrio. ma pada ternak muda. Perbaikan penam-
Menurun atau tereliminasinya mikroba pilan ayam yang diberi asam organik tidak
patogen mungkin merupakan salah satu sebesar pada babi (Patten dan Waldroup
penyebab membaiknya penampilan ayam 1988; Thompson dan Hinton 1997). Efek-
yang diberi probiotik. Mekanisme kultur tivitas asam organik pada ayam kemung-
Bacillus sp. dalam mengeliminasi Salmo- kinan juga bergantung pada komposisi
nella dan patogen lainnya belum jelas. pakan dan buffering capacity-nya.
Winarsih (2005) melaporkan bahwa di Asam organik juga dapat menurunkan
dalam usus, Bacillus sp. melakukan adhesi produksi toksin oleh bakteri dan meng-
Pemanfaatan mikroorganisme sebagai probiotik ... 185

ubah morfologi dinding usus dan mengu- halnya penggunaan AGP, kelihatannya
rangi kolonisasi bakteri patogen (Lang- dipengaruhi oleh sanitasi di peternakan.
hout 2000). Dengan kemampuan asam Pada peternakan komersial dan sanitasinya
organik mengeliminasi Salmonella dari baik, dampak kultur Bacillus sp. lebih kecil
saluran pencernaan, perlu dilakukan dibanding di peternakan rakyat yang
pengkajian mengenai peluang asam orga- sanitasinya relatif lebih buruk (Tabel 3).
nik tersebut digunakan sebagai pengendali Dampak probiotik yang bervariasi di
Salmonella di lapang, mengingat sampai berbagai lokasi atau sistem pemeliharaan
saat ini belum ada cara yang efektif untuk dimungkinkan, karena probiotik bukan
mengendalikannya. Infeksi Salmonella merupakan faktor tunggal, tetapi banyak
subklinis merupakan salah satu kendala faktor yang mempengaruhi kinerjanya.
yang sukar ditanggulangi dan menyebab- Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
kan kerugian yang cukup besar. probiotik antara lain adalah: (1) komposisi
mikrobiota inang, (2) cara pemberian pro-
biotik, (3) umur dan jenis inang, serta (4)
Uji Coba (Verifikasi) Probiotik kualitas dan jenis probiotik yang digu-
di Lapang nakan.

Walaupun pemberian probiotik dalam ska-


la kandang percobaan di Balai Penelitian Komposisi Mikrobiota Inang
Ternak memberikan respons yang memu-
askan, hasil yang sama belum tentu akan Kinerja ternak seperti diuraikan di atas
diperoleh di lapang. Oleh karena itu, dipengaruhi oleh komposisi mikrobiota
probiotik, kultur Bacillus sp. yang telah dalam ususnya. Oleh karena itu, agar pro-
diuji coba di laboratorium perlu diuji biotik mempunyai dampak, mikrobiota
(diverifikasi) di lapangan. Uji coba secara pada usus harus mengandung mikroba
multilokasi (tingkat manajemen) dan yang mempunyai dampak negatif terhadap
multitahun memberikan hasil yang sama inangnya, misalnya mikroba yang menekan
dengan uji coba di kandang percobaan. pertambahan bobot hidup. Bila mikroba
Namun, dampaknya bervariasi, bergan- semacam itu tidak ada maka penambahan
tung pada lokasi. Besarnya dampak, seperti probiotik tidak ada atau kurang manfaat-

Tabel 3. Penampilan ayam pedaging yang diberi kultur Bacillus apiarius di berbagai
lokasi.

Peternakan Peternakan
Peubah Perlakuan
komersial rakyat

Mortalitas Kontrol 2,60 5,50


Kultur B. apiarius 1,90 2,80
Konversi Kontrol 1,53 1,78
pakan Kultur B. apiarius 1,51 1,65
PBBb Kontrol 1.385 -
Kultur B. apiarius 1.490 -
186 I Putu Kompiang

nya. Kenyataan ini juga berlaku pada Kompiang (2000) melaporkan bahwa pa-
penggunaan antibiotik sebagai pemacu da ayam petelur, pengaruh pemberian pro-
pertumbuhan. biotik masih terdeteksi sampai 2 minggu
Walaupun dalam mikrobiota usus ter- setelah pemberian dihentikan.
dapat berbagai jenis mikroba, probiotik
tidak harus mengandung kesemuanya,
karena ternak kemungkinan hanya keku- Umur dan Jenis Inang
rangan satu atau beberapa strain saja.
Pada ayam, misalnya, diperlukan sekitar 48 Komposisi mikrobiota pada usus ternak
strain untuk dapat melindunginya dari terus berubah dengan bertambahnya umur.
serangan Salmonella (Mead dan Impey Pada umumnya, probiotik akan lebih efektif
1987). Penambahan laktobasilus akan bila diberikan pada ternak yang masih
meningkatkan daya tahan ayam terhadap muda. Pemberian probiotik pada babi
serangan Salmonella. Namun demikian, periode stater menunjukkan respons yang
bila hanya ada laktobasilus, kolonisasi lebih baik dibandingkan pada stadia
Salmonella sulit dicegah. Dengan demiki- finisher (Pollman et al. 1980). Begitu pula
an, apakah probiotik mengandung mikro- pada sapi perah. Kebiasaan mengubah
ba yang benar atau tidak, sesuai dengan jenis pakan yang sering dilakukan meng-
kebutuhan, bergantung pada jenis mikroba ikuti umur ternak juga dapat mengubah
yang tidak dimiliki ternak. komposisi mikrobiota dalam usus, yang
selanjutnya akan mempengaruhi pembe-
rian probiotik dengan kandungan mikroba
Cara Pemberian yang sama.

Penggunaan probiotik yang sama kemung-


kinan akan memberi hasil yang berbeda Kualitas dan Jenis Probiotik yang
pada lokasi yang berlainan bila cara Digunakan
pemberiannya berbeda, seperti diberikan
secara terus-menerus atau dengan meng- Viabilitas probiotik sangat berpengaruh
gunakan dosis tunggal. Sampai saat ini pada hasil penggunaannya. Pada perco-
belum diketahui dosis probiotik minimal baan atau aplikasi di lapang, sangat jarang
yang efektif. Beberapa percobaan menun- dilakukan verifikasi untuk mengetahui
jukkan bahwa pengaruh probiotik biasa- apakah kandungan probiotik yang digu-
nya akan cepat atau lambat hilang setelah nakan sesuai dengan yang tertera pada
pemberiannya dihentikan. Dalam perco- label, baik jumlah maupun strain mikro-
baan pada tikus dan manusia, pengaruh banya. Hasil yang kurang memuaskan
probiotik segera hilang setelah pemberi- kemungkinan besar dapat terjadi karena
an probiotik dihentikan (Cole dan Fuller viabilitas mikroba tidak sebaik yang tertera
1984; Goldin dan Gorbach 1984). Pada ba- pada label. Di samping itu, mikroba dari
bi dan ayam, mikroorganisme probiotik spesies yang sama namun beda strain,
tidak dapat lagi diisolasi dari perutnya kemungkinan mempunyai efektivitas yang
setelah 7 hari pemberian probiotik dihen- berbeda. Barrow et al. (1980) melaporkan
tikan (Johnson 1986; Votava et al. 1987). bahwa pada babi, strain streptokokus dan
Pemanfaatan mikroorganisme sebagai probiotik ... 187

laktobasilus yang paling efektif adalah terol pada burung puyuh, namun kadar gula
yang diisolasi dari babi itu sendiri. Uji secara nyata lebih rendah. Afriani (2003)
verifikasi di lapangan memberikan hasil melaporkan kandungan kolesterol pada
yang senada dengan di laboratorium, ayam pedaging yang diberi probiotik
bahkan dampaknya lebih besar, terutama Bacillus sp. (83,83 mg/100 ml plasma) atau
pada peternakan rakyat. Ini berarti peng- S. cerevisiae (82,50 mg/100 m1 plasma)
gunaan probiotik dapat meningkatkan lebih rendah dari kontrol yang memperoleh
produktivitas ternak dan pendapatan AGP (109,33 mg/100 ml plasma). Pemberi-
peternak kecil. an probiotik juga dapat menurunkan kan-
dungan kolesterol pada kuning telur.
Sjofjan (2003) melaporkan kandungan
Probiotik dan Mutu Produk kolesterol telur ayam yang diberi probio-
tik Bacillus sp. (3,34 mg/100 g kuning te-
Penghentian penggunaan antibiotik seba- lur) lebih rendah dari kontrol yang mem-
gai pemacu pertumbuhan akan menghi- peroleh AGP (4,58 mg/100 g kuning telur).
langkan residu antibiotik pada produk Mekanisme penurunan kandungan koles-
ayam seperti telur dan daging. Demikian terol pada plasma maupun kuning telur
pula kemungkinan berkembangnya mikro- belum diketahui. Kemungkinan mikroba
ba yang resisten terhadap antibiotik dapat probiotik memanfaatkan kolesterol yang
diperkecil atau ditiadakan. Dengan hilang- ada dalam pakan untuk metabolismenya
nya residu antibiotik dalam daging maupun sendiri sehingga jumlah kolesterol yang
telur maka produk ternak tersebut aman tersedia untuk inangnya menurun.
untuk dikonsumsi, suatu hal yang sangat Pemberian probiotik berdampak positif
penting bagi kesehatan masyarakat. terhadap mutu daging maupun telur
Seperti diuraikan di atas, probiotik dari dengan kandungan kolesterol yang lebih
kelompok Bacillus sp. mampu menekan rendah, serta bebas dari residu antibiotik,
mikroba patogen (Salmonella dan E. coli) Salmonella atau patogen lainnya. Koles-
dalam usus, sehingga kandungan Salmo- terol akhir-akhir ini dianggap sebagai
nella dalam daging maupun telur akan penyebab berbagai penyakit, terutama
menurun atau hilang. Dengan kata lain, arteriosklerosis, penyebab tekanan darah
produk yang dihasilkan bebas dari Salmo- tinggi dan sebagainya. Oleh karena itu,
nella sehingga aman bagi konsumen. produk ternak dengan kandungan koles-
Probiotik juga dilaporkan mempenga- terol rendah merupakan dambaan masya-
ruhi metabolisme kolesterol. Ayam yang rakat. Pemanfaatan probiotik akan dapat
diberi probiotik (B. licheniformis dan B. memenuhi tuntutan tersebut. Begitu pula
subtilis) memiliki kandungan kolesterol residu antibiotik pada produk ternak, yang
dalam serumnya 115 mg/100 ml, lebih oleh para ahli kesehatan masyarakat di-
rendah dibanding kontrol (130 ml/100 ml). anggap sebagai penyebab resistensi ber-
Namun, Arslan dan Saattci (2004) me- bagai mikroba terhadap antibiotik untuk
laporkan tidak ada perbedaan yang nyata pengobatan pada manusia, dapat dieli-
dari pengaruh pemberian probiotik (Lacto- minasi melalui pemberian probiotik sebagai
bacillus bulgaris) terhadap serum koles- imbuhan pakan menggantikan AGP.
188 I Putu Kompiang

KESIMPULAN DAN serat sehingga biaya pakan menurun.


LANGKAH KE DEPAN Bahan baku pakan yang banyak tersedia
umumnya merupakan hasil samping agro-
Probiotik, Bacillus sp. mempunyai pros- industri yang kadar serat kasarnya tinggi
pek untuk digunakan sebagai imbuhan dan kecernaannya rendah.
pakan dan dapat diberikan melalui pakan Pengembangan probiotik untuk budi
maupun air minum. Dengan materi yang daya perikanan mempunyai potensi yang
sama, produksi unggas intensif/ras dapat cukup besar. Penambahan probiotik
meningkat sampai 10% melalui perbaikan Bacillus sp. dapat memperbaiki efisiensi
konversi pakan dan penekanan angka penggunaan pakan pada ikan kerapu dan
kematian hingga 50%. Suplementasi pro- meningkatkan kelangsungan hidup pada
biotik dapat menekan angka kematian pembenihan maupun budi daya udang.
unggas lokal sampai 50% atau lebih se- Salah satu cara introduksi mikroba ke
hingga produktivitasnya pun meningkat tanah adalah melalui kompos. Pembuatan
dengan nyata. kompos dari sisa-sisa organik, baik berupa
Probiotik dapat mengendalikan infeksi hasil ikutan kegiatan pertanian maupun
berbagai penyakit seperti Salmonella, sampah rumah tangga, pasar dan kota perlu
suatu penyakit zoogenesis yang dapat digalakkan. Teknologi pembuatan kompos
menulari manusia. Bagi peternak, infeksi yang lebih efektif, dengan menggunakan
subklinis Salmonella juga merugikan starter atau mikroba yang mempercepat
karena menurunkan produktivitas ternak, dekomposisi bahan organik dan juga
satu kerugian yang tidak mudah terdeteksi. menguntungkan bagi tanaman perlu lebih
Penurunan produktivitas dapat mencapai ditingkatkan. Pemberian kompos pada
10%, yang dapat dihindari dengan mem- lahan pertanian memberikan keuntungan
berikan probiotik pada ternak. ganda, yaitu memperbaiki komposisi
Pemberian probiotik juga akan meng- mikroba tanah dan meningkatkan kan-
hasilkan daging dan telur yang lebih sehat dungan bahan organik tanah.
bagi konsumen karena tidak mengandung Agar pemanfaatan mikroba dalam
residu antibiotik serta kolesterolnya lebih perbaikan pertanian, peternakan maupun
rendah. Kekhawatiran akan berkembang- perikanan efektif, diperlukan pengem-
nya mikroba/bakteri yang resisten ter- bangan microbial cocktail untuk setiap
hadap antibiotik juga dapat dihindari, spesies tanaman, ternak atau ikan.
sehingga pemanfaatan antibiotik untuk Cocktail tersebut harus: (1) dapat disiap-
pengobatan manusia akan tetap efektif. kan dalam skala cukup besar, (2) tetap
Pemanfaatan mikroba tidak hanya pada stabil dan viable dalam waktu cukup lama,
unggas, tetapi juga pada semua jenis (3) dapat hidup dan berkembang biak, dan
ternak akan memberikan dampak positif (4) memberikan dampak positif pada
bagi ternak maupun hasil ternak, juga pada inangnya.
konsumen.
Pencarian mikroba yang lebih efektif
perlu terus dilakukan, misalnya untuk DAFTAR PUSTAKA
memperoleh probiotik yang mampu
menghasilkan enzim selulase, agar ternak Afriani, H. 2003. Pengaruh dosis kultur
monogastrik lebih mampu memanfaatkan Bacillus sp. dan Saccharomyces cere-
Pemanfaatan mikroorganisme sebagai probiotik ... 189

visiae sebagai probiotik terhadap per- Fuller, R. 1989. Probiotics in man and
forma, kadar lemak dan kolesterol animals. J. Appl. Bacteriol. 66: 365-378.
karkas ayam broiler. Tesis Program Gilberg, A., H. Mikkeisen, E. Sandaker, and
Pascasarjana Universitas Padjadjaran, E. Ringo. 1997. Probiotic effect of lactic
Bandung. acid bacteria in the feed on growth and
Angelovicova, M. 1996. The effect of survival of fry of Atlantic cod (Gadus
Streptococcus faecium M-74 based morhua). Hidrobiologia 352: 279-285.
probiotic on the performance of laying Goldin, B.R. and S.L. Gorbach. 1984. The
hens. ZivocisnaVyroba 41(9): 391-395. effect of milk and lactobacillus feed-
Arslan, C. and M. Saattci. 2004. Effects of ing on human intestinal bacterial
probiotic administration either as feed enzyme activity. Amer. J. Glin. Nutr. 39:
additive or by drinking water on per- 756-761.
formance and blood parameters of Goldin, B. R. and S.L. Gorbach. 1992. Pro-
Japanese quail. Arch. Geflugelk. 68: biotic for human. p. 355-376. In R. Fuller
160-163. (Ed.). Probiotics. The scientific basis.
Barrow, P.A., B.E. Brooker, R. Fuller, and Chapman and Hall, London.
M.J. Newport. 1980. The attachment of Greitzer, K. and R. Leitgeb. 1998. Eva-
bacteria to the gastric epithelium of the luation of the effectiveness of anti-
pig and its importance in the micro- biotic and probiotic growth promotors
ecology of the intestine. J. Appl. on the performance of fattening bulls.
Bacteriol. 48: 147-154. Bodenkultur 49: 51- 69.
Barrow, P.A. 1992. Probiotics for chickens. Huber, J.T. 1997. Probiotic in cattle. p. 162-
p. 225-257. In R. Fuller (Ed.). Probiotics. 185. In R. Fuller (Ed.), Probiotics. 2
The scientific basis. Chapman and Hall, Application and practical aspects.
London. Chapman and Hall, London.
Cole, C.B. and R. Fuller. 1984. A note on Jin, L.Z., Y.W. Ho, N. Abdullah, and S.
the effect of host specific fermented Jalaludin. 1996. Influence of dried
milk on the coliform population of the Bacillus subtilis and Lactobacillus
neonatal rat gut. J. App. Bateriol. 56: culture on intestinal microflora and
495-498. performance in broiler. Asian-Aust. J.
Denli, M., F. Okan, and K. Celik. 2003. Effect Anim. Sci. 9: 397-404.
of dietary probiotic, organic acid and Jin, L.Z., Y.W. Ho, N. Abdullah, M.A. AIi,
antibiotic supplementation to diets on and S. Jalaludin. 1998. Effect of
broiler performance and carcass yield. adherent lactobacillus cultures on
Pakistan J. Nutr. 2: 89-91. growth, weight of organs and intestinal
Fretter, R. 1955. The fatal enteric chlorela microflora and volatile fatty acids in
infection in the guinea pig achieved by broiler. Anim. Feed. Sci. Technol. 70(3):
inhibition of normal enteric flora. J. 197-209.
Infection Dis. 97: 57-65. Johnson, E. 1986. Persistence of Lacto-
Fretter, R. 1956. Experimental enteric bacillus strain in the gut of suckling
Shigella and Vibrio infections in mice piglet and its influence on performan-
and guinea pigs. J. Exp. Med. 104: 411- ce and health. Swed. J. Agric. Res. 6:
418. 43-47.
190 I Putu Kompiang

Jonsson, E. and P. Conway. 1992. Probio- delbrueckii terhadap penampilan ayam


tic for pigs. p. 260-316. In R. Fuller pedaging. Jurnal Ilmu Ternak dan Vete-
(Ed.), Probiotics. The scientific basis. riner 7: 139-143.
Chapman and Hall, London. Kompiang, I P., Supriyati, dan O. Sjofjan.
Kompiang, I P. 1979. Utilization of trash 2004. Pengaruh suplementasi Bacillus
fish and fish wastes in Indonesia. p apiarius terhadap penampilan ayam
131-137. In C.A. Schacklady (Ed.). The petelur. Jurnal IImu Ternak dan Vete-
Use of Organic Residues in Rural riner 9: 1-4.
Communities. The United Nation Kroger, M., J.A. Kurmann, and J.L. Rasic.
University. 1989. Fermented milks-past and
Kompiang, I P. 1981. Processing trash fish present. Food Technol. 43: 92-99.
waste for animal feed. First ASEAN Kumprecht, I. and P. Zobac. 1998. The
Workshop on the Technology of effect of probiotic preparations con-
Animal Production Utilizing Food taining Saccharomyces cerevisiae and
Waste. ASEAN Committees on Science Enterococcus faecium in diets with
and Technology. p 49-60. different level of B vitamins on chicken
Kompiang, I P. and S. Ilyas. 1981. Fish broiler performance. Czech. J. Anim.
silage: Its prospect and future in Sci. 43(2): 63-70.
Indonesia. Indon. Agric. Res. Dev. J. Langhout, P. 2000. New additives for
3(1): 9-12. broiler chicken. Feed Mix. The In-
Kompiang, I P., T. Haryati, T. Purwadaria, ternational Journal on Feed, Nutrition
dan Supriyati. 1995a. Pengaruh kadar and Technology 9(6): 24-27.
mineral terhadap sintesis protein dan Lilly, D.M. and R.H. Stillwell. 1965.
laju pertumbuhan A. niger. hlm. 468- Probiotics: Growth promoting factors
473. Prosiding Seminar Hasil Penelitian produce by microorganisms. Science
dan Pengembangan Bioteknologi II. 147: 747-748.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Manin, F. 2003. Efektivitas kultur Bacillus
Bioteknologi LIPI, Bogor. circulans & Bacillus sp. dan Saccha-
Kompiang, I P., T. Haryati, T. Purwadaria, romyces cerevisiae sebagai sumber
dan Supriyati. 1995b. Pengaruh suhu probiotik dan implikasinya terhadap
lingkungan dan kadar air terhadap produktivitas ternak itik lokal Kerinci.
kualitas cassapro. hlm. 109-114. Pro- Disertasi Universitas Padjadjaran,
siding Seminar Nasional Sains dan Bandung.
Teknologi Peternakan. Balai Penelitian Mead, G.G. and G.S. Impey. 1987. The
Ternak, Bogor. present status of the Nurmi concept
Kompiang, I P. 2000. Pengaruh suple- for reducing carriage of food poisoning
mentasi kultur Bacillus spp. melalui salmonellae and other phatogens in
pakan atau air minum terhadap kinerja poultry. p. 57-77. In F.J.M. Smulders
ayam petelur. Jurnal IImu Ternak dan (Ed.). Elimination of Pathogenic Organ-
Veteriner 5(4): 205-209. ism from Meat and Poultry. Elsevier,
Kompiang, I P., D. Zaenuddin, dan Amsterdam.
Supriyati. 2002. Pengaruh suplementasi Najib, H. 1996. Effect of incorporating
Bacillus apiarius atau Torulaspora yeast culture Saccharomyces cerevi-
Pemanfaatan mikroorganisme sebagai probiotik ... 191

siae into the Saudi Baladi and White Smith, H.W. 1965. The development of the
leghorn layers diet. J. App. Anim. Res. flora of the alimentary tract in young
10(12): 181-186. animals. J. Pathol. Bacteriol. 90: 495-513.
Nursey, I. 1997. Control of salmonella. Suratmini, N.P., Supriyati, I. Heliati, dan I
Kraftfutter 10: 415-422. P. Kompiang. 2002. Pengaruh bioferti-
Parker, R.B. 1974. Probiotics, the other half lizer dan pupuk kimia pada pertum-
of the antibiotic story. Anim. Nutr. buhan dan produksi rumput Panicum
Health 29: 109-121. maximum. Jurnal Ilmu Ternak dan
Patten, J.D. and P.W. Waldroup. 1988. Use Veteriner 7: 259-264.
of organic acids in broiler diets. Poultry Sperti, G.S. 1971. Probiotics. AVI Publishing
Sci. 67: 1178-1182. Co., West Point, Connecticut.
Pollman, D.S., D.M. Danielson, and E.R. Thompson, J.L. and M. Hinton. 1997.
Peo. 1980. Effect of microbial feed Antibacterial activity of formic and
additives on performance of stater and propionic acids in diet of hens on
growing-finishing pigs. J. Anim. Sci. 51: Salmonellas in crop. British Poultry Sci.
577-581. 38: 59-65.
Rettger, L.F. and H.A. Chepalin. 1921. A Votava, J., I. Kumprecht, and L. Borovan.
Treatise on the Transformation of the 1987. Radioactive labelling of bacteria
Intestinal Flora with Special Reference in probiotic preparations Lactiferm and
to the Implantation of Bacillus aci- Microferm and their single use in
dophilus. Yale University Press, New broiler. Sborved. praci. VUVZ Poho-
Heaven, Connecticut. relice 20: 257-276.
Rettger, L.F., M.N. Levy, L. Weistein, and Wallace, R.J. and C.J. Newbold. 1992.
J.E. Weiss. 1935. Lactobacillus aci- Probiotic for ruminants. p. 317-354. In
dophilus and its therapeutic appli- R. Fuller (Ed.), Probiotics. The sci-
cation. Yale University Press, New entific basis. Chapman and Hall,
Heaven, Connecticut. London.
Sajimin, I P. Kompiang, Supriyati, dan Winarsih, W. 2005. Pengaruh Probiotik
Lugiyo. 2000. Pengaruh pemberian dalam Pengendalian Salmonellosis
berbagai cara dan dosis Bacillus sp. Subklinis pada Ayam: Gambaran pa-
terhadap produktivitas dan kualitas tologis dan performan. Disertasi,
rumput Panicum maximum. hlm 359- Sekolah Pascasarjana Institut Perta-
365. Prosiding Seminar Nasional Peter- nian Bogor.
nakan dan Veteriner. Pusat Penelitian Yeo, J. and K. Kim. 1997. Effect of feeding
dan Pengembangan Peternakan, diets containing an antibiotic, a pro-
Bogor. biotic, or yucca extract on growth and
Sjofjan, O. 2003. Kajian Probiotik (Asper- intestinal urease activity in broiler
gillus niger dan Bacillus sp.) sebagai chicks. Poultry Sci. 76: 381-385.
Imbuhan Ransum dan Implikasinya Zani, J.K., F. Weykamp da Cruz, A. Freitas
terhadap Mikroflora Usus serta Pe- dos Santos, and C. Gill-Turner. 1998.
nampilan Produksi Ayam Petelur. Di- Effect of probiotic CenBiont on control
sertasi, Universitas Padjadjaran, Ban- of diarrhoea and feed efficiency in pigs.
dung. J. Appl. Microbiol. 84: 68-71.

Anda mungkin juga menyukai