1
Draft KKI versi 7 Juli 2016
PENGANTAR
Indonesia, pemerintah beserta para pemangku kepentingan, sedang dan
akan melakukan pembahasan dan negosiasi internasional dalam rangkaian acara
menuju konferensi Habitat III di Quito pada bulan Oktober yang akan datang.
Muara rangkaian kegiatan ini akan akan berupa kesepakatan yang disebut The
New Urban Agenda (NUA). Suatu agenda global untuk mewujudkan kota yang
inklusif, aman , berketahanan dan adil berkelanjutan sampai dengan 20 tahun
yang akan datang. Agenda ini bukan ketentuan normatif yang diikat dengan
sanksi. Walaupun demikian ini merupakan janji pada diri sendiri setiap negara
anggota PBB, dalam menjalankan tugas dan kewajibannya untuk
menyejahterahkan rakyatnya melalui pengelolaan daya transformatif permukiman
dan perkotaan.
Dipahami setiap negara adalah unik, masing-masing mempunyai kondisi
dan kemampuan yang berbeda. Walaupun demikian ada tantangan yang sama,
bagaimana mengentaskan lapisan masyarakat yang tenggelam dalam ketidak
berdayaan dan kurang beruntung, bagaimana budaya lokal menghadapi invasi
budaya global, bagaimana ekonomi pasar bebas harus ditanggapi, bagaimana
menghentikan pemanasan global dan sebagainya. Tantangan yang sama inilah
yang dicoba diinvetarisasi dan diagendakan bagaimana mengatasinya. Apabila
mungkin berupa suatu tindak bersama atau paling tidak bertukar pengalaman dan
pengetahuan tentang bagaimana menjawab berbagai tantangan tersebut.
Indonesia memang terlibat aktif dalam penyusunan New Urban Agenda
tersebut , tetapi sehubungan dengan situasi dan kondisi perkotaan di Indonesia
dan oleh telah dilaksanakannya berbagai rencana pembangunan yang menyentuh
perkotaan, kertas kerja ini menawarkan suatu visi perkotan yang berbeda dengan
draft NUA. Draft NUA terakhir bertolak dari visi yang menekankan pada hak atas
kota dan daya transformatif urbanisasi sebagai sarana perumbuhan ekonomi.
Sedang kertas kerja ini memilih perkotaan sebagai wahana dan sarana untuk
membangun kebudayaan dan peradaban yang terus diperbarui dan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Bagi kertas kerja ini,
manusia dan masyarakat tidak hanya dipandang sebagai mahluk biologis dan
sebagai sumberdaya ekonomi, tetapi sebagai mahluk yang mempunyai budi dan
daya untuk menentukan apa yang yang diinginkan. Pengembangan perkotaan
bukan tujuan akhir tetapi hanya merupakan pengembangan wahana dan sarana
yang mewadahi, memberi iklim, merangsang dan mendorong perkembangan
kebudayaan dan majunya peradaban. Dengan demikian kementerian koordinator
pembangunan manusia dan kebudayaan, mungkin dapat mengambil manfaat atas
pemikiran yang dituangkan dalam agenda perkotaan Indonesia ini.
Ada dua niat yang dikandung dengan kertas kerja ini, pertama adalah
untuk memastikan kedudukan dan kehendak Indonesia dalam pembahasan menuju
ditetapkannya The New Urban Agenda dan kedua sebagai pegangan bagi semua
2
Draft KKI versi 7 Juli 2016
Daftar Isi
3
Draft KKI versi 7 Juli 2016
4
Draft KKI versi 7 Juli 2016
1. PENDUHULUAN
1 Kertas kerja ini mengenai agenda pengembangan perkotaan Indonesia, yang
yang penulisannya dipicu oleh adanya perhelatan dunia untuk merumuskan
Agenda Baru Perkotaan (New Urban Agenda- NUA) yang diputuskan di Quito
Ekuador akhir Juli 2016. Walaupun demikian kertas kerja Indonesia (KKI) ini
tidak sepenuhnya mengacu pada NUA, karena NUA telah menambatkan visinya
pada hak atas kota, yang berkaitan dengan perekonomian global. NUA
memandang bahwa proses urbanisasi merupakan suatu daya untuk
memajukan perekonomian negara. Sedangkan KKI memandang urbanisasi
sebagai proses perkembangan kebudayaan dan pembentukan peradaban.
2 Dengan pandangan tersebut KKI ini dapat dianggap sebagai upaya untuk ikut
mengisi reformasi yang telah diwujudkan dengan Amademen UUD 1945 .
Amandemen UUD 45 secara eksplisit mengamanatkan bahwa: Pemerintah
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang nilai-nilai
agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahtreaan
umat manusia)pasal (pasal 31). Negara memajukan kebudayaan nasional
ditengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan nilai budayanya (32). Selain itu amandemen
UUD 45, secara implisit juga telah mengamanatkan pembangunan peradaban
melalui bab mengenai warganegra dan penduduk, hak asasi manusia, agama,
pertahanan dan keamanan dan perekonomian serta kesejahteraan sosial.
3 Peradaban adalah status dan identitas kebudayaan, artinya suatu nilai dan
kekhasan hasil cipta, karsa dan rasa manusia dan masyarakat. Kebudayaan
berwujud ideologi dan tata nilai, struktur sosial dengan perilakunya, dan
teknoekonomik yang berupa benda budaya. Kebudayaan secara universal diakui
mencakup 7 tujuh unsur yaitu: (1) bahasa,(2) sistem pengetahuan, (3) organisasi
sosial, (4) teknologi dan peralatan hidup, (5) sistem mata pencaharian, (6)
sistem religi, dan (7) kesenian. Status kebudayaan artinya kondisi wujud dan
elemen kebudayaan dalam suatu waktu dan bagaimana ciri-cinya dan itulah
yang dimaksud dengan peradaban disini.
4 Status peradaban dinyatakan dengan istilah maju, halus, modern, luhur, tinggi
dan sebagainya. Keluhuran dan ketinggian peradaban diindikasikan dari
kemampuan manusia dan masyarakat dalam membuat aturan dan menaatinya,
menata dan membatasi hubungan antar sesama untuk kesejahteraan dan
kemuliaan bersama. Peradaban rendah diindikasikan dari pola tindak dan
perilakunya yang didasarkan hanya pada sifat manusia sebagai mahluk
biologis. Meski sifat-sifat bilogis manusia tidak mungkin dihilangkan tetapi dapat
dikendalikan, juga oleh diri sendiri, dengan kebudayaan dan peradaban yang
luhur. Sedang peradaban luhur adalah satus paling tinggi yang sesuai dengan
perkembangan kehidupan bermasyarakat yang hanya dapat dikenali melalui
perjalanan sejarah atau analisis ex-post.
5 Identitas peradaban disebut dengan global, nasional, lokal; barat, timur, asing;
asli, Indonesia, Jawa, Batak dan sebagainya. Identitas ini terbentuk melalui
proses yang panjang, melalui kesepakatan yang terjadi secara organik (dengan
sendirinya) ataupun diorganisasikan, melalui wibawa tokoh atau pemimpin. Juga
ada identitas peradaban yang hadir sebagai hasil manusia dan masyarakat
5
Draft KKI versi 7 Juli 2016
6
Draft KKI versi 7 Juli 2016
7
Draft KKI versi 7 Juli 2016
suku, peninggalan kerajaan agraris dan kerajaan maritim, agama Hindu, Budha
dan Islam, peninggalan administrasi Belanda dan kolonial yang lain, masuknya
migran dari luar (Tiongkok, Arab, India) berbaur dalam wadah yang disebut
kota dengan tingkat pengaruh yang berbeda. Kota juga menjadi wahana
pergulatan oleh munculnya kelas menengah serta para elitis yang mendorong
perubahan kebudayaan mistis ke kebudayaan ontologis dan meramaabahnya
globalisasi yang mengutamakan kebudayaan fungsional. Oleh stratifikasi sosial
yang terjadi di perkotaan juga muncul kebudayaan kemiskinan yang apatis
serta pesimis dan kebudayaan hedonik yang hanya mengejar kesenangan
sesaat. Keanekaan perkotaan ini juga merupakan cerminan keanekaan Negara
Republik Indonesia yang juga mewadahi kebudayaan dan peradaban yang
beragam. Keanekaan kota dan keanekaan di dalam kota jauh lebih kompleks
daripada apa yang dijumpai Empu Tantular ketika meyatakan: Bhineka Tunggal
Ika. Bagaimana mengikat keragaman ini menjadi suatu kekuatan untuk
mewujudkan kehidupan perkotaan yang berkembang secara berkelanjutan
itulah yang menjadi niat mewujudkan peradaban perkotaan yang luhur ini .
Mengacu pada empu tantular apa yang dicari adalah kebenaran hakiki : Tan
Hana Dharma Mangruwa, yang menyatukan keanekaan masa kini dan yang
akan datang
13 Tata kelola perkotaan yang baik dan efektif itulah yang perlu dibangun agar
dapat menciptakan iklim yang kondusif untuk menumbuh kembangkan
peradaban yang luhur. Tata keola perkotaan adalah suatu sistem
penylenggaraan perkotaan yang didasarkan pada jejaring kerja, tidak hanya
didasarkan pada perintahan dan aturan (command and order). Peraturan tetap
menjadi bingkai yang membatasi lingkup kerja jejaring. Walaupun demikian
bagaimana peraturan tersebut dibuat dan ditetapkan, bagaimana
diimplementasikan, dipantau dan diawasi dilakukan oleh jejaring kerja antara
berbagai pihak yang mempertaruhkan diri dalam jejaring kerja tersebut. Unsur
dalam jejaring tersebut dapat terdiri dari pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat sipil. Hubungan antara unsur jejaring kerja inilah yang perlu
diperkuat dan diberdayakan agar dapat menjaring potensi dan mengangkat
kelesuan atau kemerosotan kehidupan perkotaan . Tata kelola yang baik akan
dengan sendirinya menciptakan peradaban yang luhur.
14 Kertas kerja ini menawarkan pemikiran dan agenda terutama bagi pemerintah
dan pemerintahan daerah kota/kabupaen tentang bagaimana memulai suatu
upaya untuk memajukan peradaban perkotaan. Tawaran ini bukan perintah
untuk menjalankan misi,tetapi komitmen karena kesadaran dan kebutuhan,
Selanjutnya ditawarkan juga kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah
provinsi tentang apa yang perlu dilakukan untuk mendukung upaya pemerintah
dan pemerintahan daerah kabupaten/kota.
8
Draft KKI versi 7 Juli 2016
Kebudayaan Perkotaan
15 Pakar kebudayaan menandai ada tiga macam wujud budaya yaitu: pertama,
ideologi yang berupa gagasan, asas, nilai dan norma yang dianut; kedua,
struktur sosial berupa perilaku, struktur pengorganisasian dan ketiga tekno-
ekonomi yang pada umumnya berupa budaya kebendaan. Selain itu ada
pandangan yang membedakan perkembangan kebudayaan mulai dari
kebudayaan mistis yang mempercayai adanya kekuatan yang menentukan
kehidupan, kebudayaan ontologis yang mempercayai kekuatan pikiran untuk
mengatur kehidupan dan kebudayaan fungsional yang merespon kebutuhan
nyata. Meski disebut tahap perkembangan, tetapi dalam realita kehidupan
perkotaan perkembangan tersebut tersebut hadir berbarengan meski dengan
kadar yang berbeda-beda. Ada kota dimana kebudayaan mistis masih hadir
bersama kebudayaan fungsional, tetapi pada umumnya kebudayaan mistis
dipertahankan sebagai warisan budaya mistis artifisial.
16 Peradaban andalah nilai atau aras (level) dan karakter kebudayaan, yang
terbangun karena merespon terhadap kondisi lingkungan dan karena
perjalanan sejarah. Dimasa lalu peradaban imbuh secara organik, melalui
kebiasaan pergaulan dan kehidupan sosial dalam jangka panjang. Kini
peradaban lebih banyak karena kesepakatan dan penaatan atas kesepakatan
tersebut yang juga disebut sebagai peradaban kontraktual. Mendatang
peradaban kontraktual inilah yang akan mewarnai peradaban perkotaan dan ini
bisa diciptakan berdasarkan cita-cita bersama. Melalui kebersamaan perkotaan
akan menjadi periuk pelburan dan penciptaan kebudaayaan dan peradaban baru
melalui kesepakatan yang diorganisasikan dalam skala besar.
17 Perkotaan , sebagai konsentrasi manusia dan masyarakat, telah menjadi periuk
peleburan (melting pot) yang mengakomodasi proses akulturisasi. Perkotaan di
Indonesia telah membuktikan peranannya sebagai periuk peleburan wujud
kebudayaan ideologi yang melahirkan nasionalisme Indonesia yang
dimanifestasikan dalam sumpah pemuda. Bahasa Indonesia telah dicanangkan
sebagai elemen budaya yang mempersatukan bangsa Indonesia. Kini perkotaan
telah menjadi agen penyerbaran peradaban global yang melalui pola konsumsi,
berbagai benda budaya dan perilaku yang telah merasuk sampai perkotaan di
buritan. Faktor yang ikut menentukan pembentukan peradaban perkotaan
adalah pertumbuhan dan konsentrasi penduduk serta dinamikanya yaitu
urbanisasi dan migrasi . Dinamika kependudukan ini juga membuat kesenjangan
makin melebar dan deferensiasi yang makin beraneka yang berpotensil
menimbulkan konflik yang sesungguhnya merupakan kemerosotan peradaban.
9
Draft KKI versi 7 Juli 2016
Dinamika kependudukan
20 Dengan pertumbuhan penduduk 2,3 % pada tahun 1971-1980, menurun
menjadi 1,97% paada tahun 1980-1990, menurun lagi menjadi 1,49% pada
tahun 1990-2000, dan 1,48% pada tahun 2000-2010, jumlah penduduk
Indonesia selama 40 tahun telah meningkat hampir dua kali lipat yaitu dari
119,2 orang pada tahun 1971 menjadi 237,6 juta orang pada tahun 2010.
Sedangkan penduduk perkotaan telah meningkat hampir 7 kali lipat selama 40
tahun, dari 17,6 juta orang pada 1971 menjadi 118,3 juta orang pada tahun
2010. Dimana pertambahan penduduk perkotaan terjadi, dapat dipastikan
terjadi di P.Jawa. Angka sensus tahun 2010 menunjukkan bahwa provinsi
dengan persentase penduduk perkotaan paling tinggi diluar DKI Jakarta adalah
Banten (67,01%) , Yogyakarta (66,44%) dan Jawa Barat (65,69%). Sedang
Provinsi yang persentase penduduk perkotaannya paling rendah adalah
Sulawesi Barat (22,88%), Sulawesi Tengah (24,32 %) dean Maluku Utara
(27,09%). Sedang yang persentasenya tertinggi di luar Jawa adalah Kalimantan
Timur (62,08%) dan Bali (60,21%). Persentase penduduk perkotaan Sumatera
Utara, Kepulauan Riau dan Bangka Belitung menyamai persentase penduduk
perkotaan nasional yaitu sekitar 49%.
21 Tingginya urbanisasi di Banten dan Jawa Barat jelas karena menerima luberan
perumahan dan industri dari Jakarta, sedang di Yogyakarta karena wilayahnya
10
Draft KKI versi 7 Juli 2016
yang kecil dan migrasi diumbuhkan oleh jasa pendidikan dan pariwisata.
Sumatera Utara memang memiliki sejarah perkotaan yang telah lama yang
digerakkan oleh perkebunan. Tingginya persentase penduduk perkotaan di
kepulauan Riau disebabkan memang ada pembangunan kota yang khusus yaitu
Batam, yang merupakan kota dengan proses urbanisasi yang tercepat di
Indonesia. Urbanisasi di Bali digerakkan oleh pariwisata dan di Kalimantan
Timur digerakkan oleh kegiatan eksploitasi sumberdaya alam. Urbanisasi di
P.Jawa pada umumnya telah mencapai taraf tumbuh dengan kekuatan kota itu
sendiri (self propelling growth), sedang di luar Jawa masih membutuhkan
penggerak yang kuat untuk menumbukan kota. Walaupun demikian ada
beberapa Kota (otonom) di Jawa yang jumlah penduduknya menurun seperti
Magelang, Madiun bahkan Yogyakarta dan Surakarta karena perluasan dan
peluberan ke wilayah Kabupaten
Bonus demograf
22 Diprediksi Indonesia akan mendapat bonus demografi pada tahun 2020-2030.
Bonus tersebut adalah Bonus Demograf, dimana penduduk dengan umur
produktif sangat besar sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum
banyak. Diperkirakan angkatan kerja (15-64 tahun) pada 2020-2030 akan
mencapai 70 persen, sedangkan sisanya, 30 persen, adalah penduduk yang
tidak produktif (di bawah 15 tahun dan diatas 65 tahun ). Dilihat dari jumlahnya,
penduduk usia produktif mencapai sekitar 180 juta, sementara "nonproduktif" 60
juta.
23 Diperkirakan penduduk produktif ini akan lebih banyak mengisi perkotaan oleh
karena sektor pertanian tidak dapat tumbuh setinggi sektor industri dan jasa
di perkotaan. Selain itu diperkotaanlah ada kesempatan dan sarana untuk
meningkatkan diri sehingga dapat mempunyai pengetahuan dan keahlian yang
sesuai dengan perkembangan kekotaan yang akan datang. Apa yang menjadi
soal adalah industri dan jasa perkotaan apa yang sebaiknya ditumbuhkan di
berbagai kota di Indonessia, dan pengetahuan serta ketrampilan yang harus
dikembangkan sehingga bonus demografi bisa memberi manfaat sebe-
besarnya. Hal ini harus secara mendalam dipertimbangkan agar urbanisasi
menjadi daya yang konstruktif dan produktif
11
Draft KKI versi 7 Juli 2016
Angka statistik penduduk miskin ini sering diragukan dan dianggap tidak
menggambarkan akar permasalahan kemiskinan. Oleh karena itu kebijakan
dan pelaksanaan pengentasan kemiskinan yang didasarkan pada statistik saja
tidak cukup. Walaupun demikian pada tingkat nasional, terutama untuk
mengalokasi dana pengentasan kemiskinan dalam anggaran belanja negara,
angka statistik sangat diperlukan.
25 Dalam rangka pengentasan kemiskinan, juga diperhatikan adalah masalah
kesenjangan antara pengeluaran lapisan bawah dengan pengeluaran lapisan
atas. Untuk itu telah dikembangkan ukuran kesenjangan yang disebut gini rasio.
Secara nasionak gini rasio Indonesia meningkat dari 0,31 tahun 1999 menjadi
0,41 pada tahun 2015, artinya ketimpangan rendah menuju menenengah. Ada
indikasi bahwa di wilayah dengan prosentasi penduduk perkotaannya tinggi,
gini rasionya juga tinggi tinggi padahal persentase penduduk miskinnya
rendah. Oleh karena itu diduga bahwa bahwa urbanisasi membuat lapisan atas
meningkat sehingga kesenjangan nya melebar juga.
Perumahan
26 Perumahan merupakan unsur pembentuk perkotaan yang terpenting, karena
sekitar 40% sampai 60% perkotaan dibentuk oleh perumahan. Selain itu
perumahan juga sangat berkaitan dengan hak asasi manusia, kebudayaan ,
peradaban. Kondisi dan kualitas perumahan merupakan indikator kesejahteraan
dan kemakmuran masyarakat Perumahan juga menjadi salah satu urusan wajib
pemerintah daerah meskipun sejak tahun 70an di Indonesia lebih banyak
ditangani pemerintah pusat.
27 Pada awal tahun tujuh puluhan pemerintah Indonesia mulai melaksanakan
kebijakan pembangunan masal berdasarkan kekuatan permintaan. Masyarakat
dibedakan tiga segmen pendapatan yaitu: pertama, segmen lapisan
masyarakat yang paling tidak mampu; kedua, segmen lapisan masyarakat
menengah yang mampu mendapatkan rumah dengan dukungan pemerintah,
dan ketiga, lapisan masyarat yang dapat menjangkau tempat tinggal melalui
mekanisme pasar.
28 Untuk segmen pertama dilaksanakan perbaikan kampung dengan asumsi lapisan
ini sudah pertempat tinggal di kampung kumuh perkotaan dan tidak layak.
Untuk segmen ini diselenggarakan program perbaikan kampung. Sejak tahun
delapan puluhan pemerintah menyelenggarakan program ini secara meluas dan
masal, dengan berbagai pendekatan . Mulai dari pembangunan prasarana
permukiman saja, kemudian dengan pendekatan yang memadukan
pembangunan fisik dengan pengembangan sosial dan usaha. Selanjutnya
disertai dengan partisipasi masyarakat dan pembentukan kelembagaan. Akhir-
akhir ini mulai dilaksanakan pembangunan program relokasi kampung yang
dianggap menjadi masalah kota ke rumah susun bersubsidi. Belum diketahui
apakah apakah masyarakat kampung yang semula beban ongkos tinggalnya
sangat minim, mampu tinggal di rumah susun yang jelas beban pengeluarnya
mejjadi lebih besar walaupun dianggap wajar.
12
Draft KKI versi 7 Juli 2016
Kalimantan Utara, Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan pertumbuhan itu lebih
mencapai sekitar 7%. Provinsi tersebut adalah daerah yang basis eknominya
sumberdaya alam yang artinya non urban. Provinsi tingkat urbanisasinya
relatif tinggi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah justru laju pertumbuhan
eknominya di bawah pertumbuhan nasional. Daya transformatif ekonomi
urbanisasi masih lemah.
34 Angka statistik tahun 2013 memberikan gambaran bahwa perekonomian
Indonesia disumbang oleh industri pengolahan (21,03%), pertanian (13,36%),
perdagangan besar sampai eceran (13,21%) pertambangan dan galian
(11,01%), selebihnya (sekitar 41%) disumbang oleh sektor jasa yang banyak
sekali ragamnya antara lain: transportasi dan pergudangan, penyediaan
akomodasi dan makan, jasa keuangan, jasa perusahaan, jasa pendidikan. Sektor
jasa pada umumnya merupakan produk perkotaan tetapi berapa besar yang
perkotaan sejati tidak diketahui dan pasti sangat tergantung pada
perkembangan kotanya. Kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung bahkan
Cirebon basis perekonomiannya adalah jasa keuangan, jasa pendidikan dan jasa
kesehatan. Di beberapa kota ada kecenderungan program pendidikan dan
rumah sakit menjadi komoditi yang masuk dalam pertumbuhan ekonomi dan
bukan pelayanan sosial.
Sektor Informal
35 Disebut sektor informal karena tidak dibawah pengaturan resmi, tidak
mempunyai izin karena itu juga tidak mendapatkan perlindungan dan fasilitas
resmi. Sektor ini mudah dimasuki, karena tidak dibutuhkan syarat pengetahuan
maupun ketrampilan dan jadual kegiatannya diatur sendiri. Ada yang
diorganisasikan tetapi sering bersifat eksploitatif oleh yang mempunyai
kelebihan modal, hubungan dengan usaha besar, maupun kekuatan fisik.
Lapangan usaha sektor informal ini begitu luas, dan masih terus tumbuh.
Pertumbuhan ekonomi, industrialisasi dan pembukaan lapangan kerja formal di
kota dianggap dapat menggantikan sektor informal, tetapi ternyata belum
terjadi. Industri makanan, minuman, pakaian jadi, justru memudahkan
tumbuhnya sektor informal. Karena pertumbuhan lapangan kerja formal belum
dapat mengimbangi pertumbuhan tenaga kerja, sektor informal menjadi katup
pengamanan pengangguran. Walaupun demikian di sektor informal ini bisa
terjadi adanya hubungan kerja yang eksploitatif, tidak manusiawi dan juga
menganggu ketertiban umum. Produknya tidak terawasi sehingga bisa
membahayakan orang lain. Ini merupakan permasalahan yang dihadapi oleh
kota di Indonesia. Ada beberapa pemerintah kota yang mencoba mendaftar
sektor informal untuk melakukan kebijakan dan langkah yang tepat atas
kehadiran sektor informal di perkotaan tersebut. Pendaftaran ini tidak hanya
untuk maksud melakukan penertiban, tetapi bisa juga untuk maksud
memberikan perlindungan dan pemberdayaan.
14
Draft KKI versi 7 Juli 2016
pada tahun 2013 telah menyediakan lapangan kerja sekitar untuk sekitar 10
juta orang. Walaupun pada umumnya jenis industri ini berorientasi pada
konsumen, tetapi oleh riwayatnya dikenal oleh konsumen yang luas seperti
kerajinan kulit di Garut,Surabaya, Yogyakarta, kerajinan bambu di Raja Polah,
batik trusmi di Cirebon. Beberapa diantaranya telah masuk dalam jaringan sosial
media, sehingg aktivitas ekonomi sirkuit bawah ini terangkat keatas. Aglomerasi
industri mikro dan industri kecil ini juga menumbuhkan perkotaan dan
memalihkan desa menjadi perkotaan, tetapi pertumbuhannya yang spontan dan
inkremental tidak terlayani oleh prasarana dan pelayanan kota.
LINGKUNGAN FISIK
Alam Indonesia
37 Ketika kemerdekaan dideklarasikan, batas wilayah negara yang terdiri dari
ribuan pulau belum dipastikan. Adalah Perdana Menteri Djuanda, tahun 1957
mendeklarasikan batas negara kepulauan sebagai wlayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang terdiri dari 17.508 pulau dengan daratan seluas 1,9 juta
km2, perairan laut seluas pantai 3.3 juta km2 dan pantai sepanjang 108.000
km. Laut terdiri dari laut kontinental yang dangkal sebagai bagian Asia yang
disebut paparan Sunda, dan sebagai bagian dari Australia yang disebut paparan
Sahul, dan diantaranya keduanya terdapat laut dalam dengan ribuan pulau
yang terbentuk oleh kekuatan tektonik, yang terbesar adalah Sulawesi, Flores
dan Timor. Wilayah ini dinamakan Walacea. Angka jumlah pulau dikoreksi oleh
Badan Informasi Geografis, menjadi 13.466 pulau dengan panjang pantai
95.181 km, yang terdiri dari lima pulau besar dan ribuan pulau kecil.
38 Kepulauan ini berada di garis katulistiwa, diapit dua samudera Pasifik dan
Samudera India dan dua benua Asia dan Australia. Oleh karena itulah di
Indonesia terdapat flora dan fauna tipE Asia, tipe Australia dan tipe endemik
yang terdapat di Walacea. Tiga pulau besar Sumatera, Jawa Kalimantan dan
pulau kecil diantaranya, berada di lempeng Eurasia yang ditunjam oleh lempeng
benua Indo-Australia dari arah selatan. Tunjaman inilah yang membentuk
rangkaian gunung api mulai dari Sumatera, Jawa, Bali Lombok, Timor sampai
kepulauan Banda. Lempeng ini masih terus bergerak dari barat Sumtera dan
selatan Jawa sampai selatan Timor dan berpotensi menimbulkan gempa.
Lempeng samudera Pasifik menekan dari arah timur membentuk rangkaian
gunung api di Sulawesi Utara dan Ternate serta juga berpotensi menimbulkan
gempa Dengan demikian jelas mengapa kota yang berhadapan dengan garis
tunjaman itu rawan gempa.
Wilayah Laut
39 Batas wilayah laut Indonesia dideklarasi oleh Perdana Menteri Juanda 1957 dan
ditetapkan dengan UU No.4/1960 tentang Perairan Indonesia. Walaupun
demikian baru mendapat pengakuan internasional melalui Konvensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut Tahun 1982 (UNCLOS).
Dengan konvensi tersebut Indonesia mendapat hak memanfaatkan sumberdaya
yang berada di wilayah yang disebut Zona Ekonomi Ekslusif yaitu 200 mil laut
15
Draft KKI versi 7 Juli 2016
dari garis dasar pantai. Juga harus menyediakan, memelihara dan menjaga alur
pelayaran dan juga jalur penerbangan yang disebut sebagai Alur Lintas
Kepulauan Indonenesia (ALKI) . ALKI pelayaran menghubungkan dua laut
bebas, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik,sedang ALKI penerbangan
menghubungan benua Asia dan Australia.
40 Aktivitas pelayaran yang terbesar di dunia sampai pertengahan abad ke 20
terjadi di samudra Atlantik yang menghubungkan kota besar di Eropa yaitu
London , Roterdam, Bremen dll dengan Kota di pantai timur Amerika seperti Ne
York, Boston dsb. Akhir abad ke 20 menjelang abad ek 21, dengan hadirnya
macan Asia Jepang, Korea, Taiwan dan kemudian RRT, terjadi perluasan atau
mungkin pergeseran kegiatan pelayaran ke Pasifik. Tokyo, Osaka, Shanghai,
Hongkong telah menggerakkan hubungan pelayaran yang melintasi Pasifik,
sehingga San Fracisco dan Los Angeles mulai dapat menandingi New York.
Dalam perkembangan arus pelayaran tersebut, Indonesia berada di
pinggiran dan hanya medapat percikan dari putaran arus pelayaran global.
41 Dengan karakternya sebagai negara kepulauan, Indonesia belum dapat
memaksimalkan zona ekonomi eksklusif dan alur lintas kepulauan Indonesia.
Sumber daya minyak, gas bumi dan mineral, walaupun mulai ada yang
dieksplotasi agar memberi kontribusi pada perkembangan nasional, tetapi
sebagian besar masih dalam taraf eksplorasi dan penelitian. Bahkan aneka
garam yang dikandung air laut Indonesia belum banyak diketahui.
Sumberdaya biotik, terutama ikan masih terfokus pada ikan pesisir dan laut
dangkal, bahkan dirasakan mulai berlebihan (over fishing), sedang kekayaan
biota laut dalam belum banyak dieksploitasi.
Pesisir
42 Pesisir adalah wilayah darat yang dipengaruhi laut dan wilayah laut yang
dipengaruhi darat. Pulau yang kecil yang menurut UU seluas 2000 km2 atau
lebih kecil mungkin seluruh daratnya adalah pesisir. Kota pesisir pada
umumnya tumbuh dan berkembang lebih dahulu daripada kota di pedalaman,
karena kemudahannya untuk berhubungandagang dengan luar negeri dan
dengan kota atau wilayah lain. Dilain pihak kota pesisir juga menjadi penerima
air dari hulunya dan menjadi penyangga pasang atau kenaikan permukaan laut.
Apakah ini suatu potensi atau ancaman tergantung kondisi air dari hulu dan
bagaimana morpologi pantainya . Disisi lain ancaman itu bisa terjadi karena
perkembangan kota yang kurang terkendali, yang antara lain menyebabkan
penurunan tanah dan rusaknya pelindung alami.
Air tawar
43 Sebagai wilayah tropis basah, Indonesia mempunyai curah hujan yang tinggi
sebagai sumber air tawar. Permasalahannya adalah bagimana curah hujan
tersebut tertampung dan tersimpan, bagaimana distribusi serta
penggunaannya dan bagaimana menjaga kualitasnya. Dengan curah hujan
yang terjadi sampai kini, potensi air total nasional adalah 3.906 milyar m3
pertahun atau 16,6 ribu m3/kapita/tahun. Walaupun demikian potensi ini tidak
merata, karena ada beberapa daerah yang penguapannya lebih tinggi dari
curah hujannya.
16
Draft KKI versi 7 Juli 2016
44 Dengan luas daratan dan curah hujannya Papua mempunyai potensi air tawar
yang paling besar yaitu 1.062 milyard m 3 setiap tahun, yang ditampung sebagai
gunung es atau di danau alami. Dengan jumlah penduduk yang ada sekarang
potensinya adalah 299 ribu m3/kapita /tahun dan dengan kota yang belum
banyak serta permukimannya yang tersebar pemasalahannya terletak pada
penampunyan di tingkat lokal.
45 Berdasarkan curah hujannya, P.Jawa mempunyai 164 milyard m3 pertahun.
Dengan jumlah penduduk yang ada saat ini berarti potensi tersebut hanya 1,2
ribu m3/kapita/tahun, sehingga Pulau Jawa berada pada ambang krisis air. Di
masa lalu air hujan tertampung sebagai air tanah dangkal yang dimanfaatkan
secara indvidual rumah tangga. Dengan kepadatan yang makin tinggi
penyimpanan sebagai air tanah dangkal megalami kesulitan, sehingga
penyimpanan air permukaan secara kolektif dalam berbagai skala sangat
diperlukan. Bagaimana menjaga kualitas air permukaan itulah yang kemudian
menjadi masalah bagi perkotaan di P.Jawa.
46 Kalimantan menghadapi permasalahan oleh perubahan ekosistem besar-
besaran dari hutan tropis ke perkebunan, sehingga fungsi penympanan air di
kanopi (canopy storage) sangat menurun. dan penguapan yang menjadikan
curah hujan di Kalimantan tinggi akan menurun juga. Oleh karakter geologinya
penyimpanan air tanah sangat terbatas dan oleh sifat tanahnya air pemukaan
juga membawa serta zat yang membuat tidak layaknya air untuk dikonsumsi.
Dengan karakter geomorpologinya, air laut bisa mempengaruhi salinitas air
sungainya sampai 200 km dari pantai. Karena itu kondisi air harus menjadi
pertimbanagan pokok pengembangan perkotaan di Kalimantan.
Energi
47 Sampai saat ini Indonesia tergolong negara yang boros energi. Inefisiensi dalam
penggunaan energi dapat dilihat dari elastisitas energi. Elastisitas energi adalah
perbandingan antara pertumbuhan konsumsi energi dengan pertumbuhan
ekonomi. Elastisitas energi Indonesia berada pada kisaran 1.84, padahal
Singapura 0,73, dan Jepang 0.1, bahkan negara Jerman elastisitasnya bisa
minus yang artinya terjadi pertumbuhan ekonominya justru mengurangi
konsumsi energi. Disisi lain konsumsi energi per kapita Indonesia secara
nasional sangat rendah sekitar sepersepuluhnya Singapura, bahkan paling
rendah di Asean. Penggunaan energi tertinggi di Indonesia adalah industri
(sekitar 37%) , rumah tangga (29 %) dan transportasi 28%. Dengan demikian
ketiga kategori konsumen itulah sumber pemborosan, padahal ketiganya
sebagian besar merupakan aitvitas perkotaan.
48 Pemborosan energi oleh aktivitas perkotaan tentu berbeda-beda sesuai dengan
skala kota dan sistem transpotasi yang digunakannya. Kasus di DKI Jakarta
menunjukkan pemborosan energi sangat mungkin disebabkan oleh kendaraan
pribadi. Karena 96,5 % angkutan di Jakarta adalah kendaraan pribadi, sedang
angkutan umum hanya 3.5%. Populasi kendaraan pribadi ini masih terus
meningkat karena berkaitan dengan kebijakan industrialisasi serta lapangan
kerja dan subsidi bahan bakar. Sedangkan kemampuan untuk mengembangkan
teknologi hemat energi masih tergantung pada perusahaan induknya diluar
dan belum dapat dijangkau khalayak Indonesia.
17
Draft KKI versi 7 Juli 2016
Perubahan iklim
50 Seluruh dunia menghadapi tantangan yang sama yaitu perubahan iklim.
Terminologi ini telah diterima oleh masyarakat dunia, meskipun sebagian ahli
berpendapat bahwa yang terjadi adalah variabelitas atau anomali iklim.
Demikian besar pengaruh gambaran tentang perubahan iklim tersebut,
sehingga politik dunia internasional meresponnya yang dimulai dengan
penetapan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim atau United
Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) pada tahun 1992.
Konvensi ini dibuat untuk mengambil berbagai tindakan yang bertujuan untuk
menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer yang dianggap
sebagai peenyebab pemanasan bumi. Kini konvensi ini telah ditandatangani 195
negara yang berkomitmen di dalamnya. Setiap tahun UNFCC menyelenggarakan
conferensi antar berbagai pihak (COP- Conference of Parties) untuk
menentukan tindak apa yang harus dilakukan menghadapi perubahan iklim
tersebut. COP terakhir dilakukan di Paris yang membuahkan kespakatan dan
janji negara penanda tangan UNFCC untuk bersama mencegah pemanasan
bumi.
51 Pemanasan bumi dianggap sebagai biang keladi perubahan iklim, tetapi belum
dapat dipastikan apakah wilayah tropis bakal melebar dan wilayah sub tropis ,
boreal dan polar akan menciut. Telah dilakukan kajian global bahwa penyebab
pemanasan bumi adalah terjadinya penipisan ozon di wilayah Antartika dan
gas rumah kaca yang menyelimuti bumi dan membuatnya pengap. Hal ini
disebabkan oleh terakumulasinya zat perusak ozon dan gas pembentuk
rumah kaca terutama senyawa karbon. Dalam COP 3, di Kyoto telah disepakati
agar sejumlah negara industri maju mempelopori penghentian pelepasan zat
perusak ozon (ODS, ozon depletion subtance) dan penurunan emisi gas rumah
kaca aebagai langkah mitigasi perubahan iklim. Penipisan lapisan ozon sudah
dapat diatasiyang ditandai dengan tidak meluasnya penipisan lapisan ozon.
Sedang efek gas rumah kaca masih menjadi masalah dan dianggap sebagai
penyebab perubahan iklim dianggap telah terjadi. Oleh karena itu perlu ada
mitigasi di tingkat internasional dan adaptasi di tingkat lokal. Dalam rangka
mitigasi global, Indonesia berjanji menurunkan emisi 29% dari....... Sedang untuk
adaptasinya telah disiapkan Rencana Aksi Mengenai Perubahan Iklim yang harus
masih harus dirinci dan disesuaikan dengan kondisi faerah.
52 Perubahan yang memang sudah dirasakan di Indonesia, paling tidak telah ada
faktanya, adalah musim hujan yang menjadi lebih pendek tetapi curah
hujannya tetap dan musim kemarau yang lebih panjang. Oleh karena itu di
musim hujan terjadi banjir dan di musim kemarau terjadi kekeringan. Hal ini
mempengaruhi kesehatan dan penyakit menular, pertanian, prasarana kot,
18
Draft KKI versi 7 Juli 2016
20
Draft KKI versi 7 Juli 2016
kepulauan (Bab V bagian 2). Sedang tentang perkotaan telah tercantum dalam
UU Pemerintah Daerah tahun 1999 dan masih dimuat dalam UU tentang
Pemerintahan Daerah tahun 2014 , tetapi masih harus ditindak lanjuti dengan
peraturan pelaksanaannya
62 Hambatan utama pemerintah kota/pemerintah daerah pada umumnya untuk
melaksanakan kewajibannya adalah kekurangan biaya dan sumberdaya
manusia. Secara berangsur pemerintah nasional memang telah meniadakan
hambatan institusional antara lain UU perimbangan keuangan daerah dan
berbagai kebijakan perpajakan seperti penetapan pajak bumi dan bangunan
telah diserahkan kepada pemerintah daerah. Walalupun demikian perencanaan
pembangunan dan pembiayaan daerah masih dikontrol secara ketat oleh
pemerintah nasional. Sejauh mana dan kapan keleluasan pemerintah
kota/daerah dapat diciptakan, akan tergantung tingkat kepercayaan pemerintah
nasional kepada daerah yang dipengaruhi dinamika politik, sosial ekonomi dan
kemanan di Indonesia.
Keuangan daerah
65 Keuangan daerah terdiri dari dana perimbangan yang merupakan transfer dari
pusat kedaerah, pendapatan asli daerah dan pendapatan lain. Transfer ke
daerah Provinsi, Kabupaten, Kota, persentasenya terhadap anggaran belanja
daerah menurun dari 72,5 % tahun 2010 menjadi 56,1% tahun 2015.
Sedangkan angka mutlaknya meningkat dari Rp 292 triliun menjadi Rp 499,74
tiliun diantaranya sebesar Rp 426 triliun untuk daerah Kota dan Kabupaten
artinya 67,7% dari jumlah anggaran pendapatan Kota dan Kabupaten.
21
Draft KKI versi 7 Juli 2016
66 Sumber keuangan pemerintah bersumber dari pajak dan pabean. Tahun 2015,
pendapatan dari pajak dan pabean di tingkat nasional merupakan 87,5% dari
seluruh anggaran pendapatan negara, pada tingkat provinsi pendapatan dari
pajak 85% nya sedang pada tingkat kabupaten kota 50,3% pendapatan aslinya
bersumber dari pajak dan retribusi Kabupaten/Kota. Kota dengan permintaan
lahan yang tinggi telah memanfaatkan ekonomi pertanahan sebagai sumber
untuk melaksnakan pembangunan
22
Draft KKI versi 7 Juli 2016
23
Draft KKI versi 7 Juli 2016
tersebut cukup kuat menahan urbanisasi dan nafsu merubah sarana pertanian
menjadi komoditi, oleh kemampuan pemilik tanah sendiri dan kapasitas
pengawasan oleh pemerintah. Apalagi perubahan terjadi secara inkremental
yang tidak mudah diketahui.
75 Apa yang menjadi masalah adalah karena pemerintah belum menggunakan
hak dan menjalankan amanat UUPA 1960 . Hak menguasasi dalam arti
megatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan , persediaan dan
pemeliharaan tanah belum dilaksanakan sepenuhnya. Bahkan pendaftaran
tanah sampai saat ini belum terselasaikan. Penetapan peruntukan tanah pada
umumnya tanpa disertai keterangan yang rinci atas hak dan penggunaan
tanah yang ada Dengan dipadukannya agraria dan penataan ruang, ada
harapan bahwa perencanaan kota bisa mendapatkan pengarahan yang lebih
tepat.
24
Draft KKI versi 7 Juli 2016
APA VISI
1 Visi adalah gambaran situasi dan karakteristik yang ingin digapai dalam
suatu waktu yang jauh kedepan. Visi tentang pengembangan perkotaan
menggambarkan keadaan dan karakteristik ideal wujud kota dan
kehidupan perkotaan yang akan datang. Dengan demikian visi adalah
suatu cita-cita yang memberi arah langkah kedepan yang pada
umumnya dijabarkan lebih lanjut dalam tujuan dan sasaran. Dalam
tautannya dengan agenda perkotaan ini , visi akan dijabarkan dalam
bentuk komitmen bersama dan selanjutnya dijabarkan dalam agenda
untuk inplementasinya.
2 Visi adalah hasil wawasan dan pemikiran yang inovatif tentang masa
depan yang bisa lepas dari realita yang ada sekarang. Walalupun
demikian apabila memang diniatkan untuk terwujud dan didukung oleh
semua pihak, visi perlu jelas, mudah dimengerti logikanya ,
memperhatikan kesejarahan dan nilai budaya, serta dapat dituangkan
dalam slogan yang menantang dan mendorong semangat .
3 Visi tentang perkotaan telah ada paling tidak tiga formulasi yang
dituangkan dalam dokumen yang telah atau akan menjadi formal yaitu:
Draft New Urban Agenda, Sustainable Development Goal dan Rencana
Pembangunan Jangka Pajang Nasional
VISI TENTANG PERKOTAAN MENURUT DRAFT NUA
4 Draft NUA telah menambatkan visinya pada konsep kota bagi semua atau
hak atas kota. Dimasa depan kota dan pemukiman harus inklusif dan
bebas dari segala bentuk diskriminasi dan kekerasan; semua penduduk
permanen permanen atau sementara dapat menikmati hak-hak dan
kesempatan yang sama; yang dipandu oleh tujuan dan prinsip Piagam
PBB, termasuk penghormatan penuh hukum internasional yang
didasarkan pada Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan perjanjian
hak asasi manusia internasional lainnya.
5 Dibayangkan kota dan pemukiman yang akan datang dapat:
a. memenuhi fungsi sosialnya , termasuk fungsi sosial tanah,
memastikan realisasi hak atas perumahan yang layak secara penuh
dan progresif , serta akses yang sama bagi semua untuk barang
publik dan jasa, keamanan pangan dan gizi, kualitas dan ruang
publik diakses, mata pencaharian dan pekerjaan yang layak
25
Draft KKI versi 7 Juli 2016
26
Draft KKI versi 7 Juli 2016
tentang apa yang harus dilakukan PBB pada milenium yang akan
datang. Pembahasan menyepakati bahwa di milenium yang berikutnya,
PBB harus memberikan perhatian yang lebih besar pada kesejahteraan
sosial perekonomian. Kesepakatan itu dituangkan dalam apa yang
dinamakan Millenium Declaration, yang sesungguhnya merupakan
reorientasi piagam PBB dari fokus pada permasalahan perdamaian dan
keamanan, ke permasalahan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup.
Dalam Deklarasi Milenium tersebut secara eksplisit dinyatakan tekat
untuk mengentaskan kemiskinan dan perlindungan lingkungan.
Berdasarkan deklarasi inilah kemudian Sekjen PBB mengorganisasikan
penyusunan agenda dunia yang dinamakan Millenium Development Goals
(MGG) suatu cita-cita bersama untuk dicapai tahun 2015.
8 Pada tahun 2012, diselenggarakan telaah atas MDGs serta program PBB
lainnya seperti Agenda 21 serta penyederhanaannya membuahkan
dokumen yang dikenal sebagai Post 2015. Dari hasil telaah itulah
kemudian dirumuskan SDG tentang apa yang harus dicapai pada tahun
2030. Agenda yang dituangkan dalam dokumen SDGs intinya adalah :
i. Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuknya di mana-
manan,
ii. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan
meningkatkan gizi dan mempromosikan pertanian
berkelanjutan;
iii. Memastikan hidup sehat dan mempromosikan
kesejahteraan bagi semua di segala usia;
iv. Memastikan kualitas pendidikan inklusif dan adil dan
mempromosikan pembelajaran seumur hidup kesempatan
bagi semua;
v. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua
wanita dan anak perempuan;
vi. Memastikan ketersediaan dan pengelolaan yang
berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua;
vii. Memastikan akses pada energi terjangkau, handal,
berkelanjutan dan modern untuk semua;
viii. Mempromosikan perkembangan yang inklusif,
pertumbuhan ekonomi maksimal, produktif yang
berkelanjutan dan pekerjaan yang layak untuk semua;
ix. Membangun infrastruktur yang tangguh, meningkatkan
industrialisasi inklusif, inovatif dan berkelanjutan.
x. Mengurangi ketidak setaraan di dalam dan di antara
negara-negara;
27
Draft KKI versi 7 Juli 2016
28
Draft KKI versi 7 Juli 2016
29
Draft KKI versi 7 Juli 2016
31
Draft KKI versi 7 Juli 2016
32
Draft KKI versi 7 Juli 2016
35
Draft KKI versi 7 Juli 2016
36
Draft KKI versi 7 Juli 2016
37
Draft KKI versi 7 Juli 2016
39
Draft KKI versi 7 Juli 2016
40
Draft KKI versi 7 Juli 2016
VISI :
terwujudnya perkotaan sebagai sarana dan wahana untuk memajukan
peradaban perkotaan dan kesejahteraan masyarakat secara
berkelanjutan, melalui upaya terus menerus untuk meningkatkan mutu
hubungan antar perkotaan serta teritorial sekitarnya dan tata kelola
semua unsur dan pendukung perkotaan.
KOMITMEN
1. Mewujudkan perkotaan sebagai sarana dan wahana memajukan
peradaban perkotaan secara berkelanjutan.
a. Pemerintah pusat menyiapkan panduan penyusunan kode etik
hidup di perkotaan atau piagam perkotaan dan panduan tentang
bagaimana menanamkan dalam masyarakat melalui pendidikan
formal dan non formal.
b. Piagaman perkotaan adalah kesepakatan warga perkotaan yang
menjadi kontrak sosial mengenai hubungan antar manusia dengan
Tuhannya, hubungan antar sesama manusia dan masyarakat,
hubungan manusia dengan alam serta lingkungannya
c. Piagam perkotaan merupakan pengejawantahan falsafah negara
dan UUD 45 yang yang dijabarkan secara spaeifik untuk suatu
wilayah perkotaan.
d. Pemerintahan daerah kabupaten/kota melalui partisipasi yang luas,
dan dengan mengikut sertakan usaha swasta serta masyarakat
sipil, menyusun piagam perkotaan (urban charter) yang memuat
kode etik, hak, kewajiban dan tanggung jawab warga dan pengguna
perkotaan ; yang sesuai dengan kehidupan perkotaan diwilayahnya
terutama oleh kondisi alam, kepadatan penduduk dan keragaman
masyarakatnya.
e. Pemerintahan daerah kabupaten/kota mendorong, mengawasi dan
memfasilitasi pemahaman dan penanaman kesadaran setiap
warga dan pengguna perkotaan untuk melaksanakan piagam
perkotaan.
f. Pemahaman dan penanaman kesadaran tentang piagam perkotaan
dilakukan melalui pendidikan formal dan non formal, dan dapat
menggunakan teknologi informasi yang paling mutakhir.
g. Piagam perkotaan ditinjau kembali sekurang-kurangnya limatahun
sekali untuk disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi.
h. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi membantu
pemerintahan daerah kabupaten/kota untuk penyusunan piagam
perkotaan dan desiminasi serta fasilitasi penerapannya
41
Draft KKI versi 7 Juli 2016
42
Draft KKI versi 7 Juli 2016
43
Draft KKI versi 7 Juli 2016
3. Meningkatkan mutu tata kelola di berbagai aras dan hubungan antar aras
(level) dalam mengelola unsur perkotaan,
a. Pemerintah pusat mengatur lebih lanjut pembagian urusan
pemerintahan konkuren wajib dan lebih disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing pemerintahan daerah kabupaten/kota
b. Pemerintah pusat mengarahkan interelasi dan pemaduan antara
urusan pemerintahan absolut, khususnya fiskal, dengan urusan
wajib pemerintah tentang pelayanan dasar, non pelayanan dasar
dan urusan pilihan, sebagai instrumen pengembangan dan
pengelolaan perkotaan.
c. Pemerintah pusat meniadakan belenggu dan memberi petunjuk
kepada pemerinhan daerah untuk mengembangkan kelembagaan
yang sesuai dengan kebutuhan daerahnya.
d. Pemerintah daerah provinsi mendukung komitmen pemerintah
pusat.
e. Pemerintah daerah kabupaten provinsi memverifikasi dan
mendukung inisiativ pemerintah kabupaten/kota untuk
mendapatkan bantuan dan dukungan pemerintah pusat.
f. Pemerintahan daerah kabupaten/kota memembentuk dan
mengembangkan organisasi yang sesuai dan sepadan dengan
kewajiban pemerintah daerah kabupaten/kota untuk memberikan
pelayanan dasar dan non pelayanan dasar sesuai dengan
tantangan oleh perkembangan perkotaan.
g. Pemerintahan daerah kabupaten/kota terus menerus meningkatkan
kemampuan personilnya untuk melakukan supervisi perencanaan
dan implementasi rencana pengembangan perkotaan
h. Pemerintahanan daerah kabupaten/kota terus menerus
memperbaiki mekanisme kerja dan sarana kerja perencanaan dan
implementasi pengembangan perkotaan
i. Pemerintahan daerah kabupaten/kota menyusun rancangan
penggunaan tanah dan penggunaan ruang dengan memperhatikan,
kepadatan penduduk yang akan datang, daya dukung parasarana
dan utilitas, penggunaan tanah yang ada sekarang serta hak atas
tanah, dan dampak lingkungan.
44
Draft KKI versi 7 Juli 2016
45
Draft KKI versi 7 Juli 2016
46