Anda di halaman 1dari 46

Draft KKI versi 7 Juli 2016

Kertas Kerja tentang:


AGENDA PERKOTAAN
INDONESIA
Terwujudnya perkotaan sebagai sarana dan wahana
untuk memajukan peradaban dan
kesejahteraan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan

Edisi 7 Juli 2016

1
Draft KKI versi 7 Juli 2016

PENGANTAR
Indonesia, pemerintah beserta para pemangku kepentingan, sedang dan
akan melakukan pembahasan dan negosiasi internasional dalam rangkaian acara
menuju konferensi Habitat III di Quito pada bulan Oktober yang akan datang.
Muara rangkaian kegiatan ini akan akan berupa kesepakatan yang disebut The
New Urban Agenda (NUA). Suatu agenda global untuk mewujudkan kota yang
inklusif, aman , berketahanan dan adil berkelanjutan sampai dengan 20 tahun
yang akan datang. Agenda ini bukan ketentuan normatif yang diikat dengan
sanksi. Walaupun demikian ini merupakan janji pada diri sendiri setiap negara
anggota PBB, dalam menjalankan tugas dan kewajibannya untuk
menyejahterahkan rakyatnya melalui pengelolaan daya transformatif permukiman
dan perkotaan.
Dipahami setiap negara adalah unik, masing-masing mempunyai kondisi
dan kemampuan yang berbeda. Walaupun demikian ada tantangan yang sama,
bagaimana mengentaskan lapisan masyarakat yang tenggelam dalam ketidak
berdayaan dan kurang beruntung, bagaimana budaya lokal menghadapi invasi
budaya global, bagaimana ekonomi pasar bebas harus ditanggapi, bagaimana
menghentikan pemanasan global dan sebagainya. Tantangan yang sama inilah
yang dicoba diinvetarisasi dan diagendakan bagaimana mengatasinya. Apabila
mungkin berupa suatu tindak bersama atau paling tidak bertukar pengalaman dan
pengetahuan tentang bagaimana menjawab berbagai tantangan tersebut.
Indonesia memang terlibat aktif dalam penyusunan New Urban Agenda
tersebut , tetapi sehubungan dengan situasi dan kondisi perkotaan di Indonesia
dan oleh telah dilaksanakannya berbagai rencana pembangunan yang menyentuh
perkotaan, kertas kerja ini menawarkan suatu visi perkotan yang berbeda dengan
draft NUA. Draft NUA terakhir bertolak dari visi yang menekankan pada hak atas
kota dan daya transformatif urbanisasi sebagai sarana perumbuhan ekonomi.
Sedang kertas kerja ini memilih perkotaan sebagai wahana dan sarana untuk
membangun kebudayaan dan peradaban yang terus diperbarui dan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Bagi kertas kerja ini,
manusia dan masyarakat tidak hanya dipandang sebagai mahluk biologis dan
sebagai sumberdaya ekonomi, tetapi sebagai mahluk yang mempunyai budi dan
daya untuk menentukan apa yang yang diinginkan. Pengembangan perkotaan
bukan tujuan akhir tetapi hanya merupakan pengembangan wahana dan sarana
yang mewadahi, memberi iklim, merangsang dan mendorong perkembangan
kebudayaan dan majunya peradaban. Dengan demikian kementerian koordinator
pembangunan manusia dan kebudayaan, mungkin dapat mengambil manfaat atas
pemikiran yang dituangkan dalam agenda perkotaan Indonesia ini.
Ada dua niat yang dikandung dengan kertas kerja ini, pertama adalah
untuk memastikan kedudukan dan kehendak Indonesia dalam pembahasan menuju
ditetapkannya The New Urban Agenda dan kedua sebagai pegangan bagi semua

2
Draft KKI versi 7 Juli 2016

pihak di Indonesia yang terlibat dalam tata keola perkotaan di Indonesia.


Sekiranya apa yang diniatkan Indonesia tidak sejalan dengan apa yang
dikehendaki oleh masyarakat dunia, kertas kerja ini tetap dapat atau diupayakan
dapat menjadi arahan bagi perumusan kebijakan, perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan perkotaan di Indonesia. Kertas kerja ini bukan doktrin atau dogma
tetapi lebih berupa pengingat tentang apa yang perlu dilakukan atas perkotaan
Indonesia yang masih terus berkembang.

Daftar Isi

3
Draft KKI versi 7 Juli 2016

4
Draft KKI versi 7 Juli 2016

1. PENDUHULUAN
1 Kertas kerja ini mengenai agenda pengembangan perkotaan Indonesia, yang
yang penulisannya dipicu oleh adanya perhelatan dunia untuk merumuskan
Agenda Baru Perkotaan (New Urban Agenda- NUA) yang diputuskan di Quito
Ekuador akhir Juli 2016. Walaupun demikian kertas kerja Indonesia (KKI) ini
tidak sepenuhnya mengacu pada NUA, karena NUA telah menambatkan visinya
pada hak atas kota, yang berkaitan dengan perekonomian global. NUA
memandang bahwa proses urbanisasi merupakan suatu daya untuk
memajukan perekonomian negara. Sedangkan KKI memandang urbanisasi
sebagai proses perkembangan kebudayaan dan pembentukan peradaban.
2 Dengan pandangan tersebut KKI ini dapat dianggap sebagai upaya untuk ikut
mengisi reformasi yang telah diwujudkan dengan Amademen UUD 1945 .
Amandemen UUD 45 secara eksplisit mengamanatkan bahwa: Pemerintah
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang nilai-nilai
agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahtreaan
umat manusia)pasal (pasal 31). Negara memajukan kebudayaan nasional
ditengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan nilai budayanya (32). Selain itu amandemen
UUD 45, secara implisit juga telah mengamanatkan pembangunan peradaban
melalui bab mengenai warganegra dan penduduk, hak asasi manusia, agama,
pertahanan dan keamanan dan perekonomian serta kesejahteraan sosial.
3 Peradaban adalah status dan identitas kebudayaan, artinya suatu nilai dan
kekhasan hasil cipta, karsa dan rasa manusia dan masyarakat. Kebudayaan
berwujud ideologi dan tata nilai, struktur sosial dengan perilakunya, dan
teknoekonomik yang berupa benda budaya. Kebudayaan secara universal diakui
mencakup 7 tujuh unsur yaitu: (1) bahasa,(2) sistem pengetahuan, (3) organisasi
sosial, (4) teknologi dan peralatan hidup, (5) sistem mata pencaharian, (6)
sistem religi, dan (7) kesenian. Status kebudayaan artinya kondisi wujud dan
elemen kebudayaan dalam suatu waktu dan bagaimana ciri-cinya dan itulah
yang dimaksud dengan peradaban disini.
4 Status peradaban dinyatakan dengan istilah maju, halus, modern, luhur, tinggi
dan sebagainya. Keluhuran dan ketinggian peradaban diindikasikan dari
kemampuan manusia dan masyarakat dalam membuat aturan dan menaatinya,
menata dan membatasi hubungan antar sesama untuk kesejahteraan dan
kemuliaan bersama. Peradaban rendah diindikasikan dari pola tindak dan
perilakunya yang didasarkan hanya pada sifat manusia sebagai mahluk
biologis. Meski sifat-sifat bilogis manusia tidak mungkin dihilangkan tetapi dapat
dikendalikan, juga oleh diri sendiri, dengan kebudayaan dan peradaban yang
luhur. Sedang peradaban luhur adalah satus paling tinggi yang sesuai dengan
perkembangan kehidupan bermasyarakat yang hanya dapat dikenali melalui
perjalanan sejarah atau analisis ex-post.
5 Identitas peradaban disebut dengan global, nasional, lokal; barat, timur, asing;
asli, Indonesia, Jawa, Batak dan sebagainya. Identitas ini terbentuk melalui
proses yang panjang, melalui kesepakatan yang terjadi secara organik (dengan
sendirinya) ataupun diorganisasikan, melalui wibawa tokoh atau pemimpin. Juga
ada identitas peradaban yang hadir sebagai hasil manusia dan masyarakat

5
Draft KKI versi 7 Juli 2016

dalam merespon kondisi alam, sehingga dapat dijumpai adanya peradaban


pegunungan, peradaban maritim, peradaban pertanian dan sebagainya.
Identitas ini ada yang demikian luas dan mendunia serta hadir tanpa batas
waktu, tetapi juga ada yang lokal dan sementara.
6 Peradaban perkotaan yang luhur adalah status wujud dan elemen budaya yang
tertinggi yang terbentuk oleh proses menjadi perkotaan atau urbanisasi.
Peradaban tidak bisa direncanakan tetapi terbentuk dengan sendirinya melalui
interaksi dan proses belajar manusia dan masyarakat dari apa yang telah
dialami di masa lalu, pengalaman yang sengaja dibuat, dan dari masyarakat
lain. Walapun demikian dapat diciptakan iklim, suasana dan kondisi yang
memungkinkan interaksi dan proses belajar dapat menghasilkan peradaban
yang luhur, yang produktif dan konstruktif. Sederhanya adalah penciptaan iklim
yang kondusif untuk mewadahi dan mendorong muncul dan berkembangnya
peradaban luhur. Tata kelola perkotaan yang baik dan efektif diharapkan
dapat menciptakan iklim yang kondusif tersebut.
7 Mengapa perkotaan, karena disitulah terus menerus terus terjadi peningkatan
konsentrasi manusia dan masyarakat yang majemuk, yang harus terus menerus
melakukan pembelajaran dan pasti akan menentukan kehidupan bangsa dan
negara. Karena konsentrasi penduduk dan pembelajaran inilah yang kemudian
membentuk dan selalu memutakhirkan kebudayaan dan peradaban. Paham
kebangsaan Indonesia yang dinyatakan dengan sumpah pemuda dan yang
dicanangkan pada awal abad ke 20, adalah bukti hadirnya kebudayaan dan
peradaban baru dari perkotaan.
8 Perkotaan adalah bahasa Indonesia-nya urban, yang meski tidak tepat benar
tetapi secara umum telah diterima. Istilah perkotaan ini telah digunakan
dalam undang-undang pemerintah daerah dan statistik Indonesia. Apa
perkotaan (urban) dan apa kota perlu dipahami perbedaannya. Kota adalah
wujud fisik yang dalam bahasa Inggris disebut town atau city , atau suatu
satuan daerah adminitrasi otonom yang dalam bahasa Inggris dinamakan
municipal. Urban atau perkotaan menurut statistik merupakan suatu satuan
wilayah administrasi pemerintahan terkecil (kelurahan) dengan karakter yang
berbeda dengan karakter perdesaan . Karakter tersebut terbentuk oleh karena
tingginya konsentrasi dan kepadatan penduduk dalam suatu satuan wilayah
tersebut , sumber penghidupan utamanya bukan lagi pertanian dan mempunyai
prasarana serta sarana kehidupan lebih beraneka. Walapun kepadatan
penduduk menjadi indikator utama untuk menandai hadirnya perkotaan, tetapi
karakter perkotaan yang sesungguhnya diwarnai oleh kebudayaan dan
peradaban yang sayangnya belum menjadi dasar statistik untuk memilah
perkotaan dan perdesaan.
9 Proses menjadi perkotaan disebut dengan istilah urbanisasi. Dengan demikian
urbanisasi adalah proses terjadinya konsentrasi serta pemadatan manusia
dengan tempat tinggalnya dalam suatu satuan ruang. Meskipun demikian
urbanisasi bukan hanya peristiwa kependudukan. Urbanisasi berkaitan dengan
lapangan kerja, perumahan , infrastruktur serta aneka pelayanan sosial,
kebudayaan dan peradaban. Proses ini di berbagai bagian dunia telah
berlangsung sejak ribuan tahun sebelum masehi, yang merubah karakter
kehidupan pribadi dan masyarakat dari pertanian menuju non pertanian, dari
kepadatan rendah ke kepadatan tinggi, dari masyarakat organik menjadi

6
Draft KKI versi 7 Juli 2016

masyarakat kontraktual. Perubahan karakter ini membutuhkan dan


menumbuhkan pengetahuan, ketrampilan, sikap (attitude) dan pola tindak
(action pattern) baru dan selalu mengalami pembaruan. Masyarakat yang
mempunyai karakter baru ini pada masa Romawi disebut urbanus atau
masyarakat urban, istilah yang kini menjadi universal. Proses menjadi
masyarakat urban inilah yang sejatinya merupakan makna urbanisasi dan
kawasan yang mengakomodasinya disebut wilayah atau kawasan urban (area)
atau wilayah perkotaan. Wilayah urban ini kemudian ditetapkan batasnya untuk
dikelola, ditata dengan jaringan jalan dan utilitas, disediakan ruang dan
bangunan untuk kepentingan bersama dan kemudian disebut kota. Disebut
town apabila kecil, city apabila besar dan megacity kalau luar biasa besar. Jadi
urban adalah karakternya (sifat) dan kota adalah wujud fisik (benda).
Urbanisasi dapat membuat kota memadat atau meluas yang diorganisasikan
atau tumbuh sepotong-sepotong (incremental) oleh individu masyarakat urban.
Perluasan tersebut dapat merubah town menjadi city dan city menjadI mega
city.
10 Sejarah Nusantara sejak zaman Sriwijaya sampai berakirnya VOC dan hadirnya
pemerintahan kolonial, tidak ditemukan pengaturan atau pengelolaan satuan
ruang yang disebut kota. Dikenal adanya pura pada zaman Sriwijaya, Kraton
dan Negaragung pada zaman Majapahit dan Mataram, tetapi bukan kota yang
mengakomadsi penduduk dan menyediakan fasilitas publik seperti kota di
sekitar laut Aegea Eropa Timur dan Asia Barat, 500 tahun sebelum masehi.
Selain itu struktur wilayah yang terbangun oleh sejumlah kota yang tersusun
secara berhierarki juga tidak ditemukan. Apa yang ditemukan dan bekasnya
masih ada adalah perkotaan konsentris, yang berpusat pada keraton yang
dikitari permukiman bangsawan dan diluarnya lagi permukiman perdesaan dan
seluruhnya ditandai sebagai kerajaan agraris. Selain itu juga ditemukan
perkotaan yang terbangun oleh kedudukan penguasa dan pelabuhan yang
dikenali sebagai kerajaan maritim. Tidak ditemukannya suatu sistem perkotaan
yang berjenjang, yang diduga karena apa yang disebut kerajaan dii Nusantara
sesungghuhnya belum berupa negara, tetapi suatu organsisai kesukuan yang
besar dan kuat (large and strong chiefdom)
11 Ketika orang Portugis di abad ke-16 mulai berkeliaran di pesisir Nusantara
mereka menemukan adanya konsentrasi penduduk yang cukup besar di
beberapa kawasan permukiman di pesisir Nusantara ini. Mereka memperkirakan
Samudra Pasai telah dihuni oleh 20.000 penduduk di pertengahan abad ke 17.
Banten, Semarang dan Jepara dihuni oleh sekitar 100.000 penduduk. Di
Makassar diperkirakan terjadi wabah pes yang membuat sekitar 60.000 orang
meningggal sehingga jumlah penduduknya pasti jauh lebih besar dari jumlah itu.
Dari konsentrasi penduduk tersebut jelas bahwa permukiman di Nusantara
tersebut lebih besar dari Paris dan pada waktu itu dan New York masih belum
hadir. Walaupun demikian seperti apa yang dicatat oleh para pelaut Portugis,
permukiman besar tersebut belum menunjukkan ciri-ciri suatu kota seperti yang
mereka temui di Eropa. Kota mulai dikelola, ditata, difasilitasi untuk publik baru
mulai awal ke 20 ketika pemerintah Belanda merubah dari wilayah jarahan
menjadi wilayah jajahan.
12 Dengan sejarah perkotaan yang demikian, kebudayaan dan peradaban
perkotaan di Indonesia memang tidak memiliki akar yang dalam. Kebudayaan

7
Draft KKI versi 7 Juli 2016

suku, peninggalan kerajaan agraris dan kerajaan maritim, agama Hindu, Budha
dan Islam, peninggalan administrasi Belanda dan kolonial yang lain, masuknya
migran dari luar (Tiongkok, Arab, India) berbaur dalam wadah yang disebut
kota dengan tingkat pengaruh yang berbeda. Kota juga menjadi wahana
pergulatan oleh munculnya kelas menengah serta para elitis yang mendorong
perubahan kebudayaan mistis ke kebudayaan ontologis dan meramaabahnya
globalisasi yang mengutamakan kebudayaan fungsional. Oleh stratifikasi sosial
yang terjadi di perkotaan juga muncul kebudayaan kemiskinan yang apatis
serta pesimis dan kebudayaan hedonik yang hanya mengejar kesenangan
sesaat. Keanekaan perkotaan ini juga merupakan cerminan keanekaan Negara
Republik Indonesia yang juga mewadahi kebudayaan dan peradaban yang
beragam. Keanekaan kota dan keanekaan di dalam kota jauh lebih kompleks
daripada apa yang dijumpai Empu Tantular ketika meyatakan: Bhineka Tunggal
Ika. Bagaimana mengikat keragaman ini menjadi suatu kekuatan untuk
mewujudkan kehidupan perkotaan yang berkembang secara berkelanjutan
itulah yang menjadi niat mewujudkan peradaban perkotaan yang luhur ini .
Mengacu pada empu tantular apa yang dicari adalah kebenaran hakiki : Tan
Hana Dharma Mangruwa, yang menyatukan keanekaan masa kini dan yang
akan datang
13 Tata kelola perkotaan yang baik dan efektif itulah yang perlu dibangun agar
dapat menciptakan iklim yang kondusif untuk menumbuh kembangkan
peradaban yang luhur. Tata keola perkotaan adalah suatu sistem
penylenggaraan perkotaan yang didasarkan pada jejaring kerja, tidak hanya
didasarkan pada perintahan dan aturan (command and order). Peraturan tetap
menjadi bingkai yang membatasi lingkup kerja jejaring. Walaupun demikian
bagaimana peraturan tersebut dibuat dan ditetapkan, bagaimana
diimplementasikan, dipantau dan diawasi dilakukan oleh jejaring kerja antara
berbagai pihak yang mempertaruhkan diri dalam jejaring kerja tersebut. Unsur
dalam jejaring tersebut dapat terdiri dari pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat sipil. Hubungan antara unsur jejaring kerja inilah yang perlu
diperkuat dan diberdayakan agar dapat menjaring potensi dan mengangkat
kelesuan atau kemerosotan kehidupan perkotaan . Tata kelola yang baik akan
dengan sendirinya menciptakan peradaban yang luhur.
14 Kertas kerja ini menawarkan pemikiran dan agenda terutama bagi pemerintah
dan pemerintahan daerah kota/kabupaen tentang bagaimana memulai suatu
upaya untuk memajukan peradaban perkotaan. Tawaran ini bukan perintah
untuk menjalankan misi,tetapi komitmen karena kesadaran dan kebutuhan,
Selanjutnya ditawarkan juga kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah
provinsi tentang apa yang perlu dilakukan untuk mendukung upaya pemerintah
dan pemerintahan daerah kabupaten/kota.

8
Draft KKI versi 7 Juli 2016

2 | SITUASI PERKOTAAN INDONESIA SAMPAI KINI

KEBUDAYAAN, PERADABAN DAN KEPENDUDUKAN.

Kebudayaan Perkotaan
15 Pakar kebudayaan menandai ada tiga macam wujud budaya yaitu: pertama,
ideologi yang berupa gagasan, asas, nilai dan norma yang dianut; kedua,
struktur sosial berupa perilaku, struktur pengorganisasian dan ketiga tekno-
ekonomi yang pada umumnya berupa budaya kebendaan. Selain itu ada
pandangan yang membedakan perkembangan kebudayaan mulai dari
kebudayaan mistis yang mempercayai adanya kekuatan yang menentukan
kehidupan, kebudayaan ontologis yang mempercayai kekuatan pikiran untuk
mengatur kehidupan dan kebudayaan fungsional yang merespon kebutuhan
nyata. Meski disebut tahap perkembangan, tetapi dalam realita kehidupan
perkotaan perkembangan tersebut tersebut hadir berbarengan meski dengan
kadar yang berbeda-beda. Ada kota dimana kebudayaan mistis masih hadir
bersama kebudayaan fungsional, tetapi pada umumnya kebudayaan mistis
dipertahankan sebagai warisan budaya mistis artifisial.
16 Peradaban andalah nilai atau aras (level) dan karakter kebudayaan, yang
terbangun karena merespon terhadap kondisi lingkungan dan karena
perjalanan sejarah. Dimasa lalu peradaban imbuh secara organik, melalui
kebiasaan pergaulan dan kehidupan sosial dalam jangka panjang. Kini
peradaban lebih banyak karena kesepakatan dan penaatan atas kesepakatan
tersebut yang juga disebut sebagai peradaban kontraktual. Mendatang
peradaban kontraktual inilah yang akan mewarnai peradaban perkotaan dan ini
bisa diciptakan berdasarkan cita-cita bersama. Melalui kebersamaan perkotaan
akan menjadi periuk pelburan dan penciptaan kebudaayaan dan peradaban baru
melalui kesepakatan yang diorganisasikan dalam skala besar.
17 Perkotaan , sebagai konsentrasi manusia dan masyarakat, telah menjadi periuk
peleburan (melting pot) yang mengakomodasi proses akulturisasi. Perkotaan di
Indonesia telah membuktikan peranannya sebagai periuk peleburan wujud
kebudayaan ideologi yang melahirkan nasionalisme Indonesia yang
dimanifestasikan dalam sumpah pemuda. Bahasa Indonesia telah dicanangkan
sebagai elemen budaya yang mempersatukan bangsa Indonesia. Kini perkotaan
telah menjadi agen penyerbaran peradaban global yang melalui pola konsumsi,
berbagai benda budaya dan perilaku yang telah merasuk sampai perkotaan di
buritan. Faktor yang ikut menentukan pembentukan peradaban perkotaan
adalah pertumbuhan dan konsentrasi penduduk serta dinamikanya yaitu
urbanisasi dan migrasi . Dinamika kependudukan ini juga membuat kesenjangan
makin melebar dan deferensiasi yang makin beraneka yang berpotensil
menimbulkan konflik yang sesungguhnya merupakan kemerosotan peradaban.

9
Draft KKI versi 7 Juli 2016

Konflik sosial dan kemanan


18 Kesenjangan dan deferensiasi sosial dapat menjadi penyebab konflik sosial dan
tindak kekerasan yang mengancam atau mengganggu kemanan perkotaan. Ada
tiga bentuk konflik sosial yaitu pertama, konflik ideologis yang mencakup
perbedaan nilai atau kepercayaan yang dianut, dukungan politik, perbedaan
penafsiran atas peraturan. Kedua, konflik persepsi dan perilaku yang disulut
atau menyulut dengki, iri hati, dendam. Ketiga konflik kepentingan, yang terjadi
karena perebutan sumberdaya, kemudahan, dan sebagainya, termasuk
perbedaan kepentingan majikan dan buruh. Keanekaan latar belakang
kebudayaan, peradaban dan kepadatan penduduk perkotaan dianggap
potensial menimbulkan konflik. Walaupun demikian di Indonesia konflik juga
sering terjadi di perdesaan.
19 Apakah tindak pidana berkaitan dengan kepadatan, kesenjangan dan keanekaan
penduduk tidak keterangan yang memastikan. Realitanya sejak tahun 2001,
Poda Metro Jaya yang selain Jakarta juga mencakup Tangerang, Bekasi dan
Bogor, menangani jumlah kasus tertinggi di Indonesia, yaitu 33. 000 sampai
dengan 63.000 kasus setiap tahun. Angka tertinggi tercatat pada tahun 2007
yaitu 63.661 kasus tetapi terus menurun sehingga tahun 2015 tercaatat 44.461
kasus. Kedua tertinggi adalah Jawa Timur dengan jumlah kasus yang
berfluktuasi antara 14.000 dan 40.000. Jawa Barat yang menunjukkan
kecenderungan meningkat dari 17.000 ke 27.000 kasus. Jumlah kasus pidana
memang berkorelasi dengan jumlah penduduk, tetapi belum dapat dipastikan
apakah berkorelasi dengan tingkat urbanisasi. Selain itu juga belum dapat
dipastikan apakah tingginya tindak pidana di Metro Jaya karena masyarakat
lebih mempunyai pengetahuan dan keberanian untuk melaporkan tindak pidana
tersebut

Dinamika kependudukan
20 Dengan pertumbuhan penduduk 2,3 % pada tahun 1971-1980, menurun
menjadi 1,97% paada tahun 1980-1990, menurun lagi menjadi 1,49% pada
tahun 1990-2000, dan 1,48% pada tahun 2000-2010, jumlah penduduk
Indonesia selama 40 tahun telah meningkat hampir dua kali lipat yaitu dari
119,2 orang pada tahun 1971 menjadi 237,6 juta orang pada tahun 2010.
Sedangkan penduduk perkotaan telah meningkat hampir 7 kali lipat selama 40
tahun, dari 17,6 juta orang pada 1971 menjadi 118,3 juta orang pada tahun
2010. Dimana pertambahan penduduk perkotaan terjadi, dapat dipastikan
terjadi di P.Jawa. Angka sensus tahun 2010 menunjukkan bahwa provinsi
dengan persentase penduduk perkotaan paling tinggi diluar DKI Jakarta adalah
Banten (67,01%) , Yogyakarta (66,44%) dan Jawa Barat (65,69%). Sedang
Provinsi yang persentase penduduk perkotaannya paling rendah adalah
Sulawesi Barat (22,88%), Sulawesi Tengah (24,32 %) dean Maluku Utara
(27,09%). Sedang yang persentasenya tertinggi di luar Jawa adalah Kalimantan
Timur (62,08%) dan Bali (60,21%). Persentase penduduk perkotaan Sumatera
Utara, Kepulauan Riau dan Bangka Belitung menyamai persentase penduduk
perkotaan nasional yaitu sekitar 49%.
21 Tingginya urbanisasi di Banten dan Jawa Barat jelas karena menerima luberan
perumahan dan industri dari Jakarta, sedang di Yogyakarta karena wilayahnya

10
Draft KKI versi 7 Juli 2016

yang kecil dan migrasi diumbuhkan oleh jasa pendidikan dan pariwisata.
Sumatera Utara memang memiliki sejarah perkotaan yang telah lama yang
digerakkan oleh perkebunan. Tingginya persentase penduduk perkotaan di
kepulauan Riau disebabkan memang ada pembangunan kota yang khusus yaitu
Batam, yang merupakan kota dengan proses urbanisasi yang tercepat di
Indonesia. Urbanisasi di Bali digerakkan oleh pariwisata dan di Kalimantan
Timur digerakkan oleh kegiatan eksploitasi sumberdaya alam. Urbanisasi di
P.Jawa pada umumnya telah mencapai taraf tumbuh dengan kekuatan kota itu
sendiri (self propelling growth), sedang di luar Jawa masih membutuhkan
penggerak yang kuat untuk menumbukan kota. Walaupun demikian ada
beberapa Kota (otonom) di Jawa yang jumlah penduduknya menurun seperti
Magelang, Madiun bahkan Yogyakarta dan Surakarta karena perluasan dan
peluberan ke wilayah Kabupaten
Bonus demograf
22 Diprediksi Indonesia akan mendapat bonus demografi pada tahun 2020-2030.
Bonus tersebut adalah Bonus Demograf, dimana penduduk dengan umur
produktif sangat besar sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum
banyak. Diperkirakan angkatan kerja (15-64 tahun) pada 2020-2030 akan
mencapai 70 persen, sedangkan sisanya, 30 persen, adalah penduduk yang
tidak produktif (di bawah 15 tahun dan diatas 65 tahun ). Dilihat dari jumlahnya,
penduduk usia produktif mencapai sekitar 180 juta, sementara "nonproduktif" 60
juta.
23 Diperkirakan penduduk produktif ini akan lebih banyak mengisi perkotaan oleh
karena sektor pertanian tidak dapat tumbuh setinggi sektor industri dan jasa
di perkotaan. Selain itu diperkotaanlah ada kesempatan dan sarana untuk
meningkatkan diri sehingga dapat mempunyai pengetahuan dan keahlian yang
sesuai dengan perkembangan kekotaan yang akan datang. Apa yang menjadi
soal adalah industri dan jasa perkotaan apa yang sebaiknya ditumbuhkan di
berbagai kota di Indonessia, dan pengetahuan serta ketrampilan yang harus
dikembangkan sehingga bonus demografi bisa memberi manfaat sebe-
besarnya. Hal ini harus secara mendalam dipertimbangkan agar urbanisasi
menjadi daya yang konstruktif dan produktif

Kemiskinan dan kesenjangan


24 Angka statistik penduduk miskin memberikan gambaran bahwa:
a. Jumlah penduduk miskin sejak tahun 1998 telah menurun tetapi belum
pernah mencapai jumlah penduduk miskin sebelumnya. Walaupun demikan
prosentase penduduk miskin sejak tahun 1998 telah menunjukkan penuruan
yang berarti dari sekitar 20 % atau lebih menjadi sekitar 11%.
b. Prosentase penduduk miskin tertinggi di Maluku dan Nusa Tenggara, sedang
yang terkecil di Jawa dan Kalimantan Timur, tetapi jumlah penduduk miskin
terbesar di Jawa.
c. Angka mutlak maupun persentase penduduk miskin diperkotaan selalu lebih
kecil daripada di perdesaan, mungkin karena akses pada berbagai
kemudahan di perkotaan lebih baik daripada di perdesaan.

11
Draft KKI versi 7 Juli 2016

Angka statistik penduduk miskin ini sering diragukan dan dianggap tidak
menggambarkan akar permasalahan kemiskinan. Oleh karena itu kebijakan
dan pelaksanaan pengentasan kemiskinan yang didasarkan pada statistik saja
tidak cukup. Walaupun demikian pada tingkat nasional, terutama untuk
mengalokasi dana pengentasan kemiskinan dalam anggaran belanja negara,
angka statistik sangat diperlukan.
25 Dalam rangka pengentasan kemiskinan, juga diperhatikan adalah masalah
kesenjangan antara pengeluaran lapisan bawah dengan pengeluaran lapisan
atas. Untuk itu telah dikembangkan ukuran kesenjangan yang disebut gini rasio.
Secara nasionak gini rasio Indonesia meningkat dari 0,31 tahun 1999 menjadi
0,41 pada tahun 2015, artinya ketimpangan rendah menuju menenengah. Ada
indikasi bahwa di wilayah dengan prosentasi penduduk perkotaannya tinggi,
gini rasionya juga tinggi tinggi padahal persentase penduduk miskinnya
rendah. Oleh karena itu diduga bahwa bahwa urbanisasi membuat lapisan atas
meningkat sehingga kesenjangan nya melebar juga.

PERMASALAHAN KESEJAHTERAAN DAN PEREKONOMIAN

Perumahan
26 Perumahan merupakan unsur pembentuk perkotaan yang terpenting, karena
sekitar 40% sampai 60% perkotaan dibentuk oleh perumahan. Selain itu
perumahan juga sangat berkaitan dengan hak asasi manusia, kebudayaan ,
peradaban. Kondisi dan kualitas perumahan merupakan indikator kesejahteraan
dan kemakmuran masyarakat Perumahan juga menjadi salah satu urusan wajib
pemerintah daerah meskipun sejak tahun 70an di Indonesia lebih banyak
ditangani pemerintah pusat.
27 Pada awal tahun tujuh puluhan pemerintah Indonesia mulai melaksanakan
kebijakan pembangunan masal berdasarkan kekuatan permintaan. Masyarakat
dibedakan tiga segmen pendapatan yaitu: pertama, segmen lapisan
masyarakat yang paling tidak mampu; kedua, segmen lapisan masyarakat
menengah yang mampu mendapatkan rumah dengan dukungan pemerintah,
dan ketiga, lapisan masyarat yang dapat menjangkau tempat tinggal melalui
mekanisme pasar.
28 Untuk segmen pertama dilaksanakan perbaikan kampung dengan asumsi lapisan
ini sudah pertempat tinggal di kampung kumuh perkotaan dan tidak layak.
Untuk segmen ini diselenggarakan program perbaikan kampung. Sejak tahun
delapan puluhan pemerintah menyelenggarakan program ini secara meluas dan
masal, dengan berbagai pendekatan . Mulai dari pembangunan prasarana
permukiman saja, kemudian dengan pendekatan yang memadukan
pembangunan fisik dengan pengembangan sosial dan usaha. Selanjutnya
disertai dengan partisipasi masyarakat dan pembentukan kelembagaan. Akhir-
akhir ini mulai dilaksanakan pembangunan program relokasi kampung yang
dianggap menjadi masalah kota ke rumah susun bersubsidi. Belum diketahui
apakah apakah masyarakat kampung yang semula beban ongkos tinggalnya
sangat minim, mampu tinggal di rumah susun yang jelas beban pengeluarnya
mejjadi lebih besar walaupun dianggap wajar.

12
Draft KKI versi 7 Juli 2016

29 Kebutuhan tempat tinggal segmen menengah diupayakan dapat dipenuhi


dengan program perumahan rakyat, yaitu penyediaan rumah dengan subsidi
dan kemudahan pembiayaan. Pelaksana program ini semula adalah Perumnas
saja. Perusahaan negara ini sempat menjadi pelopor perkembangan perkotaan
seperti yang dilakukan di Depok, Bekasi, Tangerang, Bandung, Surakarta, Medan,
Semarang dan Surabaya dan lain. Program oleh Perumnas ini melemah oleh
menurunnya dukungan pemerintah dan munculnya usaha swasta dalam segmen
ini.
30 Kemampuan segmen atas ini telah mendorong perkembangan perkotaan oleh
bisnis properti.Oleh kemampuan yang dimilki , segmen ini tidak membutuhkan
kedekatan dengan lokasi tempat kerja. Karena itu yang ditawarkan pada
segmen ini adalah kenyamanan dan kemewahan lingkungan, sehingga
muncullah kota baru yang eksklusif dengan daya tarik pusat rekreasi, pusat
perbelanjaan dan juga pendidikan yang ekslusif. Bahkan pasar tradisional
artifisial juga di kembangkan di kota ekslusif tersebut. Dengan demikian kota
baru ini juga telah menumbuhkan lapangan kerja lapisan bawah yang cukup
besar yang tempat tinggalnya terhalang oleh eksklusiftas kota. Karena itu
permukiman informal dan kampung di sekitar
31 nya menjadi penampungan pekerja di kota baru ini. Terjadilah mozaik kota yang
dibentuk oleh perselingan permukiman eksklusif dan permukiman informal atau
kampung. Selain itu, oleh pertumbuhan yang tidak terkendali, menyebabkan
kemudahan bagi lapisan atas tidak mencukupi dan menimbulkan ketidak
efisienan. Lapisan atas yang jauh dari tempat kerjanya, tidak lagi dapat
terfasilitas oleh lalan arteri dan bebas hambatan yang tersedia.

Indeks Pengembangan Manuisia


32 Kesejateraan rakyat juga diindikasikan dengan indeks pengembangan manusia
(IPM) yaitu indeks komposit yang dibangun dari 3 (tiga) dimensi dasar:
panjangnya umur yag menunjukkan hidup yang sehat, , berpengetahuan,
standar hidup layak. Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena
selain sebagai ukuran kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu
alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU). Data IPM (2014) menunjukkan
Indonesia berada di angka 69.90. Sedang IPM setiap provinsi memberi
gambaran yang tertinggi dicapai oleh DKI Jakarta (78,9), DI Yogyakarta (76,81)
, Kalimantan Timur (73,82). Sedang yang terendah adalah : Papua (56,75) ,
Papua Barat (61,28) dan Sulawesi Barat (62,24). Tampaknya provinsi dengan
tingkat urbanisasi tinggi, IPM nya tinggi dan yang urbanisasinya rendah IPM nya
juga rendah. Apakah urbanisasi akan dengan sendirinya akan mendongkrak IPM.

Pertumbuhan dan struktur ekonomi


33 Kesejahtreaan rakyat di perkotaanj tidak dapat lepas dari perekonomian negara
pada umumnya. Tumbuh dan berkembagnya perkotaan didorong atau
sebaliknya mendorong perekonomian negara. Setelah mengalami kontraksi
ekonomi tahun 1998, Indonesia kemudian mampu mempertahankan
pertumbuhannya antara 4% s/d 5%. Tahun 2010, PDB perkapita mencapai Rp
28.778 dan pada tahun 2014 PDB per kapita atas dasar harga konstan tahun
2010 menjadi Rp 33.978 Pertumbuhan ini tidak merata , di provinsi Riau,
13
Draft KKI versi 7 Juli 2016

Kalimantan Utara, Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan pertumbuhan itu lebih
mencapai sekitar 7%. Provinsi tersebut adalah daerah yang basis eknominya
sumberdaya alam yang artinya non urban. Provinsi tingkat urbanisasinya
relatif tinggi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah justru laju pertumbuhan
eknominya di bawah pertumbuhan nasional. Daya transformatif ekonomi
urbanisasi masih lemah.
34 Angka statistik tahun 2013 memberikan gambaran bahwa perekonomian
Indonesia disumbang oleh industri pengolahan (21,03%), pertanian (13,36%),
perdagangan besar sampai eceran (13,21%) pertambangan dan galian
(11,01%), selebihnya (sekitar 41%) disumbang oleh sektor jasa yang banyak
sekali ragamnya antara lain: transportasi dan pergudangan, penyediaan
akomodasi dan makan, jasa keuangan, jasa perusahaan, jasa pendidikan. Sektor
jasa pada umumnya merupakan produk perkotaan tetapi berapa besar yang
perkotaan sejati tidak diketahui dan pasti sangat tergantung pada
perkembangan kotanya. Kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung bahkan
Cirebon basis perekonomiannya adalah jasa keuangan, jasa pendidikan dan jasa
kesehatan. Di beberapa kota ada kecenderungan program pendidikan dan
rumah sakit menjadi komoditi yang masuk dalam pertumbuhan ekonomi dan
bukan pelayanan sosial.

Sektor Informal
35 Disebut sektor informal karena tidak dibawah pengaturan resmi, tidak
mempunyai izin karena itu juga tidak mendapatkan perlindungan dan fasilitas
resmi. Sektor ini mudah dimasuki, karena tidak dibutuhkan syarat pengetahuan
maupun ketrampilan dan jadual kegiatannya diatur sendiri. Ada yang
diorganisasikan tetapi sering bersifat eksploitatif oleh yang mempunyai
kelebihan modal, hubungan dengan usaha besar, maupun kekuatan fisik.
Lapangan usaha sektor informal ini begitu luas, dan masih terus tumbuh.
Pertumbuhan ekonomi, industrialisasi dan pembukaan lapangan kerja formal di
kota dianggap dapat menggantikan sektor informal, tetapi ternyata belum
terjadi. Industri makanan, minuman, pakaian jadi, justru memudahkan
tumbuhnya sektor informal. Karena pertumbuhan lapangan kerja formal belum
dapat mengimbangi pertumbuhan tenaga kerja, sektor informal menjadi katup
pengamanan pengangguran. Walaupun demikian di sektor informal ini bisa
terjadi adanya hubungan kerja yang eksploitatif, tidak manusiawi dan juga
menganggu ketertiban umum. Produknya tidak terawasi sehingga bisa
membahayakan orang lain. Ini merupakan permasalahan yang dihadapi oleh
kota di Indonesia. Ada beberapa pemerintah kota yang mencoba mendaftar
sektor informal untuk melakukan kebijakan dan langkah yang tepat atas
kehadiran sektor informal di perkotaan tersebut. Pendaftaran ini tidak hanya
untuk maksud melakukan penertiban, tetapi bisa juga untuk maksud
memberikan perlindungan dan pemberdayaan.

Industri mikro dan industri kecil


36 Menurut statistik industri mikro adalah usaha industri yang menyerap 5 sampai
19 tenaga kerja, industri kecil menyerap 1 samai 4 tenaga kerja. Jenis industri
perlu mendapat perhatian dalam agenda perkotaan karena membutuhkan
kedekaatan dengan konsumen Di seluruh Indonesia, industri mikro dan kecil

14
Draft KKI versi 7 Juli 2016

pada tahun 2013 telah menyediakan lapangan kerja sekitar untuk sekitar 10
juta orang. Walaupun pada umumnya jenis industri ini berorientasi pada
konsumen, tetapi oleh riwayatnya dikenal oleh konsumen yang luas seperti
kerajinan kulit di Garut,Surabaya, Yogyakarta, kerajinan bambu di Raja Polah,
batik trusmi di Cirebon. Beberapa diantaranya telah masuk dalam jaringan sosial
media, sehingg aktivitas ekonomi sirkuit bawah ini terangkat keatas. Aglomerasi
industri mikro dan industri kecil ini juga menumbuhkan perkotaan dan
memalihkan desa menjadi perkotaan, tetapi pertumbuhannya yang spontan dan
inkremental tidak terlayani oleh prasarana dan pelayanan kota.

LINGKUNGAN FISIK

Alam Indonesia
37 Ketika kemerdekaan dideklarasikan, batas wilayah negara yang terdiri dari
ribuan pulau belum dipastikan. Adalah Perdana Menteri Djuanda, tahun 1957
mendeklarasikan batas negara kepulauan sebagai wlayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang terdiri dari 17.508 pulau dengan daratan seluas 1,9 juta
km2, perairan laut seluas pantai 3.3 juta km2 dan pantai sepanjang 108.000
km. Laut terdiri dari laut kontinental yang dangkal sebagai bagian Asia yang
disebut paparan Sunda, dan sebagai bagian dari Australia yang disebut paparan
Sahul, dan diantaranya keduanya terdapat laut dalam dengan ribuan pulau
yang terbentuk oleh kekuatan tektonik, yang terbesar adalah Sulawesi, Flores
dan Timor. Wilayah ini dinamakan Walacea. Angka jumlah pulau dikoreksi oleh
Badan Informasi Geografis, menjadi 13.466 pulau dengan panjang pantai
95.181 km, yang terdiri dari lima pulau besar dan ribuan pulau kecil.
38 Kepulauan ini berada di garis katulistiwa, diapit dua samudera Pasifik dan
Samudera India dan dua benua Asia dan Australia. Oleh karena itulah di
Indonesia terdapat flora dan fauna tipE Asia, tipe Australia dan tipe endemik
yang terdapat di Walacea. Tiga pulau besar Sumatera, Jawa Kalimantan dan
pulau kecil diantaranya, berada di lempeng Eurasia yang ditunjam oleh lempeng
benua Indo-Australia dari arah selatan. Tunjaman inilah yang membentuk
rangkaian gunung api mulai dari Sumatera, Jawa, Bali Lombok, Timor sampai
kepulauan Banda. Lempeng ini masih terus bergerak dari barat Sumtera dan
selatan Jawa sampai selatan Timor dan berpotensi menimbulkan gempa.
Lempeng samudera Pasifik menekan dari arah timur membentuk rangkaian
gunung api di Sulawesi Utara dan Ternate serta juga berpotensi menimbulkan
gempa Dengan demikian jelas mengapa kota yang berhadapan dengan garis
tunjaman itu rawan gempa.

Wilayah Laut
39 Batas wilayah laut Indonesia dideklarasi oleh Perdana Menteri Juanda 1957 dan
ditetapkan dengan UU No.4/1960 tentang Perairan Indonesia. Walaupun
demikian baru mendapat pengakuan internasional melalui Konvensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut Tahun 1982 (UNCLOS).
Dengan konvensi tersebut Indonesia mendapat hak memanfaatkan sumberdaya
yang berada di wilayah yang disebut Zona Ekonomi Ekslusif yaitu 200 mil laut

15
Draft KKI versi 7 Juli 2016

dari garis dasar pantai. Juga harus menyediakan, memelihara dan menjaga alur
pelayaran dan juga jalur penerbangan yang disebut sebagai Alur Lintas
Kepulauan Indonenesia (ALKI) . ALKI pelayaran menghubungkan dua laut
bebas, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik,sedang ALKI penerbangan
menghubungan benua Asia dan Australia.
40 Aktivitas pelayaran yang terbesar di dunia sampai pertengahan abad ke 20
terjadi di samudra Atlantik yang menghubungkan kota besar di Eropa yaitu
London , Roterdam, Bremen dll dengan Kota di pantai timur Amerika seperti Ne
York, Boston dsb. Akhir abad ke 20 menjelang abad ek 21, dengan hadirnya
macan Asia Jepang, Korea, Taiwan dan kemudian RRT, terjadi perluasan atau
mungkin pergeseran kegiatan pelayaran ke Pasifik. Tokyo, Osaka, Shanghai,
Hongkong telah menggerakkan hubungan pelayaran yang melintasi Pasifik,
sehingga San Fracisco dan Los Angeles mulai dapat menandingi New York.
Dalam perkembangan arus pelayaran tersebut, Indonesia berada di
pinggiran dan hanya medapat percikan dari putaran arus pelayaran global.
41 Dengan karakternya sebagai negara kepulauan, Indonesia belum dapat
memaksimalkan zona ekonomi eksklusif dan alur lintas kepulauan Indonesia.
Sumber daya minyak, gas bumi dan mineral, walaupun mulai ada yang
dieksplotasi agar memberi kontribusi pada perkembangan nasional, tetapi
sebagian besar masih dalam taraf eksplorasi dan penelitian. Bahkan aneka
garam yang dikandung air laut Indonesia belum banyak diketahui.
Sumberdaya biotik, terutama ikan masih terfokus pada ikan pesisir dan laut
dangkal, bahkan dirasakan mulai berlebihan (over fishing), sedang kekayaan
biota laut dalam belum banyak dieksploitasi.

Pesisir
42 Pesisir adalah wilayah darat yang dipengaruhi laut dan wilayah laut yang
dipengaruhi darat. Pulau yang kecil yang menurut UU seluas 2000 km2 atau
lebih kecil mungkin seluruh daratnya adalah pesisir. Kota pesisir pada
umumnya tumbuh dan berkembang lebih dahulu daripada kota di pedalaman,
karena kemudahannya untuk berhubungandagang dengan luar negeri dan
dengan kota atau wilayah lain. Dilain pihak kota pesisir juga menjadi penerima
air dari hulunya dan menjadi penyangga pasang atau kenaikan permukaan laut.
Apakah ini suatu potensi atau ancaman tergantung kondisi air dari hulu dan
bagaimana morpologi pantainya . Disisi lain ancaman itu bisa terjadi karena
perkembangan kota yang kurang terkendali, yang antara lain menyebabkan
penurunan tanah dan rusaknya pelindung alami.

Air tawar
43 Sebagai wilayah tropis basah, Indonesia mempunyai curah hujan yang tinggi
sebagai sumber air tawar. Permasalahannya adalah bagimana curah hujan
tersebut tertampung dan tersimpan, bagaimana distribusi serta
penggunaannya dan bagaimana menjaga kualitasnya. Dengan curah hujan
yang terjadi sampai kini, potensi air total nasional adalah 3.906 milyar m3
pertahun atau 16,6 ribu m3/kapita/tahun. Walaupun demikian potensi ini tidak
merata, karena ada beberapa daerah yang penguapannya lebih tinggi dari
curah hujannya.

16
Draft KKI versi 7 Juli 2016

44 Dengan luas daratan dan curah hujannya Papua mempunyai potensi air tawar
yang paling besar yaitu 1.062 milyard m 3 setiap tahun, yang ditampung sebagai
gunung es atau di danau alami. Dengan jumlah penduduk yang ada sekarang
potensinya adalah 299 ribu m3/kapita /tahun dan dengan kota yang belum
banyak serta permukimannya yang tersebar pemasalahannya terletak pada
penampunyan di tingkat lokal.
45 Berdasarkan curah hujannya, P.Jawa mempunyai 164 milyard m3 pertahun.
Dengan jumlah penduduk yang ada saat ini berarti potensi tersebut hanya 1,2
ribu m3/kapita/tahun, sehingga Pulau Jawa berada pada ambang krisis air. Di
masa lalu air hujan tertampung sebagai air tanah dangkal yang dimanfaatkan
secara indvidual rumah tangga. Dengan kepadatan yang makin tinggi
penyimpanan sebagai air tanah dangkal megalami kesulitan, sehingga
penyimpanan air permukaan secara kolektif dalam berbagai skala sangat
diperlukan. Bagaimana menjaga kualitas air permukaan itulah yang kemudian
menjadi masalah bagi perkotaan di P.Jawa.
46 Kalimantan menghadapi permasalahan oleh perubahan ekosistem besar-
besaran dari hutan tropis ke perkebunan, sehingga fungsi penympanan air di
kanopi (canopy storage) sangat menurun. dan penguapan yang menjadikan
curah hujan di Kalimantan tinggi akan menurun juga. Oleh karakter geologinya
penyimpanan air tanah sangat terbatas dan oleh sifat tanahnya air pemukaan
juga membawa serta zat yang membuat tidak layaknya air untuk dikonsumsi.
Dengan karakter geomorpologinya, air laut bisa mempengaruhi salinitas air
sungainya sampai 200 km dari pantai. Karena itu kondisi air harus menjadi
pertimbanagan pokok pengembangan perkotaan di Kalimantan.

Energi
47 Sampai saat ini Indonesia tergolong negara yang boros energi. Inefisiensi dalam
penggunaan energi dapat dilihat dari elastisitas energi. Elastisitas energi adalah
perbandingan antara pertumbuhan konsumsi energi dengan pertumbuhan
ekonomi. Elastisitas energi Indonesia berada pada kisaran 1.84, padahal
Singapura 0,73, dan Jepang 0.1, bahkan negara Jerman elastisitasnya bisa
minus yang artinya terjadi pertumbuhan ekonominya justru mengurangi
konsumsi energi. Disisi lain konsumsi energi per kapita Indonesia secara
nasional sangat rendah sekitar sepersepuluhnya Singapura, bahkan paling
rendah di Asean. Penggunaan energi tertinggi di Indonesia adalah industri
(sekitar 37%) , rumah tangga (29 %) dan transportasi 28%. Dengan demikian
ketiga kategori konsumen itulah sumber pemborosan, padahal ketiganya
sebagian besar merupakan aitvitas perkotaan.
48 Pemborosan energi oleh aktivitas perkotaan tentu berbeda-beda sesuai dengan
skala kota dan sistem transpotasi yang digunakannya. Kasus di DKI Jakarta
menunjukkan pemborosan energi sangat mungkin disebabkan oleh kendaraan
pribadi. Karena 96,5 % angkutan di Jakarta adalah kendaraan pribadi, sedang
angkutan umum hanya 3.5%. Populasi kendaraan pribadi ini masih terus
meningkat karena berkaitan dengan kebijakan industrialisasi serta lapangan
kerja dan subsidi bahan bakar. Sedangkan kemampuan untuk mengembangkan
teknologi hemat energi masih tergantung pada perusahaan induknya diluar
dan belum dapat dijangkau khalayak Indonesia.

17
Draft KKI versi 7 Juli 2016

49 Pasokan energi bagi perkotaan Indonesia jelas tergantung pada kebijakan


energi nasional. Energi primer Indonesia masih tergantung pada bahan bakar
minyak, gas dan batubara, yang ada masanya habis. Energi baru dan terbarukan
dengan segala upaya dan potensi yang dimilki Indonesia diperkiranan baru
dapat mengisi 31% kebutuhan energi tahun 2050. Pada tingkat kota yang dapat
dilakukan adalah penghematan penggunaan energi dan memobilasasi warganya
untuk membangun sumber energi terbarukan pada skala rumah tangga seperti
misalnya penggunaan sel matahari.

Perubahan iklim
50 Seluruh dunia menghadapi tantangan yang sama yaitu perubahan iklim.
Terminologi ini telah diterima oleh masyarakat dunia, meskipun sebagian ahli
berpendapat bahwa yang terjadi adalah variabelitas atau anomali iklim.
Demikian besar pengaruh gambaran tentang perubahan iklim tersebut,
sehingga politik dunia internasional meresponnya yang dimulai dengan
penetapan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim atau United
Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) pada tahun 1992.
Konvensi ini dibuat untuk mengambil berbagai tindakan yang bertujuan untuk
menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer yang dianggap
sebagai peenyebab pemanasan bumi. Kini konvensi ini telah ditandatangani 195
negara yang berkomitmen di dalamnya. Setiap tahun UNFCC menyelenggarakan
conferensi antar berbagai pihak (COP- Conference of Parties) untuk
menentukan tindak apa yang harus dilakukan menghadapi perubahan iklim
tersebut. COP terakhir dilakukan di Paris yang membuahkan kespakatan dan
janji negara penanda tangan UNFCC untuk bersama mencegah pemanasan
bumi.
51 Pemanasan bumi dianggap sebagai biang keladi perubahan iklim, tetapi belum
dapat dipastikan apakah wilayah tropis bakal melebar dan wilayah sub tropis ,
boreal dan polar akan menciut. Telah dilakukan kajian global bahwa penyebab
pemanasan bumi adalah terjadinya penipisan ozon di wilayah Antartika dan
gas rumah kaca yang menyelimuti bumi dan membuatnya pengap. Hal ini
disebabkan oleh terakumulasinya zat perusak ozon dan gas pembentuk
rumah kaca terutama senyawa karbon. Dalam COP 3, di Kyoto telah disepakati
agar sejumlah negara industri maju mempelopori penghentian pelepasan zat
perusak ozon (ODS, ozon depletion subtance) dan penurunan emisi gas rumah
kaca aebagai langkah mitigasi perubahan iklim. Penipisan lapisan ozon sudah
dapat diatasiyang ditandai dengan tidak meluasnya penipisan lapisan ozon.
Sedang efek gas rumah kaca masih menjadi masalah dan dianggap sebagai
penyebab perubahan iklim dianggap telah terjadi. Oleh karena itu perlu ada
mitigasi di tingkat internasional dan adaptasi di tingkat lokal. Dalam rangka
mitigasi global, Indonesia berjanji menurunkan emisi 29% dari....... Sedang untuk
adaptasinya telah disiapkan Rencana Aksi Mengenai Perubahan Iklim yang harus
masih harus dirinci dan disesuaikan dengan kondisi faerah.
52 Perubahan yang memang sudah dirasakan di Indonesia, paling tidak telah ada
faktanya, adalah musim hujan yang menjadi lebih pendek tetapi curah
hujannya tetap dan musim kemarau yang lebih panjang. Oleh karena itu di
musim hujan terjadi banjir dan di musim kemarau terjadi kekeringan. Hal ini
mempengaruhi kesehatan dan penyakit menular, pertanian, prasarana kot,

18
Draft KKI versi 7 Juli 2016

transportasi terutama laut. Terjadinya badai juga diindikasikan disebabkan oleh


perubahan iklim. Kajian internasaional juga menandai terjadinya kenaikan
permukaan laut, tetapi indikasi ini dianggap kurang akurat karena tidak
mempertimbangkan batimetri, posisi berbagai pulau, arus laut, pemuaian masa
air laut.
53 Tentang mitigasi, Indonesia telah membuat program penghijauan yang
diniatkan untuk meningkatkan penyerapan karbon. Padahal banyak yang
menduga bahwa penyerapan karbon oleh laut bisa lebih besar, tetapi daya
serapnya dapat menurun oleh karena pencemaran.
54 Dalam tautannya dengan perkotaan, upaya adaptasi dilakukan dengan
perbaikan sistem drainase agar dapat mengimbangi intensitas hujan yang
meningkat, penyimpanan dan distribusi air bersih. Sedang dalam rangka
mitigasi, kota harus mengurangi emisi terutama yang dihasilkan oleh
transportasi dan industri, Mencegah pencemaran laut yang umumnya
bersumber dari permukiman dan perkotaan untuk mempertahan fungsi laut
sebagai penyerap karbon.

Ketahanan dan keberlanjutan kota sebagai suatu ekosistem


55 Ekosistem adalah suatu satuan ruang yang mengkomodasi suatu interaksi dan
interdependensi antar unsur abiotik dan unsur abiotik sehingga menjadi suatu
kesatuan fungsi . Kota adalah suatu ekosistem yang didominasi oleh sistem
buatan manusia . Sedang penentu ketahanan serta keberlanjutannya adalah
manusia dan masyarakat yang berbudaya yang mampu mengelola dan
menciptakan teknologi untuk membentuk dan merubah ekosistem tersebut.
Walaupun demikian ada kondisi dan masukan dari lingkungan di luar ekosistem
yang menentukan dan mempengaruhinya. Pengaruh luar ekosistem ini sepeti
iklim, energi matahari, pengaruh peredaaran bulan, badai, gempa dan
sebagainya sulit atau bahkan tidak dapat dimanipulasi manusia. Eksistensi,
ketahanan dan keberlanjutannya kota sebagai ekosistem sangat tegantung
pada teknologi dan kemampuan mengelola, termasuk mengakrabi dan
merespon segala pengaruh luar tersebut.
56 Selain mendapatkan masukan dan pengaruh lingkungan dari luar ekosistem
yang tidak bisa dimanipulasi, kota sebagai eksositem juga menerima dan
memproses masukan baku yang bisa dikelola. Masukan itu antara lain energi
dan air yang sudah dibahas sebelumnya, dan pangan serta berbagai bahan
lain. Kota juga memproses berbagai bahan masukan menjadi produk dan juga
limbah. Masukan dan keluaran yang disebut juga sebagai eksternalitas inilah
yang berdampak teritorial. Walaupun demikian dampak ini dapat dikelola dan
dikendalikan dengan pendekatan kebijakan ekonomi teritorial atau dengan
menginternalkan eksternalitas, artnya kota memproduksi sendiri pangannya dan
menampung serta megolah limbahnya sendiri.
Sarana dan Prasarana
57 Sarana adalah segala sesuatu yang langsung berfungsi mendukung suatu
upaya atau kegitan dan prasarana segala seuatu yang memungkinkan
prasarana berfungsi. Sarana umumnya berupa benda yang dapat digerakkan
seperti alat angkutan, peralatan kantor, sedang prasarana umumnya benda
tidak bergerak seperti jalan, saluran, gedung dan sebagainya. Kondisi dan
19
Draft KKI versi 7 Juli 2016

dinamika kota banyak ditentukan oleh sarana dan prasarana perkotaan


terutama transportasi. Ada dua sitem yang digunakan di berbagai kota,
pertama sisiem yang melepas pembangunan dan pengelolaan prasarana dan
sarananya yaitu jalan dan alat angkutannya, pelabuhan dan kapa, bandara
dengan peswat terbang. Kedua sistem terpadu yang mengintegrasikan sarana
dan prasarananya, yaitu kereta api (untuk di kota di Indonesia kereta ringan
listrik atau disel, kereta gantung). Selain itu juga dibedakan prasarana jaalan
kota yang memberi kemudahan dan mempengaruhi dinamika kota dan
prasarana jalan wilayah yang memfasilitasi hubungan antar kota.
58 Di Indonesia sitem yang pertama yang terpacu perkembangannya, selain
karena kehendak untuk memnuhi kebutuhan penduduk yang membengkak,
juga berkaitan dengan industri alat angkutan angkutan darat. Pengadaan
prasarana jalan kota di Indonesia tergolong lamban, sehingga rasio jalan per
satuan wilayah di kota-kota di Indonesia tergolong rendah ( sekitar 7km/km2
dibanding dengan kota Beijing 17 km/km2, Tokyo: 35 km/km2) Padahal
populasi kendaraan juga tumbuh tidak terkendali, yang menjadi penyebab
utama terjadinya kemacetan lalu lintas. Upaya menambah jalan terhalang oleh
permukiman dan hak atas tanah yang nilainya terus meningkat. Hal ini
diberbagai kota di Indonesia, terutama di Jakarta, diatasi dengan jalan layang.
59 Sistem terpadu sedang dan akan dikembangkan di beberapa kota besar di
Indonesia . Karena ongkos pengadaannya yang tinggi yang tidak dapat dipenuhi
oleh kapasitas pendapatan daerah, ada kecenderungan pembangunan
prasarana ini dikerja samakan dengan investor swasta. Dengan demikian
ongkos jasa angkutan yang terjangkau masyarakat ikut menentukan apakah
sistem ini dapat dikembangkan di suatu kotan atau tidak.
60 Prasarana jalan wilayah yang menghubungkan berbagai kota di Indonesa juga
terus dikembangkan di Indoensia bahka menjadi prioritas pembangunan. Dari
apa yang sudah dilakukan prasarana jalan wilayah ini memicu perkembangan
perkotaan baru, yang artinya memicu perubahan penggunaan lahan petanian
produktif. Apa yang sudah terjadi juga menunjukan perkembangan permukiman
eksklusif, yang justru dipame-pamerkan dalam rangka pemasarannya.

TATA KELOLA PERKOTAAN


Kerangka kerja tata kelola dan hambatan kelembagaan
61 Sampai kini tata kerja tata kelola perkotaan di Indonesia masih bersandar pada
undang-undang tentang pemerintah daerah. Undang-undang pemerintah
daerah ini adalah undang-undang yang paling sering diubah. Mulai dari sangat
sentralistis (tahun 1974) menjadi sangat ter-desentralisasi (1999) dan
kompromi terakhir atas tarik ulur nasional dan daerah diterbitkan th 2014.
Tetapi masih muncul keraguan, sehingga sampai Oktober 2015 undang-
undang terakhir ini ini mengalami dua kali perubahan. Sebagai negara
kepulauan seluas Eropa, dengan kondisi alam dan tingkat perkembangan
sosial sosial ekonomi yang sangat beragam, kerangka tata kelola multi aras
dan multi skala yang paling sesuai memang masih terus dicari. Undang-Undang
pemerintah daerah yang terakhir telah memberi kekhususan pada provinsi

20
Draft KKI versi 7 Juli 2016

kepulauan (Bab V bagian 2). Sedang tentang perkotaan telah tercantum dalam
UU Pemerintah Daerah tahun 1999 dan masih dimuat dalam UU tentang
Pemerintahan Daerah tahun 2014 , tetapi masih harus ditindak lanjuti dengan
peraturan pelaksanaannya
62 Hambatan utama pemerintah kota/pemerintah daerah pada umumnya untuk
melaksanakan kewajibannya adalah kekurangan biaya dan sumberdaya
manusia. Secara berangsur pemerintah nasional memang telah meniadakan
hambatan institusional antara lain UU perimbangan keuangan daerah dan
berbagai kebijakan perpajakan seperti penetapan pajak bumi dan bangunan
telah diserahkan kepada pemerintah daerah. Walalupun demikian perencanaan
pembangunan dan pembiayaan daerah masih dikontrol secara ketat oleh
pemerintah nasional. Sejauh mana dan kapan keleluasan pemerintah
kota/daerah dapat diciptakan, akan tergantung tingkat kepercayaan pemerintah
nasional kepada daerah yang dipengaruhi dinamika politik, sosial ekonomi dan
kemanan di Indonesia.

Keseimbangan kekuatan politik dan partisipasi.


63 Wacana dan pergulatan politik antara partai dan masyarakat sipil di Indonesia
masih berlangsung, mana yang lebih inklusif tidak mudah diukur. Walaupun
demikian landasan demokratik yang dibangun Indonesia sejak tahun 1998, telah
memberi iklim munculnya kepemimpinan yang mampu membuat
keseimbangan kekuatan politik. Bagi Indonesia tidak dapat dikatakan bahwa
masyrakat perkotaan menderita oleh adanya ketidak seimbangan kekuatan
politik, karena masyarakat kota dapat menjadi bagian dari kekuatan politik itu
sendiri. Kenyataan yang ada juga juga menunjukkaan adanya kehendak kuat
masyarakat sipil, untuk menentukan sendiri pemimpinnya tanpa melalui partai
politik. Ini merupakan indikasi telah hadirnya masyarakat demokratik sejati ,
yang mungkin tidak disukai partai politik karena mengusik monopolinya sebagai
penyalur hak berdemokrasi.
64 Hampir semua undang-undang yang dibuat setelah amandemen konstitusi,
terutama yang mengamanatkan perencanaan, selalu mensyaratkan harus
dilakukannya partisipasi. Artinya kemauan politik untuk menerima partisipasi
telah ada, tetapi persoalannya justru pada implementasinya. Dalam prakteknya
partisipasi justru bisa menjadi beban, penundaan keputusan dan efeknya tidak
seperti yang diharapkan. Metoda, lingkup, keterwakilan, integrasi vertikal atas
hasil partisipasi dan pengetahuan partisipan, merupakan persoalan khas lokasi
(local specifc) yang tidak mungkin tertampung dalam agenda nasional apalagi
global

Keuangan daerah
65 Keuangan daerah terdiri dari dana perimbangan yang merupakan transfer dari
pusat kedaerah, pendapatan asli daerah dan pendapatan lain. Transfer ke
daerah Provinsi, Kabupaten, Kota, persentasenya terhadap anggaran belanja
daerah menurun dari 72,5 % tahun 2010 menjadi 56,1% tahun 2015.
Sedangkan angka mutlaknya meningkat dari Rp 292 triliun menjadi Rp 499,74
tiliun diantaranya sebesar Rp 426 triliun untuk daerah Kota dan Kabupaten
artinya 67,7% dari jumlah anggaran pendapatan Kota dan Kabupaten.

21
Draft KKI versi 7 Juli 2016

66 Sumber keuangan pemerintah bersumber dari pajak dan pabean. Tahun 2015,
pendapatan dari pajak dan pabean di tingkat nasional merupakan 87,5% dari
seluruh anggaran pendapatan negara, pada tingkat provinsi pendapatan dari
pajak 85% nya sedang pada tingkat kabupaten kota 50,3% pendapatan aslinya
bersumber dari pajak dan retribusi Kabupaten/Kota. Kota dengan permintaan
lahan yang tinggi telah memanfaatkan ekonomi pertanahan sebagai sumber
untuk melaksnakan pembangunan

Tata kelola perkotaan multi aras dan metropolitan


67 Sejak diselesaikannya amandeman konstitusi Negara Kesatuan Republik
Indonesia tahun 2002, dipastikan bahwa Indonesia adalah negara hukum,
dengan kekuasaan yang dijamin tidak berada disatu otoritas tetapi terbagi
diantara berbagai lembaga tinggi negara. Selain itu untu memajukan,
menjujung tinggi dan melindungi hak asasi manusia menjadi tugas negara yang
penting. Berbagai lembaga (komite) yang mengawal pelaksanaan konstitusi
telah dibentuk. Kecenderungan demokrasi menjadi kleptokrasi telah dicegat
dengan lembaga anti korupsi. Organisasi masyarakat sipilpun tumbuh ikut
mengawal hasil dan konsekuensi amandemen konstitusi tersebut. Walaupun
demikian tata kelola khusus untuk perkotaan, yang bersifat hierarkis masih
harus dibangun, namun paling tidak telah ada landasan kokoh untuk
membangun tata kelola yang demokratik dan partisipatif.
68 Meluasnya metropolitan yang pada umumnya dibangun oleh usaha swasta
terencana diikuti oleh permukiman informal, spontan telah menjadi realita
yang menimbulkan eksklusifitas, kesenjangan dan ketidak efisienan bagi
masyarakat maupun penyedia pelayanan. Dampak ekslusifitas dan kesenjangan
jarang ter-manifestasikan, mungkin masing-masing sudah dapat menerima
keadaan. Walaupun demikian mungkin ada kecemburuan laten, yang bisa
meledak seperti yang terjadi tahun 1998. Indonesia harus membenahi
metropolitan yang terlanjur berkembang dan menyiapkan calon metropolitan.
Selain itu tumbuh mini metropolitan yang dipicu oleh hadirnya industri skala
besar atau skala besar lain (jasa pendidikan) diluar koto otonom atau ibu kota
kabupaten. Pemicu ini telah menumbuhkan permukiman perkotaan informal
tanpa prasarana dan sarana perkotaan yang direncanakan sebelumnya.
69 Upaya mengordinasikan kota inti dengan perkotaan sekitarnya sebagai suatu
sistem metropolitan telah berhasil secara sketoral tatapi belum secara
keseluruhan. Kepolisian dan kemudian sistem transportasi Jakarta dan
sekitarnya adalah koordinasi sektor yang meliput koordinasi wilayah, yang
dimungkinkan karena adanya pemusatan pengelolaan sumberdaya.

Peranan pemerintah lokal , agenda tata kelola perkotaan dan


peningkatan kapasitas
70 Seperti apa yang di uraikan sebelumnya, salah satu tujuan amandemen
konstitusi adalah memberi tanggung jawab dan kewenangan yang lebih besar
kepada pemerintah daerah untuk melayani masyarakat. Pengalaman Indonesia
menunjukkan bahwa tanggung jawab dan wewenang tersebut perlu dilakukan
secara bertahap, sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah.
Kepemimpinan kepala daerah saat ini menjadi kunci kondisi perkotaan dan

22
Draft KKI versi 7 Juli 2016

peningkatan kapasistas tata kelolanya. Oleh karena itu bagaimana


memunculkan kepala daerah yang mempunyai kepemimpinan (leadership)
yang bisa membawa warga kota ikut memiliki dan memelihara (melu
handarbaeni lan melu hangrukebi) tahan kritik (mulat sarira hangrasa wani),
berpengetahuan memadai (resourceful) dan mempunyai jejaring kemitraan
yang luas. Apakah kemunculan kepemimpinan ini bisa diagendakan, jawabnya
mungkin tidak, tetapi iklim yang memunculkan pemimpin yang demikian itu
mulai tampak.
71 Peningkatan kapasistas tata kelola dapat dilakukan dalam tiga aras yaitu:
kapasitas institusional, kapasitas organisasi, dan kapasitas individu. Peningkatan
kapasitas institusional mencakup perbaikan peraturan perundangan,
penguatan struktur pengornasaian dan berbaikan mekanisme kerja. Hal ini
dapat dilakukan oleh pemerintah tingkat nasional dengan melakukan
pengaturan dan pengarahan yang tepat, tetapi institusi kota sendiri harus
mempunyai niat sungguh-sunguh untuk meningkatkan kapasitas. Dalam hal ini
kepemimpinan kota mempunyai peranan besar. Kapasitas organisasi bisa berarti
memperkuat satuan organisasi yang ada, atau membentuk organisasi baru yang
sesuai dengan kebutuhan. Peningkatan kapasitas organisasi dapat merupakan
bagian dari peningkatan kapaistas institusi. Peningkatan kapasitas individu
dapat berupa pendidikan, pelatihan, magang pada berbagai tingkat jabatan
dan seharusnya dalam rangka peningkatan kapasitas organisasi. Apa yang
sering menjadi persoalan adalah frekuensi mutasi dan ketidak sesuaian
kapasitas individu dengan kebutuhan organisasi.
Pengelolaan Tanah Perkotaan
72 Pengelolaan tanah perkotaan yang baik menjadi kunci penataan kota dan
wilayah perkotaan. Padahal ejak diterbitkannya UU Pokok Agraria 1960,
pemerintah Indonesia masih masih mengutamakan perhatiannya paada tanah
pertanian. Hal ini terindikasi dari dari kelembagaan pertanahan yang dibangun
sampai saat ini. Pernah urusan pertanahan dibawah kementerian agraria,
kementerian pertanian dan agraria, dibawah kementerian dalam negeri ,
badan setingkat kementerian dan terakhir, kementerian agraria dan tata
ruang. Lembaga yang terakhir ini masih memprioritaskan pada perhatiannya
pada pertanian dengan mendistribusikan tanah kehutanan.
73 Selain peraturan pokok juga pernah diterbitkan berbagai UU yang berkaitan
dangan pertanahan antara lain: penetapan luas tanah pertanian, larangan
pemakaian tanah tanpa izin, pencabutan hak atas tanah. Walaupun demikian
implementasinya lemah, sehingga berujung pada terjadinya konflik agraria
pertanian. Agaknya distribusi tanah kehutanan adalah salah satu cara untuk
mengurangi konflik tersebut. Sedang konflik tanah perkotaan belum ada tanda-
tanda hadirnya kebijakan yang mantap dan mapan.
74 Terakhir ( tahun 2009 dan tahun 2012) diterbitkan UU tentang perlindungan
lahan pertanian berkelanjutan, yang merupakan penguncian (land lock) tanah
pertanian, dan UU mengenai pengadaan tanah untuk pembangunan, yang lebih
menekankan pada prosedur. Penguncian tanah pertanian mestinya mempunyai
implikasi pada perkembangan dan pengembangan perkotaan, karena tanah
pertanian yang terkunci tulah yang seharusnya menjadi pembatas dan
pengarah perkembangan perkotaan. Belum diketahui sejauh mana penguncian

23
Draft KKI versi 7 Juli 2016

tersebut cukup kuat menahan urbanisasi dan nafsu merubah sarana pertanian
menjadi komoditi, oleh kemampuan pemilik tanah sendiri dan kapasitas
pengawasan oleh pemerintah. Apalagi perubahan terjadi secara inkremental
yang tidak mudah diketahui.
75 Apa yang menjadi masalah adalah karena pemerintah belum menggunakan
hak dan menjalankan amanat UUPA 1960 . Hak menguasasi dalam arti
megatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan , persediaan dan
pemeliharaan tanah belum dilaksanakan sepenuhnya. Bahkan pendaftaran
tanah sampai saat ini belum terselasaikan. Penetapan peruntukan tanah pada
umumnya tanpa disertai keterangan yang rinci atas hak dan penggunaan
tanah yang ada Dengan dipadukannya agraria dan penataan ruang, ada
harapan bahwa perencanaan kota bisa mendapatkan pengarahan yang lebih
tepat.

24
Draft KKI versi 7 Juli 2016

3.VISI DAN PRINSIP PENGEMBANGAN


PERKOTAAN INDONESIA

APA VISI
1 Visi adalah gambaran situasi dan karakteristik yang ingin digapai dalam
suatu waktu yang jauh kedepan. Visi tentang pengembangan perkotaan
menggambarkan keadaan dan karakteristik ideal wujud kota dan
kehidupan perkotaan yang akan datang. Dengan demikian visi adalah
suatu cita-cita yang memberi arah langkah kedepan yang pada
umumnya dijabarkan lebih lanjut dalam tujuan dan sasaran. Dalam
tautannya dengan agenda perkotaan ini , visi akan dijabarkan dalam
bentuk komitmen bersama dan selanjutnya dijabarkan dalam agenda
untuk inplementasinya.
2 Visi adalah hasil wawasan dan pemikiran yang inovatif tentang masa
depan yang bisa lepas dari realita yang ada sekarang. Walalupun
demikian apabila memang diniatkan untuk terwujud dan didukung oleh
semua pihak, visi perlu jelas, mudah dimengerti logikanya ,
memperhatikan kesejarahan dan nilai budaya, serta dapat dituangkan
dalam slogan yang menantang dan mendorong semangat .
3 Visi tentang perkotaan telah ada paling tidak tiga formulasi yang
dituangkan dalam dokumen yang telah atau akan menjadi formal yaitu:
Draft New Urban Agenda, Sustainable Development Goal dan Rencana
Pembangunan Jangka Pajang Nasional
VISI TENTANG PERKOTAAN MENURUT DRAFT NUA
4 Draft NUA telah menambatkan visinya pada konsep kota bagi semua atau
hak atas kota. Dimasa depan kota dan pemukiman harus inklusif dan
bebas dari segala bentuk diskriminasi dan kekerasan; semua penduduk
permanen permanen atau sementara dapat menikmati hak-hak dan
kesempatan yang sama; yang dipandu oleh tujuan dan prinsip Piagam
PBB, termasuk penghormatan penuh hukum internasional yang
didasarkan pada Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan perjanjian
hak asasi manusia internasional lainnya.
5 Dibayangkan kota dan pemukiman yang akan datang dapat:
a. memenuhi fungsi sosialnya , termasuk fungsi sosial tanah,
memastikan realisasi hak atas perumahan yang layak secara penuh
dan progresif , serta akses yang sama bagi semua untuk barang
publik dan jasa, keamanan pangan dan gizi, kualitas dan ruang
publik diakses, mata pencaharian dan pekerjaan yang layak

25
Draft KKI versi 7 Juli 2016

b. mendorong partisipasi dan menumbuhkan rasa memiliki dan


menjadikan milik semua penduduk kota , mempraktekkan
keterlibatan masyarakat dalam menentukan prioritas kepentingan
umum secara kolektif, meningkatkan interaksi sosial dan partisipasi
politik, mempromosikan ekspresi sosial budaya, merangkul
keragaman dan mendorong kohesi sosial dan keamanan dan
sementara itu juga memenuhi kebutuhan semua penghuninya
c. memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan,
khususnya melalui partisipasi penuh dan setara dalam pengambilan
keputusan, kesempatan kerja dan pembayaran yang sama, dan
mencegah dan secara signifikan mengurangi segala bentuk
kekerasan di ruang privat dan publik
d. memenuhi tantangan dan peluang pertumbuhan di masa depan,
meningkatkan ekonomi perkotaan dengan produktivitas serta
kegiatan dengan nilai tambah yang tinggi, memanfaatkan ekonomi
lokal yang produktif, termasuk sektor formal dan informal,
sementara mempromosikan perencanaan dan investasi responsif
gender untuk megamankan sistem mobilitas perkotaan dan
berkelanjutan yang menghubungkan orang, tempat, pelayanan dan
kesempatan ekonomi.
e. memenuhi fungsi teritorial dengan melampaui batas-batas
administrasi, dan bertindak sebagai simpul dan pendorong
berkelanjutan perkembangan dan keterpaduan pengembangan
wilayah
f. mempromosikan pengurangan risiko bencana dan yang tahan
terhadap bencana alam dan buatan manusia serta melindungi,
menghormati dan menghargai ekosistem kota habitat alam dan
keanekaragaman hayati, dan mengurangi dampak lingkungan
mereka.
6 Apa visi yang dinyatakan dalam draft NUA tersebut pada dasrnya adalah
penjabaran dan penekanan hak universal yang dipayungi hukum
internasional. Selanjutnya visi tersebut menjabarkan konsep
perkembangan sosial yang berkeadilan dan menjunjung tinggi hak asasi
manusia , pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan menyeluruh , interaksi
yang positif dan konstruktif dengan wilayah dan kota lain dan ekosistem
yang terjaga serta lingkungan hidup yang tangguh terhadap bencana
dan perubahan iklim. Artinya visi tersebut juga mengadopsi konsep
pengembangan berkelanjutan, tang memadukan perkembangan sosial,
pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan.

SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDG)


7 Menjelang berakirnya milenium kedua tahun 2000, di markas besar PBB,
kepala negara segenap penjuru sedunia melakukan pembahasan

26
Draft KKI versi 7 Juli 2016

tentang apa yang harus dilakukan PBB pada milenium yang akan
datang. Pembahasan menyepakati bahwa di milenium yang berikutnya,
PBB harus memberikan perhatian yang lebih besar pada kesejahteraan
sosial perekonomian. Kesepakatan itu dituangkan dalam apa yang
dinamakan Millenium Declaration, yang sesungguhnya merupakan
reorientasi piagam PBB dari fokus pada permasalahan perdamaian dan
keamanan, ke permasalahan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup.
Dalam Deklarasi Milenium tersebut secara eksplisit dinyatakan tekat
untuk mengentaskan kemiskinan dan perlindungan lingkungan.
Berdasarkan deklarasi inilah kemudian Sekjen PBB mengorganisasikan
penyusunan agenda dunia yang dinamakan Millenium Development Goals
(MGG) suatu cita-cita bersama untuk dicapai tahun 2015.
8 Pada tahun 2012, diselenggarakan telaah atas MDGs serta program PBB
lainnya seperti Agenda 21 serta penyederhanaannya membuahkan
dokumen yang dikenal sebagai Post 2015. Dari hasil telaah itulah
kemudian dirumuskan SDG tentang apa yang harus dicapai pada tahun
2030. Agenda yang dituangkan dalam dokumen SDGs intinya adalah :
i. Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuknya di mana-
manan,
ii. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan
meningkatkan gizi dan mempromosikan pertanian
berkelanjutan;
iii. Memastikan hidup sehat dan mempromosikan
kesejahteraan bagi semua di segala usia;
iv. Memastikan kualitas pendidikan inklusif dan adil dan
mempromosikan pembelajaran seumur hidup kesempatan
bagi semua;
v. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua
wanita dan anak perempuan;
vi. Memastikan ketersediaan dan pengelolaan yang
berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua;
vii. Memastikan akses pada energi terjangkau, handal,
berkelanjutan dan modern untuk semua;
viii. Mempromosikan perkembangan yang inklusif,
pertumbuhan ekonomi maksimal, produktif yang
berkelanjutan dan pekerjaan yang layak untuk semua;
ix. Membangun infrastruktur yang tangguh, meningkatkan
industrialisasi inklusif, inovatif dan berkelanjutan.
x. Mengurangi ketidak setaraan di dalam dan di antara
negara-negara;

27
Draft KKI versi 7 Juli 2016

xi. Membuat kota dan permukiman yang inklusif, aman,


tangguh dan berkelanjutan;
xii. Pastikan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan;
xiii. Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan
iklim dan dampaknya,
xiv. Melestarikan dan menjaga keberkelanjutan penggunaan
samudera, laut dan sumber daya kelautan,
xv. Melindungi, memulihkan dan mempromosikan
pemanfaatan berkelanjutan ekosistem darat, mengelola
hutan, memerangi penggurunan, dan menghentikan dan
memulihkan degradasi lahan dan menghentikan
pemusnahan keanekaragaman hayati;
xvi. Mempromosikan masyarakat yang damai dan inklusif
untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses
keadilan bagi semua dan membangun lembaga e_ective,
akuntabel dan inklusif di semua tingkatan; dan
xvii. (Memperkuat sarana pelaksanaan dan merevitalisasi
kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan
9 SDGs secara eksplisit mengagendakan cita-cita untuk: membuat kota
dan permukiman yang inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan.
Agenda tersebut dirinci dengan sasaran sebagai berikut:
a. Tahun 2030, terjaminnya akses pada perumahan yang layak bagi
semua , aman dan terjangkau dan layanan dasar, dan peningkatan
kualitas permukiman kumuh
b. Tahun 2030, menyediakan akses bagi semua orang pada sistem
transportasi yang aman, terjangkau, dapat diakses dan
berkelanjutan, peningkatan keselamatan jalan, terutama dengan
memperluas transportasi umum, dengan perhatian khusus pada
kebutuhan mereka yang berada dalam situasi rentan , wanita,
anak-anak, penyandang cacat dan lansia.
c. Tahun 2030 meningkatkan urbanisasi yang inklusif dan
berkelanjutan dan meningkatkan kapasitas untuk berpartisipasi,
secara terpadu dan berkelanjutan dalam perencanaan dan
manajemen permukiman di semua negara
d. Memperkuat upaya untuk melindungi dan menjaga pusaka dunia
hasil budaya dan yang alami.
e. Tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah kematian dan
jumlah orang yang terkena dampak dan penurunan sebesar y%
kerugian ekonomi relatif terhadap PDB yang disebabkan oleh
bencana, termasuk bencana yang berhubungan dengan air,

28
Draft KKI versi 7 Juli 2016

dengan fokus pada perlindungan orang miskin dan orang-orang


dalam situasi rentan
f. Tahun 2030, mengurangi dampak yang merugikan per kapita
penduduk kota dengan memberi perhatian khusus pada kualitas
udara dan pengelolaan limbah Kota dan lainnya
g. Tahun 2030, menyediakan akses yang universal pada ruang yang
aman, inklusif, ruang terbuka hijau dan ruang publik dengan
memberi perhatian khusus pada perempuan dan anak-anak,
orang tua dan penyandang cacat
h. Mendukung perekonomian, hubungan sosial dan lingkungan yang
positif antara daerah perkotaan, pinggiran kota dan pedesaan
dengan memperkuat perencanaan pembangunan nasional dan
daerah
i. Tahun 2020, meningkat x% jumlah kota dan pemukiman yang
mengadopsi dan menerapkan kebijakan dan rencana yang
terintegrasi menuju kondisi yang inklusif, penggunaan sumber
daya efeisien , mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim,
ketahanan terhadap bencana, mengembangkan dan menerapkan
Hyogo Framework untuk yang akan datang dengan manajemen
risiko bencana yang holistik di semua tingkatan
j. Mendukung negara-negara yang setidak-tidaknya sedang
berkembang , melalui bantuan keuangan dan teknis, untuk
bangunan yang berkelanjutan dan tangguh dengan
memanfaatkan bahan lokal
10 Tujuan (goal) SDG memang tidak secara eksplisit disebut sebagai visi
kedepan, tetapi pada tingkat negara tujuan ke 11 yaitu embuat kota dan
permukiman yang inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan dapat
diadposi sebagai visi perkotaan.

RPJPN TAUTANNYA DENGAN PERKOTAAN INDONESIA


Visi dan misi
11 Berdasarkan kondisi bangsa Indonesia tahun 2005 , tantangan yang
dihadapi sampai dengan tahun 2025, memperhitungkan modal dasar
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dan amanat pembangunan yang
tercantum dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, visi pembangunan nasional tahun 20052025
adalah: Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur .
12 Untuk mewujudkan visi pembangunan nasional tersebut ditempuh melalui
8 (delapan) misi pembangunan nasional sebagai berikut
i. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah

29
Draft KKI versi 7 Juli 2016

Pancasila adalah memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui


pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara
kerukunan internal dan antarumat beragama, melaksanakan
interaksi antarbudaya, mengembangkan modal sosial, menerapkan
nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai
bangsa Indonesia dalam rangka memantapkan landasan spiritual,
moral, dan etika pembangunan bangsa.
ii. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing adalah
mengedepankan pembangunan sumber daya manusia berkualitas
dan berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan
iptek melalui penelitian, pengembangan, dan penerapan menuju
inovasi secara berkelanjutan; membangun infrastruktur yang maju
serta reformasi di bidang hukum dan aparatur negara; dan
memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan setiap
wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun
keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk
pelayanan jasa dalam negeri.
iii. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum
adalah memantapkan kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh;
memperkuat peran masyarakat sipil; memperkuat kualitas
desentralisasi dan otonomi daerah; menjamin pengembangan
media dan kebebasan media dalam mengomunikasikan
kepentingan masyarakat; dan melakukan pembenahan struktur
hukum dan meningkatkan budaya hukum dan menegakkan hukum
secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak pada
rakyat kecil.
iv. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu adalah
membangun kekuatan TNI hingga melampui kekuatan esensial
minimum serta disegani di kawasan regional dan internasional;
memantapkan kemampuan dan meningkatkan profesionalisme Polri
agar mampu melindungi dan mengayomi masyarakat; mencegah
tindak kejahatan, dan menuntaskan tindak kriminalitas;
membangun kapabilitas lembaga intelijen dan kontra-intelijen
negara dalam penciptaan keamanan nasional; serta meningkatkan
kesiapan komponen cadangan, komponen pendukung pertahanan
dan kontribusi industri pertahanan nasional dalam sistem
pertahanan semesta.
v. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan
adalah meningkatkan pembangunan daerah; mengurangi
kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan kepada
masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah yang masih lemah;
menanggulangi kemiskinan dan pengangguran secara drastis;
menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai
30
Draft KKI versi 7 Juli 2016

pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi; serta


menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk
gender.
vi. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari adalah memperbaiki
pengelolaan pelaksanaan pembangunan yang dapat menjaga
keseimbangan antara pemanfaatan, keberlanjutan, keberadaan,
dan kegunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan
tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan dalam
kehidupan pada masa kini dan masa depan, melalui pemanfaatan
ruang yang serasi antara penggunaan untuk permukiman, kegiatan
sosial ekonomi, dan upaya konservasi; meningkatkan pemanfaatan
ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang
berkesinambungan; memperbaiki pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup untuk mendukung kualitas kehidupan;
memberikan keindahan dan kenyamanan kehidupan; serta
meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman
hayati sebagai modal dasar pembangunan.
vii. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang
mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional
adalah menumbuhkan wawasan bahari bagi masyarakat dan
pemerintah agar pembangunan Indonesia berorientasi kelautan;
meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang berwawasan
kelautan melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kelautan; mengelola wilayah laut nasional untuk mempertahankan
kedaulatan dan kemakmuran; dan membangun ekonomi kelautan
secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber
kekayaan laut secara berkelanjutan.
viii. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan
dunia internasional adalah memantapkan diplomasi Indonesia
dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional; melanjutkan
komitmen Indonesia terhadap pembentukan identitas dan
pemantapan integrasi internasional dan regional; dan mendorong
kerja sama internasional, regional dan bilateral antarmasyarakat,
antarkelompok, serta antarlembaga di berbagai bidang.
13 Kota, wilayah perkotaan dan proses mengota sangat berkaitan dengan
pelaksanaaan kedelapan misi tersebut . Karena kota dan wilayah
perkotaan merupakan lokus penting untuk melaksanakan kedelapan
misi tersebut sedangkan proses mengota (urbanisasi) sangat berkaitan
dengan pelaksanaan misi tersebut. Walaupun demikian kota dan
perkotaan secara eksplisit hanya diungkapkan dalam misi ke 5 yaitu :
mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan, yang
juga menjadi salah satu sasaran pokok pembangunan jangka panjang.

31
Draft KKI versi 7 Juli 2016

14 Terwujudnya pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan


ditandai oleh hal-hal berikut:
a. Tingkat pembangunan yang makin merata ke seluruh wilayah
diwujudkan dengan peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan
masyarakat, termasuk berkurangnya kesenjangan antarwilayah
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Kemandirian pangan dapat dipertahankan pada tingkat aman dan
dalam kualitas gizi yang memadai serta tersedianya instrumen
jaminan pangan untuk tingkat rumah tangga.
c. Terpenuhi kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan
sarana pendukungnya bagi seluruh masyarakat yang didukung oleh
sistem pembiayaan perumahan jangka panjang yang berkelanjutan,
efisien, dan akuntabel untuk mewujudkan kota tanpa permukiman
kumuh.
d. Terwujudnya lingkungan perkotaan dan perdesaan yang sesuai
dengan kehidupan yang baik, berkelanjutan, serta mampu
memberikan nilai tambah bagi masyarakat

Misi Mewujudkan Pembangunan Yang Lebih Merata dan Berkeadilan


15 Pembangunan yang merata dan dapat dinikmati oleh seluruh komponen
bangsa di berbagai wilayah Indonesia akan meningkatkan partisipasi aktif
masyarakat dalam pembangunan, mengurangi gangguan keamanan,
serta menghapuskan potensi konflik sosial untuk tercapainya Indonesia
yang maju, mandiri dan adil

a. Pengembangan wilayah diselenggarakan dengan memerhatikan


potensi dan peluang keunggulan sumberdaya darat dan/atau laut di
setiap wilayah, serta memerhatikan prinsip pembangunan
berkelanjutan dan daya dukung lingkungan. Tujuan utama
pengembangan wilayah adalah peningkatan kualitas hidup dan
kesejahteraan masyarakat serta pemerataannya. Pelaksanaan
pengembangan wilayah tersebut dilakukan secara terencana dan
terintegrasi dengan semua rencana pembangunan sektor dan
bidang. Rencana pembangunan dijabarkan dan disinkronisasikan ke
dalam rencana tata ruang yang konsisten, baik materi maupun
jangka waktunya.

b. Percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah


strategis dan cepat tumbuh didorong sehingga dapat
mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal di sekitarnya dalam
suatu sistem wilayah pengembangan ekonomi yang sinergis, tanpa
mempertimbangkan batas wilayah administrasi, tetapi lebih
ditekankan pada pertimbangan keterkaitan mata-rantai proses

32
Draft KKI versi 7 Juli 2016

industri dan distribusi. Upaya itu dapat dilakukan melalui


pengembangan produk unggulan daerah, serta mendorong
terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, keterpaduan dan kerja sama
antarsektor, antarpemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam
mendukung peluang berusaha dan investasi di daerah.

c. Keberpihakan pemerintah ditingkatkan untuk mengembangkan


wilayah-wilayah tertinggal dan terpencil sehingga wilayah-wilayah
tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara lebih cepat dan
dapat mengurangi ketertinggalan pembangunannya dengan daerah
lain. Pendekatan pembangunan yang perlu dilakukan, selain dengan
pemberdayaan masyarakat secara langsung melalui skema
pemberian dana alokasi khusus, termasuk jaminan pelayanan publik
dan keperintisan, perlu pula dilakukan penguatan keterkaitan
kegiatan ekonomi dengan wilayah-wilayah cepat tumbuh dan
strategis dalam satu sistem wilayah pengembangan ekonomi.

d. Wilayah-wilayah perbatasan dikembangkan dengan mengubah arah


kebijakan pembangunan yang selama ini cenderung berorientasi
inward looking menjadi outward looking sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan
perdagangan dengan negara tetangga. Pendekatan pembangunan
yang dilakukan, selain menggunakan pendekatan yang bersifat
keamanan, juga diperlukan pendekatan kesejahteraan. Perhatian
khusus diarahkan bagi pengembangan pulau-pulau kecil di
perbatasan yang selama ini luput dari perhatian.

e. Pembangunan kota-kota metropolitan, besar, menengah, dan kecil


diseimbangkan pertumbuhannya dengan mengacu pada sistem
pembangunan perkotaan nasional. Upaya itu diperlukan untuk
mencegah terjadinya pertumbuhan fisik kota yang tidak terkendali
(urban sprawl & conurbation), seperti yang terjadi di wilayah
pantura Pulau Jawa, serta untuk mengendalikan arus migrasi masuk
langsung dari desa ke kota-kota besar dan metropolitan, dengan
cara menciptakan kesempatan kerja, termasuk peluang usaha, di
kota-kota menengah dan kecil, terutama di luar Pulau Jawa. Oleh
karena itu, perlu dilakukan peningkatan keterkaitan kegiatan
ekonomi sejak tahap awal.

f. Pertumbuhan kota-kota besar dan metropolitan dikendalikan dalam


suatu sistem wilayah pembangunan metropolitan yang kompak,
nyaman, efisien dalam pengelolaan, serta mempertimbangkan
pembangunan yang berkelanjutan melalui (1) penerapan
manajemen perkotaan yang meliputi optimasi dan pengendalian
pemanfaatan ruang serta pengamanan zona penyangga di sekitar
kota inti dengan penegakan hukum yang tegas dan adil, serta
peningkatan peran dan fungsi kota-kota menengah dan kecil di
33
Draft KKI versi 7 Juli 2016

sekitar kota inti agar kota-kota tersebut tidak hanya berfungsi


sebagai kota tempat tinggal (dormitory town) saja, tetapi juga
menjadi kota mandiri; (2) pengembangan kegiatan ekonomi kota
yang ramah lingkungan seperti industri jasa keuangan, perbankan,
asuransi, dan industri telematika serta peningkatan kemampuan
keuangan daerah perkotaan; dan (3) perevitalan kawasan kota yang
meliputi pengembalian fungsi kawasan melalui pembangunan
kembali kawasan; peningkatan kualitas lingkungan fisik, sosial,
budaya; serta penataan kembali pelayanan fasilitas publik,
terutama pengembangan sistem transportasi masal yang
terintegrasi antarmoda.

g. Percepatan pembangunan kota-kota kecil dan menengah


ditingkatkan, terutama di luar Pulau Jawa, sehingga diharapkan
dapat menjalankan perannya sebagai motor penggerak
pembangunan wilayah-wilayah di sekitarnya maupun dalam
melayani kebutuhan warga kotanya. Pendekatan pembangunan
yang perlu dilakukan, antara lain, memenuhi kebutuhan pelayanan
dasar perkotaan sesuai dengan tipologi kota masing-masing.

h. Peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan


dengan kegiatan ekonomi di wilayah perdesaan didorong secara
sinergis (hasil produksi wilayah perdesaan merupakan backward
linkages dari kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan) dalam suatu
sistem wilayah pengembangan ekonomi. Peningkatan keterkaitan
tersebut memerlukan adanya perluasan dan diversifikasi aktivitas
ekonomi dan perdagangan (nonpertanian) di pedesaan yang terkait
dengan pasar di perkotaan.

i. Pembangunan perdesaan didorong melalui pengembangan


agroindustri padat pekerja, terutama bagi kawasan yang
berbasiskan pertanian dan kelautan; peningkatan kapasitas sumber
daya manusia di perdesaan khususnya dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya; pengembangan jaringan infrastruktur
penunjang kegiatan produksi di kawasan perdesaan dan kota-kota
kecil terdekat dalam upaya menciptakan keterkaitan fisik, sosial dan
ekonomi yang saling komplementer dan saling menguntungkan;
peningkatan akses informasi dan pemasaran, lembaga keuangan,
kesempatan kerja, dan teknologi; pengembangan social capital dan
human capital yang belum tergali potensinya sehingga kawasan
perdesaan tidak semata-mata mengandalkan sumber daya alam
saja; intervensi harga dan kebijakan perdagangan yang berpihak ke
produk pertanian, terutama terhadap harga dan upah.

j. Rencana tata ruang digunakan sebagai acuan kebijakan spasial bagi


pembangunan di setiap sektor, lintas sektor, maupun wilayah agar
pemanfaatan ruang dapat sinergis, serasi, dan berkelanjutan.
34
Draft KKI versi 7 Juli 2016

Rencana Tata Ruang Wilayah disusun secara hierarki. Dalam rangka


mengoptimalkan penataan ruang perlu ditingkatkan (a) kompetensi
sumber daya manusia dan kelembagaan di bidang penataan ruang,
(b) kualitas rencana tata ruang, dan (c) efektivitas penerapan dan
penegakan hukum dalam perencanaan, pemanfaatan, maupun
pengendalian pemanfaatan ruang.

k. Menerapkan sistem pengelolaan pertanahan yang efisien, efektif,


serta melaksanakan penegakan hukum terhadap hak atas tanah
dengan menerapkan prinsip-prinsip keadilan, transparansi, dan
demokrasi. Selain itu, perlu dilakukan penyempurnaan penguasaan,
pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah melalui perumusan
berbagai aturan pelaksanaan land reform serta penciptaan
insentif/disinsentif perpajakan yang sesuai dengan luas, lokasi, dan
penggunaan tanah agar masyarakat golongan ekonomi lemah dapat
lebih mudah mendapatkan hak atas tanah. Selain itu,
menyempurnakan sistem hukum dan produk hukum pertanahan
melalui inventarisasi dan penyempurnaan peraturan perundang-
undangan pertanahan dengan mempertimbangkan aturan
masyarakat adat, serta peningkatan upaya penyelesaian baik
melalui kewenangan administrasi, peradilan, maupun alternative
dispute resolution. Selain itu, akan dilakukan penyempurnaan
kelembagaan pertanahan sesuai dengan semangat otonomi daerah
dan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, terutama
yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas sumber daya
manusia bidang pertanahan di daerah.

l. Kapasitas pemerintah daerah terus dikembangkan melalui


peningkatan kapasitas aparat pemerintah daerah, kapasitas
kelembagaan pemerintah daerah, kapasitas keuangan pemerintah
daerah, serta kapasitas lembaga legislatif daerah. Selain itu,
pemberdayaan masyarakat akan terus dikembangkan melalui
peningkatan pengetahuan dan keterampilan; peningkatan akses
pada modal usaha dan sumber daya alam; pemberian kesempatan
luas untuk menyampaikan aspirasi terhadap kebijakan dan
peraturan yang menyangkut kehidupan mereka; serta peningkatan
kesempatan dan kemampuan untuk mengelola usaha ekonomi
produktif yang mendatangkan kemakmuran dan mengatasi
kemiskinan.

m.Peningkatan kerja sama antardaerah akan terus ditingkatkan dalam


rangka memanfaatkan keunggulan komparatif maupun kompetitif
setiap daerah; menghilangkan ego pemerintah daerah yang
berlebihan; serta menghindari timbulnya inefisiensi dalam
pelayanan publik. Pembangunan kerja sama antardaerah melalui
sistem jejaring antardaerah akan sangat bermanfaat sebagai sarana

35
Draft KKI versi 7 Juli 2016

berbagi pengalaman, berbagi keuntungan dari kerja sama, maupun


berbagi tanggung jawab pembiayaan secara proporsional, baik
dalam pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
maupun dalam pembangunan lainnya.

n. Sistem ketahanan pangan diarahkan untuk menjaga ketahanan dan


kemandirian pangan nasional dengan mengembangkan
kemampuan produksi dalam negeri yang didukung kelembagaan
ketahanan pangan yang mampu menjamin pemenuhan kebutuhan
pangan yang cukup di tingkat rumah tangga, baik dalam jumlah,
mutu, keamanan, maupun harga yang terjangkau, yang didukung
oleh sumber-sumber pangan yang beragam sesuai dengan
keragaman lokal.

o. Koperasi yang didorong berkembang luas sesuai kebutuhan menjadi


wahana yang efektif untuk meningkatkan posisi tawar dan efisiensi
kolektif para anggotanya, baik produsen maupun konsumen di
berbagai sektor kegiatan ekonomi sehingga menjadi gerakan
ekonomi yang berperan nyata dalam upaya peningkatan
kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat. Sementara itu,
pemberdayaan usaha mikro menjadi pilihan strategis untuk
meningkatkan pendapatan kelompok masyarakat berpendapatan
rendah dalam rangka mengurangi kesenjangan pendapatan dan
kemiskinan melalui peningkatan kapasitas usaha dan ketrampilan
pengelolaan usaha serta sekaligus mendorong adanya kepastian,
perlindungan, dan pembinaan usaha

p. Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan


kesejahteraan sosial juga dilakukan dengan memberi perhatian
yang lebih besar pada kelompok masyarakat yang kurang
beruntung, termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang
tinggal di wilayah terpencil, tertinggal, dan wilayah bencana.

q. Pembangunan kesejahteraan sosial dalam rangka memberikan


perlindungan pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung
disempurnakan melalui penguatan lembaga jaminan sosial yang
didukung oleh peraturan-peraturan perundangan, pendanaan, serta
sistem nomor induk kependudukan (NIK). Pemberian jaminan sosial
dilaksanakan dengan mempertimbangkan budaya dan kelembagaan
yang sudah berakar di masyarakat.

r. Sistem perlindungan dan jaminan sosial disusun, ditata, dan


dikembangkan untuk memastikan dan memantapkan pemenuhan
hak-hak rakyat akan pelayanan sosial dasar. Sistem jaminan sosial
nasional (SJSN) yang sudah disempurnakan bersama sistem
perlindungan sosial nasional (SPSN) yang didukung oleh peraturan
perundangundangan dan pendanaan serta sistem Nomor Induk

36
Draft KKI versi 7 Juli 2016

Kependudukan (NIK) dapat memberikan perlindungan penuh kepada


masyarakat luas. secara bertahap sehingga Pengembangan SPSN
dan SJSN dilaksanakan dengan memperhatikan budaya dan sistem
yang sudah berakar di kalangan masyarakat luas.

s. Pemenuhan perumahan beserta prasarana dan sarana


pendukungnya diarahkan pada (1) penyelenggaraan pembangunan
perumahan yang berkelanjutan, memadai, layak, dan terjangkau
oleh daya beli masyarakat serta didukung oleh prasarana dan
sarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola
secara profesional, kredibel, mandiri, dan efisien; (2)
penyelenggaraan pembangunan perumahan beserta prasarana dan
sarana pendukungnya yang mandiri mampu membangkitkan
potensi pembiayaan yang berasal dari masyarakat dan pasar
modal, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan
pemerataan dan penyebaran pembangunan; dan (3) pembangunan
pembangunan perumahan beserta prasarana dan sarana
pendukungnya yang memperhatikan fungsi dan keseimbangan
lingkungan hidup.

t. Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum


dan sanitasi diarahkan pada (1) peningkatan kualitas pengelolaan
aset (asset management) dalam penyediaan air minum dan
sanitasi; (2) pemenuhan kebutuhan minimal air minum dan sanitasi
dasar bagi masyarakat; (3) penyelenggaraan pelayanan air minum
dan sanitasi yang kredibel dan profesional; dan (4) penyediaan
sumber-sumber pembiayaan murah dalam pelayanan air minum
dan sanitasi bagi masyarakat miskin.

u. Penanggulangan kemiskinan diarahkan pada penghormatan,


perlindungan, dan pemenuhan hak-hak dasar rakyat secara
bertahap dengan mengutamakan prinsip kesetaraan dan
nondiskriminasi. Sejalan dengan proses demokratisasi, pemenuhan
hak dasar rakyat diarahkan pada peningkatan pemahaman tentang
pentingnya mewujudkan hak-hak dasar rakyat. Kebijakan
penanggulangan kemiskinan juga diarahkan pada peningkatan
mutu penyelenggaraan otonomi daerah sebagai bagian dari upaya
pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin.

MENYANDINGKAN NUA,SDG DAN RPJPN


16. Apabila draft NUA, SDG dan RPJPN disandingkan dapat disimpulkan
bahwa ketiganya telah mendokumentasikan permasalahan, pandangan
kedepan dan upaya mencapainya yang tidak berbeda. Perbedaannya
hanya terletak pda sistematika, cara menyatakan dan penekanan, karena
lingkup dan liputan ketiga dokumen tersebut memang berbeda. NUA
terfokus pada perkotaan SDG tentang perkembangan kehidupan yang

37
Draft KKI versi 7 Juli 2016

menyeluruh secara global, sedang RPJPN juga melingkup kehidupan


yang menyelutuh tetapi untuk lingkup nasional. RPJPN adalah komitmen
nasional untuk mewujdukan : Indonesia yang mandiri, maju, adil dan
makmur. Dengan demikian komitmen yang dituntut oleh NUA dengan
sendirinya telah menjadi komitmen bangsa dan negara Indonesia tetapi
dengan jangkaun waktu yang berbeda.

17. Visi perkotaan secara nasional memang tidak mengemuka karena


larut dalam visi pembangunan nasional. Dalam perencanaan
pembangunan nasional permasalahan perkotaan memang dianggap
belum sentral, masih dianggap sebagai akibat dan belum menjadi
instrumen penting dalam pembangunan sosial ekonomi. Padahal dalam
agenda perkotaan, permasalahan dan potensi perkotaan ingin
ditempatkan sebagai pusat pembangunan bangsa dan negara secara
keseluruhanya. Bukan hanya sebagai urusan sektor atau urusan daerah,
dan hanya sebagai instrumen untuk menjalankan misi pembangunan.
Untuk itu diperlukan visi nasional tentang peranan perkotaan dalam
pembangunan dan bagaimana kehidupan di perkotaan perkotaan yang
akan datang.

Visi nasional tentang perkotaan


18. Meskipun demikian berbagai kota dan daerah di Indonesia pernah
mencanangkan berbagai slogan, yang sesungguhnya merupakan
penyederhanaan visi. Banyak slogan yang diungkapkan dengan bahasa
lokal dan mengangkat kearifan lokal. Bahkan banyak yang telah
menjadikan slogan tersebut sebagai tindak nyata, tetapi pada
umumnya sangat ditentukan oleh kepemimpinan daerah yang menjabat
maksismum 10 tahun. Oleh karena itu ada slogan yang dalam jangka
panjang menjadi tidak efektif karena merupakan formalisasi keinginan
kepala daerah, meskipun di beberapa kota telah berhasil menjadi
gerakan warga.

19. Visi perkotaan dengan sendirinya menempatkan perkotaan sebagai


obyek utama , walaupun demikian perlu dipahami bahwa kota dan
perkotaan secara fisik dan wujud nyata adalah sarana dan wadah atau
wahana terjadinya proses urbanisasi. Urbanisasi sendiri mempunyai
banyak dimensi dan mencakup banyak faktor dengan interelasi yang
pelik. Oleh karena itu untuk menggambarkan situasi dan kondisi yang
dicitakan di masa datang perlu dipilih simpul yang merangkum segala
proses yang diwadahinya dan simpul cara untuk mewujudkannya.
Kesejateraan dan peradaban dapat menjadi simpul proses urbanisasi yang
merangkum semua segi tentang manusia, tidak hanya sebagai mahluk
biologis tetapi juga sebagai mahluk yang berbudaya. Sedang untuk
mewujudkan dipilih jaringan antar kota, dan tata kelola sebagai
simpulnya. Berdasarkan kerangka pikir ini diusulkan rumusan visi
perkotaan Indoensia sebagai berikut
38
Draft KKI versi 7 Juli 2016

20. Visi : terwujudnya perkotaan sebagai sarana dan wahana untuk


memajukan peradaban perkotaan dan kesejahteraan masyarakat
secara berkelanjutan, melalui upaya terus menerus untuk
meningkatkan mutu hubungan antar perkotaan serta hubungan
dengan teritorial sekitarnya, dan tata kelola semua unsur dan
pendukung perkotaan.

21. Dengan visi ini berarti pengembangan perkotaan juga menjalankan


misi pertama RPJPN yaitu: mewujudkan masyarakat berakhlak mulia,
bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah
Pancasila.
22. Secara eksplisit RPJPN menyatakan bahwa misi pertama tersebut adalah
untuk memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui pendidikan yang
bertujuan membentuk manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan antar umat
beragama, melaksanakan interaksi antar budaya, mengembangkan modal
sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan
sebagai bangsa Indonesia dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral,
dan etika pembangunan bangsa

Prinsip dan komitmen


23. Komitmen terhadap Visi Nasional dan implementasinya dilaksanaakan
dengan prinsip:
(1)Berpegang teguh pada UUD 45
(2)Mengikuti peraturan perundangan yang berlaku secara kreatif dan
inovatif yang positif
(3)Terintegrasi dalam rencana pembangunan nasional, regional dan lokal
(4)Memperhatikan kebudayaan dan peradaban lokal
(5)Setiap daerah dapat mengembang visinya sebagai penjabaran visi
nasional
24. Komitmen untuk mewujudkan perkotaan sebgai sarana nda
whanamemajukan peradaban perkotaan secara berkelanjutan. Artinya
kondisi fisik maupun kondisi sosial ekonomi perkotaan harus
mengungkit, mendorong dean mewadahi proses untuk secara
berkelanjutan memajukan peradaban.
25. Komitmen untuk mewujudkan perkotaan sebgai sarana dan whana
memajukan peradaban perkotaan secara berkelanjutan. Artinya kondisi
fisik maupun kondisi sosial ekonomi perkotaan harus mengungkit,
mendorong dan mewadahi proses untuk secara berkelanjutan
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
26. Komitmen untuk terus menerus meningkatkan mutu tata kelola di
berbagai aras dan hubungan antar aras (level) dalam mengelola unsur

39
Draft KKI versi 7 Juli 2016

perkotaan, khususnya unsur perkotaan yang penting yang menjadi kunci


untuk memajukan peradaban dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
27. Komitmen untuk terus menerus meningkatkan mutu hubungan antar
perkotaan dan perkotaan dengan teritorial sekitarnya

40
Draft KKI versi 7 Juli 2016

4 I AGENDA PERKOTAAN INDONESIA

VISI :
terwujudnya perkotaan sebagai sarana dan wahana untuk memajukan
peradaban perkotaan dan kesejahteraan masyarakat secara
berkelanjutan, melalui upaya terus menerus untuk meningkatkan mutu
hubungan antar perkotaan serta teritorial sekitarnya dan tata kelola
semua unsur dan pendukung perkotaan.

KOMITMEN
1. Mewujudkan perkotaan sebagai sarana dan wahana memajukan
peradaban perkotaan secara berkelanjutan.
a. Pemerintah pusat menyiapkan panduan penyusunan kode etik
hidup di perkotaan atau piagam perkotaan dan panduan tentang
bagaimana menanamkan dalam masyarakat melalui pendidikan
formal dan non formal.
b. Piagaman perkotaan adalah kesepakatan warga perkotaan yang
menjadi kontrak sosial mengenai hubungan antar manusia dengan
Tuhannya, hubungan antar sesama manusia dan masyarakat,
hubungan manusia dengan alam serta lingkungannya
c. Piagam perkotaan merupakan pengejawantahan falsafah negara
dan UUD 45 yang yang dijabarkan secara spaeifik untuk suatu
wilayah perkotaan.
d. Pemerintahan daerah kabupaten/kota melalui partisipasi yang luas,
dan dengan mengikut sertakan usaha swasta serta masyarakat
sipil, menyusun piagam perkotaan (urban charter) yang memuat
kode etik, hak, kewajiban dan tanggung jawab warga dan pengguna
perkotaan ; yang sesuai dengan kehidupan perkotaan diwilayahnya
terutama oleh kondisi alam, kepadatan penduduk dan keragaman
masyarakatnya.
e. Pemerintahan daerah kabupaten/kota mendorong, mengawasi dan
memfasilitasi pemahaman dan penanaman kesadaran setiap
warga dan pengguna perkotaan untuk melaksanakan piagam
perkotaan.
f. Pemahaman dan penanaman kesadaran tentang piagam perkotaan
dilakukan melalui pendidikan formal dan non formal, dan dapat
menggunakan teknologi informasi yang paling mutakhir.
g. Piagam perkotaan ditinjau kembali sekurang-kurangnya limatahun
sekali untuk disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi.
h. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi membantu
pemerintahan daerah kabupaten/kota untuk penyusunan piagam
perkotaan dan desiminasi serta fasilitasi penerapannya
41
Draft KKI versi 7 Juli 2016

i. Pemerintahan daerah kabupaten/kota menyiapkan prasarana dan


sarana perkotaan untuk memberi kemudahan bagi pelaksanaan
piagam perkotaan (misalnya piagam perkotaan menyatakan jangan
buang sampah sembarangan maka harus tersedia fasilitas untuk
itu)
j. Pemerintahan daerah kabupaten/kota memfasilitasi penyediaan
fasilitas ibadah bagi berbagai umat agama
k. Pemerintahan daerah kabupaten/kota melaksanakan registrasi dan
admnistrasi kependudukan, melakukan analisis atas stratifikasi dan
deferensiasi penduduk dan melakukan antisipasi perkembangan
kependudukan untuk merumuskan kebijakan dan aksi penyediaan
dan pengembangan fasilitas perkotaan.
l. Pemerintahan daerah kabupaten/kota menetapkan garis kemiskinan
untuk menetapkan penduduk miskin dan yang potensial menjadi
miskin di daerahnya sebagai dasar untuk menentukan kebijakan
pengentasan kemiskinan.
m. Pemerintahan daerah kabupaten/kota meyediakan fasiltas untuk
memajukan olah raga dan kesenian, dan mengupayakan
diantaranya menjadi kebanggaan warga perkotaan.
n. Pemerintahan kabupaten/kota, sesuai dengan kepadatan, stratifikasi
dan deferensiasi penduduknya, menyediakan prasarana dan
fasilitas untuk mencegah perilaku menyimpang, tindak kriminal
dan konflik sosial.
o. Pemerintahan kabupaten/kota mengelola efek ekonomi atas
peristiwa budaya, seperti mudik, upaca keagamaan , upacara adat
dan lain- lain
p. Pemerintahan daerah kabupaten/kota menjamin terlindunginya
masyarakat rentan dalam kehidupan perkotaan dan memfasilitas
pemenuhan kebutuhan lansia, perempuan, anak dan orang
berkebutuhan khusus
q. Pemerintah pusat melakukan penyaringan atas pengaruh
peradaban global yang masuk Indonesia melalui berbagai media.

2. mewujudkan perkotaan sebagai sarana dan wahana memajukan


kesejahteraan rakyat secara berkelanjutan.
a. Pemerintah pusat mendefinisikan perkotaan, menyesuaikan wilayah
statistik dengan wilayah adminsitrasi dan menetapkan ukuran
kesejahteraan dengan menggunakan berbagai indeks seperti :
indeks pengembangan manusia, indeks kesenjangan, indeks
kesehatan, pendapatan per kapita dan indeks lain yang secara
umum telah digunakan.
b. Pemerintah pusat memfasilitasi pendidikan formal dan tidak formal
yang dapat memberi kemampuan setiap orang untuk bisa
memperoleh dan menemukan sumber penghidupan di perkotaan
untuk sekarang maupun yang akan datang.

42
Draft KKI versi 7 Juli 2016

c. Pemerintahan daerah kabupaten/kota menetapkan basis dan


pegembangan perekonomian berdasarkan potensi dan lokasinya
yang diperkirakan akan memberi kontribusi besar pada PDB, APBD
dan pendapatan utama masyarakrakat
d. Pemerintahan daerah kabupaten/kota memfasilitasi usaha yang
menciptakan lapangan kerja dan mempunyai nilai tambah tinggi.
e. Pemerintahan daerah kabupaten/kota melakukan registrasi atas
segala bentuk dan tingkatan usaha ekonomi perkotaan.
f. Pemerintahan daerah kabupaten/kota memberi bantuan
permodalan, kemampuan teknis dan manajerial kepada koperasi,
usaha kecil dan mikro
g. Pemerintah pusat memberi dukungan pada pemerintahan daerah
kabupaten/kota atas upaya memberi bantuan permodalan,
kemampuan teknis dan manajerial kepada koperasi, usaha kecil
dan mikro
h. Pemerintahan daerah kabupaten/kota menyediakan atau mengatur
penyediaan berbagai ruang usaha, untuk berbagai jenis dan skala
usaha perkotaan.
i. Pemerintahan daerah kabupaten/kota sekurang-kuranya dua tahun
sekali mendata jumlah rumah, pertambahan rumah, jumlah rumah
kosong, dan rumah tidak layak huni, sebagai dasar untuk
menentukan kebutuhan rumah.
j. Pemerintahan daerah kabupaten/kota menentukan proporsi jumlah
rumah umum, rumah komersial dan rumah khusus dalam upaya
memenuhi kebutuhan tempat tinggal warga perkotaan.
k. Pemerintah daerah kabupaten/kota menangani permukiman yang
berkembang sebagai efek kehadiran industri skala besar
diwilayahnya.
l. Pemerintah pusat menangani dan menintegrasikan kawasan
industri sebagai penggerak perkembangan perkotaan
m. Pemerintah daerah kabupaten/kota memfasilitasi dan mengawasi
pelaksanaan jaminan sosial
n. Pemerintah daerah kabupaten/kota menangani sistem palayanan
kesehatan masyarakat
o. Pemerintahan daerah kabupaten/kota mengelola sistem tansportasi,
terutama dalam menyediaan prasarana dan mengelola sarana
transportasi umum.
p. Pemerintahan daerah kabupaten/kota mengelola sistem
penyediaan air bersih dan sanitasi, sengan menggunakan teknologi
dan sistem manajemen yang tepat sesuai dengan kepadatan
penduduk dan stratifikasi sosial masing-masing wilayah perkotaan.
q. Pemerintahan daerah kabupaten/kota mengelola sistem drainase,
menyediakan dan memelihara drainase sesuai dengan kondisi ilkim
yang sedang berubah dan kondisi permukaan tanah masing-masing
wilayah

43
Draft KKI versi 7 Juli 2016

r. Pemerintahan daerah kabupaten/kota menyediakan ruang publik


hijau yang selain untuk fungsi sosial juga berfungsi sebagai
pengatur iklim mikro , penampung air larian,
s. Pemerintahan daerah kabupaten/kota mencegah dan mengatasi
kemungkinan terjadinya bencana oleh kegagalan konstruksi dan
teknologi, termasuk kebakaran.
t. Pemerintahan daerah kabupaten/kota mengembangkan dan
membangun sistem kesiagaan untuk menghadapi kemungkinan
terjadinya bencana alam.

3. Meningkatkan mutu tata kelola di berbagai aras dan hubungan antar aras
(level) dalam mengelola unsur perkotaan,
a. Pemerintah pusat mengatur lebih lanjut pembagian urusan
pemerintahan konkuren wajib dan lebih disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing pemerintahan daerah kabupaten/kota
b. Pemerintah pusat mengarahkan interelasi dan pemaduan antara
urusan pemerintahan absolut, khususnya fiskal, dengan urusan
wajib pemerintah tentang pelayanan dasar, non pelayanan dasar
dan urusan pilihan, sebagai instrumen pengembangan dan
pengelolaan perkotaan.
c. Pemerintah pusat meniadakan belenggu dan memberi petunjuk
kepada pemerinhan daerah untuk mengembangkan kelembagaan
yang sesuai dengan kebutuhan daerahnya.
d. Pemerintah daerah provinsi mendukung komitmen pemerintah
pusat.
e. Pemerintah daerah kabupaten provinsi memverifikasi dan
mendukung inisiativ pemerintah kabupaten/kota untuk
mendapatkan bantuan dan dukungan pemerintah pusat.
f. Pemerintahan daerah kabupaten/kota memembentuk dan
mengembangkan organisasi yang sesuai dan sepadan dengan
kewajiban pemerintah daerah kabupaten/kota untuk memberikan
pelayanan dasar dan non pelayanan dasar sesuai dengan
tantangan oleh perkembangan perkotaan.
g. Pemerintahan daerah kabupaten/kota terus menerus meningkatkan
kemampuan personilnya untuk melakukan supervisi perencanaan
dan implementasi rencana pengembangan perkotaan
h. Pemerintahanan daerah kabupaten/kota terus menerus
memperbaiki mekanisme kerja dan sarana kerja perencanaan dan
implementasi pengembangan perkotaan
i. Pemerintahan daerah kabupaten/kota menyusun rancangan
penggunaan tanah dan penggunaan ruang dengan memperhatikan,
kepadatan penduduk yang akan datang, daya dukung parasarana
dan utilitas, penggunaan tanah yang ada sekarang serta hak atas
tanah, dan dampak lingkungan.

44
Draft KKI versi 7 Juli 2016

j. Pemerintahan kota yang wilayahnya cenderung berkepadatan


tinggi, menetapkan kebijakan dan merencanakan intesitas
penggunaan tanah (landuse intensity) dengan mempertimbangkan
ambang batas prasarana pendukungnya
k. Pemerintahan daerah kabupaten/kota terus menerus
mengembangkan manajemen pengetahuan guna memberikan
informasi yang tepat waktu dan substansi yang akurat guna
permumusan kebijakan, perencanaan maupun tindak langsung
l. Pemerintahan daerah kabupaten/kota mengembangkan sistem
partisipasi untuk perumusan kebijakan dan perencanaan untuk
tujuan pengembangan informasi, pendefinisian masalah atau
mencapai kesepakatanh (consensus building) dengan
mengidetifikasikan dan mendefinisikan pihak serta keterwakilan
partisipan.

4. Peningkatan mutu hubungan antar perkotaan dan perkotaan dengan


teritorial sekitarnya
a. Pememerintah pusat bersama pemerintahan daerah provinsi
mengidentifikasikan fungsi dan karakter perkotaan berdasarkan
volume dan nilai barang serta jasa produksi dan konsumsinya dan
mengidentifikasikan pasar produksinya serta wilayah pemasok
konsumsinya sebagi dasar untuk menentukan kebutuhan
konektivitas antar perkotaan dan pekotaan dengan wilayah lain
b. Pememerintah pusat bersama pemerindah daerah provinsi
merencanakan dan mengelola pasokan pangan, energi , sumber air
baku air bersih dan pembuangan akhir limbah wilayah perkotaan
c. Pemerintah pusat bersama pemerintah daerah provinsi
mengembangkan, merencanakan dan melaksanakan, sistem
insentif dan disinsentif untuk perkotaan terpilih guna mengarahkan
mobilitas penduduk dan menyiapkan calon penduduk perkotaan.
d. Pemerintah pusat bersama pemerintah daerah provinsi
mengantisipasi dan merencanakan perkembangan perkotaan
sebagai dampak pembangunan prasarana antar perkotaan dan
antar wilayah.
e. Pemerintahan daerah kota/kabupaten pesisir mencegah
dibuangnya sampah dan limbah kelaut, dan menjaga kelestarian
jasa ekosistem laut untuk produksi sumberdaya hayati dan
penyerap karbon
f. Pemerintahan daerah kota/kabupaten pesisir yang konektivitasnya
tergantung cuaca mengatur sistem logistik untuk menjamin
persediaan bahan pokok.
g. Pemerintahan daerah kabupaten/kota mencegah perubahan
fungsi sawah, terutama yang telah ditetapkan sebagai lahan
pertanian berkelanjutan, menjadi fungsi lain.

45
Draft KKI versi 7 Juli 2016

h. Pemerintah daerah provinsi membentuk lembaga khusus untuk


menyiapkan kawasan yang cenderung menjadi wilayah perkotaan.

PIRANTI UNTUK IMPLEMENTASI


1. Pemerintah pusat menyiapkan peraturan perundangan perkotaan yang
komperhensif, jelas, tidak menimbulkan pengertian lain, dapat
dilaksanakan dan berorientasi kedepan.
2. Rencana pengembangan perkotaan yang dapat:
a. digunakan untuk mengendalikan perkembangan (development
control, anticipative plan),
b. melakukan intervensi atas perkembangan yang telah terjadi
(interventive plan, reactive plan)
c. alokasi sumberdaya (allocative plan)
3. Keuangan yang berasal dari : pendapatan asli daerah, dana
perimbangan, bagi hasil, hibah dan pinjaman, yang penggunannya
transparan dan dapat dipertanggung jawabkan
4. Pengadministrasian dan pengelolaan tanah. Registrasi tanah yang
mencakup status hak, lokasi, sebagai dasar untuk perencanaan
pencadangan dan penggunaan tanah segera diselesaikan sesuai
dengan peraturan-perundangan dangan yang berlaku. Penggunaan
tanah yang menurut UUPA merupakan salah satu hak menguasai
negara dengan taat asas dilaksanakan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota. Pembangunan prasarana dan perpajakan (pajak bumi
dan bangunan) digunakan sebagai insentif dan disinsentif penggunaan
tanah dan penggunaan ruang.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
a. Pemerintah pusat membentuk organisasi atau menugasi
kementerian/lembaga untuk memantau dan mengevaluasi komitmen
dan implementasi agenda perkotaan ini, sebagai dasar pemerintah
pusat melakukan tindak.
b. Organisasi yang ditugasi melakukan pemantauan dan evaluasi
mengembangkan indikator kunci pelaksanaan agenda ini
c. Organisasi yang ditugasi melakukan pemantauann dan evaluasi
melaporkan kepada Presiden sekurang-kurangnya satu tahun satu kali.

46

Anda mungkin juga menyukai