BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang dikelola oleh kader dengan sasaran seluruh anggota masyarakat. Posyandu
mempunyai tujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu, bayi balita dan
posyandu masih 50% dan kondisi ini salah satunya dipengaruhi oleh cara
pandang orang tua yang merasa anaknya tidak perlu lagi dibawa ke posyandu
seiring dengan pertambahan umur, selain itu minimnya kepercayaan para orang
balita pada bulan Maret 2012 Provinsi Sulawesi Selatan 2.527.360 (21,900%)
2
Kabupaten toraja utara pada tahun 2012 terdapat jumlah kunjungan balita
(74,63%) dari jumlah balita 1088 (Dinkes, 2012). Sedangkan menurut hasil
damping oleh puskesmas Tallunglipu pada november 2013 sebesar 67,8% dan
untuk dijadikan penelitian. Keberhasilan posyandu tak lepas dari kerja keras
posyandu disebabkan adanya beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain, umur
balita, jumlah anak, jarak dari rumah ke posyandu terlalu jauh, kurangnya
balita bisa berkumpul dengan mengetahui status kesehatan dan pemahaman serta
pengetahuan tentang tumbuh kembang anak bisa ditingkatkan. Adapun jika ibu
dalam pelayanan posyandu adalah kader. Kader posyandu selama ini lebih
posyandu, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal dari sosial
pendidikan, sikap, motivasi, dan pekerjaan. Disisi lain faktor pekerjaan yang
kader saat ini hanya menimbang bayi jika balita datang ke posyandu dan
memberi PMT (pemberian makanan tambahan), dan selain itu cara kader
4
memberi informasi jika saat ini waktunya penimbangan balita itu bukan secara
door to door atau 4 kunjungan ke rumah-rumah ibu balita, akan tetapi dipanggil
dari spiker gereja atau tempat ibadah lain saja. Upaya yang perlu dilakukan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Puskesmas Tallunglipu
b. Diketahuinya hubungan sikap kader posyandu dalam meningkatkan
Tallunglipu
D. Manfaat Penelitian
6
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu tentang peran dan
Manfaat praktis :
maupun individu dan sebagai referensi bagi penelitian lain tentang peran
c. Bagi Puskesmas
Bagi peneliti
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
1. Pengertian Posyandu
Posyandu
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
(Notoatmodjo, 2012).
2. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu adalah tingkat
b. Memahami
c. Aplikasi
d. Analisis
10
struktur organisasitersebut dan masih ada kaitannya satu sama yang lain.
e. Sintesis
f. Evaluasi
2012).
a. Pendidikan
b. Informasi/media massa
11
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Status ekonomi seseorang juga
pengetahuan.
d. Lingkungan
2012).
e. Pengalaman
di masa lalu.
f. Usia
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
membaik.
13
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas
(Notoatmodjo, 2012).
5. Proses Pengetahuan
sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi
urutan proses :
dirinya.
oleh stimulus.
bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan lebih
14
arti dan manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau bagi organisasi.
seseorang melakukan CTPS secara sadar dan akan bertahan dalam jangka
1. Pengertian Sikap
atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
object. Sikap adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam merespons
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap belum
2. Komponen Sikap
Menurut Allport (1954), sikap terdiri atas tiga komponen pokok, yaitu :
objek
(tindakan)
yang utuh (total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini,
Pengetahuan ini akan membawa ibu untuk berpikir dan berusaha supaya
Dalam berpikir ini, komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga
anaknya tidak terserang demam berdarah. Ibu ini mempunyai sikap tertentu
16
3. Tingkatan Sikap
a. Menerima (receiving)
b. Menanggapi (responding)
c. Menghargai (valuing)
lain merespons
risiko bila ada orang lain yang mencemoohkan atau adanya risiko lain
(Notoatmodjo, 2012).
17
4. Fungsi Sikap
mana obyek sikap dapat digunakan sebagaisarana atau alat dalam rangka
bersangkutan.
dirinya atauegonya.
Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagiindividu untuk
bersangkutan.
18
d. Fungsi pengetahuan
(Notoatmodjo, 2012).
5. Ciri-ciri Sikap
Ciri-ciri sikap :
b. Sikap dapat berubah-ubah dalam situasi yang memenuhi syarat untuk itu
sikap
d. Sikap dapat tertuju pada satu objek ataupun dapat tertuju pada
sekumpulan/banyak objek
a. Faktor intern
b. Faktor ekstern
ofreasoned action) oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein (Azwar S,2011)
hanya pada tiga hal. Pertama, perilaku tidakbanyak ditentukan oleh sikap
tertentu.
BAB III
A. Kerangka KonsepPenelitian
Tingkat Pengetahuan
Perilaku CTPS
Sikap
Sebelum Menyusui
Ekonomi
Keterangan :
Gambar 3.1
30
22
B. Hipotesis Penelitian
Tallunglipu
b. Ada hubungan antara sikap ibu dengan perilaku cuci tangan pakai sabun
Tallunglipu
b. Tidak ada hubungan antara sikap ibu dengan perilaku cuci tangan pakai
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
dengan efek dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus
hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu dengan perilaku CTPS
Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 s/d Maret 2015di wilayah
1. Populasi
Tallunglipu.
32
24
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.
Sampel pada penelitian ini adalah semua ibu menyusui yang datang
sebanyak 35 orang.
3. Teknik sampling
a. Kriteria inklusi :
b. Kriteria eksklusi :
1) Tidak menyusui
D. Alur Penelitian
Identifikasi Populasi
Identifikasi Sampel
Teknik Sampling
Total sampling
Variabel
Kuesioner
Analisis Data
Program SPSS
Penyajian Hasil
Gambar 4.1
Alur Penelitian
26
E. Metode Penelitian
Defenisi Alat
No Variabel Kriteria Skala
Operasional Ukur
1. Perilaku Kegiatan mencuci CTPS:Jika
CTPS tangan dengan mencuci tangan
sabun dan air dengan sabun
mengalir yang dan air
bersih sebelum mengalir
menyusui. sebelum
Kuesioner
menyusui
dengan
Tidak CTPS : Ordinal
skala
Jika tidak
Likert
mencuci tangan
dengan sabun
dan air
mengalir
sebelum
menyusui
2. Tingkat Pengetahuan ibu
Pengetahuan tentang CTPS
sebelum menyusui Baik : Jika skor
yang diukur >5 Kuesioner
dengan 10
dengan
(sepuluh) Ordinal
skala
pertanyaan dan
Guttman
diberi skor 1 untuk
setiap jawaban Kurang
yang benar. : Jika skor < 5
27
1. Pengolahan data
a. Editing
b. Koding
berbentuk angka/bilangan
c. Tabulating
Data yang telah diperoleh dimasukkan dalam tabel tabulasi data sesuai
2. Analisis Data
a. Analisa univariat
Analisis univariat dilakukan pada semua variabel yang berasal dari hasil
b. Analisa bivariat
3. Analisis data
4. Penyajian data
Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan disertai dengan narasi.
H. Etika Penelitian
dilakukan setelah mendapat izin penelitian dari STIKES Tana Toraja dan
maksud dan tujuan penelitian dengan menekankan prinsip etika penelitian yang
meliputi :
dari: (1) penjelasan manfaat penelitian; (2) penjelasan kemungkinan risiko dan
dapat mengundurkan diri kapan saja; dan (6) jaminan anonimitas dan
prosedur penelitian.
mengenai identitas baik nama maupun alamat asal subyek dalam kuesioner
dan alat ukur apapun untuk menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas
hak subyek untuk mendapatkan perlakuan yang sama baik sebelum, selama,
cedera atau stres tambahan maka subyek dikeluarkan dari kegiatan penelitian
2014)
31
BAB V
A. Hasil Penelitian
e. Kelurahan Tallunglipu
40
32
Tabel 5.1
Distribusi Penduduk di Kecamatan Tallunglipu
Kabupaten Toraja Utara Tahun 2015
LEMBANG / PEREM-
NO LAKI- LAKI JUMLAH
KELURAHAN PUAN
1 Tampo Tallunglipu 1.803 1.824 3.627
2 Tagari Tallunglipu 2.219 2.204 4.423
3 Rante Paku Tallunglipu 1.005 956 1.961
4 Tallunglipu Matallo 2.266 2.158 4.424
5 Tallunglipu 1.157 1.076 2.233
6 Tantanan Tallunglipu 458 481 939
7 Buntu Tallunglipu 529 501 1.030
Jumlah 9.437 9.200 18.637
Sumber : Puskesmas Tallunglipu, 2015
2. Analisis Univariat
a. Kelompok Umur
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok Umur
di Wilayah Kerja Puskesmas Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara Tahun 2015
Kelompok Umur n %
< 20 tahun 3 8,6
20 29 tahun 13 37,1
30 39 tahun 11 31,4
40 49 tahun 6 17,1
> 49 tahun 2 5,7
Total 35 100,0
Sumber : Data primer, 2015
33
b. Pendidikan
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
di Wilayah Kerja Puskesmas Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara Tahun 2015
Pendidikan n %
Tidak tamat SD 3 8,6
SD 4 11,4
SMP 4 11,4
SMA 12 34,3
Diploma 4 11,4
Sarjana 8 22,9
Total 35 100,0
Sumber : Data primer, 2015
SD.
34
c. Pekerjaan
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
di Wilayah Kerja Puskesmas Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara Tahun 2015
Pekerjaan n %
Ibu rumah tangga 21 60,0
PNS 5 14,3
Swasta 6 17,1
Wiraswasta 1 2,9
Petani 2 5,7
Total 35 100,0
Sumber : Data primer, 2015
d. Jumlah Anak
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Anak
di Wilayah Kerja Puskesmas Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara Tahun 2015
Jumlah Anak n %
1 anak 7 20,0
2 anak 14 40,0
3 anak 4 11,4
4 anak 8 22,9
5 anak 2 5,7
Total 35 100,0
Sumber : Data primer, 2015
35
e. Perilaku CTPS
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku CTPSdi Wilayah Kerja
Puskesmas Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara Tahun 2015
Perilaku CTPS n %
Ya 20 57,1
Tidak 15 42,9
Total 35 100,0
Sumber : Data primer, 2015
sebelum menyusui.
f. Pengetahuan
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang CTPS
di Wilayah Kerja Puskesmas Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara
Tahun 2015
Pengetahuan n %
Baik 26 74,3
Kurang 9 25,7
Total 35 100,0
Sumber : Data primer, 2015
g. Sikap
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap terhadap CTPS
di Wilayah Kerja Puskesmas Tallunglipu Kabupaten Toraja Utara Tahun 2015
Sikap n %
Positif 29 82,9
Negatif 6 17,1
Total 35 100,0
Sumber : Data primer, 2015
sebagian besar ibu memiliki sikap yang positif terhadap perilaku CTPS.
3. Analisis Bivariat
Tabel 5.9
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Perilaku Cuci Tangan Pakai
Sabun Sebelum Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Tallunglipu Kabupaten
Toraja Utara Tahun 2015
Perilaku CTPS
Tingkat
Ya Tidak Jumlah p value
Pengetahuan
n % n %
Baik 20 76,9 6 23,1 26
Kurang 0 0,0 9 100,0 9 0,000
Total 20 57,1 15 42,9 35
Sumber : Data primer, 2015
37
satu pun yang melakukan CTPS sebelum menyusui. Hasil uji Chi
Tabel 5.10
Hubungan Antara Tingkat Sikap Ibu dengan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun
Sebelum Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Tallunglipu
Kabupaten Toraja Utara Tahun 2015
Perilaku CTPS
Sikap Ya Tidak Jumlah p value
n % n %
Positif 20 69,0 9 31,0 29
Negatif 0 0,0 6 100,0 6 0,003
Total 20 57,1 15 42,9 35
Sumber : Data primer, 2015
38
terhadap sikap ibu dengan perilaku cuci tangan pakai sabun sebelum
bahwa ada hubungan antara sikap ibu dengan perilaku cuci tangan pakai
B. Pembahasan
kuman yang menempel di tangan. Gerakan nasional cuci tangan pakai sabun
harus menggunakan sabun dan dilakukan di bawah air yang mengalir karena
karena kuman berpindah dengan menyentuh mata, hidung, atau mulut. Dan
mereka atau dengan menyentuh permukaan yang mereka sentuh juga seperti
tangan termasuk demam biasa (common cold), flu dan beberapa kelainan
diare.
nutrisi, kekebalan tubuh, serta menjalin hubungan antara ibu dan anak.
kepada anak karena ibu tidak mencuci tangan memakai sabun sebelum
menyusui. Anak menjadi rentan untuk terkena penyakit seperti diare, ISPA,
sebelum menyusui.
sabun sebelum menyusui. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak ibu
yang tidak melakukan cuci tangan pakai sabun sebelum menyusui yang
dapat berdampak buruk pada kesehatan anak yang disusui. Anak akan rentan
terkena penyakit infeksi seperti diare, ISPA, dan flu yang ditularkan melalui
tangan ibu.
2. Pengetahuan
memiliki pengetahuan yang baik tentang cuci tangan pakai sabun dan hanya
tangan pakai sabun. Hasil ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden
3. Sikap
objek dan belum terwujud dalam bentuk tindakan. Sikap sering diperoleh
dari pengalaman sendiri maupun orang lain yang paling dekat. Sikap
41
memiliki sikap yang positif terhadap perilaku cuci tangan pakai sabun dan
cuci tangan pakai sabun. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
yang sesuai dengan kesehatan yang optimal. Dari pengalaman, praktik yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari praktik yang tidak
sebelum menyusui dan hanya 23,1% yang tidak melakukan CTPS sebelum
CTPS, tidak ada satu pun yang melakukan CTPS sebelum menyusui. Tingkat
yang bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat baik melalui tenaga
42
wawasan tentang cuci tangan pakai sabun. Hasil uji statistik memberikan
diketahui bahwa nilai p < sehingga hipotesis penelitian diterima. Hal ini
berarti bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan perilaku
tinggal yang memungkinkan ibu dapat mengakses informasi baik dari orang
tentang cuci tangan pakai sabun. Sedangkan lingkungan yang terpencil dan
mencuci tangan dengan benar. Namun, hasil yang berbeda ditunjukkan oleh
penelitian Fajar dkk (2011) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan
5. Hubungan Antara Sikap Ibu dengan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun
Sebelum Menyusui
seseorang terhadap stimulus atau objek. Sikap bukan dibawa sejak lahir
dapat dipelajari dan sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat
sebelum menyusui dan hanya 31,0% yang tidak melakukan perilaku CTPS
sebagai ibu rumah tangga yang berdampak pada kurangnya wawasan tentang
CTPS sebelum menyusui. Hasil uji Chi Square memberikan nilai p = 0,003
sehingga nilai p < (0,05) terhadap hubungan antara sikap ibu dengan
perilaku cuci tangan pakai sabun sebelum menyusui. Hal ini berarti bahwa
ada hubungan antara sikap ibu dengan perilaku cuci tangan pakai sabun
yang disusui. Jika ibu memiliki sikap yang positif tentang cuci tangan pakai
sabun, maka akan terwujud dalam perilaku cuci tangan pakai sabun sebelum
perilaku yang tidak cuci tangan pakai sabun sebelum menyusui. Namun
berbagai cara dapat dilakukan dalam mengubah sikap ibu menjadi positif
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fajar, dkk (2011) yang
6. Keterbatasan Penelitian
b. Sebagian ibu yang bekerja tidak hadir pada saat kegiatan Posyandu tetapi
diwakili oleh orang tua atau mertua sehingga tidak bisa terlibat pada
penelitian
46
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data, maka kesimpulan pada penelitian
ini adalah :
1. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan perilaku cuci tangan
2015 (p = 0,000)
2. Ada hubungan antara sikap ibu dengan perilaku cuci tangan pakai sabun
0,003)
B. Saran
menyusui
2. Agar informasi tentang CTPS diberikan melalui berbagai media baik media
sebelum menyusui
55
47
3. Perlu adanya keterlibatan pihak lain seperti PKK ataupun organisasi agama
sebelum menyusui
4. Kampanye CTPS yang diikuti dengan praktik cara CTPS perlu dilaksanakan
DAFTAR PUSTAKA
__________, 2006, Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MP-ASI) Lokal Tahun 2006, Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Dinkes Toraja Utara, 2013, Profil Kesehatan Kabupaten Toraja Utara Tahun 2012,
Rantepao : Dinas Kesehatan Kabupaten Toraja Utara.
Dinkes Toraja Utara, 2014, Profil Kesehatan Kabupaten Toraja Utara Tahun 2013,
Rantepao : Dinas Kesehatan Kabupaten Toraja Utara.
Fajar, Nur Alam dkk, 2011, Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap Perilaku
Cuci Tangan Pakai Sabun pada Masyarakat di Desa Senuro Timur, Jurnal
Pembangunan Manusia Vol. 5 No. 1 Tahun 2011
Kemenkes, 2012, Rumah Tangga Ber-perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Jakarta :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Pardede, Lucia V., 2008, Breastfeeding and Food Security, Jakarta : WABA Activity
Sheet 10
49
Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
WHO, 2005, WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care, Genewa : World
Health Organization
Zuraidah, Yeni Elviani, 2013, Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku
Mencuci Tangan dengan Sabun pada Siswa Kelas V SDIT An-Nida Kota
Lubuklinggau Tahun 2013, Palembang : Politeknik Kesehatan Palembang
https://akupunktursolo.files.wordpress.com/2013/03/etika-penelitian.docx, diakses 13
Desember 2014