Kewajiban kontijensi adalah kewajiban yang tergantung pada terjadinya atau tidak
terjadinya satu atau lebih kewajian masa depan untuk meneguhkan jumlah hutangnya, pihak
yang dibayarkan, tanggal pembayaran, atau keberadaannya. Kontijensi didefinisikan sebagai
kondisi situasi atau serangkaian situasi yang ada melibatkan ketidakpastian mengenai
keuntungan (kontijensi keuntungan) atau kerugian (kontijensi kerugian) bagi perusahaan yang
akhirnya akan diselesaikan apabila satu atau lebih kejadian masa depan terjadi atau tidak terjadi.
Kewajiban yang terjadi sebagai akibat dari kerugian disebut kerugian kontijensi. Kontinjensi atau
lebih dikenal dengan peristiwa atau transaksi yang mengandung syarat merupakan transaksi yang
paling banyak ditemukan dalam kegiatan bank sehari-hari. Kontinjensi yang dimiliki oleh suatu
bank dapat berakibat tagihan atau kewajiban bagi bank yang bersangkutan. PSAK No. 31
mengatur akuntansi untuk transaksi kontinjensi dalam suatu perusahaan. Istilah kewajiban
bersyarat digunakan untuk menyatakan kewajiban yang kemungkinan timbulnya tergantung
padaterjadi atau tidaknya satu peristiwa di masa yang akan datang. Dengan demikian pada
tanggal neraca belum terdapat kepastian mengenai ada tidaknya kewajiban tersebut. Kontinjensi
adalah suatu keadaan yang masih diliputi oleh ketidakpastian mengenai kemungkinan
diperolehnya laba atau rugi oleh suatu perusahaan, yang baru akan terselesaikan dengan terjadi
atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang. Transaksi yang bersifat
kontinjensi (bersyarat) ini belum mengikat bank untuk melakukan tagihan ataupun kewajiban riil
saat ini, akan tetapi secara antisipatif kontinjensi tersebut akan menjadi kewajiban atau tidak
sangat tergantung terjadi atau tidak terjadinya peristiwa yang berkaitan dengan kontinjensi ini di
masa yang akan datang.
Standar mengidentifikasikan bahwa kejadian kontijensi terbagi menjadi tiga yaitu
kejadian kontijensi dengan kemungkinan besar, kejadian kontijensi dengan cukup mungkin, dan
kejadian kontijensi dengan kemungkinan kecil. Suatu kontijensi kerugian harus diakrualkan
dengan pembebanan ke beban (pengeluaran) dan suatu kewajiban akan dicatat hanya jika dua
kondisi ini memenuhi. Kondisi yang pertama adalah informasi yang tersedia sebelum penerbitan
laporan keuangan menunjukan bahwa kemungkian besar suatu kewajiab telah terjadi pada
tanggal laporan keuangan. Kondisi yang kedua adalah jumlah kerugian yang diestimasi dengan
layak. Siapa yang sebenarnya harus dibayar atau tanggal pembayaran yang tepat tidak perlu
diketahui untuk mencatat suatu kewajiban. Apa yang harus diketahui adalah apakah ada
kemungkian besar bahwa suatu kewajiban telah terjadi.Konsep dan prosedur akuntansi yang
berkaitan dengan pos-pos kontijensi relatif masih baru dan belum terselesaikan. Para akuntan
yang berpraktek mengungkapkan keprihatinan atas keberagaman yang terjadi atas
penafsiran reasonable, reasonably possible, dan remote. Praktek saat ini sangat mengandalkan
bahasa eksak yang digunakan sebagai tanggapan yang diterima dari para ahli hukum, akibatnya
akrual dan pengungkapan kontijensi sangat berbeda-beda dalam praktek.
Metode kedua yang digunakan dalam mencatat jaminan adalah pendekatan penjualan.
Pendekatan ini dicirikan dengan pemisahan antara jaminan dengan harga penjualan yang
dilakukan oleh perusahaan. Adapun jurnal adalah sebagai berikut:
Kas Rp xxx,-
Penjualan Rp xxx,-
Pendapatan Jaminan yang belum dihasilakan Rp xxx,-
(Jurnal untuk mencatat kewajiban kontijensi atas jaminan oleh perusahaan)
Keuntungan kontinjensi
Keuntungan kontinjensi (gain contingencies) adalah klaim atau hak untuk menerima aktiva
(atau memiliki kewajiban yang menurun) yang keberadaannya tidak pasti tetapi pada akhirnya
akan menjadi sah. Jenis keuntungan kontoinjensi yang khas adalah :
1. Penerimaan yang mungkin atas uang dari hadia, sumbangan, bonus, dan lain sebagainya.
2. Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak
3. Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkin menguntungkan
4. Kerugian pajak yang dikompensasi ke depan
Kerugian Kontinjensi
Kerugian kontingensi (loss contiengencies) adalah situasi yang melibatkan ketidakpastian
atas kemungkinan terjadinya kerugian. Kewajiban yang terjadi sebagai akibat dari kerugian
kontinjensi menurut defenisinya disebut sebagai kewajiban kontinjen. Kewajiban kontijen
(contiegencies liabilities) adalah kewajiban yang bergantung pada terjadinya atau tidak
terjadinya satu atau lebih kejadian di masa depan untuk mengkonfirmasi jumlah hutang, pihak
yang dibayar, tangal pembayaran, atau keberadaannya.
Apabila terdapat kerugian kontinjensi, maka kemungkinan bahwa kejadian di masa depan akan
menguatkan terjadinya kewajiban dapat berkisar dari sangat mungkin hingga kurang mungkin.
Pengakuan
Banyak peristiwa masa lalu yang dapat menimbulkan kewajiban kini. Walaupun demikian,
dalam beberapa peristiwa yang jarang terjadi, misalnya dalam tuntutan hukum, dapat timbul
perbedaan pendapat mengenai apakah peristiwa tertentu sudah terjadi atau apakah peristiwa
tersebut menimbulkan kewajiban kini. Jika demikian halnya, perusahaan menentukan apakah
kewajiban kini telah ada pada tanggal neraca dengan mempertimbangkan semua bukti yang
tersedia, termasuk misalnya pendapat ahli. Bukti yang dipertimbangkan mencakup, antara lain,
bukti tambahan yang diperoleh dari peristiwa setelah tanggal neraca. Atas dasar bukti tersebut,
apabila besar kemungkinan bahwa kewajiban kini belum ada pada tanggal neraca, pemerintah
mengungkapkan adanya kewajiban kontingensi. Pengungkapan tidak diperlukan jika
kemungkinan arus keluar sumber daya kecil. Kewajiban kontingensi dapat berkembang ke arah
yang tidak diperkirakan semula. Oleh karena itu, kewajiban kontingensi harus terus-menerus
dikaji ulang untuk menentukan apakah tingkat kemungkinan arus keluar sumber daya bertambah
besar (probable). Apabila kemungkinan itu terjadi, maka manajemen akan mengakui kewajiban
diestimasi dalam laporan keuangan periode saat perubahan tingkat kemungkinan tersebut terjadi,
kecuali nilainya tidak dapat diestimasikan secara andal. Pengukuran Besaran kewajiban
kontingensi tidak dapat diukur secara eksak. Untuk itu diperlukan pertimbangan profesional oleh
pihak yang berkompeten. Penyajian dan Pengungkapan Kewajiban kontingensi tidak disajikan
pada neraca , namun demikian perusahaan harus mengungkapkan kewajiban kontingensi pada
Catatan atas Laporan Keuangan untuk setiap jenis kewajiban kontingensi pada tanggal neraca.
Pengukuran
Besaran kewajiban kontingensi tidak dapat diukur secara eksak. Untuk itu diperlukan
pertimbangan profesional oleh pihak yang berkompeten
Penyajian Dan Pengungkapan
Kewajiban kontingensi tidak disajikan pada neraca, namun demikian harus mengungkapkan
kewajiban kontingensi pada Catatan atas Laporan Keuangan untuk setiap jenis kewajiban
kontingensi pada tanggal neraca
Pengungkapan tersebut dapat meliputi:
1. karakteristik kewajiban kontingensi;
2. estimasi dari dampak finansial yang diukur;
3. indikasi tentang ketidakpastian yang terkait dengan jumlah atau waktu aruskeluar sumber
daya;
4. kemungkinan penggantian oleh pihak ketiga
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan apakah kewajiban harus
dicatat berkaitan dengan perkara pengadilan yang ditunda atau yang mengancam dan klaim serta
pengenaan aktual atau yang mungkin, yaitu: a. Periode waktu di mana penyebab tindakan yang
mendasari terjadi, b. Probabilitas hasil yang tidak menguntungkan, c. Kemampuan untuk
membuat estimasi yang layak atas jumlah kerugian Jika sangat mungkin bahwa pelanggan akan
mengajukan klaim menurut jaminan yang berhubungan dengan barang atau jasa yang telah di
jual dan estimasi yang layak atas biaya yang terlibat dapat dilakukan, maka metode akrual harus
digunakan. Biaya jaminan menurut dasar akrual dapat dibebankan ke beban operasi pada tahun
penjualan. Premi, penawaran kupon, dan rabat diberikan untuk menstimulasi penjualan, dan
biayanya harus dicatat sebagai beban pada periode penjualan yang memperoleh manfaat dari
rencana premi.