Menurut Drs. Kodyat, MPA (1996), dalam kegiatan Posyandu terdapat bermacam
kegiatan kesehatan mulai dari pemeriksaan tumbuh kembang balita, sampai
penyuluhan tentang penatalaksanaan diare.(9) Disamping kegiatan diatas, peran
Posyandu mencakup rujukan pasien ke Puskesmas dan kunjungan rumah, dimana
kegiatan ini untuk mengetahui bagaimana seorang penderita setelah mendapatkan
pengobatan dari Puskesmas dan perawatan apa saja yang masih diberikan,(2,9)
sehingga Posyandu diharapkan dapat memenuhi tuntutan masyarakat, yakni
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, yang sesuai dengan
harapan masyarakat. (10) Berdasarkan data yang telah diuraikan diatas, maka
penulis tertarik melakukan penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat
tentang Peran dan Fungsi Posyandu Terhadap Motivasi Kunjungan di Posyandu desa
Mendala kecamatan Sirampog kabupaten Brebes.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk
mendiskripsikan Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Peran dan
Fungsi Posyandu Terhadap Motivasi Kunjungan di Posyandu desa Mendala
kecamatan Sirampog kabupaten Brebes. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat
pengetahuan masyarakat tentang peran dan fungsi Posyandu di Posyandu
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
dan pengalaman yang nyata mengenai pengaruh tingkat pengetahuan tentang
peran dan fungsi Posyandu terhadap motivasi kunjungan masyarakat.
2. Bagi Puskesmas Hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan bagi Puskesmas
sebagai fasilitator Posyandu dalam meningkatkan mutu pelayanan Posyandu
terutama dalam memotivasi kunjungan masyarakat.
3. Sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut. Diharapkan menjadi acuan bagi
peneliti lain dalam mengembangkan penelitian sejenis dan penelitian ini dapat
dijadikan sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut sehingga bermanfaat bagi kita
semua.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori
1. Pengetahuan Pengetahuan atau kognitif merupakan hasil dari ranah tahu setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu melalui penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan perabaan. Pengetahuan merupakan faktor
yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku atau tindakan. Berawal dari
pengetahuan, akan muncul respons dalam bentuk sikap terhadap obyek yang telah
diketahui dan disadari sepenuhnya, kemudian dari respon sikap ini akan terbentuk
perilaku.(11) Rogers (1974) Proses perilaku baru dalam diri seseorang meliputi
awerness (kesadaran) di mana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
terlebih dahulu terhadap stimulus (objek),
baik dari dalam maupun dari luar. b. Motivasi seringkali ditandai dengan perilaku
yang penuh emosi. c. Motivasi merupakan reaksi pilihan dari beberapa alternatif
pencapaian tujuan. d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam diri
manusia. Ciri-ciri motivasi :(15) a. Penggunaan perilaku menggejala dalam bentuk
tanggapan tanggapan yang bervariasi. Motivasi tidak hanya merangsang suatu
perilaku tertentu saja, tetapi merangsang berbagai kecenderungan berperilaku
yang memungkinkan tanggapan-tanggapan yang berbeda-beda. b. Kekuatan dan
efisiensi perilaku mempunyai hubungan yang bervariasi dengan kekuatan penentu.
Rangsang yang lemah mungkin saja menimbulkan reaksi yang hebat atau bahkan
sebaliknya. c. Motivasi mengarahkan perilaku dan tujuan tertentu. d. Pengaruh
positif menyebabkan perilaku tertentu cenderung diulang kembali. e. Kekuatan
perilaku akan melemah apabila akibat dari perbuatan itu bersifat tidak enak. Jenis
motivasi antara lain . :(14). a. Teori hierarki kebutuhan Motivasi seseorang
tergantung pada pemenuhan susunan hierarkis kebutuhan, kebutuhan menentukan
cara bagaimana orang bertingkah laku dan memotivasi din mereka sendiri.
Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi sebelum bergera kearah kebutuhan
yang labih tinggi. b. Teori hygiene hierarki yang lebih jauh Ada dua kategori
imbalan yang dapat menghubungkan dengan hierarki kebutuhan Maslow yaitu
imbalan yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan tingkat yang lebih rendah seperti
pembayaran dan kondisi-kondisi yang berlaku sebagai bagian dari faktor hygiene.
Kekurangan apapun imbalan akan alam menciptakan ketidakpuasan, tetapi profesi
yang memadai harus mendorong motivasi untuk melakukan pekerjaan yang lebih
baik atau kepuasan kerja. Imbalan seperti prestasi, tanggung jawab, kesadaran dan
kerja yang menarik, dialamatkan pada kebutuhan-kebutuhan Maslow yang lebih
tinggi dan dipandang sebagai faktor yang mendorong seseorang melakukan
pekejaan yang dapat menentukan kesuksesan atau kegagalannya. c. Teori
persamaan Ketidaksamaan tidak hanya mendorong para pekerja untuk menghindari
ketidakadilan, tetapi
3). Dapat merupakan lokal itu sendiri 4). Bila tidak memungkinkan dapat
dilaksanakan dirumah penduduk, balai desa, pos RT/RW atau pos yang lainnya.
j. Pelayanan kesehatan yang dijalankan 1). Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
a). Penimbangan bulanan b). Pemberian makanan tambahan bagi yang berat
badannya kurang c). Imunisasi bayi 3 14 bulan. d). Pemberian oralit untuk
menanggulangi diare. e). pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama. 2).
Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur. a).
Pemeriksaan kesehatan umum b). Pemeriksaan kehamilan dan nifas c). Pelayanan
peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah darah. d). Imunisasi
TT untuk ibu hamil e). Penyuluhan kesehatan dan KB f). Pemberian alat kontrasepsi
KB g). Pemberian oralit pada ibu yang menderita diare h). Pengobatan penyakit
sebagai pertolongan pertama. i). Pertolongan pertama pada kecelakaan k. Sistem
lima meja 1). Meja I (pertama) a). Pendaftaran b). Pencatatan bayi, balita, ibu hamil,
ibu menyusui dan pasangan usia subur. 2). Meja II (kedua) a). Penimbangan balita
b). Ibu hamil 3). Meja III (ketiga) Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) 4). Meja IV
(empat) a). Diketahui berat badan anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan
resiko tinggi, dan
pasangan usia subur yang belum mengikuti KB. b). Penyuluhan kesehatan c).
Pelayanan TMT, oralit, vitamin A, tablet zat besi, pil ulangan, kondom. 5). Meja V
(lima) a). Pemberian immunisasi b). Pemeriksaan kehamilan c). Pemeriksaan
kesehatan dan pengobatan d). Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan. e). Untuk meja
I IV dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk meja V dilaksanakan oleh
petugas kesehatan dari Puskesmas setempat. l. Prinsip dasar 1). Pos pelayanan
terpadu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat perpaduan antara
pelayanan profesional dan non profesional (oleh masyarakat) 2). Adanya kerjasama
lintas program yang baik (KIA, KB, Gizi, Immunisasi, penatalaksanaan diare)
maupun lintas sektoral (Depkes RI, Depdagri (Bangdes), dan BKKBN. 3).
Kelembagaan masyarakat (pos desa, kelompok timbang, pos imunisasi, dan pos
kesehatan lainnya) 4). Mempunyai sasaran penduduk yang sama (bayi 0 1 tahun,
anak balita 1 4 tahun, ibu hamil, PUS ) 5). Pendekatan yang digunakan adalah
pengembangan dan PKMD. m. Pelaksanaan Pada pelaksanaan pos pelayanan
terpadu melibatkan petugas puskesmas setempat, petugas BKKBN sebagai
penyelenggara pelayanan profesional dan peran serta masyarakat secara aktif dan
positif sebagai penyelenggara pelayanan non profesional secara terpadu dalam
rangka alih tehnologi dan swakelola masyarakat. Dari segi petugas puskesmas : 1).
Pendekatan yang di pakai adalah pengembangan dan pembinaan PKMD. 2).
Perencanaan terpadu tingkat puskesmas (mikro planing), lokakarya mini. 3).
Pelaksanaan melalui sistem 5 meja dan alih tehnologi. Dari segi masyarakat : 1).
Kegiatan swadaya masyarakat yang diharapkan adanya kader kesehatan.
fungsi posyandu terhadap motivasi kunjungan. Analisa bivariat dilakukan dengan uji
analisis statistik Chi Square menggunakan program komputer. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan atau korelasi antar variabel penelitian, yaitu
variabel bebas dan variabel terikat yang keduanya masing-masing berskala ordinal,
maka untuk menguji hipotesis digunakan Chi Square dengan rumus sebagai berikut:
? = ? ( fo fh ) fn Gambar 5. Rumus Chi Square (18) Dimana: ? = Chi kuadrat Fo
= Frekuensi yang di observasi Fh = Frekuensi yang diharapkan I. Etika Penelitian
Etika dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan
sebuah penelitian, mengingat penelitian keperawatan akan berhubungan langsung
dengan manusia. Oleh karena itu, segi etika penulisan harus diperhatikan karena
manusia mempunyai hak asasi dalam kegiatan penelitian. Masalah etika dalam
penelitian meliputi : 1. Informed Consent (persetujuan) Lembar persetujuan
diberikan kepada subyek yang akan diteliti. Peneliti menjelaskan maksud dan Tujuan
riset yang telah dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah
pengumpulan data. Jika responden bersedia diteliti, maka mereka harus
menandatangani lembar persetuan tersebut. 2. Anomity (tanpa nama) Untuk
menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak akan mencantumkan nama
subyek pada lembar alat ukur. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu.
3. Confidentiality (kerahasiaan) Kerahasiaan informasi yang diberikan responden
dijamin oleh peneliti. J. Jadual Penelitian Terlampir
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian Posyandu di desa
Mendala kecamatan Sirampog kabupaten Brebes merupakan salah satu dari 1.531
unit Posyandu yang tersebar di kabupaten Brebes, dimana sekitar 78 unit Posyandu
tersebar di kecamatan Sirampog. Untuk wilayah desa Mendala terdapat 5 (lima)
buah Posyandu yaitu Posyandu Melati di dukuh Sabrang, Posyandu Dahlia di dukuh
Dukuh Lor, Posyandu Mawar di dukuh Karanganyar, Posyandu Bunga Bangsa di Balai
desa Mendala dan Posyandu Pancajaya di dukuh Padanama. Kabupaten Brebes
merupakan salah satu dari 35 daerah setingkat kabupaten/ kota di Provinsi Jawa
Tengah, terdiri dari 17 kecamatan dan 249 wilayah desa/ kelurahan. Sebelah barat
berbatasan dengan kabupaten Cirebon, sebelah timur berbatasan dengan
Kabupaten kabupaten Tegal dan kota Tegal, sebelah selatan berbatasan dengan
Kabupaten Banyumas dan kabupaten Cilacap, sebelah utara berbatasan dengan
Laut Jawa, dengan luas wilayah 858 km2. Jumlah Penduduk Kabupaten Brebes
tahun 2005 adalah 824.312 jiwa dengan kepadatan penduduk 776,6 jiwa/ km2. B.
Deskripsi Variabel Penelitian Hasil pengumpulan data primer yang diperoleh dari
pengisian kuesioner oleh 81 responden di Posyandu desa Mendala kecamatan
Sirampog kabupaten Brebes. 1. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Peran dan
Fungsi Posyandu Tabel. 2 Distribusi Frekwensi Tingkat Pengetahuan Masyarakat
Tentang Peran dan Fungsi Posyandu di Posyandu Desa Mendala Kecamatan
Sirampog Kabupaten Brebes (n = 81) No Tingkat pengetahuan Jumlah Prosentase 1
2 3 Tinggi Sedang Rendah 57
dari responden. Faktor internal misalnya adalah status perkawinan yang harmonis,
dimana masyarakat desa Mendala hampir sebagian besar mempunyai status
perkawinan yang harmonis, sehingga responden dapat memilih jawaban yang
relevan, obyektif serta rasional dari pertanyaan yang tersedia. sedangkan faktor
eksternal meliputi lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik. Dari faktor
eksternal ini memungkinkan responden untuk mendapatkan sumber informasi
kesehatan yang baik dari petugas kesehatan, kader kesehatan, tokoh masyarakat,
media cetak maupun elektronik. Sumber informasi yang diterima akan
meningkatkan opini dan kepercayaan responden terhadap suatu informasi. Dari
kedua faktor tersebut akan mempengaruhi tingkat pengetahuan responden menjadi
semakin baik. Menurut Azwar (1995) menjelaskan bahwa berbagai media masa
seperti televisi, radio, surat kabar, dan majalah mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan orang(10). Dari penelitian yang dilakukan oleh
tim ahli WHO (1984) dan penelitian lain pada tahun 2004 menerangkan bahwa
semakin baik informasi yang didapat responden, maka akan semakin meningkatkan
pengetahuan seseorang kearah yang lebih baik, dan ini dibuktikan oleh responden
desa Mendala yang berkunjung ke Posyandu dimana dari 81 responden yang datang
terdapat 57 orang yang mempunyai pengetahuan baik. Pengetahuan merupakan
hasil dari proses pengindraan terhadap suatu objek tertentu melalui penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan perabaan yang berawal dari keingintahuan
seseorang terhadap informasi. Setelah mengetahui informasi tentang peran dan
fungsi Posyandu, selanjutnya ia akan mengevaluasi terhadap informasi yang di
dapat, apakah dapat bermanfaat bagi dirinya atau tidak. Apabila informasi itu tidak
bermanfaat bagi dirinya maka ia akan meninggalkan dan tidak mengadopsi
pengetahuan tersebut. Akan tetapi sebaliknya apabila informasi tersebut dianggap
menguntungkan, maka selanjutnya ia akan mengadopsi pengetahuan tersebut,
sehingga akan timbul perilaku yang baik(11). Dari uraian diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa informasi tentang kesehatan yang baik, yang diterima oleh
responden di Posyandu desa Mendala ketika berkunjung ke Posyandu dapat
menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan yang tinggi, dan dapat
menjawab pertanyaan dengan baik dan benar, walaupun dari segi pendidikan
hampir sebagian besar masyarakatnya adalah tamatan SD. B. Motivasi Kunjungan di
Posyandu Hasil analisa penelitian ini menunjukan bahwa 72,8% responden
mempunyai motivasi yang
tahu. Dari hasil tahu dan pemahaman dari suatu obyek, individu akhirnya akan
berusaha untuk mengekspresikan ke dalam dorongan dari dalam diri untuk
mencapai suatu tujuan. Faktor ekstrisik yaitu motivasi yang berasal karena ada
rangsangan dari luar akan berpengaruh terhadap pengetahuan dan perilaku
seseorang. Tingkat pengetahuan responden diketahui dari memahami
(comprehension) sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang obyek yang diketahui pernyataan-pernyataan yang diberikan oleh peneliti.
Berdasarkan hasilnya, tingkat pengetahuan responden tentang peran dan fungsi
Posyandu pada kategori tinggi. Dengan demikian akan menjadi dasar responden
untuk membentuk suatu dorongan dari dalam dirinya (motivasi) untuk mencapai
suatu tujuan)(14). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat
tentang peran dan fungsi Posyandu termasuk pada kategori tinggi 57 responden
(70,4%), dan kategori sedang 24 responden (29,6%), ini berarti petugas kesehatan,
kader dan juga Puskesmas yang membawahi Posyandu di desa Mendala telah
berhasil dalam mensosialisasikan program Posyandu, dimana pengetahuan
responden yang datang ke Posyandu menjadi tolak ukur dari keberhasilan tersebut.
Sedangkan hasil dari motivasi kunjungan di Posyandu termasuk dalam kategori
tinggi 59 responden (72,8%) dan kategori sedang 22 responden (27,2%). Artinya
frekuensi kunjungan responden di Posyandu yang merupakan cermin dari keinginan,
dalam katagori tinggi, sehingga dapat disimpulkan adanya kepercayaan responden
terhadap Posyandu meningkatkan motivasi untuk berkunjung. Sedangkan lokasi
yang nyaman dan mudah dijangkau dan tingkat pengetahuan juga sangat
menentukan munculnya motivasi kuat di masyarakat untuk berkunjung ke
Posyandu, dalam perbandingan motivasi kunjungan dan pengetahuan masyarakat
di satu desa dengan desa lainnya)(14). Hal ini sejalan dengan pendapat Lawrence
green, bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
perilaku seseorang, karena pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior) (12).. Dari uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
pengetahuan yang menjadi dasar/ keyakinan bagi seseorang untuk menentukan
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui
terhadap motivasi atau dorongan dari dalam diri untuk melakukan kegiatan-
kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini yang menjadi stimulus
adalah pengetahuan tentang obyek yang diketahui. Biasanya dorongan (motivasi)
dari dalam individu dapat dikategorikan tinggi, sedang dan rendah
tergantung bagaimana reaksi individu untuk merespon secara benar tentang obyek
yang diketahui(14). D. Keterbatasan Penelitian Penulis menyadari bahwa dalam
penelitian ini banyak keterbatasan, diantaranya sebagai berikut: 1. Variabel yang
diteliti hanya salah satu komponen, sebagaimana diketahui, masih ada variabel lain
seperti variabel pemungkin (Enabling) dan variabel penguat (Reinforcing). 2.
Penelitian hanya sebatas pada Posyandu Desa Mendala, sehingga belum bisa
diambil kesimpulan secara general untuk daerah-daerah lain. BAB VI PENUTUP A
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Posyandu desa
Mendala kecamatan Sirampog kabupaten Brebes maka peneliti mengambil
kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat pengetahuan responden tentang peran dan
fungsi Posyandu termasuk dalam kategori tinggi. 2. Motivasi kunjungan responden
di Posyandu dalam kategori tinggi. 3. Terdapat korelasi yang positif dan signifikan
antara tingkat pengetahuan masyarakat tentang peran dan fungsi Posyandu
terhadap motivasi kunjungan di Posyandu. B Saran 1. Bagi Dinas Kesehatan
Kabupaten a. Diadakan pelatihan pelatihan bagi kader telatih terutama didaerah
pedesaan sehingga masyarakat dapat mengakses informasi yang baik dan benar. b.
Diberikan penghargaan bagi Posyandu yang telah berhasil dalam
penyelenggaraannya sehingga dapat memotivasi Posyandu yang bersangkutan. 2.
Bagi Penelitian Selanjutnya Hendaknya penelitian ini dapat dikembangkan pada
penelitian lanjut yang mengungkapkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
motivasi kunjungan masyarakat di Posyandu. 3. Institusi Pendidikan Sebagai
pengembangan dalam keperawatan Komunitas DAFTAR PUSTAKA
1. Jean. B. Posyandu. Jakarta: Dirjen PPM dan LPM. 1996 2. Dep. Kes. RI. Buku
Pedoman Petugas Lapangan. Jakarta: Komite Nasional Posyandu. 1996 3. Soetedjo.
Yuwono. Revitalisasi Posyandu. Jakarta: Dirjen PPM Dep.Kes. 2006 4. Tinuk. Istiarti.
Pemberdayaan Masyarakat. Semarang: Universitas Diponegoro. 2003 5. Gubernur
Jawa Tengah. Posyandu di Jawa Tengah, http:// www.Google.com/Posyandu Jawa
Tengah. diakses tanggal 4 Maret 2006. 6. Puskesmas Sirampog. Data Statistik
Puskesmas Sirampog Kabupaten Brebes. 2006 7. Harbandiyah. Perencanaan dan
Evaluasi Pendidikan Kesehatan. Semarang: Universitas Diponegoro. 2006 8. Arif
Budiwan. Artikel Pengaruh Faktor Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku. BP 4 Semarang.
2004 9. Kodyat. Buku Kader Posyandu. Jakarta: Dep. Kes RI. 1996 10. Azwar T.
Analisis Karakteritik Puskesmas terhadap Cakupan K4 ibu hamil Di Kabupaten Aceh
Besar tahun 1999. http://www.lib.ui.ac.id/go.php%3Fid. diakses tanggal 4 Maret
2006 11. Soekidjo Notoatmojo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Edisi 1. Jakarta :
PT. Rineka Cipta. 2000 12. Budioro B. Pengantar Pendidikan (Penyuluhan) Kesehatan
Masyarakat. Semarang: Badan Penerbit UNDIP. 2002 13. Brockopp D.Y dan Hastings-
Tolsma M.T. Dasar-Dasar Riset Keperawatan (terjemahan), Edisi 2. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC. 2000 14. Kadek. Motivasi. http://www.Kadek.tblog.com.
diakses tanggal 22 Maret 2006 15. Manurung. Hubungan Karakteristik Individu
Perawat dan Organisasi dengan Penerapan Komunikasi.
http://www.lib.ui.ac.id/go/php. diakses tanggal 14 Maret 2006
C Agar anak SMP menjadi sehat. D Agar anak SMA menjadi sehat. 5. Yang bukan
kegiatan di Posyandu adalah : A Menimbang. B Imunisasi. C Memeriksa kehamilan.
D Arisan. 6. Yang bukan sasaran Posyandu adalah : A Ibu hamil. B Ibu menyusui. C
Balita. D Anak sekolah 7. Syarat membentuk Posyandu adalah : A Jarak antar rumah
tidak terlalu jauh. B Dekat dengan jalan raya C Dirumah ketua RT D Di balai desa 8.
Yang mengelola Posyandu dari masyarakat disebut dengan : A Kader B Dokter C
Perawat D Bidan 9. Ada berapa meja dalam Posyandu : A Dua B Tiga C Empat D
Lima 10. Menimbang bayi dimeja berapa : A Dua B Tiga
C Empat D Lima 11. Yang bukan alat kontrasepsi : A Pil KB B IUD C Kondom D Jamu
12. Imunisasi pada ibu hamil adalah : A Imunisasi TT B Imunisasi BCG C Imunisasi
DPT D Imunisasi Polio 13. Kartu Menuju Sehat ( KMS ) itu untuk apa: A Untuk
mengetahui berat badan anak. B Untuk mengeahui apakah anak sakit. C Untuk
mengetahui apakah anak mencret. D Untuk mengetahui apakah anak bisa
membaca. 14. Vitamin A di berikan pada balita setiap bulan : A Februari B Maret C
April D Mei 15. Bayi mendapat imunisasi pertama kali pada usia : A 3 bulan. B 4
bulan. C 5 bulan. D 6 bulan. B. Fungsi Posyandu 1. Yang bukan fungsi dari Posyandu
adalah : A Menjadikan bangsa Indonesia menjadi sehat
B Telur C Sayuran D Buah 14. Yang bukan makanan yang sehat : A Makanan yang
tidak berbau B Makanan tidak banyak lalat C Makanan tidak mengandung Formalin
D Makanan yang sudah berubah warna 15. Siapakah yang memilih kader : A Dokter
B Bidan C Perawat D Masyarakat II. MOTIVASI KUNJUNGAN DI POSYANDU Beri tanda
(?) pada kolom yang tersedia : Ya atau Tidak No. Pernyataan Jawaban Ya Tidak 1.
Saya berkunjung ke Posyandu karena ingin anak saya mendapatkan imunisasi yang
lengkap. 2 Saya berkunjung ke Posyandu karena sudah kenal dengan tenaga
kesehatan dan kadernya. . 3 Saya berkunjung ke Posyandu karena saya ingin
mendapatkan imunisasi TT. 4. Saya berkunjung ke Posyandu karena saya ingin
mengetahui perkembangan dan pertumbuhan anak saya.