Anda di halaman 1dari 22

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PERAN DAN FUNGSI

POSYANDU TERHADAP MOTIVASI KUNJUNGAN DI POSYANDU DIWILAYAH KERJA


PUSKESMAS TALLUNGLIPU

Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Peran dan Fungsi Posyandu


Terhadap Motivasi Kunjungan di Posyandu Desa Mendala Kecamatan Sirampog
Kabupaten Brebes x + 47 halaman + 4 tabel + 5 daftar gambar + 7 lampiran Latar
Belakang : Adanya kejadian luar biasa pada akhir tahun 2000 yang melanda hampir
seluruh wilayah di Indonesia banyak disebabkan karena kurangnya pemberdayaan
masyarakat memanfaatkan Posyandu. Dari study pendahuluan yang telah dilakukan
di Posyandu desa Mendala kecamatan Sirampog kabupaten Brebes di dapatkan
adanya penurunan jumlah peserta Posyandu pada bulan Maret 2006. Di samping itu
juga dari 10 orang yang di wawancarai secara acak tentang peran dan fungsi
Posyandu didapatkan sebagian besar tidak mengetahui program kerja yang dimiliki
oleh Posyandu. Dari data statistik, sebagian besar masyarakat berpendidikan
tamatan SD. Banyak faktor yang menyebabkan masyarakat enggan berkunjung ke
Posyandu, salah satunya adalah faktor predisposisi yaitu pengetahuan. Tujuan
Penelitian : Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan masyarakat tentang
peran dan fungsi Posyandu terhadap motivasi kunjungan di Posyandu desa Mendala
kecamatan Sirampog kabupaten Brebes Bahan dan Metode Penelitian : penelitian
berupa survei lapangan yang bersifat korelasional dengan menggunakan metode
Cross sectional dan menggunakan tehnik Simple Random Sampling terhadap 81
responden pada periode Juli 2006 sampai Agustus 2006 di Posyandu desa

Mendala kecamatan Sirampog kabupaten Brebes. Hubungan tingkat pengetahuan


masyarakat tentang peran dan fungsi Posyandu terhadap motivasi kunjungan
dianalisis dengan menggunakan Chi Square Hasil Penelitian : Hasil penelitian
menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan
masyarakat tentang peran dan fungsi Posyandu terhadap motivasi kunjungan (P
value 0,014). Kesimpulan : Pengetahuan masyarakat tentang peran dan fungsi
Posyandu yang baik mempengaruhi motivasi kunjungan. Kata Kunci : Pengetahuan,
Motivasi, Posyandu Daftar Pustaka : 21 buah (1996 2006) SCIENE of NURSING
DEPARTEMENT MEDICAL FACULTY DIPONEGORO UNIVERSITY SEMARANG, AUGUST
2006 ABSTRACT Akbar Arfian Iskandar Relation Level Knowledge of Society About
Posyandu Function and Role to Ward Motivation to Visit the Posyandu Mendala
countryside district of Sirampog Brebes sub-province. x + 47 page + 4 tables + 5
picture list + 7 enclosure Background : Existence of extraordinary occurence by the
end of year 2000 which knock over almost entire/all region in Indonesia caused by
many lack of enableness of society exploit Posyandu. From antecedent study which
have been conducted] by Posyandu Mendala countryside district of Sirampog
Brebes sub-province in getting the existence of degradation is amount of Posyandu
participant in March 2006. Despitefully also from 10 peoples who are holding an
interview with at random about Posyandu function and role got by most do not
know workplan had by Posyandu. From statistical, most society have education in
elementary scholl level. Many factor causing society shy to visit at Posyandu, one of
them is predisposition factor that is knowledge. Target of Research : To know
relation level knowledge of society about Posyandu function and role to ward
motivation to visit the Posyandu Mendala countryside district of Sirampog Brebes

sub-province. Method Research materials : Research in the form of field survey


having the character of corelasional by using Cross sectional method and use
technicsly of Simple Random Sampling to 81 responder at July period 2006 until
August 2006 in Posyandu Mendala countryside district of Sirampog Brebes sub-
province. Relation level knowledge of society about Posyandu function and role to
ward motivation to visit the Posyand analysed by using Chi Square. Result of
Research : Result of research indicate that there is relation which is significansy
among storey level knowledge of society about Posyandu function and role to ward
motivation to visit the Posyandu (P value 0,014). Conclusion : Knowledge of Society
about good Posyandu function and role influence visit motivation. Key words :
Knowledge, Motivation, Posyandu Bibliografi : 21 literatures (1996 2006) BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka menuju Indonesia Sehat
2010 yang dicanangkan oleh pemerintah, kualitas dan kuantitas dari pembangunan
kesehatan sangat ditentukan oleh keberhasilan dalam memberikan pelayanan
holistik pada klien dalam rangka memenuhi sasaran yang ingin dicapai.(1) Pos
Pelayanan Terpadu atau Posyandu merupakan bagian dari pembangunan kesehatan
yang diprogramkan oleh pemerintah dimana sasarannya adalah pembangunan
kesehatan untuk mencapai keluarga kecil, bahagia dan sejahtera yang dilaksanakan
oleh keluarga, bersama masyarakat dengan bimbingan dari petugas kesehatan
setempat.(2) Dari data Sekretaris Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat
adanya kejadian luar biasa (KLB) pada akhir tahun 2000 seperti penyakit Polio, KEP,
Gizi buruk, dan lain lain yang melanda hampir seluruh wilayah di Indonesia banyak
disebabkan karena kurangnya pemberdayaan masyarakat memanfaatkan
Posyandu, padahal dari segi APBN P tahun 2006, untuk anggaran kegiatan
Posyandu nasional sebesar 491,6 milyar.(3) Menurut Tinuk I (2003), Pemberdayaan
adalah upaya peningkatan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi aktif,
berperan aktif, bernegosiasi, mempengaruhi dan mengendalikan

kelembagaan masyarakatnya secara bertanggung gugat demi perbaikan


kehidupannya.(4) Posyandu diperkenalkan pada masyarakat Indonesia sejak tahun
1984, dan dalam perkembangannya Posyandu tumbuh dengan pesat hingga sekitar
tahun 1993, namun setelah tahun 1993 Posyandu mengalami penurunan fungsi dan
kegiatannya, padahal dalam pembiayaan penyelenggaraan Posyandu tergolong
relatif murah, namun dapat menjangkau cakupan target yang lebih luas, sehingga
Posyandu merupakan alternatif pelayanan kesehatan yang perlu dipertahankan.(5)
Dari data Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, di Jawa Tengah terdapat 46.388
unit Posyandu. Untuk wilayah kabupaten Brebes terdapat 1.531 unit Posyandu,(5)
sedangkan untuk wilayah kecamatan Sirampog terdapat sekitar 78 unit Posyandu,
dan untuk wilayah desa Mendala terdapat 5 (lima) buah Posyandu yaitu Posyandu
Melati di dukuh Sabrang, Posyandu Dahlia di dukuh Dukuh Lor, Posyandu Mawar di
dukuh Karanganyar, Posyandu Bunga Bangsa di Balai desa Mendala dan Posyandu
Pancajaya di dukuh Padanama.(6) Berdasarkan study pendahuluan, didapatkan
adanya penurunan jumlah kunjungan peserta Posyandu di desa Mendala kecamatan
Sirampog kabpaten Brebes dari 544 orang menurun menjadi 104 orang bulan Maret
2006. Disamping itu dari 10 orang warga yang diwawancarai secara acak tentang
peran dan fungsi Posyandu, didapatkan sebagian besar tidak mengetahui program
kerja yang dimiliki Poyandu serta jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan
oleh Posyandu. Dari kelima posyandu tersebut kegiatan yang selama ini dilakukan
adalah pemeriksaan tumbuh kembang balita (penimbangan) dan pemeriksaan ibu
hamil.(6) Banyak faktor yang menyebabkan masyarakat berkunjung ke Posyandu,
tetapi ada juga masyarakat yang tidak mau berkunjung ke Posyandu. Faktor yang
menyebabkan masyarakat tidak mau berkunjung ke Posyandu bisa berasal dari
dalam diri orang itu sendiri (faktor Predisposisi) dan dari luar orang itu sendiri
(faktor Pemungkin dan faktor Penguat). Salah satu faktor Predisposisi adalah
pengetahuan.(7) Faktor pengetahuan masyarakat yang baik mempunyai pengaruh
yang besar terhadap peningkatan status kesehatan seseorang, sedangkan
pengetahuan masyarakat yang buruk dapat menyebabkan kegagalan dalam
peningkatan status kesehatannya.(8) Dari data statistik desa Mendala kecamatan
Sirampog kabupaten Brebes sebagian besar masyarakatnya berpendidikan tamatan
SD, (data bulan Desember 2005 87% lulus SD, 11% lulus SLTP dan 2% lulus SLTA
dan Perguruan Tinggi.(6)

Menurut Drs. Kodyat, MPA (1996), dalam kegiatan Posyandu terdapat bermacam
kegiatan kesehatan mulai dari pemeriksaan tumbuh kembang balita, sampai
penyuluhan tentang penatalaksanaan diare.(9) Disamping kegiatan diatas, peran
Posyandu mencakup rujukan pasien ke Puskesmas dan kunjungan rumah, dimana
kegiatan ini untuk mengetahui bagaimana seorang penderita setelah mendapatkan
pengobatan dari Puskesmas dan perawatan apa saja yang masih diberikan,(2,9)
sehingga Posyandu diharapkan dapat memenuhi tuntutan masyarakat, yakni
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, yang sesuai dengan
harapan masyarakat. (10) Berdasarkan data yang telah diuraikan diatas, maka
penulis tertarik melakukan penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat
tentang Peran dan Fungsi Posyandu Terhadap Motivasi Kunjungan di Posyandu desa
Mendala kecamatan Sirampog kabupaten Brebes.

B. Perumusan Masalah Angka kunjungan masyarakat desa Mendala kecamatan


Sirampog kabupaten Brebes di Posyandu menurun pada bulan Maret 2006 (dari 544
orang pada bulan Desember menurun menjadi 471 pada bulan Maret 2006). Sedang
jumlah ibu hamil yang mempunyai Balita yang datang ke Posyandu berjumlah 104
orang. Dari data statistik desa Mendala sebagian masyarakatnya berpendidikan
tamatan SD, disamping itu juga dari 10 orang yang diwawancarai secara acak
tentang peran dan fungsi Posyandu, hampir sebagian besar tidak mengetahuinya.
Banyak faktor yang menyebabkan menurunnya kunjungan, Faktor pengetahuan
masyarakat tentang peran dan fungsi Posyandu kemungkinan merupakan faktor
yang paling menentukan tingginya motivasi masyarakat untuk berkunjung ke
Posyandu. Berdasarkan pernyataan tersebut penulis merumuskan rumusan masalah
sebagai berikut: Apa ada hubungan tingkat pengetahuan masyarakat tentang
peran dan fungsi Posyandu terhadap motivasi kunjungan di Posyandu desa Mendala
kecamatan Sirampog kabupaten Brebes?.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk
mendiskripsikan Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Peran dan
Fungsi Posyandu Terhadap Motivasi Kunjungan di Posyandu desa Mendala
kecamatan Sirampog kabupaten Brebes. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat
pengetahuan masyarakat tentang peran dan fungsi Posyandu di Posyandu

desa Mendala kecamatan Sirampog kabupaten Brebes. b. Mengetahui motivasi


kunjungan masyarakat di Posyandu desa Mendala kecamatan Sirampog kabupaten
Brebes. c. Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat tentang
peran dan fungsi Posyandu terhadap motivasi kunjungan di Posyandu desa Mendala
kecamatan Sirampog kabupaten Brebes.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
dan pengalaman yang nyata mengenai pengaruh tingkat pengetahuan tentang
peran dan fungsi Posyandu terhadap motivasi kunjungan masyarakat.

2. Bagi Puskesmas Hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan bagi Puskesmas
sebagai fasilitator Posyandu dalam meningkatkan mutu pelayanan Posyandu
terutama dalam memotivasi kunjungan masyarakat.

3. Sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut. Diharapkan menjadi acuan bagi
peneliti lain dalam mengembangkan penelitian sejenis dan penelitian ini dapat
dijadikan sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut sehingga bermanfaat bagi kita
semua.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori

1. Pengetahuan Pengetahuan atau kognitif merupakan hasil dari ranah tahu setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu melalui penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan perabaan. Pengetahuan merupakan faktor
yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku atau tindakan. Berawal dari
pengetahuan, akan muncul respons dalam bentuk sikap terhadap obyek yang telah
diketahui dan disadari sepenuhnya, kemudian dari respon sikap ini akan terbentuk
perilaku.(11) Rogers (1974) Proses perilaku baru dalam diri seseorang meliputi
awerness (kesadaran) di mana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
terlebih dahulu terhadap stimulus (objek),

interest (merasa tertarik), evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan


tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, trial (mencoba) melakukan sesuatu sesuai
dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus dan adoption (subyek berperilaku baru
sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus). Berdasarkan
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.(12)
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan antara
lain(12): a. Tahu (Know) Tahu artinya mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima, oleh karena itu, tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang
paling rendah. Kata kena untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan
sebagainya. . b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan
dapat mengintegrasikan materi tersebut dengan benar. Orang yang telah paham
terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari c.
Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi di sini
dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum hukum, rumus, metode,
prinsip, dan sebagainya dalam konteks dan situasi lain d. Analisis (Analysis) Analisis
adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih
ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dalam penggunaan
kata kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan,
mengelompokkan, dan sebagainya e. Sintesis (Synthesis) Sintesis merujuk kepada
suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagianbagian di dalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru, misalnya dapat menyusun, dapat

merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap


suatu teori atau rumusan-rumusan yang ada. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi
berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap
suatu materi atau objek. Penilaian penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria
yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria kriteria yang telah ada.
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian penilaian itu didasarkan pada suatu
kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria kriteria yang telah
ada. 2. Motivasi Motivasi merupakan karakteritik psikologi manusia yang memberi
kontribusi pada tingkat komitmen seseorang, banyak faktor yang meyebabkan,
menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad
tertentu Motivasi merupakan perasaan atau pikiran yang mendorong seseorang
melakukan pekerjaan atau menjalankan kekuasaan dalam berperilaku.(13 ) Siangian
(1995) Motivasi merupakan daya pendorong yang mengakibatkan seseorang
anggota organisasi mau dan rela untuk menyerahkan kemampuan dalam bentuk
keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan
berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya
dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah
ditentukan sebelumnya.(14) Koontz dan Hasibuan (1996) motivasi merupakan
dorongan atau usaha untuk merumuskan kebutuhan atau suatu tiruan, yang
menunjukkan kecenderungan untuk berbuat, atau memperoleh satu atau lebih.(14)
Ada 2 (dua) komponen motivasi yaitu :(13 ) a. Komponen dalam Yaitu perubahan
dalam diri seseorang, keadaan tidak merasa puas, ketegangan psikologis. b.
Komponen luar Merupakan apa yang diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi
arah tingkah lakunya. Jadi komponen dalam adalah kebutuhan / keiginan yang ingin
dipuaskan dan komponen luar adalah tujuan yang hendak dicapai. Unsur-unsur
motivasi meliputi :(15) a. Motivasi merupakan tenaga dinamis manusia, dimana
kemunculannya memerlukan rangsang

baik dari dalam maupun dari luar. b. Motivasi seringkali ditandai dengan perilaku
yang penuh emosi. c. Motivasi merupakan reaksi pilihan dari beberapa alternatif
pencapaian tujuan. d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam diri
manusia. Ciri-ciri motivasi :(15) a. Penggunaan perilaku menggejala dalam bentuk
tanggapan tanggapan yang bervariasi. Motivasi tidak hanya merangsang suatu
perilaku tertentu saja, tetapi merangsang berbagai kecenderungan berperilaku
yang memungkinkan tanggapan-tanggapan yang berbeda-beda. b. Kekuatan dan
efisiensi perilaku mempunyai hubungan yang bervariasi dengan kekuatan penentu.
Rangsang yang lemah mungkin saja menimbulkan reaksi yang hebat atau bahkan
sebaliknya. c. Motivasi mengarahkan perilaku dan tujuan tertentu. d. Pengaruh
positif menyebabkan perilaku tertentu cenderung diulang kembali. e. Kekuatan
perilaku akan melemah apabila akibat dari perbuatan itu bersifat tidak enak. Jenis
motivasi antara lain . :(14). a. Teori hierarki kebutuhan Motivasi seseorang
tergantung pada pemenuhan susunan hierarkis kebutuhan, kebutuhan menentukan
cara bagaimana orang bertingkah laku dan memotivasi din mereka sendiri.
Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi sebelum bergera kearah kebutuhan
yang labih tinggi. b. Teori hygiene hierarki yang lebih jauh Ada dua kategori
imbalan yang dapat menghubungkan dengan hierarki kebutuhan Maslow yaitu
imbalan yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan tingkat yang lebih rendah seperti
pembayaran dan kondisi-kondisi yang berlaku sebagai bagian dari faktor hygiene.
Kekurangan apapun imbalan akan alam menciptakan ketidakpuasan, tetapi profesi
yang memadai harus mendorong motivasi untuk melakukan pekerjaan yang lebih
baik atau kepuasan kerja. Imbalan seperti prestasi, tanggung jawab, kesadaran dan
kerja yang menarik, dialamatkan pada kebutuhan-kebutuhan Maslow yang lebih
tinggi dan dipandang sebagai faktor yang mendorong seseorang melakukan
pekejaan yang dapat menentukan kesuksesan atau kegagalannya. c. Teori
persamaan Ketidaksamaan tidak hanya mendorong para pekerja untuk menghindari
ketidakadilan, tetapi

memperhatikan terhadap persamaan juga mendorong beberapa manager untuk


berusaha menciptakan hubungan yang sebanding antara mereka sendiri dengan
karyawan lainnya. d. Teori harapan Kekuatan yang memotivasi seseorang untuk
bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari hubungan timbal
balik antara apa yang ia inginkan dan butuhkan dari hasil pekerjaan tersebut.
Motivasi merupakan salah satu dari mekanisme bagaimana perilaku terbentuknya
dan mengalami proses perubahan atau bagaimana ia bisa dirubah. Motivasi itu
sendiri sering diartikan sebagai dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang
(inner-drive) yang secara sadar atau tidak sadar membuat orang berperilaku untuk
mencapai tujuan yang sesuai dengan kebutuhannya. Jadi yang dimaksud dorongan
tadi pada hakekatnya adalah kebutuhan (needs) yang muncul dari dalam diri orang
itu juga, sehingga motivasi sering diartikan sebagai kebutuhan.(12) Motivasi
diperoleh tidak muncul atau terbentuk secara alamiah atau naluriah, tapi diperoleh
melalui proses belajar, sosialisasi atau pembudayaan seseorang dalam lingkungan
masyarakat diamana ia hidup. Motivasi jenis ini sangat beragam bentuknya dan
tergantung pada proses sosialisasi atau pembudayaan yang dialami oleh individu
yang bersangkutan.(11) Jenis dan jenjang motivasi dengan berbagai latar belakang
pemikiran (1923) mengelompokkan menjadi 4 golongan keinginan (whises), yaitu
keinginan untuk keamanan (security), kinginan untuk diakui (recognition), keinginan
untuk ditanggapi (respon from others) dan keinginan untuk pengalaman baru (new
experience). 3. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) a. Pengertian Posyandu Ada
beberapa macam pengertian Posyandu, yaitu : Pos Pelayanan terpadu atau
Posyandu adalah unit kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dengan
pembimbing dari tenaga kesehatan dari Puskesmas yang bertujuan untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal.(2) Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga
berencana dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh
masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka
pencapaian Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS).(16) Posyandu atau
pos pelayanan terpadu, merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan oleh masyarakat untuk masyarakat dengan dukungan tehnis dari
petugas

kesehatan.(4) b. Tujuan Posyandu(16) 1). Mempercepat penurunan angka kematian


ibu dan anak. 2). Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR.
3). Mempercepat penerimaan NKKBS. 4). Meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan kegiatan lainyang
menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat. 5). Pendekatan dan pemerataan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupan
pelayanan kesehatan kepada penduduk berdasarkan letak geografi. 6).
Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih tehnologi
untuk swakelola usaha usaha kesehatan masyarakat. c. Sasaran Posyandu Yang
menjadi sasaran dalam pelayanan kesehatan di posyandu adalah untuk : 1). Bayi
yang berusia kurang dari satu tahun 2). Anak balita usia 1 (satu) sampai 5 (lima)
tahun 3). Ibu hamil 4). Ibu menyusui 5). Ibu nifas 6). Wanita usia subur d Kegiatan
Posyandu 1). Lima kegiatan posyandu (Panca Krida Posyandu) a). Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) b). Keluarga Berencana c). Imunisasi d). Peningkatan Gizi e).
Penatalaksanaan Diare 2). Tujuh kegiatan Posyandu (Sapta Krida Posyandu) a).
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) b). Keluarga Berencana c). Imunisasi d). Peningkatan
Gizi
e). Penatalaksanaan Diare f). Sanitasi Dasar g). Penyediaan Obat Esensial e
Pembentukan Posyandu dibentuk dari pos pos yang telah ada seperti : 1). Pos
penimbangan balita 2). Pos immunisasi 3). Pos keluarga berencana desa 4). Pos
kesehatan 5). Pos lainnya yang di bentuk baru. f Syarat Posyandu 1). Penduduk RW
tersebut paling sedikit terdapat 100 orang balita 2). Terdiri dari 120 kepala keluarga
3). Disesuaikan dengan kemampuan petugas (bidan desa) 4). Jarak antara
kelompok rumah, jumlah KK dalam satu tempat atau kelompok tidak terlalu jauh. g.
Alasan pendirian posyandu 1). Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatan
khususnya dalam upaya pencegahan penyakit dan PPPK sekaligus dengan
pelayanan KB. 2). Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh
masyarakat, sehingga menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya
dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana. h Penyelenggara 1). Pelaksana
kegiatan Adalah anggota masyarakat yang telah di latih menjadi kader kesehatan
setempat dibawah bimbingan puskesmas. 2). Pengelola posyandu Adalah pengurus
yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari kader PKK, tokoh masyarakat formal
dan informal serta kader kesehatan yang ada di wilayah tersebut. i. Lokasi / letak 1).
Berada di tempat yang mudah didatangi 2). Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri

3). Dapat merupakan lokal itu sendiri 4). Bila tidak memungkinkan dapat
dilaksanakan dirumah penduduk, balai desa, pos RT/RW atau pos yang lainnya.

j. Pelayanan kesehatan yang dijalankan 1). Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
a). Penimbangan bulanan b). Pemberian makanan tambahan bagi yang berat
badannya kurang c). Imunisasi bayi 3 14 bulan. d). Pemberian oralit untuk
menanggulangi diare. e). pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama. 2).
Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur. a).
Pemeriksaan kesehatan umum b). Pemeriksaan kehamilan dan nifas c). Pelayanan
peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah darah. d). Imunisasi
TT untuk ibu hamil e). Penyuluhan kesehatan dan KB f). Pemberian alat kontrasepsi
KB g). Pemberian oralit pada ibu yang menderita diare h). Pengobatan penyakit
sebagai pertolongan pertama. i). Pertolongan pertama pada kecelakaan k. Sistem
lima meja 1). Meja I (pertama) a). Pendaftaran b). Pencatatan bayi, balita, ibu hamil,
ibu menyusui dan pasangan usia subur. 2). Meja II (kedua) a). Penimbangan balita
b). Ibu hamil 3). Meja III (ketiga) Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) 4). Meja IV
(empat) a). Diketahui berat badan anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan
resiko tinggi, dan

pasangan usia subur yang belum mengikuti KB. b). Penyuluhan kesehatan c).
Pelayanan TMT, oralit, vitamin A, tablet zat besi, pil ulangan, kondom. 5). Meja V
(lima) a). Pemberian immunisasi b). Pemeriksaan kehamilan c). Pemeriksaan
kesehatan dan pengobatan d). Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan. e). Untuk meja
I IV dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk meja V dilaksanakan oleh
petugas kesehatan dari Puskesmas setempat. l. Prinsip dasar 1). Pos pelayanan
terpadu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat perpaduan antara
pelayanan profesional dan non profesional (oleh masyarakat) 2). Adanya kerjasama
lintas program yang baik (KIA, KB, Gizi, Immunisasi, penatalaksanaan diare)
maupun lintas sektoral (Depkes RI, Depdagri (Bangdes), dan BKKBN. 3).
Kelembagaan masyarakat (pos desa, kelompok timbang, pos imunisasi, dan pos
kesehatan lainnya) 4). Mempunyai sasaran penduduk yang sama (bayi 0 1 tahun,
anak balita 1 4 tahun, ibu hamil, PUS ) 5). Pendekatan yang digunakan adalah
pengembangan dan PKMD. m. Pelaksanaan Pada pelaksanaan pos pelayanan
terpadu melibatkan petugas puskesmas setempat, petugas BKKBN sebagai
penyelenggara pelayanan profesional dan peran serta masyarakat secara aktif dan
positif sebagai penyelenggara pelayanan non profesional secara terpadu dalam
rangka alih tehnologi dan swakelola masyarakat. Dari segi petugas puskesmas : 1).
Pendekatan yang di pakai adalah pengembangan dan pembinaan PKMD. 2).
Perencanaan terpadu tingkat puskesmas (mikro planing), lokakarya mini. 3).
Pelaksanaan melalui sistem 5 meja dan alih tehnologi. Dari segi masyarakat : 1).
Kegiatan swadaya masyarakat yang diharapkan adanya kader kesehatan.

2). Perencanaannya melalui musyawarah masyarakat desa 3). Pelaksanaan melalui


sistem 5 meja. Dukungan lintas sektoral sangat diharapkan mulai dari tahap
persiapan / perencanaan, pelaksanaan bahkan penilaiaan dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, baik dari segi motivasi maupun teknis
dari masing masing sektor. n. Langkah langkah pembentukan Persiapan sosial.
1). Persispan masyarakat sebagai pengelola dan pelaksana posyandu. 2). Persiapan
masyarakat umum sebagai pemakai jasa posyandu. Perumusan masalah 1). Survey
mawas diri 2). Penyajian hasil survey (lokakarya mini) Perencanaan pemecahan
masyalah 1). Kaderisasi sebagi pelaksana posyandu 2). Pembentukan pengurus
sebagai pengelola masyarakat 3). Menyusun rencana kegiatan posyandu
Pelaksanaan kegiatan 1). Kegiatan di posyandu 1 X sebulan atau lebih 2).
Pengumpulan dana sehat 3). Pencatatan dan pelaporan kegiatan posyandu Evaluasi
1). Evaluasi hasil kegiatan yang sedang berjalan 2). Evaluasi hasil kegiatan sesuai
dengan batas waktu yang di tetapkan B. Kerangka Teori Keterangan : : Ada
Hubungan / pengaruh (tidak diteliti) : Tingkat domain yang digunakan dalam
penelitian : Kategori yang digunakan : Dimensi tingkat pengetahuan : Yang diteliti

BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep dimaksudkan


untuk membatasi ruang lingkup dan mengarahkan penelitian, seperti dibawah ini :
B. Hipotesis Ada hubungan tingkat pengetahuan masyarakat tentang peran dan
fungsi Posyandu terhadap motivasi kunjungan di Posyandu desa Mendala
kecamatan Sirampog kabupaten Brebes. C. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis
penelitian ini adalah survei lapangan yang bersifat korelasi yang ingin menjelaskan
hubungan tingkat pengetahuan masyarakat tentang peran dan fungsi posyandu
terhadap motivasi kunjungan. Metode pendekatan yang dipakai adalah cross-
sectional, dimana pengetahuan masyarakat tentang peran dan fungsi posyandu
sebagai variable bebas (independent) dan motivasi kunjungan sebagai variable
terikat (dependent) dilihat dan diukur dalam waktu bersamaan. D. Populasi dan
Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi merupakan seluruh subyek penelitian atau
subyek yang akan diteliti.(18) Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat (ibu
yang hamil dan mempunyai balita) yang datang ke Posyandu di desa Mendala
kecamatan Sirampog kabupaten Brebes sejumlah 104 orang. (data bulan Maret
tahun 2006) 2. Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan tehnik
Simple random sampling yaitu mengambil sampel anggota populasi secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi dan dianggap homogen.(18)
Dengan demikian jumlah responden yang diambil sebagai sampel penelitian adalah
81 responden dari jumlah seluruh populasi yang ada yaitu 104 orang dalam bulan
Maret. Penentuan ukuran sampel dengan menggunakan Rumus Kreicj :(21) N

n = 1+ N (d)2 Keterangan n = Besar sapel N = Besar populasi d = Tingkat


ketepatan/ batas ketelitian yang diinginkan yaitu 5% jadi sampel dalam penelitian
ini adalah: 104 n = ______________ 1 + 104 (0,05)2 104 = ______________ 1,28 n = 81
Responden. Dengan demikian masing masing sampel untuk kelima Posyandu di
desa Mendala kecamatan Sirampog kabupaten Brebes adalah : a. Posyandu di
dukuh Karanganyar terdapat 17 orang Maka : 17 ______ x 81 = 13 responden 104 b.
Posyandu di dukuh Dukuhlor terdapat 11 orang Maka : 11 ______ x 81 = 9 responden
104 c. Posyandu di dukuh Sabrang terdapat 26 orang Maka : 26 ______ x 81 = 20
responden 104 d. Posyandu di Balai desa Mendala terdapat 21 orang Maka : 21

______ x 81 = 16 responden 104 e. Posyandu di dukuh Padanama terdapat 25 orang


Maka : 25 ______ x 81 = 19 responden 104 E. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan
di Posyandu dukuh Karanganyar, dukuh Dukuhlor, dukuh Sabrang, dukuh Padanama
dan Balai desa Mendala di desa Mendala kecamatan Sirampog kabupaten Brebes F.
Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Tabel 1. Variabel
Penelitian, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Definisi Alat Ukur
Skala Katagori Pengetahuan masyarakat tentang peran dan fungsi Posyandu Adalah
pemahaman responden dalam menjawab kuesioner tentang peran dan fungsi
Posyandu dalam upaya peningkatan kesehatannya. Kuesioner 30 pertanyaan, jika
jawaban benar diberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0 Ordinal 1. Tinggi Jika : 21-30
2. Sedang Jika :11- 20 3. Rendah Jika : 0 10 Motivasi kunjungan Dorongan atau
usaha dari responden untuk merumuskan kebutuhan atau suatu tujuan, yang
menunjukkan keinginan untuk berbuat sesuatu dalam rangka memenuhi
kebutuhannya Kuesioner 30 pertanyaan, jika jawaban benar diberi nilai 1 dan jika
salah diberi nilai 0 Ordinal 1. Tinggi Jika : 21-30 2. Sedang Jika :11- 20

3. Rendah Jika : 0 10 G. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data 1. Alat


penelitian Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner
yaitu daftar pertanyaan yang diharapkan akan dijawab oleh responden (20). Data
dalam kuesioner dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu bagian A yang terdiri dari
30 pertanyaan Pengetahuan masyarakat tentang peran dan fungsi Posyandu dalam
bentuk multiple choice dan bagian B terdiri dari 30 pertanyaan tentang Motivasi
kunjungan dalam bentuk dichotomise choice. a. Uji Validitas Validitas atau
kesahihan isi kuesioner berkaitan dengan permasalahan apakah instrumen yang
dimaksudkan dapat mengukur secara tepat sesuatu yang akan diukur tersebut
(24) Oleh karena instrument dibuat sendiri maka penelitian ini menggunakan 2 cara
pengujian validitas, yang pertama adalah content validity yaitu untuk menguji
validitas instrument pada 2 orang ahli (expert). Para ahli diminta pendapatnya
tentang isi kuesioner yang telah disusun, dimana masing masing pertanyaan
dijabarkan kedalam empat kategori (rating scale) : angka 1 jika pertanyaan tidak
relevan; 2, sulit untuk relevan dengan pertanyaan; 3, pertanyaan relevan tetapi
membutuhkan adanya perubahan; 4, pertanyaan sangat relevan dengan penelitian.
Hasil uji content validity ini menunjukan bahwa seluruh pertanyaan yang ada
relevan dengan penelitian yang dilakukan. Setelah pengujian content validity dari
ahli selesai maka diteruskan uji coba kuesioner pada responden sejumlah setengah
dari total responden (40 responden). Jika rxy (rh) lebih besar atau sama (?) rt
(0,312) pada taraf signifikansi 0,05, berarti instrumen tersebut memenuhi kriteria
validitas. Berdasarkan hasil korelasi dari masing masing item pertanyaan terhadap
score adalah sebagai berikut: Pengetahuan tentang peran dan fungsi Posyandu
diperoleh r 0.347 sampai dengan r 0,885 dan p value 0.000 sampai dengan 0,028
sedangkan Motivasi kunjungan di Posyandu diperoleh r 0.359 sampai dengan r
0,867 dan p value 0.000 sampai dengan 0,023. Hal ini menunjukan bahwa hasil uji
kuesioner pada responden sebanyak 40 orang dari masing masing item
pertanyaan yang dikorelasikan dengan score dinyatakan valid, karena Nilai korelasi
yang didapat ?0,312 dan signifikansi ?0,05.

Untuk menghitung validitas isi kuesioner dilakukan perhitungan dengan


menggunakan tehnik korelasi product moment dengan dengan taraf signifikasi 5%.
Rumus: Gambar 3. Rumus korelasi product moment(24) Keterangan : X1 = Skor
pernyataan no. 1 X2 = Skor total N = Jumlah responden untuk menguji instrument
b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas kuesioner dalam proposal penelitian ini dilakukan
dengan internal consistency (tehnik konsistensi internal) dilakukan dengan
memfokuskan diri pada unsur-unsur internal instrument yaitu butir-butir pertanyaan
atau soal.(21) Hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil sebesar 0,9323
untuk Pengetahuan dan 0,9599 untuk Motivasi. Berdasarkan hitungan ini, maka
kuesioner dinyatakan reliable tinggi karena mendekati 1(satu). Pengukuran
reliabilitas instrument dilakukan dengan tehnik alpha cronbach dengan taraf
signifikasi 5%, rumus : Gambar 4. Rumus alpha cronbach (17) Keterangan : K =
Banyaknya item soal ?S12 = Jumlah varians item St2 = Varians total 2. Cara
pengumpulan data. Pada penelitian ini pengumpulan data dengan Menggunakan
kuesioner yang dibagikan kepada responden. Adapun langkah langkahnya adalah
sebagai berikut : a). Setelah mendapat ijin dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Brebes dan dari Kepala Puskesmas Sirampog, peneliti melakukan studi dokumentasi
di bagian rekam medik. b). Peneliti mengadakan penekatan dengan petugas
kesehatan yang membawahi Posyandu desa Mendala kecamatan Sirampog
kabupaten Brebes untuk menjelaskan manfaat penelitian. c). Peneliti melakukan
pendekatan dengan responden dan menjelaskan Tujuan, manfaat, peran
serta responden dan hak responden nuntuk menolak menjadi responden. d).
Responden diberi kuesioner untuk diisi sendiri. Sebelumnya peneliti menjelaskan
cara pengisian kuesioner dan menginformasikan agar kuesioner diisi. Selanjutnya
peneliti mengumpulkan dan memeriksa kembali kelengkapannya, dan kuesioner
dinyatakan semuanya diisi lengkap oleh responden. H. Tehnik Pengolahan Data dan
Analisa Data 1. Pengolahan Data Pengolahan data hasil penelitian dilakukan melalui
tahap-tahap sebagai berikut : a. Editing Dalam langkah ini peneliti melakukan
pengecekan terhadap kelengkapan data, kesinambungan data dan keseragaman
data. b. Coding Peneliti akan mengklasifikasi jawaban-jawaban yang ada menurut
macamnya. Pada kuesioner bagian A tentang pengetahuan masyarakat tentang
peran dan fungsi Posyandu dilakukan dengan memasukkan kode angka sesuai
dengan jawaban yang diberikan. Bila jawaban responden benar diberi kode angka 1
dan apabila salah diberi kode angka 0. begitu juga pada bagian B tentang motivasi
kunjungan, untuk pengkodeannya sama dengan kuesioner bagian A. c. Tabulating
Mengelompokkan data ke dalam suatu data tertentu menurut sifat yang dimiliki
sesuai dengan Tujuan penelitian. Langkah langkahnya adalah : a Membuat dummy
table (tabel kosong) b Memasukkan data yang telah diolah sesuai kebutuhan
analisanya. d. Entry data Memasukkan data yang telah dilakukan koding ke dalam
program komputer. 2. Analisa Data a. Analisa univariat Analisa Univariat dilakukan
terhadap tiap variabel penelitian melalui distribusi frekuensi dan prosentase yang
ditampilkan dalam bentuk tabel. b. Analisa bivariat Dilakukan untuk melihat
hubungan antara tingkat pengetahuan masyarakat tentang peran dan

fungsi posyandu terhadap motivasi kunjungan. Analisa bivariat dilakukan dengan uji
analisis statistik Chi Square menggunakan program komputer. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan atau korelasi antar variabel penelitian, yaitu
variabel bebas dan variabel terikat yang keduanya masing-masing berskala ordinal,
maka untuk menguji hipotesis digunakan Chi Square dengan rumus sebagai berikut:
? = ? ( fo fh ) fn Gambar 5. Rumus Chi Square (18) Dimana: ? = Chi kuadrat Fo
= Frekuensi yang di observasi Fh = Frekuensi yang diharapkan I. Etika Penelitian
Etika dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan
sebuah penelitian, mengingat penelitian keperawatan akan berhubungan langsung
dengan manusia. Oleh karena itu, segi etika penulisan harus diperhatikan karena
manusia mempunyai hak asasi dalam kegiatan penelitian. Masalah etika dalam
penelitian meliputi : 1. Informed Consent (persetujuan) Lembar persetujuan
diberikan kepada subyek yang akan diteliti. Peneliti menjelaskan maksud dan Tujuan
riset yang telah dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah
pengumpulan data. Jika responden bersedia diteliti, maka mereka harus
menandatangani lembar persetuan tersebut. 2. Anomity (tanpa nama) Untuk
menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak akan mencantumkan nama
subyek pada lembar alat ukur. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu.
3. Confidentiality (kerahasiaan) Kerahasiaan informasi yang diberikan responden
dijamin oleh peneliti. J. Jadual Penelitian Terlampir
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian Posyandu di desa
Mendala kecamatan Sirampog kabupaten Brebes merupakan salah satu dari 1.531
unit Posyandu yang tersebar di kabupaten Brebes, dimana sekitar 78 unit Posyandu
tersebar di kecamatan Sirampog. Untuk wilayah desa Mendala terdapat 5 (lima)
buah Posyandu yaitu Posyandu Melati di dukuh Sabrang, Posyandu Dahlia di dukuh
Dukuh Lor, Posyandu Mawar di dukuh Karanganyar, Posyandu Bunga Bangsa di Balai
desa Mendala dan Posyandu Pancajaya di dukuh Padanama. Kabupaten Brebes
merupakan salah satu dari 35 daerah setingkat kabupaten/ kota di Provinsi Jawa
Tengah, terdiri dari 17 kecamatan dan 249 wilayah desa/ kelurahan. Sebelah barat
berbatasan dengan kabupaten Cirebon, sebelah timur berbatasan dengan
Kabupaten kabupaten Tegal dan kota Tegal, sebelah selatan berbatasan dengan
Kabupaten Banyumas dan kabupaten Cilacap, sebelah utara berbatasan dengan
Laut Jawa, dengan luas wilayah 858 km2. Jumlah Penduduk Kabupaten Brebes
tahun 2005 adalah 824.312 jiwa dengan kepadatan penduduk 776,6 jiwa/ km2. B.
Deskripsi Variabel Penelitian Hasil pengumpulan data primer yang diperoleh dari
pengisian kuesioner oleh 81 responden di Posyandu desa Mendala kecamatan
Sirampog kabupaten Brebes. 1. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Peran dan
Fungsi Posyandu Tabel. 2 Distribusi Frekwensi Tingkat Pengetahuan Masyarakat
Tentang Peran dan Fungsi Posyandu di Posyandu Desa Mendala Kecamatan
Sirampog Kabupaten Brebes (n = 81) No Tingkat pengetahuan Jumlah Prosentase 1
2 3 Tinggi Sedang Rendah 57

24 0 70,4% 29,6% 0% Total 81 100% Hasil penelitian pada tabel. 2 menunjukkan


bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan tinggi tentang peran
dan fungsi posyandu sebanyak 57 responden (70,4%), dan mempunyai
pengetahuan sedang yaitu sebanyak 24 responden (29,6%). 2. Motivasi Kunjungan
Masyarakat di Posyandu Desa Mendala Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes
Tabel. 3 Distribusi Motivasi Kunjungan Masyarakat di Posyandu Desa Mendala
Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes (n = 81) No Motivasi Jumlah Prosentase 1 2
3 Tinggi Sedang Rendah 59 22 0 72,8% 27,2% 0% Total 81 100% Hasil penelitian
tabel. 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai motivasi
kunjungan yang tinggi di posyandu Desa Mendala Kecamatan Sirampog, Kabupaten
Brebes yaitu sebanyak 59 responden (72,8%), dan mempunyai motivasi kunjungan
sedang yaitu sebanyak 22 responden (27,2%).

C. Analisa Bivariat Tabel. 4 Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang


Peran dan Fungsi Posyandu Terhadap Motivasi Kunjungan Responden di Posyandu
Desa Mendala Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes (n=81) Variabel Motivasi
Kunjungan (%) OR value Tinggi Sedang Rendah Tingkat pengetahuan Tinggi 46
(56,8%) 11 (13,6%) 0 57 (70,4%) 3.538 0,014 Sedang 13 (16%) 11 (13,6%) 0 24
(29,6%) Rendah 0 0 0 0 Total 59 (72,8%) 22 (27,2%) 0 81 (100%) Berdasarkan hasil
uji statistik dengan menggunakan analisis Chi Square didapatkan pada taraf
signifikansi 5% didapatkan p value 0,014. Maka ? < 0,05 maka Ha diterima, dan
didapatkan bahwa dari responden yang berpengetahuan tinggi memiliki peluang 3,5
untuk motivasi tinggi di bandingkan dengan responden yang mempunyai moyivasi
rendah. BAB V PEMBAHASAN A. Pengetahuan Masyarakat Tentang Peran dan Fungsi
Posyandu Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar
responden mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi, yaitu sebanyak 70,4%
responden, karena sebagian besar responden telah mendapatkan informasi pada
saat kunjungan ke Posyandu. Karena responden sering mendengar informasi
tersebut maka dalam menjawab pertanyaan pada kuesioner serta pemilihan option
jawaban yang ada, dapat menjawab sesuai dengan yang diharapkan. Pengetahuan
responden yang baik dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor
eksternal

dari responden. Faktor internal misalnya adalah status perkawinan yang harmonis,
dimana masyarakat desa Mendala hampir sebagian besar mempunyai status
perkawinan yang harmonis, sehingga responden dapat memilih jawaban yang
relevan, obyektif serta rasional dari pertanyaan yang tersedia. sedangkan faktor
eksternal meliputi lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik. Dari faktor
eksternal ini memungkinkan responden untuk mendapatkan sumber informasi
kesehatan yang baik dari petugas kesehatan, kader kesehatan, tokoh masyarakat,
media cetak maupun elektronik. Sumber informasi yang diterima akan
meningkatkan opini dan kepercayaan responden terhadap suatu informasi. Dari
kedua faktor tersebut akan mempengaruhi tingkat pengetahuan responden menjadi
semakin baik. Menurut Azwar (1995) menjelaskan bahwa berbagai media masa
seperti televisi, radio, surat kabar, dan majalah mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan orang(10). Dari penelitian yang dilakukan oleh
tim ahli WHO (1984) dan penelitian lain pada tahun 2004 menerangkan bahwa
semakin baik informasi yang didapat responden, maka akan semakin meningkatkan
pengetahuan seseorang kearah yang lebih baik, dan ini dibuktikan oleh responden
desa Mendala yang berkunjung ke Posyandu dimana dari 81 responden yang datang
terdapat 57 orang yang mempunyai pengetahuan baik. Pengetahuan merupakan
hasil dari proses pengindraan terhadap suatu objek tertentu melalui penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan perabaan yang berawal dari keingintahuan
seseorang terhadap informasi. Setelah mengetahui informasi tentang peran dan
fungsi Posyandu, selanjutnya ia akan mengevaluasi terhadap informasi yang di
dapat, apakah dapat bermanfaat bagi dirinya atau tidak. Apabila informasi itu tidak
bermanfaat bagi dirinya maka ia akan meninggalkan dan tidak mengadopsi
pengetahuan tersebut. Akan tetapi sebaliknya apabila informasi tersebut dianggap
menguntungkan, maka selanjutnya ia akan mengadopsi pengetahuan tersebut,
sehingga akan timbul perilaku yang baik(11). Dari uraian diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa informasi tentang kesehatan yang baik, yang diterima oleh
responden di Posyandu desa Mendala ketika berkunjung ke Posyandu dapat
menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan yang tinggi, dan dapat
menjawab pertanyaan dengan baik dan benar, walaupun dari segi pendidikan
hampir sebagian besar masyarakatnya adalah tamatan SD. B. Motivasi Kunjungan di
Posyandu Hasil analisa penelitian ini menunjukan bahwa 72,8% responden
mempunyai motivasi yang

tinggi untuk berkunjung di Posyandu. Hal ini berarti kecenderungan responden


untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan di Posyandu tinggi. Motivasi responden
yang datang ke Posyandu desa Mendala bisa dipengaruhi oleh faktor intrisik yaitu
motivasi yang dibawa sejak lahir tanpa di pelajari maupun faktor ekstrinsik dari
responden yaitu seperti media cetak maupun elektonik yang ada sekarang ini,
sehingga kedua faktor tersebut dapat mendorong responden untuk datang ke
Posyandu. Disamping itu juga pendidikan kesehatan dari tenaga medis bisa
memperkuat motivasi yang sudah ada sehingga responden mampu
mengekspresikannya dengan datang ke Posyandu. Motivasi responden yang datang
ke Posyandu dalam penelitian ini sangat beraneka ragam bentuknya dan
tergantung dari proses sosialisasi dari responden yang bersangkutan, bila proses
sosialisasi atau pembudayaannya baik maka akan mengarahkan responden ke
perilaku yang baik pula, dan ini dibuktikan oleh responden desa mendala yang
datang ke Posyandu, hampir sebagian besar mempunyai tingkat soialisasi yang
baik. Motivasi merupakan salah satu dari mekanisme terbentuknya perilaku dan
mengalami proses perubahan atau bagaimana ia dirubah. Motivasi itu sendiri sering
diartikan sebagai dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang (inner-drive) yang
secara sadar atau tidak sadar membuat orang berperilaku untuk mencapai tujuan
yang sesuai dengan kebutuhannya. Jadi yang dimaksud dengan dorongan tadi pada
hakekatnya adalah kebutuhan (needs) yang muncul dari dalam diri orang itu juga
sehingga motivasi sering diartikan juga sebagai kebutuhan.(14) Thomas (1923)
mengelompokkan motivasi menjadi 4 golongan keinginan (wishes) yaitu keinginan
untuk keamanan (security), keinginan untuk diakui (recognition), keinginan untuk
ditanggapi (response from others) dan keinginan untuk pengalaman baru (new
experience)(12). Respon individu terhadap stimulus jawaban yang berupa jawaban
ya atau tidak itulah yang menjadi indikator motivasi seseorang. Respon yang
tampak, dan dapat diamati langsung dari jawaban yang diberikan, merupakan bukti
yang dapat diperoleh. C. Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Peran
dan Fungsi Posyandu terhadap Motivasi Kunjungan di Posyandu desa Mendala
kecamatan Sirampog kabupaten Brebes Berdasarkan hasil uji statistik dengan
menggunakan analisis Chi Square didapatkan pada taraf signifikansi 5% didapatkan
p value 0,014. Maka ? < 0,05 maka Ha diterima, dan didapatkan bahwa dari
responden yang berpengetahuan tinggi memiliki peluang 3,5 untuk motivasi tinggi
di bandingkan dengan responden yang mempunyai moyivasi rendah.

Dari data crosstab juga didapatkan dari 57 responden yang mempunyai


pengetahuan tinggi terdapat 46 (56,8%) responden yang mempunyai motivasi
tinggi dan 11 (13,6%) responden yang mempunyai motivasi sedang. Sedangkan
dari 24 responden yang mempunyai pengetahuan sedang terdapat 13 (16%)
responden yang mempunyai motivasi tinggi dan 11 (13,6%) responden yang
mempunyai motivasi sedang Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa
motivasi yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada motivasi
yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan
bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru atau dorongan dari dalam diri
seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu guna mencapai suatu tujuan di dalam diri orang tersebut terjadi proses
yang berurutan, yakni; Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari
dalam arti mengetahui stimulus (obyek) terlebih dahulu, Interest yakni orang mulai
tertarik kepada stimulus, dan Evaluation (menimbang nimbang baik dan tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya)(10). Bloom (1908), tingkatan pengetahuan di dalam
domain kognitif ada enam yaitu tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi
(application), analisis (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation). Tahu
diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari. Dalam hal ini
responden masih ingat apa yang diketahui untuk menjawab pernyataan tentang
pengetahuan peran dan fungsi Posyandu. Memahami artinya sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan
dapat menginterprestasikan apa yang telah dilihat secara benar. Pengetahuan yang
kurang akan berpengaruh terhadap motivasi seseorang. Namun demikian penelitian
Rogers selanjutnya menyimpulkan bahwa perubahan perilaku seseorang tidak
selalu melalui tahap-tahap diatas. Apabila penerimaan atau perilaku baru atau
adopsi perilaku melalui proses ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap
yang positif maka dorongan dari dalam diri seseorang akan bersifat langgeng (long
lasting). Sebaliknya motivasi yang tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran
maka tidak akan berlangsung lama)(11). Faktor intrisik mempunyai pengaruh yang
kuat terhadap pembentukan motivasi seseorang. Faktor intrisik yaitu motivasi yang
berfungsi tanpa rangsangan dari luar tetapi sudah dengan sendirinya mendorong
untuk berbuat sesuatu maka akan terbentuk motivasi pembawaan, yang dibawa
sejak lahir tanpa di pelajari. Faktor intrisik akan mendorong individu melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek melalui panca inderanya sehingga individu
akhirnya menjadi

tahu. Dari hasil tahu dan pemahaman dari suatu obyek, individu akhirnya akan
berusaha untuk mengekspresikan ke dalam dorongan dari dalam diri untuk
mencapai suatu tujuan. Faktor ekstrisik yaitu motivasi yang berasal karena ada
rangsangan dari luar akan berpengaruh terhadap pengetahuan dan perilaku
seseorang. Tingkat pengetahuan responden diketahui dari memahami
(comprehension) sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang obyek yang diketahui pernyataan-pernyataan yang diberikan oleh peneliti.
Berdasarkan hasilnya, tingkat pengetahuan responden tentang peran dan fungsi
Posyandu pada kategori tinggi. Dengan demikian akan menjadi dasar responden
untuk membentuk suatu dorongan dari dalam dirinya (motivasi) untuk mencapai
suatu tujuan)(14). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat
tentang peran dan fungsi Posyandu termasuk pada kategori tinggi 57 responden
(70,4%), dan kategori sedang 24 responden (29,6%), ini berarti petugas kesehatan,
kader dan juga Puskesmas yang membawahi Posyandu di desa Mendala telah
berhasil dalam mensosialisasikan program Posyandu, dimana pengetahuan
responden yang datang ke Posyandu menjadi tolak ukur dari keberhasilan tersebut.
Sedangkan hasil dari motivasi kunjungan di Posyandu termasuk dalam kategori
tinggi 59 responden (72,8%) dan kategori sedang 22 responden (27,2%). Artinya
frekuensi kunjungan responden di Posyandu yang merupakan cermin dari keinginan,
dalam katagori tinggi, sehingga dapat disimpulkan adanya kepercayaan responden
terhadap Posyandu meningkatkan motivasi untuk berkunjung. Sedangkan lokasi
yang nyaman dan mudah dijangkau dan tingkat pengetahuan juga sangat
menentukan munculnya motivasi kuat di masyarakat untuk berkunjung ke
Posyandu, dalam perbandingan motivasi kunjungan dan pengetahuan masyarakat
di satu desa dengan desa lainnya)(14). Hal ini sejalan dengan pendapat Lawrence
green, bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
perilaku seseorang, karena pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior) (12).. Dari uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
pengetahuan yang menjadi dasar/ keyakinan bagi seseorang untuk menentukan
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui
terhadap motivasi atau dorongan dari dalam diri untuk melakukan kegiatan-
kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini yang menjadi stimulus
adalah pengetahuan tentang obyek yang diketahui. Biasanya dorongan (motivasi)
dari dalam individu dapat dikategorikan tinggi, sedang dan rendah

tergantung bagaimana reaksi individu untuk merespon secara benar tentang obyek
yang diketahui(14). D. Keterbatasan Penelitian Penulis menyadari bahwa dalam
penelitian ini banyak keterbatasan, diantaranya sebagai berikut: 1. Variabel yang
diteliti hanya salah satu komponen, sebagaimana diketahui, masih ada variabel lain
seperti variabel pemungkin (Enabling) dan variabel penguat (Reinforcing). 2.
Penelitian hanya sebatas pada Posyandu Desa Mendala, sehingga belum bisa
diambil kesimpulan secara general untuk daerah-daerah lain. BAB VI PENUTUP A
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Posyandu desa
Mendala kecamatan Sirampog kabupaten Brebes maka peneliti mengambil
kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat pengetahuan responden tentang peran dan
fungsi Posyandu termasuk dalam kategori tinggi. 2. Motivasi kunjungan responden
di Posyandu dalam kategori tinggi. 3. Terdapat korelasi yang positif dan signifikan
antara tingkat pengetahuan masyarakat tentang peran dan fungsi Posyandu
terhadap motivasi kunjungan di Posyandu. B Saran 1. Bagi Dinas Kesehatan
Kabupaten a. Diadakan pelatihan pelatihan bagi kader telatih terutama didaerah
pedesaan sehingga masyarakat dapat mengakses informasi yang baik dan benar. b.
Diberikan penghargaan bagi Posyandu yang telah berhasil dalam
penyelenggaraannya sehingga dapat memotivasi Posyandu yang bersangkutan. 2.
Bagi Penelitian Selanjutnya Hendaknya penelitian ini dapat dikembangkan pada
penelitian lanjut yang mengungkapkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
motivasi kunjungan masyarakat di Posyandu. 3. Institusi Pendidikan Sebagai
pengembangan dalam keperawatan Komunitas DAFTAR PUSTAKA
1. Jean. B. Posyandu. Jakarta: Dirjen PPM dan LPM. 1996 2. Dep. Kes. RI. Buku
Pedoman Petugas Lapangan. Jakarta: Komite Nasional Posyandu. 1996 3. Soetedjo.
Yuwono. Revitalisasi Posyandu. Jakarta: Dirjen PPM Dep.Kes. 2006 4. Tinuk. Istiarti.
Pemberdayaan Masyarakat. Semarang: Universitas Diponegoro. 2003 5. Gubernur
Jawa Tengah. Posyandu di Jawa Tengah, http:// www.Google.com/Posyandu Jawa
Tengah. diakses tanggal 4 Maret 2006. 6. Puskesmas Sirampog. Data Statistik
Puskesmas Sirampog Kabupaten Brebes. 2006 7. Harbandiyah. Perencanaan dan
Evaluasi Pendidikan Kesehatan. Semarang: Universitas Diponegoro. 2006 8. Arif
Budiwan. Artikel Pengaruh Faktor Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku. BP 4 Semarang.
2004 9. Kodyat. Buku Kader Posyandu. Jakarta: Dep. Kes RI. 1996 10. Azwar T.
Analisis Karakteritik Puskesmas terhadap Cakupan K4 ibu hamil Di Kabupaten Aceh
Besar tahun 1999. http://www.lib.ui.ac.id/go.php%3Fid. diakses tanggal 4 Maret
2006 11. Soekidjo Notoatmojo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Edisi 1. Jakarta :
PT. Rineka Cipta. 2000 12. Budioro B. Pengantar Pendidikan (Penyuluhan) Kesehatan
Masyarakat. Semarang: Badan Penerbit UNDIP. 2002 13. Brockopp D.Y dan Hastings-
Tolsma M.T. Dasar-Dasar Riset Keperawatan (terjemahan), Edisi 2. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC. 2000 14. Kadek. Motivasi. http://www.Kadek.tblog.com.
diakses tanggal 22 Maret 2006 15. Manurung. Hubungan Karakteristik Individu
Perawat dan Organisasi dengan Penerapan Komunikasi.
http://www.lib.ui.ac.id/go/php. diakses tanggal 14 Maret 2006

16. Nasrul Effendy.Dasar-Dasar Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.1998 17. Nursalam. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.2003 18. Suharsimi. Arikunto. Prosedur
Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1997 19. Santoso. R.G. Statistik, Edisi 1.
Yogyakarta : Penerbit ANDI. 2004 20. Ahmul A.A. Riset Keperawatan & Tehnik
Penulisan Ilmiah. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.2003 21. Soekidjo Notoatmodjo.
Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 2002 LAMPIRAN 1 Kepada
Yth : Calon Responden Penelitian Orang tua ( ibu ) peserta Posyandu di Desa
Mendala Kecamatan Sirampog Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan
dibawah ini : Nama : Akbar Arfian Iskandar NIM : G2B204057 Alamat : RT. 02/04
Desa Mendala Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes Adalah mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang
yang sedang melakukan penelitian dengan judul "Hubungan Tingkat Pengetahuan
Masyarakat Tentang Peran dan Fungsi Posyandu Terhadap Motivasi Kunjungan di
Posyandu desa Mendala kecamatan Sirampog kabupaten Brebes. Penelitian ini tidak
menimbulkan akibat yang merugikan bagi saudara sebagai responden, kerahasiaan
semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian. Jika saudara tidak bersedia menjadi responden, maka tidak
ada ancaman bagi saudara, serta memungkinkan untuk mengundurkan diri untuk
tidak ikut dalam penelitian ini.

Apabila saudara menyetujui, maka saya mohon kesediaannya untuk


menandatangani persetujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya
buat. Atas perhatian dan kesediaan saudara menjadi responden, saya ucapkan
terima kasih. Semarang, Mei 2006 Peneliti Akbar Arfian Iskandar LAMPIRAN 2 Saya
yang bertandatangan dibawah ini, menyatakan bersedia untuk menjadi responden
penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang yang bernama Akbar Arfian Iskandar,
NIM G2B204057, dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat
Tentang Peran dan Fungsi Posyandu Terhadap Motivasi Kunjungan di Posyandu desa
Mendala kecamatan Sirampog kabupaten Brebes.. Saya mengerti bahwa penelitian
ini tidak akan berakibat buruk terhadap saya dan keluarga saya. Kerahasiaan semua
informasi yang diberikan akan dijaga oleh peneliti dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian. Semarang, Mei 2006 Responden LAMPIRAN 3 KUESIONER
PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PERAN DAN
FUNGSI POSYANDU TERHADAP MOTIVASI KUNJUNGAN DI POSYANDU DESA MENDALA
KECAMATAN SIRAMPOG KABUPATEN BREBES Petunjuk Kuesioner Kuesioner dibagi
dalam dua bagian yaitu : 1. Bagian A menanyakan tentang pengetahuan responden
tentang peran dan fungsi Posyandu 2. Bagian B menanyakan tentang motivasi
kunjungan responden di Posyandu LAMPIRAN 4

I. PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PERAN DAN FUNGSI POSYANDU Petunjuk


Pengisian : Pilih salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi tanda silang (X)
pada jawaban yang saudara pilih, seperti pada contoh berikut ini : Contoh : Tahun
berapa Indonesia merdeka : A 1943 B 1944 C 1945 D 1946 A Peran Posyandu 1.
Yang punya Posyandu siapa : A Masyarakat. B Dokter. C Bidan. D Perawat / Mantri.
2. Kegiatan Posyandu apa saja : A Mengkhitan. B Mengobati. C Menimbang. D
Memasang alat KB. 3. Posyandu melayani apa saja : A Melayani orang melahirkan. B
Melayani orang sakit. C Melayani imunisasi. D Melayani anak SD. 4. Tujuan
Posyandu apa : A Agar balita menjadi sehat. B Agar anak SD menjadi sehat.

C Agar anak SMP menjadi sehat. D Agar anak SMA menjadi sehat. 5. Yang bukan
kegiatan di Posyandu adalah : A Menimbang. B Imunisasi. C Memeriksa kehamilan.
D Arisan. 6. Yang bukan sasaran Posyandu adalah : A Ibu hamil. B Ibu menyusui. C
Balita. D Anak sekolah 7. Syarat membentuk Posyandu adalah : A Jarak antar rumah
tidak terlalu jauh. B Dekat dengan jalan raya C Dirumah ketua RT D Di balai desa 8.
Yang mengelola Posyandu dari masyarakat disebut dengan : A Kader B Dokter C
Perawat D Bidan 9. Ada berapa meja dalam Posyandu : A Dua B Tiga C Empat D
Lima 10. Menimbang bayi dimeja berapa : A Dua B Tiga

C Empat D Lima 11. Yang bukan alat kontrasepsi : A Pil KB B IUD C Kondom D Jamu
12. Imunisasi pada ibu hamil adalah : A Imunisasi TT B Imunisasi BCG C Imunisasi
DPT D Imunisasi Polio 13. Kartu Menuju Sehat ( KMS ) itu untuk apa: A Untuk
mengetahui berat badan anak. B Untuk mengeahui apakah anak sakit. C Untuk
mengetahui apakah anak mencret. D Untuk mengetahui apakah anak bisa
membaca. 14. Vitamin A di berikan pada balita setiap bulan : A Februari B Maret C
April D Mei 15. Bayi mendapat imunisasi pertama kali pada usia : A 3 bulan. B 4
bulan. C 5 bulan. D 6 bulan. B. Fungsi Posyandu 1. Yang bukan fungsi dari Posyandu
adalah : A Menjadikan bangsa Indonesia menjadi sehat

B Menjadikan warga desa menjadi sehat C Menjadikan keluarga menjadi sehat D


Menjadikan anak menjadi sakit 2. Mengapa petugas puskesmas datang rumah : A
Karena ibu dan balita tidak datang selama 1 bulan B Karena ibu dan balita tidak
datang selama 2 bulan C Karena ibu dan balita tidak datang selama 3 bulan D
Karena ibu dan balitta tidak datang selama 4 bulan 3. Mengapa ada anak yang
dibawa ke Puskesmas : A Karena berat badannya tidak naik selama 1 bulan. B
Karena berat badannya tidak naik selama 2 bulan. C Karena berat badannya tidak
naik selama 3 bulan. D Karena berat badannya tidak naik selama 4 bulan. 4. Yang
tidak termasuk anak yang di bawa ke Puskesmas : A Anak yang berat badannya
tidak naik selama 1 bulan. B Anak yang sakit. C Berat badannya di bawah garis
merah. D Anak yang sehat. 5. ASI diberikan sampai umur : A Satu tahun. B Dua
tahun. C Tiga tahun. D Empat tahun. 6. Uang yang digunakan oleh Posyandu dari
mana : A Dari pemerintah B Dari dokter C Iuran sendiri D Dari kepala desa 7. Di
Posyandu kegiatannya apa : A Penyuluhan.

B Pengajian. C Arisan. D Tidak ada kegiatan. 8. Posyandu dilakukan berapa bulan


sekali : A Satu bulan sekali. B Satu minggu sekali. C Satu tahun sekali. D Setiap hari.
9. Anak minum oralit bila : A Mencret B Batuk C Panas D Tidak mau makan 10. Bila
tidak ada oralit, bisa digunakan : A Larutan gula. B Larutan garam. C Larutan gula
garam. D Hanya air biasa. 11. Yang tidak ada dalam kegiatan Posyandu : A Sabun. B
Timbangan (dacin). C Buku pendaftaran. D Pulpen. 12. Urutan kegiatan yang benar
Posyandu adalah : A Pendaftaran penimbangan pencatatan penyuluhan B
Penyuluhan pencatatan penimbangan pencatatan C Pendaftaran - pencatatan
penimbangan penyuluhan D Penimbangan pencatatan penimbangan
penyuluhan 13. Yang termasuk makanan sumber tenaga : A Jagung

B Telur C Sayuran D Buah 14. Yang bukan makanan yang sehat : A Makanan yang
tidak berbau B Makanan tidak banyak lalat C Makanan tidak mengandung Formalin
D Makanan yang sudah berubah warna 15. Siapakah yang memilih kader : A Dokter
B Bidan C Perawat D Masyarakat II. MOTIVASI KUNJUNGAN DI POSYANDU Beri tanda
(?) pada kolom yang tersedia : Ya atau Tidak No. Pernyataan Jawaban Ya Tidak 1.
Saya berkunjung ke Posyandu karena ingin anak saya mendapatkan imunisasi yang
lengkap. 2 Saya berkunjung ke Posyandu karena sudah kenal dengan tenaga
kesehatan dan kadernya. . 3 Saya berkunjung ke Posyandu karena saya ingin
mendapatkan imunisasi TT. 4. Saya berkunjung ke Posyandu karena saya ingin
mengetahui perkembangan dan pertumbuhan anak saya.

5. Saya berkunjung ke Posyandu karena pelayanan kesehatan di Posyandu cepat. 6.


Saya berkunjung ke Posyandu karena ingin mengetahui letak posisi kepala anak
saya. 7. Saya berkunjung ke Posyandu karena ingin anak saya mendapatkan vitamin
A. 8. Saya berkunjung ke Posyandu karena letak Posyandu lebih dekat dengan
rumah saya. 9. Saya berkunjung ke Posyandu karena saya ingin mendapatkan
kapsul zat besi. 10. Saya berkunjung ke Posyandu karena banyak tetangga dan
saudara yang datang ke Posyandu. 11. Saya berkunjung ke Posyandu karena
dianjurkan oleh saudara atau tetangga. 12. Saya berkunjung ke Posyandu karena
ingin mendapatkan kapsul iodium. 13. Saya berkunjung ke Posyandu karena
kegiatannya satu bulan sekali. 14. Saya berkunjung ke Posyandu karena ingin
mengetahui gizi yang baik bagi anak saya. No Pernyataan Jawaban Ya Tidak 15.
Saya berkunjung ke Posyandu karena diperiksa oleh tenaga kesehatan yang sudah
terkenal. 16. Saya berkunjung ke Posyandu karena ingin mengetahui taksiran
kehamilan. 17. Saya berkunjung ke Posyandu walaupun tidak ada yang
menyarankan.

18. Saya berkunjung ke Posyandu karena petugas sering memberikan penyuluhan


kesehatan 19. Saya berkunjung ke Posyandu karena tempatnya sejuk dan tenang.
20. Saya berkunjung ke Posyandu karena saudara saya menjadi kader. 21 Saya
berkunjung ke Posyandu karena ingin mengetahui letak janin 22 Saya berkunjung ke
Posyandu karena anak saya sering mencret. 23 Saya berkunjung ke Posyandu
karena suami saya seorang tenaga kesehatan di Puskesmas. 24 Saya berkunjung ke
Posyandu karena anak saya berat badannya tidak naik. 25 Saya berkunjung ke
Posyandu karena saya bisa berjualan di sekitar lokasi Posyandu. 26 Saya berkunjung
ke Posyandu karena dianjurkan oleh suami. 27 Saya berkunjung ke Posyandu karena
anak saya dapat bermain dengan teman sebayanya. 28 Saya berkunjung ke
Posyandu karena saya seorang kader. 29 Saya berkunjung ke Posyandu karena ingin
mendapatkan informasi kesehatan yang benar dan akurat. 30 Saya berkunjung ke
Posyandu karena kasihan melihat kader yang sudah bersedia datang ke Posyandu
Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Peran dan Fungsi Posyandu
Terhadap Motivasi Kunjungan di Posyandu Desa Mendala Kecamatan Sirampong
Kabupaten Brebes

Anda mungkin juga menyukai