Anda di halaman 1dari 115

MA : KESEHATAN

MASYARAKAT

SESSION
EPIDEMIOLOGI
SAP KESMAS
10-9-03 DASAR-DASAR EPIDEMIOLOGI
17-9-03 DASAR-DASAR EPIDEMIOLOGI
Definisi epidemiologi
Ilmu yang mempelajari keadaan dan sifat
karakteristik suatu kelompok penduduk tertentu,
dengan memperhatikan berbagai perubahan pada
penduduk yang mempengaruhi derajat kesehatan
dan kehidupan sosialnya.
Ilmu yang mempelajari, menganalisa se rta
berusaha memecahkan berbagai masal ah
kesehatan maupun masalah yang er at
hubungannya dengan kesehatan pada suatu
kelompok tertentu.
Pengertian epidemiologi
Suatu cabang ilmu kesehatan
Menganalisis sifat dan penyebaran masalah
kesehatan
Filosofi dasar ilmu-ilmu kesehatan
Memahami hubungan interaksi antara proses fisi k,
biologis, dan sosial.
Fokus pada penduduk atau kelompok m asyarakat
tertentu.
Cara pendekatan ilmiah mencari f aktor-faktor
penyebab dan hubungan sebab aki bat.
Ruang Lingkup epidemiologi
Epidemiologi penyakit menular
Epidemiologi penyakit tidak menular
Epidemiologi klinik
Epidemiologi kependudukan
Epidemiologi pengelolaan yankes
Epidemiologi lingkungan & kesker
Epidemiologi kesehatan jiwa
Epidemiologi gizi
Epidemiologi perilaku
PERANAN EPIDEMIOLOGI
Fungsi utama epidemiologi:
Menerangkan besarnya masalah
serta penyebarannya.
Menyiapkan data dan informasi untuk
keperluan perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi program kesehatan
Mengidentifikasi faktor yang menj adi
penyebab masalah dan Yang
berhubungan terjadinya masal ah tersebut
Ichtisar epidemiologi
Epidemiologi Deskriptip.
Penelitian Epidemiologi.
1. Penelitian Eksperimental
a. True Exp.
b. Pra Experimental
b. Eksperimental semu
2. Penelitian observasi
a. Penelitian deskritip
b. Penelitian analitik : cross se ctional, case
control, cohort study.
EPIDEMIOLOGI DESKRPTIP
Menganalisa masalah yang ada dalam
suatu populasi tertentu serta menerangkan
keadaan dan sifat masalah tersebut
termasuk berbagaifaktor yang erat
hubungannya dengan timbulnya masalah.
PENELITIAN EPIDEMIOLOGI
Mencari faktor penyebab maupun
hubungan sebab akibat terjadinya penyakit
serta gangguan kesehatan lainnya dalam
masyarakat.
Penelitian berdasarkan percobaan
Penelitian berdasarkan pengamata n
langsung.
Perkembangan teori terjadinya
penyakit
Gangguan mahluk halus
Pengaruh lingkungan (Hipocrates)
Keseimbangan cairan tubuh (Cina)
Sisa-sisa mahluk hidup yang
mengotori lingkungan
Jasad renik
Teori imunitas dan hormonal
Konsep penyebab dan Proses
terjadinya penyakit
HOST

ENVIROMENT AGE NT
Proses terjadinya penyakit

AGENT HOST

ENVIRONMENT
THE NATURAL HISTORY OF DISEASE

DE

INTER RELATI CHR


ON THE VARI ST

OUS DISABILITY

ILNESS
AGENT HOST CLINICAL HORIZON
ENVIRONMENT
TISSUE AND
PHYSIOLOGIC
CHANGES

STIMULUS INTERACTION OF HOST


AND STIMULI
AGENT=PENYEBAB
Penyebab kausal (primer)
1. Biologis
2. Nutrisi
3. Kimiawi
4 . F is ik a
5. Psikis
Penyebab non kausal (sekunde r)
KARAKTERISTIK AGENT
Karakteristik Agent
1. Infektifitas : Kesanggupan dari organisme
untuk beradaptasi sendiri terhadap lingkungan
host untuk mampu tinggal dan berkembang
biak (multiply) dalam jaringan host
2. Patogenesitas : Kesanggupan organisma un tuk
menimbulkan suatu reaksi klinik khusus ya ng
patologis setelah terjadinya infeksi pada host yang
di serang
3. Virulensi : Kesanggupan organisma
te rtentu untuk menghasilkan reaksi
patologis y ang berat yang mungkin dapat
menyebabkan kematian .
KARAKTERISTIK AGENT
4.Toksisitas : Kesanggupan organisma untuk
memproduksi reaksi kimia yang toksis
oleh substansi kimia yang dibuatnya.
5. Invasitas : kemampuan organisma untuk
melakukan penetrasi dan menyebar
setel ah memasuki jaringan.
6. Antigenicitas : Kesanggupan organisma
untuk merangsang reaksi imunolo gis dalam
h o st .
HOST=PEJAMU
Manusia sebagai makhluk biologis :
umur, jenis kelamin, ras, keturunan,
anatomi dan faal tubuh, imunitas,
kemampuan interaksi,
status gizi dan kesehatan
Manusia sebagai makhluk sosial:
kelompok etnik, adat istiadat, a gama
kebiasaan hidup
KARAKTERISTIK HOST
1. Resistensi : Kemampuan dari host untuk bertahan
terhadap suatu nfeksi

2.Immunitas : Kesanggupan host untuk


mengembangkan suatu respon imunologis ,
dapat secara alamiah maupun diperoleh, sehingga
kebal terhadap suatu penyakit.
3. Infectiousness : Potensi host yang ter infeksi
untuk menularkan kuman yang bera da alam
tubuh manusia kepada manusia dan sekita rnya.
ENVIROMENT =
LINGKUNGAN
Lingkungan biologis:
mikro organisme, fauna, flora,
Lingkungan fisik:
udara, air, geografis, geologis, unsur
kimiawi
Lingkungan sosial :
sistem hukum, sistem organisasi
kemasyarakatan, sistem pelaya nan
kesehatan, sistem kehidupan s osial
KARAKTERISTIK
LINGKUNGAN
Karakteristik Lingkungan
1.Topografi : Situasi lokasi baik yang
natural maupun buatan manusia
yang mungkin mempengaruhi
terjadinya penyebaran sua tu
penyakit tertentu.
2.Geografis : Keadaan yang berhubung an
dengan strukur geologi dari bumi
yang be rhubungan dengan kejadian
penyakit
SEHAT DAN SAKIT
Sehat menurut WHO:
Sehat adalah keadaan kesempurnaan fisik,
mental dan keadaan sosial dan bukan
berarti hanya bebas dari penyakit atau
cacad.
Penyakit adalah suatu proses gangg uan
fisiologis serta gangguan psikolog is
maupun gangguan tingkah lak u.
SEHAT DAN SAKIT
Keadaan Patologis/Medis
Pernyataan Sakit Tidak sakit
Penderita

Sakit Betul Sakit ?

Tidak sakit Patologis Bet


sakit, tanpa
KETERPAPARAN DAN
KERENTANAN
Keterpaparan adalah suatu keadaan pejamu berada
pada pengaruh berinteraksi dengan unsur
penyebab, baik penyebab maupun lingkungan
yang mendorong proses terjadinya penyakit.

Kerentanan adalah keadaan dimana pej amu


mempunyai kondisi yang mudah di pengaruhi atau
berinteraksi dengan unsur penyebab sehingga
memungkinkantimbulnya penyaki t.
KETERPAPARAN DAN
KERENTANAN
Keadaan Keadaan Kerentanan
keterpaparan
Rentan Kebal

Terpapar Sakit Tidak sa

Tidak Tidak sakit Tid


terpapar
ASSOSIASI
Hubungan keterikatan atau saling pengaruh antara
dua atau lebih variabel, dimana hubungan tersebut
dapat bersifat hubungan sebab akibat maupun
yang bukan sebab akibat.
Hubungan keterikatan(Dependency association)
adalah hubungan variabel dimana perub ahan
variabel yang satu(independent) akan
mempengaruhi variabel lain(depen dent)
Hubungan Assosiasi
Hubungan semu
Hubungan assosiasi bukan kausal
Hubungan assosiasi kausal
Hubungan Assosiasi
Hubungan semu
Adanya hubungan antara dua atau lebih
variabel yang bersifat semu atau palsu
karena faktor kebetulan atau karena adany a
bias pada metoda penelitian.
Hubungan Assosiasi
Hubungan assosiasi bukan kausal
Hubungan assosiasi yang bersifat bukan
sebab akibat, dimana variabel ketiga
tampaknya mempunyai hubungan salah sa tu
variabel yang terlibat dalam hubun gan
kausal, tetapi unsur ketiga ini buka n sebagai
faktor penyebab.
Hubungan Assosiasi
Hubungan assosiasi kausal
Hubungan antara dua atau lebih
variabel penyebab kausal (primer dan
sekunder) terhadap terjadinya variabel
lainnya sehingga hasil akhir dari suatu
pro ses terjadinya penyakit.
FAKTOR KAUSA DAN
PENYAKIT
Hubungan antara faktor kausa dan penyakit
dapat mempunyai beberapa bentuk (Dever,
1984) :
1.Single Kausa / Single Effect Model
2.Multiple Causal / Single Effect Model
3.Multiple Causal / Multipel Effec t Model

TERMINOLO
GI
Beberapa istilah yang
Perlu diketahui dalam
hubungannya dengan kausa
a. Kausa Mutlak : suatu penyebab
yang pasti akan
menimbulkan suatu enyakit
tertentu.
b. Kausa esensial : kausa yang
harus ada unt uk memungkinkan
terjadinya suatu penyakit .
c. Kausa suffisien : kausa
umumnya beb erapa kausa
yang secara bersama-sama untuk
untuk menyebabkan penyakit.
EPIDEMIOLOGI DESKRPTIP
Ada 3 karakteristik faktor yang penting dalam
Epidemiologi deskriptip.
F ak t o r o r an g
Faktor tempat
Faktor waktu
EPIDEMIOLOGI DESKRPTIP
Kegunanaan memperhatikan karakteristik
f ak t o r :
Membantu mengarahkan diagnosis
Mengarahkan ke fokus
pemeriksaan, penilaian, meramalkan
penyakit.
Mengarahkan program pencegaha n dan
menilai program
FAKTOR ORANG
Umur
Jenis kelamin
Kelompok etnik
Agama
Hubungan keturunan
Pekerjaan
Status perkawinan
Status sosial ekonomi
Besarnya keluarga
Struktur keluarga
Paritas
FAKTOR TEMPAT
Ada hubungannya dengan lokasi fisik
Keadaan iklim setempat
Keadaan sifat flora dan fauna setempar
Kebiasaan hibup penduduk setempat
Keadaan perkembangan setempat
ekonomi
Keadaan sistem pelayanan kesehat an
FAKTOR TEMPAT
Batas daerah-daerah pemerintahan
Kota dan Pedesaan
Daerah berdasarkan batas alam
Negara-negara
Regional
FAKTOR WAKTU
Perubahan dalam waktu singkat
Perubahan yang terjadi secara periodik
Perubahan secara sekular
PENGUKURAN
EPIDEMIOLOGI
PENGUKURAN DASAR
PROPORSI
RASIO
RATE
PENGUKURAN
EPIDEMIOLOGI
PROPORSI
A
------------
A+B

RASIO
A
-------
B
PENGUKURAN
EPIDEMIOLOGI

RATE A
--------------------------------
POPULATION AT RISK dari A
Population at risk pada Ca Cervix

0-25 th

25-69 th

70 th

pria wanita
PENGUKURAN
EPIDEMIOLOGI
INCIDENCE RATE
ATTACK RATE
PREVALENCE RATE
POINT PREVALENCE RATE
PERIODE PREVALENCE RATE
CASE FATALITY RATE
CRUDE DEATH RATE
AGE SPECIFIC DEATH RATE
CAUSE SPECIFIC DEATH RATE
INFANT MORTALITY RATE
Incidence rate
Rumus:
Jumlah orang dalam suatu populasi yang
ditetapkan baru sakit karena sebab tertentu
selama periode waktu tertentu dibagi
Jumlah orang dalam populasi yang
terancam penyakit tsb selama peri ode waktu
tertentu dikali dengan konstant a.
Incidence rate
Perlu diperhatikan bahwa :
1. Penyebut adalah mereka yang terancam
(risk) penyakit tertentu, berdasarkan waktu
2. Pembilang adalah mereka ya ng
menderita dan semuanya berasal d ari
mereka yang terancam pada penye but
3. Interval waktu harus tetap
4. Hasilnya dapat dikalikan dengan unit
tertentu (100, 1000,10000 dan seterusnya)
Incidence rate
Ada dua ukuran insiden, yaitu incidence rate
(disebut juga incidence density, disingkat ID) dan
cumulative incidence (CI).

ID = Jumlah orang yang sakit selama peri ode


tertentu dibagi Jumlah pengamatan masing-masi ng
individu yg masih beresiko

CI = Jumlah orang yang jatuh sakit selama periode


tertentu dibagi Jumlah orang sehat pada
yang awal
periode tersebut
Incidence rate
Perbedaan antara ID dan CI tampak pada :
1. Hal yang diukur yaitu kecepatan rata-rata (ID)
dan probabilitas (CI)
2.Penyebut yang digunakan dalam penghitungan
3.ID umumnya digunakan untuk menguji hipote sis
pada penyakit kronis
4.Pada kejadian yang pendek waktu pe maparannya
(restricted risk period) misalnya p ada wabah
penyakit akut, penyebab dicari cukup dengan
menggunakan CI. CI dalam situa si ini seringkali
disebut attack rate.
Prevalence rate
Prevalensi merupakan ukuran yang
menggunakan kasus yang ada, baik kasus
lama maupun kasus yang baru,
walaupun ukuran ini bukan suatu rate, tetapi
seringkali disebut prevalen rate.
Ada dua macam ukuran prevalen, yaitu p oint
prevalence rate dan period prevalence.
Point prevalence mengukur proporsi penduduk
yang sakit pada sakit pada saat tertent u. Informasi
ini digunakan untuk menggam barkan situasi
penyakit yang ada saat itu, d an juga untuk
perencanaan manajemennya.
Prevalence rate
Rumus :
P = Jumlah penderita pada saat tertentu
dibagi Jumlah penduduk pada saat itu
Period prevalence mengukur proporsi pendud uk
yang menderita sakit selama periode terten tu,
ukuran ini jarang sekali digunakan dan kata
prevalence selalu berarti point prevalenc e
Hubungan prevalence dan
incidence
Sesuai dengan keterangan diatas tampak bahwa
insiden merupakan ukuran yang tidak mudah
untuk didapat, sedangkan prevalens relatif lebih
mudah. Pada kondisi yang tetap, dimana
baik pelayanan kesehatan maupun
kekuatan penularan penya kit tidak berubah,
maka rumus untuk hubung an
prevalensi dan insiden :
P=IxD
Keterangan : P = Prevalen
I = Insiden
D = Lama sakit (durati on of illness)
Hubungan prevalence dan
incidence
Apabila dua dari ukuran diatas diketahui, maka
ukuran ketiga dapat dihitung. Bila insiden
bertambah bila lama sakit berubah atautetap
sama. Oleh karena insiden menggambarkan
besarnya resiko untuk sakit, ukuran ini berbandi ng
terbalik dengan keberhasilan pencegaha n. Artinya
bila usaha pencegahan berhasil insiden akan
menurun, sebaliknya bila pencegahan ti dak
berhasil, insiden tetap atau bahkan bertambah.
Hubungan prevalence dan
incidence
Lama sakit, ditentukan oleh keberhasilan
pengobatan. Bila pengobatan menyembuhkan
penderita, prevalen turun walaupun insiden tetap.
Prevalen pun akan turun bila penyakit mematikan
dalam waktu singkat (misalnya rabies). Walaupu n
insiden tinggi prevalen akan tetap ren dah.
Sebaliknya pengobatan yang tidak m enyembuhkan
penderita tetapi dapat memperpanjang
hidupnya,justru akan meningkatka n prevalen
penyakit tersebut.
PREVALENCE

DURASI PENYAKIT PJG


PASIEN HIDUP LAMA

INSIDEN MENINGGI

IMIGRASI KASUS

EMIGRASI ORG SEHAT

IMIGRASI ORG SUSEPT

PERBAIKAN DIAGNOSIS
PREVALENCE
DURASI PENY PENDEK
CFR TINGGI

INSIDENS TURUN

IMIGRASI ORG SEHAT


EMIGRASI KASUS
PERBAIKAN TERAPI
Ukuran-ukuran
Beberapa Contoh Ukuran Dalam Bidang
Kesehatan
1. Crude Mortality Rate
CMR = Jumlah penduduk yang meninggal dalam
setahun : Jumlah penduduk pada tahun itu
2. Age Spesifik Death Rates
Mengingat adanya pengaruh/efek yang besar dari
umur terhadap kematian, maka pen ting untuk
menghitung angka kematian pada setiap kelompok
umur, dan angka ini dipakai dalam pe rbandingan.

Ukuran-ukuran
3. Case Fatality Rate (CFR)
CFR = Jumlah orang yang mati oleh karena penyakit
A : Jumlah penderita dengan penyakit A
4. Infant Mortality rate
IMR = Jumlah bayi (umur<1 tahun) mati sela ma
setahun:Jumlah bayi lahir hidup selama setahun it u
5. Maternal Mortality rate
MMR = Jumlah ibu yang mati akibat kehamilan,
persalinan, nifas dalam 1 tahun :
Jumlah bayi lahir hidup selama seta hun itu
Ukuran-ukuran
6. Food Specific Attack Rate
FSAR=Jumlah orang yang makan makanan tertentu dan
menjadi sakit: Jumlah orang yang
makan makanan tersebut
7. Proportional Mortality Rate
PMR = Jumlah kematian akibat penyakit tertentu sela ma
periode tertentu:Jumlah seluruh kematian d alam periode
tertentu
8. Crude Birth Rate
CBR = Jumlah bayi lahir hidup selama s etahun
: Jumlah populasi di tahun itu
Sumber data epidemiologi
Beberapa sumber data yang tersedia yang dapat diperol eh
dari :
a. Data Kependudukan, diperoleh dari
Sensus penduduk (setiap 10 tahun, 1971, 1980, 1 990)
Survei, untuk memperoleh beberapa data
demografis/karakteristik penduduk mi salnya survei
fertilitas dan mortalitas Indonesia ( 1973), survei
fertilitas (1976), Survei Pendudu k Antar Sensus
(SUPAS)
Sumber data epidemiologi
b. Kelahiran dan kematian, diperoleh dari :
Pencatatan akte kelahiran dan surat keterangan meninggal
Klinik/rumah bersalin dan pelayanan kesehatan lainnya

c. Data kesakitan, diperoleh dari :


Rekam Medis Rumah sakit
Praktek dokter swasta
Penelitian khusus
d. Data lainnya :
Penelitian/data sanitasi dan lingkungan
Catatan imunisasi
Pelaporan KB
PENELITIAN EPIDEMILOGI
STUDI KASUS: 1.MASYARAKAT
2.INDIVIDU
SURVEI ANALISIS 1.
MASYARAKAT 2. INDIVIDU: -
CROSS SECTIONAL
- RETROSPEKTIF -
PROSPEKTIF - KOHOR
RETROSPEKTIF
EKSPERIMEN.
1.MASYARAKAT 2.I NDIVIDU
Penelitian Epidemiologi
Peranan Penelitian epidemiologi
a.Setiap peristiwa merupakan rantai
hubungan sebab akibat yang
berkesinambungan
b.Penelitian epidemiologi bertujuan untuk mencari
hubungan sebab akibat.
c.Penelitian/pengamatan epidemiologi dapat merupa kan
proses yang tidak berakhir.
d.Harus ditentukan sifat karakteristik dari obye k yang
diteliti, jenis penyebab/risk yang dicurigai, proses
ya ng dipikirkan, sifat akibat yang mungkin
muncul pada penelit ian, pengaruh penyebab/risiko secara
kuantitas pada perio de waktu tertentu.
Penelitian Epidemiologi
Tujuan penelitian Epidemiologi :
a. Mencari faktor penyebab
b. Penilaian risiko terjadinya penyakit atau
gangguan kesehatan tertentu
c. Menentukan dan
situasi kesehatan
penyakit dalam masyarakat.
Kriteria hubungan kausal
a. Strength : hubungan hendaknya kuat
b. Consistency : hubungan telah dikonfirmasikan
pada keadaan, populasi dan waktu yang berbeda
c. Specificity : satu penyebab tertentu menyebabkan
penyakit tersendiri
d. Temporality : faktor penyebab hendaknya
mendahului akibat
e. Biological gradient : dimana terjadi hub ungan
dose-response
f. Plausibility : asosiasi yang terjadi dapat diterima
oleh pengetahuan biologis yang ada
Kriteria hubungan kausal
g. Coherence : hubungan terjadi sesuai
dengan fakta mengenai penyakit itu sendiri,
termasuk riwayat alamiahnya
h. Experiment : bukti yang ada harus dapat
dibuktikan dengan percobaan baik binatang,
klinik maupun lapangan
i. Analogy : adanya asosiasi yang sa ma yang
terbukti bersifat kausal
PENELITIAN EPIDEMILOGI
Bentuk penelitian Epidemiologi
a. Eksperimental
1. Eksperimental dengan randomisasi
2. Eksperimental tanpa randomisasi
b. Observasi
1. Deskriptip
2. Analitik
PENELITIAN EPIDEMILOGI
a. Eksperimental
1. Eksperimental dengan randomisasi
- Percobaan laboratorium .
- - Trial klinik
- - Intervensi usaha kesehatan pada masyarakat
- 2. Eksperimental tanpa randomisasi
- Penelitian laboratorium/klinik .
- Evaluasi suatu program/kebijaksanaan .
- Membandingkan efisiensi dari suatu program intervensi.
- Program implementasi disertai analisa p roblem yang timbul.
b.
PENELITIAN EPIDEMILOGI
b. Observasi
1. Deskriptip
Menilai frekuensi penyakit dan kecenderungan
perkembangannya
Survei prevalensi/case finding
2. Analitik
Bentuk ini bersifat uji hipothesa dan menilai hubunga n
sebab akibat, atau bentuk penelitian uji hipothesa dalam
mencari faktor penyebab.
- Cross sectional study
- Cases control study
- Cohort study
PENELITIAN EPIDEMILOGI
Tujuan dari studi epidemiologi deskriptif :
1. Untuk dapat menggambarkan karakteristik distribusi dari
berbagai penyakit/masalah dari suatu kelompok populasi
yang paling terkena.
2. Untuk dapat memperhitungkan besar dan pentingnya
berbagai masalah kesehatan pada suatu kelompok populasi.
3. Untuk dapat mengidentifikasi kemungkinan-kemungkin an
determinan masalah, faktor resiko yan g kemudian
merupakan dasar untuk memformulasikan suatu hipotesa.
PENELITIAN EPIDEMILOGI
Studi epidemiologi deskriptif dapat digolongkan menjadi :
a. Studi Korelasi
Data yangdigunakan pada studi korelasi adalah data
populasi secara keseluruhan. Unit analisa untuk studi
korelasi adalah suatuagregat bukan data individu. Pada
umumnya menggunakan data yang tersedia ( data y ang
secara rutin selalu dikumpulkan; data-data mengen ai
demografi, pola konsumsi yang kemu dian dapat
dikorelasikandengan insidens suatu penyakit at au kematian.
PENELITIAN EPIDEMILOGI
Keuntungan dari studi korelasi :
1. Murah
2. Cepat
3. Data/informasi cross sectional
Kelemahan Studi Korelasi :
1.1. Studi Korelasi tidak dapat untuk melihat hubungan ant ara
exposure dan penyakit pada level individu.
2. Tidak dapat mengontrol efek dari faktor confo unding
PENELITIAN EPIDEMILOGI
b. Studi Kasus (case report/case series)
Studi kasus menggambarkan pengalaman 1 kasus/
pasien sedangkan case series menggambarkan
sekelompok kasus dengan diagnosa yang sama.
Kegunaan studi kasus :
1.Dapat sebagai petunjuk pertam a dalam
mengidentifikasi suatu penyakit baru
2.Dapat untuk memformulasikan suatu hi potesa
PENELITIAN EPIDEMILOGI
Kelemahan Studi Kasus :
1.1. Case report dan case series tidak dapat
digunakan untuk mengetes hipotesa karena tidak
ada kelompok pembanding
2.Case report hanya terdiri dari satu kasus sedan gkan
case series terdiri lebih dari satu kasus tapi tidak
ada kelompok pembanding sehingga t idak dapat
untuk mengetes suatu hubungan asosiasi yang
valid secara statistik.
PENELITIAN EPIDEMILOGI
Pengamatan Cross Sectional
Pengamatan cross sectional merupakan penelitian
prvalensi penyakit dan sekaligus dengan
prevalensi penyebab/faktor risiko. Dengan
demikian tujuan penelitian ini adalah unt uk
mengamati hubungan antara faktor risi ko dengan
akibat yang terjadi berupa penyakit at au keadaan
(status) kesehatan tertentu dalam w aktu yang
bersamaan.
PENELITIAN EPIDEMILOGI
Kelebihan Pengamatan cross sectional :
1.Cepat, dapat dilakukan dengan hanya sekali
pengamatan atau interview
2.Murah, (dapat dikatakn termurah dibanding penelitian
lain)
3.Berguna untuk informasi bagi perencanaan misaln ya
untuk menentukan lokasi rumah sakit, pe nganggaran
obat dan peralatan medis, dan jenis-jenis pe layanan yang
diperlukan.
4.Untuk mengamati kemungkinan hub ungan berbagai
variabel yang ada.
PENELITIAN EPIDEMILOGI
Kelemahannya :
1.Tidak dapat memberikan gambaran hubungan kausal. Hanya
memberikan informasi tentang hubungan antara karakteristik
epiemiologis dengan masalah kesehatan yang diamati
2.Umumnnya hanya menemukan kasus yang selamat. Tidak dapat
menemukan mereka yang mati karena penyakit yang diteliti.
3.Sulit dilakukan terhadap penyakit atau masalah yang jarang dalam
masyarakat.
4.Sulit dipakai untuk penyakit yang akut, pendek masa inkubasi dan mas a
sakitnya. Point prevalens kemungkinan tidak dapat menemukan kasus
kalau kejadian penyakit telah sembuh.
PENELITIAN EPIDEMILOGI
Kegunaan pengamatan cross sectional :
1.Mengemukakan data deskriptif yang
menggambarkan keadaan dalam masyarakat yang
dapat digunakan untuk menyusun kebijaksana an
dabnprogram untuk yang akan datang2..
2.Walaupun hasilnya tidak dapat digu nakan untuk
mengukur hubungan sebab akibat/peng aruh faktor
penyebab, tetapi dapat memberi kan gambaran
tentang arah dan sasaran penelitian selanjutnya.
Case Control Study
Penelitian ini didasarkan pada kejadian penyakit
yang sudah ada, sehingga memungkinkan untuk
menganalisa dua kelompok yakni kelompokkasus
yang menderita penyakit, dibandingkan dengan
kelompok yang tidak menderita (Kelompok
kontrol/kelola).
Penelitian memberikan hasil perhitu ngan
mengenai hubungan antara faktor k eterpaparan
dengan kasus kelola yang disebut Risiko relatif
atau Odds Ratio.
Odds Ratio mempunyai nilai nol (netral) sebesar satu.
Nilai Odds ratio adalah antara nol sampai tak
terhingga. Jika nilainya kurang dari satu maka faktor
keterpaparan
disebut protektif. Jika nilai OR lebih besar dari satu maka
faktor keterpaparan disebut faktor risiko.

Rumus : ad
Odds Ratio = -----
bc

Faktor Resiko

Penyakit Positif Negatif Total

Positif a b a+b

Negatif c d c+d

Total a+c b+d


CASE CONTROL STUDY
WAKTU

ARAH PENGAMATAN

EXPOSED
KASUS

NOT ESP
POPU
LASI

EXPOSED

KONTROL

NOT EXP
KELEBIHAN
Kelebihan penelitian Kasus Kontrol :
1.Sangat baik digunakan untuk
meneliti kejadian jarang dalam
masyarakat ataupun
penyakit yang masa latennya cukup lama.
2.Relatip lebih cepat dalam pelaks anaannya
3.Biayanya relatip lebih murah
4.Subyek untuk perbandinga n tidak besar
jumlahnya yang dibutuhkan
KELEBIHAN
5.Berbagai data/catatan/laporan yang
sudah ada dapat digunakan sebagai
bahan/sumber keterangan tentang obyek
yang diteliti
6.Tidak banyak resiko/kesulitan yan g
dibebankan kepada subyek
7.Memungkinkan untuk mem pelajari /
mengamati berbagai jenis penye bab yang
potensial termasuk penyebab jamak dari
suatu penyakit.
KELEMAHAN
Kelemahannya :
1.Informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang
lalu tergantung kepada memori subjek sehingga
memungkinkan terjadi bias (recall bias)
2.Data yang diperoleh, secara sekunder, dari
rumah sakit sering tidak lengkap atau tidak
menyediakan informasi yang dibutu hkan
3.Kriteria yang dipakai untuk diag nosa berbeda
antara petugas kesehatan se hingga terjadi
perbedaan dalam diagnose kasus m aupun kontrol.
KELEMAHAN
4.Kasus yang diperoleh adalah kasus yang
selamat (selective survivor) karena tidak
bisa menemukan kasus yang telah
meninggal. Dengandemikian kasus ya ng
diperoleh mungkin tidak representatif.
5.Kasus yang diperoleh dirumah s akit
mungkin tidak representatif da ri populasi
sakit (selection bias atau berks on fallacy).
Cohort Study
Penelitian kohort merupakan penelitian
observasi y an g didasarkan pada
pengamatan sekelompok penduduk tertentu
dalam satu jangka waktu tertentu. Dalam
hal ini, kelompok penduduk ya ng
diamati/diteliti merupakan kelompok
penduduk dengan dua kategor i tertentu
yakni yang terpapar dan yang tida k terpapar
terhadap faktor yang dicur igai sebagai
penyebab.
Cohort Study
Pada saat penelitian dimulai, semua anggota kohort harus
bebas/tidak menderita penyakit yang sedang diteliti. Mereka yang
sehat ini akan diobservasi terhadap ada/tidaknya keterpaparan
dalam suatu periode waktu tertentu. Hasilnya memberikan nilai
perhitungan asosiasi yang disebut Relative Risk (Risiko relatif)
yang mempunyai nilai netral (tidak ada hubungan jika nilainya 1
(sama halnya dengan nilai nol pada odds ratio).
Rumus :
a
a+b
Relative Risk (RR) = c
c+d

Cohort Study
Relative Risk (Risiko relatif) yang mempunyai
nilai netral (tidak ada hubungan jika
nilainya 1 (sama halnya dengan nilai nol
pada odds ratio).
Rumus :
a
a+b
Relative Risk (RR) = ---------
c
c+d

Penyakit

Paparan Positif Negatif Total


f. resiko
Positif a b a+b

Negatif c d c+d

Total a+c b+d


COHORT STUDY
WAKTU

ARAH PENGAMATAN

DISEASE
EXPOSED

NOT DIS

POPU INDIVIDU
LASI TAK PENY.

DISEASED
NOT
EXPOSED
NOT DIS
KELEBIHAN
Kelebihan penelitian kohort :
1.Studi kohort merupakan desain yang terbaik
dalam menentukan insidens dan perjalanan
penyakit atau efek yang diteliti.
2.Dapat dipakai untuk mengetahui ada tid aknya
asosiasi antara faktor risiko dan penyaki t.
3.Dapat memberi keterangan yang l ebih lengkap
mengenai faktor risiko yang dialam i oleh
indvidu
dan riwayat alamiah perjalanan penyakit.
KELEBIHAN
4.Dapat sangat mereduksi bias informasi.
Tidak akan terjadi masalah recall atau
memori.
5.Masalahetika lebih sedikit dibandingk an
dengan study eksperimental.
6.Dapat dipakai langsung untuk
m enghitung
insidens rate dari penyakit dan risiko relatif
dari faktor risiko yang sedang diteliti.
KELEBIHAN
7.Informasi mengenai studi mudah
dimengerti oleh orang yang bukan ahli
epidemiologi.
8.Karena pengamatan dilakukan sec ara
kontinyu dan longitudinal, m aka studi
kohort mamiliki kekuatan yang a ndal untuk
meneliti berbagai masalah ke sehatan yang
semakin meningkat.
KELEMAHAN
1.Memerlukan ukuran sampel yang besar,
terutama untuk jenis penyakit yang sedikit
dijumpai dimasyarakat. Hendaklah dihindari
dengnan memilih kasus yang sering terjadi, atau
penyakit yang tidak komplek.
2.Memerlukan waktu follow up yang cukup l ama.
Untuk itu perlu dipilih penyakit-pen yakit yang
mempunyai masa inkubasi yang singka t.
3. Biaya yang diperlukan selama st udi cukup besar
dan mahal.
KELEMAHAN
4.Follow up kadang-kadang s u lit
dilaksanakan dan loss follow up dapat
mempengaruhi hasil penelitian.
5.Studi kohort seringkali rumit. Unt uk
menghindarinya pilihlah popul asi yang
stabil, dan tidak berpindah-pindah tempat.
6.Kurang e fis ie n segi
waktu m aupun biaya
untuk meneliti kasus yang jara ng terjadi.
KELEMAHAN
7.Terancam terjadinya drop out atau terjadinya
perubahan intensitas paparan atau faktor risiko
akan dapat mengganggu analisis.
8.Dapat menimbulkan masalah etika oleh karena
peneliti membiarkan subyek tekena yang
paparan
dicurigai atau dianggap dapat merugi kan subyek.
Hendaknya memilih faktor risiko atau eksposure
yang tidak berbahaya.
Screening
Pengertian penyaringan adalah suatu
usaha mendeteksi/mencari penderita
penyakit tertentu tanpa gejala (tidak
tampak) dalam suatu masyarakat
atau kelompok tertentu melalui
suatu test/pemeriksaan, yang sec ara singkat
dan sederhana dapat me misahkan
mereka yang kemungkinan besar menderita,
yang selanjutnya diproses melalu i
diagnosa
dan pengobatan.
Screening
Penyaringan itu pada umumnya bukan merupakan
diagnostik dan oleh karenanya memerlukan
penelitian dan follow-up yang cepat dan
pengobatan yang tepat pula. Keamanan
merupakan sesuatu yang penting sekali, sebab
inisiatif untuk melakukan penyar ingan itu
biasanya datang dari pemberi pelayanan
kesehatan, bukan berasal dari orang- orang yang
sedang menjalani penyaringan itu sendiri.
setiap pengamatan
Screening
Tujuan dan sasaran penyaringan :
a.Mendapatka mereka yang menderita sedini mungkin
sehinggadapat dengan segera memperoleh pengobatan
b.Mencegah meluasnya penyakit dalam masyarakat
c.Mendidik dan membiasakan masyarakat uttuk
memeriksakan diri sedini mungkin.
d.Mendidik dan memberikan gambaran kepada
petu gas kesehatan tentang sifat penyakit
dan untuk s el al u waspa da/
melakukan pengamatan terhadap setiap gejala di ni.
e.Mendapatkan keterangan epidemiologis yang berguna bagi
klinisi dan peneliti.
Screening
Faktor-faktor yang mendorong perlunya penyaringan :
a.Darah merupakan media yang sangat baik untuk
kehidupan kuman
b.Tidak dapatdipercaya bahwa seorang donor yang
sehat fisik tidak mengandung kuman penyakit menul ar.
Berbagai kuman bisa berada dalam darah namun
ti dak menyebabkan orang donor nyata sakit
c.Seorang penerima darah (resepien) tidak hanya
terpapar oleh satu donor tetapi umumny a lebih dari
satu donor.
Screening
Bentuk-bentuk pelaksanaan penyaringan :
a.Dapat dilakukan secara massal pada
suatu penduduk tertentu, biaya
dan s is te m
operasionalnya berat
b.Dilakukan secara selektif maupun
rand om
terutama mereka dengan resiko yang lebih
besar.
c.Dilakukan untuk suatu p enyakit atau
serentak untuk lebih dari satu penyakit.
Screening
Kriteria penyaringan, Suatu penyakit perlu
mendapat penyaringan jika :
a.Penyakit itu merupakan masalah kesehatan yang
berarti
b.Telah tersedia obat yang potensial a tau
pengobatan yang memungkinkan bagi mereka
ya ng positif
c.Tersedia fasilitas dan biaya untuk di agnose dan
pengobatan
d.Penyakitnya dapat diketahui deng an pemeriksaan/
test khusus
Screening
Kriteria penyaringan, Suatu penyakit perlu mendapat
penyaringanjika :
e.Test uji saring memenuhi syarat untuk tingkat
sensitifitas dan spesifitas
f.Sifat perjalanan penyakit diketahui pasti
g.Penderita secara berkesinambungan
h.Ada standar yang disepakati tentang m ereka yangn
menderita
i.Biaya yang digunakan harus seimbang d engan risiko
biayatanpa sreening
j.Harus dimungkinkan untuk diadaka n follow-up dan
kemungkinan pencarian
Screening
Bentuk Penyaringan ada 2 jenis yaitu :
a.Penyaringan Seri yaitu berupa 2 penyaringan dimana
mereka dinyatakan positif bila memberikan hasil
positif pada kedua test penyaringan yang dilakukan
untuk selanjutnya diadakan pemeriksaan un tuk
diagnosa..
b.Penyaringan paralel yakni pada dua penyaringan
yang dilakukan bersamaan dimana mereka positif pada
salah satu test.Bentuk penyaringan ini mempunyai
kelebihan dan kekurangan, ter gantung tujuan
penyaringan, jenis penyakit dan keter sediaan biaya dan
fasilitas.
Screening
Keuntungan dalam melaksanakan penyaringan :
a. Biaya dapat dilaksanakan sangat efektif
b.Lebih cepat mendapatkan keterangan tentang penyakit
dalam masyarakat
c.Mempunyai fleksibilitas dalam pelaksanaannya
d.Pelaksanaannya cukup sederhana dan mudah
e.Hasilnya dapat dipercaya selama memperhatik an nilai :
- reliabilitas
- validitas
- kekuatan test berdasarkan sensitivitas dan spesifitas
Screening
Validitas
Validitas adalah kemampuan dari pada test
penyaringan untuk memisahkan mereka yang betul-betul
menderita terhadap mereka yang betul-betul sehat atau dengan
kata lain besarnya kemungkinan untuk menempatkanindividu
pada keadaan sebenarnya. Ada dua komponen
yang menentukan val iditas yakni sensivitas dan
spesifitas. Sensivitas adalah kemampu an dari pada test
secara benar menempatkan mere ka yang betul- betul
menderita pada kelompok penderita. Spe sifitas adalah
kemampuan daripada test secara benar mene mpatkanmereka
yang betul-betul tidak menderita pada kelompok s ehat
Screening
Untuk kepentingan validitas diperlukan beberapa perhitungan :
1.Positif betul : mereka yang oleh test penyaringan dinyatakan
menderitabegitu pula dengan diagnosa klinik.
2.Positif palsu : mereka yang oleh test penyaringan dinyatakan
menderita tetapi pada diagnosa klinik dinyatakan sehat.
3.Negatif betul : mereka yang pada penyaringan dinyatakan
s ehat dan pada diagnosa klinik dinyatakan betul sehat.
4.Negatif palsu : mereka yang pada test penyarin gan dinyatakan
sehat tetapi oleh diagnosa klinik ternyatakan mende rita.
Gold Standard
(Diagnosa Klinik)

Screening Positif Negatif Total


Test
Positif a b a+b

Negatif c d c

Total a+c b+d


Screening

True Positive
Sensitivitas = -----------------------
True Positive + False Negative

True Negative
Spesifitas = -------------------- ------
True Negative + Fal se Positive
Screening
Reliabilitas
Reliabilitas adalah kemampuan suatu
test memberikan hasil yang
sama/konsisten
bila test diterapkan lebih dari satu kali pa da
sasaran (obyek) sama dan pada kondisi
yang sama pula.
Screening
Dalam hal ini, ada dua faktor yang perlu mendapat
perhatian :
1.Variasi dari cara sreening :
2.Stabilitas alat test atau regensi yang digunakan
3.Fluktuasi keadaan dari nilai yang akan di ukur
(umpama tekanan darah)
4.Kesalahan pengamatan atau perbedaa n pengamat
5.Nilai yang berbeda karena pengamat yang
berbeda
6.Nilai yang berbeda oleh pengam at yang sama
Screening
Untuk meningkatkan nilai reliabilitas, dapat
dilakukan beberapa usaha tertentu :
1.Pembekuan/standarisasi cara penyaringan
2.Peningkatan dan pemanfaatan keterampilan
pengamat melalui training
3.Pengamatan yang cermat pada setiap nilai
hasil pengamatan
4.Menggunakan dua atau lebih pengamat unt uk
setiap pengamatan
5.Memperbesar klasifikasi kategori yan g ada
terutama bila kondisi penyakit juga
bervariasi/b ertingkat.
Screening
Nilai Prediktif (prediktif values)
Nilai prediktif adalah besarnya kemungkinan dengan
menggunakan nilaisensivitasdan spesifitas serta
prevalensi dengan proporsi penduduk yang menderita.
Nilai prediktip positif sangat dipengaruhi oleh besarnya
prevalensi penyakit dalam masyarakat dengan ketentu an,
makin tinggi prevalensi penyakit dalam masyarakat, ma kin
tinggi pula nilai prediktip positif dan sebalik nya. Dengan
nilai prediktif positif dipengaruhi oleh b esarnya nilai
spesifitas dari test.
Predictive Value
Prevalens * Sensitivity
PV + = --------------------------------------------------------------------- --
{Prevalens * Sensitivity + (1- Prevalens * (1- Specifiticity ) }

(1- Prevalens) * Specificity


PV - = ----------------------------------------------------- ------------------
{(1-Prevalens) * Specifivity + Prevalens * ( 1- Specifiticity) }
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai