Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Akne vulgaris adalah suatu penyakit kulit yang sering dijumpai, ditemukan 60-70% pada
orang amerika. Duapuluh persen mengalami akne berat yang dimana bias menyebabkan bekas
luka yang permanen dan mempengaruhi psikologisnya. Akne vulgaris biasanya mempunyai
karakteristik dengan non inflamasi, komedo terbuka dan komedo tertutup, dan oleh inflamasi
papul, pustule dan nodul. Akne vulgaris biasanya terjadi di area kullit yang banyak folikel
sebasea termasuk daerah muka, dada bagian atas, dan punggung.
Penyakit ini tidak fatal, akne yang ringan sering dianggap sebagai proses yang fisiologis,
namun sering merisaukan karena dapat mengurangi kepercayaan diri. Masalah psikologis pasien
menunjukkan adanya disability (ketidakmampuan), yang sering muncul berupa anxietas, depresi,
kehilangan social dan tidak bias bergabung dengan kelompoknya. Akne pada remaja
menimbulkan masalah yang berhubungan dengan presexual relationship.
Seorang pediatric dermatologist dan pediatrician mempunyai peranan yang penting dalam
menghadapi masalah akne vulgaris yang terjadi pada remaja. Kira-kira 40% dari remaja dibawah
15 tahun akan mengalami akne fisiologis dan 15 % diantaranya merasa akne yang dideritanya
cukup mengganggu sehingga mereka membutuhkan seorang dokter.
Akne fisiologis ini bisa hilang dalam 3-6 tahun, tapi akne vulgaris yang bermakna secara
klinis baru bisa hilang dalam jangka waktu yang lebih lama. Oleh karenanya perlu dilakukan
terapi awal yang tepat dan adekuat yang akan menurunkan keparahan problem tersebut dan
risiko terjadinya skar dikemudian hari.
Berdasarkan pada lesi yang ada, dibuat klasifikasi yang penting untuk mengetahui hasil
pengobatan. Selain tiu juga didapati adanya pengaruh factor-faktor luar yang dapat meperberat
terjadinya akne.

1|Akne Vulgaris
1.2Tujuan

Penulisan laporan kasus ini memiliki beberapa tujuan dengan perincian sebagai berikut
1. Mengetahui dan memahami dasar mengenai Akne Vulgaris
2. Mampu menganalisa kasus, penegakkan diagnose, pencegahan serta penatalaksanaan
pada kasus Akne Vulgaris
3. Menambah keilmuan tentang Akne Vulgaris
4. Penulisan laporan kasus ini dapat menjadi sarana informasi bagi pembacanya.

1.3Manfaat

Penulisan laporan kasus ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis sendiri
tentunya. Dengan adanya laopran kasus ini diharapkan mampu membangun pola pikir yang
terarah dan sistematis, menambah pengetahuan tentang Akne Vulgaris. Sehingga dapat
membantu mahasiswa dalam melakukan anamnesa suatu penyakit dan mahasiswa dapat
menegakkan diagnosa yang tepat serta penanganan terhadap penyakit tersebut.

BAB 2

2|Akne Vulgaris
TINJAUAN PUSTAKA

Akne vulgaris
2.1Definisi

Akne vulgaris merupakan gangguan dari unit pilosebasea yang sering dijumpai,
dikarateristikkan dengan adanya papul folikular non inflamasi (komedo) dan adanya papul
`inflamasi, pustul, nodul dan kista pada bentuk yang berat. Akne vulgaris mengenai daerah kulit
dengan populasi kelenjar sebasea yang paling padat; antara lain pada daerah wajah, dada bagian
atas, dan punggung. Akne vulgaris yang berat dapat memberikan dampak psikologis dan fisik
berupa stres emosional, depresi dan skar yang permanen.

2.2Epidemiologi

Akne vulgaris diperkirakan mengenai 79-95% pada usia remaja.Pada pria dan wanita
yang berusia lebih dari 45 tahun, 40-45% diantaranya memiliki akne vulgaris pada wajah,
dimana pada 12% wanita dan 3% pria menetap hingga usia pertengahan. Meskipun demikian,
hanya ada beberapa penelitian mengenai prevalensi akne vulgaris pada remaja di Asia. Dalam
suatu penelitian yang dilakukan terhadap 1.045 remaja usia 13-19 tahun di Singapura, hasilnya
memperlihatkan bahwa 88% diantaranya ternyata memiliki akne vulgaris. Dari jumlah tersebut,
51,4 % diklasifikasikan sebagai akne vulgaris ringan, 40 % akne vulgaris sedang dan 8,6 % akne
vulgaris berat.

Saat memasuki usia dewasa, prevalensi akne vulgaris akan menurun. Namun demikian
pada wanita kejadian akne vulgaris dapat terus berlanjut hingga usia dekade ketiga atau lebih
lama lagi.

3|Akne Vulgaris
2.3Etiologi dan Patogenesis

Akne vulgaris adalah penyakit yang disebabkan multifaktor, menurut Pindha (dalam Tumbuh
Kembang Remaja dan Permasalahannya 2004) faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya akne
adalah:
1. Faktor genetik.
Faktor genetik memegang peranan penting terhadap kemungkinan seseorang menderita
akne. Penelitian di Jerman menunjukkan bahwa akne terdapat pada 45% remaja yang salah
satu atau kedua orang tuanya menderita akne, dan hanya 8% bila ke dua orang tuanya tidak
menderita akne.

2. Faktor ras.
Warga Amerika berkulit putih lebih banyak menderita akne dibandingkan dengan yang
berkulit hitam dan akne yang diderita lebih berat dibandingkan dengan orang Jepang.
Beberapa penelitian mengenai prevalensi akne vulgaris pada remaja di Asia. Dalam suatu
penelitian yang dilakukan terhadap 1.045 remaja usia 13-19 tahun di Singapura, hasilnya
memperlihatkan bahwa 88% diantaranya ternyata memiliki akne vulgaris. Dari jumlah
tersebut, 51,4 % diklasifikasikan sebagai akne vulgaris ringan, 40 % akne vulgaris sedang dan
8,6 % akne vulgaris berat.

3. Hormonal.
Hormonal dan kelebihan keringat semua pengaruh perkembangan dan atau keparahan dari
jerawat. Beberapa faktor fisiologis seperti menstruasi dapat mempengaruhi akne. Pada wanita,
60-70% akne yang diderita menjadi lebih parah beberapa hari sebelum menstruasi dan
menetap sampai seminggu setelah menstruasi.

4. Diet.
Tidak ditemukan adanya hubungan antara akne dengan asupan total kalori dan jenis
makanan, walapun beberapa penderita menyatakan akne bertambah parah setelah mengkonsumsi
beberapa makanan tertentu seperti coklat dan makanan berlemak. Iklim.

4|Akne Vulgaris
5.Cuaca
Cuaca yang panas dan lembab memperburuk akne. Hidrasi pada stratum koreneum
epidermis dapat merangsang terjadinya akne. Pajanan sinar matahari yang berlebihan dapat
memperburuk akne.

6.Lingkungan.
Akne lebih sering ditemukan dan gejalanya lebih berat di daerah industri dan
pertambangan dibandingkan dengan di pedesaan.

7.Stres.
Akne dapat kambuh atau bertambah buruk pada penderita stres emosional. Mekanisme
yang tepat dari proses jerawat tidak sepenuhnya dipahami, namun
diketahui dicirikan oleh sebum berlebih, hiperkeratinisasi folikel, stres oksidatif dan
peradangan. Androgen, mikroba dan pengaruh pathogenetic juga bekerja dalam proses
terjadinya jerawat .

Perubahan patogenik pertama dalam akne adalah

1) Keratinisasi yang abnormal pada epitel folikel, mengakibatkan pengaruh pada sel
berkeratin di dalam lumen.
2) Peningkatan sekresi sebum oleh kelenjar sebasea. Penderita dengan akne vulgaris
memiliki produksi sebum yang lebih dari rata-rata dan biasanya keparahan akne sebanding
dengan produksi sebum (Pindha dalam Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahanya
2004).
3) Proliferasi proprionebacterium akne dalam folikel.
4) Radang

5|Akne Vulgaris
2.4 Klasifikasi

Menurut plewig dan kligman (1975) dalam Djuanda (2003) akne diklasifikasikan atas tiga
bagian yaitu:
(1) Akne vulgaris dan varietasnya yaitu akne tropikalis, akne fulminan, pioderma fasiale,
akne mekanika dan lainnya.
(2) Akne venenata akibat kontaktan eksternal dan varietasnya yaitu akne kosmetika, akne
pomade, akne klor, akne akibat kerja, dan akne diterjen.
(3) Akne komedonal akibat agen fisik dan varietasnya yaitu solar comedones dan akne
radiasi.

2.5 Gejala Klinis

Akne vulgaris ditandai dengan empat tipe dasar lesi : komedo terbuka dantertutup,
papula, pustula dan lesi nodulokistik. Satu atau lebih tipe lesi dapat mendominasi; bentuk yang
paling ringan yang paling sering terlihat pada awal usia remaja, lesi terbatas pada komedo pada
bagian tengah wajah. Lesi dapat mengenai dada, pungguang atas dan daerah deltoid. Lesi yang
mendominasi pada kening, terutama komedo tertutup sering disebabkan oleh penggunaan
sediaan minyak rambut (akne pomade). Akne dapat disertai rasa gatal, namun umumnya keluhan
penderita adalah keluhan estetika. Komedo adalah gejala patognomonik bagi akne berupa papul
miliar yang di tengahnya mengandung sumbatan sebum, bila berawarna hitam mengandung
unsure melanin disebut komedo hitam atau komedo terbuka (black comedo, open comedo).
Sedang bila berwarna putih karena letaknya lebih dalam sehingga tidak mengandung unsure
melanin disebut komedo putih atau komedo tertutup (white comedo, close comedo).
Gradasi yang menunjukkan berat ringannya akne diperlukan untuk pengobatan. Ada
berbagai pola pembagian gradasi akne yang dikemukakan.

6|Akne Vulgaris
Menurut wasitaatmadja (1982) dalam Djuanda (2003) di Bagian Imu Penyakit Kulit dan
Kelamin FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangun Kusumo membuat gradasi sebagai berikut:
1) Ringan, bila beberapa lesi tak beradang pada satu predileksi, sedikit lesi tak beradang pada
beberapa tempat predileksi, sedikit lesi beradang pada satu predileksi.
2) Sedang, bila banyak lesi tak beradang pada satu predileksi, beberapa lesi tak beradang
lebih dari satu predileksi, beberapa lesi beradang pada satu predileksi, sedikit lesi
beradang pada lebih dari satu predileksi.
3) Berat, bila banyak lesi tak beradang pada lebih dari satu predileksi, banyak lebih beradang
pada satu atau lebih predileksi.

2.6 Penatalaksanaan

Pengobatan akne dapat dilakukan dengan cara memberikan obat-obatan topikal, obat sistemik,
bedah kulit atau kombinasi cara-cara tersebut.
a) Pengobatan topikal.
Pengobatan topikal dilakukan untuk mencegah pembentukan komedo, menekan
peradangan, dan mempercepat penyembuhan lesi. Obat topikal terdiri atas: bahan iritan yang
dapat mengelupas kulit; antibiotika topikal yang dapat mengurangi jumlah mikroba dalam
folikel akne vulgaris; anti peradangan topikal; dan lainnya seperti atil laktat 10% yang untuk
menghambat pertumbuhan jasad renik.

b) Pengobatan sistemik.
Pengobatan sistemik ditujukan terutama untuk menekan pertumbuhan jasad renik di
samping juga mengurangi reaksi radang, menekan produksi sebum, dan mempengaruhi
perkembangan hormonal. Golongan obat sistemik terdiri atas: anti bakteri sistemik; obat
hormonal untuk menekan produksi androgen dan secara kompetitif menduduki reseptor organ
target di kelenjar sebasea; vitamin A dan retinoid oral sebagai antikeratinisasi; dan obat
lainnya seperti anti inflamasi non steroid.

7|Akne Vulgaris
c) Bedah kulit.
Tindakan bedah kulit kadang-kadang diperlukan terutama untuk memperbaiki jaringan parut
akibat akne vulgaris meradang yang berat yang sering menimbulkan jaringan parut.

2.7 Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari jerawat adalah sebagai berikut:
a) Menghindari terjadinya peningkatan jumlah lipis sebum dengan cara diet rendah lemak
dan karbohidrat serta melakukan perawatan kulit untuk membersihkan permukaan kulit
dari kotoran.
b) Menghindari terjadinya faktor pemicu, misalnya : hidup teratur dan sehat, cukup
berolahraga sesuai kondisi tubuh, hindari stres; penggunaan kosmetika secukupnya;
menjauhi terpacunya kelenjar minyak, misalnya minuman keras, pedas, rokok, dan
sebagainya.
c) Memberikan informasi yang cukup pada penderita mengenai penyebab penyakit,
pencegahan dan cara maupun lama pengobatannya serta prognosisnya. Hal ini penting
terhadap usaha penatalaksanaan yang dilakukan yang membuatnya putus asa atau kecewa.

2.8Prognosis

Umumnya prognosis penyakit baik. Akne vulgaris umumnya sembuh sebelum mencapai usia
30-40an. Jarang terjadi akne vulgaris yang menetap sampai tua atau mencapai gradasi sangat
berat hingga perlu di rawat inap di rumah sakit.

8|Akne Vulgaris
BAB III
STATUS ORANG SAKIT

STATUS PENYAKIT KULIT dan KELAMIN

Tanggal : 16 Desember 2015


Nama : Ahmad
Umur : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Bangsa / Suku : Indonesia/Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Kegemaran :

ANAMNESIS : AUTOANAMNESIS
Keluhan Utama : Bintil-bintil kemerahan disertai rasa gatal pada punggung, wajah,
dan lengan sejak 1 bulan yang lalu

Keluhan Tambahan : Tidak Ada

Riwayat Perjalanan Penyakit :


Pasien datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUPM dengan keluhan bintil-bintil kemerahan
yang semakin banyak pada wajah sejak 1 bulan yang lalu. Bintil-bintil kemerahan yang
membesar terkadang berisi nanah dan dirasa sangat gatal oleh pasien dan pasien juga merasa
wajahnya lebih berminyak. Pasien mengaku pernah membersihkan wajahnya menggunakan
sabun telepon selama 1 minggu tetapi pasien merasakan keluhan semakin parah sehingga
pasien menghentikan menggunakan sabun telepon. 2 minggu kemudian keluhan semakin
memberat dan menyebar hingga ke bagian punggung dan lengan pasien. Keluhan pada punggung
dan lengan juga disertai dengan rasa gatal. Pasien mengaku suka memakan makanan yang
berlemak dan makanan cepat saji dan pasien mengaku mempunyai permasalahan di
perkuliahannya. Pasien pernah berobat sebelumnya ke Puskesmas 2 minggu yang lalu karena

9|Akne Vulgaris
saat itu jerawat dirasakan mulai bertambah dari Puskesmas obat yang dierikan pasien tidak
mengingat nama obatnya. Tetapi setelah berobat di Puskesmas pasien merasa tidak ada
perbaikan. Sehingga os memutuskan untuk berobat ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUPM.

Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak Dijumpai


Riwayat Penyakit Terdahulu : Tidak Dijumpai
Riwayat Pemakaian Obat : Pasien tidak mengingat nama obat
Lokalisasi : Regio Fasialis
Regio Deltoid dextra et sinistra
Regio Brachii anterior dextra et sinistra
Regio Subscapularis dextra et sinistra

Ruam : Papul, Komedo, Milia

Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan pemeriksaan

RESUME
Anamnesis :
Telah datang seorang laki-laki berusia 19 tahun ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUPM
dengan keluhan bintil-bintil kemerahan yang semakin banyak pada wajah sejak 1 bulan yang
lalu. Bintil-bintil kemerahan yang membesar terkadang berisi nanah dan dirasa sangat gatal oleh
pasien dan pasien juga merasa wajahnya lebih berminyak. Pasien mengaku pernah
membersihkan wajahnya menggunakan sabun telepon selama 1 minggu tetapi pasien
merasakan keluhan semakin parah sehingga pasien menghentikan menggunakan sabun telepon. 2
minggu kemudian keluhan semakin memberat dan menyebar hingga ke bagian punggung dan
lengan pasien. Keluhan pada punggung dan lengan juga disertai dengan rasa gatal. Pasien
mengaku suka memakan makanan yang berlemak dan makanan cepat saji dan pasien mengaku
mempunyai permasalahan di perkuliahannya. Pasien pernah berobat sebelumnya ke Puskesmas 2
minggu yang lalu karena saat itu jerawat dirasakan mulai bertambah dari Puskesmas obat yang
dierikan pasien tidak mengingat nama obatnya. Tetapi setelah berobat di Puskesmas pasien
merasa tidak ada perbaikan.

10 | A k n e V u l g a r i s
Lokalisasi : Regio Fasialis
Regio Deltoid dextra et sinistra
Regio Brachii anterior dextra et sinistra
Regio Subscapularis dextra et sinistra

Ruam : Papul, Komedo, Milia


Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan pemeriksaan

Diagnosa Banding : 1. Akne Vulgaris derajat berat


2. Erupsi Akneiformis
3. Rosasea

Diagnosa Sementara : Akne Vulgaris derajat berat

Pemeriksaan Anjuran : Pemeriksaan Hormonal


Kultur Lesi Kulit

PENATALAKSAAN

Umum :
- Membersihkan wajah setiap selesai beraktivita dengan menggunakan sabun bayi
-Diet rendah lemak
-Hidup lebih sehat dengan olahraga teratur, istirahat yang cukup, dan menghindari stress.

11 | A k n e V u l g a r i s
Khusus :

TOPIKAL
- Vitacid cream 0,05% pada punggung dan lengan (pada siang hari).
-Vitacid 0,025% pada punggung dan lengan (pada malam hari).
-Parasol lotion SPF 30 dioleskan pada wajah 15-30 menit sebelum melakukan aktivitas.

SISTEMIK
- Doksisiklin tab 100 mg 1x1/ hari
- Cetirizine tab 10 mg 1x1 / hari

PROGNOSIS
Quo ad Vitam : Bonam
Quo ad Functionam : Bonam
Quo ad Sanactionam : Dubia ad Bonam

12 | A k n e V u l g a r i s
BAB IV
DISKUSI

N TEORI KASUS
O
1 Epidemiologi
79-95% pada usia remaja 13-19 Pasien berusia 19 tahun
tahun

Etiologi
1.Faktor genetik.
5. Faktor genetik.
Keluarga pasien tidak ada yang mengalami
6. Faktor ras. hal serupa
7. Hormonal.
2.Faktor ras.
8. Diet. Pasien merupakan orang ras Asia
5.Cuaca
3.Hormonal.
6. Lingkungan. Pasien masih remaja
7.Stres.
4.Diet.
Pasien sering makan-makanan berlemak
dan makanan cepat saji

5.Cuaca
Cuaca yang panas dan lembab
memperburuk akne
6. Lingkungan.
Pasien tinggal di perkotaan
7.Stres.
Pasien memiliki masalah di perkuliahannya

Gejala Klinis - Ruam pada pasien papul, pustule


- Ditandai dengan empat tipe dasar dan komedo
- Lesi pada pasien ditemui pada
lesi : komedo terbuka dantertutup,
wajah, dada, punggung atas dan
papula, pustula dan lesi
daerah deltoid
nodulokistik
- Pasien mengeluhkan gatal dan
- Lesi dapat mengenai dada,
estetika.

13 | A k n e V u l g a r i s
punggung atas dan daerah deltoid
- Akne dapat disertai rasa gatal,
- Gradasi yang menunjukkan berat
namun umumnya keluhan
ringannya akne diperlukan untuk
penderita adalah keluhan estetika.
pengobatan.
- Gradasi yang menunjukkan berat
Berat, bila banyak lesi tak beradang
ringannya akne diperlukan untuk
pada lebih dari satu predileksi,
pengobatan.
banyak lebih beradang pada satu
atau lebih predileksi.

BAB V
KESIMPULAN

14 | A k n e V u l g a r i s
Telah datang seorang laki-laki berusia 19 tahun ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUPM
dengan keluhan bintil-bintil kemerahan yang semakin banyak pada wajah sejak 1 bulan yang
lalu. Bintil-bintil kemerahan terkadang berisi nanah, terasa gatal, dan wajah pasien lebih
berminyak. Pasien pernah menncusi wajah dengan sabun telepon tetapi keluhan semakin
memberat dan meluas ke daerah punggung, lengan, dan dada.pasien mengaku sering memakan-
makanan yang berlemak dan makanan cepat saji.
Hal ini sesuai dengan teori yaitu akne adalah penyakit kulit akibat peradangan menahhun
folikel sebasea yang ditandai pustule, komedo, dan papul yang ditemukan pada pasien. Lokasi
yang sering terkena adalah daerah dengan folikel sebasea yang padat seperti wajah, dada, dan
punggung yang ditemukan pada pasien. Factor genetik tidak dijumpai pada pasien namun
terdapat beberapa factor lainnya yang mempengaruhi terjadinya akne seperti hormonal, makanan
pasien, cuaca, lingkungan, dan stress. Sehingga dapat ditegakkan diagnosa sebagai akne vulgaris
derajat berat.

15 | A k n e V u l g a r i s
16 | A k n e V u l g a r i s

Anda mungkin juga menyukai