Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELOMPOK 3
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNSIQ
TEKNIK INFORMATIKA-1 2015
Oleh :
1. Fatkhurrohman
2. Nala Fisnia
3. Hasogi Candra S.
4. Faisal Hafiz Varian
5. Fajar
BAB I
PENDAHULUAN
Notasi Determinan
Determinan dari matriks A dapat ditulis sebagai det(A) atau |A|. Jika diketahui
komponen matriksnya, bisa juga ditulis dalam bentuk susunan persegi panjang komponen
matriks tersebut tetapi tidak diapit oleh tanda kurung atau kurung siku, melainkan diapit
oleh tanda |...|.
Perhatikan contoh penulisan notasi dari matriks A berikut ini:
A= [ ]
a b
c d
det ( A )= A [ ]
a b
c d
[ ]
A= a b det (A )=ad bc
c d
Contoh :
[ ]
A= 1 2 det( A)=1.3 2.4
4 3
[ ]
a b c
A= d e f det ( A)=aei+ bfg+ cdhcegbdiafh
g h i
Contoh :
[ ]
3 2 3
A= 1 3 4 det ( A )=3.3 .1+2.4 .5+3.1 .43.3.52.1.12.4 .4
5 4 1
6111
50
Sifat-Sifat Determinan
Untuk menyelesaikan masalah determinan tidak selalu harus diselesaikan dengan
menggunakan rumus determinan di atas. Ada beberapa sifat yang dapat membantu
menyelesaikan permasalahan determinan agar penyelesaian permasalahan determinan
matriks menjadi lebih mudah. Berikut ini adalah sifat-sifat dari determinan matriks.
1. Jika A adalah sebarang matriks kuadrat yang mengandung sebaris bilangan nol,
maka det(A) = 0.
Contoh :
misal matriks A =
[ ] [ ] [ ]
0 2 3 0 1 3 +0 1 2
0 1 1 1 1 0
0(2.13.0)0(1.11.3)+0 (1.01.2)
2. Jika A adalah matriks segitiga n x n, maka det(A) adalah hasil kali entri-entri pada
diagonal utama, yakni det (A )=a 11 a22 a nn
Contoh :
[ ]
2 1 3
det ( A )= 0 3 1
0 0 3
a31 M 31a 32 M 32+a 33 M 33
[ ] [ ] [ ]
0 1 3 0 2 3 +3 2 1
3 1 0 1 0 3
0(1.13.3)0(2.10.3)+3 (2.30.1)
00+3.2.3
18
Hasil ini sama dengan perkalian entri pada diagonal utama yaitu 2 x 3 x 3 = 18
3. Misalkan A adalah matriks yang dihasilkan bila baris tunggal A dikalikan oleh
konstanta k, maka det(A) = k det(A)
Contoh :
[ ] [ ]
2 1 3 4 2 6
misal K=2 dan A= 0 3 1 maka KA= 0 3 1
0 0 3 0 0 3
[ ]
4 2 6
det ( A )= 0 3 1
0 0 3
[ ] [ ]
2 1 3 4 2 6
misal K=2 dan A= 0 3 1 maka KA= 0 3 1 dan baris 1
0 0 3 0 0 3
[ ]
0 3 1
ditukar dengan baris dua sehingga diperoleh A '= 2 1 3
0 0 3
[ ]
0 3 1
det ( A ' )= 2 1 3
0 0 3
0(3.31.1)0(0.32.1)+3 (0.12.3)
00+3.(2).3
18
[ ]
2 1 3
misal A= 0 3 1 kemudian bilakukan Operasi Baris Elementer
0 0 3
[ ]
2 1 3
padabaris kedua yaitu B 2+2 B 1 sehingga diperoleh A = 4 5 7
0 0 3
| |
2 1 3
det ( A ' )= 4 5 7
0 0 3
| | | | | |
0 1 3 0 2 3 + 3 2 1
5 7 4 7 4 5
0 0+3.(6)
18
[ ] [ ]
2 1 3 2 0 0
t
Misal A= 0 3 1 maka A = 1 3 0
0 0 3 3 1 3
t
det ( A )=a31 M 31 a32 M 32+ a33 M 33
| | | | | |
0 1 3 0 2 0 +3 2 0
3 1 3 1 1 3
[ ]
A= 1 2 maka det ( A )=( 1.34.2)=5
4 3
A '= [ ]4 3
1 2
maka det ( A ' )=(4.21.3)=5
[ ][ ][ ]
dan A = A+ A = 1 2 + 4 3 = 5 5
4 3 1 2 5 5
8. Jika A dan B adalah matriks kuadrat yang ukurannya sama, maka det(AB) =
det(A) det(B)
Contoh:
Dari contoh pada sifat 7 dengan det (A )=5 dan det( A ' )=det (B)=5
maka det( AB )=(5)(5)=25
[ ][ ]
AB= 1 2 4 3
4 3 1 2
[ ]
1.4+ 2.1 1.3+ 2.2
4.4 +3.1 4.3+3.2
[
6 7
19 18 ]
det ( AB)=6.1819.7
108133
25
9. Sebuah matriks kuadrat dapat dibalik jika dan hanya jika det(A) 0
Contoh:
misal A= [ ]
1 2
4 3
dengan det ( A)=5
A1= [1 d b
det (A ) c a ]
[ ]
1 3 2
5 4 1
[ ]
3 2
5 5
4 1
5 5
[ ]
3 2
A = 5
1 5
4 1
5 5
1
det ( A 1 )=
10. Jika A dapat dibalik, maka det( A)
[ ]
3 2
1 5 5
Contoh: det (A )= 4 1
maka
5 5
3 1 4 2
det ( A 1 )=( . )( . )
5 5 5 5
3 8
25 25
5
25
1
5
1 1 1
karena det ( A )=5 makaberlaku det ( A )= =
det( A) 5
Aturan Cramer
Metode untuk memperoleh nilai variabel dari sebuah persamaan dengan
menggunakan determinan dari sebuah matriks.
A X B
[ ][ ][ ]
a11 a 12 a 1 n x1 b1
Ax=B= a21 a 22 a 2 n x2 b2
Dengan |A| 0
an 1 an 2 ann x n bn
A1, A2, ... An diperoleh dengan mengganti entitas pada kolom ke j matriks A dengan
matriks B.
Contoh :
{
2 x+3 y z=5
x +2 z=4
x +4 yz=6
[ ] [ ] [ ] [ ]
2 3 1 5 3 1 2 5 1 2 3 5
A= 1 0 2 , A 1= 4 0 2 , A 2 = 1 4 2 , A 3 = 1 0 4
1 4 1 6 4 1 1 6 1 1 4 6
det ( A )=2.0 .1+3.2 .1+(1) .1.4 (1).0 .13.1.12.2 .4
0640+316
23
0+361601240
32
8106+ 4+524
23
0+12+20018+ 32
46
det( A 1) 32 32
x= =
det ( A) 23 23
det ( A2 ) 23 23
y= = =0
det( A) 23 23
det( A 3) 46
z= =2
det ( A) 23
BAB III
Penutup
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena
terbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh
hubungannya dengan makalah ini.
Kami berharap kepada para pembaca yang memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami demi sempurnyanya makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami dan para pembaca. Amin..
Daftar Pustaka
Anton, H,. 1992, Aljabar Linier Elementer, Erlangga, Jakarta.
http://uyuhan.com/matematika/matriks/determinan-matriks.php
http://www.uniksharianja.com/2015/03/penyelesaian-sistem-persamaan-linear.html
https://aimprof08.wordpress.com/2012/11/17/mencari-solusi-persamaan-
menggunakan-aturan-cramer
https://www.google.co.id/search?q=determinan+matriks
https://www.google.co.id/search?q=penyelesaian+spl+dengan+metode+cramer