MAKALAH Perbadingan Agama Hindu
MAKALAH Perbadingan Agama Hindu
AGAMA HINDU
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Perbandingan Agama
Dosen pengampu : Muhammad Taufiq Zamzami, S.H.I., M.A.
Oleh :
Arfan Imam Pamungkas 111-13-142
Andrean Odiansah 111-13-270
Siti Nafsatul Rohmah 111-13-081
Novie Purnia Putri 111-14-388
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama hindu adalah agama yang dianut oleh penduduk
India. Agama ini telah melewati agama yang sangat panjang
yang bermula dari abad ke-15 SM hingga sekarang. Bisa jadi,
agama hindu adalah agama yang paling tua yang tersisa hingga
saat ini. Sejatinya, hindu merupakan sebuah agama yang
memadukan nilai-nilai ruhani dan etika. Selain itu, agama ini
pun memiliki konsep politeisme, yaitu bertuhan banyak. Setiap
tuhan dalam hindu memiliki kinerja dan tugas masing-masing.
Umat hindu juga menyakini setiap tempat, perbuatan, dan
fenomena memiliki tuhan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah agama Hindu?
2. Bagaimana kepercayaan agama hindu?
3. Bagaimana keyakinan umat hindu?
4. Bagaimana Kasta dalam agama hindu?
5. Apa Kitab suci agama hindu?
6. Bagaimana konsep ketuhanan agama Hindu?
7. Bagaimana Ibadat Dalam Agama Hindu?
8. Bagaiman Hakikat Ajarah Agama Hindu
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kemunculan dan tokoh-tokoh utama agama Hindu.
2. Untuk mengetahui kepercayaan agama hindu.
3. Untuk mengetahui keyakina umat hindu.
4. Untuk mengetahui Kasta dalam agama hindu.
5. Untuk mengetahui Kitab suci agama hindu.
6. Untuk mengetahui konsep ketuhanan agama hindu
7. Untuk mengetahui Ibadat dalam agama Hindu
8. Untuk mengetahui Hakikat Ajarah Agama Hindu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Agama Hindu
Dalam membicarakan agama hindu, perlu mengetahui sejarah yang panjang
dari gejala-gejala keagamaan yang telah terlebur di dalam agama hindu. Dimulai
dari zaman perkembangan kebudayaan-kebudayaan besar di Meisopotamia dan
Mesir. Karena rupanya antara tahun 3000 dan 2000 sebelum masehi di lembah
sindhu atau Indus sudah ada bangsa-bangsa yang peradabannya menyerupai
kebudayaan bangsa Sumeria di daerah sungai Eufrat dan Tigris, maka terdapat
peradaban yang sama di sepanjang pantai dari laut tengah sampai ke Teluk
Benggala.
Bukti-bukti arkeologis menunjukkan bahwa di Punjab dan sebelah utara
Karachi, ditemukan puing-puing kota yang sangat tua yang berasal dari masa
2500-2000 SM, yang memberikan gambaran tentang suatu masyarakat yang
teratur baik.
Penduduk india pada zaman itu terkenal dengan bangsa Dravida. Mula-mula
mereka tinggal tersebar di seluruh negeri, tetapi lama kelamaan hanya tinggal
disebelah selatan dan memerintah negerinya sendiri, karena mereka di sebelah
utara hidup sebagai orang taklukan dan bekerja pada bangsa-banggsa yang
merebut negeri itu.
Antara tahun 2000-1000 sebelum masehi dari sebelah utara masuk ke India
kaum Arya, yang memisahkan diri dari kaum sebangsanya di Iran yang
memasuki India. Bangsa Arya itu serumpun dengan bangsa Jerman,Yunani,
Romawi dan bangsa-bangsa lain di Eropa dan Asia. Namun peradabannya lebih
rendah dari bangsa Dravida. Setelah bangsa pendatang tadi menetap di dataran
sungai Sindhu bercampurlah mereka lama kelamaan dengan penduduk asli
bangsa Dravida tadi.1
1 Mudjahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-Agama, (Jakarta: Pt Raja Gravindo persanda, 1996), hlm.
7-8
Jadi, Dalam sejarah agama hindu, tidak diketahui siapa
pendiri agama tersebut secara pasti dan jelas. Kepercayaan dan
agama yang dibawa oleh bangsa penakluk (Arya) itu tidak merta
menghapuskan kepercayaan penduduk india setempat (asli),
tetapi berasimilasi, berpadu, bercampur dan mempengaruhi
satu sama lain.
B. Kepercayaan Agama Hindu
Banyak orang yang merasa kagum sekaligus heran dengan
konsep ketuhanan yang dimiliki agama hindu, yaitu politeisme.
Sejarawan ternama Will Durant dalam karya besarnya The Story
of Civilization, mengemukakan konsep ketuhanan agama hindu.
Durant mengatakan bahwa tuhan atau dewa orang-orang hindu,
mungkin akan mencapai seratus jilid buku.
Sebagian dewa mereka adalah benda-benda langit, Semisal
matahari, bulan dan setengahnya hewan ternak atau burung-
burung. Gajah misalnya, dalam agama hindu menjadi dewa
bernama Ganesa. Mereka menganggap sebagai putra Dewi
Shiva (Siwa). Dalam diri Ganesa, terjadi peleburan sifat antara
hewan dan manusia. Begitu juga kera dan kobra sebagai dewa
sumber petaka. Dalam sosok kobra misalnya, terdapat tabiat
ketuhanan, yaitu dapat mematuk racun ketubuh mahkluk dan
menjadikannya mati seketika. Dalam hal ini, dewa kobra
dinamakan juga Naja.
Namun demikian, banyak dewa yang diyakini oleh orang-
orang hindu semuanya berporos pada trimurti, yaitu:
1. Dewa Brahma, disebut dengan Sang hyang Widhi atau
dalam bahasa Sanskerta India disebut dengan Utpathi
yang berarti Sang Pencipta.
2. Dewa Wisnu, dipercaya oleh orang hindu sebagai Dewa
Pemelihara alam raya. Dalam bahasa mereka dewa wisnu
disebut juga dengan nama Sthiti. Umat hindu
menggambarkan jika Wisnu dapat menjelma sebagai
sosok manusia yang menebar kebaikan, juga
memeberikan pertolongan kepada segenap mahluk,
bahkan turut memebantu tugas dewi-dewi yang lain.
Sosok seperti demikian dapat ditemukan dalam diri Rama
dan Kresna. Dalam tradisi pemujaan umat hindu, wisnu
adalah sosok yang sangat di sakralkan dan istimewa.
3. Dewa Siwa (Shiva) adalah dewa pelebur segala sesuatu
yang sudah using. Dia bisa menghancurkan dunia.
Tugasnya adalah kebalikan dari Dewa Wisnu. Dalam
bahasa Sanskerta India, Shiva disebut dengan nama
Sang Kan Paean.2
Jadi, di dalam agama hindu memiliki banyak dewa akan
tetapi yang menjadi poros pada trimurti yaitu Brahmana, Wisnu
dan Siwa.
C. Keyakinan Umat Hindu
Umat hindu memiliki kenyakinan tentang siklus kehidupan
manusia yang tiada henti. Mereka menyakini bahwa arwah
manusia tercipta dari bagian dewa yang kekal kemudian
hinggap dan bersemayam jasad manusia yang fana.
Umat hindu tidaklah mengimani adanya surga dan neraka
seperti yang diyakini oleh umat islam. Namun, mereka
mengimani adanya bentuk ganjaran lain selain surga dan neraka
bagi orang-orang yang berbuat baik dan buruk. Mereka
berargumentasi Sebenarnya, ketika seseorang yang baik itu
2Sami bin Abdullah al-Maghlouth, Atlas Agama-Agama, Almahira. (Jakarta: Almahira, 2012), hlm.
483- 496.
mati, maka yang mati hanyalah jasadnya, sementara arwahnya
tetap hidup kekal. Sebab, arwah adalah bagian dari Dzat Tuhan.
Arwah orang yang baik akan menyusup dan bersemanyam pada
jasad orang baik lainnya. Keyakinan ini disebut dengan
reinkarnasi.
Keadaan akhir yang diimpikan oleh umat hindu adalah dapat
bersatunya arwah mereka dengan Dzat Dewa Brahmana.
Namun, hal tersebut hanya akan tercapai setelah jiwa manusia
itu terbebas dari segala sisi buruk jahatnya, syahwat juga
dengan keinginan. Hal ini merupakan tingkatan seorang
kehidupan hindu, sebagai tercantum dalam salah satu kitab suci
mereka: Arnik. Dalam kitab itu disebutkan, siapa saja yang
sudah tidak mempunyai kesenangan kepada sesuatu, berarti dia
tidak akan memiliki lagi, serta sudah membebaskan dirinya dari
kungkungan hawa nafsu. Jiwanya pun akan merasa tenang. Pada
akhirnya, dia telah lepas dari materi. Dia telah berhasil bersatu
dengan Brahma itu sendiri. Dalam hal ini, sesuatu yang fana
telah berubah menjadi kekal. Proses tersebut merupakan
tingkatan terakhir dari serangkaian proses hukum ganjaran dan
pahala menurut umat hindu, yaitu kembalinya arwah adalah
bagian dari Dewa karenanya ia pun akan kembali dan menyatu
dengan-Nya.3
Jadi di dalam agama hindu tidak mempercayai adanya surga
dan neraka akan tetapi mempercayai adanya ganjara. Mereka
menyakini adanya reinkarnasi dan tujuan akhir dari mereka
adalah kembalinya arwah adalah bagian dari Dewa karenanya
ia pun akan kembali dan menyatu dengan-Nya.
D. Kasta dalam Agama Hindu.
5Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Budha, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2013), hlm. 17
Kesimpulan
Dalam sejarah agama hindu, tidak diketahui siapa pendiri
agama tersebut secara pasti dan jelas. Kepercayaan dan agama
yang dibawa oleh bangsa penakluk (Arya) itu tidak merta
menghapuskan kepercayaan penduduk india setempat (asli), tetapi
berasimilasi, berpadu, bercampur dan mempengaruhi satu sama
lain.
Agama hindu memiliki banyak dewa akan tetapi yang menjadi
poros pada trimurti yaitu Brahmana, Wisnu dan Siwa.
Agama hindu tidak mempercayai adanya surga dan neraka akan
tetapi mempercayai adanya ganjara. Mereka menyakini adanya
reinkarnasi dan tujuan akhir dari mereka adalah kembalinya arwah
13 Mukti Ali, Agama dalam Pengumpulan Masyarakat Dunia,. (Yogya: Tiara Wacana, 1998), hlm.
197.
adalah bagian dari Dewa karenanya ia pun akan kembali dan
menyatu dengan-Nya.
Agama Hindu memiliki kasta yang terdiri dari kasta Brahmana,
Ksatria, Waisya, Sudra dan Paria.
Agama hindu memiliki tiga kitab yaitu Weda, Hukum Manu dan
Kitab Kesustraan Hindu. Pada kitab Weda terbagi menjadi empat
kitab yaitu Regweda, Ayurweda, Samaweda, Atharweda. Di dalam
Catur Weda mencakup bagian-bagian yaitu Samhita, Brahmana,
Upanisad. Kitab Kesustraan Hindu terdapat Mahabarata, Kayana,
Yoga dan Ramayana.
Konsep Ketuhanan Agama Hindu ada tiga yaitu Monoteisme,
Politeisme dan Trimurti. Di konsep ketuhanan Trimuti (Brahma,
Wisnu, Siwa), barang siapa yang telah menyembah dari salah satu
dewa maka dia telah menyembah semua dewa tersebut karena
mereka menyakini diantara ketiganya tidak terdapatperbedaan.
Ibadat dan pemujaan Agama Hindu tidaklah hanya dihadapkan
kepada maha dewa Brahmana, Wisynu dan Syiwa tetapi lebih
dahulu langsung kepada tenaga dan daya alam yang dianggap
sebagai dewa, yang langsung mempengaruhi kehidupan manusia
Daftar Pustaka
Ali, Mukti. 1998. Agama dalam Pengumpulan Masyarakat Dunia. Yogya : Tiara
Wacana
Al-Maghlouth, Sami bin Abdullah. 2012. Atlas Agama-Agama, Almahira. Jakarta:
Almahira.
Hadiwijono, Harun. 2013. Agam Hindu dan Budha. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia
Hakim, Agus. 1985. Perbandingan Agama Pandangan islam Mengenai Keercayaan :
Majusi-Shabiyah-Yahudi-Kristen-Hindu-Budha dan Sikh. Bandung: CV.
Diponegoro.
Manaf, Mudjahid Abdul. 1996, Sejarah Agama-Agama, Jakarta: Pt Raja Gravindo
persanda.