Anda di halaman 1dari 8

TUGAS RESUME DAN ANALISIS KASUS PERBANDINGAN PEMERINTAHAN

Dosen pembimbing : Isnaini Mualidin, S.IP.,M.P.A.

Disusun Oleh:

Nama : Siti Elfiyanti

NIM : 20140520027

Kelas :C

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PRODI ILMU PEMERINTAHAN


MARET 2017

1. Pengantar
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui tentang apa itu konsep dari perbandingan
pemerintahan secara ringkas. Pemerintahan adalah organisasi tertinggi dan secara luas
memiliki pengertian sebagai aktivitas badan-badan publik yang terdiri dari kegiatan-
kegiatan eksekutif, legislatif dan yuridis dalam rangka mencapai tujuan sebuah
negara. Ada berbagai macam pemerintahan yang diterapkan oleh negara-negara di dunia
ini, dimana setiap pemerintahannya memiliki ciri khas atau karater masing-masing yang
membedakan. Hal ini dikarenakan pemerintahan yang dianut oleh suatu negara akan
menyesuaikan dengan sistem budaya yang telah ada di negara tersebut. Keunikan-
keunikan dari setiap pemerintahan di suatu negara merupakan sebuah perbedaan yang
tidak dimiliki oleh pemerintahan lain maka sistem pemerintahan atau bentuk
pemerintahan atau tipe pemerintahannya akan dipelajari dalam studi perbandingan
pemerintahan.
Akan tetapi dalam mempelajari perbandingan pemerintahan kerap kali dikaitkan
dengan perbandingan politik. Namun perlu diketahui bahwa pada dasarnya perbandingan
politik dan perbandingan pemerintahan memiliki cakupan yang berbeda. Meskipun tidak
dapat dipungkiri juga bahwa keduanya memiliki hubungan erat satu sama lainnya.
Sehingga para ilmuwan modern meletakkan penekanan pada studi gabungan dari
keduanya dalam mempelajari sistem pemerintahan dan masalah politik di suatu Negara.
Dalam penulisan ini penulis juga akan menganalisis kasus terkait perbandingan
pemerintahan yang mengambil tema tentang bentuk pemerintahan dengan jenis
kekuasaan monarki dan tirani. Bentuk pemerintahan atau jenis kekuasaan adalah
pemerintahan yang didasarkan pada jumlah pemegang kekuasaan dan kualitas pemegang
kekuasaan. Jenis kekuasaan dari tirani dan monarki adalah merupakan kekuasaan berada
ditangan satu orang. Akan tetapi jika monarki kekuasaan berada di tangan raja maka tirani
kekuasaan terpusat oleh presiden. Pada analisis kasus ini penulis mengambil Negara Arab
Saudi untuk jenis kekuasaan Monarki dan Negara Indonesia pada masa Soeharto sebagai
kasus jenis kekuasaan tirani.
Arab Saudi merupakan Negara yang sampai saat ini masih menganut bentuk
pemerintahannya adalah kerajaan atau monarki dimana negara dipimpin oleh seorang raja
dengan Alquran dan Syariat menjadi dasar dari pemerintahan yang dijalankan. Sedangkan
di Indonesia pada masa presiden Soeharto dianggap termasuk ke dalam bentuk
pemerintahan Tirani karena begitu besarnya kekuasaan Soeharto yang pada saat itu
menjabat sebagai Presiden Indonesia dan berkuasa selama 32 tahun. Maka dari itu dalam
penulisan ini penulis akan membahas bagaiamana konsep dari perbadingan pemerintahan,
lalu apa itu negara, rezim, dan kekuasaan secara ringkas beserta memberikan analisis
kasus untuk memperjelas uraian tersebut.
2. Konsep Perbandingan Pemerintahan
Dalam memahami konsep pemerintahan maka lebih terdahulu harus memahami apa
itu perbandingan pemerintahan, dan bagaimana cakupannya. Selanjutnya memahami apa
itu negara, rezim, dan kekuasaan karena dalam membandingkan pemerintahan sebuah
negara maka akan berkaitan dengan tiga hal tersebut. Berikut adalah penjelasan dari
konsep perbandingan pemerintahan:
2.1. Makna Perbandingan Pemerintahan
Perbandingan pemerintahan merupakan kajian yang mencakup studi teoritis
berbagai bentuk pemerintahan, organ-organ pemerintah, organisasi dan fungsi. Serta
dalam studi perbandingan pemerintahan tidak ada perhatian ke arah studi faktor
formal dan informal yang mempengaruhi kerja pemerintah baik itu studi tentang
perilaku politik maupun proses politiknya. Hal inilah yang sebenarnya membedakan
antara perbandingan pemerintahan dan perbandingan politik dimana keduanya
memiliki cakupan yang berbeda.
Ketika perbandingan pemerintahan hanya mencakup terkait bentuk
pemerintahan, organ-organ pemerintah, organisasi dan fungsi, maka perbandingan
politik tidak hanya mencakup lembaga formal melainkan juga berkaitan dengan
lembaga non-formal dan kegiatan politik seperti pemilu, perilaku pemilih, prosesi
dan faktor non-pemerintah, seperti kelompok kasta, suku, bahasa dan organisasi
agama yang akan berdampak pada politik. Akan tetapi para ilmuwan meletakkan
penekanan pada studi gabungan dari keduanya karena keduanya saling berhubungan
erat satu sama lain serta memanfaatkan metode perbandingan untuk mengerti dan
memahami masalah politik.
Perbadingan pemerintahan sendiri memiliki tiga fase dimana fase pertama
adalah fase konstitutinalisme yaitu pada perang dunia ke dua dan menjadi pondasi
dalam tatanan pemerintahan di Eropa dan Amerika Latin. Lalu fase kedua adalah
fase behavioralisme, terjadi pada masa tahun 1940 sampai 1960. Ketiga adalah fase
kelembagaan baru yang dimulai dari tahun 1970 sampai sekarang.
Perbandingan pemerintahan juga memiliki banyak karakter yaitu
menggunakan analitis dan empiris investigasi dalam analisa kasusnya. Studi
perbandingan yang dilakukan menggunakan struktur formal, informasi dan studi
infrastruktur. Dalam karakternya perbandingan pemerintahan juga menekankan
pada pengembangan masyarakat, penggunaan metode inter-disiplin dengan studi
studi yang bebas nilai. Serta dalam meneliti kasus menggunakan bangunan teori
perbandingan horizontal dan vertikal.
Manfaat dari mempelajari perbandingan pemerintahan sangatlah banyak
diantaranya yaitu mampu memahami persamaan dan perbedaan antara sistem
politik, memiliki pengetahuan tentang unsur-unsur kontekstual yang berbeda politik
sistem, mengetahui bagaimana hubungan antar negara yang berbeda untuk
mempelajari perbandingan dan masih banyak lagi.
2.2. Negara, Rezim dan Kekuasaan
Mempelajari perbandingan pemerintahan suatu negara maka tentunya juga
akan mempelajari apa itu negara, rezim dan kekuasaan dari negara tersebut. Berikut
adalah uraian ringkasnya:
2.2.1. Negara
Banyak ahli yang memiliki pendapat terkait pengertian dari negara.
Seperti John Locke dan Rousseau yang mengartikan negara merupakan
suatu badan atau organisasi hasil dari perjanjian masyarakat. Lalu Roger F.
Soleau yang mendifinisikan sebuah negara adalah alat atau dalam kata lain
wewenang yang mengendalikan dan mengatur persoalan-persoalan yang
bersifat bersama atas nama masyarakat. Namun secara umum pengertian
negara adalah sebuah organisasi atau badan tertinggi yang memiliki
kewenangan untuk mengatur perihal yang berhubungan dengan kepentingan
masyarakat luas serta memiliki kewajiban untuk mensejahterakan,
melindungi dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Unsur dari sebuah negara ada empat yaitu harus memiliki penduduk,
wilayah, pemerintah dan kedaulatan yang diakui. Bukan hanya unsur, negara
juga memiliki tiga sifat. Sifat pertama dari negara adalah memaksa
maksudnya negara dapat memaksakan kehendak melalui hukum atau
kekuasaan dengan memaksa masyarakat tunduk dan patuh terhadap negara
tanpa ada pemaksaan fisik agar tercipta tertib di masyarakat dan tidak ada
tindakan anarki namun paksaan fisik dapat dilakukan terhadap hak milik.
Lalu kedua adalah sifat monopoli yaitu negara menetapkan tujuan bersama
dalam masyarakat dan negara dapat menguasai hal-hal seperti sumberdaya
penting untuk kepentingan orang banyak. Ketiga adalah sifat totalitas
dimana semua hal tanpa pengecualian menjadi wewenang negara.
Selanjutnya negara memiliki asal muasal terbentuk, asal muasal
adanya negara terbagi menjadi empat yaitu ocupatie atau pendudukan, yaitu
suatu wilayah yang diduduki oleh sekelompok manusia. Kedua adalah
separatis atau pelepasan, yaitu suatu daerah yang semual menjadi wilayah
daerah tertentu kemudaia melepaskan diri. Ketiga adalah peleburan, yaitu
beberapa negara meleburkan diri menjadi satu dan yang keempat adalah
pemecahan, yaitu lenyapnya suatu negara dan munculnya negara baru.
Seperti yang diketahui bentuk negara yang ada didunia ini berbeda-
beda, berdasarkan klasifikasinya bentuk negara terbagi menjadi tiga yaitu
konfederasi, kesatuan, dan federasi. Konfederasi adalah beberapa negara
yang berdaulat penuh yang untuk mempertahankan kedaulatan ke luar dan
ke dalam bersatu atas dasar perjanjian internasional yang diakui, mempunyai
kekuasaan tertentu terhadap negara anggota konfederasi tetapi tidak terhadap
warganegara anggota konfederasi. Lalu bentuk Negara kesatuan adalah
pemerintah pusat dan nasional memiliki kedudukan yang tertinggi.
Sedangkan federasi memiliki pemisahan kekuasaan negara antara
pemerintahan nasional dengan unsur-unsur kesatuannya (negara bagian,
provinsi, republik, kawasan, atau wilayah).
2.2.2. Rezim
Rezim secara bahasa memiliki pengertian tata pemerintah negara,
pemerintahan yang berkuasa, atau sistem pengelola pemerintahan yang
dijalankan oleh militer. Namun pengertian rezim secara kontekstual
merupakan gabungan dari keempat nilai dasar yaitu norma, prosedur, aturan
dan prinsip yang secara keseluruhan memfasilitasi lahir dan bertahannya
sebuah rezim. Rezim dalam suatu Negara dapat dilihat dari sistem
pemerintahannya yaitu apakah parlementer yang memiliki presiden sebagai
kepala Negara dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Lalu
apakah presidensil yaitu kepala negara sekaligus menjadi kepala
pemerintahan atau menggunakan sistem pemerintahan semi presidensial
dimana terdapat presiden akan tetapi kekuasaan terbatas dan kekuasaan
penuhnya ada di perdana menteri. Yang terakhir apakah hibrid yaitu system
perintahannya tidak parlementer tetapi juga tidak presidensial.
2.2.3. Kekuasaan
Kekuasaan adalah pemerintahan yang didasarkan pada jumlah
pemegang kekuasaan dan kualitas pemegang kekuasaan. Jenis kekuasaan
dapat dilihat dari bentuk pemerintahan suatu negara. Terdapat banyak jenis
kekuasaan yang dianut oleh Negara-negara di dunia ini. Pertama adalah
monarki dan tirani, monarki adalah jenis kekuasaan politik di mana raja atau
ratu sebagai pemegang kekuasaan dominan Negara. Sedangkan tirani adalah
bentuk pemerintahan yang buruk di dalam satu tangan.
Kedua adalah aristokrasi dan oligarki, aristokrasi adalah pemerintahan
oleh sekelompok elit dalam masyarakat, di mana mereka ini mempunyai
status sosial, kekayaan, dan kekuasaan politik yang besar. Sedangkan
oligarki adalah peralihan dari kekuasaan para bangsawasan ke kelompok
non-bangsawan, maka hal tersebut dinyatakan sebagai peralihan atau
pergeseran dari aristokrasi menuju oligarki.
Ketiga adalah demokrasi dan mobokrasi, demokrasi adalah
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sedangkan
mobokrasi merupakan bentuk buruk dari demokrasi, di mana rakyat memang
berdaulat tetapi negara berjalan dalam situasi perang dan tidak ada satu pun
kesepakatan dapat dibuat secara damai.
Keempat adalah timokrasi yaitu kekuasaan yang dipegang oleh
seseorang yang senang akan kemenangan dan kehormatan. Posisi dari
timokrasi terletak di tengah antara aristokrasi dan oligarki. Dapat disebut
juga timokrasi adalah aristokrasi yang tengah mengalami kemerosotan ke
arah jenis kekuasaan oligarki.
Kelima adalah oklokrasi yang memiliki definisi mirip dengan
mobokrasi yaitu situasi negara dalam anarki massa. Pemerintahan ini tidak
legal dan konstitusional. Keenam adalah plutokrasi jenis kekuasaan di mana
negara disetir oleh orang-orang kaya, plutokrasi ini mirip dengan oligarki.
Ketujuh adalah kleptokrasi yaitu jenis kekuasaan dimana pejabat publik
menggunakan kekuasaan publiknya untuk mencuri kekayaan negara atau
melakukan korupsi.
3. Analisis Kasus
Kasus yang diambil penulis adalah perbandingan jenis kekuasaan monarki
yang ada di Arab Saudi dengan kekuasaan tirani yang ada di Indonesia. Dimana Arab
Saudi merupakan negara dengan bentuk monarki absolut yang masih bertahan sampai
saat ini di kawasan Timur Tengah. Arab Saudi diresmikan sebagai Kerajaan Arab
Saudi oleh Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al Saud pada tahun 1932. Sejak saat itu,
rezim Al Saud menjadi penguasa di Arab Saudi sampai sekarang. Berkedudukan
sebagai raja di Arab Saudi memiliki kuasa sebagai pengambil keputusan yang utama
dan mewakili semua kepentingan masyarakatnya, baik kepentingan di dalam negeri
maupun kepentingan keluar. Peranan Raja sangatlah dominanan karena posisinya
sebagai Kepala Negara tetapi sekaligus juga Kepala Pemerintahan, Ketua Komisi
Perencanaan Pembangunan Nasional, Ketua Majelis Al Syura, dan Panglima Tertinggi
Angkatan Perang (Zakaria, 2013).
Dari analisa diatas dapat dilihat bahwa di negara monarki, raja meiliki
kekuasaan yang tidak terbatas terutama Arab Saudi juga menganut Monarki absolut.
Artinya raja mempunyai kuasa penuh untuk memerintah negaranya. Adanya arus
demokrasi yang menyebar secara luas menjadi ancaman serius bagi pemerintahan
Monarki Arab Saudi akan tetapi pada nyatanya sampai saat ini masih dapat diatasi
oleh Pemerintah Arab Saudi dengan terbukti masih dipakainya bentuk pemerintahan
monarki absolut di Negaranya.
Lalu dalam kasus tirani pada masa Soeharto menurut Aby (2016) dapat dilihat
dari berkuasanya Presiden Soeharto di Indonesia yang saat itu menutup kebebasan
pers, memiliki kuasa penuh akan konsentrasi kekuasaan pada kalangan eksekutif
dengan cara pengangkatan bukan pemilihan atas anggota-anggota legeslatif oleh
Soeharto, bahkan termasuk pengutamaan atas partai golongan karya yang dimana
ketua umumnya adalah Soeharto pada masa itu dimana para Pegawai Negeri Sipil
(PNS) diwajibkan untuk memilih Soeharto dan partai golkar saat ada pemilu
berlangsung. Lalu pengambil-alihan tanah-tanah rakyat baik dengan cara persuasi
maupun dengan cara kekerasan dengan dalih untuk kepentingan pembangunan,
pembredelan beberapa media massa, penculikan terhadap beberapa orang aktivis pro
demokrasi yang nasib sebagian diantaranya sampai sekarang masih belum diketahui
adalah bentuk-bentuk permasalahan dari akibat adanya kekuasaan negara yang tirani
yaitu dipegang penuh oleh satu orang dengan tujuan untuk kepentingan pribadi.
Berkuasanya Soeharto di Indonesia selama 32 tahun menandakan bahwa tirani di
Indonesia berlangsung cukup lama. Akan tetapi kekuasaan Soeharto dapat dijatuhkan
dengan adanya demontrasi yang dilakukan oleh mahasiswa dan elemen masyarakat
pada tahun 1999 dengan Soeharto dipaksa mundur dari jabatan sebagi Presiden
Indonesia.
Dari analisa kasus monarki dan tirani diatas dapat dilihat bahwa perbandingan
pemerintahan jenis kekuasaan dari keduanya memiliki persamaan dan perbedaan.
Persamaan dan perbedaannya adalah kekuasaan negaranya berada ditangan satu orang
akan tetapi tirani di Indonesia di pegang oleh Presiden dan hanya berlansung selama
32 tahun sementara Arab Saudi dengan monarkinya kekuasaan penuhnya berada di
tanagn raja dan masih bertahan lama sampai sekarang.
4. Kesimpulan
Perbandingan pemerintahan merupakan kajian yang mencakup studi teoritis berbagai
bentuk pemerintahan, organ-organ pemerintah, organisasi dan fungsi. Serta dalam studi
perbandingan pemerintahan tidak ada perhatian ke arah studi faktor formal dan informal
yang mempengaruhi kerja pemerintah baik itu studi tentang perilaku politik maupun
proses politiknya. Hal inilah yang sebenarnya membedakan antara perbandingan
pemerintahan dan perbandingan politik dimana keduanya memiliki cakupan yang
berbeda. Mempelajari perbandingan pemerintahan maka tentunya juga akan mempelajari
apa itu negara, rezim dan kekuasaan dari suatu negara. Pada analisa kasus monarki
Negara Arab Saudi dan Negara Indonesia pada masa Soeharto sebagai kasus jenis
kekuasaan tirani dapat disimpulkan bahwa perbandingan pemerintahan jenis kekuasaan
dari keduanya memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan dan perbedaannya adalah
kekuasaan negaranya berada ditangan satu orang akan tetapi tirani di Indonesia di pegang
oleh Presiden dan hanya berlansung selama 32 tahun sementara Arab Saudi dengan
monarkinya kekuasaan penuhnya berada di tanagn raja dan masih bertahan lama sampai
sekarang.

Daftar Pustaka
Aby, F. (2016). Telaah Teoritik Mengenai Hubungan Hukum Dengan Kekuasaan Pada Era
Rezim Orde Baru. Al Adl Jurnal Hukum, 8(1).
Zakaria, R. (2013). Upaya Pemerintah Monarki Arab Saudi Dalam Mempertahankan
Legitimasi (1991-2012). Skripsi: UGM.

Anda mungkin juga menyukai