Anda di halaman 1dari 9

ISPA dan Pneumonia

ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau dikenal sebagai Acute
Respiratory Infections (ARI). Penyebab ISPA dapat berupa bakteri maupun virus.

Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Infeksi adalah
masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga
menimbulkan gejala penyakit. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli,
beserta organ adneksa lainnya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah, dan pleura. ISPA secara
anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk
jaringan paru-paru), dan organ adneksa saluran pernafasan. Sedangkan infeksi akut adalah
infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan
proses akut dari suatu penyakit.

Di Indonesia, sebagian besar kematian pada balita dipicu karena adanya ISPA bagian bawah atau
pneumonia. ISPA menyerang jaringan paru-paru dan penderita cepat meninggal akibat
pneumonia yang terlalu berat.

Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru atau alveoli.
Terjadinya pneumonia, khususnya pada anak, seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut
pada bronkus, sehingga biasa disebut dengan bronchopneumonia. Gejala penyakit tersebut
adalah nafas yang cepat dan sesak karena paru-paru meradang secara mendadak.

Diagnosa bakteri penyebab pneumonia bagi balita di Indonesia didasarkan pada hasil penelitian
asing yang dipublikasikan melalui WHO. Streptococcus, Pneumonia, dan Hemophylus
influenzae merupakan bakteri yang selalu ditemukan pada penelitian etiologi di negara-negara
berkembang. Sedangkan di negara maju, pneumonia pada balita biasanya disebabkan oleh virus.

Pneumonia sangat rentan terhadap bayi berumur di bawah dua bulan, berjenis kelamin laki-laki,
kurang gizi, berat badan lahir rendah, tidak mendapatkan ASI yang memadai, polusi udara,
kepadatan tempat tinggal, imunisasi yang tidak memadai, dan defisiensi vitamin A. Faktor-faktor
yang meningkatkan risiko kematian akibat pneumonia adalah bayi di bawah umur dua bulan,
tingkat sosioekonomi rendah, kurang gizi, berat badan lahir rendah, tingkat pendidikan ibu
rendah, tingkat pelayanan kesehatan masih kurang, padatnya tempat tinggal, imunisasi yang
tidak memadai, dan adanya penyakit kronis pada bayi.

Radang Paru-paru (Pneumonia)


Pneumonia adalah infeksi atau radang yang cukup serius pada paru-paru. Dari jenis-jenis
pneumonia itu ada yang spesifik/khusus yang disebut dengan tuberkulosis atau tbc atau Tb, yang
disebabkan oleh bakteri tuberkulosa. Jenis yang lain, adalah SARS yang adalah pneumonia
akibat -sampai hari ini- virus. Berbeda dengan penyakit tuberkulosa yang sudah diketahui
penyebab dan obat pastinya, tidak untuk SARS, yang sampai kini masih dicari virus pasti
penyebabnya, dan bagaimana cara memusnahkan atau menghindarinya (vaksin).
Mungkin hal itu bisa disamakan seperti awal-awal ditemukannya penyakit tuberkulosa, atau
penyakit-penyakit infeksi lainnya.

Jenis-jenisnya

Paru-paru bisa meradang oleh banyak sebab, misalnya karena kuman gram positif
(pneumokokus, stafilokokus, dan lain-lain), kuman gram negatif (klebsiela, hemofilus influenza,
pseudomonas, legionella, mycoplasma, dan lain-lain), virus, jamur, maupun bahan-bahan kimia
lain. Jika dihitung, mungkin ada sekitar 30 agen penyebabnya.

Ditinjau dari gambaran radiologis (rontgen), pneumonia tipikal berbeda dengan pneumonia
atipikal. Pneumonia tipikal adalah infeksi paru-paru pada kantung udara (alveoli), yaitu cairan
(infiltrat) berkumpul di dalam alveoli dan mengganggu pertukaran oksigen. Gambaran rontgen
menunjukkan gambaran berupa bayangan jernih dengan batas yang jelas.

Pneumonia atipikal adalah infeksi paru-paru yang menyebabkan radang pada jaringan di sekitar
alveoli dengan akibat lebih lanjut adalah mengempisnya alveoli, berkurangnya suplai darah ke
alveoli, dan mengganggu proses pertukaran udara. Gambaran rontgen menunjukkan bayangan
tidak jelas dengan batas yang kabur.

Pada penderita pneumonia, kantong udara paru-paru penuh dengan nanah dan cairan yang lain.
Dengan demikian, fungsi paru-paru, yaitu menyerap udara bersih (oksigen) dan mengeluarkan
udara kotor menjadi terganggu. Akibatnya, tubuh menderita kekurangan oksigen dengan segala
konsekuensinya, misalnya menjadi lebih mudah terinfeksi oleh bakteri lain (super infeksi) dan
sebagainya. Jika demikian keadaannya, tentu tambah sukar penyembuhannya. Penyebab penyakit
pada kondisi demikian sudah beraneka macam dan bisa terjadi infeksi yang seluruh tubuh.

Penularan dan Infeksi

Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau kuman di tenggorokan
terisap masuk ke paru-paru. Penyebaran bisa juga melalui darah dari luka di tempat lain,
misalnya di kulit. Jika melalui saluran napas, agen (bibit penyakit) yang masuk akan dilawan
oleh pelbagai sistem pertahanan tubuh manusia. Misalnya, dengan batuk-batuk, atau perlawanan
oleh sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan, hingga gerakan rambut-rambut halus (silia) untuk
mengeluarkan mukus (lendir) tersebut keluar. Tentu itu semua tergantung besar kecilnya ukuran
sang penyebab tersebut.

Jangan menganggap kita berada di kotak steril tanpa bibit penyakit. Udara sekitar kita penuh
dengan bibit-bibit penyakit. Seseorang tidak jatuh sakit karena ada keseimbangan antara sistem
pertahanan tubuh kita, serta jumlah maupun keganasan bibit penyakit. Yang dimaksud dengan
sistem pertahanan tubuh, misalnya struktur kulit, proses batuk, hingga sel-sel pembunuh yang
berada dalam darah maupun cairan limfe kita (sistem antibodi). Untuk itu penting selalu menjaga
kondisi tubuh agar tetap fit menghadapi serangan penyakit.

Pada orang-orang yang terganggu pertahanan tubuhnya, misalnya kesadaran menurun, usia
lanjut, menderita penyakit pernapasan kronik/PPOM, infeksi virus, diabetes mellitus, dan
penyakit kronis lainnya, termasuk juga pada penderita penyakit payah jantung atau kanker,
mereka itu menjadi mudah sakit. Selain itu, jumlah bakteri atau virus serta keganasan
virus/bakteri tersebut yang masuk ke tubuh calon penderita bisa mempengaruhi, apakah
seseorang menjadi sakit atau tidak.

Jenis-jenis Pneumonia

Secara umum terdapat perbedaan baik gejala maupun perjalanan penyakit sampai pengobatan
dari berbagai jenis pneumonia.

A. Pneumonia Bakterial

Pneumonia bakterial sering diistilahkan dengan pneumonia akibat kuman. Pneumonia jenis itu
bisa menyerang siapa saja, dari bayi hingga mereka yang telah lanjut usia. Para peminum
alkohol, pasien yang terkebelakang mental, pasien pascaoperasi, orang yang menderita penyakit
pernapasan lain atau infeksi virus adalah yang mempunyai sistem kekebalan tubuh rendah dan
menjadi sangat rentan terhadap penyakit itu.

Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan yang sehat. Pada saat
pertahanan tubuh menurun, misalnya karena penyakit, usia lanjut, dan malnutrisi, bakteri
pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan merusak paru-paru.

Jika terjadi infeksi, sebagian jaringan dari lobus paru-paru, atau pun seluruh lobus, bahkan
sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru kanan, dan dua di paru-paru kiri)
menjadi terisi cairan. Dari jaringan paru-paru, infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh
melalui peredaran darah. Bakteri Pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai
penyebab pneumonia bakteri tersebut.

Gejalanya

Biasanya pneumonia bakteri itu didahului dengan infeksi saluran napas yang ringan satu minggu
sebelumnya. Misalnya, karena infeksi virus (flu). Infeksi virus pada saluran pernapasan dapat
mengakibatkan pneumonia disebabkan mukus (cairan/lendir) yang mengandung pneumokokus
dapat terisap masuk ke dalam paru-paru.

Pada orang normal tubuh akan mengadakan perlawanan, dan biasanya menang, tetapi tidak pada
orang-orang tua atau mereka yang daya tahan tubuhnya menurun. Karena mekanisme itu,
biasanya infeksi paru-paru (pneumonia) jenis itu didahului dengan infeksi saluran napas bagian
atas satu minggu sebelumnya, kemudian gejala timbul mendadak seperti panas yang tinggi
(mencapai 40 derajat Celsius) disertai menggigil dengan gemeretak gigi bahkan bisa sampai
muntah. Terdapat juga nyeri pleura (lapisan yang membungkus jaringan paru-paru) yang hebat
dan diperberat dengan batuk dan pernapasan yang terganggu.

Jenis batuk biasanya produktif mengeluarkan lendir yang berwarna hijau atau merah tua.
Penderita akan mengeluarkan keringat banyak, nadi dan pernapasan meningkat. Karena
kekurangan oksigen, bibir dan kuku membiru. Kesadaran pasien menjadi menurun.
B. Pneumonia Akibat Virus

Penyebab utama pneumonia virus adalah virus influenza (bedakan dengan bakteri hemofilus
influenza yang bukan penyebab penyakit influenza, tetapi bisa menyebabkan pneumonia juga).
Uraian mengenai virus dan penyakit influenza lebih terperinci akan disajikan minggu depan.

Kekerapan penyakit itu pada setiap golongan usia berbeda, bergantung pada virus penyebabnya.
Respiratory syncytial virus (RSV) terbanyak pada anak balita. Sebaliknya virus varicella yang
menyerang paru-paru hanya bisa diderita oleh orang dewasa. Virus influenza tipe A sendiri bisa
menyerang kedua kelompok usia, namun orang dewasa lebih sering terserang virus tersebut.

Konsentrasi penduduk, terutama mereka yang tinggal di asrama lebih memungkinkan


penyebaran pneumonia secara cepat, apalagi kalau hubungan dengan dunia luar terbatas seperti
pada tempat latihan angkatan bersenjata.

Infeksi oleh virus influenza dapat menjadi berat dan kadang-kadang berakibat fatal. Penyakit itu
sering ditemukan pada penderita penyakit jantung, paru-paru, atau mereka yang sedang hamil.

Gejala

Gejala awal dari pneumonia akibat virus sama seperti gejala influenza, yaitu demam, batuk
kering, sakit kepala, nyeri otot, dan kelemahan. Dalam 12 hingga 36 jam penderita menjadi
sesak, batuk lebih parah, dan berlendir sedikit. Terdapat panas tinggi disertai membirunya bibir.

Tipe pneumonia itu bisa ditumpangi dengan infeksi pneumonia karena bakteri. Hal itu yang
disebut dengan superinfeksi bakterial. Salah satu tanda terjadi superinfeksi bakterial adalah
keluarnya lendir yang kental dan berwarna hijau atau merah tua.

Pengobatan

Penderita pneumonia yang berusia muda bisa segera sembuh. Hal-hal yang mempermudah
penyembuhan adalah sistem pertahanan tubuh relatif baik, infeksinya belum menyebar, dan tidak
menderita penyakit lain terutama penyakit kronis.

Pada penderita yang muda dan "sehat", pengobatan awal dengan antibiotik bisa mempercepat
pemulihan. Untuk pneumonia karena virus, meskipun saat ini sudah tersedia preparat (obat)
antivirus, belum luas digunakan berhubung harganya yang relatif mahal. Untuk itu, pengobatan
pada pneumonia karena virus biasanya hanya bersifat supportive semata (tidak membunuh
virusnya). Diharapkan kekebalan tubuh bisa terbentuk untuk menangkal virusnya.

Mengenai apakah memerlukan perawatan rumah sakit atau cukup berobat jalan saja, bergantung
pada kebijaksanaan dokter dengan memperhatikan situasi dan kondisi penderita dan
lingkungannya.

Masalah menjadi pelik jika penyakit itu menyerang orang tua atau mereka yang memiliki
penyakit kronis. Faktor sistem pertahanan tubuh yang menurun membuat sukar untuk cepat
sembuh. Belum lagi metabolisme tubuh yang sudah berbeda membuat pengaturan dosis obat
tidak seaman pada orang muda atau sehat.

Penurunan suhu tubuh (demam) bukan berarti boleh menghentikan pengobatan antibiotika.
Antibiotika harus dihentikan sesuai petunjuk dokter, atau pneumonia bisa terjadi lagi (kambuh).
Kondisi kekambuhan lebih parah dari sakit pertama dan memerlukan penanganan yang lebih
serius lagi.

Selain antibiotik, pasien juga diberikan pengobatan supportive, seperti diet yang mendukung
penyembuhan dan pemulihan termasuk pembentukan sistem kekebalan tubuh serta oksigen untuk
meningkatkan kadar oksigen dalam darah. Pada beberapa pasien, obat untuk mengurangi nyeri
dada dan mengurangi batuk keras juga diperlukan.

Pada penderita kencing manis, diet pun tidak bisa sembarangan. Begitu juga pada penderita
payah ginjal ataupun liver. Orang muda yang relatif sehat bisa sembuh dari pneumonia dalam
seminggu. Untuk mereka yang separo baya, diperlukan beberapa minggu untuk memulihkan
kekuatan, tenaga, dan perasaan sehat.

Pneumonia SARS

Pneumonia SARS menjadi terkenal dan "dianakemaskan" karena beberapa hal. Pertama,
meskipun diketahui penyebabnya sampai saat ini adalah virus (virus corona), namun
kefatalannya melebihi pneumonia virus yang lain. Itulah yang membedakan SARS dengan
pneumonia akibat virus yang biasanya "ringan-ringan" saja. Belum lagi, jika penderita SARS
ditumpangi bakteri pseudomonas. Penyakit pun menjadi berat layaknya pneumonia akibat
bakteri.

Yang kedua mengenai virus corona tipe baru yang diduga menyebabkan SARS. Virus itu sangat
ganas, bahkan bisa menyerang mereka yang rata-rata tidak akan menjadi sakit. Itulah sebabnya
menjadi ketakutan yang luar biasa.

Yang ketiga, adalah penanganan pasti virus ini belum ditemukan, misalnya vaksin ataupun
obatnya.

Jangan Panik

Agar tidak panik, perlu dipahami pedoman yang telah diberikan di atas, yaitu sakit tidaknya
seseorang ditentukan antara keseimbangan tubuh dan bibit penyakit.

Sebab itu, hanya sekitar 56 persen orang yang akan menderita sakit jika terpapar virus SARS.
Artinya 44 persen orang punya daya tahan tubuh yang kuat, sehingga tidak menjadi sakit,
meskipun terpapar virus SARS.

Berkat pengobatan saat ini diperkirakan 90 persen penderita SARS akan sembuh, meskipun obat
untuk melenyapkan virus corona tipe baru sampai artikel ini ditulis (19 April) belum ditemukan.
Dengan pemberian antibiotika yang tepat untuk superinfeksi membuat pasien semakin mudah
untuk sembuh.

Sepuluh persen penderita akan jatuh ke keadaan yang berat dengan angka kematian berkisar 4-5
persen dari seluruh kasus. Umumnya yang meninggal adalah mereka yang menderita penyakit
lain (kronis), daya tahan tubuh menurun atau pun mereka yang sering terpapar dengan virus
SARS tersebut (petugas kesehatan).

Mudah-mudahan informasi tersebut bisa membuat masyarakat tidak terlalu panik menghadapi
penyakit pneumonia SARS. Tetapi, kewaspadaan tetap perlu.

Menjaga kebersihan diri serta kesehatan misalnya dengan makan cukup, aktif berolah raga, tidur
cukup, mengendalikan stres, dan lain-lain adalah hal yang perlu dilakukan, apakah ada SARS
ataupun tidak.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

gejala pneumonia

Gejala Pneumonia | Cara Herbal Mengobati Pneumonia

Gejala Pneumonia Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, jamur
dan virus, gejala awal penyakit ini adalah batuk, demam , dan kesulitan bernapas. Pneumonia
dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari seperti di rumah, sekolah atau tempat kerja.

Pneumonia terjadi karena adaanya kuman dan virus terhirup dan masuk ke paru-paru.
Kemungkinan besar terjangkit penyakit ini jika anda terkena pilek atau flu. Flu dan pilek ini
membuat sulit bagi paru-paru untuk melawan infeksi, sehingga lebih mudah terkena pneumonia.
Memiliki penyakit jangka panjang, atau kronis, seperti asma, penyakit jantung, kanker atau
diabetes akan lebih mudah untuk terkena pneumonia.

Gejala Pneumonia

Gejala pneumonia yang disebabkan oleh bakteri biasanya datang dengan cepat. Gejalanya
sebagai berikut:

Batuk. Batuk lendir (dahak), lendir kental atau hijau atau diwarnai dengan darah .

Demam.

Bernafas dengan cepat dan merasa sesak napas.

Gemetar dan gigi -gemeletuk menggigil.

Nyeri pada dada ketika batuk atau bernapas

Detak jantung cepat.

Mudah Capek atau merasa sangat lemah.

Mual dan muntah.

Diare .

Gejala Pneumonia yang disebabkan oleh virus sama dengan yang disebabkan oleh bakteri. Tapi
secara perlahan dan akibat yang disebabkan lebih buruk dari bakteri.

Diagnosis Pneumonia

Biasanya dokter akan bertanya tentang gejala yang timbul dan pemeriksaan fisik. Dan
pemeriksaan lebih lanjut perlu dilakukan X ray dan test darah. Ini biasanya cukup bagi dokter
untuk mengetahui apakah anda terkena pneumonia atau tidak. Jika perlu akan dilakukan test
lebih lanjut dengan memeriksa lendir dari paru-paru untuk mengetahui apakah anda menderita
pneumonia atau tidak. Jika terdapat gejala-gejala yang lebih buruk atau memiliki masalah
kesehatan lainnya, untuk memilih pengobatan terbaik untuk anda.

Penyembuhan Pneumonia

Jika pneumonia disebabkan oleh bakteri, bisa dengan memberikan antibiotik. Penggunaan
antibiotik harus sesuai dengan intruksi dan dosis yang diberikan oleh dokter.
Ada hal yang dapat dilakukan agar cepat dalam penyembuhan. Banyak istirahat dan tidur , dan
diperbanyak minum air putih. Jangan merokok. Jika batuk Anda membuat Anda terjaga di malam
hari, konsultasi dengan dokter tentang penggunaan obat batuk .

Anda mungkin perlu pergi ke rumah sakit jika anda memiliki gejala-gejala yang buruk dan
kekebalan tubuh menurun atau penyakit lain yang serius.

Pneumonia yang disebabkan oleh virus biasanya tidak diobati dengan antibiotik. Kadang-kadang,
antibiotik dapat digunakan untuk mencegah komplikasi. Dalam kasus pneumonia virus influenza
mana A atau B dianggap agen penyebab, pasien yang dilihat dalam waktu 48 jam dari onset
gejala dapat mengambil manfaat dari pengobatan dengan oseltamivir atau zanamivir. Respiratory
syncytial virus (RSV) dapat diobati dengan ribavirin. Virus herpes simplex dan varicella-zoster
infeksi virus biasanya diobati dengan asiklovir, sementara gansiklovir digunakan untuk
mengobati virus sitomegalo. Tidak ada pengobatan berkhasiat dikenal untuk pneumonia yang
disebabkan oleh SARS coronavirus, adenovirus, hantavirus, parainfluenza atau virus H1N1.
(wikipedia.org)

Bagaimana cara mencegah pneumonia?

Dengan menerapkan pola hidup sehat, dan menjaga kebersihan dilingkungan tempat kita tinggal
merupakan awal yang baik untuk mencegah terkena pneumonia. Pencegahan juga dapat
dilakukan dengan pemberian vaksin pneumokokus, vaksin ini akan mencegah anda terkena
pneumonia asal diiringi dengan menerapkan hidup sehat dan lingkungan yang bersih. Cuci
tangan setelah melakukan sesuatu. Ini membantu mencegah penyebaran virus dan bakteri yang
dapat menyebabkan pneumonia.

Alternatif Penyembuhan Pneumonia dengan Herbal

Pengobatan secara herbal sekarang ini sedang naik daun, karena merupakan pengobatan yang
tanpa menimbulkan efek samping jangka panjang. Penyakit Pneumonia dapat di obati dengan
menggunakan obat herbal Xamthone Plus dimana xamthone plus ini mengandung zat bioaktif
Xanthone.

Beberapa penelitian tentang manfaat senyawa xanthone memperlihatkan bahwa xanthone


bersifat anti mikroba terhadap MRSA (methicillin resistant staphylococcus aureus), yaitu
bakteri yang telah kebal terhadap obat antibiotik yang dapat menyebabkan infeksi parah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suksamran pada tahun 2003, kandungan alpha-
mangostin, beta-mangostin, garcinone B pada manggis mampu menghambat pertumbuhan
bakteri Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit paru-paru atau tuberculosis (TBC). TBC
merupakan penyakit yang masih diperhatikan karena Indonesia belum sepenuhnya bebas dari
penyakit tersebut.

Telah dilakukan pula penelitian terhadap aktivitas xanthone dalam kulit manggis terhadap
pertumbuhan Staphylococcus aureus yang resisten terhadap antibiotic metisilin.

Anda mungkin juga menyukai