Diabetes mellitus merupakan suatu kondisi gangguan metabolisme yang
ditandai dengan hiperglikemia dan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin, penurunan sensitivitas insulin atau keduanya (Dipiro, 2005). Diabetes elitus merupakan penyakit kelainan metabolismekarbohidrat yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa darah yangditandai dengan penderita sering mengalami poliuri (banyak buang air kecil), polifagi (banyak makan), dan polidipsi (banyak minum). World Health Organisation (WHO) menjelaskan bahwa Diabetes Melitus merupakanpenyakit peringkat ke 4 penyebab kematian karena non commnicable disease (Penyakit yang tidak menular). WHO memperkirakan pada tahun 2025 jumlah penderita Diabetes Melitus akan meningkat menjadi 300 juta orang. Lebih dari 80% kematian diabetes terjadi di negaraberpenghasilan rendah dan menengah. Di Indonesia, diabetes melitus merupakan urutan ke-10 dari jumlah penderita diabetes melitus terbanyak di dunia dengan jumlah 7,3 juta orang dan diperkirakan pada tahun 2030 jumlah penderita diabetes melitus akan meningkat menjadi 11,8 juta orang. Pengobatan diabetes melitus yang digunakan dalam dunia kedokteran meliputi pemberian insulin dan pemberian antidiabetik oral seperti golongan sulfonylurea dan biguanid (Tjokroprawiro, 1996). Penggunaan obat-obat tersebut dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan efek samping yang tidak memuaskan,yaitu dapat menyebabkan kerusakan organ-organ penting seperti pankreas, ginjal dan hati. Terapi insulin efektif untuk mengontrol peningkatan kadar glukosa darah namun tidak efektif melaluipemberian oral, penyimpanan obat harus pada suhu tertentu dan konstan, apabiladosis berlebih akan mengakibatkan hipoglikemia. Karena beberapa alasantersebut, dalam beberapa tahun terakhir obat tradisional menjadi popular untuk dijadikan pengobatan karena lebih aman. Tanaman tradisional yang mempunyai banyak manfaat yaitu asam jawa (Tamarindus indica L.). Asam jawa dengan nama ilmiah Tamarindus indica L. adalah nama sejenis pohon dengan buah lonjong dan masam. Deskripsi tanaman asam jawa berperawakan pohon tinggi besar, dengan tinggi 25 m, batang tegak, berkayu, bulat, permukaan banyak lentisel, percabangan simpodial, coklat muda, daun majemuk, lonjong, bunga majemuk, mahkota kecil, berwarna kuning, buah polong, panjang 10 cm, lebar 2 cm, hijau kecoklatan, akar tunggang, dan berwarna coklat kotor ( Lim, 2012 dan Warintek, 2013). Beberapa khasiat tanaman asam jawa telah dilaporkan antara lain getah daun digunakan untuk diuretik, daun memiliki khasiat kholagogik, laksatif, yang bersama buahnya berguna untuk kongesti hati,hemorrhoid dan konstipasi (Heyne, 1987). Dalam kehidupan sehari hari asam jawa dapat juga digunakan untuk meningkatkan nafsu makan, sebagai obat kumur untuk sakit tenggorokan dan untuk mengobati luka, bahkan dapat untuk membantu dalam pemulihan sensasi rasa dalam kasus kelumpuhan. Berdasarkan penelitian masa lampau mengenai potensial asam jawa, kandungan semua ekstrak asam jawa termasuk daun asam menunjukkan antioksidan yang baik. Asam jawa juga mengandung protein dengan asam amino essensial, tinggi karbohidrat yang menyediakan energi, kaya akan mineral, kalium, kalsium magnesium, sedikit mengandung zat besi dan vitamin A. Antioksidan yang terkandung dalam daun asam jawa berupa polifenol yang didominasi oleh proanthocyanidin atau yang disebut dengan tannin. Efek tannin yaitu menghambat penyerapan glukosa di intestinal dan menghambat adipogenesis sehingga berpotensi pada pengobatan diabetes. Selain itu dapat memperbaiki stress oksidatif patologik pada situasi diabetik, tannin juga bertindak sebagai anti radikal bebas dan mengaktifkan enzim antioksidan yang meregenerasi sel pankreas. Daun asam dapat dijadikan pilihan pengobatan alternatif yang dapat digunakan dalam pengobatan diabetes mellitus, daun asam ini mempunyai aktivitas antioksidan karena mengandung senyawa fenolik (Mulyani et al, 2011). Sari asam mengandung asam askorbat yang memiliki aktivitas antioksidan yang bertindak sebagai pelindung terhadap peroksidasi lipid dan terbukti memberikan perlindungan yang memadai terhadap kerusakan oksidatif pada diabetes. Ekstrak etanol asam jawa mengandung flavonoid, tanin, saponin, alkaloid, steroid. Kulit buah asam jawa mengandung polifenol yang didominasi oleh proanthocyanidin (Rahmawai, 2013). Proanthocyanidin yang merupakan kandungan terbanyak dari kulit buah asam jawa mempunyai nama lain yaitu tannin khususnya tannin yang terkondensasi yang termasuk oligomer dan polimer dari monomer flavonoid yang lebih khususnya adalah polyflavan (molekul kental flavonoid dengan cincin C jenuh). Mekanisme tannin sebagai antidiabetik terdapat beberapa mekanisme yaitu menghambat penyerapan glukosa diintestinal dan menghambat adipogenesis. Selain itu tannin bertindak sebagai pemangsa radikal bebas dan mengaktifkan enzim antioksidan. Flavonoid itu sendiri merangsang sekresi insulin dan meregenerasi kerusakan sel beta pankreas untuk antihiperglikemik (Sutarno, 2000). Beberapa penelitian mengenai hubungan asam jawa dengan diabetes mellitus. Pada penelitian (Meliani, Dib, Allali, & Tabti, 2011) tentang efek ekstrak air biji Tamarindus indica L. dapat menurunkan glukosa darah tikus dengan metode stereological yang memberikan hasil signifikan pada dosis 200mg/kgBB setiap harinya pada tikus yang diinduksi streptozotosin. (Koneri, Samaddar, & Ramalah, 2014) juga menyebutkan bahwa terdapat efek penurunan glukosa darah dari ekstrak air biji asam jawa pada hewan uji yang diinduksi menjadi bentuk Diabetes Melitus tipe ringan dan tipe berat dengan dosis tipe ringan 80 mg dan tipe berat 120 mg/100g berat badan hewan uji. Kandungan tersebut dan masih banyak penelitian yang sering menggunakan biji tetapi sedikit penelitian tentang efek daun asam jawa sebagai antidiabetes, maka penulis ingin mengetahui apakah ada efek ekstrak daun Tamarindus indica L. terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus putih.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah ekstrak daun asam jawa berpengaruh terhadap kadar glukosa darah pada tikus hiperglikemia? 1.2.2 Pada dosis berapa ekstrak daun asam jawa dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun asam jawa terhadap kadar glukosa darah pada tikus hiperglikemia secara in vivo.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi masyarakat : Membuktikan dan meluruskan paradigma masyarakat mengenai pengaruh ekstrak daun asan jawa terhadap kadar gula darah. 1.4.2 Bagi peneliti : Memberikan pengalaman baru sekaligus ilmu pengetahuan khsusnya tentang obat tradisional atau obat herbal. 1.4.3 Bagi pendidikan : Meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan mahasiswa tentang penelitian ilmiah terutama dibidang eksperimen.