Pemeriksaan Sel Muti
Pemeriksaan Sel Muti
Oleh :
Nama : Mutia Utaminingtyas
NIM : B1J014070
Kelompok :4
Rombongan :I
Asisten : Hikmah Widyaningrum
Sistem imunitas tubuh merupakan suatu sistem yang sangat kompleks dengan
berbagai mekanisme dalam usaha mempertahankan homeostasis dan kesehatan
tubuh. Respon imunitas tubuh membutuhkan sel leukosit yang berasal dari sel stem
pada sumsum tulang. Pada leukosit terdapat agen imun utama yaitu sel-sel limfosit.
Sel-sel limfosit menempati organ-organ tertentu yang disebut sebagai organ limfoid.
Organ limfoid merupakan organ yang berfungsi memproduksi dan menyimpan sel-
sel imun seperti leukosit dan makrofag. Sel-sel penyusun organ limfoid memiliki
indeks mitosis yang tinggi. Jika indeks mitosis suatu sel tinggi maka proses
ploriferasi pada sel tersebut tergolong sangat cepat. Radiasi lebih mudah mencederai
sel pada saat sel tersebut memasuki fase mitosisnya, sehingga sel-sel pada organ
limfoid digolongkansangat radiosensitive terhadap paparan radiasi. Radiasi dapat
menurunkan tingkat proliferasi sel-sel pada .organ limfoid (Oktafiani et al., 2013).
Organ limfoid dibagi menjadi organ limfoid primer dan organ limfoid
sekunder. Organ yang tergolong dalam organ limfoid primer yaitu sumsum tulang
dan timus. Sumsum tulang merupakan organ yang berfungsi dalam sistem
pembentukan darah. Pajanan radiasi dosis tinggi pada sumsum tulang dapat
mengakibatkan kematian jaringan tersebut dalam jangka waktu beberapa minggu.
Hal ini disebabkan karena radiasi dapat menurunkan jumlah sel basal pada sumsum
tulang secara tajam. Dosis sekitar 500 Rad sudah dapat menyebabkan penekanan
proses pembentukan komponen sel darah pada sumsum tulang sehingga jumlahnya
mengalami penurunan. Sel-sel limfosit yang mengalami pematangan di sumsum
tulang disebut sebagai limfosit B, sedangkan sel limfosit yang masih bersifat
immatureakan didistribusikan ke organ timus (Oktafiani et al., 2013).
Didalam timus, limfosit mengalami proliferasi intensif dimana proses
proliferasi ini tidak bergantung pada stimulasi antigen, setelah berdiferensiasi
limfosit pada organ timus atau limfosit T akan didistribusikan menuju organ limfoid
perifer yang termasuk didalamnya yaitu organ limpa. Limpa berfungsi sebagai
complicated filter yang disisipkan dalam peredaran darah untuk membersihkan darah
dari zat renik dan sel-sel darah yang telah tua. Limpa juga terlibat dalam pertahanan
imun terhadap antigen yang terbawa darah (Oktafiani et al., 2013).
1.2 Tujuan
Mengetahui jenis-jenis sel imun granulosit dan agranulosit beserta fungsi dan
bentuknya serta mengetahui persentase sel-sel imun pada berbagai hewan
1. Gelas objek yang akan digunakan terlebih dahulu dibersihkan dengan alkohol
70%, selanjutnya dikeringkan dalam suhu kamar
2. Darah ditetskan pada ujung gelas objek I, kemudian diambil gelas objek ke II,
bahia tepinya disentuhkan di ujung tetesan darah membentuk sudut 45 0C, lalu
ditarik kearah depan (diapuskan).
3. Preparat darah didiamkan sampai kering pada suhu kamar, setelah kering
difiksasi dengan methanol absolut 5 menit dengan cara memasukkan gelas
objek kedalam beker gelas yang telah diisi dengan methanol absolut sampai
semua apusan darah terendam dalam metanol (posisi berdiri).
4. Preparat dikeringkan dalam suhu kamar. Setelah kering preparat diwarnai
dengan larutan Giemza 7% selama 20 menit.
5. Preparat dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan dalam suhu kamar.
6. Apusan darah ditetesi diamati dengan mikroskop perbesaran 400X.
3. 1 Hasil
Tabel 3.1 Data Hasil Pengamatan Sel-sel Imun Granulosit dan Agranulosit
%
Limfosit Monosit Neutrofil Eosinofil Basofil
Ayam 52,2% 13% 32,2% 2,6%
Ikan 88,23% 5,88% - 5,88% -
Manusia 2,7% - 25% 72,5% 0%
Mencit 65% 12% 23% 0% 0%
3.2 Pembahasan
DAFTAR REFERENSI
Andez, R., P. F., Najib, S. Santos A. 2010. Role of Leptin in the Activation of Immune
Cells. Hindawi Publishing Corporation. Mediators of Inammation.