Anda di halaman 1dari 3

1. Bagaimana masalah yang diteliti dalam penelitian korelasi, uraikan dan berikan contoh?

Jawab:
Masalah yang diteliti dalam penelitian korelasi adalah Variabel yang akan
tercakup dalam sebuah penelitian korelasional harus didasarkan pada alasan rasional
suara tumbuh keluar dari pengalaman atau teori. Peneliti harus memiliki beberapa
alasannya berpikir untuk variabel tertentu mungkin berkaitan. Sebagaimana biasa,
kejelasan dalam variabel mendefinisikan akan menghindari banyak masalah di kemudian
hari. Secara umum, tiga penyebab utama masalah menjadi fokus dari penelitian
korelasional:
a. Apakah variabel X berkaitan dengan variabel Y?
b. Seberapa baik variabel P memprediksi variabel C?
c. Apa hubungan antara sejumlah besar variabel, dan apa prediksi dapat dibuat yang
berdasarkan di atasnya?
Hampir semua penelitian korelasional akan berkisar di sekitar salah satu jenis
pertanyaan. Berikut contoh dari penelitian korelasional adalah sebagai berikut:
Hubungan antara motivasi dengan hasil belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar
merupakan kegiatan yang paling pokok, namun demikian masih ada sebagian anak yang
kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini dimungkinkan siswa kurang
tertarik terhadap mata pelajaran yang diberikan oleh guru lebih-lebih mata pelajaran yang
diujikan pada Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UAS-BN), yang meliputi
Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA.
Berkaitan dengan hal itu, tercapainya tujuan pendidikan adalah menjadi tugas
utama dari seseorang yang berhubungan langsung dengan pengambilan kebijakan dan
pelaksana pendidikan. Untuk mewujudkan tercapainya keberhasilan pendidikan di
sekolah, banyak faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri peserta didik
(internal) maupun dari luar (eksternal), karena pada hakekatnya prestasi belajar yang
dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor tersebut.
Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendki oleh subjek
belajar dapat tercapai. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-
intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal menumbuhkan gairah, merasa senang
dan semangat untuk belajar. Motivasi belajar akan mendorong siswa berperilaku aktif
untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu kuat justru dapat berpengaruh
negatif terhadap keaktifan usaha belajar siswa.
Peranan guru untuk mengelola motrivasi belajar siswa sangat penting dan dapat
dilakukan melalui berbagai aktivitas belajar yang didasarkan pada pengenalan guru
kepada siswa secara individual. Pembelajaran merupakan kegiatan yang memiliki
perencanaan dan tujuan.
2. Bagaimana penentuan populasi dan sampel pada penelitian korelasi uraikan dan berikan
contoh?
Jawab:
Sampel untuk studi korelasional dipilih dengan menggunakan metode
sampling yang dapat diterima, dan 30 subjek dipandang sebagai ukuran
sampel minimal yang dapat diterima. Sebagaimana suatu studi, adalah
penting untuk memilih dan mengembangkan pengukuran yang valid dan
reliable terhadap variabel yang diteliti. Jika variabel yang tidak memadai
dikumpulkan, koefisien korelasi yang dihasilkan akan mewakili prakiraan
tingkat korelasi yang tidak akurat. Selanjutnya, jika pengukuran yang
digunakan tidak secara nyata mengukur variabel yang diinginkan, koefisien
yang dihasilkan tidak akan mengindikasikan hubungan yang diinginkan. Oleh
karena itu kita harus berhati-hati dalam memilih dan menggunakan
instrumen yang valid dan reliabel.
Sampel untuk penelitian korelasional, seperti dalam setiap jenis Penelitian, harus
dipilih dengan cermat dan, kalau bisa, secara acak. Langkah pertama dalam memilih
sampel, tentu saja, adalah untuk mengidentifikasi populasi yang tepat, salah satu yang
bermakna dan dari mana data pada masing-masing variabel yang menarik dapat
dikumpulkan. Ukuran Sampel minimum yang dapat diterima untuk sebuah penelitian
korelasional dianggap oleh sebagian besar peneliti menjadi tidak kurang dari 30. Data
yang diperoleh dari sampel yang lebih kecil dari 30 dapat memberikan perkiraan yang
tidak akurat dari tingkat hubungan. Sampel yang lebih besar dari 30 adalah jauh lebih
mungkin untuk memberikan hasil yang bermakna.
Contoh :
Populasi yang peneliti ambil sebanyak 240 siswa, yang terdiri dari 8 kelas dengan
3 program yaitu excellent, akselerasi dan reguler. Sebagaimana penulis jelaskan diatas
dan sesuai dengan judul, maka yang diteliti adalah terbatas pada hubungan motivasi
belajar dengan prestasi belajar siswa kelas XI bidang studi sejarah kebudayaan islam di
MAN Rejotangan tahun 2013/ 2014. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengambil
sampel sebesar 21% dari jumlah populasi yang ada, karena populasi berjumlah 240 siswa.
Jadi sampelnya 21% x 240 = 50 siswa. Kemudian untuk teknik pemilihan sampling yaitu
dengan random sampling atau teknik acak, hal ini dimaksudkan agar semua anggota
dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
Selanjutnya, prosedur yang digunakan yaitu dengan cara undian, dengann langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Membuat daftar yang berisi semua subjek (populasi).
b. Menentukan jumlah sampel yang diinginkan.
c. Membuat lembaran kertas kecil sebanyak jumlah populasi dan lembaran kertas kecil
berkode tertentu sebanyak 50 (sesuai dengan jumlah sampel) dan menggulungnya.
d. Kemudian membagikannya pada populasi.
e. Siswa yang mendapat lembaran kertas berkode bintang merah ditunjuk sebagai
sampel penelitian.
f. Hingga mencapai jumlah sampel yang sudah ditentukan yaitu sebanyak 50.
Sampel untuk studi korelasional dipilih dengan menggunakan metode sampling yang dapat
diterima, dan 30 subjek dipandang sebagai ukuran sampel minimal yang dapaat diterima.
Sebagaimana suatu studi, adalah penting untuk memilih dan mengembangkan pengukuran yang
valid dan reliabel terhadap variabel yang akan diteliti. Jika variabel tidak memadai dikumpulkan,
koefisien korelasi yang dihasilkan akan mewakili estimasi tingkat korelasi yang tidak akurat.
Selanjutnya, jika pengukuran yang digunakan tidak secara nyata mengukur variabel yang
diinginkan, koefisien yang dihasilkan tidak akan mengindikasikan hubungan yang diinginkan.
Sebagai contoh,anda ingin menentukan hubungan antara hasil belajar matematika dengan hasil
belajar fisika. Jika anda memilih dan menggunakan tes keterampilan berhitung yang valid dan
reliabel, koefisien korelasi yang dihasilkan tidak akan menjadi estimasi akurat dari hubungan
yang diinginkan. Keterampilan berhitung hanya merupakan satu jenis hasil belajar matematika;
koefisien korelasi yang dihasilkan akan mengindikasikan hubungan antara hasil belajar fisika
dan satu jenis dari hasil belajar matematika yaitu keterampilan berhitung. Oleh karena itu, kita
harus berhati-hati dalam memilih dan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel untuk
tujuan penelitian kita.

Contoh : jika kita ingin menentukan hubungan antara motivasi belajar yang diberikan guru
kepada siswa dengan hasil belajar fisika.

3. Bagaimana prosedur / langkah/ desain penelitian korelasi jelaskan dan buat contoh?
Jawab:
Desain korelasional dasar tidaklah rumit; dua atau lebih skor yang diperoleh
dari setiap jumlah sampel yang dipilih, satu skor untuk setiap variabel yang
diteliti, dan skor berpasangan kemudian dikorelasikan. Koefisien korelasi yang
dihasilkan mengindikasikan tingkatan atau derajat hubungan antara kedua
variabel tersebut. Studi yang berbeda menyelidiki sejumlah variabel, dan
beberapa penggunaan prose dur statistic yang kompleks, namun desain
dasar tetap sama dalam semua studi korelasional.
4. Bagaimana instrument dalam penelitian korelasi jelaskan dan buat contoh?
Jawab:

5. Bagaimana teknik pengumpulan analisis data pada penelitian korelasi? Jelaskan dan
berikan contoh!

6. Bagaimana menarik kesimpulan pada penelitian korelasi ? uraikan dan berikan contoh!

Anda mungkin juga menyukai