Anda di halaman 1dari 2

Heteroanamnesis (Kakak kandung pasien)

Pasien dibawa ke UGD RSUP Sanglah karena mengamuk dan tidak mau
makan serta minum. Dikatakan pasien mengamuk hingga melempar-lempar barang
yang ada di dekatnya tanpa sebab yang jelas. Keluhan mengamuk ini dikatakan
muncul tiba-tiba sejak satu minggu sebelum masuk rumah sakit. Selain mengamuk
pasien juga dikeluhkan sering berbicara sendiri seperti mengobrol dengan seseorang,
namun keluarga tidak mengetahui apa yang dibicarakan oleh pasien. Selama satu
minggu kambuh, pasien tidak dibawa ke rumah sakit. Keluarga hanya memberi obat
yang didapat saat pasien kontrol obat yang terakhir. Namun karena dikatakan tidak
ada perubahan dan keluarga tidak sanggup menangani pasien di rumah karena pasien
semakin lama semakin lemas dan mengkhawatirkan, pasien akhirnya dibawa ke
RSUP Sanglah. Sejak mengamuk, pasien dikatakan mulai tidak mau makan dan
minum. Pasien juga dikatakan memiliki gangguan tidur, dimana saat malam hari
pasien dikatakan sering mondar-mandir di halaman rumah sambil mengomel sendiri
hingga pasien mulai merasa lelah. Selama kambuh, pasien dikatakan sering kencing
sembarangan dan harus dipaksa mandi.
Kakak pasien mulai merawat pasien sejak Ayah pasien meninggal tiga tahun
yang lalu. Pasien sudah menderita gangguan jiwa sejak usia 16 tahun dan rutin
konsumsi obat dari Psikiater. Awal mulanya pasien dikatakan mulai bicara dan tertawa
sendiri, sampai akhirnya karena pasien mengamuk keluarga pasien memutuskan untuk
membawa pasien berobat. Setelah keluhan pertama kali muncul, pasien dikatakan
sempat dirawat di rumah sakit sebanyak dua kali karena keluhannya. Kemudian
pasien dikatakan sembuh selama setahun dengan pengobatan dan dapat melanjutkan
sekolahnya. Setelah lulus SMA pasien sempat bekerja di sebuah bank dan di restoran.
Akan tetapi karena keluarga khawatir dengan kondisi pasien yang masih dalam
pengobatan, pasien diminta untuk berhenti bekerja dan tingal di rumah. Menurut
kakak pasien, adiknya kambuh dikarenakan dosis obat yang biasa dikonsumsi pasien
diturunkan. Selama 31 tahun mengalami gangguan jiwa, pasien terus mengonsumsi
obat sendiri dari pasikiater secara teratur dan dapat mengerjakan aktivitas sehari-hari
di rumah dengan baik. Bahkan pasien sering diajak pergi keluar rumah oleh
keluarganya. Saat kambuh pasien hanya dikatakan mengumik serta tertawa sendiri
atau sesekali marah-marah dan akan membaik setelah diberi obat yang didapat dari
psikiater.
Saat diwawancarai, keluarga pasien mengatakan kondisi pasien saat ini sudah
lebih baik. Dimana menurut kakaknya, wajah pasien tidak lesu seperti awal MRS.
Namun, keluhan mengumik dan tertawa sendiri dikatakan masih sering muncul
hingga pasien tidak tidur. Dikatakan pasien susah untuk memulai tidurnya, dan
apabila sudah tertidur pasien akan terbangun serta kembali mengumik. Pasien juga
masih menolak untuk makan dan minum obatnya. Saat diberi makan atau obat pasien
biasanya menolak dengan cara mengeluarkan obat yang sudah diberikan.
Sebelum sakit pasien dikenal sebagai sosok yang sedikit bicara dan polos.
Pasien juga dikatakan dekat dengan kedua orang tuanya. Kakak pasien juga tidak
pernah mendengar cerita dari pasien ataupun lingkungannya bahwa pasien ada
masalah. Sepengetahuan kakak pasien, pasien dapat mengikuti pelajaran di
sekolahnya dengan baik. Di sekolah pasien dikatakan memiliki banyak teman dan
pergaulan pasien dengan teman-temannya dikatakan masih dalam batas wajar untuk
remaja seusia pasien.

Anda mungkin juga menyukai