Anda di halaman 1dari 18

PENDAHULUAN

Transportasi zat hara merupakan proses pengangkutan zat air dan zat-zat

terlarut dari akar hingga sampai kedaun dan keseluruh bagian yubuh tanaman,

baik berupa air dan garam-garam mineral. Pertumbuhan tanaman sangat

dipengaruhi oleh kandungan hara di dalam tanah. Kebutuhan hara terutama hara

esensial, merupakan kebutuhan yang sangat urgen, yang bila tidak terpengaruhi

akan mengakibatkan terjadinya penyakit, transportasi zat hara akan

mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan proses metabolisme tanaman

(Santoso dkk, 2007).

Pengangkutan zat pada tumbuhan dapat melalui pengankutan intra

vaskuler dan ekstra vaskuler. Pengangkutan Ekstravaskuler merupakan

pengangkutan yang terjadi di luar jaringan pembuluh (xylem atau floem).

Termasuk dalam pengangkutan ekstravaskular adalah pengangkutan air dan

mineral dari daram tanah ke xylem akar. Pengangkutan intravaskuler disebut juga

dengan pengangkutan vaskuler (Ani, 2009).

Daya hisap daun sangat mempengaruhi proses pengangkutan air dan zat-

zat terlarut hingga sampai kedaun pada tumbuhan. Agar transportasi pada tanaman

dapat dipahami dalam kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan

tanaman pada sistem produksi tanaman secara efektif dan produktif, maka perlu

dikaji pengetahuann tentang gambaran umum transportasi pada tanaman, absorpsi

air dan mineral, transportasi cairan xylem, pengendalian transpirasi serta

translokasi cairan xylem (Latifah dkk, 2014).


Jumlah air yang diserap oleh akar sangat bergantung pada kandungan air

tanah, kemampuan partikel tanah untuk menahan air serta kemampuan akar untuk

menyerap air. Kebutuhan air setiap tanaman berbeda, tergantung pada jenis

tanaman dan fase pertumbuhannya. Hal ini juga berkaitan langsung dengan proses

fisiologis dan morfologis pada tanaman serta kombinasi kedua faktor tersebut

dengan faktor-faktor lingkungan. Kebutuhan air pada tanaman dapat terpenuhi

dengan adanya penyerapan air oleh akar (Simatupang dkk, 2014).

Apabila ketersediaan air tanah kurang bagi tanaman maka akibatnya air

sebagai bahan baku fotosintesis, transportasi unsur hara ke daun akan terhambat

sehingga akan berdampak pada produksi yang dihasilkan. Ketersediaan air yang

cukup untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman sangat penting. Peranan air

pada tanaman sebagai pelarut berbagai senyawa molekul organik (unsur hara) dari

dalam tanah kedalam tanaman, transportasi fotosintat dari sumber ke limbung,

menjaga turgiditas sel diantaranya dalam pembesaran sel dan membukanya

stomata, sebagai penyusun utama dari protoplasma serta pengatur suhu bagi

tanaman (Husain, 2012)

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan jurnal ini adalah untuk menentukan daerah

pengangkutan zat hara pada tanaman pacar air (Balsamina impatient) dan

bayam duri (Amaranthus spinosus).

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan jurnal ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Fisiologi Tumbuha


Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.


TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Bayam ( Amaranthus spinosus L.)

Klasifikasi tanaman bayam ialah: Kingdom: Plantae ; Divisio:

Spermatophyta ; Sub Divisio: Angiospermae ; Kelas: Dicotyledoneae ; Ordo:

Amaranthales ; Family : Amaranthaceae; Genus: Amaranthus ; Spesies:

Amaranthus sp. (Noni, 2005).

Syarat Tumbuh

Iklim

Bayam sangat toleran terhadap besarnya perubahan keadaan iklim. Faktor-

faktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman antara lain:

ketinggian tempat, sinar matahari, suhu, dan kelembaban. Bayam dapat tumbuh di

dataran tinggi dan dataran rendah. Ketinggian tempat yang optimum untuk

pertumbuhan bayam yaitu kurang dari 1400 m dpl. Kondisi iklim yang dibutuhkan

untuk pertumbuhan bayam adalah curah hujan yang mencapai lebih dari 1500

mm/tahun, cahaya matahari penuh, suhu udara berkisar 17-28C, serta

kelembaban udara 50-60% (Noni, 2005).

Tanah

Bayam mempunyai daya adaptasi yang baik terhadap lingkungan tumbuh,

sehingga dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi. Hasil panen yang

optimal ditentukan oleh pemilihan lokasi penanaman. Lokasi penanaman harus

memperhatikan persyaratan tumbuh bayam, yaitu: keadaan lahan harus terbuka

dan mendapat mendapat sinar matahari serta memiliki tanah yang subur, gembur,
banyak mengandung bahan organik, memiliki pH 6-7 dan tidak tergenang air

(Rukmana, 2000).

Botani Tanaman Pacar Air (Balsamina impatient L.)

Sistematika dari tumbuhan bunga pacar air merah adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae, Divisio : Angiospermae, Klass : Dicotyledoneae, Ordo :

Sapindales, Famili : Balsaminaceae, Genus : Impatiens, Spesies : Impatiens

balsamina Linn. (Hutapea, 2003).

Pacar Air (Impatiens balsamina L.) merupakan tumbuhan berbatang basah

dan tegak mempunyai tinggi 30-80 cm dan bercabang. Daun tunggal, bertangkai

pendek. Helaian daun berbentuk lanset memanjang, ujung dan pangkal runcing,

tepi bergerigi, pertulangan menyirip, dan warnanya hijau muda. Bunga keluar dari

ketiak daun, warnanya bermacam-macam, seperti merah, oranye, ungu, dan putih.

Bunganya ada yang engkel dan ada yang dobel. Buahnya buah kendaga, jika

masak akan membuka menjadi lima bagian yang terpilin (Dalimartha, 2003).

Syarat Tumbuh

Iklim

Syarat fisiografis tumbuhnya tanaman pacar air yaitu : (a) Curah hujan:

Curah hujan yang baik sekitar 400-1.000 mm. (b) Suhu : Suhu yang baik untuk

tanaman bunga pacar air adalah sekitar 200-300 C. (c) Tanah : media tanah untuk

menanam bunga pacar air tidak terlalu sulit.,yang penting cukup unsur hara

(Nurul, 2010).
Tanah

Topografi : Tanaman bunga pacar air akan tumbuh subur di dataran tinggi

yaitu pada ketinggian 1.000-1.500m di atas permukaan air laut pada dataran

rendah tanaman pacar air tumbuh kurang baik , sehingga kebanyakan orang

menanam tanaman pacar air pada dataran tinggi (Purwanti et.al., 2013).

Transportasi Zat Hara

Pada tumbuhan darat, sebagian besar air dan zat hara diserap dari tanah

melalui akarnya. Zat yang lain seperti O2 dan CO2 banyak diserab melalui daun,

terutama melalui mulut-mulut daun (stomata). Tanaman dapat dipupuk lewat daun

dengan menggunakan pupuk daun. Pada daun terdapat celah-celah atau pori yang

dapat menjadi pintu masuknya zat-zat, sekaligus merupakan pintu pelepasan zat-

zat. Dengan demikian, daun merupakan alat pertukaran zat (Suyitno, 2011).

Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat

ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat rendah (misalnya

ganggang) penyerapan air dan zat hara yang terlarut di dalamnya dilakukan

melalui saluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi (misalnya

spermatophyta) proses pengankutan dilakukan oleh pembuluh pengangkut terdiri

dari xilem dan floem (Nurul, 2010).

Kecepatan pergerakan unsur hara dan pergerakan air dari bawah (akar)

sampai keatas (puncak) dipengatuhi oleh faktor-faktor tekanan akar, transpirasi,

gaya kohesi, dan anatomi xilem. Pengangkutan zat hara secara longitudinal dari

akar kedaun. Tetapi dapat juga secara transversal. Pengangkutan secara transversal

itu berlangsung melalui jari-jari empulur dengan cara batang tanaman dipangkas
dan menunjukkan bahwa daun tersebut biasa saja seperti dengan akar yang masih

utuh (Widyawati, 2005).

Transportasi pada tumbuhan melibatkan jaringan-jaringan pengangkut,

seperti xylem dan floem. Jika seandainya jaringan pengangkut xylem dan floem

tidak ada pada tumbuhan, maka dapat dipastikan transportasi pada tumbuhan tidak

akan terjadi. Pertama sekali, jaringan xylem memiliki dua fungsi dalam tanaman.

Fungsi pertama adalah untuk mengangkut air dan juga mineral-mineral dari dalam

tanah ke batang dan juga daun-daun. Fungsi kedua xylem adalah untuk

menyangga tanaman itu sendiri sehingga ia tidak mudah jatuh atau roboh

(Hendra,2012).

Secara umum, gerak zat menyebar dari daerah dengan konsentrasi tinggi

ke daerah dengan konsentrasi yang lebih rendah, atau dari daerah bertekana tinggi

ke daerah yang tekanannya lebih rendah, disebut difusi. Suatu zat juga akan

bergerak menyebar karena terjadinya perbedaan tekanan atau suhu. Angin

merupakan udara yang bergerak. Udara bergerak dari daerah bertekanan kuat ke

daerah bertekanan lemah, dari daerah dingin ke daerah yang lebih panas. Zat juga

akan bergerak menyebar dari daerah berkonsentrasi lebih besar (lebih pekat) ke

daerah yang konsentrasinya lebih rendah. Jadi, pada dasarnya setiap zat akan

bergerak bila terjadi perbedaan suhu, tekanan atau konsentrasi (Rahman, 2009).

Terdapat dua (2) faktor penting yang menetukan transpor zat melewati

membran, terkait dengan keluar masuknya zat dari dan ke sel. Kedua faktor

adalah : a. Faktor perbedaan (gradien) kondisi fisik luar dengan dalam sel

(jaringan).Perbedaan sistem di luar dan di dalam sel. Perbedaan yang menjadi


sumber tenaga penggerak (energi kinetik) zat, yaitu meliputi : 1) gradien

kandungan air (beda potensial air), 2) gradien suhu, 3) gradien kelembaban,

4)gradien tekanan, 5) gradien konsentrasi zat yang terlarut dalam air.

b.Permeabilitas membran terhadap zat-zat. Zat-zat yang keluar masuk dari dan ke

sel akar atau daun dapat berupa : 1) Gas-gas : Uap H2O, O2, CO2, H2S, N2, dst,

2) Air, 3) Ion-ion, yaitu kation (ion positip) dan anion (ion negatif) (Al, 2006).

Titik-titik dan garis-garis merah yang tampak setelah pemotongan

melintang dan membujur merupakan jaringan pembuluh kayu (xilem) yang dilalui

oleh larutan eosin pada saat digunakan sebagai bahan pada praktikum. Bila

sepotong pucuk dimasukkan ke dalam larutan pewarna seperti eosin (yang

mewarnai seluruh dinding sel jika larutan tersebut mengenainya), Larutan tersebut

akan diserap ke atas dalam batang, Pengamatan terhadap irisan melintang akan

menunjukkan bahwa hanya dekat permukaan batang yang dipotong semua sel

terwarnai, sedangkan pada bagian yang lain hanya dinding sel unsur-unsur xilem

yang terwarnai oleh larutan pewarna tersebut (Hartono, 2009).

Setiap molekul suatu larutan atau gas pada suhu > 0 K selalu bergerak

sehingga memiliki energi gerak potensial kimia. Air bergerak karena adanya

potensial air, zat terlarut bergerak karena adanya potensial kimia zat terlarut.

Potensial kimia air dipengaruhi oleh: Konsentrasi zat terlarut Suhu Tekanan

Bahan-bahan yang mudah ditempeli air (adsorptif) (Delayota,2011).

Pengamatan terhadap irisan melintang pada saat pewarnaan tanaman akan

menunjukkan bahwa hanya dekat permukaan batang yang dipotong semua sel

terwarnai, sedangkan pada bagian yang lain hanya dinding sel unsur-unsur xilem
yang terwarnai oleh larutan pewarna tersebut. Titik-titik dan garis-garis merah

yang tampak setelah pemotongan melintang dan membujur merupakan jaringan

pembuluh kayu (xilem) yang dilalui oleh larutan eosin pada saat digunakan

sebagai bahan pada praktikum. Bila sepotong pucuk dimasukkan ke dalam larutan

pewarna seperti eosin (yang mewarnai seluruh dinding sel jika larutan tersebut

mengenainya), larutan tersebut akan diserap ke atas dalam batang (Fahmi, 2013).

Pengangkutan zat pada tumbuhan dibedakan menjadi pengangkutan

vaskuler (intravaskuler) dan pengangkutan secara ekstravaskuler. Transportasi

Intravaskuler merupakan pengangkutan air dan garam mineral dari akar menuju

bagian atas tumbuhan melalui xilem. Dari akar kedaun pengakutan terdiri dari

xilem akar, xilem batang, xilem tangkai daun, xilem tulang daun. Selanjutnya dari

xilem tulang daun masuk ke sel-sel mesofil daun untuk di gunakan dalam

fotosintesis. Proses transportasi air melalui xilem bersifat apopplastik karena sel-

sel xilem bersifat sel mati Transfortasi ekstravaskuler merupakan proses

pengangkutan ekstravaskuler dimana air bergerak secara horizontal yaitu dari

pemukaan akar menuju ke sel epidermis kemudian bergerak diantara sel-sel

korteks (Prayogo, 2016).

Proses pengangkutan air dan zat-zat terlarut hingga sampai kedaun pada

tumbuhan dipengaruhi oleh daya kapilaritas, yaitu pembuluh xilem yang terdapat

pada tumbuhan dianggap sebagai pipa kapiler. Air akan naik melalui pembuluh

kayu sebagai akibat dari gaya adhesi antara dinding pembuluh kayu dan molekul

air. Daya tekan akar, dimana daya tekan akar pada setiap tumbuhan berbeda-beda.

Besarnya daya tekan akar dipengaruhi oleh tinggi redahnya tumbuhan. Daya hisap
daun, disebabkan adanya transpirasi air dari daun yang besarnya berbanding lurus

dengan luas bidang penguapan (Lensari, 2009).


BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Prktikum

Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan ketinggia tempat 25 mdpl pada

hari senin, 4 April 2016 pada pukul 15.00-16.40 WIB.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini tanaman pacar air

(Balsamina impatient), tanaman bayam duri (Amaranthus spinosus) yang

digunakan sebagai objek pengamatan, larutan Eoisine digunakan sebagai larutan

untuk melihat bagaimana sistem transportasi tanaman, dan vaseline digunakan

untuk melapisi daun agar stomata tertutupi.

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung

erlenmeyer yang digunakan sebagai wadah percobaan, pisau silet/cutter untuk alat

memotong bagian tanaman tertentu, rol digunakan sebagai alat ukur, stopwatch

digunakan untuk pengukur waktu, kalkulator digunakan sebagai alat hitung, alat

tulis, dan buku data digunakan untuk menulis hasil percobaan.

Prosedur Percobaan

1. Disediakan tanaman Pacar air dan Bayam duri yang sama tinggi dan sama

besarnya, tegak lurus, masing-masing 2 batang.

2. Dipotong bagian pangkal akarnya dan dikupas kulit batangnya sepanjang 3 cm

dari pangkalnya.

3. Diberi perlakuan pada masing-masing tanaman, yaitu:

a. Diberi vaselin (xylem + vaseline) pada bagian ujung pangkalnya pada

tanaman I.
b. Diberi vaseline (floem+vaseline) pada bagian batang yang dikupas pada

tanaman II.

4. Dimasukkan kedalam erlenmeyer yang berisi larutan eosin dan biarkan selama

30 menit

5. Diukur ketinggian larutan eosin pada jaringan tanaman dan hitung laju

transportasi dengan rumus :

V = Tinggi larutan eosine

Waktu

= mm/detik
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tanaman : Pacar Air (Balsamina impatient)

PERLAKUAN TINGGI LARUTAN V = mm/detik


EOSIN SETELAH 30
MENIT

Xylem + Vaselin 370 mm 0.41 mm/detik

Floem + vaselin 265 mm 0.29 mm/detik

Tanaman :Bayam Duri (Amaranthus spinosus)

PERLAKUAN TINGGI LARUTAN EOSIN V = mm/detik


SETELAH 30 MENIT

Xylem + Vaselin 50 mm 0.056 mm/detik

Floem + vaselin 330 mm 0.36 mm/detik

Pembahasan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan didapatkan hasil praktikum yaitu

dalam penentuan daerah pengangkutan zat hara pada tanaman pacar air

(Balsamina impatient) dengan perlakuan xylem+vaselin, tinggi larutan eosin

setelah 30 menit yaitu 370 mm dan laju transportasinya yaitu 0,41 mm/detik,

dengan perlakuan floem+vaselin, tinggi larutan eosin setelah 30 menit yaitu 265

mm dan besar laju transportasinya yaitu 0,29 mm/detik. Masing-masing bagian

tanaman seperti xilem dan floem diberi larutan eosin dengan tujuan agar dapat

diketahui laju transportasinya. Hal ini sesuai dengan litetaur dilakukan


Fahmi (2013), yang menyatakan bahwa pengamatan terhadap irisan melintang

pada saat pewarnaan tanaman akan menunjukkan bahwa hanya dekat permukaan

batang yang dipotong semua sel terwarnai, sedangkan pada bagian yang lain

hanya dinding sel unsur-unsur xilem yang terwarnai oleh larutan pewarna

tersebut. Titik-titik dan garis-garis merah yang tampak setelah pemotongan

melintang dan membujur merupakan jaringan pembuluh kayu (xilem) yang dilalui

oleh larutan eosin pada saat digunakan sebagai bahan pada praktikum.

Berdasarkan percobaan yang dilakukan didapatkan hasil praktikum yaitu

dalam penentuan daerah pengangkutan zat hara pada tanaman bayam duri

(Amaranthus spinosus) dengan perlakuan xylem+vaselin, tinggi larutan eosin

setelah 30 menit yaitu 50 mm dan laju transportasinya yaitu 0,056 mm/detik,

dengan perlakuan floem+vaselin, tinggi larutan eosin setelah 30 menit yaitu 330

mm dan besar laju transportasinya yaitu 0,36 mm/detik. Masing-masing bagian

tanaman seperti xilem dan floem diberi larutan eosin dengan tujuan agar dapat

diketahui laju transportasinya. Hal ini sesuai dengan litetaur dilakukan

Fahmi (2013), yang menyatakan bahwa pengamatan terhadap irisan melintang

pada saat pewarnaan tanaman akan menunjukkan bahwa hanya dekat permukaan

batang yang dipotong semua sel terwarnai, sedangkan pada bagian yang lain

hanya dinding sel unsur-unsur xilem yang terwarnai oleh larutan pewarna

tersebut. Titik-titik dan garis-garis merah yang tampak setelah pemotongan

melintang dan membujur merupakan jaringan pembuluh kayu (xilem) yang dilalui

oleh larutan eosin pada saat digunakan sebagai bahan pada praktikum..

Pengangkutan zat pada tumbuhan dibedakan menjadi pengangkutan

vaskuler (intravaskuler) dan pengangkutan secara ekstravaskuler. Transportasi


Intravaskuler merupakan pengangkutan melalui berkas pembuluh. Transportasi

Intravaskuler merupakan pengangkutan diluar berkas pembuluh. Hal ini sesuai

dengan literaur Prayogo (2016), yang menyataka bahwa pengangkutan zat pada

tumbuhan dibedakan menjadi pengangkutan vaskuler (intravaskuler) dan

pengangkutan secara ekstravaskuler. Transportasi Intravaskuler merupakan

pengangkutan air dan garam mineral dari akar menuju bagian atas tumbuhan

melalui xylem. Transfortasi ekstravaskuler merupakan proses pengangkutan

ekstravaskuler diaman air bergerak secara horizontal.

Proses pengangkutan air dan zat-zat terlarut hingga sampai kedaun pada

tumbuhan dipengaruhi oleh daya kapilaritas, yaitu pembuluh xilem yang terdapat

pada tumbuhan dianggap sebagai pipa kapiler. Hal ini sesuai dengan literatur

Lensari (2009), yang menyatakan bahwa proses pengangkutan air dan zat-zat

terlarut hingga sampai kedaun pada tumbuhan dipengaruhi oleh daya kapilaritas,

yaitu pembuluh xilem yang terdapat pada tumbuhan dianggap sebagai pipa

kapiler. Air akan naik melalui pembuluh kayu sebagai akibat dari gaya adhesi

antara dinding pembuluh kayu dan molekul air. Daya tekan akar, dimana daya

tekan akar pada setiap tumbuhan berbeda-beda. Besarnya daya tekan akar

dipengaruhi oleh tinggi redahnya tumbuhan. Daya hisap daun, disebabkan adanya

transpirasi air dari daun yang besarnya berbanding lurus dengan luas bidang

penguapan.
KESIMPULAN

1. Tanaman pacar air (Balsamina impatient) dengan perlakuan xylem+vaselin,

tinggi larutan eosin setelah 30 menit yaitu 110 mm dan laju transportasinya

yaitu 0,061 mm/detik.


2. Tanaman pacar air (Balsamina impatient) dengan perlakuan floem+vaselin,

tinggi larutan eosin setelah 30 menit yaitu 320 mm dan besar laju

transportasinya yaitu 0,172 mm/detik.


3. Tanaman bayam duri (Amaranthus spinosus) dengan perlakuan xylem+vaselin,

tinggi larutan eosin setelah 30 menit yaitu 95 mm dan laju transportasinya yaitu

0,052 mm/detik,
4. Tanaman bayam duri (Amaranthus spinosus) dengan perlakuan floem+vaselin,

tinggi larutan eosin setelah 30 menit yaitu 322 mm dan besar laju

transportasinya yaitu 0,172 mm/detik.


5. Fungsi pemberian larutan eosin ialah untuk mewarnai bagian xilem atau floem

tanaman sehingga dapat ditentukan besar laju transportasinya.


6. Tujuan pemberian vaselin pada xylem ialah untuk .menutupi bagian xylem

sehingga yang menyerap larutan eosin adalah bagian floem, dan sebaliknya

pemberian vaselin pada floem ialah .untuk menutupi bagian floem sehingga

yang menyerap larutan eosin adalah bagian xylem.

DAFTAR PUSTAKA

Al,S. 2006. Fisiologi Tumbuhan Lanjut. FMIPA Universitas Yogyakarta.


Yogyakarta.
Ani, N. 2009. Pengaruh Perendaman Benih dalam Air Panas terhadap Daya
Kecambah dan Pertumbuhan Bibit Lamtoro (Leucaena leucocephala).
Universitas Al-Azhar. Jakarta.

Dalimartha, S. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid II. Trubus Agriwidya.
Jakarta
Delayota. 2011. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Fahmi, ZI. 2013. Studi Perlakuan Pemberian Larutan Eosin untuk Menentukan
Besar Laju Transportasi Tanaman. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi
Tanaman Perkebunan Surabaya. Surabaya.

Hartono. 2009. Inventarisasi Jenis-Jenis Tumbuhan yang dapat Digunakan


sebagai Bahan Praktikum Sistem Transportasi pada Tumbuhan.
Biologi FMIPA Universitas Negeri Makasar. Makasar.
Hendra,F.D.R. 2012. Transportasi Air Pada Tumbuhan. Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi. Tasikmalaya.
Hutapea, J.R., 2003. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid III. Departemen
Kesehatan RI dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Jakarta.
Husain, I. 2012. Faktor Penting Bagi Pertumbuhan Pohon dalam Pengembangan
Hutan Tanaman Industri. Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo.

Latifah, M.D., A.H. Widjaya., A.R. Gumilang., Harto, Supandi dan Atma. 2014.
Pengembangan Metode Ekstraksi dan Penyimpanan Biji Beberapa Jenis
Flora Tropika di Bank Biji Kebun raya Bogor. UPT Balai Konservasi
Tumbuhan Kebun Raya Cibodes. Bogor.

Lensari, D. 2009. . Pengaruh Volume Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan


Angsana (Pterocarpus indicus Will.). Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nurul, S. 2010. Transportasi Zat Hara Pada Tanaman. IPB Press. Bogor
Noni. 2005. Respon Pertumbuhan dan Kualitas Hasil Produksi Bayam
(Amaranthus sp.) Terhadap Jenis dan Dosis Pupuk Nitrogen yang
Berbeda. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan.
Prayogo. 2016. Transportasi Zat Hara. Fakultas Pertanian Universitas Jenderal
Soedirman. Purwokerto.

Puspaningrum, C., A. Muin dan R.S. Wulandari. 2013. Pengaruh Beberapa


Perlakuan Terhadap Laju Transpirasi dan Laju transportasi Tanaman.
Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Pontianak.

Rahman, T. 2009. Nutrisi dan Energi Tumbuhan. Modul Pembelajaran Universitas


Pendidikan Indonesia. Jakarta
Santoso, B.B., dan B.S. Purwoko. 2007. Tinjauan Agro-Morfologi Perkecambahan
Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Fakultas Pertanian Universitas
Mataram. Mataram.
Simatupang, B., R. Effendi dan R. Kurniaty. 2014. Inventarisasi Jenis-Jenis
Tumbuhan yang dapat Digunakan sebagai Bahan Praktikum Sistem
Transportasi pada Tumbuhan. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan
Tanaman Hutan. Bogor.

Sumartini, S., S. Mulyani, dan F. Rochman. 2013. Pengaruh perendaman terhadap


Viabilitas Benih Tembakau (Nicotiana tabacum L.). Balai Penelitian
tanaman Pemanis dan Serat. Malang.

Suyitno, A. Suryani, dan Ratmawati. 2003. Tanggapan Stomata dan Laju


Transpirasi daun Vaccinum varingiaefolium (BI.) Miq. Menurut Tingkat
Perkembangan Daun dan Jarak terhadap Sumber Emisi Gas Belerang
Kawah Sikidang Dataran Tinggi dieng. Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta.

Purwanti, N.W.T. Made, S. dan Treman, I.W. 2013. Diversifikasi Tanaman Cabai
Dan Bunga Pacar Air Untuk Meningkatkan Pendapatan Petani Di Desa
Selisihan Kecamatan Klungkung Kabupaten Klungkung (Tinjauan
Geografi Ekonomi). Jurusan Pendidikan Geografi ,Undiksha Singaraja.
Denpasar.
Rukmana, R. 2000. Bayam Pertanaman dan Pengolahan Pascapanen . Kanisius.
Yogyakarta.

Suyitno A.2011.Penyerapan Zata dan Transportasi pada


Tumbuhan.UNY.Yogyakarta.

Widyawati, R. 2005. Pergerakan Unsur Hara Tanaman. Skripsi Universitas


Sumatera Utara. Medan

Anda mungkin juga menyukai