Anda di halaman 1dari 15

Praktikum Patologi Klinik

Sistem Kedokteran Tropis

Tutor : Dr. Tri Ariguntar

Kelompok 2

Suryanto 2013730107

Tito Syahjihad 2013730114

Rinaldy Agung Kurnia 2013730093

Randi Suharlian 2013730088

Syalara Fatharani 2013730108

Cindy Sally 2013730022

Larasati 2013730060

Suci Apriani Umar 2013730104

Siti Halimah Intan P 2013730101

Alda Yulianita 2013730004

Wulandari 2013730121

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2013 - 2014

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karuniaNya
maka laporan praktikum Patologi Klinik system kedokteran tropis ini dapat disusun dengan baik.
Tidak lupa pula kami sampaikan salam dan shalawat kepada Rasul junjungan kita Muhammad
SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Sistem kedokeran tropis merupakan penyakit yang ditularkan melalui berbagai media.
Penyakit ini merupakan masalah kesehatan besar dihampir semua negara yang berkembang,
karena angka kesakitan dan kematiannya yang relatif tinggi dan dalam waktu yang singkat.
Berbeda dengan penyakit yang tidak menular yang biasanya bersifat menahun, penyakit menular
biaanya bersifat akut ( mendadak ) dan menyerang semua lapisan masyarakat. Penyakit ini masih
diprioritaskan karena dapat menyebabkan wabah dan menyebabkan kerugian.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna, tapi kami mengharapkan
agar laporan ini bermanfaat dan dapat menjadi bekal yang berharga untuk digunakan
kedepannya.

Akhir kata kami ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
tersusunnya laporan ini.

Jakarta, 16 Desember 2014

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.2

Daftar Isi..3

Praktikum I..4

Praktikum II6

Praktikum III..8

Praktikum IV..10

Praktikum V...13

Hasil akhir
praktikum.14

Daftar Pustaka....15

3
PRAKTIKUM I (TES HIV)

Tujuan :

Diagnose cepat infeksi HIV 1 dan 2 sangatlah penting untuk penanganan pasien dan penyakit
cepat. Pengembangan test cepat (5-30 menit) immunokromatografi merupakan penyaringan awal
untuk mendeteksi adanya Antibodi terhadap HIV type 1, HIV type 2 dan Subtype O didalam
serum / plasma dan darah pasien. Test ini meliputi deteksi antibody HIV-1 dan Subtype O dalam
darah,serum, plasma oleh protein rekombinan dari HIV yang sudah dilumpuhkan dalam
membrane. T1 test line telah di-coated dengan HIV-1 dan Subtype O antigen sedangkan T2 test
line di- coated dengan HIV-2 antigen. Antigen pengikatnya adalah protein rekombinan dari gp36.
Keberadaan HIV1dan 2 IgM, IgG, IgA dapat dinyatakan dengan konjugat protein A. Adanya
antibody positif dapat dibaca dengan terbentuknya garis ungu-kemerahan pada membrane
(region T). garis control tambahan diletakkan pada membrane (region C) untuk memeriksa
reaktivitis kit.

Sentivity : 100% specificity : 100%

Alat dan Bahan :

- Test Card HIV-1/2


- Sample Dillution Buffer
- Petunjuk penggunaan
- Pengering/Silica gel
- Pipet kecil

Cara Kerja :

- Buka sampul sebelum card test digunakan


- Beri identitas pasien pada card test
- Ambil darah dari jari pasien dengan menggunakan jarum lanset
- Teteskan darah tersebut pada HIV test card di bagian S
- Teteskan buffer sebanyak 2 tetes pada bagian yang telah ditetesi darah sebelumnya
- Tunggu hingga 30 menit dan lihat hasilnya

Interpretasi :

Positif Negatif Gagal atau Invalid


Terbentuk dua atau tiga garis Hanya timbul 1garis yaitu Tidak muncul garis control

4
berwarna, satu pada zona garis garis control (yang tampak di
Test 1 atau 2 (atau 1 dan 2) bagian kanan jendela
dan satu pada zona garis pengamatan)
Control. Hal ini berarti pada
serum, plasma dan darah
terdapat antibody HIV 1 atau
2. Garis warna pada zona 1
menandakan infeksi HIV 1,
dan garis warna pada zona 2
menandakan infeksi HIV 2

Hasil Praktikum:

Hasil test negatif. Terdapat satu garis warna pada zona garis control saja. Ini berarti pada
serum plasma dan darah tidak ada antibody HIV

PRAKTIKUM II (TES MALARIA)

Tujuan :

5
Untuk mendeteksi sirkulasi antigen malaria pada whole blood

Alat dan Bahan :

- Tes card yang dibungkus bersamaan dengan bahan pengawet. Setiap tes card berisi 2
garis tes, satu mengikat antigen HRP-2 dari P.f dan yang lainnya mengikat plasmodium
aldolase. Test card juga mengandung prosedur ketiga, garis control.
- Darah
- Botol reagen buffer (reagen pencuci)
- Pedoman kerja

Cara Kerja :

- Sebelum digunakan, keluarkan card dari bungkusnya. Pegang card pada bagian plastik.
Letakkan card mendatar pada tempat kerja.
- Gunakan lanset steril dan kapiler sampel bersih, ambil darah dengan menusuk ke daerah
yang tepat (contoh: jari atau tumit). Biarkan darah membentuk tetesan dan sentuhkan ke
ujung kapiler dengan darah.

- Pindahkan sampel darah dari tube kapiler ke test card (10L apabila memakai
mikropipet. Bila menggunakan dropper yang disediakan, ambil sample hingga Fill Line,
lalu teteskan ke lubang W1)
- Tambahkan 3 tetes reagen buffer ke lubang W2.
- Gunakan timer, biarkan tes card selama 5 menit, lalu teteskan 1 tetes buffer ke lubang
W1.
- Baca hasil setelah 15 menit. Hasil bisa dibaca selama 15-20 menit. Jangan baca hasil
setelah 20 menit

Interpretasi :

Positif Negatif Gagal atau Invalid


Timbul 2 garis berwarna Hanya timbul 1garis yaitu Tes tidak sah bila garis di area
merah muda pada jendela garis control (yang tampak di C tidak muncul, tanpa
pengamatan (garis test) dan bagian kanan jendela menghiraukan keberadaan
garis control. pengamatan) garis di P.f,. ataupun area

6
garis-garis lainnya. Ulangi tes
dengan card baru

Hasil Praktikum :

Hasil tes negatif, karena hanya garis control saja yang muncul

PRAKTIKUM III (TES DENGUE)

Tujuan : Untuk mengetahui apakah pasien positif terhadap virus dengue yang ditularkan oleh
gigitan nyamuk Aedes.

7
Prinsip tes :

1. Prinsip immunethromography menggunakan virus dengue yang spesifik yang akan


bereaksi dengan protein IgG / IgM.
2. Antibody spesifik terhadap IgM dan IgG dalam serum pasien. Antibody ini bereaksi
dengan konjugad koloid emas-antigen.
3. Antibody spesifik terhadap IgG / IgM pada garis tes berwarna merah menunjukkan hasil
tes positif.
4. Garis control pada jendela C akan berwarna merah, baik garis T berwarna/ tidak dan
menunjukkan prosedur kerja adalah benar.

Alat dan Bahan :

1. Lempeng tes yang dikemas dalam kantong khusus reagen pereaksi.


2. Mikropipet (5 l).

Cara kerja :

1. Buka kantong dan keluarkan lempeng tes.


2. Pipetkan (5 l) sampel ke lubang S.
3. Pipetkan 4 tetes reagen pereaksi pada lubang R.
4. Tunggu sampai 15 menit, baca hasil test.

Interpretasi hasil ;

Hasil negative
Satu garis berwarna merah (pink) pada garis Tidak ada antibody spesifik terhadap virus
control C. (gbr. 1) dengue / jumlah antibody masih sedikit.

Gambaran dari hasil tes dengue

8
Gambar 1. Gambar 2. Gambar3. Gambar 4. Gambar 5

C C C

IgG T IgG T IgG T


IgM IgM IgM
C C
IgG T IgG T
IgM IgM

ar 3.

9
PRAKTIKUM IV(TES WIDAL)
I. Pendahuluan

Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi A, B, C menyebabkan demam enterik pada


manusia. Sebagai respon terhadap stimulus antigen akan membentuk antibodi terhadap antigen 0
dan H.

Tes widal dapat dilakukan dengan metode slide atau metode tabung. Metode slide
merupakan cara yang cepat, tetapi tidak / kurang tepat untuk menunjukan titer antibody. Oleh
sebab itu, untuk menentukan titer antibodi dianjurkan melakukan metode tabung karena lebih
teliti.

a. Prinsip Test
1. Suspensi yang mengandung antigen Salmonella direaksikan dengan serum pasien
(diduga menderita thypoid). Bila ada reaksi antigen-antibodi akan timbul aglutinasi-
positif.
2. Jumlah antibodi diketahui dengan melakukan titrasi pada serum yang akan diperiksa.
Suspense antigen direaksikan dengan serum yang diencerkan bertahap.

b. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus

c. Persiapan Sampel
Diambil darah versa sesuai prosedur baku, dibiarkan membeku; kemudian
disentrifus untuk memperoleh serum segar.
d. Alat dan bahan
1. Kit Plasmatec berisi :
Suspense antigen Salmonella typhi A
Suspense antigen Salmonella H paratyphi A
Suspense antigen Salmonella H paratyphi B
Suspense antigen Salmonella H paratyphi C
Suspense antigen Salmonella Typhi O
Suspense antigen Salmonella O parathypi A
Suspense antigen Salmonella O parathypi B
Suspense antigen Salmonella O parathypi C
2. Lempeng pereaksi (tile/slide).
3. Tabung reaksi dan rak tabung.

10
4. Pipet otomatis.
5. Larutan NaCl fisiologis (0,85%)
6. Sentrifus.
7. Incubator.
e. Cara kerja
Metode 1 slide :
1. Siapkan serum yang akan dites.
2. Siapkan lempeng ,-reaksi buat lingkaran.
3. Teteskan serum 0,08 ml dan antigen 0,08 ml.
4. Campur dengan baik, kemudian goyang memutar lempeng pereaksi agar
campuran reaksi merata selama 2 menit.
5. Baca hasil reaksi (aglutinasi).

Metode 2 Tabung :
1. Siapkan 8 tabung reaksi kecil, beri nomor 1,2,3,4,5,6,7 dan 8.
2. Pipetkan NaCl 0,85% sebanyak 1,9 mL ke tabung 1 dan 1 ml masing-masing ke
tabung 2 s/d 8
3. Tambahkan 0,1 ml isi tabung 1 ke tabung 2 dan campur baik isi tabung.
4. Pindahkan 1,0 ml isi tabung 1 ke tabung 2 dan campur baik isi tabung 2 dan
seterusnya ke tabung 3 sampai tabung 7. Dari tabung 7, buang 1,0 ml.
Tabung 8 hanya akan berisi NaCl 0,85% dan akan dipakai control.
5. Botol reagen dikocok baik kemudian pipetkan 1,0 ml ke setiap tabung. Campur
baik isi setiap tabung.
6. Inkubasikan pada suhu 500C selama 4 jam atau pada 370C semalam.
7. Baca hasil reaksi dan laporkan tabung terakhir yang masih menunjukkan
aglutinasi.

Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8
Pengenceran 1:20 1:40 1:80 1:160 1:320 1:640 1:1280 Control

f. Interpretasi hasil
Negative: Tidak ada aglutinasi
Positif: Ada aglutinasi dan menunjukkan adanya antibodi terhadap antigen yang
sesuai.
Aglutinasi pada tabung dengan pengenceran tertinggi menunjukkan titer test.
Nilai rujukan : umumnya dipakai titer 1:80 1:160
Titer yang tinggi (lebih dari nilai rujukan) bisa berarti:
- Mengidap typhoid (menunjang diagnosis)
- Sebelumnya ada infeksi lain dengan demam
- Penyakit hati kronik

11
Untuk kepentingan diagnosis, lebih penting mengamati kenaikan titer (artinya
dilakukan tes berulang) daripada mengamati hanya satu titer yang tinggi.
Untuk diagnosis final: observasi/gambaran klinik harus sesuai dengan hasil tes;
biasanya diikutkan tes kultur/biakan
g. Hasil:
Terdapat aglutinasi pada suspense antigen Salmonella O paratyphi B pada titer 1/80 yang
membuktikan bahwa adanya antibodi terhadap antigen.
Sedangkan pada suspensi yang lain tidak terdapat aglutinasi.

PRAKTIKUM V (TES LEPTOSPIROSIS)

Tujuan :

Untuk serodiagnosis infeksi akut ataupun paparan ulang terhadap Leptospira. Tes ini
menggunakan antigen spesifik genus reaktif sehingga tes ini mampu mendeteksi infeksi
Leptospira yang disebabkan oleh berbagai serovarians leptospira.

Alat dan Bahan :

- 20 AIM Leptospira IgM Rapid Test


- 20 pipet
- 1 Vial diluent (buffer leptospiro)
- petunjuk penggunaan

Cara kerja :

- Buka sampul sebelum card test digunakan


- Beri identitas pasien pada card test
- Ambil darah pada ujung jari pasien dengan menggunakan jarum lanset
- Teteskan darah tersebut pada leptospira card test di bagian A
- Tambahkan 5 tetes buffer pada bagian B

12
- Tunggu 15 menit dan lihat hasilnya

Interpretasi :

Positif Negatif Gagal atau Invalid


Timbul 2 garis berwarna Hanya timbul 1garis yaitu Garis control (yang terletak
merah muda pada jendela garis control (yang tampak di pada bagian kanan jendela
pengamatan (garis test) dan bagian kanan jendela pengamatan) tidak muncul.
garis control. pengamatan)
Hasil praktikum :

Hasil test negatif, hanya timbul 1garis yaitu garis control (yang tampak di bagian kanan jendela
pengamatan).

HASIL AKHIR PRAKTIKUM

13
14
DAFTAR PUSTAKA

MIlich DR. 1989 Synthetic T dan B cell recognitation sites: Implication for
vaccine development. Adv Immunol 45:195-282
Taylor, DW, Voller, A. The development and validation of a simple antigen
detection ELISA for Plasmodium falciparum malaria. Trans. R. Soc. Trop. Med.
(1993), 87:29-31
Sabin, AB and Schlesinger RW. Production of immunity to dengue with virus
modified by propagation in mice: Science (1945), 101:640
Evaluation report from Leptospirosis Reference Centre (WHO/FAO/O/E/RIVM)
at Royal Tropical Institute, Amsterdam

15

Anda mungkin juga menyukai