Anda di halaman 1dari 5

Klasifikasi Penyakit

Klasifikasi penyakit merupakan satu upaya untuk meningkatkan akurasi diagnosis


mempergunakan hasil-hasil dari pemeriksaan gejala, tanda, test, dan pembuatan kriteria
diagnosis. Klasifikasi penyakit dapat dilakukan berdasarkan agen penyebabnya, patologi penyakit,
organ yang terserang, cara pengobatannya, cara penularannya, cara masuk atau keluarnya
penyakit dan faktor keterpaparan atau kepekaannya.

A. Penyakit menular dan penyakit tidak menular

1. Penyakit infeksi/menular (communicable diseases) :

Penyakit menular melalui air

Penyakit menular melalui udara

Penyakit menular melalui kelamin

Penyakit menular melalui binatang

2. Penyakit non-infeksi/tidak menular/kronik :

Penyakit jantung

Penyakit kanker

Penyakit metabolik

Jenis-jenis pengelompokan untuk penyakit menular maupun yang tidak menular sebenarnya
masih cukup luas, daftarnya masih bisa diperpanjang. Unutk penyakit menular, kelompok-
kelompok penyakit lainnya dapat berupa : water-washed diseases, faecal-oral diseases, penyakit
menular melalui tanah (soil-mediated infections), diseases water contact, infectious skin rashes,
diseases transmitted via body fluids, insect-borne diseases, dan lain-lain. Pengelompokan ini tentu
akan memberikan kemungkinan tumpang-tindih antara sesama penyakit.

B. Klasifikasi penyakit menurut ICD (International Classification of Diseases = Klasifikasi Penyakit


Internasional)

Sejak tahun 1948 WHO telah menerbitkan buku klasifikasi untuk menjadi pedoman dalam
mengklasifikasikan penyakit dan nomor kode untuk setiap penyakit. Sampai saat ini ICD
(International Classification of Diseases = Klasifikasi Penyakit Internasional) telah mengalami
beberapa revisi yang terakhir revisi ke-10 (ICD-X, tahun 1992).

Ada 21 kelompok utama penyakit menurut ICD X, yaitu :

1. Penyakit infeksi dan parasit.

Yang termasuk penyakit infeksi berdasarkan ICD-X antara lain : penyakit infeksi usus, tuberculosis,
penyakit bakteri zoonotik, penyakit bakteri lainnya, hepatitis virus, infeksi virus pada system saraf,
demam berdarah dengue, mikosis, penyakit protozoa, HIV-AIDS, dan lain-lain.

Menurut data dari dinas kesehatan pada tahun 2006 berdasarkan ICD X, penyakit infeksi dan
parasit yang paling banyak yaitu demam berdarah dengue. Penyakit Demam Berdarah Dengue
telah menyebar secara luas ke seluruh kawasan dengan jumlah kabupaten/kota terjangkit
semakin meningkat hingga ke wilayah pedalaman. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB
sehingga angka kesakitan dan kematian yang terjadi dianggap merupakan gambaran penyakit di
masyarakat.

2. Neoplasma

Yang termasuk neoplasma berdasarkan ICD-X yaitu neoplasma ganas, neoplasma in situ,
neoplasma jinak, dan neoplasma sifat tidak tentu.

Menurut ICD X, WHO 1992, neoplasma yang paling banyak di Indonesia adalah neoplasma sifat
tidak tentu. Pada waktu ini presentasi gambaran klinis maupun patologis kelihatannya sebagai
suatu neoplasma jinak, tetapi perjalanan penyakit menunjukkan ada sebagian yang dapat
berubah sifatnya menjadi ganas. Tidak ada parameter yang dipakai untuk menentukan mana
yang tetap jinak dan mana yang akan berubah menjadi ganas, kecuali data epidemiologis.

3. Penyakit darah dan organ pembentuk darah.

Yang termasuk penyakit darah dan organ pembentuk darah menurut ICD-X antara lain: anemia
defisiensi besi, anemia pernisiosa, anemia defisiensi asam folat, anemia hemolitik, anemia
aplastik, DIC, purpura, dan beberapa kondisi perdarahan lainnya.

Penyakit darah yang paling banyak di Indonesia adalah anemia defisiensi besi. Anemia ini
umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Di Indonesia paling banyak disebabkan oleh
infeksi cacing tambang (ankilostomiasis). Infestasi cacing tambang pada seseorang dengan
makanan yang baik tidak akan menimbulkan anemia. Bila disertai malnutrisi, baru akan terjadi
anemia. Penyebab lain dari anemia defisiensi adalah : diet yang tidak mencukupi, absorpsi yang
menurun, kebutuhan yang meningkat pada kehamilan, laktasi, perdarahan pada saluran cerna,
menstruasi, donor darah.

4. Penyakit endokrin, nutrisi dan gangguan imunitas.

Yang termasuk penyakit endokrin, nutrisi dan gangguan imunitas menurut ICD-X antara lain:
penyakit thyroid, diabetes melitus, malnutrisi, sindrom metabolik, dan lain-lain.

Penyakit endokrin yang paling banyak diderita yaitu diabetes melitus. Diabetes melitus adalah
gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi
berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Tingkat prevalensi dari diabetes melitus adalah tinggi.
Diabetes melitus merupakan penyebab kematian ketiga di Amerika dan merupakan penyebab
utama kebutaan akibat neuropati diabetik. Tujuh puluh lima persen penderita diabetes akhirnya
meninggal karena penyakit vaskular. Komplikasi yang paling utama adalah serangan jantung,
payah ginjal, stroke dan gangren.

5. Gangguan mental

Yang termasuk gangguan mental berdasarkan ICD-X antara lain: gangguan mental organik,
gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif, skizofrenia, gangguan skizotipal dan
gangguan waham, gangguan suasana perasaan, perubahan kepribadian.

Salah satu yang banyak diderita adalah skizofrenia. Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan
yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar
(inappropriate) atau tumpul (blunted). Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual
biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang
kemudian.

6. Gangguan sistem saraf

Yang termasuk gangguan system saraf menurut ICD-X antara lain: penyakit inflamasi pada system
saraf pusat, gangguan pada ekstrapiramidal, penyakit degeneratif pada sistem saraf,
polineuropati, cerebral palsy, penyakit pada sistem saraf lainnya.

Di pusat-pusat pelayanan neurologi di Indonesia jumlah penderita gangguan peredaran darah


otak (GDPO) selalu menempati urutan pertama dari seluruh penderita rawat inap. Stroke adalah
manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang
berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan maut, tanpa
ditemukannya penyebab selain daripada gangguan vaskular.

7. Penyakit mata dan adnexa

Yang termasuk penyakit mata dan adnexa menurut ICD-X antara lain: kelainan pada lensa, system
lakrimal, konjungtiva, sclera, kornea, iris, badan ciliar, lensa, koroid dan retina, glaucoma, dan
lain sebagainya.

Yang paling banyak di derita yaitu katarak. Katarak adalah setiap kekeruhan pada lensa yang
dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat
kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif. Penyebabnya bermacam-
macam. Umumnya adalah usia lanjut (senil), tapi dapat juga terjadi secara kongenital akibat
infeksi virus di masa pertumbuhan janin, genetik, dan gangguan perkembangan; kelainan sistem
metabolik atau sistemik seperti, diabetes melitus.

8. Penyakit telinga dan processus mastoideus

Yang termasuk dalam penyakit telinga dan processus mastoideus menurut ICD-X antara lain:
penyakit telinga bagian luar, penyakit telinga bagian tengah dan mastoid, penyakit telinga bagian
dalam, dan beberapa kelainan pada telinga.

Yang paling banyak adalah otitis eksterna dan otomikosis. Penyebab otitis eksterna biasanya
Staphylococcus aureus, Staphylococcus albus. Gejalanya antara lain rasa nyeri yang hebat, apalagi
bila daun telinga disentuh atau dipegang, liang tampak bengkak pada tempat tertentu,
gangguan pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga.

9. Penyakit sistem peredaran darah

Yang termasuk dalam penyakit system peredaran darah menurut ICD-X antara lain: demam
rematik akut, penyakit jantung rematik, hipertensi, penyakit jantung iskemik, penyakit
serebrovaskuler dan lain sebagainya.

Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan penanggulangan yang baik.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prevalensi hipertensi seperti ras, umur, obesitas,
asupan garam yang tinggi dan adanya riwayat hipertensi dalam keluarga. Dari beberapa
penelitian, terlihat adanya kecenderungan bahwa masyarakat perkotaan lebih banyak menderita
hipertensi dibandingkan dengan masyarakat pedesaan. Prevalensi hipertensi akan meningkat
dengan bertambahnya umur. Hipertensi bersifat penyakit endemik di Indonesia.
10. Penyakit sistem pernapasan

Yang termasuk penyakit system pernapasan menurut ICD-X antara lain: infeksi saluran pernafasan
atas, influenza dan pneumonia, infeksi saluran pernafasan bawah, dan lain-lain.

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering berada dalam daftar pola
10 penyakit terbanyak di rumah sakit. Menurut laporan Ditjen Pelayanan Medik, Departemen
Kesehatan pada tahun 2005, penyakit Sistem Napas menempati peringkat pertama 10 penyakit
utama pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit di Indonesia. pada orang normal tidaklah mudah
bagi kuman patogen untuk dapat masuk sampai ke dalam saluran pernapasan, mengingat sistem
pertahanan paru yang berlapis-lapis dan bermacam-macam bentuknya.

11. Penyakit sistem pencernaan

Yang termasuk penyakit system pencernaan menurut ICD-X antara lain: penyakit pada
esophagus, abdomen, duodenum, dan appendix, hernia, colitis, penyakit pada peritoneum dan
lain-lain.

Penyakit sistem pencernaan yang paling banyak diderita di Indonesia adalah diare dan
gastoenteritis. Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi buang air
besar lebih dari biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi
tinja dari penderita. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi mikroorganisme termasuk bakteri, virus
dan parasit lainnya seperti jamur, cacing dan protozoa. Salah satu bakteri penyebab diare adalah
bakteri Escherichia coli Enteropatogenik (EPEC).

12. Penyakit kulit dan jaringan.

Yang termasuk penyakit kulit dan jaringan menurut ICD-X antara lain: infeksi pada kulit dan
jaringan subkutan, dermatitis dan eksema, urtikaria dan eritema dan lain-lain.

13. Penyakit sistem otot rangka dan jaringan

Yang termasuk penyakit sistem otot rangka dan jaringan menurut ICD-X antara lain: arthropaties,
dorsopathies, kelainan pada jaringan lunak, osteopathies dan chondropathies, dan lain-lain.

14. Penyakit sistem kencing dan kelamin

Yang termasuk penyakit sistem kencing dan kelamin menurut ICD-X antara lain: penyakit
glomerular, gagal ginjal, urolithiasis, penyakit pada ginjal dan ureter, infeksi pada organ pelvis,
penyakit non-infeksi pada genital, dan lain-lain.

15. Komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas

Yang termasuk komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas menurut ICD-X antara lain: kehamilan
dengan abortus, udema, proteinuri, dan hipertensi pada kehamilan, ketuban pecah dini, infeksi
intrapartum, dan lain-lain.

16. Keadaan tertentu yang berasal dari masa perinatal.


Yang termasuk keadaan tertentu yang berasal dari masa perinatal menurut ICD-X antara lain:
trauma lahir, kelainan pada system pernafasan dan kardiovaskuler, infeksi spesifik pada periode
perinatal, dan lain-lain.

17. Malformasi kongenital, deformitas dan abnormalitas kromosom.

Yang termasuk malformasi kongenital, deformitas dan abnormalitas kromosom menurut ICD-X
antara lain: malformasi kongenital pada sistem saraf, mata, telinga, wajah, sistem sirkulasi,
sistem, pernafasan, organ genital, malformasi kongenital dan deformitas pada sistem
muskuloskeletal, dan lain-lain.

18. Gejala, tanda dan hasil klinik, dan laboratorium abnormal yang tidak dapat diklasifikasikan.

19. Cedera dan keracunan

Yang termasuk cedera dan keracunan menurut ICD-X antara lain: cedera pada kepala, leher,
thorax, abdomen, tulang belakang, luka bakar, keracunan obat dan lain-lain.

20. Penyebab lain yang menyebabkan kecacatan dan kematian

Yang termasuk penyebab lain yang menyebabkan kecacatan dan kematian menurut ICD-X antara
lain: kecelakaan transportasi, perbuatan yang disengaja yang merugikan diri sendiri, komplikasi
akibat operasi, dan lain-lain.

21. Faktor yang mempengaruhi status kesehatan dan kontak dengan Yankes

Anda mungkin juga menyukai