Rio Rhomario
E-Mail: rio.rhomario@outlook.co.id
Superbug adalah bakteri yang resisten terhadap berbagai antibiotik sehingga sulit
dan mahal untuk mengobati penyakit yang sebelumnya disembuhkan dengan
rejimen pil. Beberapa strain bakteri, seperti Clostridium difficile dan MRSA, tahan
terhadap sebagian besar antibiotik yang saat ini tersedia.
Menurut Tjay & Rahardja (2007) resistensi ialah tidak terganggunya sel mikroba
oleh antibiotik yang merupakan suatu mekanisme alami untuk bertahan hidup. Ini
dapat terjadi apabila antibiotik diberikan atau digunakan dengan dosis yang terlalu
rendah atau masa terapi yang tidak tepat.
Prioritas 2: Tingi
4. Enterococcus faecium, vancomycin-resistant
5. Staphylococcus aureus, methicillin-resistant, vancomycin-intermediate and
resistant
6. Helicobacter pylori, clarithromycin-resistant
7. Campylobacter spp., fluoroquinolone-resistant
8. Salmonellae, fluoroquinolone-resistant
9. Neisseria gonorrhoeae, cephalosporin-resistant, fluoroquinolone-resistant
Prioritas 3: Sedang
10. Streptococcus pneumoniae, penicillin-non-susceptible
11. Haemophilus influenzae, ampicillin-resistant
12. Shigella spp., fluoroquinolone-resistant
WHO menegaskan daftar yang dibuatnya bukan untuk menakut-nakuti orang atau
menyebabkan kepanikan, namun untuk menyoroti bakteri paling membutuhkan
peningkatan penelitian. Bakteri yang membuat daftar tersebut tidak cukup lazim
untuk menggalang perhatian perusahaan farmasi besar untuk memiliki banyak
kepentingan didalamnya.
Kunci untuk mengontrol penyebaran bakteri yang resisten adalah dengan
menggunakan antibiotika secara tepat dan rasional. Pengobatan rasional
dimaksudkan agar masyarakat mendapatkan pengobatan sesuai dengan kebutuhan
klinisnya, dalam dosis yang tepat bagi kebutuhan individunya, untuk waktu yang
cukup dan dengan biaya yang paling terjangkau bagi diri dan komunitasnya.
Penggunaan antibiotika secara bijaksana erat kaitannya dengan penggunaan
antibiotika berspektrum sempit dengan indikasi yang tepat, dosis yang adekuat,
serta tidak lebih lama dari yang dibutuhkan. WHO menyatakan bahwa lebih dari
setengah peresepan obat diberikan secara tidak rasional. Menurut WHO, 2002
kriteria pemakaian obat yang rasional, antara lain :
Oleh karena itu kita sebagai tenaga kefarmasian perlu untuk memastikan agar
permasalahan superbug dapat dihindari degan penggunaan antibiotic yang tepat
dan rasional.
DAFTAR PUSTAKA