Anda di halaman 1dari 5

BERBAHAYA ! SUPERBUG APA ITU?

Rio Rhomario
E-Mail: rio.rhomario@outlook.co.id

Superbug adalah bakteri yang resisten terhadap berbagai antibiotik sehingga sulit
dan mahal untuk mengobati penyakit yang sebelumnya disembuhkan dengan
rejimen pil. Beberapa strain bakteri, seperti Clostridium difficile dan MRSA, tahan
terhadap sebagian besar antibiotik yang saat ini tersedia.

Dalam beberapa bulan terakhir, para ilmuwan telah melaporkan menemukan E.


coli yang resisten terhadap colistin, suatu kelas terakhir antibiotik, di Amerika
Serikat. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit juga baru-baru ini
melaporkan bahwa Neisseria gonorrhoeae, bakteri yang menyebabkan penyakit
menular seksual menjadi tidak bisa diobati atau resisten terhadap antibiotik.

Menurut Tjay & Rahardja (2007) resistensi ialah tidak terganggunya sel mikroba
oleh antibiotik yang merupakan suatu mekanisme alami untuk bertahan hidup. Ini
dapat terjadi apabila antibiotik diberikan atau digunakan dengan dosis yang terlalu
rendah atau masa terapi yang tidak tepat.

Penyebab mereka bisa memiliki kemampuan pertahanan diri dari rentetan


antibiotik ketika kita terus-menerus memberikan terapi antibiotik adalah terletak
pada perubahan kecil untuk DNA mereka. Mutasi kecil dapat meningkatkan
pertahanan mereka, memberi mereka perisai yang lebih baik atau memungkinkan
mereka untuk membuat senjata yang dapat memecah antibiotik. Dan jika kita terus
memberikan kesempatan bakteri superbug untuk berkembang menjadi resisten
terhadap antibiotik. Bakteri superbug ini mungkin akan menjadi bakteri yang tak
terkalahkan suatu hari nanti. Sehingga infeksi ringan pun akan sulit untuk
disembuhkan.
Berikut 12 daftar jenis bakteri paling berbahaya menurut WHO,
Prioritas 1: Kritikal
1. Acinetobacter baumannii, carbapenem-resistant
2. Pseudomonas aeruginosa, carbapenem-resistant
3. Enterobacteriaceae, carbapenem-resistant, ESBL-producing

Prioritas 2: Tingi
4. Enterococcus faecium, vancomycin-resistant
5. Staphylococcus aureus, methicillin-resistant, vancomycin-intermediate and
resistant
6. Helicobacter pylori, clarithromycin-resistant
7. Campylobacter spp., fluoroquinolone-resistant
8. Salmonellae, fluoroquinolone-resistant
9. Neisseria gonorrhoeae, cephalosporin-resistant, fluoroquinolone-resistant

Prioritas 3: Sedang
10. Streptococcus pneumoniae, penicillin-non-susceptible
11. Haemophilus influenzae, ampicillin-resistant
12. Shigella spp., fluoroquinolone-resistant

Diperkirakan bahwa sekitar 700.000 orang di seluruh dunia meninggal karena


infeksi bakteri yang tidak dapat diobati. Perkiraan menunjukkan bahwa jika saat ini
sedikit yang dilakukan untuk mencoba dan mengekang resistensi antibiotik, angka
ini bisa mencapai 10 juta pada tahun 2050 dan menempatkan ke dalam istilah
kebutuhan mendesak di seluruh dunia.

WHO menegaskan daftar yang dibuatnya bukan untuk menakut-nakuti orang atau
menyebabkan kepanikan, namun untuk menyoroti bakteri paling membutuhkan
peningkatan penelitian. Bakteri yang membuat daftar tersebut tidak cukup lazim
untuk menggalang perhatian perusahaan farmasi besar untuk memiliki banyak
kepentingan didalamnya.
Kunci untuk mengontrol penyebaran bakteri yang resisten adalah dengan
menggunakan antibiotika secara tepat dan rasional. Pengobatan rasional
dimaksudkan agar masyarakat mendapatkan pengobatan sesuai dengan kebutuhan
klinisnya, dalam dosis yang tepat bagi kebutuhan individunya, untuk waktu yang
cukup dan dengan biaya yang paling terjangkau bagi diri dan komunitasnya.
Penggunaan antibiotika secara bijaksana erat kaitannya dengan penggunaan
antibiotika berspektrum sempit dengan indikasi yang tepat, dosis yang adekuat,
serta tidak lebih lama dari yang dibutuhkan. WHO menyatakan bahwa lebih dari
setengah peresepan obat diberikan secara tidak rasional. Menurut WHO, 2002
kriteria pemakaian obat yang rasional, antara lain :

a. Sesuai dengan indikasi penyakit Pengobatan didasarkan atas keluhan


individual dan hasil pemeriksaan fisik.
b. Diberikan dengan dosis yang tepat Pemberian obat memperhitungkan umur,
berat badan dan kronologis penyakit.
c. Cara pemberian dengan interval waktu pemberian yang tepat. Jarak minum
obat sesuai dengan aturan pemakaian yang telah ditentukan.
d. Lama pemberian yang tepat. Pada kasus tertentu memerlukan pemberian obat
dalam jangka waktu tertentu.
e. Obat yang diberikan harus efektif dengan mutu terjamin. Hindari pemberian
obat yang kedaluarsa dan tidak sesuai dengan jenis keluhan penyakit.
f. Tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau. Jenis obat mudah
didapatkan dengan harganya relatif murah.
g. Meminimalkan efek samping dan alergi obat

Oleh karena itu kita sebagai tenaga kefarmasian perlu untuk memastikan agar
permasalahan superbug dapat dihindari degan penggunaan antibiotic yang tepat
dan rasional.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Apoteker Harus Tahu Asal Uasul Bakteri Superbug.


www.farmasetika.com. Diakses pada 21 April 2017

Anonim. 2016. Who Merilis Daftar 12 Jenis Bakteri Yang Paling


Berbahaya Menginfeksi Manusia. www.farmasetika.com.
Diakses pada 21 April 2017

Tjay, T. H., dan Rahardja, K. (2007). Obat-Obat Penting Khasiat,


Penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya. Edisi ke VI.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo

World Health Organization. (2002). Promoting Rational Use of


Medicine. Geneva: Core Components.

Anda mungkin juga menyukai