Eko Mulyono
Abstrak
Terbatasnya infrastruktur pembangkit listrik dan transmisi menjadi tantangan bagi industri yang berencana
mengembangkan bisnis di daerah masih rendah elektrifikasi. Mengamati kondisi PLN saat ini, praktisi bisnis
cenderung memilih untuk membangun pembangkit listrik sendiri daripada menunggu PLN untuk pemenuhan
kebutuhan listrik bagi operasi bisnisnya. Tipe pembangkit listrik yang biasa menjadi pilihan adalah genset
diesel dan PLTU batubara. Mengingat kedua tipe pembangkit tersebut menggunakan bahan bakar yang
harganya cenderung terus naik, praktisi bisnis mencari alternatif sumber energi yang lebih ekonomis dan
ramah lingkungan. Tulisan ini membandingkan investasi PLTS dengan hasil produksi energi selama masa
produktif pembangkit dan mengetahui harga energi (Levelized Energy Cost) secara sederhana.
Pendahuluan
Harga sistem PLTS di Jerman hingga kwartal kedua tahun 2013 ada di kisaran 1.698 per kiloWattpeak
4) PV price index System prices decrease steadily
(kWp). Harga ini adalah total
sistem PLTS terpasang, meliputi
s u r v e y, d e s a i n , k o m p o n e n , /kWp
PV system prices decrease steadily
d e l i v e r y, i n s t a l a s i h i n g g a 5,500
commissioning dan operasional.
Angka harga rata-rata sistem per 5,000
kWp bisa dijadikan referensi 4,500
Average end-customer prices (system prices) for
untuk membuat estimasi installed roof-mounted systems of up to 10 Kilowatt
4,000 5,100 /kWp
pembangunan PLTS dengan peak per kilowatt peak without tax
Kapasitas (kWp) Energi/thn (kWh) Energi/25 tahun (kWh) Total investasi (USD) Harga Energi (USD/kWh)
2,000 2,900,000 61,625,000 6,622,200 0.107
Referensi:
http://www.solarwirtschaft.de/fileadmin/media/pdf/2013_2_BSW-
http://www.giz.de/Themen/de/dokumente/2012-en-solar-energy-in-indonesia-potential-plans-and-
framework.pdf
4/