Anda di halaman 1dari 1

Pria yang Kebal AIDS Ini Bunuh Diri di Usia 66 Tahun

Jakarta, Cacat genetik dalam sel darah putihnya justru membuat Stephen Crohn kebal dari
AIDS. Padahal penyakit itu telah 'membunuh' banyak teman-temannya. Memiliki kelebihan
ini tidak membuat Stephen bahagia. Dia malah bunuh diri saat usianya 66 tahun.

Stephen bunuh diri di New York, AS, pada bulan lalu. Informasi ini disampaikan oleh saudara
perempuannya. Demikian dikabarkan NY Daily News, Selasa (17/9/2013).

Menurut Dr Bill Paxton dari Aaron Diamond AIDS Research Center di New York, Stephen
sama sekali tidak bisa terkena AIDS, bahkan setelah dia sengaja dipapar virus HIV untuk
keperluan pengujian.

Bagi Stephen, melihat dirinya sehat sementara teman-temannya menderita AIDS dan
kemudian meninggal karena penyakit itu benar-benar membuatnya sedih. Hatinya seperti
dicabik-cabik karena terus menerus kehilangan orang yang dekat dengannya.

"Setiap tahun akan kehilangan, enam orang, tujuh orang. Pekan lalu saja ada obituari teman
saya di koran. Ini nggak gampang, ketika Anda kehilangan teman-teman, apalagi ini
berlangsung dalam kurun waktu yang panjang. Ini satu-satunya hal yang tidak bisa Anda
bandingkan saat berada dalam perang," papar Stephen pada 1999 dalam interview untuk
film dokumenter 'Surviving AIDS'.

Amy Crohn, saudara perempuan Stephen, kepada New York Times mengatakan melihat
kepedihan yang dirasakan oleh Stephen. Rasa bersalah karena menjadi 'satu-satunya'
orang yang hidup meski telah dipapar virus HIV telah membuat Stephen menderita.
"Mungkin ini alasan dia (bunuh diri)," ucap Amy.

Stephen menjadi relawan untuk diteliti di Diamond Center, tempat di mana Paxton dan Dr
David Ho menemukan kekhasan genetik yang dimilikinya, yakni reseptor cacat CCR5 yang
mampu mencegah sel darah putih CD4-nya terinfeksi HIV. Penemuan ini melahirkan
pemahaman yang lebih besar tentang bagaimana virus HIV menyebar di dalam tubuh,
termasuk penanganan yang terus dilakukan saat ini. Studi ini juga menjadi semacam
panduan dalam penelitian untuk menemukan vaksin AIDS yang efektif .

Pada 1996, koran Inggris 'The Independent' menyebut Stephen sebagai 'pria yang tidak bisa
terpapar AIDS'. Sosoknya pun kemudian menjadi fokus dalam film dokumenter.

Stephen merupakan pelukis dan editor lepas Fodor's Travel Guides. Ia dibesarkan di
Dumont , NJ, dan tinggal di New York saat dewasa. Namun pada saat terakhir hingga
ajalnya, Stephen tinggal di Saugurties.

Sumber: Detik.com Selasa, 17/09/2013 18:29 WIB

Anda mungkin juga menyukai