Anda di halaman 1dari 21

TUGAS

MAKALAH

METODE PEMBANGUNAN DAN PEMBONGKARAN KONSTRUKSI

Oleh :

ANRY LAO

(D11114312)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2017
METODE PELAKSANAAN

A. PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Pada saat ini bumi mengalami perubahan iklim yang sangat signifikan. Dampak dari
pemanasan global yang selama ini didengung dengungkan semua orang kini mulai
dirasakan. Indonesia pun ikut merasakan dampak dari hal tersebut. Yaitu berubahnya iklim
yang drastis di Indonesia. Kekeringan pada musim kemarau dan curah hujan yang semakin
meningkat sehingga menyebabkan banjir di berbagai daerah di Indonesia. Penyebab yang
lain adalah minimnya daerah resapan air, system drainase yang buruk, dan faktor geografis
seperti topografi. Sehingga Pemerintah Kota Surabaya mempunyai Kegiatan
Pembangunan Penyediaan Dan Rehabilitasi sarana Prasarana Pematusan. Dimana tujuan
dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah untuk Mengatasi masalah kebanjiran yang berada di
kota Surabaya khususnya daerah Tambak Asri dan sekitarnya. Maka untuk pekerjaan ini
menyatakan mampu melaksanakan pekerjaan ini dengan hasil/ mutu yang baik, tepat
waktu dan biaya yang ekonomis sesuai dengan pengalaman sejenis yang pernah
dikerjakan.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud
Pengadaan Pompa banjir dengan Kapasitas 3 m3/dtk beserta kelengakapan dan lain
lainnya, yang berada dilokasi di daerah Tambak Asri dan Sekitarnya lebih tepatnya di PA
GREGES.
2. Tujuan
Menambah debit kapasitas Rumah Pompa Greges untuk mengatasi kebanjiran di daerah
Pompa Greges dan Sekitarnya.

III. LOKASI PEKERJAAN


Di Rumah Pompa Greges

IV. LINGKUP PEKERJAAN


Kegiatan : Pembangunan, Penyediaan Dan Rehabilitasi Sarana Prasarana Pematusan
Pekerjaan : Pengadaan Pompa Banjir Type 4 (PA. GREGES)
Lokasi : Kota Surabaya.
Tahun Anggaran : 2015
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembuatan Direksi Keet
2. Uitzet dengan waterpass / theodolite
3. Pasang rambu pengaman
4. Pembuatan Pagar Sementara Seng Gelombang Tinggi 2 m
5. Mobilisasi dan de-mobilisasi Peralatan
6. Pembuatan Kisdam tinggi 2,5 m tb. 0,6 m
7. Pembuatan Bowplank
8. Pembongkaran Dinding Tembok dgn Pembersihan
9. Pembongkaran Beton
10. Pek. Dewatering
11. Pemindahan Tangki BBM

B. PEKERJAAN SIPIL(R. CUBICLE)


I. PEKERJAAN TANAH
1. Penggalian Tanah Biasa untuk Kontruksi
2. Pengurugan Pasir (Padat)
3. Urugan Sirtu Padat
4. Pembuatan Lubang Strous Pile Dia. 30 H. 3 m
5. Pengurugan Tanah Kembali untuk Kontruksi
6. Pengangkutan Tanah Keluar Proyek

II. PEKERJAAN PONDASI


1. Pemasangan Batu Kali Belah 15/20 cm ( 1Pc:4Ps )
2. Spesi campuran strous pile (1 Pc : 1,5 Ps : 2,5 Kr)
3. Pasangan Batu Kali Belah Kosongan tb. 15 cm
4. Pondasi tangki BBM (Besi ulir 165 kg)

III. PEKERJAAN BETON


1. Ps. Sloof S1 30/40 K-350 (Besi ulir 80 kg dan besi polos 30 kg)
2. Ps. Ring Balok RB1 20/30 K-350 (Besi ulir 70 kg dan besi polos 40 kg)
3. Ps. Kolom K1 25/25 K-350 (Besi ulir 202 kg dan besi polos 52 kg)
4. Ps. Kolom Kp 15/15 K-350 (Besi polos 227 kg)
5. Ps. Balok Latai 20/20 (Besi polos 122 kg)
6. Ps. Pelat Lantai Tb.12cm K-350 (Besi polos 140 kg)
7. Ps. Pelat Atap Tb.10cm K-350 (Besi polos 165 kg)
8. Ps. Pelat Kanopi Tb.10cm (Besi polos 100 kg)
9. Pekerjaan Beton Rabat (1 Pc : 3 Ps : 6 Kr)

IV. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


1. Pasangan Bata merah 1 pc : 4 ps tb. 1 Bata
2. Plesteran Halus 1 Pc : 4 Ps tebal 1,5 cm
3. Pekerjaan Acian
4. Pasangan Benangan 1 Pc : 2 Ps

V. PEKERJAAN LANTAI
1. Pemasangan tegel. Keramik 30x30 cm
2. Pengadaan Dan Pemasangan Pelat Bordes

VI. PEKERJAAN PINTU


1. Pengadaan Dan Pemasangan Pintu Besi
2. Pekerjaan Ventilasi
VII. PEKERJAAN PENGECATAN

1. Pengecatan dinding Interior


2. Pengecatan dinding Exterior
3. Pelapisan Waterproofing
4. Pengecatan Besi (Dengan Cat Semprot)
5. Pengecatan dasar meni besi
C. PEKERJAAN PEMASANGAN POMPA BANJIR & POMPA LUMPUR
1. Pengadaan dan pemasangan Pompa Banjir 180m3/menit, H = 6 meter
Spesifikasi dan ukuran sesuai gambar dan spektek
2. Pengadaan dan pemasangan Pipa Pompa Banjir lengkap dengan fitting & accessories
a. Pipa kolom dia 1200 mm lengkap dengan flange,mur baut (sesuai gambar)
b. Pipa buang dia 1000 mm lengkap dengan flange,mur baut (sesuai gambar)

D. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Pekerjaan Panel Listrik
a. Panel Control Pompa Banjir
( Panel Control Pompa Banjir harus dibuat oleh pabrikan yang sama dengan product
pompanya )
b. Panel LVMDP
c. Panel Capasitor
d. Panel Ruang Cubicle e. Cubicle sisi pelanggan
2. Pemasangan Kabel:
a. Kabel N2XSY 3x1x70 mm dari Cubicle PLN ke Cubicle Pelanggan
b. Kabel N2XSY 3x1x70 mm dari Cubicle Pelanggan ke Trafo
c. Kabel NYY 3x(3x1x300) mm dari Travo ke Panel LVMDP (fase R,S,T)
d. Kabel NYY 1x300 mm dari Travo ke Panel MDP (netral)
e. Kabel NYY 3x(2x1x185) mm dari Panel LVMDP ke Panel Capasitor (fase R,S,T)
f. Kabel NYY 1x185 mm dari Panel LVMDP ke Panel Capasitor (netral)
g. Kabel NYY 4x1x185 mm dari Panel LVMDP ke Panel Control Pompa Banjir-6
h. Kabel NYY 3x(1x185) mm2 dari Panel Control Pompa banjir ke Pompa banjir-6
i. Kabel NYAF 3X(4X2,5) mm2 dari Panel Control Pompa banjir ke Pompa banjir-6
j. Kabel NYM 3x2,5 mm dari Panel LVMDP ke Panel Ruang Cubicle
3. Instalasi Penerangan Ruang Cubicle Sisi Pelanggan
a. Saklar Tunggal
b. Saklar Ganda c. Stop kontak
c. Lampu Balk, TLD 1x36W
d. Unit AC kap.1 PK type Wallmounted Lengkap pipa refrigrant & pipa drain
e. Exhaust Fan 855 CMH
f. Instalasi Penerangan NYM 3x2,5mm in conduit
g. Instalasi Stopkontak NYM 3x2,5mm in conduit
h. Instalasi Power Unit AC & Exhaust Fan 855 CMH, kabel NYM 3x2,5mm in conduit
4. Instalasi Pipa Bahan Bakar (pipa GIP dia.1/2" tertanam) dari Tangki BBM ke instalasi
existing
5. Pengadaan dan pemasangan transformator 2000 kVA
6. Terminasi Kabel Kit N2XSY 70 mm
7. Grounding
8. Test Comisioning

E. Sertifikat Laik Operasi (SLO) Sisi Pelanggan

F. Pekerjaan Perizinan Penyambungan Daya


- Perijinan PLN Tambah Daya dari 41,5 kVA ke 1730 kVA
- Biaya UJL (Uang Jaminan Langganan)

B. Tata Cara Pelaksanaan Pekerjaan


A. Tahap Persiapan
1. Pembuatan Direksi Keet
Penyediaan ruang untuk Direksi Keet lengkap dengan furniture. Kelengkapan tersebut
meliputi:
- Meja dan Kursi ( meja rapat )
- Almari Arsip
- Buku Tamu dan Buku Harian
- Dll
2. Uitzet dengan waterpass / theodolite
Menentukan Elevasi rencana gambar sesuai gambar exisisting Alat-alat yang disediakan :
- Theodolit & bak ukur
- Roll Meter
- Patok dan Alat bantu
3. Pasang Rambu Pengaman
Untuk mengatur akses dilokasi untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi
pekerja proyek.
4. Pembuatan Pagar Sementara Untuk pagar proyek yang terbuat :
- Seng gelombang
- Dolken kayu.
5. Mobilisasi dan de-mobilisasi Peralatan Meliputi :
- Genset Penerangan
- Pekerja
6. Pembuatan Kisdam tinggi 2,5 m tb. 0,6 m Meliputi
: - Bambu bongkotan dia. 10-12 cm pj.3m
- Gedeg guling
- Kawat Ikat
7. Pembuatan Bowplank
Menentukan dan membuat patok sebagai acuan titik koordinat dan elevasi pekerjaan
8. Pembongkaran Dinding Tembok dengan pembersihan
9. Pembongkaran Beton
10. Pekerjaan Dewatering
11. Pemindahan Tangki BBM
B. Tahap Pekerjaan Sipil (R. Cubicle)
I. Pekerjaan Tanah
1. Penggalian Tanah Biasa untuk Kontruksi
Pekerjaan galian tanah biasa dimaksudkan sebagai dasar dari perletakan pondasi dengan
elevasi dan dimensi serta titik galian menyesuaikan pada gambar pelaksanaan (shop
drawing) yang telah mendapatkan persetujuan dari direksi maupun Konsultan pengawas.
Pelaksanaan pekerjaan galian tanah dilakukan secara manual (tenaga manusia) dengan
menggunakan alat bantu seperti cangkul, ganco dan lain-lain. Sebelum galian tanah
dilaksanakan, terlebih dahulu diambil titik acuan sebagai dasar kedalaman / elevasi galian
dengan alat bantu benang, selang air untuk timbangan dan lain-lain.

2. Pengurugan Pasir (Padat)


Yang dimaksud pengurugan pasir ini adalah Untuk mempertahankan kepadatan muka
tanah galian.

3. Urugan Sirtu Padat ini dilakukan setelah pengurugan pasir (padat). 6


I. SITE MANAJEMEN DAN PENGELOLAAN PROYEK
Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dan
terampil dan sudah berpengalaman dalam penanganan kegiatan sejenis, sehingga
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan akan benar-benar terjamin, sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh semua pihak.

1. Manajemen Tanggung Jawab Organisasi


Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen proyek yang dipimpin Kepala
Proyek, dibantu oleh beberapa tenaga staf, dan beberapa tenaga pelaksana lapangan
beserta pembantu-pembantunya.
Kepala Proyek memimpin seluruh kegiatan di proyek, baik di bidang administrasi, teknik,
maupun kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
- Untuk masalah teknik engineering dan quality control, Kepala Proyek dibantu oleh Bagian
Teknik & Administrasi beserta stafnya.
- Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh Bagian Personalia
dan Keuangan beserta stafnya.
- Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Gudang.
- Sedangkan untuk masalah pelaksanaan di lapangan, Kepala Proyek dibantu beberapa
pelaksana yang memegang tanggung jawab pada bagian sipil, mekanikal dan elektrikal.
Pelaksana-pelaksana tersebut dipimpin oleh Kepala Lapangan yang bertanggung jawab
kepada Kepala Proyek.

Dengan pengelolaan manajemen proyek seperti diuraikan di atas serta kerjasama yang
baik dengan pihak konsultan pengawas dan direksi pekerjaan, maka pelaksanaan proyek
diharapkan dapat berjalan dengan baik dan sesuai yang disyaratkan.

2. Koordinasi Kantor dan Lapangan


Untuk koordinasi dalam pelaksanaan proyek, maka rapat-rapat akan dilaksanakan secara
rutin antara pihak Kontraktor, Konsultan Pengawas, dan Direksi Pekerjaan sebagaimana
dituang dalam kontrak.
Demikian juga rapat internal antar bagian dalam organisasi kontraktor akan dilaksanakan
minimal 1(kali) dalam 1 minggu dan berfungsi membahas dan koordinasi pelaksanaan,
permasalahan dan penyelesaiannya serta program pelaksanaan di lapangan. Hal tersebut
bertujuan agar tercipta suasana komunikasi kerja yang harmonis sehingga mendukung
kelancaran pelaksanaan kegiatan.
Disamping itu PT Asiana Technologies Lestary juga menerapkan sistem koordinasi yang
sinergis antara semua pihak yang terkait dalam kegiatan ini.
Dalam pelaksanaan sistem koordinasi tersebut terdapat garis instruksi, garis koordinasi,
dan garis konsultasi antara beberapa pihak tertentu. Garis instruksi merupakan
garis/hubungan pemberian instruksi/tugas pelaksanaan pekerjaan dari hirarki yang lebih
tinggi (dalam hal ini pemberi tugas) ke pihak pelaksana (kontraktor dan konsultan). Garis
koordinasi adalah garis/hubungan pertanggungjawaban pelaksanaan pekerjaan dan
hubungan koordinatif dari pihak pelaksana (kontraktor dan konsultan) ke hirarkhi yang lebih
tinggi (pemberi tugas), sementara garis konsultasi adalah hubungan/garis dari dua belah
pihak (kontraktor dan konsultan) yang sejajar kedudukannya yang bersifat konsultatif.
Adapun hubungan antara pemberi tugas, direksi lapangan, konsultan perencana, konsultan
pengawas, dan kontraktor di gambarkan seperti bagan dibawah ini :
3. Prosedur Kaji Ulang Dokumen dan Penyiapan Gambar Kerja

Setelah penandatanganan kontrak, semua jenis Gambar Pelaksanaan yang disediakan


oleh kontraktor akan dibuat dalam bentuk format pelaksanaan yang disetujui oleh Direksi
dan akan diajukan jauh sebelumnya, sehingga Direksi dapat memeriksa dan atau
menyetujui tanpa mengakibatkan penundaan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Semua dokumen teknis yang menyangkut syarat-syarat material dan pelaksanaan

pekerjaan diperdalam dan dipelajari dengan seksama oleh semua personel proyek, agar
terjadi kesepahaman dan penguasaan gambar/pekerjaan. Sehingga nantinya pada saat
pelaksanaan semua permasalahan yang akan terjadi pada waktu pelaksanaan kegiatan ini
dapat diantisipasi sebelumnya. Gambar kerja akan dibuat dengan skala dan dimensi yang
spesifik dan tipikal untuk menggambarkan berbagai segi pekerjaan dan menjadi pedoman
bagi pelaksana untuk dilaksanakan di lapangan. Sebelum melaksanakan pekerjaan,
gambar-gambar kerja tersebut akan diajukan beserta urutan dan metode pelaksanaan
kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan. Gambar Kerja akan dipersiapkan
berdasarkan Gambar Kontrak dan Spesifikasi yang dipersyaratkan, dan akan memuat hal-
hal sebagai berikut:
- Detil-detil dari setiap bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan
- Data topografi dan elevasi permukaan bagian pekerjaan yang diperoleh dari data
perencanaan dan hasil survey lapangan.
- Perhitungan-perhitungan yang diperlukan
- Jenis material yang digunakan untuk tiap bagian konstruksi

Selama periode pelaksanaan, kontraktor akan menyiapkan Gambar Purna Bangunan untuk
semua jenis pekerjaan yang telah diselesaikan. Gambar-gambar tersebut akan
menunjukkan perubahan-perubahan yang disetujui sebagaimana dalam Gambar
Pelaksanaan, dengan maksud agar kondisi purna bangunan tersebut merupakan proses
yang benar dari kondisi setiap pekerjaan.

4. Sub Kontraktor
Dalam pelaksanaan proyek ini, PT Asiana Technologies Lestary akan dibantu oleh Sub
Kontraktor yang akan ditentukan kemudian pada pekerjaan non spesifik supaya membantu
pula sub kontraktor golongan kecil.
Selain sub kontraktor juga diperlukan adanya rekanan/ suppliyer/ vendor untuk material
baku, sehingga pemilihan subkontraktor/ rekanan/ suppliyer dilakukan oleh PT Asiana
Technologies Lestary, berdasarkan Buku Sub Kontraktor/ Suplier Daftar Rekanan Asiana
(DRA) yang dikeluarkan oleh bagian logistik dan dievaluasi setiap tahunnya. Dalam DRA
tersebut, tercatat sejumlah rekanan-rekanan/subkontraktor/vendor yang telah terbukti
mampu bekerjasama dengan baik dengan PT Asiana Technologies Lestary.
Penilaian terhadap rekanan-rekanan/subkontraktor/vendor di dalam DRA tersebut,
dilakukan berdasarkan :
- Loyalitas dengan PT Asiana Technologies Lestary
- Pengalaman pekerjaan keseluruhan yang dimiliki
- Kemampuan sumber daya keuangan yang dimiliki
- Kemampuan sumber daya alat dan tenaga alat yang dimiliki
- Sertifikasi ahli perusahaan/ tenaga kerja yang dimiliki
- Penguasaan teknis dilapangan

5. Program Pelaksanaan, Jadwal dan Kontrol Kemajuan


Jadwal Pekerjaan akan dijabarkan lebih detail (bulanan dan mingguan) dan akan dimonitor
secara cermat menggunakan laporan harian dan mingguan.
Pengontrolan secara keseluruhan akan dituangkan dalam bentuk Bar Chart dan CPM net
work. Aktivitas yang ditunjukkan pada CPM net work dan Bar Chart terdiri dari waktu untuk
persiapan dan persetujuan gambar-gambar dan contoh-contoh, pengadaan bahan, dan
peralatan. Sedangkan lintasan kritis akan ditunjukkan dalam CPM net work.
Kemajuan pekerjaan selanjutnya akan diplot dalam kurva-S yang menunjukkan
perbandingan antara kemajuan pekerjaan dengan jadwal yang direncanakan.
Prosedur Kontrol Kemajuan Pekerjaan dapat dijelaskan dalam tahap-tahap berikut ini:

Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, PT. Asiana Technologies Lestary akan
menyediakan tenaga keamanan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas dalam hal :
Pengamanan terhadap proyek pada umumnya
Pengamanan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk pencegahan dari pencurian
Pengamanan dan Pengaturan lalu lintas/lingkungan sekitar pada saat pelaksanaan
proyek
Menjaga dan membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar lokasi proyek, agar
pelaksanaan proyek mendapat dukungan dari lingkungan setempat sehingga tidak
mendapat kendala dari lingkungan/masyarakat sekitar.

7. Program K3

Untuk keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek akan
dibentuk unit K3 yang akan membuat program seperti tersebut di atas dan akan diawasi.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai maka harus dibuat buku Program K3 di Proyek
yang digunakan sebagai panduan pelaksanaan K3 yang sekurang-kurangnya berisi :
Safety Plan
Uraian Proyek secara garis besar
Organisasi K3 di Proyek
Sub Kontraktor yang dipakai
Daftar Material yang memerlukan penanganan khusus
Daftar Peralatan yang memerlukan penanganan khusus
Daftar Tenaga Kerja yang memerlukan keahlian tertentu
Jadwal Waktu, Jadwal Bahan, Jadwal Alat, Jadwal Tenaga Kerja.
Identifikasi sumber bahaya dan pencegahan
Rencana Inspeksi dan Tes
Site Plan K3
Program Kebersihan dan 5R

Prosedur Investigasi dan Analisa Kecelakaan Kerja


Flowchart : Investigasi Kecelakaan Kerja
Analisis Kecelakaan Kerja
Laporan Investigasi Kecelakaan Kerja

Prosedur Inspeksi K3
Inspeksi harian
Inspeksi mingguan
Inspeksi bulanan

Prosedur Pelaporan Kecelakaan


Kecelakaan Ringan
Kecelakaan Berat
Kecelakaan Mati
Daftar Telepon/ Personil yang harus dihubungi bila terjadi kecelakaan.
Prosedur Pelatihan/ Penyuluhan
Penyuluhan Awal
Pelatihan Pekerja Baru
Pelatihan secara Periodik

Rencana Tindak Darurat, minimal terdiri:


Menyusun prosedur tindak darurat
Mengatur sitem komunikasi dalam keadaan darurat.
Menetapkan tanggung jawab penetapan keadaan darurat.
Penindakan keadaan darurat
Peta situasi dalam keadaan darurat
Program evakuasi dalam keadaan darurat

Rapat K3
Rapat K3 harian
Rapat K3 mingguan
Rapat K3 bulanan

Dalam menanggulangi hal-hal yang mungkin akan terjadi, maka unit K-3 akan bekerja
sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah sakit, maupun instansi-instansi lain yang terkait.
Beberapa contoh tugas-tugas dalam program K3 adalah sebagai berikut :
- Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran di proyek dan menyediakan tabung
pemadam kebakaran.
- Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti topi
pengaman, sabuk pengaman, sepatu, sarung tangan seperti gambar dibawah ini.
II. PENGAWASAN MUTU
Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang
disyaratkan, perlu dilakukan pengendalian proses dan pengawasan mutu (Quality Control)
terhadap pelaksanaan pekerjaan yang antara lain, adalah:
Seluruh material yang digunakan
Pemilihan tenaga kerja
Perawatan alat
Test material di laboratorium dan lapangan
Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri. Meskipun
untuk hal-hal tersebut di atas sudah ada penanggungjawabnya langsung, kiranya perlu
ditunjuk petugas khusus quality control yang dikoordinasikan oleh bagian teknik dan
melakukan proses Quality Control dan prosedurnya yang telah berlaku diproyek yang
dilaksanakan oleh PT. Asiana Technologies Lestary.
Manajemen mutu di proyek akan melaksanakan semua kegiatan sistematik dan terencana
yang diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk menjamin bahwa
proses pelaksanaan di proyek secara terkendali dan konsisten dapat mencapai semua
sasaran dan persyaratan mutu yang diminta dalam gambar-gambar pelaksanaan dan
spesifikasi pekerjaan pengendalian mutu di pelaksanaan akan dapat dijalankan dengan
baik dengan adanya:
Sasaran mutu yang jelas
Sumber daya manusia yang profesional dan tanggung jawab yang jelas
Organisasi proyek yang handal
Sistem dan prosedur mutu yang baku
Penerapan manajemen mutu yang konsisten

V. PENGENDALIAN PROYEK
Pengendalian proyek bertujuan sebagai instrumen pengontrol progress pelaksanaan
pekerjaan dilapangan. Apabila terjadi permasalahan teknis maupun non teknis pada saat
pelaksanaan proyek atau indikasi-indikasi permasalahan yang muncul, maka sesegera
mungkin dicari jalan penyelesaiannya. Hal tersebut dimaksudkan agar keterlambatan yang
terjadi diproyek dapat diantisipasi atau dikejar di masa yang akan datang dan tidak terlalu
berdampak buruk pada pekerjaan-pekerjaan berikutnya. Hal-hal yang menjadi fokus
pengendalian proyek, adalah:
Waktu yang telah digunakan terhadap rencana
Besar progress kemajuan proyek
Mutu konstruksi yang telah dilaksanakan
Biaya yang telah digunakan terhadap rencana
Jumlah tenaga kerja yang digunakan
Jumlah dan mutu material yang akan digunakan/dipasang
Proyek-Proyek Pembongkaran

Penghancuran Struktur Baja

Pada tahun-tahun belakangan, isu lingkungan global telah bertambah penting. Dalam hal
ini, penghancuran bangunan dan struktur jembatan membutuhkan perhatian besar.
Penghancuran sangat berbeda dengan pengrusakan dan dapat diartikan sebagai
persiapan pembangunan masyarakat berorientasi daur-ulang (masyarakat dengan beban
lingkungan yang berkurang) dan sebagai promosi daur-ulang dan pakai-ulang. Di Jepang,
kebutuhan sosial berubah dan berbagai struktur dan infrastruktur sosial yang mendukung
fungsi urban menjadi ketinggalan jaman dan dibutuhkan peningkatan kapabilitas
pencegahan bencana. Hal ini membutuhkan restrukturisasi untuk menangani isu tersebut.
Pada tahap ini, sangatlah penting untuk mengembangkan teknologi yang melindungi fungsi
urban dari bahaya selama proses pebongkaran struktural hingga pembaruan, untuk
mencegah efek balik terhadap linkungan sekitar, untuk memungkinkan penghancuran yang
hemat ruang dan waktu yang singkat serta untuk mengontrol ruang dan waktu secara
cermat.
Terkait dengan ini, isu ini (No. 44) menyajikan artikel mengenai penghancuran struktur baja
dan metode pembangunan kembali dan memperkenalkan contoh-contoh praktis bangunan
tinggi dan jembatan jalan rel/jalan raya yang sudah dibongkar dan dibangun kembali.
Pertama-tama, adalah diskusi mengenai penghancuran bangunan tinggi. Di Jepang,
bangunan tinggi yang didirikan dengan memanfaatkan lahan sempit di pusat kota sekarang
sudah memasuki tahap dimana dibutuhkan pembaruan ataupun rekonstruksi. Untuk itu,
telah dikembangkan teknologi penghancuran yang aman dan ramah lingkungan yang kini
sedang dipraktekkan. Sementara penghancuran bangunan tinggi pada dasarnya
dilaksanakan dengan menggabungkan penggunaan beton bertulang dan teknologi
penghancuran struktur baja, teknologi aktual yang digunakan berbeda-beda tergantung
pada ketinggian bangunan dan kondisi struktural lainnya.
Beberapa metode penghancuran yang diperkenalkan disini adalah penghancuran blok
menggunakan derek menara, metode potong dan hancurkan dan metode penghancuran
lantai atas tertutup Selanjutnya adalah diskusi mengenai metode pembongkaran jembatan,
dan infrastruktur sosial tertentu. Dalam proyek pembongkaran jembatan, perlu diperhatikan
berbagai restriksi dan pemilihan metode pembongkaran jembatan membutuhkan
pertimbangan seksama. Fitur ini menyampaikan berbagai kondisi restriksi yang harus
ditangani ketika melakukan pembongkaran jembatan jalan rel dan jembatan jalan raya.

Metode Penghancuran Tertutup


Oleh Hideki Ichihara, Taisei Corporation Proyek pengembangan ulang perkotaan
meningkat setiap tahunnya, dan tidaklah aneh mendapati angunan tinggi yang dibangun
ulang memiliki ketinggian melebihi 100 m. Dengan pertambahan ini, penghancuran gedung
yang dilakukan di daerah perkotaan yang padat menuntut langkah yang tepat untuk
mitigasi efek pekerjaan penghancuran terhadap lingkungan sekitar, seperti gangguan
akibat kebisingan debu dan jelaga yang dihasilkan dari pekerjaan penghancuran. Salah
satu pendekatan yang efektif adalah metode penghancuran bangunan cara tertutup atau
sistem TECOREP (Taisei Ecological Reproduction) yang dikembangkan oleh Taisei
Corporation.
SISTEM TECOREP
Dalam pekerjaan penghancuran tertutup TECOREP, sebuah ruang tertutup (seperti topi)
didirikan di atas lantai tertinggi bangunan yang akan dihancurkan, dan semua kegiatan
mulai penghancuran hingga pembuangan member struktur yang hancur terjadi
dalam ruang tertutup ini. Metode penghancuran konvensional menimbulkan masalah
sebaran debu dan jelaga serta kebisingan di lingkungan sekitar. Akan tetapi, metode
penghancuran tertutup TECOREP dapat menghilangkan masalah tersebut dan dapat
sangat mengurangi beban pada lingkungan sekitar.
Selanjutnya, metode ini ramah lingkungan dan dapat menjaga lingkungan kerja yang baik
di dalam ruang tertutup. Efek awal dari metode ini adalah pengurangankebisingan yang
dipancarkan ke lingkungan sekitar. Hal ini dapat dicapai dengan instalasi elemen dan
material peredam suara yang sangat efektif di dalam ruang tertutup. Pada dua proyek
penghancuran baru-baru ini, peredaman suara lebih baik 17~23 dB dibandingkan metode
konvensional. Efek ke dua adalah pengurangan debu dan jelaga yang dapat tersebar ke
lingkungan sekitar. Dengan menutup lantai yang sedang dihancurkan di seksi atas
bangunan dimana angin bertiup kencang maka debu dan jelaga yang dihasilkan dapat
dikumpulkan. Ketika bangunan utama Hotel Akasaka Prince dihancurkan, lebih dari 80%
debu dan jelaga yang dihasilkan dapat dikumpulkan dalam ruang tertutupnya.
Efek ke tiga adalah peningkatan kondisi lingkungan panas dan lembab yang ada di dalam
ruang penghancuran dengan ruang tertutup. Dengan menghilangkan eksposur terhadap
sinar matahari langsung pada musim panas, maka wet-bulb globe temperature (WBGT)
dapat diturunkan hingga 2C dibandingkan dengan temperatur luar, dan dengan
demikian mengurangi resiko akibat panas pada pekerja.

Denah Ventilasi untuk Ruang Tertutup


Untuk menghilangkan efek yang timbul dengan metode penghancuran tertutup, perlu
dibuat rencana ventilasi untuk ruang tertutup. pengurangan panas lingkungan, perbaikan
performa predaman kebisingan, dan untuk mengurangi jumlah debu dan jelaga sangatlah
tergantung pada ukuran bukaan ventilasi pada ruang terbuka, dan, selain itu antar faktor-
faktor tersebut terdapat saling ketergantungan. Karenanya, perencanaan ventilasi
yang sesuai perlu dilakukan simulasi banyaknya debu/jelaga yang dihasilkan, panas
lingkungan dan propagasi kebisingan menurut musim, area penghancuran serta area
sekitarnya dan Rubuhkan
Pertimbangan lingkungan sangat perlu dalam merubuhkan bangunan, khususnya di daerah
urban. Kajima Corporation mengembangkan Metoda Kajima Potong dan Rubuhkan yang
merupakan paket yang terdiri dari berbagai teknologi ramah lingkungan dan metode
perubuhan dimana sebuah bangunan dirubuhkan dari seksi bawah seperti memindahkan
tumpukan drum terbawah. Metode ini diaplikasikan dalam penghancuran Gedung Resona
Maruha, bangunan rangka rijid 24 lantai dengan ketinggian 108 m dan total luas lantai
75.413 m2.
Garis Besar Metode
Dalam metoda potong dan rubuhkan, sebuah dinding inti dibangun untuk memberikan
ketahanan gempa, dasar kolom lantai 1 digantikan dengan dongkrak hidrolik, dan
kemudian gedung dihancurkan lantai per lantai, dimulai dari lantai terbawah dan naik
ke lantai atas dengan siklus berikut:
- Memotong kolom hingga menjadi potongan 70 cm dengan memindahkan beban dongkrak
(pemotongan suspense)
- Menyokong kolom dengan cara memanjangkan dongkrak (memotong semua
kolom dengan mengulangi 1 dan 2)
- Merendahkan kolom dengan cara merubuhkan (merendahkan tiap lantai dengan
mengulangi 1, 2 dan 3 sebanyak 5~6 kali)
Penghancuran balok dan lantai Penghancuran bangunan 24 lantai di atas diselesaikan
dengan kecepatan 3 hari/1 lantai, atau total 3 bulan.

Ketahanan Gempa selama Penghancuran


Dalam pekerjaan penghancuran dengan metode potong dan rubuhkan, kolom berada
dalam kondisi tidak terkoneksi. Untuk menjamin ketahanan gempa terhadap gempa bumi
besar selama penghancuran, dipasang dinding inti beton bertulang dengan ketinggian
sekitar 13 m dari lantai tingkat 1 dan juga rangka struktur baja untuk transfer beban di 4
lokasi

Pertimbangan Lingkungan
Metode potong dan rubuhkan adalah metode ramah lingkungan yang sangat efisien
menekan emisi CO2. Penggunaan metoda ini memungkinkan pengurangan emisi CO2
hingga 17.8% dibandingkan dengan metode konvensional penghancuran bangunan dari
lantai atas ke bawah (. Diantara faktor yang berkontribusi terhadap pengurangan ini adalah
penggunaan mesin peralatan berat kapasitas besar dan pengurangan jumlah mesin yang
dibutuhkan, yang dimungkinkan dengan kinerja pekerjaan penghancuran berulang pada
posisi sama; meningkatnya efisiensi pekerjaan penghancuran; dan penggunaan pemotong
gas otomatis.
Di samping itu, alat dan pendekatan baru juga mulai diperkenalkananalisis prediksi aliran
udara untuk mencegah tersebarnya debu dan jelaga, kabut micro electrical charge (EC)
untuk menyerap debu dan jelaga, analisis propagasi kebisingan untuk menekan propagasi
kebisingan dan getaran, dan active noise control device (ANC).
Penghancuran bangunan tinggi 24 lantai di atas yang berada di daerah urban dikerjakan
dengan sukses dengan memanfaatkan metode potong dan rubuhkan yang tahan gempa
dan ramah lingkungan.

Metode Penghancuran Tipe Tutup Lantai Atas


Oleh Masashi Morita, Takenaka Corporation Dalam metode Takenaka Hat Down (metode
penghancuran dengan lantai atas tertutup) yang dikembangkan oleh Takenaka
Corporation, sebuah bangunan dihancurkan lantai per lantai pada saat peralatan
penghancur (topi) yang mengurung lantai atas diturunkan
Garis Besar Metode
Metode ini tidak menggunakan pemecah konvensional, melainkan memotong bangunan
menjadi blok satuan dengan alat pemotong dan gergaji kawat yang dipasang di topi, dan
demikian hampir tidak menghasilkan jelaga, debu ataupun kebisingann.
Topi kemudian dilengkapi dengan atap yang dapat ditarik dan overhead traveling cranes
(dengan fungsi penghasil listrik untuk menurunkan kargo), yang digunakan untuk
menurunkan blok-blok hancuran bangunan di dalam bangunan. Hasilnya, tidak perlu takut
aka nada serpihan yang melayang atau jatuh yang mengenai area sekitarnya; dengan
demikian metode ini menjadi efektif untuk pekerjaan penghancuran di daerah urban.
Selain itu, berbeda dengan metode konvenional, karena mekanisme topi didukung oleh
kolom keliling, bangunan yang akan dihancurkan dengan metode Topi Kebawah tidak
membutuhkan perkuatan struktur, dan, metode ini dapat mengakomodasi segala
konfigurasi struktural tanpa membutuhkan perkuatan.
Penerapan dalam Penghancuran Bangunan Tinggi
Metode Topi Ke Bawah diadopsi untuk menghancurkan Hotel Plaza yang (88 m di atas
muka tanah) pada bulan February 2012. Spesifikasi utama topi adalah sebagai berikut:
tinggi 19 m, lebar 19.6 m, panjang 92.3 m, dan berat kotor 412 tons,(dan, topi dilengkapi
dengan 3 overhead traveling cranes, masing-masing dengan kapasitas suspensi
maksimum 7.5 ton. Selanjutnya, seluruh keliling topi ditutupi dengan panel isolasi suara
dan langit-langit topi berupa membran atap yang dapat ditarik yang dibentuk sesuai
dengan jenis pekerjaan penghancuran dan juga tergantung kondisi cuaca, temperatur dan
kelembaban.
Sejumlah total 22 dongkrak diatur untuk menaikkan dan menurunkan topi. Setelah
pekerjaan penghancuran lantai tempat keberadaan topi diselesaikan, keseluruhan struktur
topi kemudian diturunkan satu lantai, dan ini akan memakan waktu sekitar 1 jam.
Seluruh kolom, dinding dan lantai tiap lantai dipotong menjadi 176 potong, yang kemudian
diturunkan melalui sebuah bukaan yang disediakan di dalam gedung dengan bantuan ke 3
overhead traveling cranes.Penghancuran bangunan tiap lantai diselesaikan
dalam 4 hari.

Metode Penghancuran Potong Kubus


Garis Besar Metode
Metode penghancuran Potong Kubus (metode penghancuran tahan gempa, tenang,
cepat dan blok-demi-blok) dikembangkan oleh Obayashi Corporation. Dengan metode ini,
struktur bangunan (kolom, balok dan lantai) dipotong menjadi blok, dan kemudian
diturunkan ke level muka tanah dimana selanjutnya diproses menjadi blok-blok kecil dan
dipisah-pisahkan (Karena alat penghancur tidak digunakan di lantai atas, pecahan beton
tidak tersebar dan kebisingan, getaran dan jelaga/debu dapat dikurangi dengan efektif dan
dengan demikian metode ini adalah metode ramah lingkungan. .Lebih jauh lagi, metode ini
dapat mencegah kolaps bangunan selama gempa bumi, Keamanan gempa selama
pekerjaan penghancuran diamankan dengan prosedur yang tepat untuk memotong rangka
struktural serta langkah-langkah pencegahan kolaps bangunan.

Keluwesan yang Tinggi dan Penghancuran Cepat


Dalam Metode Kubus, dapat dipilih berbagai teknologi dasar, seperti penggunaan derek
menara (tower crane), lift barang kapasitas besar, perancah menurun-otomatis (automatic-
descending scaffold) dan atap pelindung, sesuai kebutuhan. .Artinya, metode ini metode
penghancuran yang sangat fleksibel yang dapat memenuhi semua kebutuhan pengguna
(biaya, lingkungan, dll.) dan semua kondisi penghacuran (struktur, konfigurasi, lokasi, dkk.).
Dengan tingkat penghancuran hanya 3 hari/lantai, metode ini sudah diterapkan dalam
pekerjaan penghancuran 6 bangunan, yang masing-masing berdampingan dengan rumah
sakit, hotel atau gedung perkantoran yang sedang berfungsi.
Dalam metode ini, struktur bangunan dihancurkan dengan menggunakan sistem kerja
statis tanpa menggunakan palu atau pemukul. Karenanya, dimungkinkan untuk
menghancurkan peralatan dan pemipaan interior, untuk memotong slab lantai lebih dahulu,
dan untuk memindahkan pasangan kayu untuk potongan-potongan yang hancur pada
lantai bawah bersamaan dengan penghancuran pada lantai atas. Ini memungkinkan
pelaksanaan pekerjaan simultan sehingga akan mengurangi total waktu pelaksanaan
pekerjaan penghancuran. Metode ini kompetitif dalam hal biaya, aman dan cepat serta
dapat diaplikasikan untuk menghancurkan bagnunan tinggi lebih dari 100 m dan juga yang
di atas 60 m.
Metode Penghancuran Konstruksi
Terbalik
Metode Penghancuran Konstruksi Terbalik SHIMIZU, yang dikembangkan oleh Shimizu
Corporation, merupakan pendekatan yang dapat menghilangkan efek lingkungan dari
pekerjaan penghancuran bangunan. Metode ini memungkinkan pekerjaan penghancuran
yang sangat dapat diandalkan dan ekonomis dengan memanfaatkan derek menara dan
mesin serba guna lainnya.
Garis Besar Proses Penghancuran
Dalam Metode Penghancuran Konstruksi Terbalik SHIMIZU, penghancuran dan
pemecahan member struktur dilakukan tanpa alat pemecah konvensional, dan pada tiap
lantai, kolom, gelagar dan memberi rangka baja lainnya dipotong dengan gas, tetapi slab
lantai juga dipotong dengan menggunakan pemotong jalan. Dalam pekerjaan
penghancuran blok menggunakan metode ini, member struktural dipotong tanpa bising dan
menghasilkan debu dan serpihan lebih sedikit.
Kemudian, kebalikan dengan metode penghancuran konvensional, pengumpulan hancuran
tidak dengan cara menjatuhkan hancuran, tetapi menggunakan derek menara untuk
menurunkannya tanpa getaran. Sementara itu, sistim perancah yang dirakit secara
konvensional yang digunakan sebagai metode perlindungan sekitar ketika menghancurkan
bangunan tinggi dianggap sulit diterapkan karena dibutuhkan sejumlah besar peralatan dan
bahan dan juga karena isu kekuatan strukturalnya ketika digunakan. Oleh karenanya,
metode penghancuran konstruksi terbalik menggunakan sebuah sistem perancah tipe
bergerak dengan unit pelindung sekeliling. Perancah ini ditujukan untuk digunakan pada
lantai bawah dengan menggunakan derek menara setelah selesainya penghancuran lantai
terkait .

Metode Penghancuran Serba Guna


Dalam penerapan praktis metode penghancuran konstruksi terbalik ini, tingkat kebisingan
berkurang hingga sekitar 20% dibandingkan metode pembelahan dan pemecahan
konvensional, dan selain getaran hilang juga debu dan serpihan yang dihasilkan sangat
berkurang.
Di samping itu, penggunaan sistem perancah tipe bergerak dengan unit pelindung
sekeliling memungkinkan orang di sekeliling area tidak mengetahui kemajuan pekerjaan
penghancuran. Dengan metode ini, karena derek menara dan alat berat serba guna
lainnya digunakan sebagai alat sementara, tidak ada batasan yang diberikan terkait jenis
struktur
atau konfigurasi bangunan yang akan dihancurkan.
Sebagai metode penghancuran serba guna dan ekonomis, metode konstruksi terbalik
memungkinkan pelaksanaan penghancuran secara fleksibel.

Metode Pembongkaran Jembatan Baja


Oleh Junichi Ikoshi, Yokogawa Construction Co., Ltd. Dalam membongkar jembatan baja,
dikenakannya berbagai restriksi terkait lingkungan mengakibatkan sulitnya membalikkan
proses konstruksi jembatan semula. Oleh karenanya, sebelumnya perlu untuk menyiapkan
rencana detil yang akan memenuhi berbagai kondisi dan persyaratan, Umumnya,
pemilihan metode pembongkaran akan mempertimbangkan karakteristik structural
jembatan dan kondisi topografis sekelilingnya. Juga, proses pemilihan akan menyertakan
pemeriksaan detil kondisi lapangan terkait lapangan kerja dan alat berat yang akan
digunakan dengan mempertimbangkan keterbatasan dan persyaratan lainnyaseperti
kewajiban mempertahankan kapasitas lalu lintas dan meminimalkan masa pembongkaran.
Kemudian, dengan menyesuaikan kondisi dan persyaratannya, dipilih metode
pembongkaran yang menggabungkan berbagai peralatan bongkar seperti derek, sistem
transport (pengerek, dongkrak, kereta angkut) dan member dukung temporer (bent,
gelagar instalasi).
Sebagai contoh, apabila bent dapat diinstalasi pada bagian bawah jembatan dan lapangan
untuk instalasi derek dan dapat dilakukan pembongkaran cara blok, maka metode bent
dengan truk derek dapat diadopsi. Atau, untuk menghindari pekerjaan pembongkaran
jembatan eksisting di lokasi, diadopsi metode pembongkaran simultan struktur jembatan
keseluruhan dengan menggunakan derek dan sistem transportasi yang sesuai dengan
kondisi tografis sekeliling.
Khususnya dalam penggantian jembatan, akan ada banyak persyaratanpenggantian
segera jembatan lama dengan jembatan baru, bagaimana agar tidak perlu menutup lalu
lintas, dan adanya batasa jadwal kerja khusus seperti malam hari. Pada tahap ini, faktor
kunci pemilihan metode atau rencana pembangunan kembali adalah jaminan keselamatan,
efisiensi kerja, keuntungan ekonomis dan isu lain yang tak terpisahkan dan bagaiman
memitigasi efek pekerjaan pembangunan ulang terhadap lingkungan sekeliling dan lalu
lintas eksisting. Disain, rencana dan teknologi pembongkaran/pembangunan ulang
merupakan bidang bagi para insinyur untuk menunjukkan keahliannya. Teknologi ini
diharapkan dapat diadopsi secara meluas dalam berbagai proyek
pembongkaran/pembangunanan kembali baik di Jepang maupun di luar negeri. Pada
halaman di bawah ini, disampaikan dua contoh besar
bidang ini.

Penggantian Jembatan Jalan Rel di Vietnam


Oleh Masao Minagawa, Yokogawa Construction Co., Ltd.
Jalur Rel Hanoi-Ho Chi Minh (dengan panjang keseluruhan sekitar 1.700 km) sudah
memburuk akibat kerusakan yang terjadi selama Perang Vietnam dan penuaan. Untuk
meningkatkan keselamatan jembatan di jalur, direncanakan proyek peningkatan perbaikan
jembatan jalan rel yang membentangi sungai. Tujuan utama proyek ini adalah menjamin
keselamatan layanan jalan rel, untuk menambah efisiensi transportasi dan untuk
meningkatkan layanan distribusi antaran wilayah utara dan selatan Vietnam, sehingga
akhirnya menyumbang pada perkembangan ekonomi nasional.
Antara 2003 hingga 2007 telah diselesaikan perbaikan 19 jembatan dengan Official
Development Assistance (ODA) dari Jepang. Hasilnya berupa penurunan waktu tempuh
antara Hanoi dngan Kota Ho Chi Minh dari sebelumnya 36 jam menjadi 29 jam.
Proyek perbaikan jalan rel dengan ODA yang tersisa sedang berlangsung dan akan
menyelesaikan perbaikan 44 jembatan, yang akan memotong waktu tempuh
menjadi 24 jam.
Jalur jalan rel dioperasikan dengan menggunakan sistem jalur tunggal. Dari sekian
jembatan yang akan digantikan, sekitar 90% akan diperbaiki dengan metode penggantian
selama waktu sela dimana jembatan lama digantikan dengan jembatan baru sementara
operasi jalan rel dihentikan sementara selama beberapa jam. Sisa 10% jembatan akan
diinstalasi di jalur rel yang dipindah untuk memperoleh keluwesan lengkung.

Penggantian Jembatan Truoi No. 20 selama Waktu Sela


Dalam pekerjaan penggantian cara konvensional selama waktu sela, jembatan baru dirakit
sebelumnya di lapangan dekat jembatan eksisting yang dijalani kereta, dan kemudian pada
hari ketika kereta dihentikan maka jembatan eksisting ditransfer lateral ke sisi seberang
lapangan dan jembatan baru ditransfer lateral ke ruang jembatan yang sudah kosong dan
diperkuat.
Akan tetapi, dalam proyek penggantian jembatan Truoi No. 20, karena terdapat sebuah
jembatan jalan raya nasional 4 m dari hulu jembatan, tidak dapat dilakukan transfer lateral
biasa. Setelah dilakukan studi, dipilih sebuah metode dimana jembatan baru dirakit
terlebih dahulu di belakang jembatan kemudian, pada hari penggantian, digunakan
metode yang kompleks yang menggabungkan penggunaan transfer lateral dan
longitudinal: transfer lateral jembatan eksisting bridgetransfer longitudinal jembatan
barutransfer lateral jembatan baru

Transfer Lateral Jembatan


Dalam pekerjaan penggantian jembatan di Jepang baru-baru ini, alat utama dalam transfer
lateral adalah dongkrak transfer lateral, yang tidak memungkinkan terjadi deviasi dalam
pemindahan dan dapat dilakukan penyesuaian yang presisi. Sebaliknya, di Vietnam,
karena seringnya mati listrik dan sulitnya memperbaiki sistim hidrolik, maka digunakan
gabungan sistim mekanis yang tidak membutuhkan listikTIRTANK (sistim gerak putar)
sebagai alat transfer, pengerek manual pada sisi tarik dan TIRFOR (pengerek manual
tanpa ujung) pada sisi yang mencegah lepas.
Selanjutnya, trek yang dikencangkan langsung (trek tanpa balast) digunakan untuk
Jembatan Truoi No.20. Sehingga, dibutuhkan waktu untuk mengencangkan rel setelah
dilakukan transfer lateral, dan dengan demikian rel dikencangkan terlebih dahulu.
Selanjutnya, semua jembatan rangka batang sederhana disambungkan pada busur bawah
untuk menghilangkan beban yang bekerja pada sistim pengencangan rel langsung selama
transfer lateral. Selama transfer lateral, karena adanya kemungkinan terdapat perbedaan
tarik lateral antara tiang jembatan dengan pangkal jembatan, yang menjadi isu penting
adalah pengontrolan jumlah transfer keseluruhan struktur jembatan. Dalam proyek
ini, didahulukan transfer lateral dengan gaya traksi yang lebih kecil untuk bagian pangkal
jembatan.
Hasilnya, keseluruhan struktur jembatan termasuk rel cenderung membentuk sudut pada
bagian tiang jembatan. Dalam kasus demikian, untuk memitigasi efek yang bekerja pada
alat pengencang rel pada saat yang tepat, pekerjaan penggantian dilakukan dengan
mengkoreksi arah gerakan TIRTANK.

Penurunan Jembatan Baru ke Tiang Jembatan


Setelah transfer lateral jembatan baru, jembatan baru diturunkan dengan marjin ketinggian
mekanis TIRTANK (sekitar 150 mm) untuk memastikan ketinggian rel yang direncanakan.
Selama operasi penurunan, isu penting yang timbul adalah bagaimana menurunkan
jembatan baru ke tiang jembatan dengan kecepatan rendah dan bagaimana
mensinkronisasi keempat titik dukung agar dapat memitigasi beban yang bekerja pada
sistim pengencangan rel langsung. Di Jepang biasanya digunakan 4 pompa elektrik saling-
kunci (interlock). Akan tetapi, karena situasi suplai listrik seperti disebut di atas, diputuskan
untuk menggunakan sebuah pompa manual untuk tiap dongkrak untuk melaksanakan
operasi penurunan. Pada hari penggantian, semua operasi berjalan baik, dan proses
penggantian Jembatan Truoi No. 20 diselesaikan dengan sempurna dalam 5 jam, 1 jam
lebih singkat dari yang semula direncanakan selama 6 jam.

Pemindahan Gelagar dalam Pembangunan Ulang Jembatan Jalan Raya pada Jalan
Bebas Hambatan Metropolitan
Oleh Yasuhiro Kakinuma dan Atsushi Fukui, IHI Infrastructure Systems Co., Ltd.
Sebagai akibat perbaikan Jalan Lingkar No. 2, salah satu proyek jalan raya perkotaan oleh
pemerintah metropolitan Tokyo, Rute Yaesu Jalan Bebas Hambatan Metropolitan
merintangi sepotong seksi Jalan Lingkar No. 2 yang direncanakan sebagai terowongan
bawah tanah. Hal ini mengakibatkan perlunya untuk membangun ulang seksi Rute Yaesu
yang merintangi tersebut.
Berikut ini, kami menggambarkan pemindahan gelagar jembatan eksisting pada Rute
Yaesu yang diperintahkan oleh Tokyo Metropolitan Expressway Company Limited.
Garis Besar dan Fitur Pemindahan Gelagar
Jembatan Eksisting
Pemindahan Slab Beton
Pemilihan metode untuk pemindahan slab beton mempertimbangkan efek yang dihasilkan
pada lalu lintas kendaraan di bawah jembatan eksisting dan lingkungan sekitar. Secara
khusus, dipilih gergaji dan pemotong beton jenis kering yang tidak membutuhkan air
pendingin, dan slab beton dipotong menjadi blok (2,1 m x 3,8 m) dan kemudian dipindah
untuk menghindari hancuran di lokasi.
Untuk memotong gelagar utama dari slab pada seksi gelagar kotak (gelagar non-
komposit), dipilih metode pendongkrakan rendah bising yang efisien . Dalam kasus seksi
gelagar pelat (gelagar komposit), slab pada flens gelagar utama dibiarkan, dan slab antara
gelagar dibuat menggantung dengan menggunakan derek dan kemudian dipotong.
Pemindahan Gelagar Jembatan Eksisting pada Persimpangan
Terdapat berbagai batasan yang ditetapkan dalam pemindahan gelagar jembatan yang
diinstalasi pada persimpangan Shiosakibashipengurangan jumlah penutupan lalu lintas,
ruang kerja yang sempit dan batas waktu penutupan lalu lintas 5 jam, masalah
keselamatan dan efek pekerjaan pada lingkungan sekitar. Untuk menghadapi kondisi
demikian, dipilih metode pemindahan blok besar malam hari dengan menggunakan
transporter (truk multi-sumbu) untuk memindahkan seksi bentang tengah dari gelagar kotak
menerus 3-bentang.
Dua transporter, masing-masing dengan 8 sumbu, dibariskan, dan dipasang pengangkat
pada transporter untuk mengangkat gelagar turun naik. Sebelum digunakannya transporter,
dilakukan simulasi trek untuk menemukan halangan pada rute dan untuk mencari
penanganan yang tepat untuk transfer gelagar yang dipindah, dan rute perjalanan ditandai
di permukaan jalan.
Ketika pertama kali seksi bentang tengah dari gelagar menerus 3-bentang dipindah, ke dua
sisi bentang menjadi gelagar sederhana, dimana momen tekuk meningkat. Akibatnya,
tegangan gelagar utam melebihi tingkat ijin, Untuk menghadapinya, pemindahan
perkerasan, slab dan kerb beton pemisah dilakukan lebih dahulu daripada pemindahan
gelagar bentang tengah. Gelagar bentang tengah (berat: sekitar 250 ton; panjang: 26 m)
yang akan dipindah disokong temporer dengan menggunakan balok setting, dan
sementara digunakan pemotongan gas, gelagar disambung menggunakan splice plate
temporer. Splice plate temporer ini merupakan tindakan keselamatan jika terjadi jatuhnya
balok setting dan untuk menekan timbulnya tegangan dalam yang cepat selama
pemotongan gas. Selanjutnya, karena diperkirakan pelepasan baut yang disambung ke
splice plate sulit dilakukan, dipasang dongkrak pada flens atas dan bawah gelagar .
Pekerjaan pelepasan malam hari diselesaikan dalam batas waktu mengikuti penutupan lalu
lints berdasarkan hasil simulasi awal dan dengan langkah manajemen resiko, dan dengan
prosedur pemindahan yang dapat diandalkan
Pembangunan Ulang Gelagar Jembatan denganCepat dan Berhasil
Setelah pemindahan gelagar jembatan eksisting, pembangunan ulang secara parsial Rute
Yaesu dapat diselesaikan 3 bulan lebih awal dibanding jadwal semula, terutama karena
pemilihan metode penegakkan blok besar dengan menggunakan truk multi-sumbu dan
juga karena pendekatan baru lainnya yang diaplikasikan pada derek konstruski dan
peralatan sementara.
Penanganan terhadap penuaan infrastruktur urban merupakan pekerjaan yang penuh
tekanan. Kami senang apabbila teknologi pembangunan ulang di atas dapat dijadikan
acuan dalam berbagai proyek pembaruan jembaran skala besar yang diperkirakan akan
bertambah jumlahnya.

Anda mungkin juga menyukai