3 Bab - Ii PDF
3 Bab - Ii PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Kareb Bojonegoro. Variable dibagi menjadi 2 budaya kerja (X) dan kinerja (Y),
Indikator budaya kerja dibagi menjadi tiga yaitu perilaku displin dalam bekerja
(X1), perilaku tegas dalam mengambil keputusan (X2), Memiliki rasa percaya
diri dalam bekerja (X3), Dan untuk variable kinerja indikatornya dibagi menjadi
kerjasama dalam bekerja, dan rasa tanggung jawab yang tinggi dalam bekerja
Teknik analisis data yang digunakan Metode analisis data yaitu menggunakan
analisis deskriptif, analisis kuantitatatif, uji validitas, uji reabilitas, uji asumsi
kuisioner.
10
11
kerja dan variabel kinerja karyawan, seluruh variabel dinyatakan valid dan
reliabel, hal ini dikarenakan nilai r hitung lebih besar dari r tabel yaitu 0,355 (n
= 31, = 0,05). Dari hasil analisis deskriptif antara variabel budaya kerja dan
dengan tingkat kedisiplinan, rasa percaya diri, perilaku tegas dan tanggung
jawab yang ditunjukkan karyawan dalam kegiatan sehari-hari. Hasil dari uji F
diperoleh nilai F hitung sebesar 129,567 dimana nilai tersebut lebih besar dari F
tabel = 2,91 ( = 5%, df N1=3 dan N2=31). Hal tersebut berarti secara bersama-
sama dari seluruh variabel budaya kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Selain itu dari hasil analisis R2 diperoleh hasil sebesar 0,935 atau sebesar 93,5
artinya pengaruh budaya kerja terhadap kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh
model sebesar 93,5 dan sisanya 6,5 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
adalah budaya kerja (X) dan kinerja (Y), Indikator budaya kerja terdiri dari
insiatif individu (X1), Toleransi resiko (X2), Dukungan Manajemen (X3) dan
indikator kinerja prestasi kerja (Y). Sampel yang digunak 100 populasi
12
berganda, uji validitas, uji reabilitas, uji F dan uji T. Sebelum melakukan
signifikan mempunyai nilai pvalue < 0,05 variable yang lebih dominan
inisiatif individual alasannya karena inisiatif individual memiliki nilai beta yang
lebih besar jika dibandungkan dengan dengan variable laiinnya, sehingga dapat
Adityo (2011). Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui seberapa
variable yang digunakan kompensasi (X1), budaya kerja (X2), dan kinerja (Y),
upah, pemberian tunjangan, keadilan dan kelayakan upah, untuk budaya kerja
prosedur dan instruksi secara tepat, petingnya peraturan dan tatanan, manfaat
13
jawab dalam menyelesaikan pekerjaan, dan kebiasaan bekerja sama, dan untuk
indikator kinerja dibagi menjadi enam yaitu hasil yang dicapai, tingkat
tugas dan pekerjaannya, tingkat kesesuaian tugas dengan perintah, dan tingkat
kualitas kerja. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
karyawan bagian produksi PT Pura Barutama Unit Offset Kudus sebanyak 1.169
reabilitas, uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji
karyawan juga akan mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan nilai t
hitung = 7,701 > nilai t tabel = 1,9870 dan nilai signifikansi sebesar = 0,004.
signifikan positif. Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung lebih besar daripada
nilai t tabel yaitu 3,011 > 1,9870. Dapat diartikan bahwa budaya kerja
secara bersama-sama adalah signifikan. Hal ini dibuktikan dengan nilai F hitung
14
= 202,839 > dari F tabel = 3,10. Perbedaan dan persamaan dapat dilihat apada
Tabel 2.1
Perbedaan dan Persamaan Penelitian Sebelumnya
yang mempengaruhi perilaku kerja dan cara kerja yang dipengaruhi budaya
Budaya Kerja menurut Tri Guno (2003: 8) adalah suatu falsafah dengan didasari
pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga
pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap
sebagai kerja.
kerja dan kerjasama manusia yang dimiliki oleh suatu golongan masyarakat.
mengenai budaya kerja. Pendapat para pakar tersebut bahwa budaya kerja
merupakan sikap dan perilaku individu dari kelompok anggota organisasi dalam
nilai-nilai yang diyakini oleh para anggota organisasi kebenarannya dan hal
melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari-hari. Manfaat utama dari budaya kerja
berakibat pada meningkatnya produktifitas kerja atau kinerja pegawai. Hal ini
18
dapat disebabkan karena penerapan budaya kerja yang ada di organisasi sudah
sesuai dengan tujuan, visi, dan misi yang ada di organisasi. Jika hal tersebut
terjadi maka hal tersebut akan memudahkan para pegawai untuk menerapkan
baru akan memakan waktu untuk menjadi kebiasaan dan tak henti-hentinya terus
produktivitas yang berupa perilaku kerja yang dapat diukur antara lain
1) Kerja keras
2) Ulet
hambatan dalam bekerja , dan tidak mudah putus asa dalam melalukan
yang terhambat.
3) Disiplin
Displin yang dimaksud adalah taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang
jawabnya.
19
4) Produktif
sesuatu yang banyak untuk mendatangkan hasil dari pekerjaan yang baik.
5) Motivasi
6) Dinamis
7) Konsekuen
atas segala hal yang telah dikatakan ataupun perbuatan yang telah
8) Konsisten
Konsisten yang dimaksud adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir. Sikap yang gigih
dan rajin ini akan menjadikan seseorang yang biasa-biasa menjadi luar
biasa.
9) Responsif
10) Mandiri
Mandiri yang dimaksud adalah Sikap dan perilaku yang tidak mudah
8) Dasar penugasan.
9) Persaingan.
Peter dan Howell (1998) menjelaskan bahwa budaya kerja dapat diukur
melalui :
21
6) Sikap disiplin.
akan mempunyai nilai, keyakinan dan perilaku yang sesuai dengan organisasi.
perilaku, sikap dan efektivitas seluruh pegawai. Budaya kerja merupakan hal
yang penting bagi perusahaan, karena budaya tersebut menjadi batas suatu
penelitian ini berorientasi pada orang atau induvidu dengan karakteristik sebagai
berikut.
Unsur dasar budaya kerja itu adalah mata rantai proses, dimana tiap
kegiatan berkaitan dengan proses lainnya atau suatu hasil pekerjaan merupakan
serangkaian proses yang saling berkaitan, yang terjadi melalui dan melewati
Orang dapat kerja individual maupun kerjasama dengan yang lainnya dalam
membangun sumber daya manusia seutuhnya agar setiap orang sadar bahwa
mereka berada dalam suatu hubungan sifat peran sebagai pelanggan pemasok
dalam komunikasi dengan orang lain secara efektif dan efisien serta
akan merubah sikap dan perilaku SDM untuk mencapai produktivitas kerja yang
lebih tingi dalam menghadapi tantangan masa depan. Manfaat yang didapat
23
antara lain menjamin hasil kerja dengan kualitas yang lebih baik, membuka
cepat menyesuaikan diri dari perkembagan dari luar (faktor eksternal seperti
memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku sumber daya manusia
berbagai tantangan di masa yang akan datang. Penerapan suatu budaya kerja
yang baik dalam suatu lingkungan organiasasi adalah meningkatkan jiwa gotong
yang ada padanya dengan keinsyafan dan daya imajinasi seteliti mungkin
metode
6) Orang yang terlatih dalam kelompok budaya kerja akan memahami dan
komunitas masyarakat yang bebas sebagai suatu kondisi yang harus ada.
mungkin.
pegawai. Pada organisasi yang memiliki budaya yang kuat, pegawai cenderung
mengikuti arah yang telah ditentukan. Budaya kerja yang lemah cenderung
25
optimal. Pernyataan tersebut didukung oleh Kotter dan Hesket (1999) dalam
perusahaan akan menjadi faktor yang bahkan lebih penting lagi dalam
Budaya yang adaptif akan meningkatkan kinerja dalam jangka panjang. Hasil
tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Pearce and Robinson
dalam Thoyib (2005) bahwa kinerja organisasi dipengaruhi oleh budaya kerja.
Wallach (1983) menyatakan pula bahwa kinerja seorang dan hasilnya yang baik,
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai
merupakan apa yang dikerjakan dan yang tidak dikerjakan oleh karyawan.
Kinerja merupakan hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku,
dalam kurun waktu tertentu, berkenaan dengan pekerjaan serta prilaku dan
yaitu.
1) Faktor Kemampuan
2) Faktor Motivasi
rekan kerja.
oleh organisasi.
kinerja merupakan suatu sistem formal yang secara berkala untuk mengevaluasi
Ada beberapa unsur yang dapat kita lihat dari kinerja seorang karyawan.
dan kepuasan pelanggan atau pihak yang dilayani. Pada umumnya unsur unsur
yang perlu diadakan penilaian dalam proses penilaian kinerja menurut Siswanto
1) Kesetiaan
2) Prestasi Kerja
Prestasi kerja adalah kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja
3). Tanggungjawab
4). Ketaatan
5). Kejujuran
Kejujuran adalah ketulusan hati seorang karyawan atau tenaga kerja dalam
diberikan kepadanya.
6). Kerjasama
dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang
29
telah ditetapkan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang
sebesarbesarnya.
7). Prakarsa
8). Kepemimpinan
tugas.
berikut.
bersangkutan.
dari karyawan
faktor.
efektifitas yaitu tujuan perusahaan dapat tercapai dengan apa yang telah
direncanakan.
2) Disiplin yaitu selalu taat pada aturan dan hukum yang berlaku
kinerja karyawan.
31
2) Kualitas kerja yaitu kualitas dari pekerjaan yang telah dilakukan sesuai
4) Kreatifitas yaitu keaslian dari ide ide dan gagasan yang dikeluarkan
5) Kerja sama yaitu kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain atau
kerja.
adalah suatu aset utama dalam usia kerja seseorang yang menjadi perencana dan
pelaku aktif dari setiap aktifitas organisasi. Mereka merupakan penjual jasa dan
32
Tertentu.
merupakan setiap orang yang bekerja di suatu perusahaan atau lembaga untuk
mendapatkan gaji atau upah. Karyawan yang dimaksud dalam penelitian ini
satu bagian yang mempunyai peranan dan fungsi yang cukup vital dalam
kenyamanan dan kebersihan ruang hotel, maka bagian tata graha juga harus
33
seperti bagian kantor depan hotel (front office), bagian makanan dan minuman
(food & Beverage), bagian mesin (engineering), bagian accounting, dan bagian
personelia.
bagian yang ada didalam hotel yang menangani hal-hal terkait dengan
umum lainnya agar seluruh tamu dan karyawan dapat merasa aman dan nyaman
di dalam hotel.
areal hotel, baik di luar gedung maupun di dalam gedung, termasuk kamar -
kamar ataupun ruangan - ruangan yang disewa oleh para tamu, restoran, office,
serta toilet.
dikatakan mulai dari pengurusan tentang bahan - bahan yang terbuat dari kain
seperti taplak meja (table cloth), sprei, sarung bantal, korden, menjaga
bagian tata graha tersebut, maka yang dimaksud ruangan - ruangan hotel terdiri
dari kamar - kamar tamu, ruang rapat, ruang umum seperti lobby. Corridor,
restoran yang kesemuanyaitu disebut sebagai front of the house. Disamping itu,
bagian tata graha juga bertanggung jawab terhadap kebersihan dan kerapihan
bagian back of the house seperti bagian dapur, ruang makan karyawan, ruang
87. Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau
minum serta jasa lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial serta
berbagai faktor yang satu sama lain ada kaitannya. Faktor faktor pengklasifikasian
banyak jumlah bintang maka persyaratannya, fasilitas dan pelayanan akan dituntut
khusus Hotel berbintang lima ada tiga tingkatan yaitu palm, bronze, diamond.
businessman.
5) Urban Hotel adalah Hotel yang letaknnya di tengah desa yang jauh
dari kota besar, atau Hotel yang letaknnya di kota yang dulunnya desa.
1) Small Hotel adalah Hotel kecil yang jumlah kamarnnya kurang dari 150
kamar.
2) Medium Hotel adalah Hotel dengan ukuran sedang di mana ada dua
kategori yaitu: average Hotel yaitu jumlah kamar antara 150 hingga 299
kamar, above average Hotel yaitu jumlah kamar antara 300 hingga 600
kamar.
3) Large Hotel adalah Hotel besar yang jumlah kamarnnya minimal 600
kamar.
Bali Indonesia
Hotel Melia Bali merupakan golongan hotel bintang lima yang memiliki
berada di daerah Nusa Dua Bali yang memiliki jumlah kamar 509 kamar
penelitian yang diajukan yang masih harus diuji kebenarannya. Hipotesis atau
1) Bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara budaya kerja
dengan indikator kerja keras (X1) displin (X2) produktifitas (X3) konsisten
2) Bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara simultan dan
parsial antara indikator kerja keras (X1) displin (X2) produktifitas (X3)