Latar Belakang
Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengannya basis di
atas dan puncaknya di bawah. Apex-nya (puncak) miring kesebelah kiri. Berat jantung kira-
kira 300 gram. (1 : 121)
Bagaian-bagian jantung secara normal berdenyut dengan urutan teratur. Kontraksi atrium
(sistolik atrium) diikuti oleh kontraksi ventrikel (sistolik ventrikel) semua empat rongga
jantungdalam keadaan relaksasi. Denyut jantung berasal dari sistem penghatar jantung yang
khusus dan menyebar melalui sistem ini kesemua miokardium. (2 : 525)
Didalam jantung terdapat suatu mekanisme khusus yang menyebabkan kontraksi jantung
secara terus menerus yang disebut irama jantung, menjalarkan potensial aksi keseluruh otot
jantung untuk menimbulkan denyut jantung yang berirama. (3 : 107)
Dalam proses perkembangannya, makhluk hidup sangat tergantung pada berfungsinya
system kardiovaskuler secara optimal, dan kelainan yang terjadi pada sistim ini akan
menyebabkan konsekuensi klinik yang serius. Jantung sangant berperan penting bagi
kehidupan manusia karena jantung memiliki fungsi vital yaitu untuk memompakan darah ke
seluruh tubuh atau jaringan tubuh. Darah yang dipompa mengantarkan nutrisi dan O2 ke
jaringan untuk kealngsungan hidupnya, sehingga jaringan dapat hidup dan menjalankan
fungsi sebagaimana mestinya. (4)
Jantung adalah mesin kehidupan. Meski tersembunyi dalam rongga dada dan mustahil
kita melihatnya secara nyata baik dalam kondisi masih berdenyut maupun sudah berhenti.
Jantung berfungsi sebagai mekanisme pompa mendorong darah melalui seluruh sistem
faskuler, sebenarnya terdiri dua pompa; jantung kanan yang memompa darah melalui paru-
paru, dan jantung kiri yang memompa darah melalui organ dan jaringan perifer. Masing-
masing unit terdiri dari 2 ruangan, atrium dan ventrikel.
Sejak terjadinya konsepsi sampai meninggal, jantung berdenyut secara ritmik dan
kontinus untuk mempertahankan kehidupan. Beberapa penyakit timbul seiring dengan
penurunan fungsi organ.
Oleh karena itu, perawat harus memiliki pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi
jantung dalam upaya memberikan perawatan yang optimal, membantu pasien untuk
memahami kondisi yang terjadi dan mendukung pasien serta keluarga dalam mengembalikan
fungsi hidup secara optimal. Sehingga praktikum mengenai pemeriksaan fisis ini menjadi
sangat penting. Di mana pemeriksaan atau pengkajian fisis digunakan untuk memperoleh data
obyektif dari kesehatan kardiovaskuler atau jantung klien. (5)
B. Tujuan
1. Mempelajari cara-cara pemeriksaan fisis jantung.
2. Menentukan posisi apeks jantung.
3. Menentukan batas-batas jantung.
4. Mempelajari suara-suara pada siklus jantung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Jantung adalah orgam muskular berongga yang bentuknya menyerupai piramid atau
jantung pisang dan merupakan pusat sirkulasi darah keseluruh tubuh.
Jantung difiksasi (dipertahankan) pada tempatnya agar tidak mudah berpindah tempat,
penyokong utama jantung adalah paru-paru yang letaknya menekan jantung dari samping,
diafragma menyokong dari bawah, dan pembuluh darah besar yang keluar dan masuk jantung
sehingga jantung tidak mudah berpindah. (6 : 165)
B. Kedudukan Jantung
Jantung berada didalam torax, antara kedua paru-paru dan dibelakang sternum, dan
lebih menghadap ke kiri dari pada ke kanan. Kedudukannya yang tepat dapat digambarkan
pada kulit dada kita.
Sebuah garis yang ditarik dari tulang rawan iga ketiga kanan, 2 cm dari sternum, ke
atas ke tulang rawan iga ke dua kiri . 1 cm dari sternum, menunjuk kedudukan basis jantung,
tempat pembuluh darah masuk dan keluar. Titik di sebelah kiri antara iga kelima dan ke ena,
atau didalam ruang intercostal kelima kiri 4 cm dari garis medial, menunjuk kedudukan apex
jantung, yang merupakan ujung tajam dari ventrikel.Struktur jantung. Ukuran jantung kira-
kira sebesar kepalan tangan. Jantung dewasa beratnya antara 220 sampai 260 gram. Jantung
terbagi oleh sebuah septum (sekat) menjadi dua belah, yaitu kiri dan kanan. Sesudah lahir
tidak ada hubungan satu dengan yang lain antara kedua belahan ini. Setiap belahan kemudian
dibagi lagi menjadi dua runagan yang disebut, yang atas disebut atrium, dan yang dibawah
ventrikel (1 : 121)
Lapisan Jantung:
a. Perikardium
Lapisan ini merupakan kantong pembungkus jantung yang terletak dalam
mediastinum minus, terletak posterior terhadap korpus sterni dan tulang rawan iga ke-2
sampai ke-6.
o
o Perikardium fibrosum (fiseral), merupakan bagian kantong yang membatasi pergerakan
jantung terikat di bawah sternum tendenium diafragma, bersatu dengan pembuluh darah besar
terletak pada sternum melalui ligamentum sternoperikardial.
o Perikarkardium serosum (parietal), dibagi menjadi dua bagian, yaitu : Perikardium parietalis
membatasi pericardium vibrosum sering disebut epikardium dan pericardium fiseral
mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas untuk mempermudah pergerakan
jantung
b. Miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria kiri bercabang
menjadi arteri desenden anterior dan tiga arteri sirkumfleks. Arteri koronaria kanan
memberikan darah untuk sinotrial node, ventrikel kanan dan permukaan diafragma ventrikel
kanan. Vena koronaria mengembalikan darah ke sinus kemudian bersirkulasi langsung ke
dalam paru-paru.
c. Endokardium
Dinding dalam atrium diliputi oleh membran yang mengkilat dan terdiri dari jaringan
endotel atau selaput lendir yang licin kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena cava. ( 5 )
Lapisan batin. Atau endocardium (en "do-kar'de-um), terdiri dari epitel dan jaringan
ikat yang mendasarinya. endocardium juga berisi pembuluh darah dan beberapa serabut otot
jantung khusus yang disebut serat Purkinje,
garis endocardium itu semua bilik jantung dan mencakup struktur, seperti katup jantung.
Lapisan dalam ini juga terus menerus dengan lapisan dalam pembuluh darah (endotel) yang
melekat pada jantung. (7 : 545)
Struktur jantung dapat dikategorikan berdasarkan fungsi, yaitu:
1. Struktural dukungan jaringan jantung dan sirkulasi darah paru dan sistemik melalui hati.
Kategori ini termasuk dinding jantung dan skleton berserat, yang melampirkan dan dukungan
hati dan dibagi menjadi empat ruang, katup-katup yang mengalir langsung melalui ruang, dan
pembuluh darah besar yang melakukan dan dari hati.
2. Pemeliharaan sel-sel hati. Kategori ini terdiri vesels sirkulasi koroner arteri dan vena yang
melayani kebutuhan metabolisme semua sel hati dan pembuluh limfatik hati.
3. Stimulasi dan kontrol tindakan jantung. Di antara struktur ini sel-sel saraf dan otot khusus
yang langsung connaction ritmis dan relaksasi otot jantung, mendorong darah ke seluruh
sistem sirkulasi paru dan sistemik. (8 : 1093)
C. Anatomi Fisiologi Otot Jantung
Otot jantung terdiri atas tiga tipe utama yaitu: otot atrium, otot ventrikel, dan serat
otot. Tipe otot atrium dan ventrikel berkontraksi dengan cara yang sama seperti otot rangka
dengan kontraksi yang lebih lama, sedangkan serat otot khusus penghantar dan pencetus
rangsangan berkontraksi dengan lemah sekali, sebab serat-serat ini hanya mengandung
sedikit serat kontraktif yang bekerja sebagai siste pencetus rangsangan bagi jantung. (9 : 108-
109)
Serat otot terbagi dua yaitu serabut otot eksitatorik dan konduksi khusus. Serabut-
serabut khusus eksitatorik dan konduksi berkontraksi dengan lemah sekali sebab seranur-
serabut ini hanya menagndung sedikit serabut kontaktil; justru mereka memperlihatkan
pelepasan muatan listrik berirama yang otomatis dalam bentuk potensial aksi atau konduksi
potensial aksi yang melalui jantung, yang bekerja sebagai suatu sistem eksitatorik yang
mengatur denyut jantung yang berirama. (3 : 107)
F. Bunyi Jantung
Dalam keadaan normal terdengar dua bunyi jantung melalui sebuah stetoskop selama
setiap siklus jantung. Bunyi pertama berbunyi lub yang bernada rendah dan sedikit
memanjang dan disebabkan oleh getaran yang ditimbulkan oleh penutupan yang mendadak
katup mitralis dan trikuspidalis pada permulaan sistolis ventrikel. Bunyi kedua adalah dup
yang lebih singkat dan bernada tinggi yang disebabkan oleh getaran pada penutupan katup
aorta dan pulmonaris tepat setelah akhir sistolik ventrikel. Pada banyak orang dewasa muda,
terdengar bunyi ketiga yang lembut dan bernada rendah pada sekitar sepertiga jalan menuju
sistolik. Bunyi ini bersamaan dengan periode pengisian cepat ventrikel dan mungkin
disebabkan oleh getaran yang ditimbulkan oleh aliran darah masuk. Kadang-kadang
terdengan bunyi keempat sesaat sebelum bunyi pertama saat tekanan atrium tinggi atau
ventrikel kaku dalam keadaan seperti hipertrofi ventrikel. Bunyi ini desebabkan oleh
pengisian venterikel dan jarang terdengar pada orang dewasa normal. (2 : 546)
Bunyi jantung abnormal yang terjadi karena terdapat kelainan katup, yang dikenal
dikenal dengan murmur jantung, sebagai berikut :
a. Murmur stenosis aorta
Darah disemburkan dari ventrikel kiri melalui sebuah lubang yang sempit di katup aorta.
Suara ini kasar dan pada stenosis berat kadang-kadang demikian kerasnya sehingga dapat
terdengar pada jarak beberapa kaki dari pasien. Selain itu, getaran suara sering dapat teraba
oleh tangan yang diletakkan di dada bagian atas dan leher bagian bawah, peristiwa ini dikenal
sebagai thrill.
b. Murmur pada regurgitasi katup aorta
Pada regurgitasi aorta, tidak terdengar suara selama sistol, tetapi selama diastol, darah
mengalir balik dari aorta ke ventrikel kiri, menimbulkan murmur seperti suara meniup yang
relatif bernada tinggi dan mendesis, serta terdengar secara maksimal di atas ventrikel kiri.
Murmur ini diakibatkan oleh darah turbulen yang menyembur balik dan tertentu bertemu
dengan darah yang telah berada dalam ventrikel kiri.
c. Murmur pada regurgitasi katup mitral.
Pada regurgitasi mitral, darah mengalir balik melalui katup mitral ke dalam atrium kiri
selama sistol. Keadaan ini juga menimbulkan suara seperti tiupan berfrekuensi tinggi dan
mendesis yang serupa dengan yang terjadi pada regurgitasi pada katup aorta.
d. Murmur pada stenosis katup mitral
Pada stenosis katup mitral, darah mengalir dengan susah payah melalui katup mitral yang
mengalami stenosis dari atrium kiri ke ventrikel kiri, dan karena tekanan dalam atrium kiri
jarang meningkat di atas 30 mmHg kecuali untuk jangka pendek. Karena frekuensi getaran
suaranya yang sangat rendah, kadang-kadang dapat dirasakan getaran ini, yang disebut
thrill di atas apeks jantung, bahkan bila suara tidak dapat terdengar melalui stetoskop. ( 5 )
G. Pemeriksaan Fisis Jantung
Jantung diperiksa secara langsung dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
dinding dada. Pendekatan sistemik merupakan dasar pengkajian yang saksama. Pemeriksaan
dinding dada dilakukan pada enam daerah dibawah ini:
a. Daerah aorta, ruang interkosta kedua pada sternum kanan.
b. Daerah pulmonal, ruang interkostal kedua pada sternum kiri
c. Titik Erb, ruang interkostal ketiga pada sternum kiri
d. Daerah trikuspid atau ventrikel kanan, ruang interkostal empat dan lima pada sternum kiri
e. Daerah epigastrik, dibawah prosesus xifoideus
Pemeriksaan kebanyakan dilakukan dengan pasien dalam posisi supine, dan kepala
sedikit dinaikkan. Pemeriksa yang menggunakan tangan kanan memeriksa sisi kanan dan
pemeriksan yang kidal pada sisi kiri.
o Jenis percobaan :
1. Inspeksi : Pada saat pemeriksaan inspeksi nampak denyutan apeks cordis
2. Palpasi : Pada saat pemeriksaan palpasi ,yaitu dapat teraba daerah apeks cordis,yang
ditandai oleh dorongan pada dinding thoraks, ini disebabkan karena kontraksi dinding
ventricle .
3. Perkusi : Pada saat pemeriksaan ketuk untuk menentukan batas jantung didapatkan hasil :
Bagian kanan: terletak pada linea parasternalis dextra, dimana bunyi yang terdengar adalah
mula-mula bunyi sonor pada daerah paru kemudian ke daerah jantung bunyinya menjadi
pekak .Linea Parasternalis ini terletak antara midclavicularis dan sternalis .
Bagian kiri: terletak diadaerah midclavicularis sinistra
Bagian atas terletak pada intercosta II
Bagian bawah terletak pada inetrcosta V
4. Auskultasi : Pada saat pemeriksaan pendengaran dengan menggunakan , ini didapatkaan
hasil :
S1 : terdengar bunyi lup randah
S2 : terdengar adanya pemisaahan (splitting) yang bedekatan dan lebih cepat serta keras
pada saat inspirasi dalam.
S3 : terdengar lebih cepat dari bunyi S2, setelah orang coba melakukan aktivitas
S4 : tidak terdengar karena orang coba tidak dalam keadaan patologis.
E. Analisis
1. Inspeksi: Apeks jantung terletak pada ruang intercosta V kiri sternum. Pada saat dilakukan
uji coba inspeksi terhadap orang coba, nampak denyutan apeks coedis tetapi lebih lambat
karena orang coba berbadan kurus. Biasanya posisi apeks jantung terlihat jelas pada orang
kurus atau mengidap penyakit TBC dan pada orang-orang yang kekurangan gizi.
2. Palpasi: Setelah percobaan dilakukan dengan metode palpasi dapat dinyatakan bahwa pada
saat memeriksa atau meraba, terasa ada dorongan pada tangan saat memeriksa palpasi di
apeks. Gaya dorong jantung normal dan daerah pulsasi tidak menunjukkan tanda-tanda
abnormal.
3. Perkusi: Dari hasil percobaan yang dilakukan dengan metode perkusi pada saat pemeriksaan
yaitu,suara berubah pada bagian kanan pada posisi media linea parasternalis dextra, pada
posisi linea medium clavicularis sinistra,bagian atas suara berubah pada posisi intercosta II di
antara costa II dan costa III, pada bagian bawah suara berubah pada posisi intercosta V /
apeks ( pada jantung pekak dan pada paru-paru sonor ).
4. Auskultasi: Suara jantung yang diperoleh pada saat bunyi jantung pertama (S1) terdengar
lebih lambat dan suaranya jelas sebelah kiri sternum,suara itu terdengar jelas pada ruang
intercosta V. Bunyi jantung kedua (S2) terdengar suara lebih besar dan cepat karena adanya
penutupan katup yang terdengar setelah bunyi jantung pertama,bunyi ini terdengar pada
ruang intercosta II sebelah kanan sternum,suara jantung dua ini dapat diperjelas dengan
melakukan inspirasi dalam karena pada saat inspirasi dalam, pulmonal lambat menutup
karena ada udara dalam paru-paru sedang pada katub aorta cepat tertutup. Pada suara jantung
ketiga (S3) tidak terdengar jelas tetapi setelah melakukan aktivitas fisik atau dengan merubah
posisi dari baring kemudian duduk yang terdengar hanya bunyi bising, suara bising tersebut
terdengar karena jantungnya membutuhkan asupan energi yang besar sehingga menyebabkan
distersi jantung semakin besar besar kontraksi jantung pun semakin besar.. Pada percobaan
kami, tidak mendengar bunyi jantung keempat (S4). Hal ini disebabkan karena bunyi ini
sangat pelan dan frekuensi getarnya pun sangat rendah. Bunyi ini sangat terdengar karena
terlampau dekat dengan bunyi jantung pertama. Bunyi jantung keempat terjadi akibat
kontraksi atrium. Pada suara jantung keempat normalnya tidak terdengar dengan stetoskop
kecuali pada keadaan patologis. Menurut teori, bunyi jantung keempat terjadi pada waktu
sistolik atrium. Dikenal juga dengan nama gallop atrium,biasanya sangat pelan atau tidak
terdenagr sama sekali,bunyi ini timbul sesaat timbul bunyi jantung pertama. Gallop atrium
terdengar apabila resistensi ventrikel terhadap pengisian atrium meningkat sebagai akibat
berkurangnya peregangan dinding ventrikel atau peningkatan isi ventrikel.