Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sekarang ini banyak sekali kegiatan dalam kehidupan


sehari-hari kita, yang merupakan suatu tiruan yang sama dari
suatu prinsip kerja yang sama dengan roket. Dimana hukum
aksi-reaksi diterapkan pada sebuah roket yang bahan
bakarnya menggunakan air. Maka dari itu, udara dalam suatu
ruangan akan menekan ke segala arah dan akan mengalir
menuju tekanan yang lebih rendah.

Dengan dasar tersebut jika suatu botol diisi, udara


dengan tekanan tertentu maka udara dalam botol yang
dilubangi pada suatu titik maka udara akan keluar dari lubang
tersebut dan akan menyebabkan gaya yang berlawanan arah
dari keluarnya udara. Fisika merupakan salah satu mata
pelajaran yang telah kita pelajari sejak duduk pada tingkat
Sekolah Dasar (SD).

Di dalamnya memuat banyak teori yang telah


diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tentunya, dalam
berkehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari teori
fisika. Misalnya hukum gravitasi pada peristiwa jatuhnya buah
apel dari pohonnya. Selain itu, dalam ilmu pengetahuan juga
memanfaatkan fisika, seperti pembuatan pesawat ulang-alik,
roket, pesawat terbang, balon udara dan masih banyak lagi.

1
Roket adalah sejenis system propulsi yang membawa
bahan bakar dan oksigennya sendiri. Dorongan pada roket
merupakan penerapan yang menarik dari hukum III Newton
dan Hukum Kekekalan Momentum.

Roket adalah sebuah contoh dari sekian banyak


peralatan yang dipergunakan penerapan hukum kekekalan
momentum, bagaimana gerak roket dapat menggunakan
hukum kekekalan momentum dalam geraknya. Gerak roket
dapat membantu memahami konsep hukum kekekalan
momentum. Untuk mengetahui hal ini lebih jauh, maka perlu
dilakukan suatu kajian tentang roket sederhana ini.

1.2 Rumusan Masalah

Ada pun rumusan masalah dari praktikum ini, antara lain:


1.2.1 Apakah itu roket air ?
1.2.2 Bagaimana cara kerja roket air ?
1.2.3 Faktor apa saja yang ikut menentukan keberhasilan
roket air ?

1.3 Tujuan

Ada pun tujuan dari praktikum ini, antara lain:


1.3.1 Untuk mengetahui hubungan antara beberapa konsep
fisika dengan Roket Air Sederhana.
1.3.2 Untuk membuktikan kebenaran beberapa konsep fisika
dalam Roket Air Sederhana.

2
BAB II

TIJAUAN PUSTAKA

Roket air disebut juga water rocket merupakan sebuah benda


yang bisa terbang dengan memanfaatkan air dan udara. Roket air
mulai populer di Indonesia sekitar tahun 2005/2006. Roket air
sering dilombakan baik pada tingkat kabupaten, provinsi, bahkan
nasional. Peserta perlombaan kebanyakan pelajar baik yang duduk
di bangku sekolah menengah bahkan mahasiswa.

Roket dapat meluncur karena tekanan udara dari pompa.


Prinsip kerja populasi roket ini merupakan penerapan dari hukum
Newton 3/aksi-reaksi yang berisi : Apabila sebuah benda
memberikan gaya kepada benda lain, maka benda kedua
memberikan gaya kepada benda yang pertama. Kedua gaya
tersebut memiliki besar yang sama tetapi berlawanan arah.

Teori dasar peluncuran roket air, sama dengan percobaan


balon yang meluncur ke atas. Roket air memberikan gaya aksi yang
sangat besar kepada gas, dengan mendorong gas keluar, dan gas
tersebut memberikan gaya reaksi yang sama besar, dengan
mendorong roket air ke atas. Gaya dorong yang diberikan gas
kepada roket air sama besar dengan gaya yang diberikan roket air

3
kepada gas, hanya arahnya berlawanan. Roket air mendorong gas
ke bawah, gas mendorong roket air ke atas. Inilah yang disebut
hukum aksi-reaksi / hukum newton 3.

Roket air menggunakan jumlah energy yang cukup besar dan


dapat berbahaya jika di tangani secara tidak benar atau salah
dalam pemilihan bahan konstruksi sehingga terjadi kegagalan.
Ketika roket dibuat tekanan harus di uji dengan mengisi tabung
peluncuran dengan air. Air yang terdorong keluar akan mendorong
udara bebas sehingga roket bisa meluncur. Komposisi air dan udara
juga mempunyai perbandingan tertentu agar menghasilkan
dorongan yang maksimal. Karena besarnya tekanan udara yang di
manfaatkan harus sesuai dengan air yang di isi, sehingga pada
akhirnya udara yang di mampatkan cukup untuk mendorong air
yang di isikan ke dalam badan roket.

Gaya dorong yang bekerja pada roket merupakan gaya yang


bekerja pada roket akibat gas yang dikeluarkan. Agar roket dapat
dipercepat keatas maka gaya dorong harus lebih besar dari gaya
eksternal. dan diperoleh kelajuan gerak roket untuk kelajuan roket
yang bergerak tanpa gaya eksternal.

Air dan gas yang digunakan dalam kombinasi, menyediakan


sarana untuk menyimpan energi potensial yang mampat, dan air
meningkatkan Fraksi massa dan memberikan momentum yang lebih
besar ketika dikeluarkan dari nozzle roket. Kadang-kadang aditif
digabungkan dengan air untuk meningkatkan kinerja dalam
berbagai cara.

Untuk memaksimalkan gerak luncur roket, maka perlu dibuat


desain yang memperhatikan tentang Mekanika Fluida atau aliran

4
udara di sekitar roket. Selain itu juga dipertimbangkan pembagian
beban roket pada bodi roket agar diperoleh gerak meluncur yang
bagus, selain beban yang harus diperhatikan lainnya adalah Sudut
elefasi atau kemiringan untuk mencapai jarak terjauh maka sudut
yang harus dibentuk adalah 45 derajat. Faktor tentang
aerodinamika yang baik juga mempengaruhi terbang roket.

Bahan bakar dari roket air adalah air. Volume air dalam botol
yang paling ideal adalah 1/3 volume botol. Apabila volumenya
terlalu banyak maka akan membutuhkan waktu pemompaan yang
lama dan roket biasanya menjadi tidak stabil. Sebaliknya jika
volumenya kurang dari 1/3 maka roket akan meluncur sebelum
waktunya sehingga jarak tempuh roket kurang maksimal.

Istilah-istilah yang biasa digunakan dalam bagian-bagian


roket.

1. Ose cone (moncong roket): berfungsi sebagai pemecah


hambatan udara sehingga udara yang menghambat roket
meluncur semakin kecil.
2. Payload (tempat/wadah tambahan): biasanya digunakan
untuk menyimpan parasut, namun pada roket
asli/sungguhan biasanya digunakan sebagai tempat
menyimpan satelit yang akan diorbitkan)
3. Body (badan roket): menyimpan air sebagai bahan bakar
roket air, fungsinya sama dengan roket sungguhan.
4. Nozzle (mulut roket): tempat keluarnya air yang
menyembur dari badan roket.
5. Fins (Sirip roket): berfungsi menyeimbangkan gerak roket.
Biasanya dipasang di badan roket.

5
Ukuran nozzel mempengaruhi dorong yang dihasilkan oleh
roket. Diameter yang lebih besar nozel memberikan percepatan
lebih cepat dengan fase dorong yang lebih pendek, Dapat
ditunjukkan bahwa persamaan untuk gaya dorong sesaat (ketika
tepat saat akan meluncur) dari nozzel hanya: F = 2PA, dimana F
adalah gaya dorong, P adalah tekanan didalam botol dan A adalah
luas dari nozzel.

Cara kerja roket air

1. Dimasukkan air secukupnya ke dalam badan roket air melalui


mulut botol (Untuk gaya dorong maksimum, volume air
sepertiga volume botol). Air digunakan sebagai medium
pendorong roket air (massa jenis air lebih besar dari pada
massa jenis udara).

Sesuai dengan hukum Tekanan Hidrostatis:

FA = . g . h

Semakin besar massa jenisnya () maka semakin besar gaya


dorong roket (FA). Na

2. Katup roket air dipasang dengan badan roket air. Katup Roket
air memiliki luas penampang yang jauh lebih kecil
dibandingkan mulut botol,

Sesuai dengan Hukum Pascal :

Semakin kecil luas penampang (A), semakin besar gaya


dorong yang dihasilkannya (F).

6
3. Sudut peluncuran roket diatur sedemikian rupa (Untuk
menempuh jarak terjauh digunakan sudut 45 terhadap garis
horizontal).

Sesuai dengan rumus Gerak Vertikal Ke atas lintasan parabola

4. Dilakukan pemompaan, pemompaan bertujuan untuk


memampatkan volume, volume berbanding terbalik dengan
tekanan. Semakin kecil volum semakin besar tekanan.
(Semakin besar frekuensi pemompaan atau semakin banyak
dipompa, semakin jauh jarak yang ditempuh roket, namun
pemompaan yang berlebihan dapat merusak pompa itu
sendiri dan juga merusak roket).

Sesuai dengan hukum Tekanan Hidrostatis :

PF (P berbanding lurus dengan F)

Semakin besar tekanan, gaya dorongnya juga akan semakin


besar.

5. Pada saat pemompaan dirasa cukup,paralon penyangga


ditarik. sehingga katup akan terdorong keluar, dan roket air
dapat mengangkasa ke udara.

7
BAB III

PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Dalam desain Roket Air Sederhana, ada tiga bagian penting
yang perlu diketahui sehingga alat dan bahan pun dipisahkan
menurut bagiannya.
A. Roket Botol
Alat dan bahan yang dibutuhkan :
1) Botol minuman bekas berukuran kecil dari plastik.
2) Sebuah pemberat tanah.
3) Isolasi besar, gunting.
4) Air

B. Sistem peluncur

Alat dan bahan yang dibutuhkan :

1) Pipa paralon inch, panjang 60 cm


2) Tutup botol yang dimodifikasi.
3) Pisau atau bor, lem paralon, gergaji.

C. Dudukan Roket
Alat dan bahan :
1) Pipa paralon inch, panjang 30 cm.
2) Pipa penyambung L, 1 buah
3) Pentil ban bekas 1 buah,
4) Gergaji , kunci pas,
5) Pompa .

3.2Cara Kerja
Cara Kerja Pembuatan Alat:
A. Roket Botol
1) Lapisi badan botol dengan kertas asturo.
2) Buatlah tiga buah sirip dari karton dengan ukuran yang
proposional dan sama besarnya.

8
3) Pasang sirip dekat mulut botol dengan jarak yang seimbang
menggunakan isolasi.
4) Di bagian ujung botol yang lain pasanglah pemberat
misalnya bola tenis.
5) Tutuplah bagian tersebut dengan menggunakan penutup
dari kertas asturo atau plastik yang dibuat runcing atau
berbentuk karucut.
B. Sistem Peluncur
1) Ambilah tutup botol yang akan dimodifikasi, lubangi bagian
tengahnya menggunakan bor atau pisau, lubang seukuran
pipa peluncur ( inch).
2) Setelah dilubangi, tutup botol tersebut diberi ring karet atau
karet ban bekas yang diatur menjadi seperti cincin.
3) Potong pipa peluncur dengan panjang 60 cm.
4) Pasang pipa penyangga pada pipa peluncur menggunakan
klem.
5) Lalu, atur secara berurutan tutup botol hasil modifikasi dan
cincin karet pada pipa peluncur yang nantinya akan
dimasukkan ke dalam mulut roket botol.
6) Masukan pipa pemantik yang telah diberi tali penarik pada
ujung bawah ke dalam pipa peluncur.
C. Dudukan Roket
1) Pasang pentil ban bekas pada penutup pipa dudukan.
2) Sambung pipa dudukan dengan pipa peluncur dengan
menggunakan pipa penyambung.

Cara Kerja Alat:

Cara kerja Roket Air Sederhana ini adalah sebagai berikut :

a) Isi roket botol dengan air kurang lebih sepertiga.


b) Lalu susunlah tutup botol modifikasi, ring karet dan roket
botol pada pipa peluncur

9
c) Kunci dengan pengunci kantong dan pasang pipa
pemantiknya
d) Pompalah roket melalui pentil pada dudukan dengan tekanan
yang maksimal
e) Setelah udara dalam roket penuh tekanan, tariklah tali pipa
pemantik dengan cepat, maka air dan udara akan keluar
melalui roket, akibatnya roket terdorong dan meluncur ke
angkasa

Beberapa konsep IPA yang ada dalam Roket Air Sederhana adalah
sebagai berikut :

a) Udara memiliki tekanan

Udara yang dipompakan ke dalam botol mengakibatkan


botol semakin keras. Hal ini berarti udara memiliki tekanan.
Semakin banyak udara yang kita pompakan ke dalam botol
semakin besar pula tekanan yang diterima botol tersebut,
sebaliknya semakin sedikit udara semakin kecil pula tekanan
yang diterimanya.

b) Udara menempati ruang

Seperti hal tersebut di atas udara yang dipompakan ke


dalam botol membuat botol sedikit mengembang dan menjadi
keras. Hal ini berarti udara mengisi seluruh ruangan yang
ditempatinya.

c) Perubahan Energi

10
Energi potensial energi gerak energi potensial
grafitasi energi gerak.

Udara yang dipompakan ke dalam botol disimpan


menjadi energi potensial. Ketika udara dilepaskan melalui
mulut botol, energi potensial ini diubah menjadi energi gerak,
sehingga roket meluncur ke atas. Energi gerak ini akan diubah
lagi menjadi energi potensial grafitasi sehingga roket
mencapai tempat paling tinggi. Ketika roket turun, energi
potensial grafitasi diubah lagi menjadi energi gerak.

d) Gaya Gesek

Ujung roket dibuat runcing atau kerucut adalah untuk


memperkecil gaya gesek dengan udara ketika meluncur.
Karena dengan gaya gesek yang besar akan menghambat laju
roket, sebaliknya dengan gaya gesek yang lebih kecil
menjadikan roket meluncur dengan mudah.

e) Gaya Grafitasi Bumi

Gaya grafitasi dapat kita lihat ketika roket meluncur ke


bawah karena adanya gaya grafitasi bumi.

f) Sifat Bahan dan Kegunaannya

Sirip roket dibuat dari bahan kertas karton. Karton


memiliki sifat ringan dan agak kaku tetapi tidak mudah robek
sehingga tidak membebani roket serta dapat menjaga
keseimbangan roket ketika meluncur di udara.

11
Badan roket memakai botol dari bahan plastik. Plastik
memiliki sifat ringan dan sedikit lentur serta tahan terhadap
tekanan udara yang terdapat dalam botol.

BAB IV

HASIL, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

12
No Jumlah Volume Air Jarak Tempuh Tekanan
Roket (m) Pompa
1 Langsung dipompa / 2 20
tanpa air
2 0,25 badan roket 23 23
langsung dipompa
3 0,3 badan roket 40 40
langsung dipompa
4 0,5 badan roket 45 45
langsung dipompa
5 0,6 badan roket 30 8
langsung dipompa

4.2 Analisis

13
Berdasarkan hasil yang telah didapat maka dapat
dianalis, jarak tempuh yang dilewati oleh roket air dengan
langsung dipompa tanpa air adalah sejauh 2m dan roket
meluncur pada tekanan pompa sebanyak 20 kali. Jarak
tempuh yang dilewati roket air dengan jumlah volume air 0,25
dari badan roket adalah 23m dan roket meluncur setelah
mendapat tekanan pompa sebanyak 23 kali. Jarak tempuh
roket air dengan jumlah volume air 0,3 dari badan roket
adalah 40m dan roket meluncur setelah mendapat tekanan
sebanyak 40 kali. Jarak tempuh yang dilewati roket air dengan
jumlah volume air 0,5 dari badan roket adalah sejauh 45m
dan roket meluncur setelah mendapatkan tekanan pompa
sebanyak 45 kali. Jarak yang ditempuh roket air dengan
jumlah volume roket air 0,6 dari badan roket adalah 30m dan
roket meluncur setelah mendapat tekanan pompa sebanyak 8
kali.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan data tabel peluncuran roket air di atas,


terjadi hubungan antara komposisi air dan udara dalam hal
peluncuran roket ke udara. Dimana semakin besar tekanan
yang diberikan maka semakin rendah jarak tempuh roket di
udara. Misalnya saja saat badan roket diisi 2/3 air jarak
tempuhnya hanya 25 m dan tekanan yang diberikan sebesar
45. Sedangkan jarak yang terjauh ditunjukkan pada roket saat
diisi badan roket dengan jarak sejauh 37 m dan tekanan
yang diberikan 40.

14
Pada saat peluncuran roket, biasanya ada beberapa
kendala yang dihadapi seperti sesuai tidaknya bentuk dop
dengan ujung botol, tekanan yang diberikan, serta tingkat
keringanan badan roket. Kelompok kami, mengalami kendala
pada dop yang kurang sesuai dengan ujung botol. Jadi, ada
beberapa kali percobaan yang gagal dalam peluncuran roket.
Dalam hal pemberian tekanan, sebaiknya diperhatikan
dengan memberikan tekanan secara perlahan dan sedikit
demi sedikit.
Roket air sebagai salah satu alat peraga yang bisa
untuk bermain, adalah alat yang menggunakan prinsip kerja
tekanan udara dan menerapkan Hukum Newton III. Pada saat
udara dalam botol dimampatkan maka akan memmpunyai
energi untuk mendorong katup yang dijadikan sebagai
penyumbat dan air yang keluar akan mendorong udara diluar
roket bisa meluncur. Selain itu juga menggunakan prinsip
turbulensi untuk mengatur jauh dekat jarak luncur.

BAB V
PENUTUP

15
5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan percobaan, dapat disimpulkan bahwa:

1) Karet dan dop yang digunakan untuk menyumbat bagian


bawah roket mempengaruhi tinggi rendahnya luncuran
roket.
2) Banyaknya air pengisi roket mempengaruhi ketinggian
luncuran roket, untuk roket yang diisi air badan roket,
badan roket, badan roket, berangsur-angsur
menglami kenaikan tinggi luncuran
3) Pada saat air yang diisi sebanyak badan roket, roket
meluncur paling tinggi karena tekanan air dan udara dalam
roket seimbang.
4) Pada saat roket diisi air badan roket, tinggi luncuran
roket mengalami penurunan drastis, karena tekanan air
dan udara tidak seimbang, air di dalam roket lebih banyak
dari udara.

5.2 Saran

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari


sempurna. Ada beberapa saran yang perlu disampaikan, antara lain dalam
penggunaan bahan-bahan untuk membuat Roket Air Sederhana sebaiknya
menggunakan bahan yang bervariasi sehingga akan didapat hasil yang lebih
baik lagi. Semoga isi dalam makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Dan
pada akhirnya terwujudnya cita-cita dan tujuan yang kita harapkan.

16
17

Anda mungkin juga menyukai