Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
IAS 16 (A)
PROPERTI, PABRIK, DAN PERALATAN
(PROPERTY, PLANT & EQUIPMENT)
OLEH
LOLY SEPSIODARMA
1511060068
FAKULTAS EKONOMI
PERBANAS INSTITUTE
2017
I. PENDAHULUAN
Tujuan dari standar ini adalah untuk menentukan perlakuan akuntansi untuk
aset tetap seingga pengguna laporan keuangan dapat melihat informasi mengenai
investasi entitas pada aset tetap dan perubahan pada investasi ini. Pokok bahasan
dalam akuntansi untuk aset tetap adalah pengakuan aset, penentuan nilai tercatat dan
pembebanan depresiasi dan kerugian penurunan nilai berkenaan dengan aset tersebut.
a. dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk
direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika :
Pengukuran pada saat pengakuan : suatu item yang memenuhi kualifikasi untuk
diakui sebagai aset harus diukur sebesar biaya perolehannya. Biaya perolehan suatu
aset adalah setara dengan nilai tunainya pada saat terjadinya. Jika pembayaran aset
ditangguhkan hingga melampaui jangka waktu kredit normal, perbedaan antara nilai
tunai dengan total pembayaran diakui sebagai beban bunga selama periode kredit
kecuali dikapitalisasi.
Biaya Perolehan aset tetap meliputi :
a. harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat
lokasi dan kondisi yang dibutuhkan untuk dapat beroperasi sesuai dengan
keinginan manajemen;
c. estimasi awal atas biaya pemindahan dan pembongkaran aset tetap dan restorasi
lokasi aset tersebut. Kewajiban tersebut muncul ketika aset tersebut diperoleh atau
sebagai konsekuensi atas penggunaan aset tersebut selama periode tertentu untuk
tujuan selain menghasilkan persediaan.
Pengukuran setelah pengakuan : Entitas harus memilih antara model biaya atau model
revaluasi sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap
seluruh aset tetap pada kelompok yang sama.
Model biaya : setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap akan tetap akan tetap dicatat
sebesar harga perolehannya dikurangi akumulasi depresiasi dan akumulasi kerugian
penurunan nilai.
Model revaluasi : setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya dapat
diukur secara andal akan dicatat pada nilai revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal
revaluasi setelah dikurangi akumulasi depresiasi dan akumulasi kerugian penurunan
nilai aset. Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup guna
meyakinkan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang
ditentukan dengan nilai wajar pada tanggal neraca.
Jika nilai tercatat aset meningkat sebagai akibat revaluasi, maka kenaikan nilai
tersebut akan diakui pada pendapatan komprehensif lain dan diakumulasikan ke
ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Namun, peningkatan nilai tersebut akan diakui
pada laporan laba rugi hingga sebesar penurunan nilai aset akibat revaluasi yang
pernah diakui sebelumnya pada laporan laba rugi. Jika nilai tercatat aset menurun
sebagai akibat revaluasi, maka penurunan nilai tersebut akan diakui dalam laporan
laba rugi. Namun, penurunan tersebut akan diakui pada pendapatan komprehensif lain
sampai selama tidak melebihi kenaikan nilai akibat revaluasi yang telah diakui untuk
aset tersebut.
Depresiasi adalah alokasi sistematis dari jumlah yang dapat disusutkan atas suatu aset
selama masa manfaatnya. Jumlah yang dapat disusutkan adalah biaya perolehan aset
atau jumlah lain yang dapat menggantikan biaya perolehan, dikurangi nilai residunya.
Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan yang signifikan terhadap
biaya total aset tersebut harus didepresiasi secara terpisah. Beban penyusutan untuk
setiap periode diakui dalam laporan laba rugi, kecuali jika beban tersebut diakui
sebagai jumlah tercatat aset lain. Metode penyusutan yang digunakan harus
mencerminkan pola manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan untuk
dikonsumsi dari aset tersebut oleh entitas.
Nilai residu adalah jumlah yang yang diperkirakan akan diperoleh entitas saat ini dari
pelepasan aset, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan aset, jika aset telah
mencapai umur dan kondisi yang diharapkan pada akhir umur manfaatnya.
(a) dilepaskan
(b) tidak ada manfaat ekonomi masa depan yagn diharapkan dari penggunaan atau
pelepasannya.
IAS 16 menguraikan perlakuan akuntansi untuk properti, pabrik, dan peralatan jika
tidak ada standar lain mensyaratkan atau mengizinkan suatu perlakuan akuntansi yang
berbeda. Standar ini tidak berlaku kepada :
1. Properti, pabrik dan peralatan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
menurut IFRS 5 tentang Aset Tidak Lancar yang dimiliki untuk dijual dan Operasi
Yang Dihentikan.
4. Hak atas mineral dan cadangan mineral seperti minyak bumi, gas alam, dan sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui
III. PENGAKUAN
Harga perolehan dari suatu pos propeti, pabrik dan peralatan akan diakui
sebagai suatu aset jika aset tersebut memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang
berkaitan dengan pos tersebut dapat diukur secara andal. IAS 16 berlaku ketika kedua
kriteria pengakuan dasar ini untuk menentukan apakah pengeluaran memenuhi syarat
sebagai aset dan tidak mempertimbangkan kriteria peningkatan utilitas atau masa
manfaat. Selama kegiatan operasionalnya, suatu entitas akan memperoleh pos-pos
tersebut yang memiliki nilai yang tidak signifikan secara individu, tapi akan
memenuhi syarat sebagai aset berdasarkan kedua kriteria pengakuan dasar ini. Karena
sangat sulit bagi entitas untuk mencatat setiap pos tersebut secara individu, standar ini
memperbolehkan secara agregrat asalkan aset ini memiliki sifat yang sama. Tapi
dalam praktiknya, entitas mengadopsi kebijakan akuntansi untuk unit pengukur dan
pengakuan dari pengeluaran sebagai suatu beban atau suatu aset.
Walaupun kedua kriteria dasar ini dapat diterapkan untuk suku cadang dan
peralatan servis, yang biasanya dicatat sebagai persediaan dan diakui di dalam laporan
laba rugi pada saat dikonsumsi. Tapi, item suku cadang yang besar dan suku cadang
dan peralatan servis yang dapat digunakan hanya berhubungan dengan pos properti,
pabrik dan peralatan, diperlakukan sebagai properti, pabrik dan peralatan.
Suatu entitas mungkin mengeluarkan biaya inspeksi dan pertukaran atas pos
properti, pabrik dan peralatan. Contoh dari biaya inspeksi adalah pengeluaran yang
diperlukan secara periodik untuk inspeksi kapal laut dan pesawat terbang untuk
melakukan sertifikasi kelayakan terbang dan berlayar. Pengeluaran seperti ini
dianggap sebagai aset menurut standar ini.
IV. PENGUKURAN PADA SAAT PENGAKUAN
- Harga pembeliannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat
direstitusi, setelah dikurangi potongan pembelian dan rabat yang diberikan oleh
pemasok.
- Biaya biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke
lokasi dan kondisi yang diinginkan, agar aset tersebut siap digunakan untuk tujuan
yang dimaksudkan oleh entitas tersebut. Contoh : biaya transportasi aset ke lokasi,
biaya persiapan lokasi, biaya instalasi dan biaya perakitan, renumerasi, tunjangan
dan imbalan yang dibayarkan kepada karyawan terkait dengan operasi aset, dan
biaya pinjaman. Biaya biaya yang tidak secara langsung diatribusikan, seperti
biaya iklan dan biaya pelatihan, harus dibebankan sebagai beban pada periode
terjadinya.
Jika suatu aset dibangun sendiri, maka prinsip tersebut yang berlaku pada aset
yang dibeli yang akan diterapkan, apabila suatu entitas memproduksi barang yang
serupa dijual, maka biaya pembangunan aset tersebut dimasukkan sebagai
properti, pabrik dan peralatan yang ditentukan dengan cara yang sama sebagai
barang yang dijual, kecuali elemen laba dieliminasi.
Contoh :
Excellen Inc., melakukan instalasi pabrik yang baru pada fasilitas produksinya dan
mengeluarkan biaya biaya sebagai berikut :
penangguhan kredit
Biaya biaya manakah yang dapat dikapitalisasi sebagai bagian dari properti,
pabrik dan peralatan sesuai dengan IAS 16?
Jawab :
Biaya biaya yang dapat dikapitalisasi sebagai biaya yang diatribusikan secara
langsung :
$13.150.000
Harga perolehan suatu pos dari properti, pabrik dan peralatan diukur pada tanggal
akuisisinya menurut harga setara kas. Jika pembayaran atas aset ditangguhkan
melampaui syarat kredit normal, maka selisih setara harga kas dengan total
pembayaran yang dilakukan harus diakui sebagai biaya pembiayaan (finance cost).
Biaya pembiayaan harus dibukukan sebagai beban selama periode kredit kecuali
bunga mempunyai kualifikasi untuk dikapitalisasi sesuai dengan IAS 23 tentang biaya
pinjaman.
Jika suatu aset dibeli dengan cara tukar menukar dengan aset lain, maka aset yang
dibeli harus diukur menurut nilai wajarnya, kecuali transaksi penukaran lemah dalam
substansi komersialnya atau nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal. Jika hal
ini terjadi, maka aset yang dibeli harus diukur menurut nilai tercatatnya yang telah
ditukar dalam transaksi tukar menukar tersebut. Nilai tercatat dari aset berarti harga
perolehan dikurang dengan akumulasi penyusutan dan rugi karena penurunan nilai
(impairment loss). Transaksi tukar menukar akan mempunyai substansi komersial jika
ada kenaikan di dalam arus kas atau peningkatan nilai operasi entitas, yang
disebabkan oleh aset yang diterima dari transaksi tukar menukar tersebut.
Jika suatu entitas menerima hibah atau bantuan untuk perolehan suatu aset, maka
nilai tercatatnya harus dikurangi.
Contoh :
ABC Inc., memiliki lima buah kapal dalam bisnisnya yang digunakan sebagai
properti, pabrik dan peralatan. Dapatkah entitas mencatat tiga buah kapal menurut
model harga perolehan (cost model) dan sisanya dua buah kapal menurut model
revaluasi?
Pada IAS 16 mengizinkan suatu entitas untuk memilih antara model harga
perolehan (cost model) atau model revaluasi. IAS 16 tidak mengizinkan suatu entitas
untuk menerapkan dua model yang berbeda untuk kelompok properti, pabrik dan
peralatan yang sama. Karena itu, ABC Inc., tidak diijinkan untuk mencatat tiga buah
kapal menurut model harga perolehan (cost model) dan mencatat dua buah kapal
lainnya menurut model revaluasi, karena melanggar standar yang berlaku.
Alasan utama digunakannya biaya historis dalam perhitungan akuisisi aktiva tetap
adalah:
3. Keuntungan serta kerugian sebaiknya tidak diantisipasi tetapi harus diakui ketika
aktiva dijual.
a. Biaya tanah
- Harga beli
- Biaya penutupan, seperti sertifiat hak milik, honor pengacara dan honor
pencatatan.
b. Biaya Bangunan
Biaya bangunan harus melibatkan semua pengeluaran yang berhubungan langsung
dengan akuisisi dan konstruksinya. Biaya bangunan meliputi:
- Biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead yang terjadi selama konstruksi .
Jika tanah bibeli beserta bangunan lama diatasnya, maka biaya penghancuran
bangunan tersebut dikurangi dengan nilai sisanya merupakan biaya penyiapan
agar dapat digunakan sesuai tujuan dan berkaitan dengan tanah ketimbang
bangunan.
c. Biaya peralatan
- Harga beli.
Perusahaan dapat menangani biaya tidak langsung dngan salah satu dari dua cara
berikut:
Tiga pendekatan yang diusulkan untuk memperlakukan bunga yang muncul dalam
pembiayaan konstruksiproperti, pabrik, dan peralatan:
2. Periode kapitalisasi.
Jumlah bunga yang akan dikapitalisasi dibatasi hingga biaya bunga aktual
terendah yang terjadi selama periode berjalan atau bunga yang dapat dihindarkan.
Bunga yang dapat dihindarkan (avoidable interest) adalah jumlah biaya bunga
selama periode berjalan yang secara teoritis dapat dihindarkan jika pengeluaran
untuk membeli aktiva tidak dilakukan. Dalam situasi apapun , biaya bunga tidak
boleh mencakup biaya modal yang dibebankan ke ekuitas pemegang saham.
Suku bunga
Prinsip yang digunakan dalam memilih suku bunga yang tepat untuk
diaplikasikan pada akumulasi pengeluaran rata-rata tertimbang adalah:
f. Observasi
PENILAIAN
Diskon Tunai
Terdapat dua sudut pandang dalam hal ini. Menurut pendekatan pertama, diskon-
baik diambil atau tidak dianggap sebagai pengurang biaya aktiva. Alasannya adalah
bahwa biaya riil dari aktiva merupakan kas atau harga ekuivalenkas aktiva.
Disamping itu, beberapa pihak berpendapat bahwa syarat diskon tunai ini sangat
menarik sehingga kegagalan untuk mengambilnya menunjukan kesalahan manajemen
atau inefisiensi.
Aktiva tetap sering kali dibeli atas dasar kontrak kredit jangka panjang dengan
menggunakan wesel, hipotik, obligasi, atau kewajiban peralatan. Agar merefleksikan
biaya secara tepat, aktiva yang dibeli dengan kontrak kredit jangka panjang harus
diperhitungkan pada nilai sekarang dari pertimbangan yang dipertukarkan antara
pihak-pihak yang melakukan kontrak pada tanggal transaksi.
Contoh ;
Rp 500.000.000,- RP 550.000.000,00
Penerbitan Saham
Akuntansi yang biasa untuk pertukaran aktiva nonmoneter harus didasarkan atas
nilai wajar aktiva yang diberikan atau nilai wajar aktiva yang diterima, mana yang
memiliki bukti lebih jelas. Jadi, semua keuntungan atau kerugian dari pertukaran
harus diakui. Dasar pemikiran untuk pengakuan segera ini adalah bahwa sebagian
transaksi menpunyai substansi komersial, dan karena itu, suatu keuntungan atau
kerugian harus segera diakui.
Pengecualian dari prinsip biaya historis untuk akuisisi aktiva tetap melalui donasi
adalah didasarkan atas nilai wajar. Pengecualian lainnya adalah konsep biaya
penghematan ( prudent cost). Konsep ini menyatakan bahwa jika karena beberapa
alasan perusahaan mengabaikan harga tertentu dan pada awalnya membayar terlalu
banyak untuk suatu aktiva, maka secra teoritis membebankan suatu kerugian
Secara umum, biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh manfaat masa depan
yang lebih besar harus dikapitalisasi, sementara pengeluaran yang hanya ditujukan
untuk mempertahankan tingkat pelayanan tertentu harus dianggap sebagai beban.
Agar biaya-biaya ini dapat dikapitalisasi, tiga kondisi berikut harus dipenuhi :
1. Penambahan
Untuk mengetahui apakah aktiva yang baru itu meningkatkan potensi atau hanya
meningkatkan pelayanan saja maka kita bisa melihat melalui pendekatan.
Pendekatan substitusi merupakan prosedur yang benar jika jumlah tercatat dari
aktiva lama tersedia. Jika nilai tercatat lama tidak diketahui cukup dengan
menghapus biaya aktiva lama dengan aktiva baru.
Sewakttu-waktu kuntitas atau kualitas aktiva itu tidak bisa ditingkatkan tetapi
dapat diperpanjang usianya dalm hal ini perusahaan dapat mendebet
pengeluaran ke akumulasi penyusustan dan bukan keakun aktiva.
4. Reparasi
a. Reparasi biasa
Jika terjadi reparasi besar maka beberapa periode akan menerima manfaat dan
biaya itu harus diperlukan sebagai penambahan perbaikan atau penggantian
Sebuah perusahaan mungkin dapat menarik aktiva tetap atau melepas sebagai
penjualan, pertukaran,konvensi terpaksa atau pembuangan. Tanpa memperhatikan
waktu pelepasan, penyusutan harus dihitung hingga tanggal dispoisisi. Kemudian
semua akun yang berhubungan dengan aktiva yang ditarik itu harus dihilangkan.
Umumnya nilai buku aktiva tetap tertentutidak sama dengan nilai pelepasannya.
Akibatnya timbul keuntungan atau kerugian. Penyebabnya adalah penyusutan
merupakan estimasi atas alokasi biaya bukan proses penilaian keuntungan atau
kerugian merupakan koreksi laba bersih untuk tahun-tahun selama aktiva tetap
digunakan.
Penyusutan harus dicatat selama periode waktu antara tanggal ayat jurnal
penyusutan terakhir dibuat dan tanggal penjualan. Dalam hal ini akan terjadi
penjurnalan sebagai berikut
Kas XXX
Mesin XXX
2. Konversi Terpaksa
3. Masalah Lainnya
Jika suatu aktiva dibuang tanpa ada pemulihan kas, maka kerugian harus
diakui dalam jumlah yang sama dengan nilai buku aktiva. Jika terdapat nilai
sisa maka keuntungan atau kerugian yang terjadi merupakan selisish antara
nilai sisa dan nilai bukunya.jika aktiva masih dapat digunakan namun telah
disusutkan secara penuh maka aktiva tersebut dapat dicatat dalam pembukuan
pada biaya historis dikurangi penyusutan.
Jika tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan penggunaannya
atau dihentikan, maka harus dihentikan pengakuannya. Keuntungan atau
kerugian yang timbul akibat penghentian pengakuan dari suatu pos properti,
pabrik, dan peralatan harus dimasukkan di dalam laba rugi jika pos tersebut
dihentikan pengakuannya dan tidak diklasifikasikan sebagai pendapatan.
VIII. PENGUNGKAPAN
Terdiri dari :
Metode penyusutan
Jumlah yang tercatat kotor dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode
Penambahan
Penyusutan
Perubahan lainnya
Kompensasi atas aset yang mengalami penurunan nilai, hilang, atau dihentikan
Apabila properti, pabrik, dan peralatan dinyatakan atas dasar jumlah yang direvaluasi,
maka item yang harus diungkapkan :
- Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam penilaian nilai wajar
- Penjelasan nilai wajar yang diukur secara langsung berdasarkan harga yang dapat
diamati dalam suatu pasar aktif, transaksi pasar terakhir yang wajar, atau diestimasi
dengan teknik lainnya
- Untuk setiap kelompok aset tetap yang direvaluasi, jumlah tercatat aset yang telah
diakui jika kelompok aset tidak direvaluasi