Bentuk arsitektural adalah titik temu antara massa dan ruang . Bentuk-bentuk arsitektural, tekstur,
material, pemisahan antara cahaya dan bayangan, warna, merupakan perpaduan dalam menentukan mutu
atau jiwa dalam penggambaran ruang. Mutu arsitektur akan ditentukan oleh keahlian seorang perancang
dalam menggunakan dan menyatukan unsure-unsur tadi, baik dalam pembentukan ruang dalam (interior)
maupun ruang-ruang luar (eksterior) di sekeliling bangunan-bangunan
Edmund N. Bacon, Perancangan Kota, 1974
Bentuk merupakan sebuah istilah inklusif yang memiliki beberapa pengertian. Bentuk dapat dihubungkan
pada penampilanluar yang dapat dikenali seperti sebuah kursi atau seseorang yang mendudukinya. Hal ini
juga menjelaskan kondidi tertentu di mana sesuatu dapat mewujudkan keberadaannya, misalnya bila kita
bicara mengenai air dalam bentuk es atau uap. Dalam seni dan perancangan, seringkali dipergunakan
istilah tadi untuk menggambarkan struktur formal sebuah pekerjaan-cara dalam menyusun dan
mengkoordinasikan unsure-unsur dan bagian-bagian dari suatu komposisi untuk mengahsilkan suatu
gambaran nyata. Dalam konteks studi ini, bentuk dapat dihubungkan baik dengan struktur internal
maupun garis isternal serta prinsip yang memberikan kesatuan secara menyeluruh. Jika bentuk lebih
sering dimaksudkan sebagai pengertian massa atau isi tiga-dimensi, maka wujud secara khusus lebih
mengarah pada aspek penting bentuk yang mewujudkan penampilannya-konfigurasi atau perletakan garis
atau kontur yang membatasi suatu gambar atau bentuk,
2.1 Wujud
Sisi luar karakteristik atau konfigurasi permukaan suatu bentuk tertentu. Wujud juga merupakan aspek
utama di mana bentuk-bentuk dapat diidentifikasi dan dikategorikan
Disamping wujud, bentuk memiliki cirri-ciri visual seperti:
1. Dimensi
Dimensi fisik suatu bentuk berupa panjang, lebar dan tebal. Dimensi-dimensi ini menentukan proporsi
dari bentuk, sedangkan skalanya ditentukan oleh ukuran relatifnya terhadap bentuk-bentuk lain dalam
konteksnya.
2. Warna
Merupakan sebuah fenomena pencahayaan dan persepsi visual yang menjelaskan persepsi individu dalam
corak, intensitas dan nada. Warna adalah atribut yang paling menyolok membedakan suatu bentuk dari
lingkungannya. Warna juga mempengaruhi bobot visual suatu bentuk.
3. Tekstur
Adalah kualitas yang dapat diraba dan dapat dilihat yang diberikan ke permukaan oleh ukuran, bentuk,
pengaturan dan proporsi bagian benda. Tekstur juga menentukan sampai di mana permukaan suatu bentuk
mementulkan atau menyerp cahaya dating.
Letak dari sebuah bentuk adalah relative terhadap lingkungannya atau lingkungan visual di mana bentuk
tersebut terlihat.
2. Orientasi
Arah dari sebuah bentuk relative terhadap bidang dasar, arah mata angin, bentuk-bentuk benda lain, atau
terhadap seseorang yang melihatny.
3. Inersia Visual
Merupakan tingkat konsetrasi dan stabilitas suatu bentuk. Inersia visual suatu bentuk tergantung pada
geometri dan orentasinya relative terhadap bidang dasar, gaya tarik bumi, dan garis pandang manusia
Semua sifat-sifat bentuk ini pada kenyataannya dipengaruhi oleh keadaan bagaimana kita
memandangnya:
Perspektif atau sudut pandang yang berbeda memperlihatkan wujud ataupun aspek-aspek bentuk
dalam pandangan mata manusia.
Keadaan pencahayaan dimana kita melihat suatu bentuk akan mempengaruhi kejelasan dari
wujud dan strukturnya.
Lingkungan visual yang mengelilingi benda tersebut mempengaruhi kemampuan kita dalam
menterjemahkan dan mengidentifikasi bentuk tersebut.
2.3. Wujud
wujud memperlihatkan sisi luar karakteristik suatu bidang atau konfigurasi permukaan suatu bentuk
runang. Wujud merupakan sarana pokok yang memungkinkan kita mengenal, mengindentifikasi dan
mengkategorikan gambar-gambar dan bentuk-bentuk tertentu. Persepsi kita terhadap suatu wujud sangat
tergantung pada tingkat ketajaman visual yang terlihat sepanjang kontur yang memisahkan suatu gambar
dari latar belakangnya atau antara suatu bentuk dan daerahnya.
Secara geometri kita ketahui wujud-wujud beraturan seperti lingkaran dan sederetan segi banyak
beraturan (yang memiliki sisi-sisi dan sudut-sudut yang sama) yang tak terhingga banyaknya dapat
dilukiskan di dalam lingkaran, segitiga, dan bujur sangkar.
Lingkaran : sederetan titik-titik yan disusun dengan jarak yang sama dan seimbang terhadap
Segitiga : sebuah bidang datar yang dibatasi oleh tiga sisi dan mempunyai tiga buah sudut.
Bujur sangkar : sebuah bidang datar yang mempunyai empat buah sisi yang sama panjang dan
empat
A. Lingkaran
Lingkaran adalah suatu yang terpusat, berarah ke dalam dan pada umumnya bersifat stabil dan dengan
sendirinya menjadi pusat dari lingkungannya. Penempatan sebuah lingkaran pada pusat suatu bidang akan
memperkuat sifat dasarnya sebagai poros. Menempatkan garis lurus atau bentuk-bentuk bersuduat lainnya
disekitar bentuk lingkaran atau menempatkan suatu unsure menurut arah kelilingnya, dapat menimbulkan
perasaan gerak putar yang kuat.
Komposisi dari lingkaran bisa mencapai titik:
Netral,
Stabil
Tidak stabil
Seimbang
Terpusat sendiri
Dinamis
Diam ditempat
B. Segitiga
Segitiga menunjukkan stabilitas. Apabila terletak pada salah satu sisinya, segitiga merupakan bentuk yang
sangat stabil. Jika diletakkan berdiri pada salah satu sudutnya, dapat menjadi seimbang bila terletak dalam
posisi yang tepat pada suatu keseimbangan, atau menjadi tidak stabil dan cederung jatuh ke salah satu
sisinya
C. Bujur Sangkar
Bujur sangkar menunjukkan sesuatu yang murni dan rasional. Bentuk ini merupakan bentuk yang statis
dan netral serta tidak memiliki arah tertentu. Bentuk-bentuk segi empat lainnya dapat dianggap sebagai
variasi dari bentuk bujur sangkar-yang berubah dengan penambahan tinggi atau lebarnya. Seperti juga
segitiga, bujur sangkar tampak stabil jika berdiri pada salah satu sisinya dan dinamis jika berdiri pada
salah satu sudutnya.
2.4. Bentuk Pejal Dasar
.Kubus, kerucut, bola, silinder dan peramida adalah bentuk-bentuk dasar utama dimana peran cahaya
sangat penting: kesan bentuk-bentuk ini tampak berbeda dan jelas bagi kita serta tanpa keraguan. Inilah
alasan mengapa bentuk-bentuk yang indah, bahkan bentuk-bentuk yang paling indah Le-Corbusier
Wujud dasar dapat dikembangkan atau diputar untuk mengahasilkan bentuk ruang atau bentuk pejal yang
berbeda, teratur dan mudah dikenali. Lingkaran membentuk bola dan silinder, segitiga membentuk
kerucut dan piramida, bujur sangkar membentuk kubus. Dalam konteks ini, istilah pejal (solid) bukan
menjelaskan suatu benda yang padat dan keras tetapi lebih pada suatu bentuk atau gambar geometric
tigadimensi
1. Bola:
Bentuk benda pejal yang dihasilkan oleh perputaran sebuah setengah lingkaran pada garis tengahnya, di
mana jarak semua titik pada permukaan terhadap pusatnya adalah sama. Bola adalah bentuk yang terpusat
dan memiliki konsentrasi (pemusatan) yang tinggi. Seperti halnya lingaran yang merupakan bentuk
dasarnya, bola mempunyai titik pusat dan pada umumnya stabil dalam lingkungannya. Bola cenderung
menggelinding jika diletakkan pada suatu bidang miring. Dilihat dari sudut manapun juga, wujud bola
selalu tampak sama.
2. Silinder:
Bentuk benda pejal yang dihasilkan olah perputaran sebuah segi empat pada salah satu sisinya. Silinder
terpusat pada sumbu yang berbentuk garis yang menghubungkan pusat-pusat kedua permukaan lingkaran
yang ada. Silinder dapat diperpanjang dengan mudah menurut arah sumbunya. Silinder merupakan bentuk
yang stabil jika diletakkan pada permukaan lingkarannya; berubah menjadi labil jika sumbunya
dicondongkan.
3. Kerucut:
Bentuk benda pejal yang dihasilkan oleh perputaran sebuah segitiga pada salah satu sisinya. Seperti
halnya silinder, kerucut merupakan bentuk yang sangt stabil jika berdiri di atas permukaan lingaran
dasarnya dan berubah menjadi tidak stabil jika sumbu vertikalnya dimiringkan atau dibalik. Bentuk ini
masih dapat diletakkan berdiri pada ujungya dalam suatu keadaan seimbang yang kritis.
4. Piramida:
Bentuk Polihedron dengan dasar sisi banyak dan bidang-bidang segitiga yang bertemu pada satu titik.
Bentuk pyramid memiliki cirri-ciri yang serupa dengan kerucut. Oleh karena semua permukaan sisi-
sisinya merupakan bidang-bidang yang datar, maka piramida dapat berdiri dengan stabil pada setiap
permukaannya. Lain halnya dengan kerucut yang berkesan lembut, piramida secara relative adalah bentuk
yang berkesan keras dan bersudut.
5. Kubus:
Sebuah benda pejal prismatic yang memiliki enam permukaan bujur sangkar yang berukuran sama, di
mana setiap dua sisi yang berhadapan membentuk sudut siku-siku. Karena dimensi-dimensi tersebut,
kubus adalah bentuk statis yang tidak menunjukkan gerak maupun arah. Bentuk ini merupakan bentuk
yang stabil kecuali jika berdiri di atas salah satu sisi atau sudutnya. Walaupun profil sudut-sudutnya
dipengaruhi oleh arah pandang kita, kubus merupakan bentuk yang sangat mudah dikenali.
Bentuk tak teratur adalah bentuk yang bagian-bagiannya tidak serupa dan hubungan antar bagiannya
tidak konsisten. Pada umumnya bentuk ini tidak simetris dan lebih dinamis dibandingkan bentuk
beraturan. Bentuk tak beraturan bisa berasal dari bentuk beraturan yang dikurangi oleh suatu bentuk tak
beraturan ataupun hasil dari komposisi tak beraturan dari bentuk-bentuk beraturan.
Selama kita berkecimpung baik dengan massa padat maupun ruang kosong di dalam arsitektur, bentuk-
bentuk beraturan bisa berada dalam bentuk-bentuk tak beraturan. Demikian juga bentuk-bentuk tak
beraturan bisa berada dalam bentuk-bentuk beraturan
2.6. Perubahan bentuk
Semua bentuk dapat dipahami sebagai hasil dari perubahan benda pejal utama, melalui variasi-variasi
yang timbul akibat manipulasi dimensinya, atau akibat penambahan maupun pengurangan elemen-
elemennya.
1. Perubahan Dimensi
Suatu bentuk dapat diubah dengan menggai salah satu atau beberapa dimensi-dimensinya dan tetap
mempertahankan identitasnya sebagai anggota bagain dari suatu bentuk. Sebuah kubus misalnya, dapat
diubah menjadi bentuk-bentuk prisma serupa dengan mengubah ukuran tinggi, lebar atau panjangnya.
Bentuk tersebut dapat dipadatkan menjadi bentuk bidang pipih atau direntangkan menjadi suatu bentuk
linier.
Suatu bentuk dapat diubah dengan mengurangi sebagian dari volumnya. Tergantung dari banyaknya
pengurangan, suatu bentuk mampu mempertahankan identitas asalnya atau diubah menjadi suatu bentuk
yang lain sama sekali. Sebagai contoh, sebuah kubus dapat mempertahankan identitasnya sebagai kubus
walaupun sebagian dari kubus tersebut dihilangkan atau diubah menjadi serangkaian bentuk polyhedron
teratur yang menggambarkan suatu bola.
Suatu bentuk dapat diubah dengan menambah unsure-unsur tertentu kepada volume bendanya. Sifat
proses penambahan serta jumlah dan ukuran relative unsure yang ditambahkan akan menentukan apakah
identitas bentuk asal dapat dipertahankan atau berubah.
Sebuah pyramid dapat diubah bentuknya dengan merubah dimensi dasarnya, modifikasi
ketinggian puncaknya atau dengan memindahkan kedudukan titik puncak keluarnya dari sumbu
vertical yang normal
Sebuah kubus dapat diubah menjadi bentuk persegi panjang prismatic dengan memperpendek
atau memperpanjang tinggi, lebar, ataupun tebalnya.
Seperti bentuk pejal utama, dapat menerima secara langsung adanya pemotongan. Bentuk-bentuk ini akan
tetap mempertahankan identitas formalnya jika bagian-bagian volumenya dihilangkan tanpa merusak sisi,
sudut dan profil keseluruhan.
Keraguan akan identitas asli akan timbul jika sebagian dari bentuk tersebut dihilangkan dari volumenya
dengan merusak sisi-sisinya dan secara drastis mengubah profilnya.
Pada deretan gambar-gambar ini, kapankah bentuk bujur sangkar yang dihilangkan salah satu sudutnya ini
diubah menjadi sebuah konfigurasi L yang terdiri dari dua buah bidang empat persegi panjang?
Volume ruang dapat dikurangi untuk menciptakan jalan masuk yang menjorok ke dalam, halaman
terbuka, ataupun bukaan-bukaan jendela yang terbentuk oleh adanya bukaan pada permukaan dinding
secara vertical dan horizontal.
2.9. Bentuk yang ditambah
Apabila sebuah bentuk terpotong diperoleh dengan menghilangkan sebagian dari volume asalnya, maka
suatu bentuk dengan penambahan dihasilkan dengan menghubungkan satu atau beberapa bentuk
tambahan lain terhadap volume yang sudah ada.
Tipe hubungan ini terjadi karena kedua bentuk relative berdekatan satu dengan yang lain, atau saling
membagi/ memberikan sifat visual umumnya seperti wujud, warna, atau material
Pada tipe dengan pertemuan antar sisi ini, maka bentuk-bentuk itu akan memiliki satu sisi bersama-sama
dan dapat berporos pada sisi tersebut.
Pada tipe pertemuan permukaan bidang ini, kedua bentuk memiliki bidang-bidang datar yang
berhubungan dan terletak sejajar satu sama lain
Pada tipe dengan volume-volume ruang yang saling berkaitan ini, bentuk-bentuk ruang tersebut saling
menembus ke dalam masing-masing ruangnya. Bentuk-bentuk ini tidak perlu memilik kesamaan visual
Berikut ini mengkategorikan bentuk-bentuk dengan penambahan menurut sifat hubungan yang muncul
diantara bentuk-bentuk komponennya sebaik konfigurasi keseluruhannya.
a. Bentuk Terpusat
Terdiri dari sejumlah bentuk sekunder yang mengelilingi satu bentuk dominant yang berada tepat di
pusatnya
b. Bentuk Linier
Merupakan suatu komposisi dari bentuk-bentuk linier yang berkembang kearah luar dari bentuk terpusat
dalam arah radial.
d. Bentuk Cluster.
Sekumpulan bentuk-bentuk yang tergabung bersama-sama karena saling berdekatan atau saling
memberikan kesamaan sifat visual.
e. Bentuk Grid
Merupakan bentuk-bentuk modular yang dihubungkan dan diatur oleh grid-grid tiga dimensi.
Bentu garis lurus dapat diletakkan dimuka atau menunjukkan sisi suatu ruang luar atau
membentuk bidang masuk ke suatu ruang di belakangnya.
Bentuk linier dapat diarahkan secara vertical sebagai suatu unsure menara untuk menciptakan
sebuah titik dalam ruang.
Bentuk linier dapat berfungsi sebagai unsure pengatur sehingga bermacam-macam unsure lain
dapat ditempatkan disitu.
a. Dapat dikaitkan sebagai anggota tambahan terhadap suatu bentuk atau ruang induk yang
lebih besar
Suatu organisasi kelompok dapat juga terdiri dari bentuk-bentuk yang umumnya setera dalam ukuran,
wujud dan fungsi. Bentuk-bentuk ini secara visual disusun menjadi sesuatu yang koheren, organisasi
nonhirarki, tidak hanya melalui jarak yang saling berdekatan namun juga melalui kesamaan sifat visual
yang dimilikinya.
Sejumlah bentuk perumahan kelompik dapat dijumpai dalam berbagai bentuk arsitektur tradisional dari
berbagai kebudayaan. Meskipun tiap kebudayaan melahirkan suatu jenis yang unik sebagai tanggapan
terhadap factor kemampuan teknis, iklim dan social budaya, pengorganisasian perumahan kelompok ini
pada umumnya mempertahankan individualitasnya masing-masing unitnya serta suatu tingkat keragaman
moderat dalam konteks keseluruhan penataan.
a. kedua bentuk dapat menghilangkan identitas masing-masing dan bersatu menciptakan suatu
bentuk komposit yang baru.
b. Salah satu dari kedua bentuk tersebut dapat menerima bentuk yang lain secara keseluruhan di
dalam ruangnya.
d. Kedua bentuk dapat terpisah dan dihubungkan oleh unsure ketiga yang memiliki geometri serupa
dengan salah satu bentuk asalnya.
Bentuk-bentuk yang berbeda dalam hal geometri atau orientasi mungking tergabung dalam suatu
organisasi tunggal untuk beberapa alas an sebagai berikut:
Utnuk menunjukkan kepentingan fungsional atau simbolis dari suatu betntuk atau ruang
di dalam konteksnya.
Utnuk mengarahkan suatu ruang terhadap suatu arah tertentu di dalam tapak bangunan.
Untuk membentuk volume ruang yang jelas dari suatu bentuk bangunan.
Untuk memanfaatkan jalur gerak yang sudah ada pada suatu tapak bangunan.
14 Votes
Hal ini mengacu kepada slogan form follows function ( Louis Sullivan )
Jika kita berbicara tentang arsitektur, maka kita tidak hanya bicara tentang fungsi dan bentuk
saja. Masih ada unsur lain yang juga terkait erat dengan arsitektur, yang merupakan konsekuensi
logisdari adanya fungsi. Karena fungsi merupakan gambaran dari kegiatan, dimana kegiatan
tersebut membutuhkan fungsi, tentunya akan berlanjut dengan pembahasan tentang ruang.
Sedangkan bentuk yang menurut sullivan merupakan akibat dari pewadahan fungsi, dapat
memberikan ekspresi tertentu. Jadi pembahasan fungsi tidak dapat di pisahkan dari pembahasan
tentang ruang, bentuk dan ekspresi bentuk yang di hasilkan.
Kaitannya dengan arsitektur adalah bahwa arsitektur merupakan perwujudan fisik sebagai wadah
kegiatan mansusia. Bagaimana pun juga unsur-unsur fungsi, ruang, bentuk dan ekspresi akan
menentukan bagaiama arsitektur dapat meninggikan nilai suatu karya, memperoleh tanggapan
serta mengungkapkan suatu makna. Oleh karena penyajian ini adalah sebagai sarana untuk
memecakan suatu masalah sebagai tanggapan atas kondisi-kondisi lingkupnya secara arsitektural
yang saling berkaitan.
1.1. FUNGSI
A. Pengertian fungsi
concept
Fungsi traditional understanding ; utility, fitnes for purpose ( ketepatan guna ),task ( tugas/
guna ) yang harus di penuhi oleh suatu bangunan. Efek atau pengaruhnya terhadap pengguna
atau pengamat.commodity bagi teori vitu virus tentang commodity , firmness and delight.
Firmness = technics , delight = form . Ketiganya adalah dimensi yang tidak telepaskan dari
sebuah karya/ pekerjaan arsitektur, dan fungsi sendiri dapat di bicarakannya dalam tujuan-tujuan
analisis dengan pengertian bahwa dalam kenyataannya fungsi tidak bisa ada ( exist ) tanpa
bentuk dan material konstruksi dan teknik.
B. Multifungsionalitas Arsitektur
Dalam kegiatan perancangan kita tidak pernah lepas dari instilah Fungsi . Sayangnya istilah
ini seringkali sangat di batasi pada pengertian sebagai aktifitas didalam bangunan maupun diluat
bangunan. Tetapi pada prinsipnya pengertian fungsi sangat luas.
Berhubungan dengan hal ini, maka kita akan berhadapan dengan sebuah obyek yang
melaksanakan satu atau beberapa atau bahkan seluruh fungsi. Hal inilah yang mendorong
arsitektur untuk menjalankan berbagai fungsi, yang dikatakan Multifungsionalitas Arsitektur
( josef Prijotomo, 1998 ).
Beberapa tokoh yang berkecimpung dalam bidang arsitektur maupun diluar melontarkan
beberapa fungsi yang dapat di jalankan oleh arsitektur :
Geoffrey Broadhint
Menurutnya ada enam fungsi yang dapat di jalankan oleh arsitektur enam fungsi tersebut adalah :
1. Environmental Filter ( =Modofier of the phsycal climate ). Bangunan bias mengontrol iklin.
Bangunan berfungsi sebagai penyaring terhadap iklim di luar
(filter). Bangunan dapat membuat kita merasa aman dan nyaman untuk melaksanakan aktifitas
kita. Kita dapat menentukan ruangan mana yang harus dekat dan mana yang harus di jauhkan.
2. Container of actifities. Bangunan sebagai wadah kegiatan yang menempatkannya pada tempat
tertentu
3. Capital invesment (=changer of land value ). Bangunan dapat memberikan nilai lebih pada
tapak. Dapat menjadi sumber investasi yang baik.
4. symbolic function ( = implication cultural ). Dalam pengertian ini bangunan dapat
memberikan nilai Sombolik, khususnya keagamaan dan budaya.
5. Behavior modifier. Bangunan dapat mengubah kebiasaan dan perilaku, sesuai dengan suasana
ruang.
6. Aesthetic function (= Pursuit of delight ). Bangunan akan menyenangkan jika tampak cantik,
sesuai dengan fashionable saat ini.
Geoffrey Broadhint, memahami fungsi sebagai sesuatu yang di pancarkan dan di informasikan
melalui panca indrkita.
Christian Notberg-Scuhltz
Memunculkan empat fungsi yang dapat dijalankan oleh arsitektur. Dalam menjawab : apa tugas
bangunan :
1. phsycal Control. Peranan phsycal Control dalam fungsi bangunan adalah :
untuk mengontrol iklim.
*. Udara, kelembaban, temperetur, angin, curah hujan dan lain-lain
*. Hal-hal lain seperti, asap, serangga, hewan, manusia, dan radioaktif.
Secara umum physcal control adalah berupa hubungan bangunan terhadap lingkungan. Dapat
mengontrol lingkungan sesuai dengan aktifitas yang dilakukan di dalam bangunan.
2. functional frame. Pada prinsipnya manusia selalu melakukan aktifitas oleh kerena itu di
perlukan wadah Arsiterktural dalam menentukan fungsi dari tiap-tiap wadah yang di tentukan.
Manusia membutuhkan ruangan untuk melaksanakan kegiatannya, fungsi ruangan dapat berubah
apabila terjadi perubahan gaya hidup yang di dasari atas kebutuhan. Tak peduli jika ruangan
dalam bentuk apapun ( bujur sangkar, lingkaran, elipse, dll ) yang terpenting fungsi dapat
terpenuhi.
3. Social Milieu. Bisa menjadi ekxpresi statis, peranan, kelompok, institusi dan sekolompok
bangunan yang dapat merepresentasikan system sosial sebagai suatu kesatuan. Contoh : istana
raja dibuat lebih besar dari bangunan lain dengan tujuan, menunjukan status sosial.
Dari sinilah akan lahir ekxpresi bentuk, baik yang terjadi di dalam maupun di luat harus dapat
memberikan suatu informasi. Tentang apa dan fungsi dari bangunan tersebut.
Bangunan dan ligkungan memberikan manusia tempat untuk melakukan kegiatan-kegiatan
umum dan khusus.
4. Cultural symbolization. Arsitektur adalah obyek budaya dan merupakan hasil karya mansusia
yang melayani aktifitas manusia secara umum. Kita telah sepakat bahwa seni menerangkan nilai
budaya dan sains menerangkan fakta-fakta, dan seni adalah nilai-nilai budaya yang harus di
masyarakatkan.
Larry R. Ligo
Ligo memunculkan lima Fungsi yang dapat di jalankan oleh arsitekrur untuk menjawab fungsi
sebagai konsep. Kelima fungsi bangunan menurut liggo ( dari concepts of function of the
twentieth century Atchitecture ) adalah :
1. Structural Articulation ( artikulasi structural ) menunjuk pada pengupasan dalam design, dari
material struktur dan metode sebuah bangunan ( misalnya fungsi material dan metode
maupun pada artikulasi exterior bangunan dengan variasi kegiatan yang terkandung di dalamnya.
2. Physcal function. ( fungsi fisik ). Meliputi control dari lingkungan dan akomodasi bangunan
terhadap aspek-aspek fisik dari tujuan yang di inginkan, aspek-aspek seperti pola jalan dan
fleksibilitas dari pengaturan ruang.
3. Physcal function. ( fungsi Psiokoligi ). Mengacu kepada feelings
( perasaan atau rasa ) dimana bangunan-bangunan itu berbaur dengan pengamat- pengamatnya,
penghuni/pemakai dan pengkritikannya, termasuk penyakit-penyakit psikologis seperti vertigo,
clausphobia, kebingungan arah (direction), kenyamanan fisik atau kurangnya rasa dan emosi
yang spesifik/khas.
4. Social function. ( fungsi Sosial ). Mengacu kepada kongkritisasi dari institusi social dan
karakteristik yang bernilai budaya atau masa tertentu
5. Cultural/existential function. ( fungsi budaya/keberadaan ). Mengacu kepada kongritisasi dati
nilai-nilai universal atau struktur subconcius dari spatial dan orientasi psikologi yang
berhubungan lebih kepada esensi kemanusiaan dari pada hidup manusia dalam suatu waktu dan
tempat tertentu.
Larry R. ligo memahami fungsi sebagai tugas/pekerjaan ataupun efek-efek yang dapat di
timbulkan oleh Arsitektur.
1.2. RUANG
2. Pengertian Ruang
Ruang adalah sebagai tempat( topos ), tempat ( topos ) sebagai suatu dimana, atau suatu place of
belonging, uang menjadi lokasi yang tepat diman setiap elemen fisik cenderung berada.
Arsitoteles mengatakan : wadaq- wadaq sementara bergerak keatas dan kebawah menuju
tempatnya yang tepat dan setiap hal berada di suatu tempat, yakni dalam suatu tempat. suatu
tempat, atau ruang, tidak dapat memiliki sesuatu wadaq. ( cornelis van de ven, 1995 ).
Karakteristik dari ruang dirangkum menjadi lima butir :
1) Tempat melingkupi objek yang ada padanya
2) Tempat bukan bagian yang di linkunginya
3) Tempat dari suatu objek yang tidak lebih besar atau lebih kecil dari objek tersebut
4) Tempat dapat di tinggalkan oleh objek dan dapat di pisahkan dari objek
5) Tempat selau mengikuti objek walaupun objek terus bergerak
2.1. RUANG
Ruang tidak dapat di pisahkan dari kehidupan manusia, baik secara Psikologi, emosional, dan
dimensional. Manusia berada dalam ruang, bergerak, menghayati, berfikir dan juga menciptakan
dan menyatakan bentuk dinianya.
Secara umum, ruang di bentuk oleh tiga pembentuk elemen ruangan yaitu :
1. Bidang Alas/Lantai ( The base Plane ). Oleh karena lantai Merupakan pendukung segala
aktifitas kita di dalam ruangan.
2. Bidang Dinding/pembatas ( The vertical Space Devider ). Sebagai unsur perancangan bidang
dinding dapat menyatu dengan bidang lantai atau sebagai bidang yang terpisah.
3. bidang atap/langit-langi ( The Overhead Plane ). Bidang atap adalah unsure pelindung utama
dari suatu bangunan dan pelindung terhadap pengaruh iklim.
Selain ketiga unsur diatas adapun beberapa faktor lain yang turut mempengaruhi terbentuknya
suatu ruang. Faktor-faktor tersebut adalah dimensi,wujud, konfigurasim permukaan, sisi bidang
dan bukaan-bukaan. Suatu ruang tidak saja mempunyai bentuk secara fisik. Ruang di bentuk oleh
bidang alas, bidang dinding, sbidang langit-langit. Sedangkan kualitas suatu ruang di tentukan
oleh faktor-faktor tersebut diatas, yang di sebut sebagai faktor penentu keterangkuman ruang.
Hubungan antara faktor-faktor penentu keterangkuman ruangan dengan kualitas ruang yang di
hasilkannya disimpulkan di dalam matriks di bawah ini :
Penentu keterangkuman
Kualitas ruangan
Dimensi
Proporsi
Skala
Wujud
konfigurasi Bentuk
Definisi
Permukaan
Sisi-sisi
Warna
Tekstur
Pola
Bukaan Tingkat ketertutupan
Cahaya
Pandangan
Sebagai contoh, hubungan antara penentu keterangkuman ruang DIMENSI dengan kualitas
ruang yang dapat di hasilkannya melalui SKALA dan PROFESI adalah bila kita ingin
mendapatkan efek yang wajar, megah dan mencekam ( lihat ilustrasi di bawah ini )
Dalam contoh ini dimensi adalah ukuran panjang, lebar dan tinggi ruang. Skala wajar di hasilkan
dengan dimensi panjang, lebar, dan tinggi ruang yang sebanding dengan tinggi manusia normal,
contohnya pada bangunan rumah tinggal. Skala megah dapat di capai dengan ukuran panjang,
lebar, dan tinggi ruang yang jauh lebih besar dari ukuran manusia normal, contohnya pada
bangunan-bangunan monumental seperti istana, theatre dan lain sebagainya.
Wujud adalah ciri-ciri pokok yang menentukan bentuk. Dengan membuat konfigurasi dari
permukaan dan sisi, maka akan di hasilkan suatu wujud terentu pula. Semakin banyang
konfigurasi dan wujud suatu banguna, akan semakin banyak ragam bentuk yang di hasilkan.
Bentuk-bentuk yang terjadi dari konfigurasi tersebut akan dapat memberikan baik secara fisik
maupun secara psikologis kepada pengamat dan pengguna ruang. Misalnya konfigurasi bentuk
ruang segi banyak ( segi enam, segi delapan, dsb ), secara fisik akan mempengaruhi penataan
perabot di dalamnya dan akan memberikan kesan kaku dan tegas terhadap ruang tersebut.
Sedangkan bentuk ruang yang melenkung ( lingkaran, elipse, dsb ) akan memperjelas adanya
continuitas permukaan-permukaan bentuk, kekompakan volume ruang dan kelembutan kontur.
Faktor keterangkuman ruang PERMUKAAN DAN SISI akan menentukan kualitas ruang melalui
WARNA, TEKSTUR, DAN POLA. Dengan memberikan warna dan tekstur pada permukaan-
permukaan bidang pembentuk ruang ( lantai, dinding, dan langit-langit ) akan memberikan kesan
tertentu pada ruang yang bersangkutan kesan yang di timbulkannya lebih bersifat psikologis dari
pada bersifat fisik sebagai contoh, bila suatu ruang di beri warna-warna lembut dan cerah, maka
ruang menjadi terasa lebih luas dan pada gilirannya akan menyebabkan pengguna ruang menjadi
lebih tenang dan nyaman. Sebaliknya jika di beri warna-warna gelap dan warna-warna panas
( merah, kuning, jingga ) akan memberikan kesan sempit atau bersemangat demikian pula
dengan tekstur, baik halus maupun kasar akan memnerikan kesan berbeda pada suatu ruang atau
bangunan, misalnya pada bangunan yang menggunakan beton expose, maka kesan yang di
timbulkan adalah bangunan yang berat dan kokoh. Pola yang di buat pada penyusun material
penutup lantai ( keramik, marmer, granit, dll ) akan meningkatkan kualitas suatu ruang dari ruang
yang biasa-biasa, saja menjadi ruang yang memiliki nilai estetika yang baik. Pola juga dapat
memperkuat atau menyamarkan kesan yang sudah ada. Misalnya pada dinding yang tinggi atau
tidak terlalu lebat di beri pola garis-garis vertikal masa dinding tersebut akan terasa menjadi
lebih tinggi, tetapi jika di beri pola garis-gari horizontal maka akan menyamarkan ketinggiannya.
Contoh lain bisa kita ambil pada hubungan antara faktor keterangkuman ruang PERMUKAAN
dengan kualitas yang di hasilkan dalam penyamanan ruang. Ukuran, rupa dan letak dari bukaan
atau void didalam bentuk penutupan ruang yang terangkum akan mempengaruhi nilai/kulitas dari
suatu ruang dalam hal : bentuk ruang yang terjadi, pencahayaan ruang dan penerangan pada
permukaan-permukaan dan bentuk-bentuknya, serta pada fokus dan orierntasi akibat dari adanya
bukaan.
3.1 BENTUK
1. Pengertian
Menurut vitivirus, tidak ada istilah bentuk. Bentuk bagi vitivurus, bila mau di kaitkan dengan
fungsi/utilitas tentunya merupakan gabungan antara firmitas ( thecnic ) dengan venustas
( beauty/delight )( saliya99).
Obyek dalam persepsi kita memiliki wujud/ujud (sha ) ( abecrombie, 1984 : 37 )
Wujud merupakan hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan sisi bentuk
( ching, 1979 : 50 )
ciri-ciri pokok yang mrnunjukan bentuk, dimana ciri-ciri tersebut pada kenyataannya
dipengaruhi oleh keadaan bagaiman cara kita memandangnnya.
Bentuk dapat dikenali karen ia memiliki ciri-ciri visual yaitu ( ching, 1979 )
1. wujud : adalah hasil konfugurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan sisi-sisi bentuk
2. Dimensi : dimensi suatu bentuk adalah panjang, lebar, tinggi. Demensi-demensi ini
menentukan proporsinya. Adapun skalanya di tentukan oleh perbandingan ukuran relatifnya
terhadap bentuk-bentuk lain di sekelilingnya.
3. warna : corak, intensitas dan nada permukaan pada suatu bentuk. Warna adalah atribut yang
paling mencolok yang membedakan suatu bentuk terhadap lingkunganya. Warna juga
mempengaruhi bobot visual pada bentuk.
4. tekstur : adalah karakter permukaan suatu bentuk. Tekstur mempengaruhi perasaan kita pada
waktu menyentuh, juga pada saat kualitas pemantulan cahaya menimpa permukaan benda
tersebut.
5. posisi : adalah letak relatif suatu bentuk terhadap suatu lingkungan atau medan visual.
6. Orientasi : adalah posisi relatif suatu bentuk terhadap bidang dasat, arah mata angin atau
terhadap pandangan seseotang yang melihatnya.
7. inersia visual : adalah derajad konsentrasi dan stabilitas suatu bentuk. Inersia suatu bentuk
tergantung pada geometri dan orientasi relatifnya terhadap bidang dasar dan garis pandangan
kita.
Dengan penghayatan terhadap wujud kita bisa mendapatkan kepuasan. Wujud dapat menawan
perhatian kita, mengundang keingintahuan memberikan sensasi yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan dalam berbagai cara. Ada wujud yang memuat pesan khusus, ada yang membuat
kita langsung mengerti bahkan ada yang tidak sama sekali dengan atau tanpa penjelasan wujud
tidak dapat di pertentangkan. ( Abrecombie 1984 ).
Sebagai contoh dengan dimensi dan ukurannya, piramid adalah suatu wujud yang mempunyai
suatu kekuatan. Tentunya efektifitasnya di perkaya oleh pengulangan sejarah dan oleh kekayaan
akan asosiasi-asosiasinya yang terakumulasi ( terkumpul ). Bagi masyarakat mesir, yang
mengenalnya sebagai transfotmasi ideal dan agung dari gundukan makam biasa, yang
mempercayai sebagai jaminan keabadian pharaoh dan yang melihat lapisan atapnya yang bekilat
memantulkan cahaya langsung yang pertama dari matahari terbit, sebagai imaji kedewaan dan
ketuhanan bagi mereka jelas, piramid memiliki arti yang tidak bisa kita dapatkan lagi saat ini.
Olblesik adalah salah satu bentuk yang memiliki daya tarik. Oblesik hampit selalu menarik
perhatian. Tidak dapat di pungkiri lagi bahwa oblesik melambangkan lingga. Tetapi akan berarti
asosiasi ini dilihat sebagai sumber daya teriknya. Sumber tersebut mungkin sedikit lebih
berkaitan dengan sex dari pada dengan sebuah isyarat melawan gravitasi, usaha melawan inertia.
2. Ekspresi Bentuk
ekspresi bentuk adalah apa yang kita lihat menurut pengaruh atau pengalaman sebelumnya.
( smithies, 1984 ). Oleh karen itu setiap orang memiliki latar belakang dan pengalaman yang
berbeda-beda, maka tanggapan terhadap ekspresi yang dimunculkan oleh subyek juga akan
berbeda-beda.
Setiap kerangka arsitektural senantiasa mengandung ekspresi sebagai sebuah prinsip.
Struktur. Penonjolan struktur sebagai elemen estetis pada sebuah bangunan dapat melahirkan
bentuk yang eksptesif pula.
Budaya. Misalnya pada bangunan tradisional. Ekspresi yang di munculkan merupakan hasil
tampilan budaya.
Menurut interpretasi psikologi dari Teor Gestalt tentang proses persepsi visual, menyatakan
bahwa garis(line) dan bentuk(form) dari bangunan mengkomunikasikan makna-makna secara
langsung melalui garis itu sendiri atau bidang (Lang, 1987). Contoh-contoh dari penerapan teori
ini ada pada Crisler Building, ekspresi: menjulang tinggi (soaring), Sydney Opera house,
ekspresi: gelembung (billowing), menunjukan ekspresi: statis. Ketiganya merupakan kualitas
ekspresif dari konfigurasi-konfigurasi spesifik. Interpretasi alternatif dari teori Gestalt adalah
bahwa ekspresi-ekspresi ini adalah hasil dari asosiasi-asosiasi yang di pelajari (Lang, 1987).
Fungsi dapat dikategorikan sebagai penentu atau panduan manuju bentuk. Fungsi menunjukan
kearah mana bentuk harus ditemukan. Fungsi dan bentuk memang diperlukan untuk menjelaskan
arsitektur, tapi belum memadai (necessary but not efficient) (Saliya, 1999).
Fungsi tidak mutlak menentukan bentuk. Konsep form follows function banyak dibantah oleh
para modernis. Sebagai contoh satu fungsi dapat meghasilkan bermacam-macam bentuk. Bentuk
adalah bagian integral dari kadar spiritual bagi pernyataan bangunan. Bentuk harus sebagai
media bagi komunikasi (ruang). Yaitu, akan mungkin melalui bentuk yang sesuai untuk
memancarkan informasi tertentu (Sohirmbeck, 1988).
Bentuk dalam arsitektur meliputi permukaan luar dan ruang dalam. Pada saat yang sama, bentuk
maupun ruang mengakomodasi fungsi-fungsi (baik fungsi fisik maupun non fisik). Fungsi-fungsi
tersebut dapat dikomunikasikan kepada pengamat melalui bentuk. Kaitan-kaitan tersebut dapat
menghasilkan ekspresi bentuk. Dalam menyatakan, keterkaitan fungsi, ruang dan bentuk dapat
menghadirkan berbagai macam ekspresi. Penagkapan ekspresi bentuk bisa sama ataupun berbeda
pada setiap pengamat, tergantung dari pengalaman dan latar belakang pengamat.