Sindrom Chusing
Sindrom Chusing
1.PENGERTIAN
Sindromcu shinga adalah keadaan klinik yang terjadi akibat dari paparan terhadap
glukokotirkoid sirkulasi dengan jumlah yang berlebihan untuk waktu yang lama (grand
span,1998).penyakit cushing didefenisikan sebagai bentuk spesifik tumor hipofisis yang
berhubungan sekresi ACTH hipofisi berlebihan sindrom cushing dapat di klasifikasikan
menjadi beberapa bagian yaitu :
a.penyakit cushing
merupakan hipesindrom cushing yang paling sering ditemukan berjumlah kira-kira 70%
dari kasus yang dilaporkan .penyakit cushing lebih sering pada wanita ( 8:1,wanita pria)
dan umur saat diagnosis biasanya antara 20-40 tahun
kelainan ini berjumlah sekitar 15% dari seluruh kasus sindrom cushing.sekresi ACTH
ektopik paling sering terjadi akibat karsinoma small cell di paru-paru,tumor ini menjadi
penyebab pada 50% kasus sindrom.sindrom ACTH ektopik lebih sering pada laki-
laki.rasio wanita : pria adalah 1:3,dan insiden tertinggi pada umur 40-60 tahun.
sindroma cushing pada masa kanak-kanak dan dewasa jelas lebi berbeda.karsinoma
adrenal merupakan penyebab yang paling sering dijumpai (51%),adenoma adrenal
terdapat sebanyak 14%. Tumor-tumor ini lebih sering terjadi pada usia 1-8 tahun.
Penyakit cushing lebih sering terjadi pada populasi dewasa dan berjumlah sekitar 35%
kasus,sebagian besar penderita-penderita tersebut berusia lebih dari 10 tahun pada saat
diognosis dibuat,insiden sejenis kelamin adalah sama.
2.ETIOLOGI
c.hiperplasiakorteks adrenal
g.adenoma hypofisis
h.tumor adrenal
3.PATOFISIOLOGI
Hiperfungsi korteks adrenal dapat terjadi tanpa tergantung pada kontrol ACTH seperti
pada tumor atau hiperplasia korteks adrenal nodular bilateral dengan
kemampuanya untuk menyekresi kortisol secara autonomi dalam korteks adrenal.
Tumor korteks adrenal yang akhirnya menjadi sindrom cushing dapat jinak
(adenoma).atau ganas (karsinoma).adenoma korteks adrenal dapat menyebabkan
sindroma cushing,yang berat,namun biasanya berkembang secara lambat,dan
gejala,dapat timbul bertahu-tahun selama diagnosi ditegakan.sebaliknya karsinoma
anderokortikal berkembang cepat dapat menyebabkan metastasis serta kematian.
4.MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinik yang sering ditemukamn pada penyakit sindrom cushing antara lain
obesitas sentral,gundukan lemak pada punggung,muka bulat (mon face).
5.PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.pemeriksaan laboratorium
c.CT scan
tegangan rendah aksis QRS vertical dan gelombang ST non spesifik abnormal sekunder
akibat adanya abnormalitas litaselektrolit.
6.penatalaksanaan.
a.medik
1) terapi dengan pemberian kortikostiroid selama 2-4 minggu dosis 12,-50 mg/hari
3) prednison ( 7.5 mg/hari) dalam dosis terbagi di berikan untuk terapi pengganti kortison.
b.kaperawatan
1) pengukuran TTV
2) pemberian rasa nyaman dengan mengatur atau menyediakan waktu istrahat pasien
3) manempatkan pasien dalam posisi setengah duduk dengan kedua tungkai di tinggikan.
5) follow up: pertahankan berat badan,tekanan darah dan elektrolit yang normal disertai
regresi gambar klinis
6)memantau kondisi pasien untuk mendeteksi tanda dan gejala yang menunjukkan
addanya krisis adison.
7) komplikasi
a.syok (akibat dari infeksi akut atau penurunan nafsu makan gram)
b.kolapsirkulasi
c.dehidrasi
d.hiperkalimia
e sepsis
A. Latar Belakang
Kelenjar adrenal terdiri dari medula dan korteks. Korteks terdiri atas zona glomerulosa,
fasikulata, dan retikularis. Zona glomerulosa mensekresikan aldosteron dan dikendalikan oleh
mekanisme renin-angiotensin dan tidak bergantung pada hipofisis. Zona fasikulata dan retikularis
mensekresikan kortisol dan hormon androgenik dan dikendalikan oleh hipofisis melalui ACTH.
Sekresi ACTH oleh hipofisis dikendalikan oleh (1) faktor pelepas kortikotropin
hipotalamus, dan (2) efek umpan balik kortisol. Ketika terjadi suatu gangguan pada pembentukan
hormon-hormon tersebut baik berlebih maupun kekurangan, akan mempengaruhi tubuh dan
menimbulkan keabnormalan. Sindrom cushing adalah terjadi akibat kortisol berlebih.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien osteosarkoma
2. Tujuan khusus
a. Mampu memahami defenisi sindrom cushing
b. Mampu memahami etiologi sindrom cushing
c. Mampu memahami manifestasi klinis sindrom cushing
d. Mampu memahami anatomi fisiologi sindrom cushing
e. Mampu memahami klasifikasi sindrom cushing
f. Mampu memahami patofisiologis sindrom cushing
g. Mampu memahami penatalaksanaan sindrom cushing
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Sindrom cushing disebabkan oleh sekresi kortisol atau kortikosteron yang berlebihan,
kelebihan stimulasi ACTH mengakibatkan hiperplasia korteks anal ginjal berupa adenoma
maupun carsinoma yang tidak tergantung ACTH juga mengakibatkan sindrom cushing.
Demikian juga hiperaktivitas hipofisis, atau tumor lain yang mengeluarkan ACTH.
Syindrom cuhsing yang disebabkan tumor hipofisis disebut penyakit cusing. (buku ajar ilmu
bedah, R. Syamsuhidayat, hal 945).
2. Sindrom cusing dapat diakibatkan oleh pemberian glukortikoid jangka panjang dalam dosis
farmakologik (latrogen) atau oleh sekresi kortisol yang berlebihan pada gangguan aksis
hipotalamus-hipofise-adrenal (spontan) pada sindrom cusing spontan, hiperfungsi korteks
adrenal terjadi akibat ransangan belebihan oleh ACTH atau sebab patologi adrenal yang
mengakibatkan produksi kortisol abnormal. (Sylvia A. Price; Patofisiologi, hal 1091)
3. Meningginya kadar ACTH ( tidak selalu karena adenoma sel basofil hipofisis).
4. Meningginya kadar ATCH karena adanya tumor di luar hipofisis, misalnya tumor paru,
pankreas yang mengeluarkan ACTH like substance.
5. Neoplasma adrenal yaitu adenoma dan karsinoma.
6. Iatrogenik adalah Pemberian glukokortikoid jangka panjang dalam dosis farmakologik.
Dijumpai pada penderita artitis rheumatoid, asma, limpoma dan gangguan kulit umum yang
menerima glukokortikoid sintetik sebagai agen antiinflamasi.
C. Anatomi fisiologi
Kelenjar adrenal terletak di kutub atas kedua ginjal. Kelenjar adrenal juga disebut sebagai
kelenjar suprarenalis karena letaknya yang ada di atas ginjal. Selain itu kelenjar adrenal juga
disebut kelenjar anak ginjal karena lokasinya yang menempel pada ginjal. Kelenjar adrenal
tersusun dari dua lapis yaitu korteks dan medulla. Korteks adrenal esensial untuk bertahan hidup.
Kehilangan hormon adrenokortikal dapat menyebabkan kematian. Korteks adrenal mensintesis
tiga kelas hormon steroid yaitu mineralokortikoid, glukokortikoid, dan androgen. (Hotma, 1999)
Hormon mineralokortikoid pada manusia yang utama adalah aldosteron dibentuk di zona
glomerulosa. Hormon ini mengatur keseimbangan elektrolit dengan meningkatkan retensi
natrium dan ekskresi kalium. Aktivitas fisiologik ini selanjutnya membantu dan mempertahankan
tekanan darah normal dan curah jantung. Hormon glukokortikoid pada manusia yang utama
adalah kortisol dibentuk di zona fasikulata. Kortisol memiliki efek pada tubuh seperti
metabolisme glukosa yaitu glukoneogenesis yang meningkatkan kadar glukosa darah,
metabolisme protein, keseimbangan cairan dan elektrolit, inflamasi dan imunitas. Korteks
adrenal mensekresi sejumlah kecil steroid seks dari zona retikularis. Adrenal mensekresi sedikit
androgen dan esterogen.
Hormon glukokortikoid (kortisol) Kortisol adalah glukokortikoid utama dihasilkan oleh zona
fasikulata (ZF) dan zona reticularis (ZR) bagian dalam yang dirangsang oleh ACTH
(adenokortikotropik hormon). Sekresi kortisol memiliki pola tertinggi ketika bangun tidur (pagi)
dan terendah pada waktu tidur (malam atau bed time). Sekresi kortisol mencapai puncaknya
antara pukul 06.00 sampai 08.00 WIB. Selain itu, produksi kortisol juga meningkat pada waktu
latihan fisik karena penting untuk meningkatkan glukosa dan asam lemak bebas sebagai bahan
pembentuk energi. Jumlah kortisol normal pada jam 09.00 WIB sebesar 6-20 g/dl, pada tengah
malam kurang dari 8 g/dl. Kortisol terikat erat dengan transkortin atau Cortisol-Binding
Globulin (CBG) 75% dari jumlah kortisol seluruhnya. 15% terikat kurang erat dengan
albumin, dan 10% dari jumlah kortisol seluruhnya memiliki efek metabolik. Berikut beberapa
efek metabolik kortisol, yaitu :
1. Protein : Proses katabolik sehingga meningkatkan glukoneogenesis
2. Lemak :Proses lipolisis sehingga pelepasan lemak bebas (FFA) meningkat dan
menyebabkan deposisi lemak sentripetal (Buffalo Hump)
3. Karbohidrat :Penyerapan glukosa di otot dan lemak menurun, sekresi glukosa oleh hepar
meningkat sehingga sel beta pankreas dapat dilemahkan (DM tersembunyi muncul).
Fungsi kortisol berlawanan dengan insulin yaitu menghambat sekresi insulin dan
meningkatkan proses glukoneogenesis di Hepar. Sekresi kortisol juga dirangsang oleh beberapa
faktor seperti trauma, infeksi, dan berbagai jenis stres. Kortisol akan menghambat proteksi dan
efek dari berbagai mediator dari proses inflamasi dan imunitas seperti interleukin-6 (IL-6),
Lymphokines, Prostaglandins, dan histamine Produksi kortisol dibutuhkan untuk produksi
Angiostensin-II yaitu efek unutk vasokontriksi dan vasotonus sehingga dapat membantu
mempertahankan tonus pembuluh darah yang adekuat (adequate vascular tone). Tonus pembuluh
darah yang adekuat untuk mengatur tonus arteriol dan memlihara tekanan darah. Glukokortikoid
juga meningkatan sekresi air (renal free water clearance), ekskresi K+, retensi Na+ dan menekan
penyerapan kalsium di tubulus renalis.
Mekanisme sekresi kortisol yaitu ketika kadar kortisol dalam darah menurun maka target
cells yaitu kelenjar adrenal menstimulasi hipofisis untuk mensekresi ACTH, agar ACTH
tersekresi maka perlu menstimulasi hipotalamus untuk sekresi ACRH
Apabila terjadi produkssi hormon korteks adrenal yang berlebihan maka penghentian
pertumbuhan, obesitas dan perubahan muskuloskletal akan timbul bersama dengan intoleransi
glukosa.
Gambaran klasik sindrom cushing pada orang dewasa berupa obesitas tipe sentral dengan
buffalo hump pada bagian posterior leher serta daerah supraklavikuler, badan yang besar dan
ekstermitas yang relatif kurus. Kulit menjadi tipis, rapuh dan mudah luka, ekimosis (memar)
serta sering akan terjadi. Pasien mengeluh lemah dan mudah lelah. Gangguan tidur sering terjadi
akibat perubahan sekresi diurinal kortisol. Katabolisme yang berlebihan akan terjadi sehingga
menimbulkan pelisutan otot dan osteoporosis. Gejala kiposisi, nyeri punggung dan fraktur
komprosi vertebra dapat muncul. Retensi natrium dan air terjadi akibat peningkatan aktivitas
mineralokortikoid, yang menyebabkan hipertensi dan CHF.
Pasien akan menunjukkan gambaran wajah seperti bulan atau moon face dan kulit tampak
lebih berminyak serta tumbuh jerawat sehingga kerentanan infeksi semakin meningkat.
Hiperglikemia atau diabetes yang nyata dapat terjadi. Pasien dapat pula melaporkan kenaikan
berat badan, kesembuhan, luka ringan, yang lambat dan gejala memar.
Pada pasien wanita berbagai usia, virilisasi dapat terjadi sebagai akibat dari produksi
androgen yang berlebihan. Virilisasi ditandai oleh timbulnya ciri-ciri maskulin dan hilangnya
ciri-ciri peminim. Pada keadaan ini terjadi pertumbuhan bulu-bulu wajah yang berlebihan
(hirsutisme), atrofi payudara, haid yang berhenti, klitoris yang membesar dan suara yang lebih
dalam. Libido akan menghilang pada pasien laki-laki dan wanita.
Perubahan terjadi aktivitas mental dan emosional kadang-kadang dijumpai pisikosis.
Biasanya terjadi distres serta depresi yang akan meningkat bersamaan dengan semakin patahnya
perubahan fisik yang menyertai sindrom ini. Jika sindrom ini merupakan akibat dari tumor
hipofisis gangguan penglihatan, dapat terjadi akibat penekanan kiasma optikum oleh tumor yang
tumbuh.
1. Karena lebih banyak sindrom cushing yang disebabkan oleh tumor hipofisis disbanding
tumor korteks adrenal, maka penangananya sering ditujukan kepada kelenjar hipofisis.
Operasi pengangkatan tumor melalui hipofisektomi transfenoidalis merupakan terapi pilihan
karena sering berhasil.adrenalektomi merupakan terapi bagi pasien dengan hipertrofi adrenal
primer.
2. Setelah pembedahan, gejala insufisiensi adrenal dapat mulai terjadi 12 hingga 48 jam
kemudian sebagai akibat dari penurunan kadar hormone adrenal dalam darah yang
sebelumnya tinggi.terapi penggantian temporer dengan hidrokortison mungkin diperlukan
selama beberapa bulan sampai kelenjar adrenal mulai memperlihatkan respon yang normal
terhadap kebutuhan tubuh. Jika kedua kelenjar adrenal diangkat ( adrenalektomi bilateral ),
terapi penggantian dengan hormon-hormon korteks adrenal harus dilakukan seumur hidup.
3. Preparat penyekat enzim adrenal (yaitu, metyrapon, aminoglutethimide, mitotane,
ketokonazol)dapat digunakan untuk mengurangi hiperadrenalisme jika sindrom tersebut
4. disebabkan oleh sekresi ektopik ACTH oleh tumor yang tidak dapat dihilangkan secara
tuntas. Pemantauan yang ketat diperlukan karena dapat terjadi gejala insufisiensi adrenal dan
efek samping akibat obat-obat tersebut.
5. Ada dua kelompok obat yang dapt dipakai, yaitu obat yang mencegah produksi kortisol
(Mitotane) dan antagonis serotonin yang bisa mencegah keluarnya ACTH (Cyproheptadine).
6. Jika sindrom cushing merupakan akibat dari pemberian kortikosteroid eksternal (eksogen ),
pemberian obat tersebut harus diupayakan untuk dikuragi atau dihentikan secara bertahap
hingga tercapai dosis minimal yang adekuat untuk mengobati proses penyakit yang ada
dibaliknya (misalnya, penyakit otoimun serta alergi dan penolakan terhadap organ yang
ditransplantasikan). Biasanya terapi yang dilakukan setiap dua hari sekali akan menurunkan
gejala sindrom cushing dan memungkinkan pemulihan daya responsif kelenjar adrenal
terhadap ACTH.
G. Pemeriksaan Penunjang
TINJAUAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan hioperfungsi adrenal (sindrom chusing)dilakukan mulai dari
pengumpulan data yang meliputi : biodata, riwayat kesehatan, keluhan utama, sifat
keluhan,riwayat kesehatan masa lalu, pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari.
Hal yang perlu dikaji pada klien degan sindrom chusing
Aktivitas/ istirahat . Gejala: Insomnia, sensitivitas, otot lemah, gg koordinasi, kelelahan
berat. Tandanya : atrofi otot.
Sirkulasi . Gejala: Palpitasi, nyeri dada (angina). Tandanya: Distritnia, irama gallop, mur-
mur, takikardia saat istirahat.
Eliminasi. Gejala: Urine dlm jumlah banyak, perubahan dlm feces: diare.
Itegritas ego
Gejala : Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik..
Tandanya : Emosi letal, depresi.
Makanan atau cairan
Gejala : Kehilangan berat badan yang mendadak, mual dan muntah.
Neorosensori
Gejala : Bicara cepat dan parau, gangguan status mental dan prilaku seperti binggung,
disorientasi, gelisa, peka rangsangan, delirium.
Pernafasan
Tandanya : Frekuensi pernafasan meningkatan, takepnia dispnea.
Nyeri atau kenyamanan
Gejala : Nyeri orbital, fotobia.
Keamanan
Gejala : Tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan tandanya suhu
meningkat diatas 37,40CC, retraksi, iritasi pada kunjungtiva dan berair.
Seksualitas
Tandanya : Penurunan libido, hipomenoria, amenoria dan impoten.
2. Komplikasi
Krisis addison
Efek yang merugikan pd aktivitas korteks adrenal
Patah tulang akibat osteoporosis
Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Resiko cedera dan infeksi b/d kelemahan dan perubahan metabolisme protein serta
respon inflamasi
2. Defisit perawatan diri; kelemahan perasaan mudah lelah, atropi otot dan perubahan
pola tidur
3. Gg integritas kulit b/d edema, gg kesembuhan dan kulit yg tipis serta rapuh
4. Gg citra tubuh b/d perubahan penampilan fisik, gg fungsi seksual dan penurunan
tingkat aktivitas.
5. Gg proses berpikir b/d fluktuasi emosi, iritabilitas dan depresi
( Susanne C. Smeltzer; Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, hal. 1330
A. PENGKAJIAN. :
1. Identitas klien
Nama : TN.H
No. MR : 243546
Umur : 30 TAHUN
Pekerjaan : WIRAUSAHA
Agama : ISLAM
Jenis kelamin : LAKI-LAKI
Alamat : BT.MERAH
Tanggal masuk RS : 01/03/2016 pkl 12:00 wit
Tanggal pengkajian : 05/03/2016 pkl 10:00 wit
Dx medis : SINDROM CHUSING
Penanggung jawab
Nama : NY.T
Umur : 27 TAHUN
Jenis kelamin : PEREMPUAN
Status : ISTERI PASIEN
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan Utama
klien mengeluh lemah, terjadi kenaikan berat badan.
b. Riwayat penyakit dahulu
klien mengatakan belum pernah mengalami penyakit yang sama dan belum pernah masuk
rumah sakit sebelumnya.
c. Riwayat Kesehatan keluarga
klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang pernah mengalami atau mempunyai
penyakit yang sama dengan yang di alami klien
d. Riwayat psikososial
klien selalu percaya akan kesembuhannya dan berharap semoga tuhan dapat menyembuhkan
penyakitnya, klien juga menyerahkan semua kepada perawat yang bertugas menjaganya.
Genogram : keterangan:
:laki-laki
:perempuan
30
5. Pemeriksaan Penunjang
1) Uji supresi deksametason.
Mungkin diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis peyebab sindrom cushing
tersebut, apakah hipopisis atau adrenal.
2) Pengambilan sample darah.
Untuk menentukan adanya varyasi diurnal yang normal pada kadar kortisol, plasma.
3) Pengumpulan urine 24 jam.
Untuk memerikasa kadar 17 hiroksikotikorsteroid serta 17 ketostoroid yang merupakan
metabolik kortisol dan androgen dalam urine.
4) Stimulasi CRF (Corticotrophin-Releasing Faktor)
Untuk membedakan tumor hipofisis dengan tempat tempat tropi.
5) Pemeriksaan radioimmunoassay
Mengendalikan penyebab sindrom cushing
6) Pemindai CT, USG atau MRI.
Untuk menentukan lokasi jaringan adrenal dan mendeteksi tumor pada kelenjar adrenal.
- Makanan kesukaan
: Manis-manisan
- Makanan pantang
: Tidak ada
Kebiasaan
- Frekwensi : 1 x/sehari
- Warna : Kuning
- Konsistensi : Lunak
3. Olah raga dan - Klien tidak suka olah - Klien tidak mampu melakukan
aktivitas raga aktifitas.
4. Istirahat dan - Tidur malam jam 21.00 - Tidur malam kadang-kadang jam
tidur bangun jam 05.00 20.00 bangun jam 04.30
- Mencuci rambut 2 x
seminggu memakai shampoo
7. klasifikasi data
DS:
Biasanya klien mengatakan berat badannya bertambah
Biasanya klien mengatakan rambut rontok
Biasanya klien mengatakan nyeri tulang terutama punggung
Biasanya klien mengatakan lukanya sulit sembuh
Biasanya Klien mengatakan perutnya buncit
Biasanya klien mengatakan lemah
DO:
klien tampak lemah
klien obesitas
tangan dan kaki klien kurus
Biasanya klien tampak meringis
Biasanya tonus otot : +
Biasanya Kulit klien tampak tipis
Biasanya Kulit klien tampak kemerahan
Biasanya Kulit klien berminyak dan berjerawat
8. Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
1 DS : Resiko cedera dan Kelemahn otot, metabolisme
Biasanya klien mengatakan infeksi karbohidrat abnormal dan dan
berat badannya bertambah respon inflamasi
Biasanya klien mengatakan
rambut rontok
Biasanya klien mengatakan
lemah
DO :
klien tampak lemah
klien obesitas
tangan dan kaki klien
kurus
2 DS : Gangguan rasa Nyeri pada tulang
Biasanya klien nyaman : nyeri
mengatakan nyeri tulang
terutama punggung
DO :
Biasanya klien tampak
meringis
Biasanya tonus otot : +
Biasanya klien tampak
susah berdiri
3 DS : Resiko Edema, gangguan kesembuhan
Biasanya klien kerusakan integritas dan kulit tipis
mengatakan lukanya sulit kulit
sembuh
Biasanya Klien
mengatakan perutnya buncit
DO :
Biasanya Kulit klien
tampak tipis
Biasanya Kulit klien
tampak kemerahan
Biasanya Kulit klien
berminyak dan berjerawat
9. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko infeksi b/d Kelemahn otot, metabolisme karbohidrat abnormal dan dan respon
inflamasi,di tandai dengan:
DS:
Biasanya klien mengatakan berat badannya bertambah
Biasanya klien mengatakan rambut rontok
Biasanya klien mengatakan lemah
DO:
klien tampak lemah
klien obesitas
tangan dan kaki klien kurus
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d Nyeri pada tulang, di tandai dengan:
DS:
Biasanya klien mengatakan nyeri tulang terutama punggung
DO:
Biasanya klien tampak meringis
Biasanya tonus otot : +
Biasanya klien tampak susah berdiri
3. Resiko kerusankan integritas kulit b/d Edema, gangguan kesembuhan dan kulit tipis, di
tandai dengan.
DS:
Biasanya klien mengatakan lukanya sulit sembuh
Biasanya Klien mengatakan perutnya buncit
DO:
Biasanya Kulit klien tampak tipis
Biasanya Kulit klien tampak kemerahan
Biasanya Kulit klien berminyak dan berjerawat
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sindrom cushing adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek metabolik gabungan
dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap. Kadar yang tinggi ini dapat
terjadi secara spontan atau karena pemberian dosis farmakologik senyawa-senyawa
glukokortikoid.(Sylvia A. Price; Patofisiolgi, Hal. 1088).
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini disusun, penulis berharap pembaca dapat mempelajari
dan memahami tentang gangguan kelenjer adrenal sindrom cushing. Penulis juga mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun, sehingga penulis dapat menjadi lebih baik untuk masa
yang akan datang dalam penyusunan makalah.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta,
EGC ,2002.
Baradero Mary, Klien Gangguan Endokrin, jakarta, EGC, 2009.
NANDA, NIC, dan NOC
Sylvia A. Price; Patofisiolgi Konsep klinis Proses-Proses Penyakit ; 1994 EGC; Jakarta