MAKALAH
Dosen Pembina
Sri Gustini Husein, S.Si., M.Farm.
Disusun oleh :
Berlian Kurniawan A 141 069
Sri Nurlatipah A 141 053
Vella Cavella A 141 086
Wiwin sundari A 141 049
1
DAFTAR ISI
Halaman
DAFAR ISI ........................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah.....................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 3
2.1 Anestesi Lokal................................................................................ 3
2.2 Benzokain.........................................................................................4
2.2.1 Mekanisme aksi benzokain ....................................................5
2.2.2 Penggunaan benzokain............................................................5
2.2.3 Kegunaan lain benzokain........................................................5
2.3 Asam p-Aminobenzoat......................................................................6
BAB III BAHAN, ALAT DAN METODE PEMBUATAN.............................. 7
3.1 Bahan...............................................................................................7
3.1.1 Bahan yang digunakan............................................................7
3.2 Alat...................................................................................................7
3.3 Metode Pembuatan...........................................................................7
3.3.1 Sintesis asam p-aminobenzoat................................................7
3.3.2 Sintesis ester etil p-aminobenzoat ..........................................7
BAB IV MEKANISME REAKSI ..................................................................... 9
4.1 Prinsip Sintesis Senyawa Aromatis..................................................9
4.1.1 Dasar Reaksi ..........................................................................9
4.2 Prinsip Umum..................................................................................9
4.3 Interkonversi Gugus Fungsi (IGF).................................................10
4.4 Diskoneksi......................................................................................10
1
4.5 Sintesis Asam p-Aminobenzoat.....................................................11
4.6 Sintesis Senyawa Benzokain..........................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui substrat bahan alam dari Benzokain.
2. Untuk mengetahui metode sistesis Benzokain.
3. Untuk mengetahui prinsip sintesis Benzokain.
4. Untuk mengetahui mekanisme sintesis Benzokain.
1
5. Untuk mengetahui reaksi sintesis Benzokain.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Benzokain
3
Gambar 1. Struktur Benzokain
Benzokain merupakan ligan yang sedikit larut dalam air dan mudah larut
dalam pelarut alkohol, oleh karena itu pelarut yang dapat digunakan adalah
alkohol. Pemakaian pelarut air akan menyebabkan ligan terprotonasi sehingga
pada penelitian kali ini menggunakan pelarut alkohol (metanol). Benzokain atau
4-asam amino benzena etil ester (C9H11NO2) merupakan senyawa ester yang
sangat sukar larut dalam air. Berat molekul benzokain 165,19 g/mol, titik leleh
8992 oC dan titik didih 172 oC (Tjay dan Rahardja, 1979: 72).
Senyawa ini merupakan salah satu turunan dari kokain yang merupakan
obat anestetik lokal yang dibuat secara sintetik. Absorpsinya lambat karena sukar
larut dalam air, sehingga relatif tidak toksik. Benzokain dapat digunakan langsung
pada luka dengan ulserasi dan menimbulkan anestesia yang cukup lama. Selain
sebagai salep dan supositoria, obat ini terdapat juga sebagai bedak (Tanu, 2007:
267).
Benzokain mempunyai sifat-sifat yang memenuhi syarat senyawa aromatik
yaitu mempunyai struktur lingkar, lingkar tersebut planar (datar), mempunyai
electron-elektron yang berada pada orbital p yang tegak lurus pada bidang
lingkar tersebut dan memenuhi kaidah Hueckel. Jadi jumlah elektron dalam
lingkar adalah 4n + 2, dimana n adalah jumlah lingkar.
Benzena mempunyai elektron yang tidak terlokalisasi dan selalu dalam
keadaan teresonansi sehingga benzene menjadi lebih stabil. Selain itu, adanya
gugus ester COO- (karboksilat) dapat mengalami resonansi. Anion karboksilat
mempunyai berbagai cara pengikatan sebagai ligan, yaitu bisa secara monodentat
atau bidentat dan mononuklir maupun binuklir (Cotton and Wilkinson, 1976:
129).
Benzokain digunakan untuk meredakan nyeridan gatal-gatal yang
disebabkan luka bakar, gigitanatau sengatan serangga, racun tanaman, luka
kecilatau goresan. Benzokain termasuk dalam kelompok obat yang dikenal
sebagai anestesi topikal lokal.Cara kerjanya ialah mematikan ujung saraf di
kulit.Obat ini tidak menyebabkan hilang kesadaranseperti obat bius yang
umumnya digunakan untuk operasi.
4
Benzokain bertindak untuk menghambat saluran natrium tegangan-
dependent (VDSCs) pada membran neuron, menghentikan penyebaran
potensial aksi.
5
2.3. Asam p-Aminobenzoat
BAB III
BAHAN, ALAT DAN METODE PEMBUATAN
3.1. Bahan
3.1.1. Bahan yang digunakan
Asam p-aminobenzoat, HCl, air dingin, amoniak pekat, asam asetat
glasial, etanol, H2SO4 pekat, Na2CO3, natrium sulfat anhidrat, metilen
klorida.
3.2. Alat
3.2.1. Alat yang digunakan
Labu bundar, seperangkat alat refluks, erlenmeyer, batang pengaduk,
penangas es, corong buchner, kertas saring, neraca analitik.
6
Ditimbang sebanyak 0,927 gram asam p-aminobenzoat dan
disiapkan 4,635 mL HCl 6M dimasukan ke dalam labu bundar 25 ml yang
terdapat batu didih. Kemudian direfluks selama 30 menit dan didinginkan
hingga suhu kamar. Campuran reaksi dipindahkan ke dalam labu erlenmeyer
50 ml. Labu bundar dibilas dengan 2,5 ml air dingin dan dimasukan ke
dalam labu yang berisi campuran reaksi. Amoniak pekat ditambahkan tetes
demi tetes hingga pH 7-8. 1 ml asam asetat glasial ditambahkan untuk setiap
30 mL campuran. Campuran diaduk dan didinginkan dalam penangas es.
Kristal yang terbentuk disaring dengan corong Buchner.
7
BAB IV
MEKANISME REAKSI
8
IGF dapat digunakan untuk mengubah orientasi dari gugus semula. Subtitusi
dapat dilakukan sebelum atau setelah IGF.
Sebelum IGF Setelah IGF
CH3- (o,p) -COOH (m)
CH3- (o,p) -CCl3 (m)
-NH2 (o,p) -NO2 (m)
4.4. Diskoneksi
Diskoneksi dapat digunakan untuk pemutusan gugus dari suatu senyawa.
Adanya IGF tersebut diperoleh senyawa dengan gugus NO2 dan CH3 terikat pada
cincin aromatik. Setelah itu proses diskoneksi gugus nitro dapat dilakukan dan
rasional.
9
Tahap I : Reaksi Substitusi Nukleofilik
Reaksi gugus amin dengan gugus karbonil dan turunannya
Tahap II : Reaksi Oksidasi
Reaksi antara KMnO4 dengan gugus metil
Mekanisme Reaksi
10
DAFTAR PUSTAKA
Connors, K.A., Amidon, G.L. and Stella, V.J. 1986. Chemical Stability of
Pharmaceutical. New York : John Willey and Sons.
Solomon, graham. 2011. Organic Chemistry. United states: John Wiley and
Sons.p.789-801
Tjay, Tan Hoan dan Raharja Kirana. 2007. Obat-obat Penting. Jakarta : Elex
Media Komputindo.
Tjay, Tan Hoan dan Raharja Kirana. 1979. Obat-obat Penting. Cetakan ke-1.
Jakarta : Schiedam.
11