Anda di halaman 1dari 3

Livelihoods and Coping Strategies A Study of Female-Headed Households in

Mekelle, Ethiopia
By Tsehaye Weldegiorgis Tesfamariam
Institute for Housing and Urban Development Studies, Erasmus University
Rotterdam

1. Latar Belakang
Penelitian ini berisi tentang perempuan-perempuan di Ethiopia yang menjadi
ayah dan ibu tunggal sehingga harus mendidik dan bermata pencaharian
seorang diri untuk menghidupi anak-anak mereka. Secara khusus penelitian ini
dilakukan di Mekelle karena hampir 45% perempuan di kota tersebut adalah
FHHs (Female-Headed Households) dan mayoritas berada pada kategori miskin.
Penulis merasa penting untuk meneliti FHHs karena di Ethiopia MHHs (Male-
Headed Households) mempunyai kesempatan lebih dalam segala hal dibanding
FHHs, seperti pendidikan lebih tinggi padahal FHHs memiliki tanggungan yang
lebih. Selain itu mayoritas MHHs tinggal di tempat tinggal dengan kualitas yang
lebih baik daripada FHHs terlihat dari ruangan di dalam rumah yang lebih dari 1
per rumah tangga dan peningkatan kondisi perumahan baik didalam maupun
diluar, sedangkan kemampuan FHHs untuk menggunakan perumahan sebagai
usaha lokal dibatasi. MH bisa mengandalkan pemasukan regular bulanan dari
gaji sebagai pegawai sedangkan FHHs berdasarkan sumber pendapatan yang
tidak menentu. Ketidakadilan yang dirasa penulis terhadap perempuan ini yang
menjadikan penelitian ini kemudian dilakukan.
Sebagai dasar penelitian, penulis menggunakan pemahaman tentang
Sustainable Livelihoods Approach (SLA). SLA dipilih dari standar pendekatan
yang ada karena memperhatikan kemiskinan dalam hal pendapatan ataupun
kekurangan konsumsi. Pendekatan SLA menempatkan masyarakat sebagai pusat
analisis rumah tangga dan menyediakan kerangka kerja holistik untuk menilai
aset dan sumberdaya rumah tangga. SLA adalah alat yang mengacu pada
gagasan multidimensi kemiskinan dan menyediakan dasar analitis untuk
memahami dampak dari berbagai jenis lembaga pada akses ke aset mata
pencaharian dan kemampuan rumah tangga dalam menangani kemiskinan.
Pendekatan ini lingkupnya jauh lebih luas dan menggabungkan isu-isu yang
harus dilakukan dengan hak sosial dan sumber daya kelembagaan dan dukungan
manusia.
2. Rumusan Masalah
Pertanyaan penelitian yang diajukan penulis adalah strategi apa yang dapat
dilakukan perempuan kepala rumah tangga dalam mengatasi kemiskinan kota
serta apa dampak yang terjadi dari perbedaan tipe aset dan lembaga pada
kesejahteraan perempuan kepala rumah tangga di Mekelle?
3. Tujuan Penelitian
a. Untuk menghasilkan sebuah studi komprehensif antara mata pencaharian
dan Coping Strategi dari para FHHs di Mekelle;
b. Untuk mengidentifikasi aset penghidupan yang paling penting dan
lembaga untuk FHHs dalam mengatasi kemiskinan perkotaan;
c. Untuk memberikan indikasi pada penelitian lebih lanjut dan intervensi
kebijakan di bidang perempuan-kepemimpinan dan kemiskinan.
4. Kerangka Teori
Ada banyak alasan untuk menunjukkan bahwa urbanisasi yang cepat di
negara-negara miskin dibelit dengan masalah kemiskinan rumah tangga yang
kompleks. Harga tinggi untuk barang, komersialisasi layanan memenuhi
kebutuhan dasar, dan biaya tambahan karena bahaya lingkungan dan kesehatan
adalah fakta dasar kehidupan perkotaan. Jaringan kompleks lembaga sosial-
ekonomi dan politik formal dan informal dan konteks lingkungan di mana rumah
tangga hidup menentukan akses mereka ke sumber mata pencaharian. Namun,
sistem mata pencaharian mereka dan kerentanan terhadap guncangan dan
tekanan lebih lanjut terikat oleh struktur dan proses yang berlaku. Untuk
mengatasi kecenderungan negatif, mereka mengadopsi beragam strategi.
Rumah tangga yang dikepalai oleh perempuan tumbuh di negara-negara
berkembang, yang mewakili komponen pertumbuhan masyarakat. Rumah
tangga ini lebih mungkin menjadi korban dari penyakit sosial ekonomi perkotaan
karena fakta bahwa setiap aspek kehidupan mereka adalah platform yang
kurang beruntung karena mereka cenderung memiliki aset penghidupan dan
peluang yang terbatas. Literatur tentang kepemimpinan perempuan dan
kemiskinan telah difokuskan pada menggunakan pendapatan dan / atau ukuran
kemiskinan berbasis pengeluaran-untuk mengkategorikan rumah tangga miskin
dan tidak, yang tentu saja kehilangan subjektif penting serta dimensi aset non-
keuangan. Oleh karena itu, untuk membawa dimensi-dimensi yang hilang,
penting untuk mempelajari perempuan-kepemimpinan dan kemiskinan, masalah
ini layak untuk dipelajari berdasarkan SLA.
5. Metode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode
kuantitatif sangat membantu dalam generalisasi temuan dan hasil penelitian.
Tapi, metode kualitatif memberikan pemahaman yang mendalam untuk lebih
menjelaskan dan membandingkan kehidupan rumah tangga. Namun pada
metode kualitatif cukup sulit untuk memahami dinamika mata pencaharian
sehingga menggunakan informasi kuantitatif. Selain itu, penggunaan gabungan
informasi kuantitatif dan kualitatif adalah menguntungkan dalam memberikan
analisis yang lebih baik dan interpretasi dari temuan penelitian.
Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat bantu pengambilan data
sehingga dibutuhkan sampling terhadap penduduk di kota Mekelle. Terdapat 3
sub pelayanan kota yakni Mekelle Utara, Mekelle Selatan dan Quiha. Masing-
masing sub masih terbagi lagi dalam 10 daerah administratif yang dinamakan
Tabia (seperti kelurahan di Indonesia) sehingga didapatkan populasi yang terdiri
30 kepala rumah tangga perempuan dan 30 rumah tangga yang dikepalai laki-
laki, total 60 rumah tangga. Ukuran sampel dari kedua kategori proporsional dan
pengambilan sampel dilakukan dari daftar rumah tangga yang diperoleh di setiap
kantor Tabia. Untuk kuesioner institusi, teknik purposive pemilihan sampel
diterapkan. 20 FHHs mampu membaca dan menulis diidentifikasi dari kuesioner
rumah tangga setelah survei pertama.
Pengolahan data kuantitatif dan analisis temuan penelitian dilakukan dengan
menggunakan SPSS. Tabel frekuensi sederhana dan grafik yang digunakan untuk
menilai karakteristik sosial ekonomi rumah tangga. Tabulasi silang untuk
merencanakan hasil selama lebih dari satu variabel juga digunakan. Selain itu,
uji chisquare Pearson, sebuah instrumen uji statistik, digunakan untuk
membandingkan perbedaan indikator sosial ekonomi dan aset penghidupan
antara dua kelompok rumah tangga.
6. Hasil dan Pembahasan
Populasi kota Mekelle telah dua kali lipat dalam dekade dari tahun 1994 -
2004. Rumah-rumah kota 55% rumah tangga miskin. Kemiskinan ini
memanifestasikan dirinya dalam bentuk yang berbeda: pendapatan miskin,
tingginya tingkat pengangguran, infrastruktur sosial dan fisik tidak cukup, dan
kualitas buruk perumahan, semua fitur penting dari kualitas hidup yang buruk
dari penduduk. Sekitar 45% dari total rumah tangga di kota ini adalah FH,
mayoritas di kategori miskin (MCA 2005).
Penulis memberikan rekomendasi yang seharusnya didapatkan oleh para
perempuan yang menjadi orang tua tunggal. FHHs sangat membutuhkan
intervensi terpadu dalam banyak hal. Investasi dalam infrastruktur sosial dan
ekonomi tampaknya menjadi dua intervensi yang paling dibutuhkan. 2 hal ini
membantu untuk meningkatkan modal manusia dan produktivitas tenaga kerja,
membangun aset lain dan mematahkan rantai kemiskinan antar generasi. Selain
itu juga dapat membantu FHHs dalam menciptakan kesempatan kerja bagi FHHs
yang kurang berkualitas. Peningkatan kualitas dengan adanya pelatihan dan
pemberian kredit untuk memberdayakan FH yang berada di sektor informal serta
merancang kebijakan yang ketat untuk kesetaraan dalam rangka menghilangkan
ketidaksetaraan pada perempuan.
7. Kesimpulan
Sampel FHHs ditemukan dalam posisi kurang beruntung jika dibandingkan
dengan MHHs aset tertentu, terutama modal keuangan, modal manusia yang
berkualitas, modal fisik terutama kualitas perumahan, dan akses ke organisasi
sosial. Namun, mereka lebih baik diberkahi dengan energi mental, modal politik,
dan modal sosial horisontal bermanfaat untuk diversifikasi sumber mata
pencaharian dibandingkan dengan rekan-rekan MH.
Rumah tangga secara mendalam menyebarkan berbagai mekanisme Coping
untuk mempertahankan mata pencaharian mereka. Sebaliknya, karena
keterbatasan dalam basis aset dan struktur yang berproses dan berubah,
mereka masih jauh dari mencapai hasil mata pencaharian yang berkelanjutan. Ini
panggilan untuk intervensi terpadu yang bertujuan untuk membangun aset
mereka dan meningkatkan mata pencaharian mereka untuk mengurangi
kerentanan.

Resume oleh : Merisa Kurniasari


Alur : Perumahan dan Pemukiman
NRP : 3216201006

Anda mungkin juga menyukai