Anda di halaman 1dari 20

PENDAHULUAN

Kita semua mengetahui bahwa mahluk hidup (organisme) di sekitar kita memiliki ciri-ciri
tertentu, yang membedakan dengan benda tak hidup. Ciri-ciri mahluk hidup antara lain,
bernafas (respirasi), bergerak, berkembangbiak (reproduksi), tumbuh, memerlukan
makanan, penyesuaian (adaptasi), ekskresi, dan peka terhadap rangsangan (iritabilita).
Mahluk hidup yang ada disekitar kita adalah berbagai jenis hewan, tumbuhan dan
mikroorganisme. Mahluk hidup yang ada disekitar kita dan sangat beraneka ragam
disebut komponen biotik.
Disekitar kita juga terdapat mahluk tak hidup atau benda mati yang disebut komponen
abiotik. Contoh komponen abiotik diantaranya air, tanah, udara, suhu, cahaya matahari,
dan kelembapan udara. Komponen biotik dan komponen abiotik saling mempengaruhi
dan ketergantungan satu sama lain.

A. GEJALA ALAM ABIOTIK


GEJALA ALAM ABIOTIK
Adalah gejala yang dialami oleh komponen abiotik.
Contoh gejala alam abiotik antara lain: rotasi bumi dan peristiwa siang &malam, pelangi,
tsunami, gempa bumi dsb.
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena
adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan
udara tinggi ke bertekanan udara rendah.

Faktor-faktor terjadinya angin


1. Gradien barometris : Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari
2isobar yang jaraknya 111 km. Makin besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan
angin.

2. Letak tempat : Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari
garis khatulistiwa.

3. Tinggi tempat : Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal
ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di permukaan
bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya gesekan
yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan ini semakin kecil.

4. Waktu : Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari
Anemometer, alat pengukur kecepatan angin

Jenis-jenis angin Periodik


1. Angin laut & Angin darat
Angin laut (bahasa Inggris: sea breeze) adalah angin yang bertiup dari arahlaut ke
arah darat yang umumnya terjadi pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan pukul
16.00 di daerah pesisir pantai. Laut lebih lambat memanas daripada daratan. Dan suhu
daratan meningkat dengan cepat pada siang hari, sehingga tekanan udara di atas
daratan menjadi lebih rendah karena panas, sedangkan tekanan udara di lautan
cenderung masih lebih tinggi karena lebih dingin. Akibatnya angin akan mengalir dari
laut ke darat.
Angin darat (bahasa Inggris: land breeze) adalah angin yang bertiup dari arah
darat ke arah laut yang umumnya terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai
dengan jam 06.00 di daerah pesisir pantai. Daratan lebih cepat dingin daripada lautan.
Akibatnya perbedaan suhu yang menyebabkan terjadinya angin laut lambat laun hilang
dan sebaliknya muncul perbedaan tekanan yang berlawanan karena tekanan udara di
atas lautan yang lebih panas itu menjadi lebih rendah daripada daratan, sehingga
terjadilah angin darat. Akibatnya angin akan mengalir dari darat ke laut.
Gambaran Angin Laut dan Angin Darat

A.Angin laut
B. Angin darat
2. Angin gunung dan angin lembah

Angin lembah adalah angin yang bertiup dari


arahlembah ke arah puncak gunung yang biasa terjadi pada siang hari.
Angin gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah gunung
yang terjadi pada malam hari.
3. Angin lokal

Angin Fohn/anginjatuh adalah angin yang terjadi seusaihujan Orografis. angin yang
bertiup pada suatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang berbeda. Angin
Fohn terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik pegunungan yang tingginya
lebih dari 200 meter di satu sisi lalu turun di sisi lain. Angin Fohn yang jatuh dari puncak
gunung bersifat panas dan kering, karena uap air sudah dibuang pada saat hujan
Orografis. Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan korban.
Tanaman yang terkena angin ini bisa mati dan manusia yang terkena angin ini bisa turun
daya tahan tubuhnya terhadap serangan penyakit.

4. Angin muson
Angin Munsoon, Moonsun, muson adalah angin yang berhembus secara periodik
(minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan
berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Biasanya
pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun
berikutnya bertiup angin laut yang basah.
Angin muson barat
Angin Muson Baratadalah angin yang mengalir dari Benua Asia (musim dingin) ke
Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan yang banyak di Indonesia
bagian Barat, hal ini disebabkan karena angin melewati tempat yang luas, seperti
perairan dan samudra. Contoh perairan dan samudra yang dilewati adalah Laut China
Selatan danSamudra Hindia. Angin Musim Barat menyebabkan Indonesia
mengalami musimhujan.Angin ini terjadi pada bulan Desember, januari dan Februari, dan
maksimal pada bulan Januari dengan kecepatan minimum 3 m/s.

Angin muson timur


Angin Muson Timuradalah angin yang mengalir dari Benua Australia (musim
dingin) ke Benua Asia (musim panas) sedikit curah hujan (kemarau) di Indonesia bagian
Timur karena angin melewati celah- celah sempit dan berbagai gurun (Gibson, Australia
Besar, dan Victoria). Ini yang menyebabkan Indonesia mengalami musim kemarau.
Terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus, dan maksimal pada bulan Juli.

Angin siklon
Angin siklon adalah angin yang gerakannya berputar ke dalam, mengelilingi
daerah tekanan minimum.
Arah pergerakannya adalah sebagai berikut:
Di belahan bumi utara perputarannya berlawanan dengan arah perputaran jarum jam.
Di belahan bumi selatan sesuai dengan arah putaran jarum jam.

Angin anti siklon

Angin anti siklon adalah angin yang


gerakannya berputar ke luar, dengan tekanan maksimum di pusatnya.
Arah pergerakannya adalah sebagai berikut:
Di belahan bumi utara, putarannya searah dengan jarum jam.
Di belahan bumi selatan, putarannya berlawanan dengan arah jarum jam.

HUJAN
A. Pengertian Hujan
Dua pertiga dari bumi kita ini mengandung air dan sisanya adalah daratan. Air itu
tersimpan dalam banyak wadah aeperti samudra,lautan,sungai dan danau. Air yang
terdapat dalam wadah tersebut akan mengalami penguapan atau evaporasi. Proses
penguapan air dari tumbuh-tumbuhan disebut tranpirasi. Kemudian uap air tersebut
akan mengalami proses kondensasi atau pemadatan yang akhirnya menjadi awan. Awan
awan itu akan bergerak ketempat yang berbeda tergantung dari hembusan angin baik
secara vertical maupun horizontal.gerakan angin vertical menyebabkan gumpalan awan
semakin membesar dan bertindih-tindih sehingga gumpalan awan berhasil mencapai
atmosfir yang bersuhu dingin. Di sinilah terbentuknya butiran-butiran air dan es. Lama
kelamaan angin tidak dapat menopang beratnya awan dan akhirnya awan yang berisi air
akan turun menjadi hujan.

Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri
dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan
kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak
semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh
melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagai virga. Hujan memainkan peranan
penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut menguap, berubah menjadi awan,
terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke
laut melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula.
Jumlah air hujan diukur menggunakan pengukur hujan atau ombrometer. Ia dinyatakan
sebagai kedalaman air yang terkumpul pada permukaan datar, dan diukur kurang lebih
0.25mm. Satuan curah hujan menurut SI adalah milimeter, yang merupakan
penyingkatan dari liter per meter persegi Air hujan sering digambarkan sebagai
berbentuk "lonjong", lebar di bawah dan menciut di atas, tetapi ini tidaklah tepat. Air
hujan kecil hampir bulat. Air hujan yang besar menjadi semakin leper, seperti roti
hamburger; air hujan yang lebih besar berbentuk payung terjun. Air hujan yang besar
jatuh lebih cepat berbanding air hujan yang lebih kecil.
B. Jenis Hujan
Berdasarkan terjadinya, hujan dibedakan menjadi:

a) Berdasarkan terjadinya, hujan dibedakan menjadi:

Hujan Siklon, yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang naik disertai
dengan angin berputar

Hujan Zenithal, yaitu hujan yang sering terjadi didaerah sekitar ekuator,akibat
pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Kemudian angin
tersebut naik dan membentuk gumpalan gumpalan awan disekitar ekuator yang
berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.

Hujan Orografis, yaitu hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap
air yang bergerak horisontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan,suhu
menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi.terjadilah hujan disekitar pegunungan

Hujan Frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila massa udara yang dingin
bertemu dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua
massa itu disebut bidang front. Karena lebih berat massa udara dingin lebih
berada di bawah. Disekitar bidang front inilah sering terjadi hujan lebat yang
disebut hujan frontal.

Hujan Muson, yaitu hujan yang terjadi karena angin musim (angin
muson).Penyebab terjadinya angin muson adalah karena adanya pergerakan semu
tahunan Matahari antara garis Balik Utara dan Garis balik Selatan. Di Indonesia,
secara teoritis hujan muson terjadi bulan Oktober sampai April. Sementara di
kawasan Asia Tenggara terjadi bulan Mei sampai Agustus
b) Berdasarkan ukuran butirannya, jenis hujan dibedakan menjadi:
Hujan gerimis / drizzle, diameter butirannya kurang dari 0,5 mm
Hujan salju, terdiri dari kristal-kristal es yang suhunya berada dibawah 0 Celsius
Hujan batu es, curahan batu es yang turun dalam cuaca panas dari awan yang
suhunya dibawah 0 Celsius.
Hujan deras / rain, curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas 0
Celsius dengan diameter 7 mm.
c) Jenis-jenis hujan berdasarkan besarnya curah hujan (definisi BMKG)
Hujan sedang, 20 - 50 mm per hari
Hujan lebat, 50-100 mm per hari
Hujan sangat lebat, di atas 100 mm per hari.

Hujan buatan Adalah usaha manusia untuk meningkatkan curah hujan yang turun secara
alami dengan mengubah proses fisika yang terjadi di dalam awan. Proses fisika yang
dapat diubah meliputi proses tumbukan dan penggabungan (collision dan coalescense),
proses pembentukan es (ice nucleation). Perlakuan ini dinamakan hujan buatan (rain
making) atau sering pula dinamakan penyemaian awan (

GEMPA BUMI
Pernahkah kamu merasakan Gempa? Ketika gempa bumi terjadi, tiba-tiba kepala terasa
pusing dan seolah-olah berputar. Mengapa hal tersebut terjadi dan apa sih sebenarnya
gempa bumi itu? Gempa Bumi adalah getaran(goncangan) yang terjadi karena
pergeseran (bergesernya) lapisan batu bumi yang berasal dari dasar atau bawah
permukaan bumi dan juga bisa dikarenakan adanya letusan gunung berapi. Gempa bumi
sering terjadi di daerah yang berada dekat dengan gunung berapi dan juga di daerah
yang dikelilingi lautan lu
A. STRUKTUR BAGIAN BUMI DAN LEMPENG BUMI
1. Struktur dan Bagian Bumi
Secara umum susunan bagian dalam bumi dibagi menjadi tiga bagian,dari permukaan
hingga lapisan terdalam dalam bumi,yaitu:

A. Kerak Bumi
Kerak bumi adalah lapisan terluar Bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak
samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km,kerak
pembentuk samudra disebut sima (silikon-magnesium)sedangkan kerak benua
mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km, kerak pembentuknya disebut sial(silikon-
almunium).
Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak bumi adalah: Oksigen(O2)(46,6%),Silikon(Si)
(27,7%),Aluminium(Al)(8,1%),Besi(Fe)(5,0%),Kalsium(Ca) (2,6%),Magnesium(Mg)(2,1%).
Kerak bumi dan sebagian mantel bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan
total kurang lebih 80 km.

B. Mantel Bumi
Berada dekat permukaan merupakan lapisan batuan padat (Lapisan kerak). Dan mantel
bagian atas disebut dengan Litosfer (litos=batu, fer=lapisan) yang tebalnya kira-kira 100
km. Sedangkan astenosfer merupakan bagian dari mantel yang letaknya tepat dibawah
litosfer,tebalnya kira-kira 100 km dan terdiri atas batuan lembek. Suhu didaerah mantel
sering disebut daerah plastik. Maka seolah-olah litosfer ini mengapung diatas
astenosfer. Akibatnya lapisan litosfer ini retak-retak sehingga ada yang saling meregang
(divergen) dan saling menekan (konvergensi). Mantel bumi mempunyai ketebalan 2900
km.Massa jenis rata-rata mantel adalah 4,5 g/cm3,dengan massa jenis sebesar ini,
diperkirakan bahwa komposisi zat penyusun mantel berupa batuan yang mengandung
silikat dan magnesium.

C. Inti Bumi
Bagian luar terdiri atas besi dan nikel yang diperkirakan berbentuk cair. Suhu pada
lapisan inti luar(outer core) ini mencapai 5.500oC dengan ketebalan 2255 km. Lapisan
yang paling dalam dinamakan inti dalam(inner core) yang padat dan diperkirakan terdiri
atas besi, nikel dan zat-zat padat lainnya. Suhu pada inti dalam ini diatas 6.000oC
dengan ketebalan 1200 km

2. Lempeng Bumi dan Akibat pergerakannya


Permukaan bumi atau bagian bumi litosfer, terpecah-pecah menjadi beberapa kepingan
besar yang saling bertautan satu sama lain yang disebut dengan lempeng. Dinamakan
lempeng karena bagian litosfer itu mempunyai ukuran yang yang besar dikedua dimensi
horisontal (panjang dan lebar), tetapi berukuran kecil pada arah vertikal. Lempeng-
lempeng itu masing-masing mempunyai gerak pergeseran mendatar. Lapisan litosfer
yang bersifat dingin dan kaku berada diatas lapisan astenosfer yang panas dan bisa
mengalami perubahan bentuk. Sehingga lapisan litosfer ini seolah-olah hanyut diatas
astenosfer yang menyebabkan gerakan saling meregang dan saling menekan.
Akibat arah pergeseran yang tidak sama, terjadi tiga jenis batas pertemuan antara
lempeng-lempeng tersebut, yaitu:
1. Dua lempeng saling menjauh (divergent-junctions),terdapat fenomena

Peregangan lempeng yang disertai pertumbuhan kedua tepi lempeng tersebut

Pertumbuhan tanggul dasar samudera (mid ocean vidge) disepanjang tempat


perenggangan lempeng-lempeng tersebut

Aktivitas vulkanisme laut dalam yang menghasilkan lava basa berstruktur bantal
dan dinamakan lava bantal serta hamparan leleran lava yang encer

Aktivitas gempa

2.Didaerah dua lempeng saling bertumbukan (subduction zones), terjadi beberapa


fenomena,yaitu:
Lempeng dasar samudera menunjam kebawah lempeng benua
Terbentuk palung laut ditempat tumbukan itu
Pembengkakan tepi lempeng benua yang merupakan deretan pegunungan
Terdapat aktivitas vulkanisme,intrusi dan ekstrubsi
Merupakan daerah hiposentra gempa dangkal dan dalam
Penghancuran lempeng akibat pergesekan gempa
Timbunan sedimen campuran

3.Didaerah lempeng saling berpapasan /pergeseran mendatar


Terdapat aktivitas vulkanisme yang lemah disertai gempa yang tidak kuat. Gejala
pergeseran itu tampak pada tanggul dasar samudra yang tidak berkesinambungan
melainkan terputus-putus.

B. Pengertian Gempa
Gempa adalah gerakan kulit bumi yang diakibatkan oleh pergeseran lapisan kulit bumi
atau akibat aktivitas vulkanik gunung berapi. Ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang gempa bumi disebut seismologi.

C.Istilah-istilah dalam Gempa


1. Hiposentrum, adalah sumber gempa di dalam lapisan Bumi. Dari hiposentrum,
gelombang gempa menjalar kesegala arah. Ada dua bentuk hiposentrum, yaitu

Hiposentrum berbentuk garis,jika penyebabnya patahan kerak Bumi

Hiposentrum berbentuk titik,jika penyebabnya letusan gunung berapi atau tanah


longsor

2. Episentrum, adalah titik atau garis di permukaan bumi yang tepat tegak lurus diatas
hiposentrum. Disekitar episentrum inilah kerusakan terparah akibat gempa bumi terjadi.
Dari episentrum, getaran permukaan menjalar secara horizontal ke segala arah.

3. Homoseista, adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat dipermukaan bumi


yang dilalui gempa pada waktu yang sama. Umumnya, homoseista berbentuk lingkaran
atau elips.

4. Isoseista, adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat dipermukaan bumi yang


dilalui oleh gempa yang intensitasnya sama, sehingga tempat-tempat tersebut
mengalami kerusakaan yang sama. Isoseista biasanya berbentuk lingkaran atau elips di
sekitar episentrum.

5. Makroseisma, adalah daerah-daerah disekitar episentrum yang mengalami kerusakan


terhebat akibat gempa bumi
6. Pleistoseista, adalah garis pada peta gempa yang mengelilingi makroseisma. Isoseista
yang pertama merupakan pleistoseista\

D. Gelombang Gempa
Pada dasarnya ada tiga macam gelombang gempa, seperti yang disampaikan M.
Hajianto dalam artikelnya tanggal 9 Januari 2005. Tiga macam gelombang gempa yaitu:

1. Gelombang longitudinal (Gelombang P),Gelombang longitudinal adalah gelombang


gempa yang merambat dari sumber ke segala arah dengan kecepatan 7 14 km per
detik. Gelombang jenis ini merupakan gelombang yang pertama kali tercatat oleh
seismograf dan yang pertama kali dirasakan oleh orang didaerah gempa

2. Gelombang transversal (gelombang S),Gelombang transversal adalah gelombang


gempa yang merambat dari sumber ke segala arah dengan kecepatan 4 7 km per
detik

3. Gelombang Panjang (Gelombang L),Gelombang panjang adalah gelombang gempa


yang merambat dari sumber ke segala arah dengan kecepatan 3,5 3,9 km per detik.
Gelombang panjang disebut sebagai gelombang permukaan. Karena merambat di
permukaan maka kerusakan yang ditimbulkan akibat gelombang jenis ini adalah yang
paling banyak.

E. Macam-macam Gempa.
Berdasarkan penyebabnya ada empat macam gempa, yaitu :

1. Gempa tektonik.
Gempa tektonik disebabkan oleh adanya gerak tektonik berupa pat ahan atau retakan.
Gempa tektonik merupakan gempa terkuat dan mencakup daerah yang luas.Proses
terjadinya gempa tektonik adalah: Sesar/patahan aktif bergerak sedikit demi sedikit
kearah yang berlawanan, pada tahap ini terjadi akumulasi energi elastis. Akumulasi
energi semakin lama semakin besar mengakibatkan terjadinya deformasi sesar. Tahap
selanjutnya energi dilepaskan secara tiba-tiba sehingga menimbulkan gempa bumi
tektonik.
Setelah gempa terjadi sesar kembali mencapai titik keseimbangnanya. Peristiwa ini
menyebabkan pelepasan energi yang diakibatkan pelepasan energi stress secara
mendadak.Terjadi gempa tektonik yang merupakan pelepasan energi secara mendadak
di dalam batuan sepanjang patahan.Sesar yang terkenal di indonesia membujur di
sepanjang bukit barisan,Sumatera.

1. Lempeng India-Australia bergerak 7 cm/tahun ke arah utara, masuk ke dalam


kerak bumi hingga mendorong ujung lempeng Burma ke bawah. Dorongan itu
menghasilkan pergeseran pada titik pertemuan antarlempeng, yang disebut "zona
dorongan"

2. Lempeng Burma melepaskan tekanan yang didapatnya dari lempeng India


menyebabkan gempa berkekuatan besar.

3. Lempeng India-Australia bergerak ke utara, masuk ke dalam kerak bumi hingga


mendorong ujung lempeng Sunda ke bawah. Dorongan menghasilkan pergeseran
pada titik pertemuan antarlempeng, yang disebut "zona dorongan"

4. Lempeng Sunda melepaskan tekanan yang didapatnya dari lempeng India


menyebabkan gempa berkekuatan besar.

2. Gempa Vulkanik.
Gempa vulkanik adalah gempa yang disebabkan oleh adanya aktivitas vulkanik gunung
berapi.Gempa yang terjadi akibat gerakan magma di dalam perut bumi yang mendesak
keatas untuk keluar. Gerakan tersebut mengakibatkan getaran yang dapat dirasakan
dalam beberapa jam bahkan beberapa hari. Gempa vulkanik dapat terjadi sebelum
ataupun sesudah gunung api meletus. Gempa vulkanik merupakan salah satu tanda
gunung berapi akan meletus. Gempa vulkanik terjadi pada daerah yang letaknya
berdekatan dengan gunung berapi saja.Gempa ini tidak sehebat gempa tektonik,baik
dalam kekuatan maupun luas daerah yang dipengaruhinya. Sejarah mencatat, di
Indonesia pernah terjadi letusan gunung berapi yang sangat dahsyat pada tahun 1883
yaitu meletusnya Gunung Krakatau yang berada di Jawa barat. Letusan ini menyebabkan
goncangan dan bunyi yang terdengar sampai sejauh 5000 Km. Letusan tersebut juga
menyebabkan adanya gelombang pasang "Tsunami" setinggi 36 meter dilautan dan
letusan ini memakan korban jiwa sekitar 36.000 orang
.
3. Gempa geseran atu gempa runtuhan.
Gempa runtuhan adalah gempa yang terjadi akibat runtuhnya atap gua yang terdapat
dalam litosfer, seperti gua kapur atau terowongan pertambangan.
Lereng gunung dan pantai yang curam juga memiliki energi potensial yang cukup untuk
runtuh.Runtuhnya dinding gua pada terowongan tambang yang terdapat di bawah tanah
dapat menimbulkan getaran di daerah tersebut

4. Gempa tumbukan.
Selain bumi dalam tata surya masih terdapat benda langit lainnya yang bergerak
mengelilingi orbit bumi misalnya meteor. Meteor seringkali mencapai atmosfer bumi.
Beberapa meteor bahkan jatuh ke permukaan bumi. Meteor yang jatuh ke permukaan
bumi menimbulkan getaran. Namun peristiwa ini jarang terjadi.

5. Gempa buatan
Suatu percobaan peledakan nuklir bawah tanah atau laut dapat menimbulkan getaran
bumi yang dapat tercatat oleh seismograf seluruh permukaan bumi tergantung dengan
kekuatan ledakan,sedangkan ledakan dinamit di bawah permukaan bumi juga dapat
menimbulkan getaran namun efek getarannya sangat lokal.
Berdasarkan bentuk episentrumnya, gempa dibedakan menjadi

Gempa sentral, adalah gempa yang memiliki episentrum berbentuk titik.(jika


penyebabnya letusan gunung berapi atau tanah longsor)

Gempa linier adalah gempa yang episentrumnya berbentuk garis. (jika


penyebabnya patahan kerak bumi)

Berdasarkan kedalaman hiposentrumnya, gempa dibedakan menjadi :

Gempa bumi dalam: adalah gempa yang terjadi dengan kedalaman hiposentrum
lebih dari 300 km.

Gempa bumi intermedier (menengah): adalah gempa yang terjadi dengan


kedalaman hiposentrum antara 100 -300 km.

Gempa bumi dangkal: adalah gempa yang terjadi dengan hiposentrum kurang dari
100 km.

Berdasarkan jarak episentrumnya, gempa dibedakan menjadi :

Gempa lokal (setempat) adalah gempa yang berjarak kurang dari 10.000 km dari
episentrum.

Gempa jauh adalah gempa yang berjarak sekitar 10.000 km dari episentrum.

Gempa sangat jauh adalah gempa yang berjarak lebih dari 10.000 km dari
episentrum.

Berdasarkan letak episentrumnya, gempa dibedakan menjadi :


1. Gempa laut adalah gempa yang episentrumnya terletak dilaut.

2. Gempa darat adalah gempa yang letak episentrumnya terletak di darat.

F. Pencatatan Gempa.
Alat yang bisa dipakai untuk mengetahui gempa dan menentukan sumber gempa antara
lain :
a) Seismograf
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa. Seismograf
menghasilkan seismogram, yaitu rekaman gerakan gempa berupa grafik aktivitas gempa
terhadap fungsi waktu. Seismograf ada 2 macam, yaitu :

Seismograf horizontal, teriri atas sebuah massa stasioner (masa yang diam) yang
digantung pada sebuah tiang.

Seismograf vertikal
b) Magnitudo Gempa
Skala besarnya gempa pada sumbernya dinyatakan dengan magnitudo gempa.
c) Intensitas gempa
Selain magnitudo gempa, untuk mengukur getaran gempa dinyatakan dengan intensitas
gempa.
d) Pengukuran gempa
Aktivitas gempa dan peristiwa yang menyertainya dapat diukur dengan pengukuran
berikut.

Seismometer, mengukur getaran bumi/gempa

Scintilation Counter, mengukur adanya gas radon yang aktif

Tiltmeter,mengukur pengangkatan atau penurunan permukaan bumi

dMagnetometer, mengukur perubahan medan magnet bumi

Creep meter,mengukur gerak horizontal dan patahan

Gravimeter,mengukur gya berat bumi

Skala gempa.
Skala yang sering digunakan dalam pencatatan gempa bumi antara lain:
Skala Richter (Richter magnitudo)
Skala Richter dikemukakan oleh Charles Richter sekitar tahun 1930. Dalam skala Richter
perhitungan besar gempa diukur berdasarkan besarnya energi yang dilepaskan di pusat
gempa bumi. Berdasarkan skala Richter, besarnya gempa dibagi menjadi:

0 < 5 Skala Richter = kecil


5 6,4 Skala Richter = sedang
6,4 7,4 Skala Richter = besar
Lebih dari 7,4 Skala Richter = sangat besar
Skala Modified Mercalli.
Skala Mercalli ditemukan oleh seorang ahli gunung berapi berbangsa Italia bernama
Giuseppe Mercalli pada tahun 1902. Intensitas adalah ukuran kerusakan akibat gempa
bumi berdasarkan pengamatan visual terhadap tempat tertentu sedangkan magnitude
berdasarkan pengamatan instrument menggunakan seismograph. Jadi intensitas bukan
merupakan besaran energi, tetapi menggambarkan secara langsung kekuatan gempa
dan pngaruhnya di permukaan.
F. Gempa susulan
Gempa susulan atau aftershock merupakan proses stabilisasi ke keseimbangan yang
baru setelah pelepasan energi pada waktu gempa.
G. Gempa bumi di dunia dan indonesia
Jalur gempa didunia terbagi menjadi tiga yaitu:
Jalur Circum pasifik, pada jalur Circum Pasifik sering terjadi gempa dalam dan
dangkal. Jalur ini dari Cardilles de Los Andres (chili,equador,Karibia)
AmerikaTengah, Meksiko, Jepang, Taiwan, Philipina, Sulawesi, Irian dan berakhir di
New Zealand

Jalur Trans Asiatik/jalur mediteran, pada jalur ini sering terjadi gempa besar. Jalur
ini dimulai dari mediteran (maroko, Portugal, Italia, Balkan, Rumania), Turki, Irak,
Iran, Himalaya, Indonesia (Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara dan Laut Banda) dan
akhirnya bertemu dengan jalur sirkum Pasifik di daerah Maluku

Jalur Mir. Atlantik, Jalur ini mengikuti Mid. Atlantik Rodge yaitu Spitbergen, Iceland
dan Atlantik Selatan
Sebanyak 80% dari gempa di dunia terjadi di sirlum Pasifik yang juga merupakan jalur
vulkanik, 15% gempa terjadi di jalur Mediteran dan sisanya 5% tersebar di Mid. Atlantik
dan tenpat-tempat lainnya.
Indonesia sering mengalami gempa bumi, disebabkan Indonesia terletak pada cincin Api
Pasifik (Ring of Fire) yaitu daerah yang sering dilanda gempa dan letusan gunung berapi
yang berada di sekeliling cekungan Samudra Pasifik. Cincin api pasifik memilki bentuk
seperti tapal kuda yang dibentuk oleh daratan dan lautan yang berurutan dari arah barat
daya atau berlawanan arah dengan arah putaran jarum jam sepanjang 40.000 km.
Selain posisi Indonesia yang terletak dalam wilayah ring of fire, Indonesia menjadi
daerah rawan gempa juga dikarenakan Kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan
tiga lempeng tektonik dunia, yaitu :

Lempeng Indo-Australia

Lempeng Eurasia

Lempang Pasifik
Daerah di Indonesia yang rawan gempa bumi dikelompokkan ke dalam 25 wilayah,
yaitu :

1. Nangroe Aceh Darusalam 13. Kepulauan Aru

2. Sumatra Utara Simeuleu 14. Sulawesi Selatan

3. Sumatra Barat Jambi 15. Sulawesi Tenggara

4. Bengkulu 16. Sulawesi Tengah

5. Lampung 17. Sulawesi Utara

6. Banten Pandeglang 18. Sangihe Talaud

7. JawaBarat Bantar Kawung 19. Maluku Utara

8. DI Yogyakarta 20. Maluku Selatan

9. Lasem 21. Kepala Burung Papua Utara

10.Jawa Timur Bali 22. Jayapura

11.Nusa Tenggara Barat 23. Nabire

12.Nusa Tenggara Timur 24. Wamena

13.Kalimantan Timur

H. ANTISIPASI GEMPA BUMI


BMG memberikan petunjuk tentang langkah antisipasi yang harus dilakukan dalam
menghadapi gempa bumi yang dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Langkah sebelum terjadi gempa :

1. Memastikan bahwa letak dan struktur rumah tempat tingaman dari bahaya yang
ditimbulkan oleh gempa bumi.

2. Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan tempat tinggal.

3. Belajar melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan.

4. Belajar menggunakan peralatan pemadam kebakaran.

5. Mencatat nomor telepon penting yang dapat dihubungi saat terjadi gempa bumi.

6. Mengatur tata letak benda dan perabot di dalam rumah.

2. Langkah antisipasi pada saat terjadi gempa :


Jika berada dalam ruangan :

1. Lindungi kepala dari reruntuhan bangunan.

2. Mencari tempat yang aman dari reruntuhan bangunan.

3. Jika masih ada kesempatan, berlari keluar ruangan.

4. cJika berada di luar ruangan :

5. Hindari bangunan atau tiang listrik/pohon.

6. Berdiri menjauh dari rekahan tanah.

7. Jika sedang mengendarai kendaraan, segera matikan mesin dan keluar dari
kendaraan.
3. Langkah antisipasi sesudah terjadi gempa :

1. Periksa lingkungan sekitar anda.

2. Jangan masuk ke dalam bangunan, karena mungkin terjadi reruntuhan.

3. Jangan berjalan-jalan atau berkeliling ke daerah gempa.

4. Selalu mengikuti perkembangan informasi tentang gempa yang terjadi dan gempa
susulan yang mungkin terjadi.
PREDIKSI GEMPA BUMI
Gempa bumi yang datang dengan tiba-tiba tidak dapat kita hindari. Selain langkah
antisipasi, sekarang ini telah dapat dilakukan prediksi terjadinya gempa. Prediksi
terjadinya gempa bumi dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

1. Prediksi Tradisional
Seorang ilmuwan India, Varahamihira (505 - 587) dalam bab 32 dari karyanya Brihat
Samhita membahas beberapa tanda-tanda peringantan akan adanya gempa bumi,
misalnya: kelakuan binatang-binantang yang tidak seperti biasanya, pengaruh astrologi,
pergerakan bawah air tanah dan formasi awan yang aneh, yang muncul seminggu
sebelum terjadinya gempa bumi.
Sejak tahun 1990 , seorang pensiunan ahli kimia di kalifornia , Zhonghao Shou , telah
membuat lusinan prakiraan gempa bumi berdasarkan pola-pola awan hasil pencitraan
oleh satelit . Tekanan dan gesekan dari tanah dapat menguapkan air jauh sebelum
gempa bumi terjadi, pendapat Shou, dan awan yang terbentuk akibat mekanisme ini
memiliki bentuk yang amat berbeda dengan awan-awan pada umumnya. Shou
mengungkapkan, dari 36 awan yang diteliti, 29 terbukti menjadi awal pertanda gempa.
Prediksinya yang paling terkenal adalah ketika dia mengamati awan berbentuk garis
memanjang dengan ekor mengarah ke Barat Laut. Sebagai teori alternatif, didukung oleh
para penganut model listrik Semesta (Electric Universe), menyatakan bahwa beberapa
gempa bumi kemungkinan memiliki karakteristik listrik, termasuk di dalamnya fenomena
aural , radio dan gangguan VLF (Very Low Frequency).
Cara yang dilakukan untuk memperkirakan terjadinya gempa dengan tanda-tanda dari
alam, meliputi :

Adanya goncangan-goncangan kecil terhadap bangunan sekitar

Binatang-binatang dan burung yang terlihat tidak tenang/gelisah atau


menunjukkan gejala-gejala yang tidak biasa terjadi.

Air sumur keruh dan mengeluarkan bau tidak enak.

Adanya awan gempa, awan gempa adalah awan yang diduga sebagai tanda akan
terjadinya gempa bumi. Awan aneh ini bentuknya memanjang seperti asap yang
ke luar dari pesawat. Dewasa ini sebagai prakiraan gempa bumi, umumnya para
ahli lebih mempercayai hasil dari alat-alat seismologi .
2. Prediksi dengan peralatan dan metode ilmiah.
Pengetahuan tentang zona seismik dan daerah berisiko gempa yang dipelajari lewat
studi dampak historis dan lempeng tektonik.
Melakukan pemantauan gempa bumi melalui stasiun pemantau gempa menggunakan
seismograf dan peralatan lainnya .Melakukan observasi ilmiah yang berhubungan
dengan aktivitas seismik. Memonitor tingkat seismik global.

Tsunami
A. Pengertian Tsunami

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Tsunami Diartikan sebagai gelombang laut
dahsyat (gelombang yang terjadi karena gempa bumi atau letusan gunung berapi
di dasar laut).

Secara harafiah, Tsunami berarti gelombang di pelabuhan. Istilah Tsunami berasal


dari bahasa Jepang yaitu Tsu yang berarti pelabuhan dan nami yang berarti
gelombang laut.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mendefinisikan Tsunami sebagai


rangkaian gelombang yang mampu menjalar dengan kecepatan mencapai 900 km
tiap jamnya, dan pada umumnya disebabkan oleh adanya gempa bumi yang
terjadi di dasar laut.
B. Gelombang Tsunami dan kecepatan gelombang Tsunami
Kecepatan gelombang Tsunami tergantung dari kedalaman laut. Gelombang Tsunami
merupakan rangkaian gelombang atau disebut juga kereta gelombang. Karena
merupakan rangkaian maka gelombang yang terjadi tidak hanya satu kali atau berupa
gelombang tunggal tetapi terjadi beberapa kali gelombang. Gelombang pertama
bukanlah gelombang yang menghancurkan karena sesudah gelombang pertama akan
disusul gelombang kedua dan seterusnya yang lebih besar kekuatannya. Sebuah
gelombang tsunami memiliki panjang gelombang mencapai 100 km dan dapat menyapu
selama satu jam nonstop.
C. Penyebab Tsunami
Tsunami dapat terjadi karena :
Gempa besar dengan kekuatan gempa > 6.3 SR

Lokasi pusat gempa di laut

Kedalaman dangkal < 40 Km

Terjadi deformasi vertical

Adanya gempa di bawah laut

Longsor di dasar laut

Letusan gunung berapi di dasar laut

Jatuhnya meteor (jarang terjadi)


Menurut BMG gempa bumi yang dapat menyebabkan terjadinya tsunami adalah gempa
bumi yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Gempa bumi yang memiliki pusat gempa (episentrum) berada di bawah


permukaan bumi.

2. Gempa yang terjadi merupakan gempa dangkal, yaitu gempa dengan pusat
gempa antara 0 30 km.

3. Gempa bumi dengan magnitudo lebih besar dari 6 skala Ritcher.

4. Terjadinya dislokasi vertikal atau sesar naik atau sesar turun.


D. Jenis-Jenis Gelombang Tsunami
Berdasarkan waktu terjadinya setelah gempa, tsunami dapat dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu :

Tsunami jarak dekat (lokal), terjadi 0 sampai 30 menit setelah terjadinya gempa.
Jarak episentrum sejauh 200 km.

Tsunami jarak menengah, terjadi 30 menit sampai 2 jam setelah terjadinya


gempa. Lokasinya berjarak 200 km sampai 1000 km dari episentrum.

Tsunami jarak jauh, terjadi lebih dari 2 jam setelah terjadinya gempa. Lokasinya
berjarak lebih dari 1000 km dari episentrum.
E. Tanda-Tanda Tsunami
Gejala alam yang muncul sebelum terjadi tsunami :

Terjadi gempa tektonik yang terasa dikawasan pantai.

Air laut di pantai tiba-tiba surut.


Jika dasar laut strukturnya berupa lereng, sebelum terjadi tsunami akan terdengar
bunyi ledakan seperti bom.

Jika dasar laut strukturnya landai, sebelum terjadi tsunami akan terdengar suara
seperti genderang.

Tercium bau garam yang terbawa oleh angin.

Udara yang terasa dingin.

F. Langkah Penyelamatan Menghadapi Tsunami

1. Jika berada di sekitar pantai dan merasakan adanya gempa bumi dan air laut surut
dengan tiba-tiba, segera lari ke tempat yang lebih tinggi.

2. Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal, jangan merapatkan kapal ke
pelabuhan atau pantai.

3. Hindari sungai yang dekat dengan laut.

4. Jika gelombang pertama telah surut jangan terburu-buru untuk kembali ke daerah
yang rendah.

5. Jika tsunami telah benar-benar reda, baru melakukan pertolongan kepada korban.
G. Antisipasi Gelombang Tsunami
Langkah-langkah antisipasi Tsunami :

1. Sistem peringatan dini, meliputi segala kegiatan yang berhubungan dengan :

Deteksi dini penyebab tsunami.

Kemungkinan terjadinya tsunami.

Prediksi penyebaran tsunami.

Penyampaian informasi tentang tsunami kepada masyarakat secara tepat dan


akurat.
2. Prosedur evakuasi, yang termasuk didalamnya adalah :

Pemberian informasi kepada masyarakat mengenai tanda-tanda terjadinya


tsunami.

Latihan evakuasi untuk menyelamatkan diri.

Simulasi dan perencanaan jalur evakuasi yang efisien.

Membuat bangunan khusus untuk menyelamatkan diri


3. Perlindungan pantai, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

Cara buatan, dengan membangunbatu-batu buatan pemecah gelombanng

Cara alami, dengan menggunakan hutan bakau sebagai peredam alami dari
tanaman pantai.
4. Perencanaan tata ruang pantai, meliputi kegiatan penetapan wilayah pemukiman dan
industri yang aman dari serangan gelombang.
Peristiwa tsunami di Indonesia dan daerah lainnya
Sejak 1990 di Indonesia sedikitnya terjadi 15 kali gelombang Tsunami. Pada 19 Agustus
1997 terjadi di Sumba dengan korban 189 orang, 12 Desember 1992 di Flores dengan
korban 2.100 orang dan 1994 di Banyuwangi dengan korban 209 orang, sepanjang
sejarah gempa Tsunami terbesar adalah pada tahun 1883 yang ditimbulkan meletusnya
Gunung Krakatau dengan korban jiwa 36.000 orang meninggal.
Di antara gelombang tsunami yang pernah tercatat selain di Indonesia adalah:

26 Desember 2004, gempa bumi paling kuat dalam masa 40 tahun telah
menimbulkan gelombang besar yang bergulir ribuan kilometer dan menghempas
ke kawasan pantai sekurang-kurangnya lima negara Asia, yang menewaskan
sekurang-kurangnya 3.700 jiwa dan menimbulkan kesengsaraan bagi jutaan warga
lainnya.

17 Juli 1998, gempa bumi di lepas pantai menyebabkan gelombang besar yang
menghantam kawasan utara pantai Papua Nugini, menewaskan kira-kira 2.000
orang dan menyebabkan ribuan warga lainnya kehilangan tempat tinggal.

16 Agustus 1976, tsunami membunuh lebih dari 5.000 orang di Teluk Moro ,
Filipina.

28 Maret 1964, gempa bumi pada Hari Paskah di Alaska menyebabkan tsunami
di sebagian besar pantai Alaska dan menghancurkan sejumlah tiga. Gelombang itu
menewaskan 107 orang di Alaska, empat di Oregon dan 11 di California ketika
gelombang tsunami itu bergulung di Pantai Barat AS.

22 Mei 1960, gelombang besar dilaporkan setinggi 11 meter menewaskan 1.000


orang di China dan menyebabkan kerusakan besar di Hawaii, di mana 61 orang
tewas di Filipina, Okinawa dan Jepang ketika gelombang itu bergulung
menyeberangi Pasifik.

1 April 1946, gempa bumi di Alaska menimbulkan tsunami yang menghancurkan


North Cape Lighthouse, menewaskan lima orang. Beberapa jam kemudian
gelombang tsunami berikutnya melanda Hilo, Hawaii, yang menewaskan 159
orang dan mengakibatkan kerusakan jutaan dolar AS.

31 Januari 1906, satu gempa bumi kuat terjadi di lepas pantai yang
menenggelamkan sebagian Tumaco, Kolombia, dan menyapu setiap rumah yang
ada di pantai antara Rioverde, Ekuador, dan Micay, Kolombia. Angka kematian
diperkirakan kira-kira 500 sampai 1.500.

17 Desember 1896, tsunami menyapu bagian pantai dan boulevard utama di


Santa Barbara, California, AS.

15 Juni 1896, tsunami Sanriku menghantam Jepang tanpa peringatan.


Gelombang diperkirakan setinggi lebih 23 meter (70 kaki) menggulung kerumunan
masyarakat yang berkumpul untuk merayakan suatu festival keagamaan, yang
menewaskan lebih dari 26.000 orang.

27 Agustus 1883, ledakan gunung berapi Krakatau menimbulkan gelombang


tsunami besar yang menyapu kawasan pantai di ujung pulau Jawa dan Sumatera,
yang menewaskan kira-kira 36.000 orang.

1 November 1775, gempa bumi besar Lisbon menimbulkan gelombang tsunami


setinggi 6 meter (sekitar 20 kaki) melanda pantai Portugal, Spanyol dan Moroko 1
November 1755 - Tsunami menghancurkan Lisboa, ibu kota Portugal, dan menelan
60.000 korban jiwa.

1883 - Pada tanggal 26 Agustus, letusan gunung Krakatau dan tsunami


menewaskan lebih dari 36.000 jiwa.

2004 - Pada tanggal 25-26 Desember 2004, gempa besar yang menimbulkan
tsunami menelan korban jiwa lebih dari 250.000 di Asia Selatan, Asia Tenggara
dan Afrika. Ketinggian tsunami 35 m,
2006 - 17 Juli, Gempa yang menyebabkan tsunami terjadi di selatan pulau Jawa,
Indonesia, dan setinggi maksimum ditemukan 21 meter di Pulau Nusakambangan.
Memakan korban jiwa lebih dari 500 orang.

2007 - 12 September, Bengkulu, M8.4, Memakan korban jiwa 3 orang.


Ketinggian tsunami 3-4 m.

ROTASI BUMI DAN REVOLUSI BUMI


A. ROTASI BUMI
Sebelum ditemukan teori heliosentris, teori yang dianut adalah teori geosentris yang
menganggap bahwa bumi adalah pusat tata surya dan semua benda langit bergerak
mengelilingi bumi. Pada tahun 1540 Copernicus menemukan bahwa matahari adalah
pusat tata surya dan benda langit lain bergerak mengelilingi matahari.
1. Peristiwa rotasi bumi
Bumi merupakan satu-satunya planet yang memungkinkan adanya kehidupan. Dalam
sistem tata surya, bumi merupakan planet ketiga setelah Merkurius dan Venus. Seperti
halnya planet-planet yang lain bumi bergerak mengelilingi matahari atau melakukan
gerak revolusi. Selain berevolusi bumi juga melakukan gerak berputar terhadap porosnya
yang disebut sebagai gerak rotasi. Arah rotasi bumi adalah dari barat ke timur. Dan jika
dilihat dari kutub utara maka gerak rotasi bumi berlawanan dengan arah putaran jarum
jam. Untuk satu kali gerak rotasi, bumi memerlukan waktu sekitar 23 jam, 56 menit dan
4,09 detik. Waktu yang diperlukan bumi dalam menempuh 360 derajat disebut

2. Akibat rotasi bumi


Rotasi bumi mengakibatkan terjadinya peristiwa sebagai berikut :
a. Gerak semu harian benda-benda langit.
Karena gerak rotasi bumi, maka benda-benda langit yang diam seolah-olah bergerak.
Arah rotasi bumi dari barat ke timur sehingga gerak semu benda langit dari arah
sebaliknya yaitu dari timur ke barat. Itulah sebabnya kita melihat matahari terbit dari
timur dan terbenam ke arah barat.
b. Terjadinya siang dan malam.
Dalam satu hari kita melalui adanya siang dan malam. Di siang hari yang terang kita
dapat melihat cahaya matahari dan malam hari kita tidak dapat melihat sinar matahari.
Bumi berotasi dari barat ke timur secara terus menerus. Tidak semua bagian bumi
terkena sinar matahari, karena bentuk bumi bulat sehingga hanya separuh bumi saja
yang terkena sinar matahari. Bagian yang terkena sinar matahari mengalami siang hari
sedangkan bagian yang tidak terkena sinar matahari mengalami malam hari.
c. Perbedaan Waktu.
Untuk memudahkan menentukan letak suatu tempat di permukaan bumi maka bola
bumi dibagi-bagi oleh garis khayal, yaitu garis lintang dan garis bujur (meridian). Garis
Lintang adalah garis yang sejajar dengan garis khatulistiwa sedangkan garis bujur
adalah garis yang sejajar dengan garis tengah kutub.
Kala rotasi bumi memerlukan waktu 24 jam. Satu kali rotasi semua tempat di
permukaan bumi putarannya 360 bujur. Bumi kita dibagi menjadi 24 daerah waktu,
sehingga setiap daerah waktu meliputi 15 bujur memiliki perbedaan waktu 1 jam. Garis
bujur 0o melewati kota Greenwich, sehingga waktu pangkal ditetapkan di Greenwich
(GMT = Greenwich Mean Time). Jika waktu standar di sebelah barat bujur 0waktunya
dikurangi sebaliknya di sebelah timur 0 waktunya ditambah. Indonesia terletak diantara
95oBT dan 141o BT

Indonesia memiliki tiga bujur standar yaitu :


1) 105o BT, memiliki selisih dengan GMT = 105/15 = 7 jam
2) 120o BT, memiliki selisih dengan GMT = 120/15 = 8 jam
3) 135o BT, memiliki selisih dengan GMT = 135/15 = 9 jam

Berdasarkan daerah bujur tersebut Indonesia terdapat tiga daerah waktu yaitu :
1) Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB)
Meliputi Jawa, Sumatra, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
2) Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA)
Meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bali, Sulawesi dan Nusa Tenggara.
3) Waktu Indonesia Bagian Timur (WIT)
Meliputi Maluku dan Papua.

d. Perbedaan Percepatan Gravitasi di Permukaan Bumi,


Akibat rotasi bumi, terjadi pemepatan di kedua kutub bumi dan penggembungan di
khatulistiwa (ekuator).Akibatnya, terjadi perbedaan jari-jari di kutub dan jari-jari di
khatulistiwa karena percepatan gravitasi bumi berbanding terbalik dengan kuadrat jari-
jari. Dengan demikian percepatan gravitasi di daerah kutub lebih besar daripada tempat
di daerah khatulistiwa(ekuator)
e. Pembelokan arah angin
Akibat rotasi bumi menyebabkan timbulnya gaya Cariolis. Gaya tersebut mengakibatkan
terjadinya pembelokan arah angin. Di belahan bumi utara (BBU) gaya Coriolis
menyebabkan angin dibelokkan ke kanan dan pada bumi belahan bagian selatan angin
dibelokkan ke kiri. Gaya Coriolis semakin bertambah dengan bertambahnya lintang
tempat.
f. Pembelokan arus laut
Pergerakan arus laut dipengaruhi oleh angin. Karena arah angin mengalami pembelokan
akibat rotasi bumi, arus lautpun mengalami pembelokan ke arah kanan atau searah
putaran jarum jam. Sedangkan laut pada belahan bumi selatan berbelok ke arah kiri atau
berlawanan arah putaran jarum jam.

A. REVOLUSI BUMI
Bumi beredar mengelilingi Matahari menurut bidang orbit yang datar atau
disebut eliptika. Selama berevolusi poros Bumi membentuk sudut sebesar 23,5 o terhadap
sumbu vertical ekliptika. Waktu yang dibutuhkan Bumi untuk mengelilingi matahari satu
kali adalah 365 hari 6 jam 9 menit 10 sekon atau disebut satu tahun sideris. Arah
revolusi Bumi adalah negatif atau berlawanan dengan arah jarum jam.
I. Bukti bukti revolusi bumi
a. Paralaks Bintang
Paralaks bintang adalah pergeseran kedudukan bintang karena kedudukan pengamat di
Bumi bergeser terhadap langit. T adalah kedudukan bintang sesungguhnya T 1,T2,T3adalah
kedudukan semu bintang yang dilihat pengamat di Bumi saat Bumi pada kedudukan
B1,B2,B3.P merupakan sudut paralaks, yaitu sudut yang dibentuk oleh dua kedudukan
bintang semu dibagi dua. Sudut paralaks dapat digunakan untuk mengatur jarak bintang
jarak bintang terdekat.
b. Aberasi Cahaya Bintang
Aberasi cahaya bintang adalah perubahan arah datangnya cahaya bintang akibat
revolusi Bumi dan kecepatan cahaya yang terbatas. Hal ini terjadi karena adanya
perbedaan kecepatan yang sangat besar antara revolusi Bumi dengan kecepatan
cahaya. Kecepatan revolusi Bumi 30 km/s, sedangkan kecepatan cahaya 3 x 10 8 m/s
c. Efek Doppler pada Spektrum Bintang
Efek doppler merupakan gejala umum yang terjadi pada semua jenis gelombang,
termasuk gelombang cahaya. Oleh karena Bumi bergerak terhadap matahari, spektrum
cahaya benda-benda langit

I. Akibat akibat revolusi bumi


a. Gerak semu matahari
Matahari mempunyai pergeseran antara garis balik utara (GBU) yaitu garis 23,5 oLU
dengan garis balik selatan (GBS) yaitu 23,5 oLS. Pada tanggal 21 Maret, Matahari beredar
di khatulistiwa, kemudian berangsur-angsur bergeser ke utara setelah 3 bulan. Pada
tanggal 21 Juni Matahari beredar di garis balik utara, kemudian balik lagi bergeser
kearah khatulistiwa. Pada tanggal 23 September, Matahari kembali berada di
khatulistiwa, kemudian berangsur-angsur bergeser ke selatan sehingga sampai di GBS
pada tanggal 22 Desember.Kemudian, dari 22 Desember sampai 21 Maret, Matahari
bergeser dari GBS kembali ke khatulistiwa Hal ini terjadi karena ketika Bumi berevolusi
terhadap Matahari, sumbu rotasinya membentuk sudut 66,5 o terhadap ekliptika

b. Perubahan Lamanya Siang dan Malam


Saat Matahari berada di khatulistiwa,semua tempat di Bumi (kecuali di
kutub)mengalami siang dan malam dengan waktu yang sama. Saat Matahari berada di
GBU, siang hari di belahan Bumi Selatan lebih lama daripada malam hari. Sebaliknya,
dibelahan Bumi Selatan siang hari lebih singkat daripada malam malam hari.
Saat Matahari berada di GBS, siang hari dibelahan Bumi Utara lebih lama daripada
malam hari. Sebaliknya, belahan Bumi utara mengalami siang hari lebih singkat daripada
malam hari.

c. Pergantian Musim
Gerak bumi mengelilingi Matahari dan kemiringan dan kemiringan sumbunya
merupakan sebab-sebab utama dari perubahan musim

d. Penampakan Rasi Bintang yang berbeda


Langit dibagi menjadi delapan puluh delapan (beberapa ahli astronomi mendaftar
delapan puluh sembilan) rasi bintang. Setiap susunan bintang mempunyai nama sendiri.
Mungkin Anda telah mengenal nama beberapa rasi bintang dari zodiak. Karena revolusi
Bumi mengelilingi Matahari, posisi rasi bintang akan berubah dari bulan ke bulan.
Sebagai contoh,pada bulan September, sekitar pukul 20.00, kita dapat mengamati rasi
bintang Scorpio dan rasi bintang Sagitarius. Sedangkan pada bulan Oktober,Scorpio
tampak lebih miring ke barat daripada posisinya pada bulan September.

GERHANA

Gerhana adalah fenomena astronomi yang terjadi apabila sebuah benda angkasa
bergerak ke dalam bayangan sebuah benda angkasa lain. ... Namun,gerhana juga
terjadi pada fenomena lain yang tidak berhubungan dengan Bumi atau Bulan, misalnya
pada planet lain dan satelit yang dimiliki planet lain.
gerhana bulan terjadi karena sinar matahari yang menuju bulan terhalang bumi. Karena
sinar matahari mengarah ke bumi, di belakang bumi terbentuklah bayangan, yaitu
bayangan gelap total (umbra) dan bayangan redup (penumbra). Gerhana bulan total
terjadi jika bulan berada pada daerah umbra. Jika bulan berada di daerah penumbra,
gerhana yang terjadi adalah gerhana bulan sebagian atau gerhana parisal. Gerhana
bulan terjadi pada waktu malam hari. Proses terjadinya gerhana bulan dapat dilihat pada
gambar berikut. Jika kita lihat gambar di bawah, gerhana bulan terjadi jika posisi
Matahari - Bumi - Bulan berada dalam satu garis.

Selanjutnya, Gerhana matahari terjadi jika bulan melintas di antara Bumi dan Matahari.
Bumi yang berada di daerah umbra akan mengalami gerhana matahari total, sedangkan
bumi yang berada di daerah penumbra akan mengalami gerhana matahari sebagian
(parsial). Gerhana matahari terjadi pada waktu siang hari. Proses terjadinya gerhana
matahari dapat dilihat pada gambar berikut. Kita lihat bahwa posisi Matahari - Bulan -
Bumi berada pada satu garis lurus. Itulah tadi sedikit info tentang proses terjadinya
gerhana matahari dan bulan,,semoga bermanfaat buat semuanya..jangan lupa
terimakasihnya.

Sumber :http://www.kampus-info.com/2012/05/proses-terjadinya-gerhana-matahari-
dan.html
PASANG NAIK DAN PASANG SURUT
Pasang laut adalah naik atau turunnya posisi permukaan perairan atau samudera yang disebabkan oleh
pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari. Ada tiga sumber gaya yang saling berinteraksi: laut, Matahari, dan
bulan. Pasang laut menyebabkan perubahan kedalaman perairan dan mengakibatkan arus pusaran yang dikenal
sebagai arus pasang, sehingga perkiraan kejadian pasang sangat diperlukan dalam navigasi pantai. Wilayah pantai
yang terbenam sewaktu pasang naik dan terpapar sewaktu pasang surut, disebut mintakat pasangs.

Periode pasang laut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang
berikutnya. Panjang periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit.

Tipe Pasang Air Laut[

1. Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide)

Dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali air surut dengan tinggi yang hamper sama dan pasang surut
terjadi secara berurutan secara teratur. Periode pasang surut adalah 24 jam 50 menit. Pada jenis harian ganda
misalnya terdapat di perairan Selat Malaka sampai ke Laut Andaman.

2. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide)

Dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut. Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24
menit. Jenis harian tunggal misalnya terdapat di perairan sekitar selat Karimata, antara Sumatra dan Kalimantan.

3. Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing semidiurnal)

Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi dan periodenya berbeda. Pada pasang-
surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide, prevailing semidiurnal) misalnya terjadi di sebagian besar
perairan Indonesia bagian timur.

4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing diurnal)

Pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut, tetapi kadang-kadang untuk
sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda.
Sedangkan jenis campuran condong ke harian tunggal (mixed tide, prevailing diurnal) contohnya terdapat di pantai
selatan Kalimantan dan pantai utara Jawa Barat.

Penyebab pasang laut[sunting |

Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang laut berubah secara sistematis terhadap siklus bulan. Rentang
pasang laut juga bergantung pada bentuk perairan dan konfigurasi lantai samudera.

Pasang laut merupakan hasil dari gaya gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar
pusat rotasi (bumi). Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak.
Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari Matahari, namun gaya gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik
Matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak Matahari ke bumi.
Gaya gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan Matahari dan menghasilkan dua tonjolan pasang surut gravitasional
di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang
orbital bulan dan Matahari.

Pasang laut purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan Matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat
itu akan dihasilkan pasang naik yang sangat tinggi dan pasang surut yang sangat rendah. Pasang laut purnama ini
terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama.

Pasang laut perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan Matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu
akan dihasilkan pasang naik yang rendah dan pasang surut yang tinggi. Pasang laut perbani ini terjadi pada saat
bulan kuarter pertama dan kuarter ketiga.

Pasang laut dan transportasi perairan

Pengetahuan tentang pasang laut sangat diperlukan dalam transportasi perairan, kegiatan di pelabuhan,
pembangunan di daerah pesisir pantai, dan lain-lain. Karena sifat pasang laut yang periodik, maka ia dapat
diramalkan.
Untuk dapat meramalkan pasang laut, diperlukan data amplitudo dan beda fase dari masing-masing komponen
pembangkit pasang laut. Seperti telah disebutkan, komponen-komponen utama pasang surut terdiri dari komponen
tengah harian dan harian. Namun, karena interaksinya dengan bentuk (morfologi) pantai, superposisi antar
komponen pasang laut utama, dan faktor-faktor lainnya akan mengakibatkan terbentuknya komponen-komponen
pasang laut yang baru.

Anda mungkin juga menyukai