Anda di halaman 1dari 17

RINGKASAN

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu subtansi atau zat dari
campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai.Berdasarkan bentuknya
ekstraksi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : Ekstraksi padat-cair, yaitu
substansi yang di ekstraksi terdapat dalam campuran yang berbentuk padat.
Ektraksi cair-cair, yaitu subtansi yang di ekstraksi yang terdapat dalam campuran
berbentuk cairan. Tujuan dari percobaan ini adalah Mahasiswa dapat mengetahui
proses ekstraksi suatu zat dari bahan yang terdapat di alam. Serta aplikasi
penerapan dibidang industri yaitu dalam bahan kimia misalnya, pengolahan air,
pencucian asam basan dan dalam bahan farmasi misalnya untuk membuat
antibiotik,vitamin dan senyawa polar. Prosedur dari percobaan ini yaitu
menimbang 50 gr mengiris kemiri dan menghaluskannya. Kemudian dimasukan
kedalam soxklet. Selanjutnya menyiapkan alat ekstraksi soxklet dan kemiri yang
telah dibungkus lalu dimasukkan kedalam alat ekstraktor. Pada labu leher dua
dimasukan petroleum eter sebanyak 300 ml dan lakukan ekstraksi selama 3 jam.
Kemudian ekstrak yang diperoleh didistilasi, dan menampung destilat yang
terbentuk, dan selanjutnya mengeringkan residu dalam oven, kemudian
mengeringkan pula di desikator yang telah diisi kahium klorida anhidrid dan
langkah terakhir yaitu menentukan kandungan lemak yang terbentuk.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komponen-komponen kimia yang terkandung di dalam bahan organik
seperti yang terdapat didalam tumbuh-tumbuhan sangat dibutuhkan oleh
keperluan hidup manusia, baik komponen senyawa tersebut digunakan untuk
keperluan industri maupun untuk bahan-bahan obat-obatan. Komponen
tersebut dapat diperoleh dengan metode ekstraksi diman ekstraksi merupakan
proses pelarutan komponen kimia yang sering digunakan dalam senyawa
organikuntuk melarutkan senyawa tersebut dengan menggunakan suatu
pelarut.
Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi , ekstraksi dibagi menjadi
dua yaitu ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair. Pada ekstraksi cair-cair,
bahan yang menjadi analit berbentuk cair dengan pemisahannya menggunakan
dua pelarut yang tidak saling bercampur sehingga terjadi distribusi sampel
diantara kedua pelarut tersebut. Pendistribusian sampel dalam kedua pelarut
tersebut dapat ditentukan dengan perhitungan KD (koefisien distribusi).
Dengan adanya ekstraksi pelarut/penyarian ini maka kita akan mencoba untuk
mempelajari bagaimana proses ekstraksi ini.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari percobaan ini adalah menganalisis kandungan
lemak yang terbentuk dari dari ekstraksi kemiri dengan metode soxlet.

1.3 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah Mahasiswa dapat mengetahui proses
ekstraksi suatu zat dari bahan yang terdapat di alam.

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup percobaan ekstraksi kemiri ini dilakukan dengan metode
sexklet, serta bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu kemiri,
petroleum eter, kertas saring, soxlet/kertas. Percobaan ini dilakukan di
Laboratorium Kimia Organik Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengertian Ekstraksi
Ekstraksi adalah jenis pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan
atau cairan. Proses ekstraksi bermula dari penggumpalan ekstrak dengan pelarut
kemudian terjadi kontak antara bahan dan pelarut sehingga pada bidang datar
antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut terjadi pengendapan massa dengan cara
difusi. Bahan Ekstraksi yang telah tercampur dengan pelarut yang telah
menembus kapiler-kapiler dalam suatu bahan padat dan melarutkan ekstrak
larutan dengan konsentrasi lebih tinggi di bagian dalam bahan ekstraksi dan
terjadi difusi yang memacu keseimbangan konsentrasi larutan dengan larutan di
luar bahan. Ekstraksi biasanya digunakan untuk memisahkan dua zat berdasarkan
beda kelarutan antara satu zat dengan zat lain. Ekstraksi yang dilakukan dengan
pemisahan menggunakan alat sokhletasi memiliki kelebihan yaitu pelarut yang
digunakan sedikit dan keefisienan dari pelarut tersebut tinggi. Yang menjadi
kekurangan dalam metode ini adalah tidak dapat digunakan pada senyawa yang
titik didihnya rendah.
Ekstraksi pelarut menawarkan banyak kemungkinan yang menarik untuk
pemisahan analitis. Bahkan di mana tujuan primernya bukanlah analitis namun
preparatif, ekstrasi pelarut dapat merupakan suatu langkah penting dalam urutan
yang menuju ke suatu produk murninya dalam laboratorium organik, anorganik
atau biokimia. Meskipun kadang-kadang digunakan peralatan yang rumit, namun
seringkali hanya diperlukan sebuah corong pisah. Seringkali suatu permisahan
ekstrasi pelarut dapat diselesaikan dalam beberapa menit.
Ekstraksi merupakan proses pemisahan, penarikan atau pengeluaran suatu
komponen cairan/campuran dari campurannya. Biasanya menggunakan pelarut
yang sesuai dengan kompnen yang diinginkan.Cairan dipisahkan dan kemudian
diuapkan sampai pada kepekatan tertentu. Ekstraksi memanfaatkan pembagian
suatu zat terlarut antar dua pelarut yang tidak saling tercampur untuk mengambil
zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut lain.[3]
Ekstraksi memegang peranan penting baik di laboratorium maupun industry.
Di laboratorium, ekstraksi seringkali dilakukan untuk menghilangkan atau
memisahkan zat terlarut dalam larutan dengan pelaurt air yang diekstraksi dengan
pelarut lain seperti eter, kloroform, karbondisulfida atau benzene.[4]

2.2 Macam-macam Metode Ekstraksi


Teknik ekstraksi dapat dibedakan menjadi tiga cara yaitu ekstraksi
bertahap (batch-extraction = ekstraksi sederhana), ekstraksi kontinyu (ekstraksi
samapi habis), dan ekstraksi arah berlawanan (counter current
extraction).Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana. Caranya
cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan
pelarut semula kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi keseimbangan
konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan, setelah ini tercapai
lapisan didiamkan dan dipisahkan.Ekstraksi kontinyu digunakan bila
perbandingan distribusi relaitf kecil sehingga untuk pemisahan yang kuantitatif
diperlukan beberapa tahap ekstraksi.Efesiensi yang tinggi pada ekstraksi
tergantung pada viskositas fase dan factor-faktor lain yang mempengaruhi
kecepatan tercapainya suatu kesetimbangan, salah satu diantaranya adalah dengan
menggunakan luas kontak yang besar. Ekstraksi kontinyu counter current, fase
cair pengekstraksi dialirkan dengan arah yang berlawanan dengan larutan yang
mengandung zt yang akan diekstraksi. Biasanya digunakan untuk pemisahan zat,
isolasi atau pemurnian.Sangat penting untuk fraksionasi senyawa orgnik tetapi
kurang bermanfaat untuk senyawa-senyawa an-organik.[2]
Disamping itu, terdapat macam-macam metode ekstraksi yang dihimpun
dari beberapa referensi.Adapun macam-macamnya adalah:
1. Metode meserasi
Istilah meceration berasal dari bahasa latin macerare yang artinya
merendam. meserasi adalah mencari zat aktif yang dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari
pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke
dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang
konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan
konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama
proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari.
Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.
Maserasi merupakan proses penyarian yang sederhana yaitu dengan cara
merendam sampel dalam pelarut yang sesuai selama 35 hari.

Prinsip Maserasi : Pelarut akan menembus ke dalam rongga sel yang mengandung
zat aktif, sehingga akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan
zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka senyawa kimia yang terpekat
didesak ke luar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Kecuali dinyatakan lain,
dilakukan dengan merendam 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan
derajat kehalusan tertentu, dimasukkan kedalam bejana. Tambahkan pelarut
sebanyak 70 bagian sebagai penyari, tutup dan biarkan 3-5 hari pada tempat yang
terlindung cahaya. Diaduk berulang- ulang serta diperas, cuci ampas dengan
cairan penyari secukupnya, hingga didapatkan hasil maserasi sbyk 100 bagian.
Pindahkan kedalam bejana tertutup dan biarkan ditempat sejuk terlindung dari
cahaya selama 2 hari.

Keuntungan metoda maserasi :

Teknik pengerjaan dan alat yang digunakan sederhana serta dapat


digunakan untuk mengekstraksi senyawa yang bersifat termolabil.

Kerugian metoda maserasi :

waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama, cairan


penyari yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan
yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin.

2.Metode Soxkletasi
Sokletasi adalah metode penyarian secara berulang- ulang senyawa bahan
alam dengan menggunakan alat soklet. Sokletasi merupakan teknik penyarian
dengan pelarut organik menggunakan alat soklet. Pada cara ini pelarut dan sampel
ditempatkan secara terpisah.

Gambar 1 Alat Soxhletes

Soxkletasi adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke


dalam pelarutnya atau digunakan untuk memisahkan analit yang terdapat pada
padatan menggunakan pelarut organic. Proses ini merupakan proses yang bersifat
fisik, karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula
tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan
jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi. Padatan yang
akan diekstrak dilembutkan terlebih dahulu, dapat dengan cara ditumbuk atau
dapat juga di iris-iris menjadi bagian-bagian yang tipis. Kemudian padatan yang
telah halus di bungkus dengan kertas saring dan dimasukkan kedalam alat
ekstraksi soxhlet.Pelarut organic dimasukkan ke dalam labu godog.Kemudian
peralatan ekstraksi di rangkai dengan pendingin air.Ekstraksi dilakukan dengan
memanaskan pelarut organic sampai semua analit terekstrak.[1]
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia
ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa,
cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan
dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari
yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan
penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke
labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna
ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak tampak noda jika di KLT, atau
sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan
dipekatkan.

Prinsip Sokletasi : Prinsipnya adalah penyarian yang dilakukan berulang-ulang


sehingga penyarian lebih sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit.
Bila penyarian telah selesai maka pelarutnya dapat diuapkan kembali dan sisanya
berupa ekstrak yang mengandung komponen kimia tertentu. Penyarian dihentikan
bila pelarut yang turun melewati pipa kapiler tidak berwarna dan dapat diperiksa
dengan pereaksi yang cocok.

Keuntungan metode sokletasi :

a) Sampel terekstraksi secar sempurna, karena dilakukan berulang kali dan


kontinu.
b) Pelarut yang digunakan tidak akan habis, karena selalu didinginkan
dengan kondenser dan dapat digunakan lagi setelah hasil isolasi
dipisahkan.
c) Proses ekstraksi lebih cepat (wkt nya singkat)
d) Pelarut yang digunakan lebih sedikit.
e) Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan
terhadap pemanasan secara langsung.
f) Pemanasannya dapat diatur
Kelemahan Sokletasi :

a) Tidak cocok untuk senyawa- senyawa yang tidak stabil terhadap panas
(senyawa termobil), contoh : Beta karoten.
b) Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di
sebelah bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan
reaksi peruraian oleh panas.
c) Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk
menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti
metanol atau air, karena seluruh alat yang berada di bawah komdensor
perlu berada pada temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang
efektif

Cara mengetahui ekstrak telah sempurna atau saat sokletasi harus dihentikan
adalah:

a) Pelarutnya sudah bening atau tidak berwarna lagi


b) Jika pelarut bening, maka diuji dengan meneteskan setetes pelarut pada
kaca arloji dan biarkan menguap. Bila tidak ada lagi bercak noda, berarti
sokletasi telah selesai.
c) Untuk mengetahui senyawa hasil penyarian (kandungannya) , dapat
dilakukan dengan tes identifikasi dengan menggunakan beberapa pereaksi.

3.Metode Perkolasi
Istilah perkolasi berasal dari bahasa latin, per yang artinya memulai dan
colare yang artinyamerembes.Pencarian zat aktif yang dilakukan dengan cara
serbuk simplisia dimaserasi selama 3 jam, kemudian simplisia dipindahkan ke
dalam bejana silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari
dialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia tersebut, cairan penyari akan
melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampai keadan jenuh.
Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena gravitasi, kohesi, dan berat cairan di
atas dikurangi gaya kapiler yang menahan gerakan ke bawah. Perkolat yang
diperoleh dikumpulkan, lalu dipekatkan.
Gambar 2 Alat Perkolasi
Prinsip Perkolator :

a) Dilakukan dg merendam 10 bagian sampel dg derajat kehalusan tertentu


dg cairan penyari sebyk 2,5- 5 bagian, perendaman sekurang-kurangnya
selama 3 jam dalam bejana tertutup.
b) Pindahkan masa sedikit demi sedikit ke dlm perkolator, sambil sesekali
ditekan secara hati-hati, tuang dg cairan penyari secukupnya hingga cairan
penyari menetes (bahan harus terendam cairan penyari).
c) Tutup perkolator biarkan selama 24 jam. Biarkan cairan menetes selam 1
ml/menit, tambahkan berulang-ulang cairan penyari secukupnya hingga
diperoleh 100 bagian perkolat.
d) Tutup dan biarkan selama 2 hari ditempat sejuk dan terlindung dari
cahaya.
e) Pada cara ini pelarut dialirkan melewati sampel sehingga penyarian lebih
sempurna. Tapi metoda ini membutuhkan pelarut yang relatif banyak.

Keuntungan metode perkolasi:


Tidak memerlukan langkah tambahan yaitu sampel padat (marc) telah terpisah
dari ekstrak
Kerugian metode perkolasi:
Kontak antara sampel padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan
metode refluks, dan pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga tidak
melarutkan komponen secara efisien.

4.Metode refluks
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel
dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu
dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi
molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat,
akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian
seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna,
penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang
diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.

Keuntungan metode refluks :


Digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar
dan tahan pemanasan langsung.
Kerugian metode refluks:
Membutuhkan volume total pelarut yang besar dan sejumlah manipulasi dari
operator.

5.Metode Destilasi uap


Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi minyak-minyak
menguap (esensial) dari sampel tanaman. Metode destilasi uap air diperuntukkan
untuk menyari simplisia yang mengandung minyak menguap atau mengandung
komponen kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal.
Pencarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan
dalam labu berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke
dalam labu sampel sambil mengekstraksi minyak menguap yang terdapat dalam
simplisia, uap air dan minyak menguap yang telah terekstraksi menuju kondensor
dan akan terkondensasi, lalu akan melewati pipa alonga, campuran air dan minyak
menguap akan masuk ke dalam corong pisah, dan akan memisah antara air dan
minyak atsiri.

6.Metode Rotavapor
Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang
dipercepat oleh putaran dari labu alas bulat, cairan penyari dapat menguap 5-10 C
di bawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya penurunan tekanan.
Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan penyari akan menguap naik ke
kondensor dan mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut
murni yang ditampung dalam labu alas bulat penampung.
7.Destilasi
Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan titik
didih atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen.
Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan
dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan.
Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan
alat pendingin. Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju
kondenser yaitu pendingin, proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air
kedalam dinding (bagian luar kondensor), sehingga uap yang dihasilkan akan
kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat
memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen
tersebut

8.Digestasi
Digestasi adalah proses penyarian yang sama seperti maserasi dengan
menggunakan pemanasan pada suhu 30-40oC. Metoda ini digunakan untuk
simplisia yang tersari baik pada suhu biasa.

9.Infusa
Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati
dengan air pada suhu 90oC selama 15 menit, kecuali dinyatakan lain, dilakukan
dengan cara sebagai berikut : simplisia dengan derajat kehalusan tertentu
dimasukkan kedalam panci dan ditambahkan air secukupnya, panaskan diatas
penangas air selama 15 menit, dihitung mulai suhu 90oC sambil sesekali diaduk,
serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui
ampas sehingga diperoleh volume infus yang dikehendaki.

10. Dekokta
Proses penyarian dengan metoda ini hampir sama dengan infus,
perbedaanya terletak pada lamanya waktu pemanasan yang digunakan. Dekokta
membutuhkan waktu pemanasan yang lebih lama dibanding metoda infus, yaitu
30 menit dihitung setelah suhu mencapai 90oC. Metoda ini jarang digunakan
karena proses penyarian kurang sempurna dan tidak dapat digunakan untuk
mengekstraksi senyawa yang termolabil.
11. Fraksinasi

Fraksinasi merupakan teknik pemisahan atau pengelompokan kandungan


kimia ekstrak berdasarkan kepolaran. Pada proses fraksinasi digunakan dua
pelarut yang tidak bercampur dan memiliki tingkat kepolaran yang berbeda
Tujuan Fraksinasi :memisahkan senyawa-senyawa kimia yang ada di dalam
ekstrak berdasarkan tingkat kepolarannya. Senyawa-senyawa yang bersifat non
polar akan tertarik oleh pelarut non polar seperti heksan & pertolium eter.
Senyawa yg semipolar seperti golongan terpenoid dan alkaloid akan tertarik oleh
pelarut semi polar seperti etil asetat & DCM. Senyawa-senyawa yang bersifat
polar seperti golongan flavonoid dan glikosida akan tertarik oleh pelarut polar
seperti butanol dan etanol.
Istilah-istilah umum dalam ekstraksi :

Material ekstraksi : bahan yang akan di ekstraksi


Solven (media ekstraksi) : suatu zat cair yang dapat melakukan ekstraksi.
Ekstrak : material yang dipisahkan dari zat pembawanya.
Rafinat (residu) : material yangsudah di ekstraksi.
Diluen : cairan pembawa.
Ekstraktor : alat ekstraksi.
Estraksi padat-cair : ekstraksi dari bahan padat.
Ektraksi cair-cair (ekstraksi pelarut) : ekstraksi dari bahan cair.

Sifat - Sifat Pelarut :

Selektif, hanya dapat melarutkan konstituen yang kita inginkan.


Sulubilitas, mampu melarutkan atau mengekstraksi dalam jumlah yang
banyak.
kemampuan memisahkan.
Densitas yang berbeda.
Reaktifitas, pelarut tudak boleh bereaksi dengan zat yang diambil .
Titik didih dapat bereaksi dengan bahan yang diekstraksi.
Murah.
Tidak beracun, eksplosif dan korosif.

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi :

Ukuran partikel
Jenis pelarut
Temperatur
Pencampuran
Proses ekstraksi padatan umumnya diterapkan untuk memindahkan atau
memisahkan produk alam dari dahan keringnya yang asli, dari tanaman, jamur,
dan lain sebagainya. Ekstraksi dapat dilakukan berulang-ulang untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan, dengan pelarut yang cocok misalnya : air,
asam organik dan anorganik, hidrokarbon jenuh, toluena, karbon disulfida, eter,
aseton, hidrokarbon yang mengandung klor dan isopropanol dan oktanol.(lienda
Handojo,1995:178). Dan bisa juga berawal mulai dari petroleum ringan (titik
didih 40C) untuk memisahkan komponen polar dari suatu campuran kemudian
melangkah kepelarut yang lebih polar dan seperti asam amino, karbohidrat dan
lain sebagainya. [5]

2.3 Kemiri
Kemiri (Aleurites moluccana), adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan
sebagai sumber minyak dan rempah-rempah. Minyak kemiri terutama
mengandung asam oleostearat. Minyak yang lekas mengering ini biasa digunakan
untuk mengawetkan kayu , sebagai pernis atau cat, melapis kertas agar anti-air,
bahan sabun, bahan campuran isolasi, pengganti karet dan lain-lain. Minyak
kemiri ini berkualitas lebih rendah daripada tung oil minyak serupa yang
dihasilkan oleh Vernicia fordii (sin. Aleurites fordii) dari Cina.
Kadar lemak yang terdapat di dalam kemiri dapat ditentukan dengan
metode ekstraksi padat-cair. Pada metode ini, sampel berbentuk padatan akan
diekstraksi menggunakan pelarut cair berupa kloroform dengan metode soxhletasi
dan destilasi sederhana. Pada ekstraksi soxhlet terjadi penyarian simplisia secara
berkesinambungan dengan menggunakan pelarut yang dipanaskan sehingga
terjadi penguapan dan pelarut yang terkondensasi akan menyaring simplisia yang
terdapat di dalam selonsong. Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka
dilakukanlah percobaan untuk melakukan ekstraksi secara cair-cair dan padat-cair.

2.4 Aplikasi Minyak Kemiri


Daging buah kemiri digunakan sebagai bumbu dalam jumlah yang relatif
kecil. Minyak kemiri tidak dapat dicerna karena bersifat laksatif dan biasanya
digunakan sebagai bahan dasar cat atau pernis, tinta cetak dan pembuatan sabun
atau sebagai pengawet kayu. Minyak kemiri dapat digunakan sebagai minyak
rambut dan sebagai bahan pembatik, dan juga untuk penerangan. Minyak kemiri
mempunyai sifat-sifat khusus, dimana minyak ini mudah mengering bila dibiarkan
di udara terbuka. Oleh karena itu minyak kemiri dapat digunakan sebagai minyak
pengering dalam industri minyak dan varnish.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Diagram Alir

50 gram kemiri Menimbang,mengiris dan


menghaluskan

Memasukan kedalam soklet

Menyiapkan soxlet dan kemiri yang


sudah dibungkus

Memasukkan kedalam ekstraktor

petrolium eter 300 ml


Labu leher dua

Mengekstraksi selama 3 jam

Mendestilasi ekstrak dan


menampung destilat

kalium klorida
Mengeringkan residu dalam oven
anhidrid dan desikator

Menentukan kandungan lemak

Gambar 3 Diagram alir Ekstraksi


3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah;
a. Alat ekstraksi soxklet
b. Gelas porselen
c. Gelas ukur 100 ml
d. Hotplate
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah ;
a. Kemiri
b. Kertas saring
c. Petroleum eter
d. Soxklet / kertas
3.3 Prosedur Percobaan
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam percobaan ini yaitu
menimbang 50 gr mengiris kemiri dan menghaluskannya. Kemudian dimasukan
kedalam soxklet. Selanjutnya menyiapkan alat ekstraksi soxklet dan kemiri yang
telah dibungkus lalu dimasukkan kedalam alat ekstraktor. Pada labu leher dua
dimasukan petroleum eter sebanyak 300 ml dan lakukan ekstraksi selama 3 jam.
Kemudian ekstrak yang diperoleh didistilasi, dan menampung destilat yang
terbentuk, dan selanjutnya mengeringkan residu dalam oven, kemudian
mengeringkan pula di desikator yang telah diisi kahium klorida anhidrid dan
langkah terakhir yaitu menentukan kandungan lemak yang terbentuk.
3.4 Gambar Alat

Water Out

1
Water In

2 3

Gambar 4 Alat ekstraktor soxhlet


Nama-nama instrumen dan fungsinya :

1. Kondensor : berfungsi sebagai pendingin dan juga untuk mempercepat


pengembunan
2. Timbal : berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin di ambil zatnya
3. Pipa F : berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut yang menguap dan
proses penguapan
4. Sifon : berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon larutannya
penuh kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal ini dinamakan siklus 1
5. Labu alas bulat : berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan pelarutnya
6. Hot plate : berfungsi sebagai pemanas larutan.

3.5 Variabel Perobaan


Varibel bebas dari percobaan ini adalah kemiri dan variabel tetap dari
percobaan ini adalah volume petroleum eter dan kandungan lemak yang
dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Khamidinal.2009. Teknik Laboratorium Kimia.Yogyakarta: Pustaka


Pelajar
[2] Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press
[3] Oxtoby , David. 2001. Kimia Modern Edisi Ke Empat Jilid I. Jakarta:
Erlangga
[4] Sri Mulyani. 2005. Kimia Fisika II. Malang: UM Press
[5] http://www.anak-farmasi.com/pengertian-ekstraksi-dan-macam-macam-
jenis-ekstraksi

Anda mungkin juga menyukai