Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu subtansi atau zat dari
campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai.Berdasarkan bentuknya
ekstraksi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : Ekstraksi padat-cair, yaitu
substansi yang di ekstraksi terdapat dalam campuran yang berbentuk padat.
Ektraksi cair-cair, yaitu subtansi yang di ekstraksi yang terdapat dalam campuran
berbentuk cairan. Tujuan dari percobaan ini adalah Mahasiswa dapat mengetahui
proses ekstraksi suatu zat dari bahan yang terdapat di alam. Serta aplikasi
penerapan dibidang industri yaitu dalam bahan kimia misalnya, pengolahan air,
pencucian asam basan dan dalam bahan farmasi misalnya untuk membuat
antibiotik,vitamin dan senyawa polar. Prosedur dari percobaan ini yaitu
menimbang 50 gr mengiris kemiri dan menghaluskannya. Kemudian dimasukan
kedalam soxklet. Selanjutnya menyiapkan alat ekstraksi soxklet dan kemiri yang
telah dibungkus lalu dimasukkan kedalam alat ekstraktor. Pada labu leher dua
dimasukan petroleum eter sebanyak 300 ml dan lakukan ekstraksi selama 3 jam.
Kemudian ekstrak yang diperoleh didistilasi, dan menampung destilat yang
terbentuk, dan selanjutnya mengeringkan residu dalam oven, kemudian
mengeringkan pula di desikator yang telah diisi kahium klorida anhidrid dan
langkah terakhir yaitu menentukan kandungan lemak yang terbentuk.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komponen-komponen kimia yang terkandung di dalam bahan organik
seperti yang terdapat didalam tumbuh-tumbuhan sangat dibutuhkan oleh
keperluan hidup manusia, baik komponen senyawa tersebut digunakan untuk
keperluan industri maupun untuk bahan-bahan obat-obatan. Komponen
tersebut dapat diperoleh dengan metode ekstraksi diman ekstraksi merupakan
proses pelarutan komponen kimia yang sering digunakan dalam senyawa
organikuntuk melarutkan senyawa tersebut dengan menggunakan suatu
pelarut.
Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi , ekstraksi dibagi menjadi
dua yaitu ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair. Pada ekstraksi cair-cair,
bahan yang menjadi analit berbentuk cair dengan pemisahannya menggunakan
dua pelarut yang tidak saling bercampur sehingga terjadi distribusi sampel
diantara kedua pelarut tersebut. Pendistribusian sampel dalam kedua pelarut
tersebut dapat ditentukan dengan perhitungan KD (koefisien distribusi).
Dengan adanya ekstraksi pelarut/penyarian ini maka kita akan mencoba untuk
mempelajari bagaimana proses ekstraksi ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Pengertian Ekstraksi
Ekstraksi adalah jenis pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan
atau cairan. Proses ekstraksi bermula dari penggumpalan ekstrak dengan pelarut
kemudian terjadi kontak antara bahan dan pelarut sehingga pada bidang datar
antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut terjadi pengendapan massa dengan cara
difusi. Bahan Ekstraksi yang telah tercampur dengan pelarut yang telah
menembus kapiler-kapiler dalam suatu bahan padat dan melarutkan ekstrak
larutan dengan konsentrasi lebih tinggi di bagian dalam bahan ekstraksi dan
terjadi difusi yang memacu keseimbangan konsentrasi larutan dengan larutan di
luar bahan. Ekstraksi biasanya digunakan untuk memisahkan dua zat berdasarkan
beda kelarutan antara satu zat dengan zat lain. Ekstraksi yang dilakukan dengan
pemisahan menggunakan alat sokhletasi memiliki kelebihan yaitu pelarut yang
digunakan sedikit dan keefisienan dari pelarut tersebut tinggi. Yang menjadi
kekurangan dalam metode ini adalah tidak dapat digunakan pada senyawa yang
titik didihnya rendah.
Ekstraksi pelarut menawarkan banyak kemungkinan yang menarik untuk
pemisahan analitis. Bahkan di mana tujuan primernya bukanlah analitis namun
preparatif, ekstrasi pelarut dapat merupakan suatu langkah penting dalam urutan
yang menuju ke suatu produk murninya dalam laboratorium organik, anorganik
atau biokimia. Meskipun kadang-kadang digunakan peralatan yang rumit, namun
seringkali hanya diperlukan sebuah corong pisah. Seringkali suatu permisahan
ekstrasi pelarut dapat diselesaikan dalam beberapa menit.
Ekstraksi merupakan proses pemisahan, penarikan atau pengeluaran suatu
komponen cairan/campuran dari campurannya. Biasanya menggunakan pelarut
yang sesuai dengan kompnen yang diinginkan.Cairan dipisahkan dan kemudian
diuapkan sampai pada kepekatan tertentu. Ekstraksi memanfaatkan pembagian
suatu zat terlarut antar dua pelarut yang tidak saling tercampur untuk mengambil
zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut lain.[3]
Ekstraksi memegang peranan penting baik di laboratorium maupun industry.
Di laboratorium, ekstraksi seringkali dilakukan untuk menghilangkan atau
memisahkan zat terlarut dalam larutan dengan pelaurt air yang diekstraksi dengan
pelarut lain seperti eter, kloroform, karbondisulfida atau benzene.[4]
Prinsip Maserasi : Pelarut akan menembus ke dalam rongga sel yang mengandung
zat aktif, sehingga akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan
zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka senyawa kimia yang terpekat
didesak ke luar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Kecuali dinyatakan lain,
dilakukan dengan merendam 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan
derajat kehalusan tertentu, dimasukkan kedalam bejana. Tambahkan pelarut
sebanyak 70 bagian sebagai penyari, tutup dan biarkan 3-5 hari pada tempat yang
terlindung cahaya. Diaduk berulang- ulang serta diperas, cuci ampas dengan
cairan penyari secukupnya, hingga didapatkan hasil maserasi sbyk 100 bagian.
Pindahkan kedalam bejana tertutup dan biarkan ditempat sejuk terlindung dari
cahaya selama 2 hari.
2.Metode Soxkletasi
Sokletasi adalah metode penyarian secara berulang- ulang senyawa bahan
alam dengan menggunakan alat soklet. Sokletasi merupakan teknik penyarian
dengan pelarut organik menggunakan alat soklet. Pada cara ini pelarut dan sampel
ditempatkan secara terpisah.
a) Tidak cocok untuk senyawa- senyawa yang tidak stabil terhadap panas
(senyawa termobil), contoh : Beta karoten.
b) Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di
sebelah bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan
reaksi peruraian oleh panas.
c) Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk
menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti
metanol atau air, karena seluruh alat yang berada di bawah komdensor
perlu berada pada temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang
efektif
Cara mengetahui ekstrak telah sempurna atau saat sokletasi harus dihentikan
adalah:
3.Metode Perkolasi
Istilah perkolasi berasal dari bahasa latin, per yang artinya memulai dan
colare yang artinyamerembes.Pencarian zat aktif yang dilakukan dengan cara
serbuk simplisia dimaserasi selama 3 jam, kemudian simplisia dipindahkan ke
dalam bejana silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari
dialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia tersebut, cairan penyari akan
melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampai keadan jenuh.
Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena gravitasi, kohesi, dan berat cairan di
atas dikurangi gaya kapiler yang menahan gerakan ke bawah. Perkolat yang
diperoleh dikumpulkan, lalu dipekatkan.
Gambar 2 Alat Perkolasi
Prinsip Perkolator :
4.Metode refluks
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel
dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu
dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi
molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat,
akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian
seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna,
penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang
diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
6.Metode Rotavapor
Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang
dipercepat oleh putaran dari labu alas bulat, cairan penyari dapat menguap 5-10 C
di bawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya penurunan tekanan.
Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan penyari akan menguap naik ke
kondensor dan mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut
murni yang ditampung dalam labu alas bulat penampung.
7.Destilasi
Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan titik
didih atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen.
Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan
dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan.
Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan
alat pendingin. Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju
kondenser yaitu pendingin, proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air
kedalam dinding (bagian luar kondensor), sehingga uap yang dihasilkan akan
kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat
memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen
tersebut
8.Digestasi
Digestasi adalah proses penyarian yang sama seperti maserasi dengan
menggunakan pemanasan pada suhu 30-40oC. Metoda ini digunakan untuk
simplisia yang tersari baik pada suhu biasa.
9.Infusa
Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati
dengan air pada suhu 90oC selama 15 menit, kecuali dinyatakan lain, dilakukan
dengan cara sebagai berikut : simplisia dengan derajat kehalusan tertentu
dimasukkan kedalam panci dan ditambahkan air secukupnya, panaskan diatas
penangas air selama 15 menit, dihitung mulai suhu 90oC sambil sesekali diaduk,
serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui
ampas sehingga diperoleh volume infus yang dikehendaki.
10. Dekokta
Proses penyarian dengan metoda ini hampir sama dengan infus,
perbedaanya terletak pada lamanya waktu pemanasan yang digunakan. Dekokta
membutuhkan waktu pemanasan yang lebih lama dibanding metoda infus, yaitu
30 menit dihitung setelah suhu mencapai 90oC. Metoda ini jarang digunakan
karena proses penyarian kurang sempurna dan tidak dapat digunakan untuk
mengekstraksi senyawa yang termolabil.
11. Fraksinasi
Ukuran partikel
Jenis pelarut
Temperatur
Pencampuran
Proses ekstraksi padatan umumnya diterapkan untuk memindahkan atau
memisahkan produk alam dari dahan keringnya yang asli, dari tanaman, jamur,
dan lain sebagainya. Ekstraksi dapat dilakukan berulang-ulang untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan, dengan pelarut yang cocok misalnya : air,
asam organik dan anorganik, hidrokarbon jenuh, toluena, karbon disulfida, eter,
aseton, hidrokarbon yang mengandung klor dan isopropanol dan oktanol.(lienda
Handojo,1995:178). Dan bisa juga berawal mulai dari petroleum ringan (titik
didih 40C) untuk memisahkan komponen polar dari suatu campuran kemudian
melangkah kepelarut yang lebih polar dan seperti asam amino, karbohidrat dan
lain sebagainya. [5]
2.3 Kemiri
Kemiri (Aleurites moluccana), adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan
sebagai sumber minyak dan rempah-rempah. Minyak kemiri terutama
mengandung asam oleostearat. Minyak yang lekas mengering ini biasa digunakan
untuk mengawetkan kayu , sebagai pernis atau cat, melapis kertas agar anti-air,
bahan sabun, bahan campuran isolasi, pengganti karet dan lain-lain. Minyak
kemiri ini berkualitas lebih rendah daripada tung oil minyak serupa yang
dihasilkan oleh Vernicia fordii (sin. Aleurites fordii) dari Cina.
Kadar lemak yang terdapat di dalam kemiri dapat ditentukan dengan
metode ekstraksi padat-cair. Pada metode ini, sampel berbentuk padatan akan
diekstraksi menggunakan pelarut cair berupa kloroform dengan metode soxhletasi
dan destilasi sederhana. Pada ekstraksi soxhlet terjadi penyarian simplisia secara
berkesinambungan dengan menggunakan pelarut yang dipanaskan sehingga
terjadi penguapan dan pelarut yang terkondensasi akan menyaring simplisia yang
terdapat di dalam selonsong. Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka
dilakukanlah percobaan untuk melakukan ekstraksi secara cair-cair dan padat-cair.
kalium klorida
Mengeringkan residu dalam oven
anhidrid dan desikator
Water Out
1
Water In
2 3