Penggunaan Bekatul Fermentasi " " Dalam Pakan Terhadap Karakteristik Organ Dalam Ayam Pedaging
Penggunaan Bekatul Fermentasi " " Dalam Pakan Terhadap Karakteristik Organ Dalam Ayam Pedaging
Abstract
The purpose of the research was to study the effect of Aspergillus rice bran fermentation
on intestinal characteristic (pH, intestinal digest viscosity, proteolitic intestinal digest
activity) and internal organs weights (liver, bile, pancreas). The materials used for this
research were 96 Lohman broiler chicks with average initial body weight of 47,99 4,93 g
without difference on the sexes. The method used Complete Random Plan (RAL) with 4
treatments ie control (P0), control + 5% rice bran fermentation (P1), control + 10% rice
bran fermentation (P2), and control + 15% rice bran fermentation (P3) with repeated 6
times. If there were significant influence it would be further tested with Duncans Multiple
range Test (BNT). The result showed that treatments gave very significantly affected
(P<0.01) on pH, intestine digest viscosity, proteolitic intestine digest activity; but did not
give significant effect (P>0.05) on internal organs. The conclusion is that the using of 15%
rice bran fermentation gives the best result based on intestinal characteristics.
Key words: broiler, Aspergillus niger, intestinal characteristic, internal organs
Pendahuluan
Bekatul merupakan limbah hasil fruktosa (Sarwono, 2006). Bekatul mudah
penggilingan padi, sudah lama digunakan tengik dan memiliki ikatan asam lemak
sebagai pakan unggas. Jumlah tidak jenuh. Terbatasnya penggunaan
penggunaan bekatul dalam pakan unggas bekatul dalam pakan unggas selain
terbatas. Kandungan nutrisi yang terdapat dikarenakan kandungan serat kasarnya
di bekatul yang berkualitas baik antara yang tinggi, juga dikarenakan kandungan
lain protein kasar 9 12%, pati 15 35%, PK (Protein Kasar) bekatul yang rendah
lemak 8 12%, dan serat kasar 8 11% dan adanya anti nutrisi yaitu phytat yang
(Prambudi, 2007). Diketahui kandungan menyebabkan terbatasnya penggunaan P
serat kasar bekatul lebih tinggi dari pada dan Ca dalam bekatul (Hardini, 2010).
jagung atau sumber energi yang lain, oleh Asam phytat merupakan zat anti nutrisi
karena itu bekatul diberikan dalam jumlah yang mampu berikatan dengan protein
yang terbatas tergantung pada jenis dan mineral seperti Ca, P, Fe, Zn, dan
ternaknya. Komponen utama dari bekatul Mg. Asam phytat di bekatul sulit larut di
adalah karbohidrat yaitu sekitar 40 air dan tahan panas, sebab itu bekatul
49%, karena bekatul tersusun dari sulit dicerna (Sobri, 2009).
endosperm. Selanjutnya dilaporkan Daya cerna serat kasar pada unggas
bahwa ditinjau dari komposisinya , dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
bekatul merupakan makanan yang lain kadar serat dalam pakan, komposisi
mempunyai nilai kalori tinggi, dengan penyusun serat kasar dan aktifitas
monosakarida penyusun karbohidrat mikroorganisme. Menurut Rasyaf (1994)
berupa glukosa, galaktosa, xylosa, dan kebutuhan serat kasar untuk ayam
128
dapat dicerna dengan baik ketika berada dipotong dan dianalisa pH, viskositas
di dalam usus halus sementara itu digesta usus, aktifitas enzim proteolitik,
pencatatan konsumsi pakan oleh peternak dan ditimbang berat organ dalamnya.
unggas juga ditunjukkan untuk Analisa pH, Viskositas, dan Aktivitas
mengetahui perubahan - perubahan enzim Proteolitik dari usus ayam
dalam hal kesehatan dan produktivitas pedaging dilakukan di Laboratorium
(Fadilah et. al., 2007). Biokimia Universitas Muhammadiyah
Penelitian menggunakan bekatul Malang. Sedangkan analisa proksimat
fermentasi Aspergillus niger dalam pakan pakan dilakukan di Laboratorium Nutrisi
unggas perlu dilakukan untuk mengetahui dan Makanan Ternak Fakultas
hingga seberapa besar bekatul fermentasi Peternakan Universitas Muhammadiyah
dapat digunakan untuk ayam pedaging Malang.
agar tidak mengganggu kecernaan nutrisi b. Aspergillus Niger
dengan cara mengetahui bagaimana
pengaruhnya terhadap karakteristik usus Aspergillus niger yang akan digunakan ke
dan berat organ dalam ayam pedaging. dalam bekatul fermentasi diperoleh dari
Laboratrorium Kedokteran Fakultas
Materi dan Metode Kedokteran Universitas Muhammadyah
a. Materi penelitian Malang.
Monoliales dan kelas Fungi imperfecti. pankreas. Produksi dan aktivitas enzim
Aspergillus Niger dapat tumbuh dengan protease dipengaruhi oleh asupan dan
cepat, antaranya digunakan secara kualitas nutrisi yang baik oleh bekatul
komersial dalam produksi asam sitrat, yang difermentasi menggunakan
asam glukonat dan pembuatan berapa Aspergillus niger, terutama asam amino
enzim seperti amilase, pektinase, (protein). Aktivitas enzim saluran
amiloglukosidase, dan sellulase. Aspergillus pencernaan mempunyai pengaruh kuat
niger dapat tumbuh pada suhu 35-37C terhadap penggunaan nutrisi yang pada
(optimum), 6-8C (minimum), 45-47C akhirnya menentukan produktivitas.
(maksimum) dan memerlukan oksigen Pengolahan bekatul melalui fermentasi
yang cukup (aerobik). Aspergillus niger Aspergilusnigermeningkatkan kadar protein,
memiliki hifa berwarna putih atau kuning sehingga meningkatnya aktivitas enzim p
dengan lapisan konidiospora tebal rotease merupakan indikasdari efektivitas
berwarna coklat gelap sampai hitam. penggunaan nutrisi (protein) yang juga
Kepala konidia berwarna hitam, bulat, meningkat. Protein merupakan molekul
cenderung memisah menjadi bagian- kompleks yang terdiri dari asam amino
bagian yang lebih longgar dengan esensial dan non esensial.
bertambahnya umur. Konidiospora Protein adalah nutrisi yang sangat
memiliki dinding yang halus, hialin tetapi dibutuhkan untuk perbaikan jaringan
juga berwarna coklat (Pelczar dan Chan, tubuh yang rusak, pemeliharaan protein
1986 ). tubuh untuk pertumbuhan, materi untuk
Berbagai mikroorganisme baik pembentukan enzim dan beberapa jenis
khamir, bakteri, dan kapang dapat hormon, dan juga sebagai sumber
menghasilkan enzim protease dan lipase, energi (NRC, 1994), maka dilakukan pros
bahkan beberapa antaranya sudah es fermentasi supaya dapat meningkatkan
dikomersialkan contohnya Aspergillus nutrisi pada pakan melalui biosintesis
niger. Fermentasi oleh Aspergillus niger juga vitamin, asam amino esensial dan protein
menyebabkan perubahan pada dengan meningkatkan kualitas protein
kandungan serat kasar (SK) pada bekatul dan pencernaan. Selain itu, fermentasi
akibat pengaruh intensitas pertumbuhan juga dapat meningkatkan ketersediaan
miselia kapang Kemampuan memecah mikronutrien dan membantu
SK tersebut diperlukan untuk memenuhi mendegradasi faktor antinutrisi
kebutuhan energi dan kehilangan bahan (Achinewhu et. al., 1998).
kering (BK) selama fermentasi sehingga Hasil penelitian ini sejalan dengan
terjadi peningkatan SK pada bekatul. hasil penelitian Mboro (tim penelitian)
Penggunaan mikroorganisme sebagai yang melaporkan bahwa dengan semakin
mesin penghasil enzim selulase sangat meningkatnya penggunaan bekatul
menguntungkan karena selain mudah fermentasi Aspergillus niger ternyata
dibiakkan, mikroorganisme mempunyai meningkatkan kecernaan protein di dalam
kecepatan tumbuh yang tinggi dan mudah usus walaupun secara keseluruhan
dikontrol pertumbuhannya (Reed, 1975). peningkatan ini tidak berpengaruh nyata
Peningkatan aktivitas enzim protease (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
dapat juga dipengaruhi oleh jumlah adanya Aspergillus niger ternyata mampu
konsumsi sesuai dengan kebutuhan setiap meningkatkan kecernaan protein bahan-
hari, Perubahan jenis atau jumlah ransum bahan pakan yang masuk ke dalam tubuh
menimbulkan adanya usaha pengaturan ayam pedaging.
aktivitas enzim dalam jaringan dan
134
Suprijatna et. al. (2005) juga Aspergillus niger tidak berpengaruh pada
menjelaskan bahwa empedu penting berat pankreas ayam pedaging. Hal ini
dalam proses penyerapan lemak pakan menunjukkan bahwa penggunaan bekatul
dan ekskresi limbah produksi, seperti terfermentasi Aspergillus niger dalam pakan
kolesterol dan hasil sampingan degradasi sampai level 15% tidak menstimulir
hemoglobin. Keadaan ini juga fungsi pankreas, walaupun ada variasi
mempengaruhi fungsi hati dalam dalam kandungan zat makanan dalam
mengemulsi lemak dengan mensekresikan masing-masing pakan perlakuan.
empedu.
Kesimpulan
b. Pengaruh perlakuan terhadap berat pankreas
Dari hasil penelitian ini diambil
Pankreas terletak diantara duodenal loop kesimpulan bahwa :
pada usus halus. Pankreas merupakan a. Penggunaan bekatul fermentasi
suatu kelenjar yang fungsinya sebagai Aspergillus Niger dalam bahan
kelenjar endokrin maupun kelenjar pakan mampu memperbaiki
eksokrin. Sebagai kelenjar endokrin, karakteristik usus yaitu menurunkan
pankreas berfungsi mensekresikan pH dan viskositas usus dan
hormon insulin dan glukagen, dan sebagai menaikkan aktivitas enzim proteolitik
kelenjar eksokrin, pankreas ayam pedaging.
mensekresikan cairan yang diperlukan b. Penggunaan bekatul fermentasi
dalam proses pencernaan di usus halus, Aspergillus Niger dalam bahan
yaitu pancreatic juice, selanjutnya mengalir pakan tidak memberikan pengaruh
pada duodenum melalui saluran pankreas terhadap berat organ dalam (Hati,
(pancreatic duct) (Suprijatna et al., 2005). Empedu, dan Pankreas) pada ayam
Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat pedaging.
bahwa berat pankreas pada perlakuan P1 c. Perlakuan P3 yaitu penggunaan 15%
yaitu (41.095 gr/ekor), yang merupakan bekatul fermentasi Aspergillus niger
paling tinggi dari perlakuan lain. Berat memberikan hasil terbaik terhadap
pankreas yang sangat rendah berturut- karakteristik usus.
turut perlakuan P0 (2.8330.983 g/ekor),
P2 (31.549 gr/ekor) dan, P3 (31.549 Daftar Pustaka
gr/ekor).
Hasil penelitian ini sesuai dengan Achinewhu, S.C., Barber, L.I., Ijeoma, I.O.
hasil penelitian Kase (tim penelitian) yang 1998. Physicochemical properties and
garification (gari yield) of selected
menunjukkan bahwa konsumsi pakan
cassava cultivars in Rivers State. Nigeria.
semakin menurun mulai dari P0 hingga Plant Food Hum Nut. 52 :133-140.
P3. Hal serupa juga dengan hasil Anggorodi, R. 1995. Kemajuan Mutakhir
penelitian ini dimana hasil analisis statistik dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas.
ragam menunjukkan bahwa penggunaan PT. Gramedia. Jakarta.
bekatul fermentasi Aspergilus niger dalam Pusbangtepa/FTDC. IPB. Bogor.
ransum memberikan pengaruh yang Anonymous. 2010. Fermentasi. http : jajo66.
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata files. wordpress. com/ 2008/ 03/ 06
(P>0.05) terhadap kecernaan protein fermentasi.pdf .[13 januari 2011].
kasar ransum (hasil penelitian Mboro, Choct, M. and A. Kocher. 2000. Non-Starch
Tim penelitian) Carbohydrates: Digestion and Its
Secondary Effects in Monogastrics.
Hasil penelitian menunjukkan
Proceeding on The Nutrition Socisety of
bahwa penggunaan bekatul terfermentasi Australia (2000) 24.
136
Damodaran, S. and Paraf, A. 1997. Food niger sebagai Bahan Pakan Alternatif.
Protein and Theair Application. Marcel Tesis. Program Pascasarjana Universitas
Dekker, Inc. New York. Barwijaya, Malang.
Eric, L. 2007. Konsep Detoks. Pelczar, M.J., dan Chan, E.C.S. 1986. Dasar-
http://www.detokshop.blogspot.com/ dasar Mikrobiologi. Penerjemah : R.S.
organ Dalam. Diakses tanggal 17 Mei Hadioetomo, et. al. UI Press. Jakarta.
2007. Piet, C., Montagne, L., and Lalles, J. P. 2005.
Fadilah, R., Polana, A., Alam, S. dan Increasing Digesta Viscocity Using
Purwanto, E. 2007. Sukses Beternak Carboxymethylcellulose in Weaned
Ayam Pedaging. Agromedia. Jakarta. Piglets Stimulates Ileal Goblet Cell
Fennema, 1996. Food chemistry, 3th. Marcel Number and Maturation. The American
Dekker, Inc. New York. Society for nutrition Sciences. America.
Fitasari, E. 2009. Pengaruh Penggunaan Prambudi, E. 2007 Animal nutrition
Probiotik dan Enzim Papain dalam Indonesia http : // article 34. Blogspot.
Pakan terhadap Karakteristik dan Com /2007/03/animal nutrition-iv-
Mikroflora Usus, serta Penampilan dedak.html. Diakses tanggal 05 april
Produksi Ayam Pedaging. Program 2011.
Pascasarjana Universitas Brawijaya Rasyaf, M. 1994. Bahan Makanan Unggas di
Malang. Thesis. Universitas Brawijaya. Indonesia. Cetakan Ketiga. Kanisius.
Malang Yogyakarta.
Gauthier, R. 2007. The Use of Protected Reed, G. 1975. Enzymes in Food Processing.
Organic Acids (Galliacid) and a Academic Press New York. p. 88 - 92.
Protease Enzyme (Poultrygrow 250) in Sarwono. 2006. Beternak Ayam Buras.
Poultry. Jefo Nutrition nc. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hardini. 2010. The nutrient evaluation of Sobri. 2009. Bekatul Fermentasi Genjot
fermented rice bran as poltry feed. Bobot Ayam. http://www.trubus-
International Journal of Poultry Science online.co.id/mod.php?mod=publisher&
9 (2): 152-154, 2010ISSN 1682-8356. op=viewarticle&cid=8&artid=2039.
The Agricultural Technology Assessment Diakses tanggal 03 maret 2010.
Institute. East Java, Malang. Indonesia. Sujono. 2001. Bekatul Fermentasi Genjot
Hidanah, S., Setyono, H., Nazar, D.S., Bobot Ayam http://www.trubus- online
Lokapirnasari, W.P. dan Pratisto. 2009. .co.id/mod.php?mod=publisher&op=vi
Potensi Limbah Kulit Ari Kedelai yang di ewarticle&cid=8&artid=2039. Tanggal
proses secara Kimiawi dan Fermentasi Akses 12 februari 2011.
untuk Peningkatan Performans Ayam Suprijatna, E., Atmomarsono, U., dan
Pedaging. Fakultas Kedokteran Hewan Kartasudjana, R. 2005. Ilmu Dasar
Universitas Airlangga. Surabaya. Ternak Unggas. Penebar
Ichwan, W. M. W. 2005. Membuat Pakan Swadaya. Jakarta.
Ayam Ras Pedaging. Cetakan Kedua. Wahyu, J. 2003. Ilmu Nutrisi Unggas.
Agromedia Pustaka. Jakarta. Cetakan Keempat. Gajah Mada
Lastioro. 2001. Bekatul Fermentasi Genjot University Press. Yogyakarta.
Bobot Ayam Sumber: http://www.trubu Whittow, G. 2000. Strurkies Avian
sonline.co.id/mod.php?mod=publisher& Physiology. Fifth edition. Academic
op=viewarticle&cid=8&artid=2039. Press USA.
Diakses tanggal 10 september 2009. Yitnosumarto, S., 1993., Percobaan
National Research Council (NRC). 1994. Perancangan, Analisis, dan
Nutrient requirements of poultry. 9th ed. Interprestasinya. Penerbit PT Gramedia
Washington, D.C. National Academy Utama. Jakarta.
Press.
Nurhayati. 2005. Evaluasi Nutrisi Campuran
Bungkil Inti Sawit dan Onggok yang
Difermentasi Menggunakan Aspergillus